Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANGAN DAN BUDAYA


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pengantar Antropologi
Dosen Pengampu : Febriana Muchtar, S. TP., M. Kes.

Disusun Oleh :
Akil Munawar
NIM : J1B120025

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO

2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas semua limpahan nikmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pangan
dan Budaya” dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan kami untuk menyusun makalah ini, yaitu dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Antropologi.

Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Pengantar Antropologi Ibu Febriana Muchtar, S. TP., M. Kes. yang dengan
sabar membimbing kami.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam makalah
ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang membangun
sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki makalah ini.

Kolaka, Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Sampul.........................................................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii

BAB 1 : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...........................................................................................1
3. Tujuan..............................................................................................................1
4. Manfaat............................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pangan.............................................................................................................3
B. Budaya.............................................................................................................4
C. Hubungan Kebutuhan Pangan dan Budaya.....................................................4
BAB III : PENUTUP
1. Kesimpulan......................................................................................................6
2. Saran................................................................................................................6

Daftar Pustaka.................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus
dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak
asasi manusia, sebagaimana dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam
Deklarasi Roma (1996). Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU No.
7/1996 tentang Pangan. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi
manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan
suatu bangsa.
Budaya adalah suatu gaya hidup yang berkembang dalam suatu
kelompok atau masyarakat dan diwariskan secara turun menurun dari generasi
ke generasi berikutnya. Budaya mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan
manusia. Budaya mempengaruhi agama, politik, adat istiadat, bahasa,
bangunan, pakaian, bahkan dalam aspek pangan sebuah kelompok masyarakat.
Kebiasaan makan merupakan cara bagaimana rumah tangga memilih
pangan dan mengonsumsinya sebagai hasil dari pengaruh berbagai faktor, di
antaranya adalah faktor psikologis, lingkungan, kondisi sosial ekonomi,
ketersediaan dan akses terhadap sumber pangan lokal, budaya masyarakat
setempat, dan penyuluhan melalui program-program terkait konsumsi pangan.
Terkhusus untuk di Indonesia masalah gizi yang biasanya terjadi adalah
kekurangan gizi dan kelebihan gizi, dalam beberapa kasus ditemukan
penyebabnya yaitu kebiasaan atau kepercayaan masyarakat terhadap mitos –
mitos, cerita legenda, dan budaya orang terdahulu mereka. Berdasarkan masalah
tersebut dapat dikaji bahwa pangan berpengaruh dengan budaya masyarakat
yang dianut.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat dipaparkan sesuai dengan latar belakang
yang telah dijelaskan adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan pangan dan budaya ?
2. Bagaimana hubungan antara kebutuhan pangan dan kebudayaan ?
3. Bagaimana kebutuhan pangan sebuah keluarga dapat dipengaruhi oleh
budaya yang dianut ?

3. Tujuan
Adapaun tujuan dari pembuatan makalah ini, pertama adalah untuk
memberikan gagasan tentang apa yang dimaksud dengan pangan dan budaya.
Kedua, untuk memahami hubungan antara kebutuhan pangan sebuah keluarga
yang dapat dipengaruhi oleh kebudayaan yang yang dianut.
1
4. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah :
1. Memberikan sumbangan pemikiran tentang kebutuhan pangan dan budaya
2. Meningkatkan pengetahuan, pendidikan dan rasa peduli masyarakat terhadap
kesehatan yang berkelanjutan.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pangan

1. Pengertian Pangan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumen manusia, termasuk bahan tambahan
pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan
dan pembuatan makanan atau minuman. Pangan olahan adalah makanan
atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau
tanpa bahan tambahan.
Menurut para ahli pangan dapat diartikan sebagai berikut :
a. Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 adalah
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan
makanan atau minuman.
b. Menurut Suharjo tahun 1986 pangan adalah bahan-bahan makanan
yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan bagi
pemeliharaan, pertumbuhan, kerja, dan penggantian jaringan tubuh
yang rusak.
c. Menurut Sunita A. dalam bukunya “Prinsip Dasar Ilmu Gizi” tahun
2001 pangan adalah semua bahan yang dapat dijadikan makanan.

2. Sumber – Sumber Pangan

Ada banyak sumber pangan yang ada di Indonesia, namun berikut


dijelaskan 2 sumber pangan yang paling sering digunakan :
a. Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya
di masyarakat pedesaan. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga,
setelah jagung dan gandum. Namun, padi merupakan sumber
karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk Indonesia.
b. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang
terpenting, selain padi. Sebagai sumber karbohidrat utama diberbagai
wilayah Sulawesi Tenggara, jagung juga menjadi alternatif sumber
pangan Indonesia. Penduduk beberapa daerah di Indonesia juga
menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (batang maupun

3
tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena.
B. Budaya
Tidak tabu kita dengar bahwa budaya adalah cara hidup yang
berkembang dan dimiliki oleh sekelompok orang, dan diwariskan turun temurun
untuk generasi ke generasi. Budaya terdiri dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, bahasa, adat istiadat, bangunan, alat,
pakaian, dan karya seni.
Berikut dipaparkan pendapat para ahli tentang pengertian budaya :

1. E.B. Taylor, seorang antropolog Inggris bernama E.B Taylor


mendefinisikan budaya sebagai sesuatu kompleks yang mencakup
pengetahuan kepercyaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
lainnya yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat 

2. Kluckhohn dan Kelly, pengertian budaya menurut Clyde


Kluckhohn dan William Henderson Kelly dalam bukunya The
concept of culture adalah semua rancangan hidup yang diciptakan
secara historis baik secara eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan
nonrasional, yang ada pada waktu tertentu sebagai panduan potensial
dalam perilaku manusia.

3. Eduard Spranger, menurut Edward Spranger seorang filsuf dan


psikolog Jerman,kebudayaan adalah segala bentuk atau ekspresi dari
kehidupan batin masyarakat. Sedangkan peradaban ialah perwujudan
kemajuan teknologi dan pola material kehidupannya.

4. Geert Hofstede, menurut Geert Hofstede seorang psikolog sosial


Belanda dalam bukunya National cultures and corporate cultures. In
L.A. Samovar & R.E. Porter (Eds.), Communication Between
Cultures bahwa budaya adalah pemrograman kolektif pikiran yang
membedakan anggota dari satu kategori orang dari yang lain.

C. Hubungan Kebutuhan Pangan dan Budaya

Kebiasaan makan merupakan cara bagaimana rumah tangga memilih


pangan dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh berbagai faktor,
di antaranya adalah faktor psikologis, lingkungan, kondisi sosial ekonomi,
ketersediaan dan akses terhadap sumber pangan lokal, budaya masyarakat
setempat, dan penyuluhan melalui program-program terkait konsumsi pangan.
Dalam makalah ini, akan membahasa pengaruh social budaya dalam kebutuhan
pangan.

Budaya memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan pola makan


masyarakat tertentu. Masih banyak pantangan serta mitos yang masih dipercayai
masyarakat mengenai pola makan. Hal ini menyebabkan rendahnya konsumsi

4
makanan di dalam suatu masyarakat. Rendahnya konsumsi makanan juga
disebabkan oleh timbulnya penyakit, terutama penyakit yang berkaitan dengan
pencernaan. Produksi makanan juga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi
makanan yang rendah. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya petani yang
menggunakan teknologi tradisional.

Di Indonesia, keberagaman suku yang dimiliki menyebabkan adanya


perbedaan dalam pemilihan makanan pokok. Bagi masyarakat Sunda dan Jawa,
makanan pokok yang dikonsumsi adalah nasi. Sementara itu, masyarakat
Sulawesi Tenggara mayoritas mengkonsumsi sagu sebagai makanan pokoknya.
Adanya perbedaan pemilihan makanan pokok ini menunjukkan adanya persepsi
dan penilaian terhadap makanan sebagai sebuah budaya pokok di dalam suatu
masyarakat. Hal ini dapat menjadi dasar mengapa bagi masyarakat Sunda, jika
belum memakan nasi dianggap mereka belum makan meskipun mereka telah
jenis makanan berat selain nasi.

Karena banyaknya rasa keraguan yang muncul akibat melimpahnya


makanan olahan serta makanan cepat saji membuat banyak masyarakat kota
berpindah untuk menjadi seorang vegetarian yang bertentangan dengan tradisi
pangan di Indonesia. Kasus ini merupakan contoh bahwa makanan dapat
menciptakan persepsi budaya tandingan terhadap budaya dominan yang berlaku
di Indonesia. Pola makan masyarakat memiliki perbedaan di setiap daerah.
Kepercayaan masyarakat terhadap suatu makanan tertentu dapat menjadi faktor
dalam memilih pola konsumsi kalangan tertentu. Pada golongan anak-anak dan
remaja, pola makan dipengaruhi oleh budaya masyarakat di tempat mereka
tinggal. Biasanya budaya ini memiliki suatu aturan bahwa makanan tertentu
pantang untuk dimakan atau tabu untuk dimakan.

Tetapi, dengan adanya globalisasi membuat pola makan anak-anak serta


remaja berubah ke makanan instan, makanan ringan, serta makanan yang
mengandung gula yang berlebih. Makanan-makanan seperti akan merusak
kesehatan orang-orang yang mengkonsumsinya. Di masa modern saat ini,
perkembangnya industrialisasi serta pengolahan bahan makanan membuat
makanan ini dapat dijangkau serta disebarkan ke lokasi yang jauh. Dengan
adanya idustrialisasi ini juga melahirkan supermarket. Supermarket
menawarkan makanan yang memiliki kualitas tinggi dengan harga yang rendah.
Supermarket menggunakan daya beli untuk menyediakan bahan makanan dari
petani. Tetapi, petani menerima sedikit dari keuntungan yang diperoleh oleh
suatu supermarket tertentu.

5
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Pangan adalah bahan-bahan makanan yang dimakan sehari-hari untuk


memenuhi kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan, kerja, dan penggantian
jaringan tubuh yang rusak. Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan
dimiliki oleh sekelompok orang, dan diwariskan turun temurun untuk generasi
ke generasi. Budaya terdiri dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, bahasa, adat istiadat, bangunan, alat, pakaian, dan karya seni.

Budaya memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan pola makan


masyarakat tertentu. Masih banyak pantangan serta mitos yang masih dipercayai
masyarakat mengenai pola makan. Hal ini menyebabkan rendahnya konsumsi
makanan di dalam suatu masyarakat. Rendahnya konsumsi makanan juga
disebabkan oleh timbulnya penyakit, terutama penyakit yang berkaitan dengan
pencernaan. Produksi makanan juga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi
makanan yang rendah. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya petani yang
menggunakan teknologi tradisional

2. Saran
  Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.  Dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

6
DAFTAR PUSTAKA

Foster dan Anderson. 2013. Antropologi Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia.


Judiono dan Yuliati Widiastuti. 2019. Ilmu Pangan Aspek Gizi Pangan Indonesia.
Jakarta : EGC.
Sarwono Solita. 2017. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
https://www.halodoc.com (Januari 2021)
https://www.gurupendidikan.com (Januari 2021)
https://www.blogguru.com (Januari 2021)

Anda mungkin juga menyukai