Anda di halaman 1dari 20

MASALAH DALAM

PEMBENTUKAN
KEBIASAAN MAKAN

YULITA, SKM., MPH


Orang Indonesia, di mana orang-orangnya
nggak akan kenyang kalau makan tanpa
nasi

Paling sedap kalau makan ayam dan


sambal, ya pakai tangan lah
Dibungkus lebih banyak daripada
makan di tempat. Bisa dua kali
lipatnya loch

Ngga pedas, ngga enak atau


hambar kalau ngga ada samba
Makanan yg bikkin gurih di setiap
makanan, kres bikin makanan
makin nikmat

Eehh.. Jgn dimakan dulu, foto dulu


donk” ritual makan di café nih..
Restoran jepang dg sumpit mewah, masih
saja minta sendok dan garpu..hayoo.. Kamu
juga yaa ???

Kayak orang pacaran, di mana ada tahu, di


situ ada tempe. Kamu tim tahu apa tempe
nih?
Ini yang paling sulit dihilangkan dari
kebiasaan orang Indonesia. Ketika
makanannya jatuh, "Gak papa lah, belum 5
menit."
Apa itu kebiasaan makan ??
– Kebiasaan makan sifatnya sangat personal dan terbentuk berdasarkan
selera dan ketersediaan makanan di tingkat rumah tangga.
– Kebiasaan makan atau food habbit adalah cara individu atau kelompok
individu memilih pangan apa yang dikonsumsi sebagai reaksi
terhadap pengaruh fisiologis, psikologi dan sosial budaya.
– Kebiasaan makan ialah tingkah laku manusia atau kelompok manusia
dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap,
kepercayaan dan pemilihan makanan
– Kebiasaan makan terbentuk dalam diri seseorang sebagai akibat
proses sosialisasi yang diperoleh dari lingkungannya, meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik
– Food habit dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik
– Food habit dipengaruhi oleh pendapatan pendapatan keluarga yang
tinggi akan memberikan kontribusi yang bersifat positif terhadap
kebiasaan makan keluarga. Hal ini juga tentunya akan berpengaruh
terhadap status gizi.
– Keluarga/rumah tangga Ex: dalam upaya pengambilan keputusan dan
tuntutan pemenuhan kebutuhan pangan.
keluarga atau rumah tangga merupakan faktor utama dalam
pembentukan pola perilaku makan dan juga dalam pembinaan kesehatan
keluarga, seperti digambarkan dalam model perilaku konsumsi pangan
Kebiasaan dan pola makan yang baik dan tidak
baik di keluarga :

• Makan teratur (3 kali sehari), namun untuk ayah terkadang hanya


makan 2 kali sehari.
• Sudah tersedia nasi, lauk hewani, nabati sayuran dan buah dalam satu
hari. Namun tidak setiap hari dapat lengkap seperti itu. Terkadang
hanya nasi, lauk hewani dan sayur saja, atau terkadang lauk hewaninya
yang tidak ada, terkadang hanya lauk pauk saja (tidak ada sayur), dan
lain-lain.
• Porsi ayah lebih banyak dari pada ibu dan anak-anak, namun untuk lauk
pauk diutamakan untuk anak-anak jika terbatas ketersediannya.
• Porsi sarapan hari lebih sedikit dibandingkan siang dan malam hari
• Porsi makanan setiap anggota keluarga terkadang melebihi porsi atau
bahkan kurang dari porsi seharusnya.
• Kebiasaan mengemil di siang dan malam hari.
• Jarang ada selingan, kalaupun ada kadang bukan home made.
• Konsumsi buah teratur (setiap hari) atau setidaknya dua hari sekali.
• Kebiasaan minum air dingin setelah makan (air dari kulkas), terutama
sering dilakukan adik-adik.
• Jarang mengkonsumsi fastfood, seperti bakso (setidaknya dua minggu
sekali), namun adik-adik sering mengkonsumsi jajanan warung.
• Jika sedang tidak selera makan nasi, mie instan menjadi pilihan utama.
Kebiasaan Makan

FAKTOR EKSTRINSIK FAKTOR INTRINSIK

LINGK. ALAM
ASOSIASI EMOSIONAL
Pola makan pd umumnya
berhubungan dg jenis pangan yg Sikap thd mknn dipengaruhi
diproduksi setempat pengalaman masa anak2

LINGK. SOSIAL, BUDAYA & AGAMA


Budaya menentukn apa yg dimkn, dg KEADAAN JASMANI / KEJIWAAN
siapa & dlm keadaan bgmn mknn tsb
dmkn Keadaan kesehatan, Ex: sakit gigi 
makan lunak  nafsu makan turun
Budaya m’beri nilai sosial pd mknn
Budaya m’beri nilai kehidupan rohani Kejiwaan, Ex: lelah, putus asa 
Budaya m’beri pedoman2 & batasan nafsu makan turun

LINGK. EKONOMI
Trend  Gol Ek tinggi, kons pgn hewani >> nabati
Produsen/ penyalur pangan tdk selalu berarti
konsumen. Ex: pedagang telur, sate
Trend pergeseran masalah gizi &
kesehatan
Pendapatan , teknologi
Globalisasi

Gaya hidup berubah

Pola konsumsi berubah

Masalah gizi berubah


Masalah dalam pembentukan
kebiasaan makan
– Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada
remaja antara lain adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari
batas normal (KEK) atau sebaliknya, memiliki IMT yang berlebih
(obesitas),dan anemia serta masalah yang berhubungan dengan
gangguan perilaku makan berupa anoreksia nervosa dan bulimia.
– Susenas 1999-2003, sebesar 35-40% Wanita Usia Subur (WUS) 15-
19 tahun beresiko Kekurangn Energi Kronis (KEK).
Permasalahan gizi yang timbul pada masa remaja
dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:

– Kebiasaan makan yang buruk dikarenakan kebiasaan


makan yang tidak baik sejak kecil
– Pemahaman gizi yang salah pemahaman bahwa tubuh
yang menjadi idaman adalah tubuh yang langsing
Sehingga untuk mempertahankan kelangsingannya remaja
melakukan pengaturan makan yang salah
– Berlebihan terhadap suatu jenis kesukaan makanan
tertentu makanan yang minim kandungan gizi, tidak
terpenuhnya kebutuhan gizi
Permasalahan gizi yang timbul pada masa remaja dipicu oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah:

– Promosi yang berlebihan di media massa tentang produk makanan


Usia remaja merupakan usia yang sangat mudah tertarik dengan hal-
hal terbaru, termasuk produk makanan yang diiklankan

– Maraknya produk makanan impor  hotdog, hamburger, fried chicken


dan frenchfries semakin banyak dipasaran
 Secara nilai gizi makanan tersebut tidak terlalu bagus karena memiliki
kolesterol, lemak jenuh, dan kadar natrium yang tinggi yang tentunya
berakibat buruk bagi kesehatan.
– Tugas individu mencari jurnal tentang kebiasaan
makan
– Mengkaji jurnal tentang kebiasaan makan 
permasalahan apa dalam pembentukan kebiasaan
makan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai