Disusun oleh :
2020
VIRUS DALAM BAHAN PANGAN
Tanggal 14 Mei 2020
04_Aliyah Mediantika
Identifikasi Virus
Virus adalah parasit
mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis. Secara umum virus merupakan partikel
tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung deoksiribonukleat (DNA) atau
asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi, yaitu secara intraseluler
dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang.
• Virus tumbuhan
Virus yang berparasit pada sel tumbuhan . Contoh virus yang parasit pada tumbuhan :
Tobacco Mozaic Virus (TMV0 serta Beet Yellow Virus (BYV).
• Virus hewan
Virus yang berparasit pada sel hewan. Contoh virus yang ada pada hewan : virus
Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.
2. Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat
Dibedakan menjadi: DNA pita tunggal (DNA ss) DNA pita ganda, (DNA ds), RNA iota tunggal
(RNA ss), dan RNA pita ganda (RNA ds).
3. Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus
Dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
• Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus)
Virus ini memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membrane. Membrane terdiri dari dua
lipid serta protein, (biasanya glikoprotein) . Membrane ini berfungsi sebagai struktur yang
pertama-tama berinteraksi. Contoh Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus.
• Virus yang tidak memiliki selubung
Hanya memiliki capsid(protein) serta asam nukleat(naked virus). Contoh: Reovirus,
Papovirus, dan Adenovirus. (Setiawan, 2020)
06_Amelia Suryani
Identifikasi suatu partikel sebagai virus
Partikel harus memenuhi kriteria berikut sebelum diidentifikasi sebagai partikel virus:
1. Partikel tersebut hanya dapat diperoleh dari sel atau jaringan yang terinfeksi
2. Partikel-partikel yang diperoleh dari berbagai sumber bersifat sama atau identik, tanpa
memperdulikan spesies sel tempat tumbuh virus
3. Tingkat aktivitas infeksi dari sediaan berbanding lurus dengan jumlah partikel yang ada
4. Tingkat kerusakan fisik partikel yang disebabkan oleh sarana kimia atau fisika sesuai
dengan hilangnya aktivitas virus.
5. Sifat-sifat tertentu dari partikel dan kemampuan infeksinya harus terbukti sama
6. Spektrum absorpsi dari partikel fisika murni dalam kisaran ultraungu harus bertepatan
dengan spektrum inaktivasi ultraungu virus (Albughari, 2014)
12_Dewi Ayu Tonaah
Bagaimana Cara Identifikasi Virus Corona pada Pasien Suspek?
10_Chika Amara Salwa izin menjawab.. untuk identifikasi nya yang dapat dilakukan adalah
pemeriksaan usap atau swab tenggorokan dan Polymerase Chain Reaction (PCR). (Pranita,
2020)
08_ Ayu kemala izin menambahkan
swab tenggorokan adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi
organisme yang dapat menyebabkan infeksi di tenggorokan.
Biasanya swab tenggorokan diambil pada daerah posterior daring dan permukaan tonsil
orang terkait.
Pada umumnya, bakteri yang paling banyak ditemukan saat swab tenggorokan adalah
Streptococcus viridans, Branchamella catarrhalis, Streptococcus pneumoniae, Streptococcus
E-hemolyticus, dan Streptococcus non-hemolytycus. (Pranita, 2020)
04_Aliyah Mediantika
Izin menjawab
Dalam tatalaksana medis untuk pemeriksaan virus corona yang dilakukan adalah
pemeriksaan usap atau swab tenggorokan. Untuk diketahui, swab tenggorokan adalah
teknik pemeriksaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang dapat
menyebabkan infeksi di tenggorokan.Biasanya swab tenggorokan diambil pada daerah
posterior daring dan permukaan tonsil orang terkait.
Dan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR).PCR adalah suatu metode pemeriksaan
yang prinsip kerjanya memperbanyak (amplification) DNA invitro secara enzimatis
bapak ingin menambahkan identifikasi virus corona, memerlukan waktu 3 hingga 5 jam .
Dengan metode kombinasi teknik PCR (polymerase chain reaction) dan sequencing dengan
gen RNA-dependent RNA Polymerase (RdRP) virus sebagai penanda identifikasi.
(kompas.com, 2020)
04_Aliyah Mediantika
Izin memberikan kesimpulan mengenai Identifikasi Virus
A. Pengertian Virus
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah parasit
mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis.
B. Identifikasi Virus
Virus dapat diidentifikasi berdasarkan :
1. Berdasarkan kandungan asam nukleatnya, virus terdiri dari:
• Ribovirus, yaitu virus yang memiliki asam nukleat berupa RNA saja.
• Deoksiribovirus, yaitu virus yang memiliki asam nukleat berupa DNA saja.
2. Berdasarkan bentuk dasarnya, Virus dibedakan menjadi:
virus bentuk Ikosahedral, Heliks, dan Kompleks.
3. Berdasarkan jumlah kapsomernya, virus dibedakan menjadi:
virus dengan 252 kapsomer, virus dengan 162 kapsomer, virus dengan 72 kapsomer, virus
dengan 60 kapsomer, dan virus dengan 32 kapsomer.
4. Berdasarkan sel inangnya, virus dibedakan menjadi:
virus yang menyerang manusia, virus yang menyerang hewan, virus yang menyerang
tumbuhan, dan virus yang menyerang bakteri.
5. Berdasarkan tempat hidupnya dibedakan menjadi:
• Virus bakteri (bakteriofage) adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan
menyerbu bakteri.
• Virus tumbuhan yaitu virus yang parasit pada sel tumbuhan.
• Virus hewan adalah virus yang parasit pada sel hewan.
10_Chika Amara Salwa
Kesimpulan:
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag
atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan
organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk
hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena
karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada
manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau
tanaman (misalnya virus mosaik tembakau).
Klasifikasi Virus
1. Berdasarkan Tempat Hidupnya.
• Virus bakteri (bakteriofage)
Bakteriofage merupakan virus yang dapat menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu
bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus , virus ini sangat kompleks serta
mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatut secara cermat. Virus bakteriofage mula-
mula ditemukan oleh ilmuwan Perancis, D’Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang
berbentuk heksagonal, leher, serta ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilihan DNA
. Bagian leher berfungsi untuk memasukkan DNA irus ke dalam sel inangnya.
• Virus tumbuhan
Virus yang berparasit pada sel tumbuhan . Contoh virus yang parasit pada tumbuhan :
Tobacco Mozaic Virus (TMV0 serta Beet Yellow Virus (BYV).
• Virus hewan
Virus yang berparasit pada sel hewan. Contoh virus yang ada pada hewan : virus
Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.
2. Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat
Dibedakan menjadi: DNA pita tunggal (DNA ss) DNA pita ganda, (DNA ds), RNA iota tunggal
(RNA ss), dan RNA pita ganda (RNA ds).
3. Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus
Dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
• Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus)
Virus ini memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membrane. Membrane terdiri dari dua
lipid serta protein, (biasanya glikoprotein) . Membrane ini berfungsi sebagai struktur yang
pertama-tama berinteraksi. Contoh Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus.
• Virus yang tidak memiliki selubung
Hanya memiliki capsid(protein) serta asam nukleat(naked virus). Contoh: Reovirus,
Papovirus, dan Adenovirus.
11_Della Anggraeni
Virus adalah mikroorganisme patogen yang menginfeksi sel makhluk hidup. Virus hanya
dapat bereplikasi di dalam sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
seluler untuk bereproduksi sendiri. Semua bentuk kehidupan dapat diinfeksi oleh virus,
mulai dari hewan, tumbuhan, hingga bakteri dan arkea. Istilah virus biasanya digunakan
pada jenis virus yang menginfeksi sel-sel eukariota, sementara virus yang menginfeksi sel
prokariota—seperti bakteri dan arkea—dikenal sebagai bakteriofag. Virus selalu
berdampingan dengan organisme, dan mungkin telah ada sejak sel hidup pertama kali
berevolusi. Virus tidak meninggalkan fosil, sehingga asal muasal virus hanya bisa
dihipotesiskan dengan cara-cara seperti teknik-teknik biologi molekuler. Teknik-teknik ini
mengandalkan keberadaan DNA atau RNA virus yang terdahulu. Akan tetapi, sebagian besar
virus yang diawetkan dan disimpan di laboratorium berusia kurang dari 90 tahun. Metode-
metode biologi molekuler hanya berhasil melacak nenek moyang virus yang berevolusi pada
abad ke-20. Golongan virus baru berkali-kali muncul dalam berbagai tahap evolusi makhluk
hidup. (Wikipedia, 2020)
13_DIFA ALMIRA
Pada tahun 1892, Dmitri Ivanovsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau
yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik.
Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit
tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri
tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini
dibantah pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belandamenemukan bahwa
agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena
kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer
antartanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan
merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit
mulut dan kaki sapi dapat melewati saringan yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun,
mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil. (Hamidhamzah,
2015)
15_Feni Septianingsih
Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV) yang
ditemukan oleh Dr. Richard E Shope merupakan model kanker pertama pada manusia yang
disebabkan oleh virus. Dr. Shope melakukan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor
pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor
pada kelinci tersebut.
Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada tahun
1935. Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV). Stanley
mengemukakan bahwa virus akan dapat tetap aktif meskipun setelah kristalisasi.
(Wikipedia, 2009)
17_Firda Amalia Eka Putri izin menjawab, virus corona pertama kali ditemukan pada 1930-
an ketika infeksi saluran pernapasan akut pada ayam peliharaan terbukti disebabkan
oleh virus bronkitis infeksius (IBV). Sedangkan virus corona pada manusia ditemukan pada
1960-an.
Virus corona atau sars-cov-2 pada saat ini diduga berasal dari kelelawar, dan kelelawar
menularkannya kepada hewan lain, kemudian daging hewan tersebut dikonsumsi oleh
manusia, dan manusia menularkannya kepada manusia lain. Sejumlah analisis genetik dan
struktural telah mengidentifikasi fitur kunci dari virus, protein di permukaannya, yang
mungkin dapat menjelaskan mengapa COVID-19 menginfeksi sel manusia dengan mudah
dan cepat. (Liputan6, 2020)
28_Nur Kholifah
Contoh penyakit pada saluran pencernaan yang diakibatkan oleh virus
Gastroenteritis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan ("-itis") pada saluran
pencernaan yang melibatkan lambung ("gastro"-) dan usus kecil ("entero"-), sehingga
mengakibatkan kombinasi diare, muntah, dan sakit serta kejang perut. Gastroenteritis juga
sering disebut sebagai gastro, stomach bug, dan stomach virus. Walaupun tidak berkaitan
dengan influenza, penyakit ini juga sering disebut flu perut dan flu lambung. Gastroenteritis
biasanya disertai dengan diare dan muntah, atau, meskipun tidak terlalu banyak terjadi,
hanya disertai dengan salah satu gejala tersebut. Kejang perut juga bisa timbul. Tanda-tanda
dan gejala biasanya muncul 12–72 jam setelah terjangkit agen penginfeksi. Bila disebabkan
oleh virus, kondisi ini biasanya membaik dalam satu minggu. Beberapa gejala yang
diakibatkan oleh virus juga mungkin diasosiasikan dengan demam, letih, sakit kepala, dan
nyeri otot. Jika tinja mengandung darah, lebih kecil kemungkinannya disebabkan oleh virus
dan lebih besar kemungkinannya disebabkan oleh bakteri. Beberapa infeksi bakteri juga bisa
diasosiasikan dengan nyeri perut akut dan mungkin bertahan selama beberapa minggu.
(Wikipedia, 2020)
29_Putri Chintya Nirmala
Penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung, misalnya saat berjabat tangan dengan
penderita atau tidak sengaja menghirup cipratan air liur yang keluar saat penderita bersin.
Virus juga dapat menular melalui makanan, minuman, dan benda yang telah terkontaminasi
virus.
Kebiasaan tidak mencuci tangan setelah buang air atau sebelum makan juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya gastroenteritis. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu
mencuci tangan sebelum makan atau setelah beraktivitas di luar ruangan. (Alodokter, 2019)
30_Putri Indah S
Sembarangan mengonsumsi makanan dan minuman juga dapat menyebabkan Anda tertular
penyakit infeksi. Berbagai jenis kuman, virus, dan parasit banyak ditemukan dalam makanan
atau minuman, terutama daging dan telur yang tidak dimasak hingga matang atau makanan
dan minuman yang tidak dipasteurisasi. Contoh penyakit infeksi yang terjadi melalui metode
ini adalah diare, keracunan makanan, anthrax, flu babi, dan flu burung. Konsumsi pangan
yang berasal dari hewan terinfeksi. Patogen yang paling banyak menyebabkan keracunan
makanan (foodborne illness) di antaranya Salmonella, Escherichia coli, dan Campylobacter.
Selain itu, penyakit seperti bruselosis, listeriosis, toksoplasmosis juga dapat diderita oleh
manusia yang mengonsumsi pangan yang berasal hewan terinfeksi. (Wikipedia, 2020)
Tips Mencegah Penyakit Infeksi
Untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya penyakit infeksi, penting untuk
melakukan langkah pencegahan penyakit infeksi sebagai berikut:
1. Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun, terutama
setelah buang air kecil dan besar, membuang sampah, sebelum masak, dan sebelum makan.
2. Memasak makanan atau minuman hingga matang sebelum dikonsumsi.
3. Menggunakan masker ketika sedang berada di luar rumah atau ketika sedang sakit.
4. Tidak berbagi peralatan kebersihan pribadi, seperti sikat gigi, pisau cukur, handuk, dan
alat makan, dengan orang lain.
5. Melengkapi imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter atau ketika hendak
bepergian ke daerah dengan penyakit endemik.
6.Menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah dengan tidak membuang sampah
sembarangan. (Adrian, 2019)
in virus tersebut. Apakah ada resiko terkena virus itu kembali walaupun sudah melakukan
vaksin atau tidak dan jelaskan?
neng Nur Adinda kalau sudah siap lanjut saja
07_anggi rohmawati
bagaimana cara memutus rantai penularan virus dari makanan ke manusia? terima kasih
Silahkan kelompok 3 menanggapi
Kelompok 3 silahkan?
saya putri indah s absen 30, izin menjawab... imunitas yang terbentuk setelah mengenal
virus tidak hanya tergantung virusnya, tapi juga tergantung respons sistem imun. Saat
sistem imun melihat virus baru menyerang, ia akan mudah dikalahkan oleh virus ini karena
tubuh tidak siap melawan benda asing ini. Namun, setelah sistem imun berhadapan dengan
virus (baik dari vaksin ataupun tertular orang lain), ia akan terlatih, dan jika cukup kuat,
sistem imun mungkin siap melawan saat virus kembali menyerang.
Maka dari itu, setiap orang memiliki tingkat respons imun yang berbeda-beda. Hal inilah
yang menentukan seberapa baik sistem imun mengenal benda asing seperti SARS-CoV-2
atau yang lebih kita kenal dengan virus corona (COVID-19). (Syarifah, 2020)
31_Putri Nurkholifah
32_Rahma Susvitasari
Cara Pengendalian Virus pada Makanan
Perlakuan fisik dapat dilakukan dengan cara perlakuan termal, perlakuan pengeringan dan
perlakuan penyinaran (iradiasi). Perlakuan termal terdiri dari suhu rendah, yaitu
pendinginan dan pembekuan, dan suhu tinggi/pemanasan yang dapat berupa pasteurisasi
atau sterilisasi. Perlakuan pengeringan dapat dilakukan dengan cara pengeringan atau cara
pengeringan beku. Perlakuan penyinaran dapat dilakukan dengan sinar ultraviolet dan
ionisasi (sinar röntgen, sinar gamma, sinar elektron). Perlakuan kimia dapat dilakukan
dengan cara penggaraman, curing, pengasaman, pengasapan dan pemberian bahan
pengawet. (Rahman, 2013)
Penghilangan air atau dehidrasi seperti proses lyophilization (liofilisasi) untuk menghasilkan
makanan-makanan pembekuan kering (freeze-dried) saat ini umum digunakan untuk
mengurangi terjadinya pertumbuhan mikrobia. Proses modern ini secara sederhana
sebetulnya merupakan penyempurnaan dari cara lama yang biasa dilakukan yaitu proses
pengeringan biji-bijian, buah, ikan (ikan asin), dan daging (dendeng). Dengan terbatasnya
jumlah air, maka mikrob tidak dapat tumbuh dengan baik. (Karomah, 2017)
39_Vidya basmah A
b) Tyndalisasi : Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman kaleng.
Tyndalisasi dapat membunuh sel vegetatif sekaligus spora mikroba tanpa merusak zat-zat
yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang diproses. Suhu pemanasan adalah
65oC selama 30 menit dalam waktu tiga hari berturut-turut (Wikipedia, 2014)
40. Yuniarti Shasita Ayu S
Boiling
Pemanasan dengan perebusan 100oC
atau lebih. Membunuh sel vegetatif m.o patogen,
kebanyakan virus dan jamur dalam waktu 10
menit atau kurang. Endospora dan beberapa
virus tidak dapat dihilangkan
secara cepat.
Hepatitis virus: Dapat bertahan lebih dari 30 menit perebusan
Endospores: Dapat bertahan lebih dari 20 jam atau lebih (Maligan & Nurcholis, 2013)
[09.54, 16/5/2020] +62 858-0299-0098: 38_Tiara Nurul Hidayah
Pengendalian Mikroba dengan Suhu Panas lainnya
a) Pasteurisasi : Proses pembunuhan mikroba patogen dengan suhu terkendali berdasarkan
waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling resisten untuk dibasmi. Dalam proses
pasteurisasi yang terbunuh hanyalah bakteri patogen dan bakteri penyebab kebusukan
namun tidak pada bakteri lainnya. Pasteurisasi biasanya dilakukan untuk susu, rum, anggur
dan makanan asam lainnya. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit.
(Karimahiffiahrahman, 2013)
[09.55, 16/5/2020] +62 858-0299-0098: Tarimakasih pak😊😊
Silahkan ditanggapi pertanyaan neng Putri
silahkan kelompok 4
mohon maaf bapak, pertanyaan tersebut dari anggi rohmawati pak...
Oke Sorry dari Neng Anggi
32_Rahma Susvitasari izin menjawab..
Cara memutus rantai penyebaran virus dari makanan:
1. Masam makanan dengan cara yg benar, yaitu dimasak hingga matang.
2. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum makanan
3. Hindari terlebih dahulu membeli makanan dari luar rumah, karena membeli makanan di
luar rumah belum tentu steril. (Wahyuningsih, 2015)
38_Tiara Nurul Hidayah izin menjawab memutus rantai penularan virus dari makanan ke
manusia bisa dengan cara:
1. Rajin mencuci tangan sebelum dan sesudah makan menggunakan sabun dan air mengalir
2. Jika anda membeli buah atau sayuran bisa di cuci terlebuh dahulu jika ingin digunakan.
3. Jika memungkinkan, makanan bisa di panaskan kembali menggunakan microwafe.
Tetapi sejatinya keberadaan virus pada makanan biasanya hanya bersifat sementara. Virus
biasanya tidak menggunakan makanan untuk perkembangbiakannya, karena virus hanya
dapat berkembang dalam sel hidup, baik dari tanaman, hewan, manusia, maupun
mikroorganisme. Ada beberapa jenis virus penyebab penyakit yang dapat disebarkan
melalui makanan, antara lain virus penyebab influenza, poliomyelitis, dan virus hepatitis A.
(Purnawijayanti, 2001)
Terima Kasih Semoga Bermanfaat dan semoga kita selalu dalam lindungan Nya
#dirumahsaja
Daftar Pustaka
Sri Mulyati, D., Duwi Hartati, I., & Reliyanti, S. (2013). MODUL PEMBELAJARAN
METODE IDENTIFIKASI, KLASIFIKASI MIKROBA PROKARIOT, DAN VIRUS.