Anda di halaman 1dari 18

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

ORGANIK MELALUI LUBANG RESAPAN BIOPORI DI DESA SAKATIGA


KEC. INDRALAYA KAB. OGAN ILIR

Disusun oleh :

Ilham Firmansyah (07021281924062)

Rempi simbolon (07021281924052)

Dwi Yoga Arliando (07021281924060)

Gita Ariska Kaban (07021281924074)

Mareta Sulistia (07021381924092)

Dinda Rahmadani (07021181924018)

Kenithasia Tyas Tiffany (07021181924027)

Dimas Agil Demara (07021381924148)

Dosen pembimbing : Dra. Dyah Hapsari Enh, M.Si

Dr. Yunindyawati, M. Si

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022

1
1. Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan


kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Konsep
pemberdayaan (empowerment) sebagai upaya memberikan otonomi, wewenang, dan
kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi, serta mendorong mereka
untuk kreatif agar dapat menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin.

Menurut Craig dan Mayo dalam Nugroho (2007, h.28), partisipasi merupakan
komponen terpenting dalam upaya pertumbuhan kemandirian dan proses pemberdayaan.
Strategi pemberdayaan menempatkan partisipasi masyarakat sebagai isu pertama
pembangunan saat ini.

Desa Sakatiga adalah desa yang berada di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan
Ilir, Sumatra Selatan, Indonesia. Di desa ini terdapat suatu permasalahan, yakni mengenai
pengelolaan sampah yang ada di lingkungan desa. Berdasarkan hasil observasi Di desa
Sakatiga Indralaya Kabupaten Ogan Ilir didapatkan informasi bahwa masih ada masalah
dalam pelaksanaan Bank Sampah. Masalah tersebut antara lain masyarakat belum sadar
akan pentingnya memilah dan mengelola sampah.

Berdasarkan undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah


dijelaskan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang terbentuk padat. Sampah sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu, sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik adalah hasil sisa yang berasal dari makhluk hidup
dimana sampah ini sangat mudah terurai, sedangkan sampah anorganik adalah sisa yang
tidak berasal dari makhluk hidup dan sangat sulit untuk terurai dengan memerlukan waktu
yang lama. Apabila sampah ini tidak dikelola dengan baik dan benar maka maka akan
berdampak menumpuknya sampah. Tumpukan sampah tentu saja dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan, sehingga pengelolaan sampah harus mendapatkan perhatian
yang serius.

Pelaksanaan bank sampah di desa Sakatiga yang digerakkan oleh karang taruna desa
Sakatiga sejauh ini hanya sekedar penyediaan tempat sampah dan membuang sampah

2
pada tempatnya tanpa adanya pemilahan sampah. Oleh karena itu, dengan adanya
program bank sampah tersebut seharusnya ada pengelolahan sampah selanjutnya yang
dilakukan dengan perlunya proses pemilahan sampah organik dan anorganik.
Pengelolaan sampah ini sangat urgen dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Tidak hanya sampah anorganik saja yang harus diolah, sampah organik juga perlu
dilakukan pengolahan. Oleh karena itu masyarakat desa Sakatiga perlu diarahkan cara
pengelolaan sampah organik menggunakan lubang resapan biopora untuk mengubah
sampah menjadi barang berguna. Biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan yang bisa dijadikan solusi untuk mengatasi masalah sampah organik.

Biopori merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah
sebagai lubang resapan air yang memiliki dampak baik bagi lingkungan. Dengan adanya
biopori, membantu tanah meresap air hujan yang dapat membuat kualitas tanah berubah
menjadi lebih baik. Melalui biopori ini pengelola sampah organik menjadi barang yang
berguna seperti kompos. Selain itu biopori juga mampu membantu menangani genangan
air pada saat musim hujan tiba, sehingga mencegah terjadinya banjir. Melihat
permasalahan yang ada di Sakatiga, kami tertarik untuk melakukan pemberdayaan ini
dalam pengelolaan sampah organik melalui biopori dimana biopori ini dianggap sebagai
solusi terhadap pengelolaan sampah di desa Sakatiga.

Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan,


yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk
masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial
sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial, dalam hal ini karang
taruna Desa Sakatiga menjadi harapan dalam peran serta nya membangun dan
memotivasi para pemuda/i untuk pengelolaan sampah bisa menjadi solusi bagi
permasalahan sampah ini. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu untuk
mengetahui cara pengelolaan sampah hasil rumah tangga dan memberikan edukasi berupa
solusi dalam pengelolaan sampah hasil rumah tangga di Desa Sakatiga melalui
Sosialisasi. Sehingga melalui alternatif solusi yaitu memberikan sosialisasi terhadap
pentingnya pengelolaan sampah rumah melalui Karang Taruna sekiranya dapat
membantu mengatasi permasalahan sampah rumah tangga di Desa Sakatiga, guna

3
menumbuhkan kesadaran dalam pengelolaan sampah untuk memperoleh manfaat secara
langsung, baik secara ekonomi dan kesehatan lingkungan agar terciptanya lingkungan
hijau, sehat, dan nyaman. Dengan demikian melalui hasil laporan ini, diharapkan peneliti
dapat memberikan gagasan/ide sebagai alternatif strategi bagi warga desa dalam
pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga berbasis pemberdayaan masyarakat
melalui Karang Taruna Desa Sakatiga.

2. Gambaran Umum Lokasi


a. Sejarah Desa Sakatiga
Gambar1: Desa Sakatiga

Sakatiga adalah desa yang berada di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir,
Sumatra Selatan, Indonesia. Nama desa Sakatiga merupakan perpaduan dari asal suku
dari tiga orang yang berlainan.

Suku pertama bernama Sebetung dari suku Penesak kecamatan Tanjung Batu,
sekarang setelah pemekaran wilayahnya menjadi kecamatan lubuk Keliat dan sampai
sekatang masih terdapat desa Betung di kecamatan Lubuk Keliat, suku kedua bernama
Sangtiko berasal dari suku Belida (suku yang terdapat di daerah Gelumbang kota
Prabumulih) dan suku ketiga berasal dari suku Jawa-Mataram Kuno yang bernama
Bakaliantang. Penduduk keturunan suku Belida mendiami sebelah ilir dari sungai Ogan,
Keturunan suku penesak mendiami sebelah Ulu sungai Ogan dan suku Jawa mendiami
bagian tengah.

4
Pemerintah Sakatiga berbentuk marga, yang masuk dalam wilayah kekuasaan
Sakatiga meliputi desa Indralaya, desa Lubuk Sakti, desa Tanjung Seteko, desa Pering,
desa Ulak Bedil dan desa Sakatiga Sebrang. Namun sekarang setelah adanya pemekaran
kabupaten, desa tersebut telah berkembang. Desa Sakatiga telah berkembang menjadi 8
dusun dengan 3434 jumlah penduduk.

b. Kondisi Demografi di Desa Sakatiga

Satu dusun sudah mempunyai 3 masjid dan dua mushollah, sedangkan mata
pencarian penduduk mayoritas menjadi tukang, lalu bertani yang lokasi lahan
pertaniannya biasa disebut Lebak Teluk Putih dan Lebak Teluk Bulu Air Bulu. Walaupun
desa Sakatiga telah banyak berubah namun hingga kini nenek moyang desa Pengandang
tersebut mash mengistilahkan desa Sakatiga sebagai dusun Besar atau dusun Tua.

c. Kondisi Infrastuktur Wisata di Desa Sakatiga


Gambar 2 :Wisata Islami Teluk Putih

Wisata yang bangun dan di Kelola oleh Pondok Pesantren Radhatul Ulum adalah lokasi
teluk yang berada di piggiran pemukiman warga Sakatiga. Air yang berada di Wisata
Teluk Putih tersebut merupakan rembesan dari sungai komering yang berada tidak jauh

5
dari lokasi tersebut. Pengelolaan dari lokasi wisata tersebut di bawah naungan divisi
Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) yang berkerjasama pelaksanaanya dan
pendanaanya dari kalangan masyarakat sekitar, sehingga dengan banyaknya wisatawan
yang berkunjung merupakan pendapatan yang dikelola sebagai amal usaha untuk
menjalankan misi pendidikan dan kebermanfaatan lembaga pondok pesantren dan
pendapatan bagi sebagaian masyarakat yang terlibat di penyelenggaraan dan pengelolaan
wisata Islami Teluk Putih.

3. Kelompok Sasaran (Penerima Manfaat)

Kelompok sasaran yang menerima manfaat dari program pemberdayaan ini adalah
masyarakat Sakatiga melalui karang taruna sebagai penguat stakeholder yang terlibat
dalam program kegiatan. Dengan fokus kepada seluruh masyarakat desa Sakatiga baik
orang tua maupun remaja. Oleh karena itu, kami ingin memberdayakan masyarakat
Sakatiga ini dengan memberikan mereka pengetahuan mengenai daur ulang sampah
terutama sampah organik melalui pembuatan lubang biopori dan dapat merasakan
manfaat untuk menciptakan lingkungan yang bersih, mencegah terjadinya bencana dan
penyakit dan yang tidak kalah penting yaitu meningkatnya kesadaran serta pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah.

4. Potensi dan Masalah dalam Masyarakat/Kelompok


a. Potensi yang ada didalam masyarakat yang akan diberdayakan

Kemampuan yang dimiliki suatu desa yang mungkin untuk dikembangkan tetap
selamanya akan menjadi potensi bila tidak diolah, atau didayagunakan menjadi suatu
realita berwujud kemanfaatan kepada masyarakat. Karena itu potensi wilayah
memerlukan upaya-upaya tertentu untuk membuatnya bermanfaat kepada masayarakat.
Berdasarkan hasil wawancara, sumber mata pencaharian masyarakat desa sakatiga
mayoritas sebagai petani, dagang, dan tukang. Masyarakat sakatiga sudah dapat
dikatakan sebagai masyarakat sejahtera, karena tidak banyak ditemukan masyarakat yang
penggangguran. Melalui karang taruna desa Sakatiga,mereka memberdayakan
masyarakatnya ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh karang
taruna meskipun tidak sebagai pekerjaan tetap.

6
Sedangkan untuk potensi alam yang dimiliki desa sakatiga adalah sungai.
Pemanfaatan daerah aliran sungai adalah salah satu pengelolaan daerah aliran sungai yang
dapat dimanfaatkan masyarakat yang tinggal di pinggiran bantaran sungai. Hal ini
mengakibatkan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan daerah aliran sungai sebagai
aktivitas mandi cuci kakus. Perilaku diterangkan sebagai hasil daripada segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan.

b. Masalah yang ada didalam masyarakat

Desa sakatiga masih sangat rentan dengan masalah sampah, melakukan


pembuangan sampah disembarang tempat bahkan disepanjang aliran sungai. Namun,
dalam kepengurusan karang taruna desa sakatiga melakukan program kerja dengan
mengadakan bank sampah. Hal ini sangat berdampak positif terhadap kebersihan desa
sakatiga. Namun program kerja tersebut hanya sebatas pembuatan bank sampah. Perlu
dibuatnya pemilahan sampah organik dan non organik. kurangnya minat untuk mengolah
sampah serta pengetahuan untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada (sampah
organik dan non organik) merupakan salah satu permasalahan yang ada di desa sakatiga.
Masyarakat harus membiasakan diri untuk memilah sampah kemudian mengelola sampah
menjadi nilai guna sehingga dapat membantu mengurangi limbah sampah yang sulit
terurai. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan warga mengelola sampah rumah tangga
untuk melakukan daur ulang juga menjadi hal penting dalam pengelolaan sampah
sehingga ekonomi masyarakat bisa lebih maju dengan mengembangkan kerajinan layak
jual dari limbah sampah.

c. Rencana Mitigasi masalah

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan


memperburuk kerusakan lingkungan. Bahaya membuang sampah sembarangan dapat
menyebabkan berbagai masalah dan berbagai penyakit. Penyakit yang di maksud yaitu
Hepatitis A, Disentri, Salmonellosis, Penyakit Pes, Demam Bedarah. Sampah juga bisa
meracuni air sungai yang di pakai sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Tetapi, perlakuan manusia yang tidak membuang sampah pada tempatnya menyebabkan

7
kerusakan lingkungan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan mengakibatkan
menumpuk di aliran sungai. Bukan hanya itu, ulah manusia yang membuang sampah di
sungai dapat menyebabkan tersumbatnya saluran sungai dan dapat menyebabkan banjir
besar dan masuk di pemukiman warga sekitar sungai. Permasalahan tersebut, terjadi juga
di Desa Sakatiga Indralaya.

Upaya yang ingin dilakukan salah satunya adalah adalah pemilahan sampah
organik dan non-organik hingga mampu mengelola sampah terutama sampah organik
menjadi pupuk kompos melalui pembuatan lubang biopori. Masalah sampah bukanlah
permasalahan yang bisa dibiarkan begitu saja. Diperlukan tindakan nyata dan kerjasama
oleh setiap lapisan masyarakat dan karang taruna bisa menjadi salah satu yang diterapkan.
Pendekatan dalam mitigasi ini adalah pendekatan manusia, yaitu mengarahkan dan
memfokuskan pada kemampuan manusia dalam berpikir, bersikap dan bertindak secara
positif dalam mengatasi permasalahan. Pembatasan masalah yang diselesaikan dalam
program pengabdian ini adalah budaya dimulai dari pribadi kearah kolektif dan
masyarakat. Permasalahan dibatasi pada upaya Karang Taruna dan peran sumber daya
manusia (SDM) Masyarakat dalam mitigasi pengelolaan sampah organik melalui lubang
resapan biopori.

5. Strategi yang akan dilaksanakan dalam kegiatan praktek pemberdayaan

Strategi Pemberdayaan Kelompok kami melalui 2 (dua) metode strategi


pemberdayaan yaitu metode sosialisasi dan praktek pemberdayaan masyarakat. Metode
sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman dan gambaran mengenai pentingnya
pengelolaan sampah di Desa Sakatiga. sosialisasi memberikan gambaran mengenai
potensi mengelola sampah organik yang ada di Desa Sakatiga melalui lubang resapan
biopori. Adapun metode yang digunakan selanjutnya adalah memberikan pendampingan
dalam praktek pemberdayaan kepada masyarakat yang ada di Desa Sakatiga dengan
memberdayakan Masyarakat melalui (bersama) Karang Taruna Desa Sakatiga untuk
berperan dalam proses pelaksanaan pembuatan lubang resapan biolopi.

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk pembuatan biopori adalah


mempersiapkan peralatan yang diperlukan. Alat-alat yag dibutuhkan antara lain alat bor

8
tanah, pipa PVC ukuran 4” yang dipotong dengan ukuran sekitar 30 cm. Setiap potongan
pipa diberi lubang tiap bagian sisinya, dan tutup pipa diberi lubang pada bagian atasnya.
Setelah peralatan sudah siap, langkah berikutnya adalah:

1. Penentuan lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pembuatan lubang biopori.
2. Setelah menetukan lokasinya dilakukan pengeboran, siramlah tanah dengan air
agar proses pengeboran menjadi lebih mudah.
3. Buatlah lubang dengan ukuran 1 meter / 100 cm dengan diameter lubang 10 cm.
4. Setelah proses pembuatan lubang selesai, masukkan pipa PVC.
5. Kemudian, setelah pipa pvc terpasang, masukkan sampah - sampah organik yang
berasal dari tanaman.
6. Terakhir, tutup pipa pvc dengan penutup pipa yang sudah dilubangi bagian
atasnya.

6. Program dan Biaya

Dalam pemberdayaan masyarakat ini terdapat 2 program yang akan dijalankan


yaitu sosialiasi pemberdayaan masyarakat mengenai pengolahan sampah melalui
pembuatan lubang resapan biopori dan juga program praktek pemberdayaan masyarakat
dalam pembuatan lubang resapan biopori.

Dalam pelaksanaan program ini terdapat biaya yang dibutuhkan untuk


mendukung keberhasilan program. Adapun rincian dana yang dibutuhkan:

Nama Barang Harga


Pipa Rp. 66.000,00
Banner 2x1 Rp. 90.000,00
Konsumsi Rp. 100,000,00

9
7. Indikator Keberhasilan Program

Kegiatan yang dilaksanakan di desa Sakatiga, Kecamatan Indralaya, Kabupaten


Ogan Ilir telah berjalan dengan baik dan sukses serta dukungan dari masyarakat desa
Sakatiga yang menghadiri kegiatan program kerja ini. Adapun indikator keberhasilan
yang dapat kami bandingkan dari sebelum adanya program ini dengan setelah adanya
program ini.

Indikator keberhasilan program:

1) Dengan berlangsungnya program ini, masyarakat desa Sakatiga menjadi lebih


paham dan mengetahui biopori serta manfaat yang didapat dari biopori ini.
2) Dengan melakukan pemasangan biopori di salah satu rumah masyarakat, dapat
memberikan pemahaman mengenai cara dan alat yang dibutuhkan dalam
memasang biopori pada masyarakat setempat dan dapat menarik minat
masyarakat untuk memasangnya di rumah mereka masing-masing.
3) Timbulnya kesadaran dan perubahan pola pikir dalam diri setiap masyarakat desa
sakatiga, serta meningkatkan keterampilan dalam memanfaatkan yang ada
dilingkungan sekitar terutama dalam mengelola sampah
4) Masyarakat lebih menjaga dan melestarikan lingkungan, lebih mengerti dalan
pemilahan sampah organik dan non organik.
5) Berkembangnya pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah terutama
sampah organik yang dapat dimanfaatkan sebagai kompos melalui pembuatan
lubang biopori.
6) Meningkatkan kapasitas desa Sakatiga yang ditandai dengan semakin tingginya
kepedulian terhadap sampah dan pengelolaan sampah menjadi bernilai fungsi.
7) Menjadi salah satu pencegahan terjadi bencana banjir, longsong atau bencana
lainnya.
8) Meningkatnya kapasitas air bersih dalam tanah yang dapat digunakan masyarakat
untuk penggalian sumur

10
8. Stakeholder

Stakeholder adalah semua pihak dalam masyarakat, termasuk individu atau kelompok
yang memiliki kepentingan atau peran dalam suatu perusahaan atau organisasi yang
saling berhubungan dan terikat. Dalam program praktek pemberdayaan masyarakat ini
beberapa pemangku kepentingan yang dilibatkan yaitu perwakilan perangkat desa yaitu
ada bapak Nasrullah selaku sekretaris desa, bapak Kasmin selaku kepala dusun I, bapak
Miftahudin selaku kepala dusun II, dan juga kak Sowib selaku Ketua Karang taruna desa
Sakatiga.

Gambar 1: Foto bersama Kepala Desa Sakatiga

Gambar 2 : Diskusi bersama Karang Taruna

11
9. Kegiatan dan Penanggung Jawab

Kegiatan program pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah organik melalui


pebuatan lubang resapan biopori dilaksanakan pada hari rabu 20 april 2022 di Desa
Sakatiga Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Tahap kegiatan yang telah dilakukan
adalah:

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sosialisasi untuk Mengelola Sampah Organik


Melalui pembuatan Lubang Resapan Biopori

Sosialisasi pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah organik menjadi


biopori ini adalah kegiatan penyampaian materi mengenai biopori sebagai alternatif untuk
mengelola sampah organik dengan melakukan sosialisasi ini diharapkan dapat
membangun masyarakat agar memiliki inisiatif melakukan aktivitas mengelola sampah
organik sehingga sampai yang awalnya tidak berguna menjadi berguna dalam hal ini yaitu
pupuk kompos melalui biopori. Materi yang disampaikan meliputi definisi sampah, jenis-
jenis sampah, dampak negatif sampah, pengenalan mengenai biopori, meliputi definisi
biopori, penemuan biopori, manfaat biopori, perawatan terhadap biopori dan proses
pembuatan biopori.

Gambar: Penyampaian Materi Pada Kegiatan Sosialisasi

12
Gambar: Foto bersama warga desa sakatiga
sumber lokasi kegiatan

Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh karang taruna, para pemangku kepentingan yang
ada di Sakatiga dan juga masyarakat Sakatiga. Kegiatan yang telah berlangsung berjalan
dengan lancar dan menarik dilihat dari antusiasme peserta yang aktif bertanya pada sesi
diskusi, dan peserta tertarik untuk menggunakan biopori sebagai solusi untuk mengolah
sampah organik di rumah mereka.

13
Gambar: Peserta Dalam Kegiatan Penyuluhan
Sumber Lokasi Kegiatan

10.Kesimpulan

Melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengolah sampah organik melalui


pembuatan lubang resapan biopori, masyarakat desa K3 memiliki inisiatif melakukan
aktivitas pengelolaan sampah organik melalui biopori sehingga permasalahan mengenai
sampah organik dapat diatasi dan juga terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman di
desa Sakatiga.

14
JADWAL KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

No. Tanggal Kegiatan

1. 19 Februari 2021 1. Melakukan observasi ke lokasi pemberdayaan di Desa Sakatiga,


dengan menemui masyarakat desa setempat.
2. Observasi dan pemetaan potensi di Desa Sakatiga
2. 24 Februari 2021 Menyampaikan rencana program kegiatan pemberdayaan yang
akan dilaksanakan bersama Karang Taruna Desa Sakatiga

3. 2 Maret 2021 Penjelasan dan Fixsasi Program Pemberdayaan Masyarakat kepada Ketua
Karang Taruna

4. 16 Maret 2021 Diskusi bersama Pemerintah Desa Sakatiga mengenai


Program Pemberdayaan

5. 28 Maret 2021 Kunjungan ke Bank Sampah Prabumulih untuk mendapatkan informasi


dan bahan materi untuk pelaksanaan pemberdayaan

6. 13 April 2021 Silaturahmi, diskusi dan mengajak kerjasama dengan Perangkat Desa,
Bumdes dan Karang Taruna di Desa Payakabung.

7. 15 April 2021 Ikut membersamai kegiatan Karang Taruna dan berdiskusi mengenai
pelaksanaan program pemberdayaan
8. 19 April 2021 Persiapan serta Gladi Bersih Pelatihan Program Pemberdayaan
Masyarakat.
9. 20 April 2021 Sosialisasi dan praktek pengelolaan sampah organik melalui
lubang resapan biopori di desa sakatiga

15
Lampiran dan foto kegiatan

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai