PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan masyarakat tentang pemilihan makanan yang baik untuk mencapai
hidup yang sehat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, ekonomi, sosial, budaya,
kondisi kesehatan dan lain sebagainya.
Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan status gizi
masyarakat untuk jangka panjang. Melalui sosialisasi dan penyampaian pesan gizi yang
praktis akan membentuk suatu kesimbangan bangsa antara gaya hidup dengan pola
konsumsi masyarakat. Pengembangan pedoman gizi seimbang baik untuk petugas
maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam pencapaian perubahan maupun
masyarakat adalah salah satu strategi dalam mencapai perubahan pola konsumsi makanan
yang ada di masyarakat dengan tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang
baik.
Setiap keluarga mempunyai masalah gizi yang berbeda-beda tergantung pada
tingkat
sosial ekonominya. Pada keluarga yang kaya dan tinggal diperkotaan, masalah gizi yang
sering dihadapi adalah masalah kelebihan gizi yang disebut gizi lebih. Anggota keluarga
ini mempunyai risiko tinggi untuk mudah menjadi gemuk dan rawan terhadap penyakit
jantung, darah tinggi, sakit gula dan kanker. Pada keluarga dengan tingkat sosial
ekonominya rendah atau sering disebut keluarga miskin, umumnya sering menghadapi
masalah kekurangan gizi yang disebut gizi kurang. Risiko penyakit yang mengancamnya
adalah penyakit infeksi terutama diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA),
rendahnya tingkat intelektual dan produktivitas kerja.
Apabila besaran kedua masalah gizi tersebut cukup bermakna, akan menjadi
masalah kesehatan masyarakat dan selanjutnya menjadi masalah bangsa. Masyarakat
yang terdiri dari keluarga yang menderita masalah gizi, akan mengahadapi masalah
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas rendah. Rendahnya kualitas sumber daya
manusia merupakan tantangan berat dalam menghadapi persaingan bebas di era
globalisasi. Untuk mencapai sasaran global dan perkembangan gizi masyarakat, perlu
ditingkatkan daya tangkal dan daya juang pembangunan melalui peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan gizi seimbang anak usia 7-12 tahun
2. Mewujudkan anak yang sehat dan cerdas dengan menu makanan yang berkualitas
3. Untuk memperhatikan tumbuh kembang anak melalui pola makanan yang sesuai
dengan usianya
BAB II
ISI
A. Pengertian
Anak usia sekolah adalah anak yang memasuki masa sekolah dan berusia antara 7 –
12 tahun. Karakteristik golongan anak sekolah ini, antara lain :
Gigi – geligi susu tanggal secara berangsur dan diganti dengan gigi permanen
Anak lebih aktif memilih makanan yang disukai
Lebih banyak melakukan aktivitas fisik
Mempunyai daya tahan yang cukup terhadap berbagai penyakit.
D. Perhatian khusus
Pengaruh-pengaruh luar terhadap konsumsi makanan
Kritikan, guru dan orang dewasa yang signifikan bagi anak mulai
mempengaruhi pilihan makanan anak selama masa sekolah, dan penngaruh rumah
mulai menurun. Semakin anak bertumbyuh besra dan mempunyai uang lebih
banyak untuk dibelanjakan, mereka akan mengkonsumsi lebih bannyak snack dan
makanan diliaur rumah. Restoran “fast food” menawarkan makanan yang
kemungkianan besar akan tinggi lemak, garam dan gula serta rendah dalam
vitamin dan mineral.
Lebih lanjut, semakin banyak jumlah anak-anak yang dibiarkan dirumah
sendiri karena orang tuanya bekerja sehingga menghabiskan waktu beberapa jam
sehari tanppa pengawasan orang tua. Diantara berbagai hal terhadap kesejahteraan
anak-anak ini adalah perhatian terhadap mutu makanan yang mereka konsumsi.
Gangguan kurang perhatian ( Hiperkinesis atau Hiperaktivitas)
Attentiaon defisit disorder (ADD) atau gangguan kurang perhatian ditandai
oleh pemfokusan pada rangsangan yang tidak ada hubungannya tingkah laku yang
meledak ledak, terlampau aktif (tidak pada semua anak dengan hiperkinesis),
inkonsistensi, dan kurang ulet. Diet feingold telah direkomendasikan sebagai
pengobatan ADD. Diet ini mengenyampingkan makanan-makanan yang
mengandung salisilat, senyawa yang bereaksi silang dengan salisilat, citarasa
buatan, warna dan pengawet. Study control tidak memperlihatkan adanya
kenyataan yang jelas bahwa diet ini efektif. Efek positif dari diet ini mungkin
sebagai hasil efek plasebo atau kenyataan bahwa diet tersebut mengambil tekanan
dari anak tersebut ( menuduh diet sebagai penyebab tingkah lakunya daripada
anak itu sendiri). Sayangnya, beberapa makanan yang sebenarnya mengandung
salisilat sperti jeruk, anggur, kismis, apel, berry, dan cherry sangat bergizi dan
umumnya disenangi anak-anak.
Diet feingold yang dimodifikasi, hanya melarang makanan yang
mengandung pengawet, dan memberikan yang lebih bervariasi. Walaupun
meningkatkan kesulitan dalam pembelian dan penyiapannya. Jika keluiarga
menginginkan diet ini maka semestinya tidak usah dilarang, kecuali mereka
mengganti diet untuk pengobatan atau perawatan kesehatan mental anak, atau
kecuali penekanan diet ini merangsang persoalan tingkah laku yang memaksa
anak-anak berbida dari sekitarnya.
Gula juga telah diusulkan sebagai penyebab ADD, tetapi study yang
dilakukan selama ini tidak mendukung hipotesis ini.
Diet pencegahan
Kebiasaan makan dengan akibat yang lama sekali ditentukan dari masa anak-
anak. Konsumsi diet harian dapat mempengaruhi kejadian persoalan kesehatam
kronik seperti obesitas, sakit jantung, kanker dan osteoporosis. Diet ideal adalah
rendah lemak, tinggi kalsium dan karbohidrat kompleks (serat dan pati), dan
adekuat tapi kalori tidak berlebihan.
E. Penatalaksanaan gizi
Penilaian
Pemeriksaan fisik:
Panjang, tinggi, atau berat < persentil, atau
penurunan pada parameter ini dari batas satu
persentil; oedema, asites, perubahan rambut; alopesia,
kehilangan pigmen(memudar), perubahan tekstur;
kehilangan otot; TSF < persentil ke-5 untuk umur;
erosi gigi, perdarahan usus, otot yang lemah dan
leber, tekanan turgor kulit buruk (tanda pemuntahan
yang dirangsang sendiri).
Analisa Laboratorium
Serum albumin, trasferin, dan prealbumin, hitung
limposit, serum K+ (pemuntahan yang dirangsang
sendiri).
Pemeriksaan fisik
Berat > persentil ke-95 untuk panjang/tinggi; TSF >
persentil ke-95 untuk umur.
Konsumsi mineral yang cukup:
Besi (Fe) Riwayat
Kemiskinan; ketidaksukaan makanan yang
mengandung zat besi; vegetarian; peningkatan
kebutuhan (khususnya remaja putri); konsumsi susu
yang luar biasa oleh anan-anak; bayi yang
mengkonsumsi susu sapi sebelum berumur 12 bulan.
Pemeriksaan fisik
Pucat; sklera biru; koilonikia (kuku berbentuk
sendok); kehilangan perhatian; penurunan daya ingat.
Analisis Laboratorium
↓penurunan Hb, Ht, VER, HER, KHER, Fe serum,
ferritin serum; peningkatan ↑ eritrosit protoporpirin
bebas (FEP), transferin serum.
Seng (Zn) Riwayat
Kemiskinan, ketidaksukaan makanan yang
mengandumg seng, vegetarian (konsumsi yang tinggi
terhadap padi-padian dan sayuran yang mengandung
fitat dan oksalat yang mengganggu penyerapan);
kehilangan yang banyak terhadap zat ini (diare yang
parah atau lama).
Pemeriksaan fisik
Dermatitis seboroik; anoreksia; berat atau panjang <
persentil ke-5 untuk umur, atau penurunan parameter
ini > dari batas satu persentil; diare.
Analisis Laboratorium
Kalsium (Ca) ↓ penurunan serum Zn
Riwayat
Kegagalan mengkonsumsi pangan dari susu, susu
kedelai atau formula yang diperkaya dengan kalsium,
atau suplemen harian kalsium karena kesukaan
pangan, vegetarian, diet, atau sering tergantung pada
“fast food”.
Analisis Laboratorium
Pada kasus yang sangat gawat hasil radiografi
menunjukkan penipisan tulang; dan penurunan Ca
serum.
Konsumsi vitamin yang tidak
adekuat: Riwayat
A Gagal untuk mengkonsumsi vitamin A (hati, daun-
daun hijau, atau sayuran kuning) paling tidak 2 hari
sekali; sering tergantung pada “fast food”.
Pemeriksaan fisik
Kulit kering, selaput mukosa, atau kornea;
hiperkeratosis folikular (menyerupai kulit angsa);
pertumbuhan yang buruk, mudah terinfeksi.
Analisis Laboratorium
Penurunan retinol serum
B12 Riwayat
Anak-anak atau remaja yang mengikuti diet
vegetarian yang ketat tanpa suplemen atau
penggunaan susu kedelai yang diperkaya, pemberian
ASI oleh ibu vegetarian.
Pemeriksaan fisik
Pucat; glositis; kelainan-kelainan neurologik (sensasi
yang terganggu, rasa keseimbangan yang terganggu).
Analisis Laboratorium
Penurunan vitamin B12 serum, Ht; ↑ VER
Pengajaran keluarga/pasien
Tujuan pengajaran adalah untuk mengembangkan suatu kebiasaan makan
yang baik dan akan meminimumkan resiko obesitas dan persoalan kesehatan
lainnya sementara menyediskan zat-zat gizi lainnya dan serat. Khususnya,
pengajaran mesti mencakup pemilihan diet yang seimbang dan mendorong
kegiatan fisik.
F. Masalah Makan
Yang dihadapi golongan usia sekolah :
1. Tidak sarapan
2. Makan siang tidak teratur/ diluar rumah/ tidak memenuhi kebutuhan gizi ( junk
food ; gula – gula/ permen, sirop, soft drinks “ empaty calories” )
3. Ada yang berdiit menurut cara mereka sendiri , agar langsing dan tidak berjerawat
4. Sering jajan di sekolah, di rumah tidak mau makan