Mata Kuliah:
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..2
BAB I.............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................11
1.3 Pertanyaan Penelitian.........................................................................................11
1.4 Identifikasi Masalah...........................................................................................11
1.5 Tujuan Penelitian...............................................................................................12
1.6.............................................................................................................................12
Manfaat Teoritis : Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatakan
pengetahuan dan wawasan dalam bidang pengetahuan ilmu komunikasi, terutama
dalam bidang kajian komunikasi organisasi.........................................................12
Manfaat Praktis :.................................................................................................12
BAB II.........................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................13
2.1 Penelitian Terdahulu..........................................................................................14
2.2 Kerangka Konsep...............................................................................................23
2.3 Kerangka Teori..................................................................................................28
2.4 Kerangka Pemikiran...........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................31
BAB I
1.1 Latar Belakang
Organisasi memiliki dua arti umum. Pertama, mengacu pada suatu lembaga
(institution) dan arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai satu di
antara dari fungsi manajemen. Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua
orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau
sekelompok orang yang disebut bawahan. Sedangkan dalam arti umum, organisasi
adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja sama secara rasional
serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu
memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya. Organisasi adalah suatu bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu
terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan. (Alfi Yuda, 2021)
Karang Taruna yang di bentuk di daerah Perumnas 3 Kota Bekasi lahir pada
tanggal 26 April 2005, Keluarahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, melalui
proses sosialisasi antara masyarakat Perumnas 3 dalam membentuk karang taruna.
Pembentukan karang taruna dilatar belakangi oleh banyaknya anak-anak yang
menyandang masalah sosial antara lain seperti anak yatim, putus sekolah, Masalah
tersebut tidak terlepas dari kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat di
Perumnas 3 Kota Bekasi. Ketiadaan pekerjaan dan aktivitas perekonomian
mendorong karang taruna yang tergabung dalam komunitas di RW 04 ini mencoba
mengubah situasi yang tadinya tidak menyenangkan dan suram itu menjadi sebuah
kegiatan untuk mengisi ulang kegiatan mereka.
Pada saat pertama kali dibentuk karang taruna di Perumnas 3 Bekasi Timur
RT 02, RW 04, dimana banyaknya promblematisasi baik dari masyarakat untuk
menerima adanya pembentukan karang taruna ini, sehingga sangat sulit untuk
mendapatkan jawaban yang pasti dari masyarakat. Yang mana pada awalnya di
bentuk karena adanya keresahan di daerah itu dan tidak ada cara penyelesaianya
sehingga dimulai dengan adanya pembentukan karang taruna untuk bisa memenuhi
kebutuhan masyarakat baik dalam kegiatan event atau kegiatan lainnya, mungkin
salah satunya dengan kegiatan sosialisasi antara pemuda dan masyarakat untuk bisa
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Karena dengan adanya kegiatan sosialisasi ini
memudahkan masyarakat untuk bisa melakukan suatu hal dengan cara bersama-sama
dengan para pemuda karang taruna sehingga suatu kegiatan dapat lebih cepat teratasi
dan lebih mudah dijalankan. (Hidayat Wahyu Saputro)
Komunikasi organisasi oleh ketua karang taruna kelurahan Aren Jaya Bekasi
Timur dilakukan komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah mempunyai suatu sistem
umpan-balik yang terpasang tetap di dalamnya yang memungkinkan komunikator
dapat memperoleh umpan-balik pesan yang disampaikan. Komunikasi dua arah
sangat mudah dijumpai dalam proses komunikasi formal - informal, lisan-tertulis,
verbal-nonverbal, maupun keatas-ke bawah, ke samping keputusan yang diambil oleh
ketua karang taruna kelurahan Aren Jaya Bekasi Timur tidak mutlak dan melekat
pada pengurus-pengurus saja, tetapi keputusan itu diambil berdasarkan rapat dan
koordinasi dengan bidang tertentu yang mempunyai tujuan dalam pekerjaan tersebut.
Keputusan yang di ambil oleh ketua juga dilihat dari program dan kegiatan atau
keadaan yang dihadapi, kebijakan itu merupakan keputusan bersama, sebagai
organisasi maka seluruh pengurus bidang yang ada dapat dilibatkan dalam
menentukan keputusan tersebut.
Keputusan tersebut diambil melalui rapat umum bersama seluruh pengurus dan
anggota. Selain itu keputusan yang diambil oleh ketua tidak mutlak. Dalam
pelaksanaanya pengurus tersebut di berikan tanggung jawab penuh dalam
pelaksanaan kegiatan dan program yang dilaksanakan. Komunikasi yang dilakukan
ketua kepada para pengurusnya guna melakukan pengambilan keputusan juga tidak
hanya dilakukan secara sepihak oleh ketua. Ketua tetap membutuhkan pertimbangan
dari para pengurus dalam mengeluarkan sikap organisasi. Komunikasi formal yang
terjadi dalam suatu organisasi memang pasti akan terjadi, karena dalam organisasi
pasti memiliki garis struktur di dalamnya. Selain itu, dalam organisasi juga terjadi
komunikasi secara informal. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti
mengambil judul “KOMUNIKASI ORGANISASI KARANG TARUNA DI
PERUMNAS 3, RT 02, RW 04, KOTA BEKASI KELURAHAN AREN JAYA
KECAMATAN BEKASI TIMUR”
peneliti baru nantinya akan lebih baik dari peneliti yang sudah ada saat ini.
1. Pengirim Pesan (Sender): Pengirim pesan adalah individu atau entitas yang
ingin menyampaikan informasi kepada penerima. Mereka harus memiliki
pesan yang jelas dan tujuan komunikasi yang jelas.
2. Pesan (Message): Pesan adalah informasi yang ingin disampaikan oleh
pengirim kepada penerima. Pesan harus disusun dengan jelas dan sesuai
dengan konteks komunikasi.
3. Medium Komunikasi: Medium adalah sarana atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Ini bisa berupa lisan, tertulis, visual, atau bahkan non-
verbal, seperti bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
4. Penerima Pesan (Receiver): Penerima pesan adalah individu atau kelompok
yang menerima pesan dari pengirim. Penting bagi penerima untuk memahami
pesan dengan benar dan merespons sesuai.
5. Konteks Komunikasi: Konteks adalah lingkungan atau situasi di mana
komunikasi terjadi. Ini dapat memengaruhi cara pesan dipahami dan diterima
oleh penerima.
6. Feedback: Feedback adalah respons atau tanggapan yang diberikan oleh
penerima kepada pengirim. Ini membantu memastikan pemahaman yang
benar dan memperbaiki komunikasi jika diperlukan.
7. Keterbukaan dan Kepedulian: Keterbukaan dan kepedulian dari kedua belah
pihak dalam komunikasi sangat penting. Ini mencakup mendengarkan dengan
seksama, bertanya jika ada kebingungan, dan menghindari prasangka atau
asumsi.
8. Tujuan Komunikasi: Setiap komunikasi harus memiliki tujuan tertentu,
apakah itu untuk memberikan informasi, meyakinkan, menghibur, atau
menciptakan hubungan interpersonal.
9. Keterampilan Komunikasi: Kemampuan komunikasi yang efektif melibatkan
keterampilan seperti mendengarkan aktif, berbicara dengan jelas, mengatur
pesan, dan memahami audiens.
10. Kebijaksanaan Berbicara: Kebijaksanaan berbicara adalah kemampuan untuk
memilih kata-kata dengan bijak, menghindari penghinaan, dan
mempertimbangkan dampak kata-kata pada penerima pesan.
11. Non-verbal Communication: Bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan
tubuh lainnya juga berperan penting dalam komunikasi dan dapat memberikan
pesan tambahan atau konteks.
12. Hambatan Komunikasi: Hambatan seperti kebingungan bahasa, gangguan
fisik, perbedaan budaya, atau emosi dapat mengganggu komunikasi yang
efektif.
13. Proses Komunikasi: Komunikasi adalah proses yang berkelanjutan, bukan
sekadar pertukaran kata-kata. Ini melibatkan siklus berulang dari pesan,
pengiriman, penerimaan, dan feedback.
14. Adaptasi Komunikasi: Penting untuk dapat menyesuaikan gaya dan bahasa
komunikasi dengan audiens yang berbeda agar pesan dapat lebih efektif
diterima.
Karang Taruna
Karang Taruna adalah sebuah organisasi kepemudaan yang berasal dari
Indonesia. Organisasi ini didirikan untuk mengembangkan potensi dan kreativitas
generasi muda serta memberikan mereka peluang untuk berpartisipasi dalam kegiatan
sosial, budaya, dan pembangunan di tingkat komunitas. Karang Taruna seringkali
berperan sebagai wadah untuk melatih kepemimpinan, menggalang solidaritas, dan
mempromosikan keterlibatan aktif pemuda dalam berbagai kegiatan positif.
Karang taruna adalah sebuah organisasi atau kelompok pemuda dan remaja
yang biasanya berfokus pada kegiatan sosial, budaya, dan kemasyarakatan.
Organisasi ini biasanya dibentuk oleh pemuda dan remaja di suatu wilayah atau
komunitas dengan tujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat
serta meningkatkan keterlibatan mereka dalam kegiatan sosial dan pengembangan
diri. Aktivitas yang dilakukan oleh karang taruna dapat bervariasi, termasuk kegiatan-
kegiatan seperti pengembangan keterampilan, pelatihan, kampanye sosial, pelayanan
masyarakat, kegiatan seni dan budaya, dan berbagai kegiatan lainnya yang bertujuan
untuk memajukan kepentingan dan kesejahteraan pemuda dan masyarakat di
sekitarnya. Karang taruna sering kali menjadi wadah bagi pemuda dan remaja untuk
belajar kepemimpinan, berkolaborasi, dan berkontribusi dalam pembangunan
komunitas mereka.
Peran Komunikasi
Organisasi Karang Taruna
Konsep Komunikasi
Konsep Komunikasi Organisasi
Karang Taruna
Meminimalisir terjadinya
perbedaan pendapat dalam
berorganisasi di karang taruna
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan peneliti sebagai metode utama untuk
mengumpulkan data, khususnya dalam penelitian kualitatif. Peneliti
menyusun daftar pertanyaan tertulis sebagai tujuan untuk menanyakan
pertanyaan, dan juga memberikan kemudahan untuk menanyakan
pertanyaan tambahan yang mungkin timbul sehubung dengan
permasalahan yang diteliti.
3. Dokumentasi
Peneliti melakukan dokumentasi untuk membantu dalam mengambil data-
data yang sedang terjadi dilapangan. Dokumen atau data yang sudah di
kumpulkan dalam penelitian ini berupa suatu catatan tulis, foto yang
berkaitan dengan Karang taruna. Dengan menggunakan teknik
dokumentasi, peneliti dapat mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh Karang taruna.
DAFTAR PUSTAKA
Armin Naway, F. (n.d.). KOMUNIKASI & ORGANISASI PENDIDIKAN.
Cartono, C. (2018). Komunikasi Islam Dan Interaksi Media Sosial. ORASI: Jurnal
Dakwah Dan Komunikasi, 9(2), 59. https://doi.org/10.24235/orasi.v9i2.3692
Crisandye, Y. F. (2018). Peran Karang Taruna Dalam Mengembangkan Kreativitas
Generasi Muda Melalui Pembinaan Olahraga, Pengajian Remaja dan Pembinaan
Seni (Studi kasus di Karang Taruna Remaja Kita RW 14 kelurahan Cibeber
Kecamatan Cimahi selatan). Comm-Edu (Community Education Journal), 1(3),
94.
Dhieni, N., & Fridani, L. (2007). Hakikat Perkembangan Bahasa Anak (Modul 1
PAUD). Modul Paud Diakses Pada Tanggal, 1–28.
Hidayatullah. (2016). Peranan Karang Taruna Dalam Upaya Pembinaan Karakter
Generasi Muda Desa Balukang Ii Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala.
Skripsi S1, 5.
Hilder, C., & Collin, P. (2022). The role of youth-led activist organisations for
contemporary climate activism: the case of the Australian Youth Climate
Coalition. Journal of Youth Studies, 25(6), 793–811.
https://doi.org/10.1080/13676261.2022.2054691
Iwasaki, Y. (2016). The role of youth engagement in positive youth development and
social justice youth development for high-risk, marginalised youth.
International Journal of Adolescence and Youth, 21(3), 267–278.
https://doi.org/10.1080/02673843.2015.1067893
Kawalod, F., Rorong, A., & Londa, V. (2015). Peranan Organisasi Karang Taruna
Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa (Suatu Studi Di Desa Tewasen, Desa
Pondos, Desa Elusan, Desa Wakan Kecamatan Amurang Barat Kabupaten
Minahasa Selatan). Jurnal Administrasi Publik UNSRAT, 3(031), 1–10.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/view/8737/8298
Maharani, D. (2018). Manajemen Komunikasi pada Petugas Kebersihan Kota
Palembang. Mediator: Jurnal Komunikasi, 11(1), 119–128.
https://doi.org/10.29313/mediator.v11i1.3267
Omurtag, K. R., Styer, A. K., Session, D., & Toth, T. L. (2009). Economic
implications of insurance coverage for in vitro fertilization in the United States:
A review. Journal of Reproductive Medicine for the Obstetrician and
Gynecologist, 54(11–12), 661–668.
Pratama, F. F., & Rahmat, R. (2018). Peran karang taruna dalam mewujudkan
tanggung jawab sosial pemuda sebagai gerakan warga negara. Jurnal Civics:
Media Kajian Kewarganegaraan, 15(2), 170–179.
https://doi.org/10.21831/jc.v15i2.19182
Prima, Y., Sari, Y. I., & Putra, D. F. (2021). Peran Karang Taruna Dalam
Pembangunan Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. JPIG (Jurnal
Pendidikan Dan Ilmu Geografi), 6(2), 146–156.
https://doi.org/10.21067/jpig.v6i2.4950
Putra, C. A. A., Yudana, M., & Natajaya, N. (2018). Hubungan Motivasi Berprestasi,
Prilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Etos Kerja dengan Kinerja Guru.
Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains Dan Humaniora, 1(1), 14–20.
https://doi.org/10.23887/jppsh.v1i1.12925
Ruyadi, Y. (2021). Youth Leadership Character Development at the Karang Taruna
Organization in Karawang West Java Very Sukma Firmansyah Universitas
Pendidikan Indonesia ( UPI ) Bandung Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Santika, A., Lestari, A. P., Kumara, L., Jajang, M., & Khairunnisa, N. (2021). Peran
Pemuda Kreatif Dalam Pemanfaatan Media Sosial Sebagai. 1(2), 145.
Saputra, R. A., Nurhayati, S., & Fitriana, W. (2022). Peran Karang Taruna Dalam
Program Sosialisasi Pola Hidup Sehat Sebagai Upaya Preventif Penularan
Covid-19. Comm-Edu (Community Education Journal), 5(3), 107.
https://doi.org/10.22460/comm-edu.v5i3.9286
Scott, R. A., Tucker, A., & Bryan, R. A. (1989). The Academic Dean: Dove, Dragon,
and Diplomat. In The Journal of Higher Education (Vol. 60, Issue 5).
https://doi.org/10.2307/1982278
W.M. Verhoeven, J., & Thøis Madsen, V. (2022). Active Employee Communication
Roles in Organizations: A Framework for Understanding and Discussing
Communication Role Expectations. International Journal of Strategic
Communication, 16(1), 91–110.
https://doi.org/10.1080/1553118X.2021.2014503
Alif Yuda (2021, Mei 11). Pengertian Organisasi, Unsur, Ciri, Bentuk, dan Jenisnya
yang perlu di ketahui. Diakes dari
https://www.bola.com/ragam/read/4555498/pengertian-organisasi-unsur-ciri-bentuk-
dan-jenisnya-yang-perlu-diketahui?page=4