DISUSUN OLEH :
JURUSAN : S1 GIZI
Puji serta syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah – Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas “MAKALAH HIDANGAN KHUSUS
KEAGAMAAN” tepat pada waktunya .
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi
Kuliner. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “HIDANGAN
KHUSUS KEAGAMAAN” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hasriany Arifin, SKM, M.Kes . selaku dosen
mata kuliah Gizi Kuliner yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga dapat menambah
wawasan sesuai bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
PENULIS
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................4
C. TUJUAN :............................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................13
A. KESIMPULAN.................................................................................................................13
B. SARAN...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makan merupakan kebutuhan paling dasar dan utama bagi setiap makhluk hidup
yang sifatnya naluriah, tetapi jenis makanan apa yang layak dan tidak layak dimakan,
cara mengolah, menyajikan, fungsi dan perilaku makannya adalah termasuk dalam
lingkup kebudayaan. Setiap hari manusia melakukan kegiatan makan dengan tujuan
untuk menguatkan tubuh, menjaga kesehatan, untuk kepentingan metabolisme tubuh, atau
hanya sekadar untuk menyenangkan perut. Sedangkan, sebagai konsep budaya,
adakalanya suatu makanan tidak dapat dikonsumsi oleh manusia karena latar belakang
budaya masyarakat, seperti pandangan tradisional suatu adat-istiadat, pandangan hidup
maupun agama.
Hidangan kesempatan berbeda dengan hidangan yang disajikan dengan hidangan
rutinitas, berikut ciri-ciri dari hidangan kesempatan khusus : Hidangan yang disajikan
cenderung dipengaruhi oleh adat atau dari mana acara tersebut diadakan Bumbu bahan
yang digunakan merupakan racikan khusus Mengandung filosofi sesuai adat yang ada
pada acara tersebut . Diadakan paling tidak sekali dalam setahunDalam suatu hidangan
memiliki ciri-ciri tersendiri
B. RUMUSAN MASALAH :
C. TUJUAN :
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kesempatan khusus adalah kesempatan yang diluar biasanya / diluar acara rutin
sehari–hari. Dapat diartikan Hidangan yang disajikan hanya dalam kesempatan khusus
atau waktu tertentu atau hidangan yang disajikan pada kesempatan yang diluar
biasanya/diluar acara rutin sehari-hari.
Hidangan Kesempatan Khusus Untuk Acara Keagamaan adalah hidangan yang
disajikan secara khusus untuk memperingati acara keagamaan. Jika hidangan tersebut
disajikan secara harian, maka kurang memberikan makna.
1. Hari Khusus Keagamaan Islam
a. Hari Raya Idul Fitri
Hidangan khas hari raya idul fitri :
Ketupat opor lengkap terdiri dari ketupat, opor, telur pindang, sambal
goreng kreni, kerupuk udang.
Menurut H.J. de Graaf, ketupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam
pada masa pemerintahan Demak yang dipimpin Raden Patah awal abad ke15.
5
De Graaf menduga kulit ketupat yang terbuat dari janur berfungsi untuk
menunjukkan identitas budaya pesisiran yang ditumbuhi banyak pohon
kelapa. Warna kuning pada janur dimaknai oleh de Graff sebagai upaya
masyarakat pesisir Jawa untuk membedakan warna hijau dari Timur Tengah
dan merah dari Asia Timur.
Menurut Slamet Mulyono dalam Kamus Pepak Basa Jawa, kata ketupat
berasal dari kupat. Parafrase kupat adalah ngaku lepat : mengaku
bersalah.Janur atau daun kelapa yang membungkus ketupat merupakan
kependekan dari kata “jatining nur ” yang bisa diartikan hati nurani.
Secarafilosofis beras yang dimasukan dalam anyaman ketupat
menggambarkan nafsuduniawi. Dengan demikian bentuk ketupat
melambangkan nafsu dunia yangdibungkus dengan hati nurani.
6
Bakso sapi
Terik sapi
Olahan lain yang sifatnya lebih tahan lama, yaitu dibuat menjadi sosis,kornet,
nugget, bakso, abon,dll.
c. Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah bagi umat muslim
diseluruh dunia, mereka melaksanakan perintah Allah SWT untuk berpuasa
selama satu bulan.
Hidangan khas bulan Ramadhan :
Kurma
Kolak pisang
Aneka es (es cendol, es campur, es teh tubruk, es timun suri, es buah, es
pisang ijo, dll)
Aneka olahan bubur manis
Kicak khas Yogyakarta (terbuat dari dari campuran beras ketan kukus
yangtelah ditumbuk halus menjadi jadah, kemudian dicampur dengan
parutankelapa, gula, garam, daun pandan, serta irisan buah nangka)
Es kopi luwak khas lampung barat
Pakat khas tapanuli
Bongko kopyor khas gresik
Sate susu khas denpasar.
7
Entil merupakan makanan tradisional masyarakat desa Wongaya Gede yang
dibuat khusus pada hari raya Nyepi. Makanan ini sejenis ketupat yang dibuat dari
beras kemudian dibungkus daun lalu diikat dengan bambu. Proses perebusan yang
semakin lama membuat rasanya akan semakin nikmat dan dapat bertahan lama.
Pada zaman dahulu Entil menjadi menu utama hari raya Nyepi karena padahari
raya Nyepi tidak diperbolehkan menyalakan api.
Nasi Tepeng
Makanan tradisional khas Gianyar Bali ini memiliki rasa yang pedas dengan
bumbu aneka rempah pilihan yang dimasak menjadi satu. Masakan ini
berisisayuran seperti kacang panjang, kacang merah, nangka muda, terong, dan
daun kelor serta tambahan kelapa parut diatasnya. Nasi Tepeng disajikan dengan
menggunakan daun pisang.
Pulung Nyepi
Hidangan khas kelurahan Sukasada ini merupakan salah satu jajanan yang dipakai
dalam tradisi umat Hindu dalam memperingati hari raya Pengerupukan yaitu satu
hari sebelum hari raya Nyepi. Bahannya terbuat dari tepung beras yangdicampur
dengan tepung kanji lalu dikukus, diuleni, dibentuk, kemudian direbus hingga
matang, dan disajikan dengan parutan kelapa muda diatasnya.
Lawar
Makanan ini terbuat dari campuran sayuran dan daging cincang yang diberi
bumbu khas Bali. Penamaan Lawar sendiri tergantung dari jenis bahan
yangdigunakan. Jika menggunakan sayuran dari nangka muda maka namanya
menjadiLawar Nangka, begitu pula dengan bahan lainnya.
Ayam Betutu
Ayam Betutu merupakan makanan yang sering kali dijadikan sajian untuk
acarasesembahan saat Upacara keagamaan umat Hindu. Ayam Betutu diolah
dengan cara dipanggang dalam api sekam.
Cerorot
Cerorot memiliki bentuk yang memanjang seperti kerucut dan dibentuk dari
cetakan kulit ental. Adonan yang telah diuleni kemudian dimasukkan kedalam
cetakan dan dikukus hingga matang.
8
JAJA APEM
Jajanan ini dibuat dari tepung beras yang difermentasi dengan tape singkong
danair kelapa. Kemudian dicetak pada daun pisang yang dibuat kerucut lalu
dikukus hingga matang.
Sambal dan Jukut Undis
Undis adalah salah satu sayuran khas Bali yang berbentuk seperti kacang polong.
Di Bali, Undis biasanya diolah menjadi sambel atau sayuran berkuah.
Undisdimasak dengan berbagai rempah, cabai, dan juga terasi, sehingga kuah
yang dihasilkan olahan undis berwarna agak gelap.
Sate Lilit Tengiri
Ikan tenggiri yang dicampurkan dengan berbagai macam rempah yang
ditempelkan pada tusuk sate.
Ayam Rica
9
RicaMakanan yang dominan dengan rasa pedas ini merupakan makanan
khasManado, Sulawesi Utara. Dalam bahasa Manado, rica-rica sendiri
artinya"pedas" atau "cabai".
Kue Lampet/Lapet
Lampet atau sering ditulis Lapet adalah jajanan tradisional Batak dari Tapanuli,Su
matera Utara. Lampet biasanya berbentuk seperti piramida dan dibungkus
dengan daun pisang.
Kue Bagia/ Bagea
Kue berwarna coklat dan berbentuk bulat ini berasal dari NTT. Bagea terbuatdari
sagu.
Ikan Kuah Kuning (Ambon)
Makanan yang berbahan dasar ikan tuna atau ikan mubara ini menjadi makanan
wajib di Ambon saat perayaan natal. Makanan ini biasanya dapadukan dengan
papeda.
Kue Poporcis (Poffertjes) (Ambon)
Kue ini biasa disantap sebagai sarapan saat Natal. Rasanya mirip pancake, dan
memiliki campuran gula pasir. Kue ini diadaptasi dari Belanda, yaitu
Poffertjes.Kue ini biasanya terbuat dari labu kuning dengan tepung terigu. Agar
tampillebih cantik, gula halus ditaburkan di atas kue.
Tuturuga (Ambon)
Tuturuga adalah makanan khas dari daging Penyu atau hewan sejenis kura
kurayang dimasak seperti kari dengan tingkat cita rasa sangat pedas.
10
Selain dapat menambah stamina dan energi, telur yang direbus dengan
tehdipercaya sebagai simbol kesuburan
11
Buah lain yang juga wajib ada ketika Imlek adalah pisang raja. Maknanya tidak
jauh berbeda dari jeruk, yaitu kemakmuran dan kekayaan.
12 macam masakan dan 12 macam kue
Pada perayaan Tahun Baru Imlek, biasanya masyarakat Tionghoa yang
berkecukupan selalu menyediakan 12 jenis masakan dan 12 jenis kue,
terkaitdengan shio yang berjumlah 12. Selain masakan yang selalu
mengandungmakna tertentu, kue-kue yang disajikan juga biasanya memiliki rasa
yang lebihmanis dari biasanya, dengan harapan agar hidup mereka juga menjadi
lebihmanis dan penuh rezeki di tahun-tahun berikutnya.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Para pembaca bisa mencari lebih banyak referensi karena mungkin masih ada beberapa
makanan yang belum dicantumkan dalam makalah ini yang berhubungan dengan
hidangan khusus keagamaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://indonesiabaik.id/infografis/makanan-khas-idul-fitri
https://www.google.com/amp/s/gopaya.wordpress.com/2016/03/24/9-makanan-untuk-
merayakan-paskah/amp/
https://id.scribd.com/document/385409319/Bab-i-Kesempatan-Khusus
14