Anda di halaman 1dari 25

GIZI DAN AKTIVITAS FISIK

REMAJA
KELOMPOK 4
ANGGOTA :
1. Nabila Alleyda Said I1A019004
2. Indria Ningsih I1A019018
3. Rahma Syifa Salsabila I1A019081
4. Jogita Cendrawani Silitonga I1A019103
5. Diah Ayu Cahyaningwulan I1A019116
Kasus Desi
Desi, gadis usia 21 tahun yang akan menikah 4 bulan lagi dengan pacar yang ia cintai. Namun Desi
ingin memberikan surpise pada pacarnya yang hanya bisa ia temui satu kali dalam 3 bulan yaitu ia ingin
menjadi kurus karena ia merasa akan lebih cantik serta akan jadi pasangan paling ideal jika ia kurus. Desi
memiliki BMI 29 dan sang pacar 22. Obsesi yang sangat besar sehingga Desi menjalani diet ketat dan
olahraga. Tiga bulan berlalu dan sang pacarpun bertemu Desi untuk mempersiapkan pakaian nikah. Saat
bertemu, alangkah terkejutnya sang pacar karena ia dapati bahwa Desi sangat kurus, tulang pipi, bibir
tipis yang pucat, mata ceking dengan pandangan sayu. Sang pacar pun mengajak Desi ke rumah Bidan
untuk memeriksakan diri Desi.
Bidan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan Haemoglobin. Bidan
menyimpulkan bahwa Desi memiliki status gizi kurang dan anemia. Bidan menyarankan agar Desi
menghentikan dietnya dan tetap mengkonsumsi makanan bergizi, memperhatikan kebutuhan kalori yang
harus dipenuhinya dan istirahat yang cukup. Bidan menjelaskan kebutuhan makronutrien dan
mikronutrien seorang remaja dan pra konsepsi. Menurut bidan, remaja dan prakonsepsi masih dalam
masa pertumbuhan, banyak aktivitas dan persiapan berkeluarga.
Pengertian
● Masa remaja adalah salah satu fase yang penting dari proses pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Kondisi seseorang pada masa dewasa banyak
ditentukan oleh keadaan gizi dan kesehatan pada masa remaja. Oleh karena
itu status gizi dan kesehatan merupakan faktor penentu kualitas remaja.
Dengan status gizi dan kesehatan yang optimal pertumbuhan dan
perkembangan remaja menjadi lebih sempurna.
● Masa prakonsepsi bisa dikaitkan dengan masa pranikah karena setelah
menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi.Masa prakonsepsi
sendiri merupakan masa sebelum kehamilan dengan periode 3 bulan hingga
1 tahun sebelum konsepsi (Susilowati & Kuspriyanto, 2016).
Permasalahan yang dialami oleh Desi, factor risiko dan dampaknya!

Dengan adanya kasus Desi melakukan diet ketat, timbul pemahaman gizi yang keliru,
karena jika akan mengurangkan berat badan bukan melakukan diet yang ketat tidak boleh
makan dan melakukan aktivitas berlebih. Diet yang sehat itu dengan cara mengatur pola makan,
olahraga secara rutin tidak terforsir, makan buah buahan dan sayuran Maka dari itu faktor resiko
yang didapatkan pada kasus Desi antara lain :

● Adanya body image yang negative dari para remaja salah satunya pada kasus desi
● Terjadinya kekurangan energy pada tubuh dikarenakan gizi yang kurang
● Berkurangnya protein dalam tubuh
● Timbulnya berbagai macam penyakit
Dampak yang didapatkan pada kasus Desi antara lain :

● Tubuh terlihat tidak segar karena melakukan diet yang ketat.


● Pada penyakit anemia yang diderita Desi jika dibiarkan akan berakibat pada
kematian.
● Kekurangan gizi dapat mengakibatkan daya tahan dalam tubuh menurun,
terhambatnya pertumbuhan organ reproduksi wanita sehingga bisa menimbulakn
haid yang tidak lancar dan menimbulkan lamanya proses pembuahan.
Peran gizi pada remaja dan prakonsepsi

Maka dari itu peran gizi pada remaja dan prakonsepsi yaitu :

● Memberikan candangan dalam tubuh agar tidak mudah sakit


● Mencegah serangan berbagai penyakit yang bisa disebabkan oleh makanan seperti
penyakit kardiovaskular,diabetes, osteoporosis.dan kanker.
● Dengan gizi yang seimbang maka perkembangan masa tulang, lemak tubuh,tinggi
badan,berat badan hingga organ reproduksi akan berkembang dan tumbuh.
● Mengoptimalkan fungsi alat alat reproduksi
● Dengan adanya gizi melalui pola makan yang teratur juga bisa mencegah adanya
kemandulan
Kebutuhan gizi pada remaja dan prakonsepsi
Kebutuhan gizi pada remaja :
● Kebutuhan Energi
Energi sangat dibutuhkan oleh remaja untuk mendukung aktifitas sehari-hari
sertadibutuhkan untuk proses matabolisme tubuh .
● Kebutuhan Protein
Protein tidak hanya digunakan untuk proses pertumbuhan pada remaja, akan tetapi
cadangan energi jika asupan energi terbatas atau kurang.
● Kebutuhan Fe/Zat Besi.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan
darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Fe lebih baik dikonsumsi bersama
dengan vitamin C,karena akan lebih mudah terabsorsi
Kebutuhan gizi pada masa prakonsepsi :
Secara umum terdapat pesan khusus kebutuhan gizi seimbang yang perlu
diperhatikan bagi calon pengantin adalah mengonsumsi aneka ragam makanan untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Hal tersebut meliputi konsumsi zat gizi makro dan
mikro (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) yang akan digunakan sebagai
proses pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan volume darah dan peningkatan
hemoglobin dalam darah yang berguna untuk mencegah anemia yang disebabkan
karena kehilangan zat besi selama proses menstruasi (Kemenkes, 2014).
Parameter status gizi pada remaja dan pra konsepsi
Komponen-komponen dari penilaian status nutrisi pada individu umumnya :
1. Penilaian klinis
Penilaian klinis terdiri dari pemeriksaan fisik untuk mendeteksi tanda dan gejala suatu
penyakit dan riwayat kesehatan.
2. Pengukuran antropometri , bisa dilakukan dengan menggunakan :
● Tinggi Badan
● Indeks Massa Tubuh/IMT

3. Pemeriksaan laboratorium
Untuk mendeteksi status defisiensi yang bersifat sub klinis. Pemeriksaan biokimia yang umum
dan sederhana dilakukan yaitu pengukuran kadar serum albumin, hemoglobin, hematocrit,
serta kolesterol serum.
Permasalahan malnutrisi pada remaja dan pra konsepsi
a. Obesitas
Obesitas pada remaja berisiko menjadi obesitas pada saat usia dewasa dan berpotensi dapat
menyebabkan penyakit kardiovaskuler dan metabolik.

b. Anemia

Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada perempuan.
Zat besi diperlukan untuk membentuk sel- sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke
seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.Remaja perempuan membutuhkan lebih
banyak zat besi daripada laki-laki..

c. Kurang Energi Kronis

Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olah
raga atau aktivitas fisik.
Pengaruh malnutrisi pada kesehatan reproduksi remaja dan prakonsepsi
Pengaruh malnutrisi pada kesehatan reproduksi

Melakukan perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang dilakukan desi yaitu diet ketat
akan menyebab kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi
kronis, kurang energi protein dan dapat terjadi anemia. Pemenuhan gizi yang seimbang
sangat penting untuk kesehatan reproduksi.(Armayanti and Kusuma Negara, 2019).

Prakonsepsi

Ibu hamil yang mengalami KEK beresiko mengalami pertumbuhan janin terhambat, dan bayi
yang dilahirkan akan mengalami BBLR. Asupan gizi yang cukup dan status gizi yang baik dari
ibu penting untuk perkembangan optimal janin. Diet bervariasi sehat penting sebelum
pembuahan dan selama kehamilan (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).
Pengaruh perilaku remaja dan prakonsepsi terhadap kecukupan gizi

Di bandingkan segmen usia yang lain, diet yang tidak adekuat adalah masalah yang paling
umum di alami oleh remaja putri. Kekurangan gizi selama remaja dapat di sebabkan oleh
bermacam-macam. Berikut ini merupakan beberapa perilaku spesifik yang umumnya
dipercaya menyebabkan masalah gizi pada remaja adalah :

- Melewatkan waktu makan satu kali atau lebih setiap hari


- Pemilihan makanan selingan yang kurang tepat
- Kurangnya supevisi dalam memilih makanan di luar rumah
- Takut mengalami obesitas, khususnya pada remaja putri
- Perhatian terhadap makanan tertentu yang menyebabkan jerawat
- Mulai mengkonsumsi alkohol
- Makanan siap saji
Promosi dan pelayanan kesehatan tentang nutrisi pada remaja
dan pra konsepsi

● Promosi yang dilakukan oleh kemenkes yaitu melalui program


dari Kemenkes adalah melalui peningkatan sasaran Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) untuk remaja, pemberian Tablet
Tambah Darah/suplemen bagi seluruh remaja.
KASUS KELOMPOK TOPIK 4

Kasus Gizi dan Aktivitas Fisik Remaja di Masa


Pandemi
Pengertian
Status gizi merupakan kondisi dimana tubuh seseorang sehat atau pun tidak yang
dapat dilihat secara penilaian antropometri, biokimia, fisik, dan riwayat makan.
Pandemi Covid-19 yang disebabkan SARS-CoV-2 mengakibatkan ancaman bagi
masyarakat dalam hal kesehatan, ekonomi, dan gaya hidup. Aktivitas fisik rendah
selama pandemi akibat dari karantina berkelanjutan dan pembatasan sosial akan
menyebabkan penurunan kemampuan sistem organ untuk melawan infeksi virus,
selain itu keadaaan asupan berlebih dan aktivitas kurang akan menyebabkan obesitas.
Masalah kesehatan fisik dan mental menjadi perhatian khusus terutama pada
anak-anak dan remaja. Perilaku gaya hidup, seperti aktivitas fisik dan perilaku
sendentary berdampak drastis karena penutupan sekolah dan pembatasan sosial
selama pandemi COVID-19. Aktivitas fisik rendah di kalangan remaja dapat
meningkatkan risiko berat badan berlebih.
Apa yang terjadi pada remaja tersebut ?
Pada masa pandemic covid-19 status gizi dan aktivitas fisik pada remaja sangat perlu
untuk diperhatikan, karna pada remaja di masa pandemic ini terdapat kejadian penurunan
aktivitas fisik yang bisa mengkibatkan kemalasan pada remaja , aktivitas fisik menurun
yang dipadukan dengan asupan makanan yang banyak akan mengakibatkan obesitas,dan
aktivitas fisik yang menurun bisa mengakibatkan tubuh menjadi tidak sehat dan gampang
terkena penyakit. Sedangkan status gizi pada remaja di masa pandemic remaja dituntut
untuk mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan pola hidup dan perilaku baru dalam
menerapkan gaya hidupnya. Gaya hidup yang baru tentunya berkaitan dengan usaha
remaja yang dilakukan agar remaja tetap hidup sehat dimanapun dengan segala
aktivitasnya
Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Sebagian besar remaja menggunakan waktu luang untuk kegiatan tidak aktif, meliputi
mengkonsumsi makanan olahan yang dapat menyebabkan perubahan gaya hidup.
Perbaikan gizi pada remaja melalui intervensi gizi spesifik dengan cara pendidikan gizi,
fortifikasi dan suplementasi serta penanganan penyakit penyerta perlu dilakukan untuk
meningkatkan status gizi remaja, memutus rantai inter-generasi masalah gizi, masalah
penyakit tidak menular dan kemiskinan.
Apa dampak dari kejadian tersebut?

Berdasarkan data WHO (2015) lebih dari 1,9 milyar orang dewasa yang berusia >18
tahun mengalami gizi lebih. Masalah gizi lebih juga menimbulkan berbagai penyakit
degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi, gangguan muskuloskeletal
terutama pada penyakit kanker endometrium dan payudara.
Apa dan siapa saja yang berperan dalam terjadinya kasus tersebut?

Teman sebaya berperan dalam pemilihan makanan tidak sehat yang mengakibatkan
terjadinya gangguan makan. Dari hal tersebut, dapat memunculkan tekanan dari
teman sebaya yang bersifat negatif, seperti pengaruh kelompok dan penerimaan diri
di dalam lingkungan menjadi lebih utama bagi remaja.
Bagaimana cara mencegah agar kasus tidak terjadi lagi?
● Melakukan diet yang sehat dan seimbang. Makanan bervariasi termasuk
sayur dan buah, roti, nasi, kentang atau yang mengandung tepung, susu,
daging, ikan, telur, kacang-kacangan.
● Cara lain, dengan menambah sasaran program pada usia pranikah
sehingga bila pengetahuan tentang gizi kurang, maka upaya pencegahan
yang dimiliki oleh para remaja diharapkan nantinya pada saat berumah
tangga akan lebih efektif dalam upaya pencegahan di masa reproduksi.
Bagaimana upaya penanganan yang dapat dilakukan?
● Perubahan Pola Makan
● Pemberian suplemen vitamin dan mineral
● Pemantauan status gizi yang dilakukan orang tua pada
remaja terkait
● Melakukan pemeriksaan ke dokter atau ahli gizi secara
berkala
Jika kamu menjadi remaja tersebut, apa yang akan kamu lakukan?
Mengapa?
Yang saya lakukan adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang merupakan kekuatan
pertahanan tubuh melawan bakteri, virus dan organisme penyakit yang mungkin kita sentuh,
konsumsi dan hirup setiap hari. Meningkatkan daya tahan tubuh adalah salah satu kunci agar
tidak tertular virus Covid-19. Untuk itu maka ada hal hal yang dapat meningkatkan gizi dan
aktivitas fisik di masa pandemi yaitu :
● Makan makanan bergizi seimbang seperti makanan pokok yang kaya karbohidrat seperti
nasi, jagung, kentang dan umbi-umbian
● Lauk pauk yang merupakan sumber protein seperti : daging, ikan, ayam, telur, tahu, tempe
dan lainnya
● Sayuran dan buah yang merupakan sumber vitamin, mineral dan serat.
● Selain itu perlu dilakukannya aktifitas fisik berupa rutin olahraga, berolahraga dapat
meningkatkan kekebalan tubuh dan sistem metabolisme.rutin olahraga, istirahat cukup,
mengurangi waktu mendengarkan berita mengenai covid dan tetap menjalin silaturami
online.
Identifikasi program, kegiatan, pelayanan, dan kebijakan atau peraturan
perundangan yang berkaitan dengan kasus yang dialami remaja tersebut!

❖ Undang-undang Republik Indonesia NO. 36 tahun 2009 tentang kesehatan Bab VIII
yang berisi tentang gizi pasal 141
❖ Memberikan informasi dan edukasi mengenai gizi pada remaja di masa darurat
pandemi COVID-19
❖ Kebijakan meningkatkan kampanye, advokasi dan komunikasi perubahan perilaku
untuk perbaikan gizi
Kesimpulan

Pandemi Covid-19 yang disebabkan SARS-CoV-2 mengakibatkan ancaman bagi masyarakat dalam
hal kesehatan, ekonomi, dan gaya hidup. Aktivitas fisik rendah selama pandemi akibat dari
karantina berkelanjutan dan pembatasan sosial akan menyebabkan penurunan kemampuan
sistem organ untuk melawan infeksi virus, selain itu keadaaan asupan berlebih dan aktivitas
kurang akan menyebabkan obesitas. Dampak Pandemi COVID-19 membuat perubahan kebiasaan
aktivitas fisik pada remaja. Aktivitas fisik merupakan aktivitas yang dilakukan remaja dalam
kegiatan sehari hari baik kategori aktivitas ringan, aktivitas sedang, dan berat. Aktivitas fisik yang
kurang selama pandemi dapat mengakibatkan status gizi berlebih. Aktivitas fisik pada remaja
sangat diperlukan untuk menjaga berat badan normal selama pandemi COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai