Disusun oleh :
Dr. Yunindyawati, M. Si
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
1
1. Latar Belakang
Menurut Craig dan Mayo dalam Nugroho (2007, h.28), partisipasi merupakan
komponen terpenting dalam upaya pertumbuhan kemandirian dan proses pemberdayaan.
Strategi pemberdayaan menempatkan partisipasi masyarakat sebagai isu pertama
pembangunan saat ini.
Desa Sakatiga adalah desa yang berada di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan
Ilir, Sumatra Selatan, Indonesia. Di desa ini terdapat suatu permasalahan, yakni mengenai
pengelolaan sampah yang ada di lingkungan desa. Berdasarkan hasil observasi Di desa
Sakatiga Indralaya Kabupaten Ogan Ilir didapatkan informasi bahwa masih ada masalah
dalam pelaksanaan Bank Sampah. Masalah tersebut antara lain masyarakat belum sadar
akan pentingnya memilah dan mengelola sampah.
Pelaksanaan bank sampah di desa Sakatiga yang digerakkan oleh karang taruna desa
Sakatiga sejauh ini hanya sekedar penyediaan tempat sampah dan membuang sampah
2
pada tempatnya tanpa adanya pemilahan sampah. Oleh karena itu, dengan adanya
program bank sampah tersebut seharusnya ada pengelolahan sampah selanjutnya yang
dilakukan dengan perlunya proses pemilahan sampah organik dan anorganik.
Pengelolaan sampah ini sangat urgen dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Tidak hanya sampah anorganik saja yang harus diolah, sampah organik juga perlu
dilakukan pengolahan. Oleh karena itu masyarakat desa Sakatiga perlu diarahkan cara
pengelolaan sampah organik menggunakan lubang resapan biopora untuk mengubah
sampah menjadi barang berguna. Biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan yang bisa dijadikan solusi untuk mengatasi masalah sampah organik.
Biopori merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah
sebagai lubang resapan air yang memiliki dampak baik bagi lingkungan. Dengan adanya
biopori, membantu tanah meresap air hujan yang dapat membuat kualitas tanah berubah
menjadi lebih baik. Melalui biopori ini pengelola sampah organik menjadi barang yang
berguna seperti kompos. Selain itu biopori juga mampu membantu menangani genangan
air pada saat musim hujan tiba, sehingga mencegah terjadinya banjir. Melihat
permasalahan yang ada di Sakatiga, kami tertarik untuk melakukan pemberdayaan ini
dalam pengelolaan sampah organik melalui biopori dimana biopori ini dianggap sebagai
solusi terhadap pengelolaan sampah di desa Sakatiga.
3
menumbuhkan kesadaran dalam pengelolaan sampah untuk memperoleh manfaat secara
langsung, baik secara ekonomi dan kesehatan lingkungan agar terciptanya lingkungan
hijau, sehat, dan nyaman. Dengan demikian melalui hasil laporan ini, diharapkan peneliti
dapat memberikan gagasan/ide sebagai alternatif strategi bagi warga desa dalam
pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga berbasis pemberdayaan masyarakat
melalui Karang Taruna Desa Sakatiga.
Sakatiga adalah desa yang berada di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir,
Sumatra Selatan, Indonesia. Nama desa Sakatiga merupakan perpaduan dari asal suku
dari tiga orang yang berlainan.
Suku pertama bernama Sebetung dari suku Penesak kecamatan Tanjung Batu,
sekarang setelah pemekaran wilayahnya menjadi kecamatan lubuk Keliat dan sampai
sekatang masih terdapat desa Betung di kecamatan Lubuk Keliat, suku kedua bernama
Sangtiko berasal dari suku Belida (suku yang terdapat di daerah Gelumbang kota
Prabumulih) dan suku ketiga berasal dari suku Jawa-Mataram Kuno yang bernama
Bakaliantang. Penduduk keturunan suku Belida mendiami sebelah ilir dari sungai Ogan,
Keturunan suku penesak mendiami sebelah Ulu sungai Ogan dan suku Jawa mendiami
bagian tengah.
4
Pemerintah Sakatiga berbentuk marga, yang masuk dalam wilayah kekuasaan
Sakatiga meliputi desa Indralaya, desa Lubuk Sakti, desa Tanjung Seteko, desa Pering,
desa Ulak Bedil dan desa Sakatiga Sebrang. Namun sekarang setelah adanya pemekaran
kabupaten, desa tersebut telah berkembang. Desa Sakatiga telah berkembang menjadi 8
dusun dengan 3434 jumlah penduduk.
Satu dusun sudah mempunyai 3 masjid dan dua mushollah, sedangkan mata
pencarian penduduk mayoritas menjadi tukang, lalu bertani yang lokasi lahan
pertaniannya biasa disebut Lebak Teluk Putih dan Lebak Teluk Bulu Air Bulu. Walaupun
desa Sakatiga telah banyak berubah namun hingga kini nenek moyang desa Pengandang
tersebut mash mengistilahkan desa Sakatiga sebagai dusun Besar atau dusun Tua.
Wisata yang bangun dan di Kelola oleh Pondok Pesantren Radhatul Ulum adalah lokasi
teluk yang berada di piggiran pemukiman warga Sakatiga. Air yang berada di Wisata
Teluk Putih tersebut merupakan rembesan dari sungai komering yang berada tidak jauh
5
dari lokasi tersebut. Pengelolaan dari lokasi wisata tersebut di bawah naungan divisi
Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) yang berkerjasama pelaksanaanya dan
pendanaanya dari kalangan masyarakat sekitar, sehingga dengan banyaknya wisatawan
yang berkunjung merupakan pendapatan yang dikelola sebagai amal usaha untuk
menjalankan misi pendidikan dan kebermanfaatan lembaga pondok pesantren dan
pendapatan bagi sebagaian masyarakat yang terlibat di penyelenggaraan dan pengelolaan
wisata Islami Teluk Putih.
Kelompok sasaran yang menerima manfaat dari program pemberdayaan ini adalah
masyarakat Sakatiga melalui karang taruna sebagai penguat stakeholder yang terlibat
dalam program kegiatan. Dengan fokus kepada seluruh masyarakat desa Sakatiga baik
orang tua maupun remaja. Oleh karena itu, kami ingin memberdayakan masyarakat
Sakatiga ini dengan memberikan mereka pengetahuan mengenai daur ulang sampah
terutama sampah organik melalui pembuatan lubang biopori dan dapat merasakan
manfaat untuk menciptakan lingkungan yang bersih, mencegah terjadinya bencana dan
penyakit dan yang tidak kalah penting yaitu meningkatnya kesadaran serta pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah.
Kemampuan yang dimiliki suatu desa yang mungkin untuk dikembangkan tetap
selamanya akan menjadi potensi bila tidak diolah, atau didayagunakan menjadi suatu
realita berwujud kemanfaatan kepada masyarakat. Karena itu potensi wilayah
memerlukan upaya-upaya tertentu untuk membuatnya bermanfaat kepada masayarakat.
Berdasarkan hasil wawancara, sumber mata pencaharian masyarakat desa sakatiga
mayoritas sebagai petani, dagang, dan tukang. Masyarakat sakatiga sudah dapat
dikatakan sebagai masyarakat sejahtera, karena tidak banyak ditemukan masyarakat yang
penggangguran. Melalui karang taruna desa Sakatiga,mereka memberdayakan
masyarakatnya ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh karang
taruna meskipun tidak sebagai pekerjaan tetap.
6
Sedangkan untuk potensi alam yang dimiliki desa sakatiga adalah sungai.
Pemanfaatan daerah aliran sungai adalah salah satu pengelolaan daerah aliran sungai yang
dapat dimanfaatkan masyarakat yang tinggal di pinggiran bantaran sungai. Hal ini
mengakibatkan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan daerah aliran sungai sebagai
aktivitas mandi cuci kakus. Perilaku diterangkan sebagai hasil daripada segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan.
7
kerusakan lingkungan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan mengakibatkan
menumpuk di aliran sungai. Bukan hanya itu, ulah manusia yang membuang sampah di
sungai dapat menyebabkan tersumbatnya saluran sungai dan dapat menyebabkan banjir
besar dan masuk di pemukiman warga sekitar sungai. Permasalahan tersebut, terjadi juga
di Desa Sakatiga Indralaya.
Upaya yang ingin dilakukan salah satunya adalah adalah pemilahan sampah
organik dan non-organik hingga mampu mengelola sampah terutama sampah organik
menjadi pupuk kompos melalui pembuatan lubang biopori. Masalah sampah bukanlah
permasalahan yang bisa dibiarkan begitu saja. Diperlukan tindakan nyata dan kerjasama
oleh setiap lapisan masyarakat dan karang taruna bisa menjadi salah satu yang diterapkan.
Pendekatan dalam mitigasi ini adalah pendekatan manusia, yaitu mengarahkan dan
memfokuskan pada kemampuan manusia dalam berpikir, bersikap dan bertindak secara
positif dalam mengatasi permasalahan. Pembatasan masalah yang diselesaikan dalam
program pengabdian ini adalah budaya dimulai dari pribadi kearah kolektif dan
masyarakat. Permasalahan dibatasi pada upaya Karang Taruna dan peran sumber daya
manusia (SDM) Masyarakat dalam mitigasi pengelolaan sampah organik melalui lubang
resapan biopori.
8
tanah, pipa PVC ukuran 4” yang dipotong dengan ukuran sekitar 30 cm. Setiap potongan
pipa diberi lubang tiap bagian sisinya, dan tutup pipa diberi lubang pada bagian atasnya.
Setelah peralatan sudah siap, langkah berikutnya adalah:
1. Penentuan lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pembuatan lubang biopori.
2. Setelah menetukan lokasinya dilakukan pengeboran, siramlah tanah dengan air
agar proses pengeboran menjadi lebih mudah.
3. Buatlah lubang dengan ukuran 1 meter / 100 cm dengan diameter lubang 10 cm.
4. Setelah proses pembuatan lubang selesai, masukkan pipa PVC.
5. Kemudian, setelah pipa pvc terpasang, masukkan sampah - sampah organik yang
berasal dari tanaman.
6. Terakhir, tutup pipa pvc dengan penutup pipa yang sudah dilubangi bagian
atasnya.
9
7. Indikator Keberhasilan Program
10
8. Stakeholder
Stakeholder adalah semua pihak dalam masyarakat, termasuk individu atau kelompok
yang memiliki kepentingan atau peran dalam suatu perusahaan atau organisasi yang
saling berhubungan dan terikat. Dalam program praktek pemberdayaan masyarakat ini
beberapa pemangku kepentingan yang dilibatkan yaitu perwakilan perangkat desa yaitu
ada bapak Nasrullah selaku sekretaris desa, bapak Kasmin selaku kepala dusun I, bapak
Miftahudin selaku kepala dusun II, dan juga kak Sowib selaku Ketua Karang taruna desa
Sakatiga.
11
9. Kegiatan dan Penanggung Jawab
12
Gambar: Foto bersama warga desa sakatiga
sumber lokasi kegiatan
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh karang taruna, para pemangku kepentingan yang
ada di Sakatiga dan juga masyarakat Sakatiga. Kegiatan yang telah berlangsung berjalan
dengan lancar dan menarik dilihat dari antusiasme peserta yang aktif bertanya pada sesi
diskusi, dan peserta tertarik untuk menggunakan biopori sebagai solusi untuk mengolah
sampah organik di rumah mereka.
13
Gambar: Peserta Dalam Kegiatan Penyuluhan
Sumber Lokasi Kegiatan
10.Kesimpulan
14
JADWAL KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
3. 2 Maret 2021 Penjelasan dan Fixsasi Program Pemberdayaan Masyarakat kepada Ketua
Karang Taruna
6. 13 April 2021 Silaturahmi, diskusi dan mengajak kerjasama dengan Perangkat Desa,
Bumdes dan Karang Taruna di Desa Payakabung.
7. 15 April 2021 Ikut membersamai kegiatan Karang Taruna dan berdiskusi mengenai
pelaksanaan program pemberdayaan
8. 19 April 2021 Persiapan serta Gladi Bersih Pelatihan Program Pemberdayaan
Masyarakat.
9. 20 April 2021 Sosialisasi dan praktek pengelolaan sampah organik melalui
lubang resapan biopori di desa sakatiga
15
Lampiran dan foto kegiatan
16
17
18