Anda di halaman 1dari 9

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KARANG TARUNA

DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KESADARAN UNTUK


MENGELOLA SAMPAH MENJADI RUPIAH DI DESA SAKATIGA KEC.
INDRALAYA KAB. OGAN ILIR

Disusun oleh :

Ilham Firmansyah (07021281924062)

Rempi simbolon (07021281924052)

Dwi Yoga Arliando (07021281924060)

Gita Ariska Kaban (07021281924074)

Mareta Sulistia (07021381924092)

Dinda Rahmadani (07021181924018)

Kenithasia Tyas Tiffany (07021181924027)

Dimas Agil Demara (07021381924148)

Dosen pembimbing : Dra. Dyah Hapsari Enh, M.Si

Dr. Yunindyawati, M. Si

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2022
1. Latar Belakang
a. Konsep Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk


menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri.

Konsep pemberdayaan (empowerment) sebagai upaya memberikan


otonomi, wewenang, dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu
organisasi, serta mendorong mereka untuk kreatif agar dapat
menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin. Menurut Mubarak (2010)
permberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memulihkan atau
meningkatkan kemampuan suatu komunitas untuk mampu berbuat sesuai
dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak-hak dan
tanggung jawabnya selaku anggota masyarakat.

Menurut Sunyoto (2009), pemberdayaan masyarakat merupakan


sebuah proses dalam bingkai usaha memperkuat apa yang lazim disebut
kemandian

b. Kondisi masyarakat saat ini di lokasi


Desa sakatiga indralaya kabupaten ogan ilir adalah desa yang bisa
dikatakan bukan termasuk desa yang tertinggal te tapi juga tidak terlalu
maju.
Kondisi masyaarakat sakatiga jika dilihat dari segi mata pencaharian,
berdasarkan informasi dari informan yang merupan penduduk asli desa
Sakatiga mengatakan bahwa mempunyai banyak mata pencaharian ada
yang bermata pencaharian sebagai petani padi, kemudian ada masyarakat
yang memiliki pekerjaan sebagai PNS, pedagang, tenaga kesehatan, sopir,
dan buruh. Sedangkan untuk agama sendiri, desa Sakatiga mayoritas
masyarakatnya menganut agama islam.
c. Alasan Sakatiga penting di lakukan upaya pemberdayaan
Berdasarkan hasil observasi Di desa Sakatiga Indralaya Kabupaten
Ogan Ilir didapatkan informasi bahwa masih ada masalah dalam
pelaksanaan Bank Sampah. Masalah tersebut antara lain masyarakat belum
sadar akan pentingnya memilah dan mengelola sampah anorganik.
Pelaksanaan bank sampah tersebut dilakukan hanya sekedar membuang
sampah pada tempatnya dan disatukan antara organik dan anorganik. Oleh
karena itu, dengan adanya program bank sampah tersebut seharusnya ada
pengelolahan sampah selanjutnya yang dilakukan. Tidak hanya
dikumpulkan saja menjadi satu tempat sampah, lalu diangkut dan langsung
dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sebaiknya sampah tersebut
adanya proses pemilahan antara sampah organik dan anorganik, sehingga
sampah anorganik bisa didaur ulang kemudian dimanfaatkan untuk
membuat sebuah kerajinan.
d. Tujuan pemberdayaan yang dilakukan kelompok
Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda
nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab
sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di
wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama
bergerak dibidang kesejahteraan sosial, dalam hal ini karang taruna Desa
Sakatiga menjadi harapan dalam peran serta nya membangun dan
memotivasi para pemuda/i untuk pengelolaan sampah bisa menjadi solusi
bagi permasalahan sampah ini. Tujuan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini yaitu untuk mengetahui cara pengelolaan sampah hasil
rumah tangga dan memberikan edukasi berupa solusi dalam pengelolaan
sampah hasil rumah tangga di Desa Sakatiga melalui Sosialisasi. Sehingga
melalui alternatif solusi yaitu memberikan sosialisasi terhadap pentingnya
pengelolaan sampah rumah melalui Karang Taruna sekiranya dapat
membantu mengatasi permasalahan sampah rumah tangga di Desa
Sakatiga, guna menumbuhkan kesadaran dalam pengelolaan sampah untuk
memperoleh manfaat secara langsung, baik secara ekonomi dan kesehatan
lingkungan agar terciptanya lingkungan hijau, sehat, dan nyaman. Dengan
demikian melalui hasil laporan ini, diharapkan peneliti dapat memberikan
gagasan/ide sebagai alternatif strategi bagi warga desa dalam pentingnya
pengelolaan sampah rumah tangga berbasis pemberdayaan masyarakat
melalui Karang Taruna Desa Sakatiga.

2. Gambaran Umum Lokasi


a. Sejarah Desa Sakatiga
Gambar. 1 Desa Sakatiga

Sakatiga adalah desa yang berada di Kecamatan Indralaya,


Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Indonesia. Nama desa Sakatiga
merupakan perpaduan dari asal suku dari tiga orang yang berlainan.
Suku pertama bernama Sebetung dari suku Penesak kecamatan
Tanjung Batu, sekarang setelah pemekaran wilayahnya menjadi
kecamatan lubuk Keliat dan sampai sekatang masih terdapat desa Betung
di kecamatan Lubuk Keliat, suku kedua bernama Sangtiko berasal dari
suku Belida (suku yang terdapat di daerah Gelumbang kota Prabumulih)
dan suku ketiga berasal dari suku Jawa-Mataram Kuno yang bernama
Bakaliantang. Penduduk keturunan suku Belida mendiami sebelah ilir dari
sungai Ogan, Keturunan suku penesak mendiami sebelah Ulu sungai Ogan
dan suku Jawa mendiami bagian tengah.
Pemerintah Sakatiga berbentuk marga, yang masuk dalam wilayah
kekuasaan Sakatiga meliputi desa Indralaya, desa Lubuk Sakti, desa
Tanjung Seteko, desa Pering, desa Ulak Bedil dan desa Sakatiga Sebrang.
Namun sekarang setelah adanya pemekaran kabupaten, desa tersebut telah
berkembang. Desa Sakatiga telah berkembang menjadi 8 dusun dengan
3434 jumlah penduduk.

b. Kondisi Demografi di Desa Sakatiga


Satu dusun sudah mempunyai 3 masjid dan dua mushollah, sedangkan
mata pencarian penduduk mayoritas menjadi tukang, lalu bertani yang
lokasi lahan pertaniannya biasa disebut Lebak Teluk Putih dan Lebak
Teluk Bulu Air Bulu. Walaupun desa Sakatiga telah banyak berubah
namun hingga kini nenek moyang desa Pengandang tersebut mash
mengistilahkan desa Sakatiga sebagai dusun Besar atau dusun Tua.

c. Kondisi Infrastuktur Wisata di Desa Sakatiga


Gambar. 2 Wisata Islami Teluk Putih

Wisata yang bangun dan di Kelola oleh Pondok Pesantren Radhatul Ulum
adalah lokasi teluk yang berada di piggiran pemukiman warga Sakatiga.
Air yang berada di Wisata Teluk Putih tersebut merupakan rembesan dari
sungai komering yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut. Pengelolaan
dari lokasi wisata tersebut di bawah naungan divisi Badan Usaha Milik
Pesantren (BUMP) yang berkerjasama pelaksanaanya dan pendanaanya
dari kalangan masyarakat sekitar, sehingga dengan banyaknya wisatawan
yang berkunjung merupakan pendapatan yang dikelola sebagai amal usaha
untuk menjalankan misi pendidikan dan kebermanfaatan lembaga pondok
pesantren dan pendapatan bagi sebagaian masyarakat yang terlibat di
penyelenggaraan dan pengelolaan wisata Islami Teluk Putih.

3. Kelompok Sasaran (Penerima Manfaat)


Kelompok sasaran yang menerima manfaat dari program pemberdayaan ini adalah
masyarakat Sakatiga melalui karang taruna sebagai penguat stakeholder yang terlibat
dalam program kegiatan. Kami lebih memfokuskan kalangan remaja nya sebagai
kelompok sasaran utama karena kalangan remaja nya bersama anggota karang taruna
di desa Sakatiga ini lebih mudah di ajak, di imbau, di arahkan dan tentunya
mempunyai jiwa kreativitas yang tinggi dalam menjalan program pemberdayaan
nantinya mengenai daur ulang sampah agar bisa dimanfaatkan dan mempunyai nilai
guna dan nilai ekonomi kreatif. Oleh karena itu, kami ingin memberdayakan
masyarakat Sakatiga ini dengan memberikan mereka pengetahuan mengenai daur
ulang sampah dan manfaatnya yang bisa menguntungkan untuk menciptakan
ekonomi kreatif masyarakat serta memberikan mereka edukasi mengenai teknologi
untuk branding hasil produknya agar dapat mereka memanfaatkan untuk menunjang
perekonomian mereka.

4. Potensi dan Masalah dalam Masyarakat/Kelompok


a. Potensi yang ada didalam masyarakat yang akan diberdayakan

Kemampuan yang dimiliki suatu desa yang mungkin untuk


dikembangkan tetap selamanya akan menjadi potensi bila tidak diolah, atau
didayagunakan menjadi suatu realita berwujud kemanfaatan kepada
masyarakat. Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu
untuk membuatnya bermanfaat kepada masayarakat. Salah satu potensi
alam yang dimiliki desa sakatiga adalah sungai. Pemanfaatan daerah aliran
sungai adalah salah satu pengelolaan daerah aliran sungai yang dapat
dimanfaatkan masyarakat yang tinggal di pinggiran bantaran sungai. Hal ini
mengakibatkan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan daerah aliran
sungai sebagai aktivitas mandi cuci kakus. Berdasarkan hasil wawancara,
sumber mata pencaharian masyarakat desa sakatiga mayoritas sebagai
petani, dagang, dan tukang. Masyarakat sakatiga sudah dapat dikatakan
sebagai masyarakat sejahtera, karena tidak banyak ditemukan masyarakat
yang penggangguran. Melalui karang taruna desa Sakatiga, mereka
memberdayakan masyarakatnya ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan
yang diadakan oleh karang taruna meskipun tidak sebagai pekerjaan tetap.

b. Masalah yang ada didalam masyarakat


Desa sakatiga masih sangat rentan dengan masalah sampah,
melakukan pembuangan sampah disembarang tempat bahkan disepanjang
aliran sungai. Namun, dalam kepengurusan karang taruna desa sakatiga
melakukan program kerja dengan mengadakan bank sampah. Hal ini
sangat berdampak positif terhadap kebersihan desa sakatiga. Namun
program kerja tersebut hanya sebatas pembuatan bank sampah. Perlu
dibuatnya pemilahan sampah organik dan non organik. kurangnya minat
untuk mengolah sampah serta pengetahuan untuk mengatasi permasalahan
sampah yang ada (sampah organik dan non organik) merupakan salah satu
permasalahan yang ada di desa sakatiga. Bank sampah sebaiknya dikelola
oleh orang yang kreatif, inovatif, serta memiliki jiwa kewirausahaan, agar
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa sakatiga. Masyarakat
harus dibiasakan untuk memilah sampah kemudian memilihnya lalu
mengubah sampah menjadi barang yang lebih berharga sehingga dapat
membantu mengurangi limbah sampah yang sulit terurai. Pengetahuan,
sikap, dan keterampilan warga mengelola sampah rumah tangga untuk
melakukan daur ulang juga menjadi hal penting dalam pengelolaan
sampah sehingga ekonomi masyarakat bisa lebih maju dengan
mengembangkan kerajinan layak jual dari limbah sampah.
c. Rencana Mitigasi masalah
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan kebersihan
lingkungan memperburuk kerusakan lingkungan. Bahaya membuang
sampah sembarangan dapat menyebabkan berbagai masalah dan berbagai
penyakit. Penyakit yang di maksud yaitu Hepatitis A, Disentri,
Salmonellosis, Penyakit Pes, Demam Bedarah. Sampah juga bisa
meracuni air sungai yang di pakai sebagai sumber air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari. Tetapi, perlakuan manusia yang tidak membuang
sampah pada tempatnya menyebabkan kerusakan lingkungan. Kebiasaan
membuang sampah sembarangan mengakibatkan menumpuk di aliran
sungai. Bukan hanya itu, ulah manusia yang membuang sampah di sungai
dapat menyebabkan tersumbatnya saluran sungai dan dapat menyebabkan
banjir besar dan masuk di pemukiman warga sekitar sungai. Permasalahan
tersebut, terjadi juga di Desa Sakatiga Indralaya.
Upaya yang ingin dilakukan salah satunya adalah adalah pemisahan
sampah organik dan non-organik hingga mampu mengelola sampah
menjadi rupiah. Masalah sampah bukanlah permasalahan yang bisa
dibiarkan begitu saja. Diperlukan tindakan nyata dan kerjasama oleh setiap
lapisan masyarakat dan karang taruna bisa menjadi salah satu yang
diterapkan. Pendekatan dalam mitigasi ini adalah pendekatan manusia,
yaitu mengarahkan dan memfokuskan pada kemampuan manusia dalam
berpikir, bersikap dan bertindak secara positif dalam mengatasi
permasalahan. Pembatasan masalah yang diselesaikan dalam program
pengabdian ini adalah budaya dimulai dari pribadi kearah kolektif dan
masyarakat. Permasalahan dibatasi pada upaya Karang Taruna dan peran
sumber daya manusia (SDM) Masyarakat dalam mitigasi pengelolaan
sampah menjadi rupiah.

5. Strategi yang akan dilaksanakan dalam kegiatan praktek


pemberdayaan
Strategi Pemberdayaan Kelompok kami melalui 3 (tiga) tiga metode strategi
pemberdayaan yaitu metode sosialisasi, metode pendampingan dan metode
pendidikan masyarakat. Metode sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman
dan gambaran mengenai pentingnya pengelolaan sampah di Desa Sakatiga.
sosialisasi memberikan gambaran mengenai potensi mengelola sampah yang ada di
Desa Sakatiga bisa menjadi rupiah. Adapun bentuk sosialisasi yang dilaksanakan di
Desa Sakatiga dengan mengundang narasumber dari Akademisi / Stakeholder
(Perangkat Desa/ Karang Taruna) untuk memberikan materi kepada masyarakat
mengenai pengelolaan sampah. Adapun metode yang digunakan selanjutnya adalah
memberikan pendampingan kepada masyarakat yang ada di Desa Sakatiga dengan
memberdayakan Masyarakat melalui(bersama) Karang Taruna Desa Sakatiga untuk
membentuk organisasi atau komunitas yang ke depannya akan melaksanakan
pengabdian kebersihan lingkungan di Desa Sakatiga. Program: Meliputi kegiatan
Minggu Bersih, pemilahan sampah rumah tangga dan dilanjutkan pembinaan
masyarakat oleh tokoh masyarakat desa, serta pembuatan kerajianan tangan dari
bahan sampah plastik, seperti tatakan gelas, gantungan kunci,vas bunga, dan berbagai
kerajinan lainnya.

6. Indikator Keberhasilan Program

Indikator keberhasilan program:

1) Timbilnya kesadaran dan perubahan pola pikir dalam diri setiap masyarakat desa
sakatiga, serta meningkatkan keterampilan dalam memanfaatkan yang ada
dilingkungan sekitar terutama dalam mengelola sampah
2) Msayarakat lebih menjaga dan melestarikan lingkungan, lebih mengerti dalan
pemilahan sampah organik dan non organik .
3) Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh masyarakat
dengan memanfaatkan pengolahan sampah sebagai sumber rupiah.
4) Meningkatkan kapasitas desa Sakatiga yang ditandai dengan semakin tingginya
kepedulian terhadap sampah dan pengelolaan sampah menjadi rupiah.

Anda mungkin juga menyukai