Anda di halaman 1dari 13

E-DIMAS: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 9(1), 15-27

ISSN 2087-3565 (Print) dan ISSN 2528-5041 (Online)


Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/e-dimas

Model Pemberdayaan Kelompok Lanjut Usia Wanita Melalui Industri Kreatif


Asidigisianti Surya Patria1, Siti Mutmainah2
1,2
Universitas Negeri Surabaya
1
asidigisiantipatria@unesa.ac.id

Received: 6 Januari 2018; Revised: 2 Februari 2018; Accepted: 23 Februari 2018

Abstract
Karang Werda Wiguna Karya Kebonsari Surabaya Village is a group of people
who are less productive. The priority issues which was agreed to be resolved
during the implementation of the activities is to empower the elderly who has the
potential to learn Makrame craft skill. This research used descriptive qualitative
research methods to facilitate in describing some of the facts, and the results
contained in the elderly group. Subjects were Werda Karang Werda Wiguna Karya
Kebonsari Surabaya. Data was collected through literature, online data searches,
observations, in-depth interviews with the informant and documentation are
carried out through field research. Outputs is a handicraft products made from
rope choir with makrame techniques, namely: seat cushion cover, cover of mineral
water gallons, lamp shade and bags. The team also designed a media campaign in
the form of standing banner and brochure to market handicraft products when the
following local product exhibition.

Keywords: Empowering, Elderly, Creative Industry

Abstrak
Karang Werda Wiguna Karya Kelurahan Kebonsari Surabaya merupakan
sekelompok masyarakat yang kurang produktif. Persoalan prioritas yang disepakati
untuk diselesaikan selama pelaksanaan kegiatan dalam memberdayakan para lansia
berpotensi untuk mempelajari keterampilan kerajinan Makrame. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif untuk memudahkan dalam
mendeskripsikan beberapa fakta-fakta, dan hasil yang terdapat di kelompok lansia.
Subyek penelitian ini adalah Karang Werda Wiguna Karya Kelurahan Kebonsar
Surabaya. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, penelusuran
data online, observasi, wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan
dan dokumentasi yang dilakukan melalui studi lapangan (field research). Luaran
(output) dari kegiatan pemberdayaan ini adalah produk-produk kerajinan berbahan
tali kor dengan teknik makrame, yaitu: sarung bantal kursi, tutup galon air mineral,
kap lampu dan tas. Media promosi berupa standing banner dan brosur digunakan
untuk memasarkan produk-produk kerajinan ketika mengikuti pameran produk
unggulan daerah.

Kata Kunci: Pemberdayaan, Lansia, Industri Kreatif

15
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 09 NOMOR 01 MARET 2018

A. PENDAHULUAN bahwa 1,9 juta lansia yang hidupnya sengsara

Perkembangan penduduk lanjut usia dan 4 juta lansia yang terlantar. Sisanya, 18

(lansia) di Indonesia menarik diamati. Dari juta lansia yang hidupnya baik

tahun ke tahun jumlahnya cenderung (www.depsos.go.id).

meningkat. Kantor Kementerian Koordinator Sedangkan di Surabaya menurut

Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, sensus penduduk tahun 2016 Badan Pusat

jika tahun 1980 usia harapan hidup (UHH) Statistik, jumlah lansia atau penduduk di atas

52,2 tahun dan jumlah lansia 7.998.543 orang 60 tahun mencapai lebih 190 ribu jiwa

(5,45%) maka pada tahun 2006 menjadi 19 (www.bps.go.id) dengan jumlah panti werda

juta orang (8,90%) dan UHH juga meningkat hanya 7. Hal ini tidak mampu menampung

(66,2 tahun). Pada tahun 2010 perkiraan jumlah lansia yang ada di Surabaya sehingga

penduduk lansia di Indonesia akan mencapai sebagian besar lansia berada di rumah

23,9 juta atau 9,77% dan UHH sekitar 67,4 bersama keluarga. Sebelumnya perlu juga

tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada diketahui bahwa menurut UU Kesejahteraan

2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia Lanjut Usia (UU No. 13/1998) pada ayat 2

mencapai 28,8 juta atau 11,34% dengan disebutkan, lanjut usia adalah seseorang yang

UHH sekitar 71,1 tahun. Diperkirakan pada telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

tahun 2020 walaupun jumlah lansia tetap keatas. Mereka dibagi kepada dua kategori

mengalami kenaikan yaitu sebesar yaitu lanjut usia potential (ayat 3) dan lanjut

28.822.879 (11,34%), ternyata jumlah lansia usia tidak potensial (ayat 4). Lanjut usia

yang tinggal di perkotaan lebih besar yaitu potensial adalah lanjut usia yang masih

sebanyak 15.714.952 (11,20%) dibandingkan mampu melakukan pekerjaan dan/atau

dengan yang tinggal di perdesaan yaitu kegiatan yang dapat menghasilkan barang

sebesar 13.107.927 (11,51%). Berdasar dan/atau jasa. Selanjutnya lanjut usia tidak

catatan Departemen Sosial diinformasikan potensial adalah lanjut usia yang tidak
16
Model Pemberdayaan Kelompok Lanjut Usia Wanita
Melalui Industri Kreatif
Asidigisianti Surya Patria, Siti Mutmainah

berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya untuk menyelenggarakan usaha-usaha

bergantung pada bantuan orang lain. Bagi kesejahteraan sosial terutama bagi lansia

lanjut usia tidak potensial (ayat 7) tidak potensial (https://portal.mahkamah

pemerintah dan masyarakat mengupayakan konstitusi.go.id/eLaw/mg58ufsc89hrsguu13_

perlindungan sosial sebagai kemudahan 1998.pdf).

pelayanan agar lansia dapat mewujudkan dan Salah satu sistem pemberdayaan

menikmati taraf hidup yang wajar. lansia oleh lansia, keluarga dan organisasi

Selanjutnya pada ayat 9 disebutkan bahwa pendukung di masyarakat adalah

pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial pembentukan kelompok lansia di tingkat

adalah upaya perlindungan dan pelayanan kelurahan. Dalam kumpulan itu mereka

yang bersifat terus-menerus agar lanjut usia mengadakan pertemuan secara teratur, di

dapat mewujudkan dan menikmati taraf tempat-tempat dan dengan kegiatan yang

hidup yang wajar. (www.depsos.go.id) bervariasi. Variasi yang diganti-ganti setiap

Berdasarkan UU tentang pertemuan itu merupakan upaya agar seluruh

Kesejahteraan Lanjut Usia tersebut, lansia dengan berbeda kepentingan tetap bisa

tampaknya yang terbanyak di Indonesia ikut aktif dalam forum lansia itu, salah

adalah lansia tidak potensial. Sebab, satunya adalah dalam bentuk Karang Werda.

berdasarkan pekerjaan, banyak sedikit Menurut SK Gubernur Jawa Timur

penduduk Indonesia yang tersalurkan di No. 65 Tahun 1996, Karang Werda adalah

sektor formal, sedangkan mayoritasnya organisasi kemasyarakatan sebagai wadah

adalah di sektor informal yang tidak jelas bagi para lansia dari segala unsur dan profesi

jaminan sosial hidupnya. Melihat untuk melakukan aktivitas bersama mereka

kecenderungan meningkatnya jumlah butuhkan dan inginkan. Karang Werda pada

penduduk lansia di atas, pemerintah perlu hakekatnya merupakan wahana

mendorong dan memfasilitasi masyarakat pemberdayaan para lansia agar keinginan,

17
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 09 NOMOR 01 MARET 2018

kebutuhan, harapan, cita-cita, gagasan dan tidak membebani anggota keluarga lainnya

pengalaman yang mereka miliki dapat maupun orang lain.

disalurkan melalui lembaga ini. Demikian Pemberdayaan di sini mengandung

pula wadah ini merupakan jalur paling efektif arti bahwa lansia bukan sebagai obyek, tetapi

dan efisien bagi pemeritah, mayarakat subyek yang dapat diangkat dan

maupun lembaga sosial lainnya yang peduli diberdayakan potensinya, sehingga mereka

akan keberadaan lansia. dapat hidup mandiri tanpa merepotkan dan

Menurut Stewart (1994:3), mengganggu orang lain. Pemberdayaan

pemberdayaan adalah suatu usaha untuk mengandung makna sebagai reaksi balik atas

memberi semangat, memberi motivasi fenomena ketakberdayaan menghadapi

tertentu, agar dapat berkembang secara sebuah kekuasaan besar yang telah menjadi

maksimal sesuai dengan potensi yang mereka sebuah wacana (Sachari, 2007:37).

miliki. Sedangkan menurut Kindervatter Penelitian ini membentuk iklim yang

(1979:150), pemberdayaan adalah upaya mendorong lansia untuk mengembangkan

penyadaran dan peningkatan daya-daya pada kemampuannya dengan memberikan

diri seseorang atau kelompok untuk perhatian, semangat dan sikap berpikir positif

memahami dan mengontrol dimensi-dimensi (positive thinking). Kemudian memberikan

kekuatan yang dimiliki (religi, fisik, psikis, fasilitas yang memungkinkan pengembangan

sosial, ekonomi, politik dan budaya) untuk kemampuan tersebut dengan memberikan

peningkatan kedudukan mereka di dalam pelatihan berikut keterbelanjutannya.

masyarakat. Terkait dengan pemberdayaan Langkah nyata tersebut juga ditunjang

manusia lanjut usia adalah suatu upaya untuk dengan selalu berada di samping lansia

mengangkat potensi, prestasi dan prestise tersebut untuk mengembangkan potensi-

mereka, sehingga mereka dapat mandiri dan potensi yang mereka miliki.

18
Model Pemberdayaan Kelompok Lanjut Usia Wanita
Melalui Industri Kreatif
Asidigisianti Surya Patria, Siti Mutmainah

Penelitian ini bertujuan untuk (indepth interview) dengan informan dan

mendeskripsikan model pemberdayaan dokumentasi yang dilakukan melalui studi

kelompok lansia berupa pelatihan lapangan (field research).

keterampilan kerajinan dengan teknik

Makrame berbahan tali kor yang memiliki C. HASIL DAN PEMBAHASAN

nilai ekonomis untuk menunjang ekonomi Karang Werda Wiguna Karya

lansia. Kemudian mendeskripsikan produk- Kecamatan Jambangan dibentuk pada

produk kerajinan berbahan tali yang dapat tanggal 22 Februari 2006 di bawah SK

mengakomodasi kemampuan lansia tersebut. Camat Jambangan No. 004 tahun 2006.

Periode pertama kepengurusan diketuai oleh

B. PELAKSANAAN DAN METODE Bapak Moesari Sakiryonadi yang

Penelitian ini menggunakan metode membawahi 17 orang pengurus. Tahun ini

penelitian diskriptif kualitatif untuk memasuki periode ketiga kepengurusan

memudahkan dalam mendeskripsikan dengan masa bakti 2012-2015 yang diketuai

beberapa fakta-fakta, dan hasil yang terdapat oleh Bapak Moesari Sakirjonadi dengan surat

di kelompok lansia. Subyek penelitian adalah keputusan tertanggal 2 April 2012. Setelah

Karang Werda Wiguna Karya Kelurahan kepemimpinaan Bapak Moesri Sakiryonadi

Kebonsari Surabaya. Sebagai informan untuk berakhir dilanjutkan dengan Ibu Dra

menggali informasi lebih dalam mengenai Sumiyati, M.Si hingga kini. Dibentuknya

subyek penelitian adalah Ibu Dra. Hj. kelompok Karang Werda ini bertujuan untuk

Sumiyati, M.Si sebagai ketua Karang Werda mewadahi para usia lanjut (lansia) untuk

Wiguna Karya Kelurahan Kebonsari berorganisasi dan bertemu. Kegiatan yang

Surabaya. Teknik pengumpulan data dilakukan pun tidak lepas dari kebutuhan

dilakukan melalui studi pustaka, penelusuran para lansia tersebut. Kegiatan tersebut dibagi

data online, observasi, wawancara mendalam dua antara kegiatan rutin dan tidak rutin.

19
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 09 NOMOR 01 MARET 2018

Kegiatan rutin dilakukan secara terus- dalam kondisi miskin, para lanjut usia punya

menerus dan berkala, antara lain: pengajian keinginan untuk mandiri, tidak

rutin setiap bulan, pemeriksaan kesehatan menggantungkan hidup pada anak cucunya,

dan olahraga atau senam lansia. etos kerja mereka juga masih tinggi (Iswanti

Lansia merupakan dua kesatuan fakta dkk, 2011: 4).

sosial dan biologi. Sebagai suatu fakta sosial, Selama ini para lansia merasa kurang

lansia merupakan suatu proses penarikan produktif karena masa usia merupakan usia

diriseseorang dari berbagai status dalam pensiun dari pekerjaannya tetapi di sisi lain

suatu struktur masyarakat. Secara fisik, mereka kebutuhan ekonomi semakin

pertambahan usia dapat berarti semakin meningkat terutama berhubungan dengan

melemahnya manusia secara fisik dan kesehatan sedangkan uang pensiun yang

kesehatan (Prayitno, 1999:48). Kemunduran didapat kurang bisa mencukupi kebutuhan

fisik yang terjadi pada sebagian lansia kesehatannya. Sehingga para lansia ini

berdampak pada keterbatasan akses dan mencari alternatif pekerjaan yang sesuai

power sehingga pada sebagian lansia sering dengan kemampuan fisik dan pikirnya.

kali membawa konsekuensi berkurangnya Dipandang dari usia memberikan pekerjaan

pendapatan yang dapat menyebabkan bagi lansia tidaklah mudah mengingat

kemiskinan lansia. Berbahagia program keterbatasan fisik dan pikirnya. Oleh sebab

pemerintah yang memfokuskan pada itu peningkatan penghasilan lansia melalui

berbagai layanan lansia telah banyak pemberian pekerjaan menjadi sangat terbatas.

dikembangkan. Meskipun demikian, Salah satu pekerjaan yang dapat

kemiskinan lansia belum mampu diatasi mengakomodasi kemampuan lansia tersebut

hanya dengan program pemerintah. Dalam adalah pembuatan kerajinan karena kerajinan

kenyataannya, jumlah lansia miskin jauh mempunyai tingkat kesulitan yang variatif

lebih banyak dari lansia mapan. Walaupun sehingga dapat disesuaikan dengan
20
Model Pemberdayaan Kelompok Lanjut Usia Wanita
Melalui Industri Kreatif
Asidigisianti Surya Patria, Siti Mutmainah

kemampuan perajin, dari tingkat pemula Berdasarkan uraian tersebut, upaya

hingga mahir. pengembangan di luar hal-hal yang terkait

Industri kreatif berpotensi terlihat dengan rutinitas kegiatan lansia, misalnya

potensial untuk dikembangkan, karena dengan memberikan pelatihan keterampilan

terdapat banyak sumber daya insani kreatif membuat suatu karya yang bukan saja

dan kekayaan aneka budaya yang ada di menambah keterampilan anggota tetapi juga

Indonesia. (Mursito dan Harini, 2014:243). berpeluang untuk dikembangkan menjadi

Kerajinan sebagai salah satu dari 14 sub sebuah usaha yang mampu memberikan nilai

sektor industri kreatif, merupakan Kegiatan tambah bagi keluarga. Salah satu bidang

kreatif yang berkaitan dengan kreasi, usaha yang berpeluang untuk dikembangkan

produksi dan distribusi produk yang dibuat adalah usaha kerajinan. Salah satu usaha

dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang kerajinan yang dapat dikembangkan dengan

berawal dari desain awal sampai dengan modal tidak besar tetapi mampu

proses penyelesaian produknya, antara lain menghasilkan nilai ekonomi yang cukup

meliputi barang kerajinan yang bisa terbuat tinggi adalah kerajinan makrame dengan

dari: serat buatan. Produk kerajinan pada menggunakan tali kor.

umumnya hanya diproduksi dalam jumlah Makrame mempunyai potensi untuk

yang relatif kecil (bukan produksi massal). dikembangkan bila dilihat bahan yang

(http://disperindag.jatimprov.go.id). digunakan dari tali kor yang memiliki

Pengembangan industri kreatif yaitu beragam warna sehingga produk yang

memberikan dampak sosial yang positif yang dihasilkan akan menarik dan tidak monoton.

akan memberikan pengaruh pada kehidupan Disisi lain Makrame dapat diaplikasikan

sosial, iklim bisnis, peningkatan ekonomi dan dalam berbagai bentuk produk yang memiliki

juga berdampak pada citra suatu kelompok fungsi, dengan demikian memiliki peluang

(Irawan, 2015:4). usaha bisa dikembangkan menjadi produk

21
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 09 NOMOR 01 MARET 2018

produk makrame yang memiliki fungsi atau lainnya (Kusantati, 2008: 84-85). Teknik

guna, salah satunya adalah tas dan dompet. makrame yang diterapkan pada produk

Kekuatan plastik dan long term prototype adalah simpul dasar (Soebandi,

penggunaannya juga menjadi andalan potensi 2006), sebagai berikut.

produk. 1. Simpul Kepala

Makrame berasal dari kata Arab Simpul Kepala Untuk ini diperlukan

“Mucharam” artinya susunan kisi-kisi tali yang direntangkan sebagai tempat

sedangkan kata macramé dari turki yang menyimpulkan simpul kepala. Simpul-simpul

berarti rumbai-rumbai atau migrama yang ini dibuat berulang dengan jumlah sesuai

artinya penyelesaian (penyempurnaan) kebutuhan.

garapan lap dan selubung muka dengan

simpul (Sartini, 2011:27-28). Makrame

merupakan bentuk seni kerajinan simpul-

menyimpul dengan menggarap rantaian

benang awal dan akhir suatu hasil tenunan,

dengan membuat berbagai simpul pada rantai

benang tersebut sehingga terbentuk aneka

rumbai dan jumbai (www.kbbi.web.id). Pada

dasarnya makrame adalah seni menghias

simpul yang terdiri atas satu, dua, tiga, empat Gambar 1. Simpul Kepala

atau lebih dalam satu kelompok bentuk pola. 2. Simpul Tunggal

Makrame telah dieksplorasi kedalam Bila mengikuti langkah dengan benar

berbagai bentuk produk bercita rasa seni maka hasil simpulannya akan tampak seperti

seperti: tas, gantungan pot, partisi hiasan tangga.

dinding dan berbagai produk hiasan pakai


22
Model Pemberdayaan Kelompok Lanjut Usia Wanita
Melalui Industri Kreatif
Asidigisianti Surya Patria, Siti Mutmainah

Teknik Makrame sebagai salah satu

kerajinan yang mempunyai variasi kesulitan

yang beragam bisa mengakomodasi

kemampuan para lansia tersebut. Tingkat

kesulitan makrame tersebut membentuk motif

yang bervariasi sehingga bisa memunculkan

motif yang beragam. Di sisi lain kerajinan

anyam tidak membutuhkan space yang luas

Gambar 2. Simpul Kepala dalam proses pengerjaannya karena

Dilihat dari aspek produksi, teknik tergantung dari obyek yang akan dibuat

makrame ini tidaklah sulit. Bahan baku juga sehingga dapat dikatakan menganyam dapat

mudah didapat di distributor plastik baik dilakukan dimana saja, baik di tempat

melalui toko nyata ataupun online internet. perkumpulan seperti balai desa, kelurahan,

Proses pembuatannya sendiri membutuhkan RW atau bahkan di rumah.

waktu yang realtif lama (tergantung tingkat Model pemberdayaan untuk lansia

kemahiran) sehingga bisa dilakukan oleh para wanita Karang Werda Wiguna Karya dimulai

lansia yang memang miliki waktu luang. dengan studi pendahuluan yang dilakukan

Space atau area pembuatannya pun tidak untuk mengetahui permasalahan yang

memerlukan tempat khusus. Sedangkan dari dihadapi hingga sumber daya manusia yang

aspek manajemen usaha, kerajinan makrame dimiliki. Tahap ini dilakukan dengan teknik

ini bisa diawali melalui manajemen usaha wawancara dan berdiskusi dengan beberapa

sederhana berdasarkan aspek produksi. pengurus Karang Werda Wiguna Karya

Manajemen usaha tersebut berdasarkan Kelurahan Kebonsari. Wawancara tersebut

manajeman produksi dengan melihat biaya kemudian dilanjutkan dengan observasi

produksi. langsung ke lokasi untuk mengetahui secara

23
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 09 NOMOR 01 MARET 2018

nyata kondisi geografis dan demografis. penggambaran detail dan jelas daripada

Berikutnya berkoordinasi ke dalam untuk uraian penjelasan kata-kata yang panjang

menganalisa data yang diperoleh di lapangan lebar. Tahapan proses penyusunan modul

untuk menyusun modul dan yang disesuaikan diawali dengan pengumpulan materi yang

dengan kondisi dan situasi anggota Karang akan ditampilkan dalam modul. Materi yang

Werda. Bersamaan dengan membuat modul dituangkan berasal dari berbagai sumber

dibuat pula prototype produk yang pustaka baik dari buku maupun internet.

merupakan contoh produk yang akan menjadi Sumber pustaka tersebut kemudian

contoh hasil akhir ketika kegiatan pelatihan digabungkan menjadi satu kesatuan modul

berlangsung. Prototype tersebut juga yang utuh.

disesuaikan dengan kemampuan lansia, Kegiatan pengembangan keterampilan

dirancang agar tidak terlalu sulit ataupun dimulai dengan sosialisasi satu kali

tidak terlalu mudah. pertemuan dan pelatihan selama lima kali

Modul disesuaikan dengan kemampuan pertemuan dihadiri oleh 10 orang lansia

lansia yang merupakan lansia wanita yang wanita. Seluruh kegiatan dilaksanakan di

masih awam dengan teknik simpul Makrame. Balai Kelurahan Kebonsari Surabaya.

Di dalam modul ditampilkan contoh-contoh Kegiatan sosialisasi dilakasanakan pada hari

simpul dasar dan langkah-langkah minggu tanggal 22 Juni 2016 ketika buka

membuatnya. Untuk lebih menarik di dalam bersama. Sedangkan pertemuan pertama

modul juga disertakan gambar-gambar pelatihan setiap hari Sabtu tanggal 30 Juli, 27

produk yang terbuat dari tali kor dengan Agustus, 3 September, 10 September, 24

teknik makrame. Gambar-gambar disajikan September dan 15 Oktober 2016. Selama

menarik untuk mempermudah lansia pelatihan ini berhasil menghasilkan 5 sarung

memahami makrame mengingat peserta bantal, 5 kap lampu dan 5 sarung gallon air

adalah masyarakat awan yang perlu mineral serta 3 tas. Keseluruhan hasil produk
24
Model Pemberdayaan Kelompok Lanjut Usia Wanita
Melalui Industri Kreatif
Asidigisianti Surya Patria, Siti Mutmainah

kerajinan yang dibuat lansia wanita Karang kursi, kap lampu, tutup galon air mineral dan

Werda Wiguna Karya Kelurahan Kebonsari tas. Selain menghasilkan luaran berupa

memiliki kualitas yang mendekati bahkan produk-produk kerajinan juga membuat

sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. media promosi yang digunakan untuk

Mulai kegiatan sosialisasi hingga membantu memasarkan produk-produk

kegiatan pelatihan selama enam kali kerajinan tersebut. Media promosi yang

pertemuan berjalan dengan lancar. Berjumlah dihasilkan berupa standing banner dan

10 orang peserta yang kesemuanya adalah brosur. Kedua media promosi ini diharapkan

ibu-ibu anggota Karang Weda Wiguna Karya di-display ketika ibu-ibu Karang Werda

Kelurahan Kebonsari Kecamatan Jambangan Wiguna Karya Kelurahan Kebonsari

Surabaya menghadiri kegiatan dengan baik. Surabaya mengikuti pameran produk

Dilihat dari ketersediaan bahan hingga, unggulan daerah, salah satu pameran yang

pelatihan, dan proses finishing, semua tidak telah diikuti adalah Road Show Pahlawan

mengalami halangan apapun. Ekonomi di Sentra PKL Kecamatan

Jambangan.

Gambar 3. Suasana Pelatihan

Luaran (output) yang dihasilkan setelah Gambar 4. Suasana Pelatihan

kegiatan ini adalah produk-produk kerajinan Pengetahuan tentang teknik makrame

berbahan tali kor dengan teknik makrame. menggunakan tali kor yang didapat

Produk kerajinan antara lain: sarung bantal diterapkan di rumah bahkan ibu-ibu lansia

25
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 09 NOMOR 01 MARET 2018

tersebut tidak segan-segan menyebarkan mineral serta 3 tas. Keseluruhan hasil produk

pengetahuannya yang telah didapat kepada kerajinan yang dibuat ibu-ibu Karang Werda

orang sekitar. Mereka juga berharap akan Wiguna Karya Kelurahan Kebonsari

banyak kegiatan pemberdayaan sedemikian memiliki kualitas yang mendekati bahkan

untuk para lansia anggota Karang Werda sudah sama dengan produk prototype.

Wiguna Karya supaya mereka bias mengisi Produk kerajinan tersebut selain digunakan

hari tuanya dengan produktif tidak sebagai pemenuhan kebutuhan lansia

menggantungkan dari uang pensiun atau ekonomi dengan menjualnya sebagai produk

orang lain. kerajinan, selama proses pembuatan kerajian

Luaran berupa hasil kerajinan yang lansia yang mengikuti pelatihan dengan

dihasilkan lansia sudah memenuhi standar menghasilkan produk kerajinan mereka

quality control yang ditetapkan. Lansia masih memiliki kemampuan berkarya dan

mampu menyelasaikan lebih dari dua karya mereka merasa puas dan percaya diri dengan

kerajinan. Hanya saja kerapiannya masih hasil karyanya tersebut. Produk kerajinan

perlu ditingkatkan. Hal ini disebabkan peserta dapat peningkatan pendapatan bagi lansia

sebelumnya tidak memiliki keterampilan yang mulai memproduksi kerajinan berbahan

sama sekali mengenai teknik makrame. tali kor tersebut. Partisipasi lansia wanita

Untuk dapat bersaing dengan produk di Karang Werda Wiguna Karya diwujudkan

pasaran masih perlu banyak latihan lagi. dengan adanya keikutsertaan lansia dalam

pameran, dan mempromosikan usaha sesama

D. PENUTUP lansia.

Hasil pemberdayaan lansia melalui Dari kegiatan ini diharapkan nantinya

usaha industri keratif dengan kerajinan pengetahuan yang telah didapatkan oleh

berbahan tali kor menghasilkan 5 sarung peserta akan ditularkan dan dikembangkan

bantal, 5 kap lampu dan 5 sarung gallon air kepada lansia lainnya serta warga sekitarnya
26
Model Pemberdayaan Kelompok Lanjut Usia Wanita
Melalui Industri Kreatif
Asidigisianti Surya Patria, Siti Mutmainah

yang tertarik untuk mengembangkan menjadi Rahmana, A. 2009. Peranan Teknologi

sebuah usaha industri kecil. Lebih lanjut, Informasi dalam Peningkatan Daya

apabila usaha yang dirintis sudah Saing Usaha Kecil Menengah.

berkembang menjadi suatu industri kecil Yogyakarta: BPFE UGM.

tentunya akan menyerap tenaga kerja sekitar Sulistyastuti, D R.. 2004. Dinamika Usaha

sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan Kecil dan Menengah (UKM): Analisis

pendapatan para lansia. Konsentrasi Regional UKM di

Indonesia 1999-2000. Jurnal

E. DAFTAR PUSTAKA Pembangunan, 9 (2).

Kuncoro. 2007. Industri Kecil dan UMKM. Siregar, A. A. 1997. Dasar-Dasar Akuntansi.

Jakarta: FE UI. Bandung. Erlangga.

Raharjo, B. 1999. Memahami Laporan Sugiri, S. dan Riyono, B. A. 2011. Akuntansi.

Keuangan, Edisi Keenam. Yogyakarta: Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Gajah Mada University.

27

Anda mungkin juga menyukai