Anda di halaman 1dari 38

PERAN KOMUNIKASI ORGANISASI KARANG TARUNA

DI PERUMNAS 3, RT02/RW 04 KELURAHAN AREN JAYA

Mata Kuliah:

Seminar Masalah Penelitian

Dosen Pengampu :

Dr. Asrul Nur Iman, S.Sos.,

Disusun Oleh :

Mohamad Iqbal Sabila 202010415337

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA


2023

DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..2
BAB I.............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................11
1.3 Pertanyaan Penelitian.........................................................................................11
1.4 Identifikasi Masalah...........................................................................................11
1.5 Tujuan Penelitian...............................................................................................12
1.6.............................................................................................................................12
Manfaat Teoritis : Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatakan
pengetahuan dan wawasan dalam bidang pengetahuan ilmu komunikasi, terutama
dalam bidang kajian komunikasi organisasi.........................................................12
Manfaat Praktis :.................................................................................................12
BAB II.........................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................13
2.1 Penelitian Terdahulu..........................................................................................14
2.2 Kerangka Konsep...............................................................................................23
2.3 Kerangka Teori..................................................................................................28
2.4 Kerangka Pemikiran...........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................31
BAB I
1.1 Latar Belakang
Organisasi memiliki dua arti umum. Pertama, mengacu pada suatu lembaga
(institution) dan arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai satu di
antara dari fungsi manajemen. Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua
orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau
sekelompok orang yang disebut bawahan. Sedangkan dalam arti umum, organisasi
adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja sama secara rasional
serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu
memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya. Organisasi adalah suatu bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu
terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan. (Alfi Yuda, 2021)

Keterkaitan organisasi dan Karang taruna adalah dimana adanya organisasi


sosial kepemudaan yang ada hampir di seluruh Desa/Kelurahan di indonesia yang
fokus pada penumbuh kembangan usaha untuk kesejahteraan sosial, usaha ekonomi
produktif, olahraga dan kesenian salah satunya karang taruna. Pada dasarnya karang
taruna terbentuk karena adanya rasa tanggung jawab dan rasa peduli para anggotanya
khususnya para pemuda, dan saat ini pemuda harus menjadi generasi penerus bangsa.
Karang Taruna sebagai organisasi sosial kemasyarakatan di tingkat desa/kelurahan,
menjadi sistem sumber bagi pemuda dan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup
dankesejahteraan sosial yang lebih baik. Berbagai peran di masyarakat dilakukan
Karang taruna dengan dasar kesukarelaan (Hidayatullah, 2017). Mencermati berbagai
peran Karang Taruna di masyarakat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Karang
taruna telah melaksanakan peran sebagai agen perubahan dalam pengembangan
masyarakat.

Pemuda sebagai generasi harapan bangsa yang memiliki peran sangat


penting dalam proses pembangunan bangsa, baik pembangunan dibidang
ekonomi, politik, sosial dan budaya (Londa, 2015). Suatu bangsa yang besar
sangat ditunjang oleh generasi mudanya, bagaimana sebuah negara bisa maju
dan berkembang bila generasi mudanya tidak mempunyai kemampuan,
keahlian baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan yang dapat
menunjang kehidupanya.

Karang Taruna yang di bentuk di daerah Perumnas 3 Kota Bekasi lahir pada
tanggal 26 April 2005, Keluarahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, melalui
proses sosialisasi antara masyarakat Perumnas 3 dalam membentuk karang taruna.
Pembentukan karang taruna dilatar belakangi oleh banyaknya anak-anak yang
menyandang masalah sosial antara lain seperti anak yatim, putus sekolah, Masalah
tersebut tidak terlepas dari kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat di
Perumnas 3 Kota Bekasi. Ketiadaan pekerjaan dan aktivitas perekonomian
mendorong karang taruna yang tergabung dalam komunitas di RW 04 ini mencoba
mengubah situasi yang tadinya tidak menyenangkan dan suram itu menjadi sebuah
kegiatan untuk mengisi ulang kegiatan mereka.

Pada saat pertama kali dibentuk karang taruna di Perumnas 3 Bekasi Timur
RT 02, RW 04, dimana banyaknya promblematisasi baik dari masyarakat untuk
menerima adanya pembentukan karang taruna ini, sehingga sangat sulit untuk
mendapatkan jawaban yang pasti dari masyarakat. Yang mana pada awalnya di
bentuk karena adanya keresahan di daerah itu dan tidak ada cara penyelesaianya
sehingga dimulai dengan adanya pembentukan karang taruna untuk bisa memenuhi
kebutuhan masyarakat baik dalam kegiatan event atau kegiatan lainnya, mungkin
salah satunya dengan kegiatan sosialisasi antara pemuda dan masyarakat untuk bisa
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Karena dengan adanya kegiatan sosialisasi ini
memudahkan masyarakat untuk bisa melakukan suatu hal dengan cara bersama-sama
dengan para pemuda karang taruna sehingga suatu kegiatan dapat lebih cepat teratasi
dan lebih mudah dijalankan. (Hidayat Wahyu Saputro)

Karang Taruna terlibat dalam kegiatan-kegiatan penanggulangan


masalah sosial khususnya terkait dengan pemuda merintis kegiatan usaha ekonomi
produktif. Bentuk kegiatan maupun jenis permasalahan yang ditangani pun beragam,
sesuai keadaan dan permasalahan yang menonjol di lingkungan masyarakat sekitar.
Jenis-jenis permasalahan sosial yang dapat ditangani oleh karang taruna di perumnas
3 aren jaya bekasi timur antara lain sebagai berikut: lanjut usia terlantar, anak dan
keluarga, fakir miskin, tuna sosial, penyandang disabilitas, kenakalan remaja,
penyalahgunaan “napza” (obat-obatan), dan penanganan korban bencana. Dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatannya karang taruna di Perumnas 3 Aren Jaya Bekasi
Timur terkadang terjadi pasang naik dan pasang surut. Kendala utama yang dirasakan
berkaitan dengan dukungan dana untuk membiayai kegiatan. Berbagai upaya
dilakukan oleh pengurus karang taruna untuk dapat terselenggaranya kegiatan karang
taruna tersebut. (Hidayat Wahyu Saputro, 2023)

Hambatan yang terjadi di dalam organisasi karang taruna di Perumnas 3 ini


dimana masyarakatnya masih terbilang tidak membutuhkan adanya karang taruna,
karena adanya suatu konflik antara pemuda dengan warga. Dimana masukan atau
pendapat para pemuda untuk membantu warga dalam suatu kegiatan yang ada di
lingkungan Perumnas 3 tidak di terima oleh para warga sehingga terjadinya
perbedaan pendapat antara para pemuda dan warga. Maka dari itu karang taruna yang
ada di lingkungan Perumnas 3 ini sempat di bekukan karena konflik yang tidak
kunjung selesai. (Hidayat Wahyu Saputro, 2023)

Permasalahan yang terjadi di Karang taruna menyebabkan perlunya


komunikasi organisasi yang terorganisir. Dengan memiliki komunikasi organisasi
yang terorganisir, Karang taruna dapat mengatasi permasalahan yang sedang di
hadapi, dan memperkuat hubungan internal dan eksternal, serta mencapai suatu
tujuan organisasi dengan lebih efektif. Komunikasi yang baik membantu menciptakan
pemahaman yang seragam, membangun suatu kepercayaan, dan meningkatkan
keterlibatan anggota yang ada di dalam organisasi karang taruna.

Pada pelaksanaan pembuatan karang taruna ini masyarakat memberikan


kemudahan bagi pemuda untuk bisa berinteraksi di lingkunganya. Dengan dibuatnya
karang taruna ini memudahkan masyarakat juga untuk melakukan kegiatan seperti
gotong royong, melakukan acara tahunan, dimana dengan adanya suatu organisasi
berupa karang taruna ini yang mana sebagai wadah yang bekerja sama secara rasional
serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada didalam kegiatan Karang taruna ini. Tentunya
dengan dibuatnya kelompok organisasi ini sudah membuat suatu koordinasi yang
sudah di rencanakan mengenai kegiatan-kegiatan dengan pembagian kerja dan fungsi
berdasarkan kewenangan/tingkatan dan tanggung jawab antara sesama anggota
kelompok. Dengan terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan
tanggung jawab sosial setiap generasi muda warga karang taruna RT 02, RW 04
dalam mencegah, menangkal, dan mengantisipasi berbagai masalah sosial.

Upaya yang dilakukan dengan bermitra dengan Pemerintah Kota Bekasi


dan berbagai dunia usaha yang ada di Perumnas 3 Aren Jaya Bekasi Timur.
Pembinaan yang diperoleh dari dinas/instansi terkait relatif terbatas. Karang
Taruna sebagai organisasi yang belum dirasakan penting keberadaannya di
masyarakat, bukan hanya sebagai organisasi yang dipandang sebelah mata.
Kegiatan yang dilakukan oleh karang taruna ini pada setiap minggunya ada kegiatan
untuk mengadakan badminton pada hari sabtu dan juga ada kegiatan bersepedah
setiap minggunya sehingga aktifnya di berbagai kegiatan sosial dalam masyarakat,
dapat menjadi barometer kemajuan suatu daerah jika pengelolaan dan SDM nya
bagus, serta untuk menjaga interaksi sosial sehingga tidak putus antara masyarakat
dan organisasi karang taruna

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dipisahkan dari proses


komunikasi, dalam berbagai proses kehidupan proses interaksi merupakan sebuah
keniscayaan. Karenanya memahami gaya komunikasi yang tepat dan
menyenangkan sangat penting terutama dalam hal mengelola pendidikan.
Biasanya keberhasilan sebuah lembaga pendidikan memiliki benang merah dengan
ketetapatan gaya komunikasi pimpinan dan kemampuan mengorganisasi bawahan.
Hubungan keniscayaan antara organisasi dan komunikasi dapat dipahami
berdasarkan pandangan operasional maupun konseptual. Pandangan operasional
terkait dengan prinsip-prinsip kerja organisasi, termasuk kerja organisasi.
Pencapaian tujuan organisasi, kewenangan manajemen dalam memengaruhi
perilaku karyawan melalui koordinasi untuk pengintegrasian dan pengarahan
kegiatan-kegiatan internal organisasi dan penyesuaian kegiatan-kegiatan eksternal
agar adaptif dengan lingkungan demi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
organisasi. (Nawawy, 2017:2).

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang biasa


dipakai untuk menjelaskan kemampuan manusia memilih label dan simbol
tertentu, atau menjelaskan hubungan diantara manusia dan hubungan manusia
dengan dunia di sekeliling mereka. Jadi communication menjelaskan to union
with or union together with menjadi satu dengan atau bersama-sama. Barelson
dan Steiner sebagaimana yang dikutip oleh Syafaruddin (2015:260), menjelaskan
bahwa komunikasi merupakan pemindahan informasi, gagasan, emosi,
keterampilan dan lainnya dengan menggunakan simbol, kata-kata, gambar, figur,
dan grafik. Hal ini merupakan tindakan atau proses komunikasi yang biasanya
disebut komunikasi.
Proses komunikasi akan efektif jika komunikator melakukan peranannya,
sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan yang
diharapkan. Gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara
komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau
segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan
dan kesatuan dalam pendapat (Maharani, 2018).

Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam suatu interaksi


sosial oleh karena itu berpengaruh dalam dunia kerja. Tempat kerja merupakan suatu
komunitas sosial yang memfokuskan peran dari komunikasi, sehingga aktivitas kerja
dapat dioptimalkan. Peran komunikasi diperlihatkan sebagai upaya dalam
mempengaruhi untuk memotivasi anggota organisasi dalam mewujudkan tujuan
yang telah direncanakan sebelumnya (Natajaya, Yudana, Dan Putra 2013).

Proses komunikasi yang berlangsung, ada strategi komunikasi yang mesti


diperhitungkan. Strategi ini meliputi komunikasi internal maupun eksternal dengan
pendekatan persuasif, preventif, maupun koersif. Jadi merumuskan strategi
komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi baik ruang maupun waktu
yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan guna mencapai
efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara
memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak
dengan mudah dan cepat (Indarto, 2012).

Komunikasi berperan penting dalam menentukan keberhasilan organisasi


dalam mencapai tujuannya. Efektivitas dan efisiensi ketercapaian tujuan
organisasi dapat dipengaruhi oleh seberapa efektif komunikasi dilakukan. Hal ini
berkaitan dengan penggerakan kegiatan orang-orang yang ada di dalam
organisasi kearah ketercapaian tujuan organisasi. Proses komunikasi yang dimulai
dari pengiriman pesan oleh komunikator perlu dikelola dengan baik hingga
pesan sampai pada komunikan dan difahami sesuai dengan apa yang
dimaksudkan oleh komunikator. Dalam organisasi komunikasi juga berperan
sebagai penghubung antara struktur organisasi yang memiliki wewenang, tugas dan
tanggung jawab yang berbeda-beda agar dapat berjalan bersama sehingga tercipta
harmoni pada kinerja orang-orang yang berada pada masing-masing struktur
organisasi. komunikasi dalam proses perkantoran tidak lain dalam rangka
membentuk saling pengertian. Dengan komunikasi ranah acuan dan kerangka
pengalaman dapat dikelompokkan. Bagi manajemen tugas menyamakan dua hal di
atas disebut proses induksi atau sering disebut juga sosialisasi. Organisasi
dalam kehidupan sehari-harimenjadi bagian penting yang mendukung dan
memberikan manfaat bagi para anggotanya. Perkembangan zaman saat ini mengarah
pada perubahan organisasi ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi dalam
organisasi tidak hanya untuk kepentingan organisasi saja tetapi bagi anggota yang ada
dalam organisasi tersebut melalui aktivitas yang bermanfaat (Latar, 2020).

Struktur Organisasi Karang Taruna

(Ketua Karang Taruna)


Bima Dana Praja

(Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota)


(Wakil ) (Seketaris) (Bendahara)
Bambang, David, Hilmi, Niken, Ari, Bobby, Iman, Alif,
Maulana Desty, Hilmi Hari, Adam
Andika Raka Rendy Habibi, Edy

Keanggotaan yang di bentuk oleh ketua karang taruna RT 02 ini dibentuk


dalam proses dengan cara pemiliha suara dengan masyarakat, data atau pemilihan ini
secara fakta dan akurat karena langsung kepada masyarakat dalam proses pemilihan
anggota karang taruna yang dibentuk. Pemungutan suara pemilihan ketua karang
taruna perumas 3, RT 02 diadakan pada hari jum’at malam 8 februari 2005.
Pemilihan diikuti Masyarakat perumnas 3, RT 02 / RW 04 kelurahan aren jaya.
Anggota karang taruna dan tokoh masyarakat sesuai dengan peraturan yang disusun
oleh panitia.

Komunikasi merupakan cara untuk meningkatkan kinerja, pelatihan


komunikasi organisasi sangat penting. Komunikasi membantu orang mencari
informasi dan menetapkan standar untuk mendapatkan pekerjaan dan tugas yang
jelas. Selain itu, komunikasi adalah cara bagi anggota karang taruna untuk
membuat pilihan yang tepat. Sumber daya manusia dan komunikasi organisasi yang
digunakan sangat berharga bagi suatu organisasi. Keberhasilan organisasi
ditentukan oleh orang-orang yang berada didalamnya. Komunikasi adalah proses
pengalihan ide dari satu sumber ke satu penerima atau lebih dengan tujuan agar
mengubah tingkah laku. Pengertian komunikasi adalah suatu proses pada seseorang
yang berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara
menyampaikan pesan kepada orang lain.

Komunikasi organisasi oleh ketua karang taruna kelurahan Aren Jaya Bekasi
Timur dilakukan komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah mempunyai suatu sistem
umpan-balik yang terpasang tetap di dalamnya yang memungkinkan komunikator
dapat memperoleh umpan-balik pesan yang disampaikan. Komunikasi dua arah
sangat mudah dijumpai dalam proses komunikasi formal - informal, lisan-tertulis,
verbal-nonverbal, maupun keatas-ke bawah, ke samping keputusan yang diambil oleh
ketua karang taruna kelurahan Aren Jaya Bekasi Timur tidak mutlak dan melekat
pada pengurus-pengurus saja, tetapi keputusan itu diambil berdasarkan rapat dan
koordinasi dengan bidang tertentu yang mempunyai tujuan dalam pekerjaan tersebut.
Keputusan yang di ambil oleh ketua juga dilihat dari program dan kegiatan atau
keadaan yang dihadapi, kebijakan itu merupakan keputusan bersama, sebagai
organisasi maka seluruh pengurus bidang yang ada dapat dilibatkan dalam
menentukan keputusan tersebut.

Keputusan tersebut diambil melalui rapat umum bersama seluruh pengurus dan
anggota. Selain itu keputusan yang diambil oleh ketua tidak mutlak. Dalam
pelaksanaanya pengurus tersebut di berikan tanggung jawab penuh dalam
pelaksanaan kegiatan dan program yang dilaksanakan. Komunikasi yang dilakukan
ketua kepada para pengurusnya guna melakukan pengambilan keputusan juga tidak
hanya dilakukan secara sepihak oleh ketua. Ketua tetap membutuhkan pertimbangan
dari para pengurus dalam mengeluarkan sikap organisasi. Komunikasi formal yang
terjadi dalam suatu organisasi memang pasti akan terjadi, karena dalam organisasi
pasti memiliki garis struktur di dalamnya. Selain itu, dalam organisasi juga terjadi
komunikasi secara informal. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti
mengambil judul “KOMUNIKASI ORGANISASI KARANG TARUNA DI
PERUMNAS 3, RT 02, RW 04, KOTA BEKASI KELURAHAN AREN JAYA
KECAMATAN BEKASI TIMUR”

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran komunikasi dalam menghadapi hambatan di dalam
organisasi?
2. Bagaimana hambatan yang di hadapi karang taruna dalam menangani
perbedaan pendapat atau miskomunikasi?
1.3 Pertanyaan Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah diatas, maka dibutuhkannya pertanyaan
penelitian yakni
1. Apakah peran komunikasi didalam organisasi karang taruna dalam
mengurangi hambatan sudah tercapai?
2. Apa hambatan yang terjadi dalam komunikasi organisasi karang taruna dalam
suatu kegiatan?
1.4 Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan di latar belakang, maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Masyarakat di lingkungan tersebut menghambat adanya pembentukan karang
taruna, sehingga pemuda mencari solusi agar dapat berjalan lancar.
2. Daerah tempat karang taruna sempat terjadi konflik antara warga RT 02
dengan warga RT 04, sehingga sempat dibekukan adanya suatu kegiatan
apapun.
3. Sering sekali adanya miskomunikasi antara pemuda dan orang tua warga
sekitar maka dari itu sangat sulit untuk mendapatkan suatu informasi tentang
kegiatan atau hal penting yang ada di lingkungan RT 02.
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui informasi atau kegiatan yang sering dilakukan karang
taruna serta peraturan yang sudah di terapkan di RT 02 Aren Jaya Bekasi
Timur.
2. Untuk merancang sistem perorganisasian karang taruna yang lebih baik serta
akurat dalam berorganisasi baik dalam kegiatan bersosial di lingkungan
daerah tersebut.
1.6
Manfaat Teoritis : Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatakan
pengetahuan dan wawasan dalam bidang pengetahuan ilmu komunikasi, terutama
dalam bidang kajian komunikasi organisasi.
Manfaat Praktis :
Bagi mahasiswa, diharapkan hasil penelitian ini berguna sebagai bahan informasi
terutama untuk pemuda karang taruna di kota bekasi atau di indonesia, sehingga
penelitian ini dapat dipakai dengan baik.
1. Bagi Masyarakat, dengan adanya penelitian ni penulis mengharaokan, bisa
menjadi inspirasi bagi para anak-anak atau pemuda di Indonesia untuk bisa
berinovasi dan mengeluarkan ide-ide kreatif yang inspiratif dalam
menciptakan atau menjalankan sebuah organisasi.
2. Hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat digunakan sebagai dasar
untuk mempertimbangkan bagi praktek organisasi yang lebih efektif dalam
upaya meningkatkan terbentuknya organisasi yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian dahulu menjadi sebuah referensi penulis yang memiliki persamaan
dalam menggunakan metode penelitian yaitu metode kualitatif serta meneliti tentang
komunikasi organisasi karang taruna di perumnas 3, RT 02, RW 04, kota bekasi
kelurahan aren jaya kecamatan bekasi timur. Walaupun memiliki persamaan dalam
penggunaan tema, metode dan pendekatan yang sudah diangkat, tetapi adanya objek
dan focus peelitian, diharapkan dapat memberikan suatu variasi yang sudah menarik
dalam penelitian kualitatif, dan juga peneliti juga berharap kepada

peneliti baru nantinya akan lebih baik dari peneliti yang sudah ada saat ini.

No Nama peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian


Penelitian
1 (Reza Agung Peran Karang Taruna Metode Hasil penelitian
Saputra, Sri Dalam Program penelitian menggambarkan bahwa
Nurhayati,Wedi Sosialisasi Pola kualitatif dengan adanya wabah
Fitriana, 2022) Hidup Sehat Sebagai covid- 19 ini
Upaya Preventif warga/masyarakat Desa
Penularan Covid-19 Kertamulya menekankan
peranan karang taruna
dalam sosialisasi upaya
preventif penularan virus
covid-19 dimana
menerapkan protokol
kesehatan yang di tetapkan
pemerintah
2 (Febri Fajar Peran karang taruna Metode Hasil penelitian
Pratama, dalam mewujudkan penelitian menggambarkan bahwa
Rahmat, 2018) tanggung jawab kualitatif pemuda/ karang taruna
sosial pemuda diasumsikan untuk
sebagai gerakan mewujudkan masa depan
warga negara dan perubahan secara
signifikan untuk
perkembangan bangsa dan
negara sehinggan sebagai
pemuda wajib
menjunjung tinggi sikap
tanggung jawab dalam
diri mereka
3 (Alya Santika, Peran Pemuda Metode Hasil penelitian
Anisa Puji Kreatif Dalam penelitian diketahui bahwa Agar
Lestari, Lisa Pemanfaatan Media kualitatif masyarakat di desa,
Kumara, Sosial Sebagai para pemuda
Muhammad Sarana Peningkatan khususnya bisa terus
Jajang, Nabila Perekonomian di Era berkarya dan
Khairunnisa, Pandemi berkembang di masa
2021) pandemik ini, maka hal
yang bisa dilakukan
adalah terus
mempelajari dan
mengeksplorasi tentang
media sosial agar bisa
digunakan secara tepat
dan maksimal untuk
meningkatkan
perekonomian di masa
pandemic.
Menjadi kreatif dan
inovatif harus dilatih
agar bisa mengikuti
perkembangan zaman
yang semakin maju ini.
Melalui pemanfaatan
media sosial akan
menggugah semangat
dan menghasilkan
banyak ide untuk
coba diterapkan di desa,
menyadari batasan
penggunaan media sosial
akan menghindarkan dari
penyalahgunaan media
sosial itu sendiri. Media
sosial apabila dipelajari
dengan baik maka produk
yang dihasilkan di desa, dan
potensi yang muncul di
desa bisa terekspos secara
luas dan menjadikan desa
itu berkembang lebih baik
perekonomiannya.
4 Yoga Finoza Peran Karang Taruna Metode Hasil penelitian bahwa
Crisandye, 2018 Dalam penelitian KarangtarunaRemaja Kita
Pengembangan kualitatif disebutkan bahwa
Kreatifitas Remaja menciptakan kader
(Studi kasus di generasi muda yang
Karang Taruna unggul dengan
Remaja Kita RW 14 memperhatikan nilai dan
kelurahan Cibeber norma dalam masyarakat.
Kecamatan Cimahi Hal tersebut juga
selatan) diperkuat dalam misi
karang taruna yang salah
satunya yaitu memupuk
dan mengembangkan
bakat dan kreativitas
generasi muda. Dengan
adanya pengembangan
kreatifitas tersebut sangat
berdampat pada
kehidupan pribadi dari
masing –masing
individu generasi muda.
Mereka dapat
mengembangkan jiwa
usaha, jiwa
entreupeunernya
sebagai bekal dalam
masa depannya nanti.
Dalam era globalisasi ini,
dengan persaingan
lapangan kerja yang sangat
ketat, generasi muda
dituntut untuk menjadi
seorang entreupeneur
sejati,yang mampu
mengembangkan potensinya
melalui kreatifitas maupun
keahlian yang dimilikinya
5 (Yohana Prima, Peran Karang Taruna Metode Hasil penelitian ini Dimana
Yuli Ifana Sari, Dalam penelitian desa pandarejo menunjukan
Dwi Fauzia PembangunanDesa kualitatif bahwa Pembangunan desa
Putra, 2021) Pandanrejo pandarejo baik dari
Kecamatan Bumiaji infrastruktur, pertanian,
Kota Batu pariwisata dan
Pembangunan jalan sedang
dilakukan melalui gotong
royong
6 (Very Sukma Youth Leadership This study In the vision listed by the
Firmansyah, Character used Karang Taruna of
Encep Sharif, Development at the descriptive Karawang Regency, it is
Yadi Ruyadi, Karang Taruna qualitative stated that creating superior
2021) Organization in method youth cadres is by fostering
Karawang West Java the character of youth in
Karawang. This is also
reinforced in the Karang
Taruna mission, one of
which is to develop
character building for the
younger generation in
Karawang Regency by
conducting training and
study activities. Based on
the results of interviews
conducted with the
chairman and secretary of
the Karang Taruna
organization as respondents,
it indicated matters relating
to the inculcation of moral
values and character in
Karang Taruna youth.
7 Cecilia Hilder & The role of youth-led This study The structure, participatory
Philippa Collin, activist organisations used repertoires and use of
2022 for contemporary descriptive storytelling indicate that
climate activism: the qualitative AYCC is a hybrid online
case of the method campaigning organisation .
Australian Youth It acts as a social
Climate Coalition movement, advocacy
organisation and sometimes
deploys the tactics of lobby
groups and political parties,
all the while using
storytelling to build a youth
movement for climate
change. Our analysis shows
that for AYCC members
and official
communications,
‘youthfulness’ is not just a
fact but is a core part of the
AYCC story: ‘youth’ is
discursively and practically
framed as a strength of the
organisation, the climate
justice movement and is
central to achieving climate
justice. Through storytelling
AYCC frames the role of
young people, and of
campaign issues, in ways
that inform young people
generally, and with which
their members can connect
and that are easily
communicated through
diverse media channels.
8 (Caroline The role of The Given the need identified in
Claussen, Lana community-based research the literature to strengthen
Wells, Deinera organizations in method the understanding of the
Exner-Cortens, school-based used in this roles played by schools and
Rida Abboud & violence prevention research is CBOs in violence
Alina Turner, programming: An qualitative prevention efforts and
2016) action research with a case overcome barriers in
project study working together, our
approach. research contributes to this
body of knowledge by
highlighting the role played
by CBOs, as well as the
challenges they face in
working to deliver VPP for
children and youth. Further
examination of how schools
and community-based
delivery agents can work
together to achieve violence
prevention outcomes is
needed as part of a
comprehensive violence
prevention research agenda
that includes a wide range
of stakeholders. As noted by
our participants, this
approach requires the
incorporation of
community-based efforts
into comprehensive
violence-reduction
strategies that involve the
full range of stakeholders
concerned with preventing
violence for children and
youth
9 Yoshitaka The role of youth This study Youth participation and
Iwasaki, 2016 engagement in used engagement is viewed as a
positive youth descriptive strategy for youth
development and qualitative development, social justice
social justice youth method and effective citizenry
development for In particular, ‘SJYD
high-risk, influences young people’s
marginalised youth critical perspectives and
willingness to engage in
social
change actions’. Stressed
the importance of ‘youth-
inspired community
change’ ‘Rather than adults
continue to push
for the change on behalf of
the youth, inclusion of
SJYD framework should be
looked at as a way to
sustain youth’s energy and
motivation to stay involved
over the long haul’.
10 (Joost W.M. Active Employee This The discussion will first
Verhoeven & Communication research address the dynamic nature
Vibeke Thøis Roles in method is of employee role
Madsen, 2022) Organizations: A with a enactment, and how it
Framework for qualitative challenges employees’ work
Understanding and approach performance and wellbeing.
Discussing Then, the contributions of
Communication Role the framework for
Expectations theorizing, analysing and
managing role expectations
are discussed. In this
section, we will discuss
how the framework extends
our understanding of how
employees contribute to
strategic communication,
explain how the framework
can help employees
communicate more
strategically by first
becoming more aware of
the allocation of resources
(time and effort,
predominantly) to the eight
communication roles, and
then by helping them to
allocate these resources
more strategically. Finally,
limitations of the
framework are discussed,
and conclusions are drawn.
2.2 Kerangka Konsep
Komunikasi
Komunikasi adalah usaha manusia dalam menyampaikan pesan. Kemudian,
definisi Ilmu Komunikasi adalah sebuah ilmu yang berusaha untuk menyampaikan
pesan antar sesama manusia. Jika penyampaian pesan tertuju pada makhluk lain,
seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan, maka itu tidak termasuk ke dalam ilmu
komunikasi (Cartono, 2018). Dapat disimpulkan bahwa etika merupakan cara
seseorang menentukan sikap, nilai, moral, dan bertata-krama dalam kehidupan
bermasyarakat dengan memahami konstruksi komunikasi yang baik. Dengan tujuan
komunikasi yang sehat bisa terbangun secara intens. Sehingga masyarakat
berkomunikasi antar sesama manusia sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.

Komunikasi tidak hanya terbatas pada bahasa verbal, tetapi ada


beberapa ahli berpendapat bahwa ketika terdapat beberapa orang bersama dalam
suatu tempat, pasti terjadi komunikasi. Walaupun kita tidak sedang berbicara,
namun hal ini termasuk kedalam bentuk lain dari komunikasi yang bisa
diekspresikan melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan suara-suara non-
linguistic (contohnya itu seperti menggerutu). Komunikasi merupakan
perpindahan suatu makna melalui suara, tanda, bahasa tubuh dan simbol. Bahasa
adalah sistem simbol yang teratur untuk memindahkan makna tersebut. Dengan
demikian, Bahasa adalah suatu perubahan komunikasi yang terdiri dari sistem
simbol khusus yang disampaikan oleh sekelompok orang berupa ide dan
informasi (Fridani, L 2014). Manusia memerlukan bahasa sebagai alat
berkomunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi, memegang peranan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat
berinteraksi dan berbicara mengenai apa saja. Berdasarkan cara penyajiannya
bahasa dibedakan menjadi dua sarana, yaitu sarana dengan bahasa tulis dan
bahasa lisan, Baik bahasa lisan atau bahasa tulis salah satu fungsinya
adalah untuk berkomunikasi sehingga mempengaruhi interaksi sosial dalam
masyarakat dapat terjalin. Bahasa lisan antara daerah satu dengan daerah lain
berbeda yang disebut dengan dialek. Guna menyatukanbahasa dimasyarakat
dari beberapa daerah, diperlukan bahasa nasional.

Beberapa elemen penting dalam komunikasi meliputi pengirim (orang atau


entitas yang mengirim pesan), pesan (informasi yang ingin disampaikan), saluran
komunikasi (cara pesan disampaikan), penerima (orang atau entitas yang menerima
pesan), serta umpan balik (tanggapan dari penerima). Efektivitas komunikasi
tergantung pada sejauh mana pesan dapat disampaikan dengan jelas, dipahami dengan
benar oleh penerima, dan mencapai tujuan yang diinginkan oleh pengirim.
Komunikasi yang baik memerlukan keterampilan mendengarkan yang baik,
kemampuan berbicara dengan jelas, dan pemahaman tentang konteks komunikasi
yang sedang berlangsung.

1. Pengirim Pesan (Sender): Pengirim pesan adalah individu atau entitas yang
ingin menyampaikan informasi kepada penerima. Mereka harus memiliki
pesan yang jelas dan tujuan komunikasi yang jelas.
2. Pesan (Message): Pesan adalah informasi yang ingin disampaikan oleh
pengirim kepada penerima. Pesan harus disusun dengan jelas dan sesuai
dengan konteks komunikasi.
3. Medium Komunikasi: Medium adalah sarana atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Ini bisa berupa lisan, tertulis, visual, atau bahkan non-
verbal, seperti bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
4. Penerima Pesan (Receiver): Penerima pesan adalah individu atau kelompok
yang menerima pesan dari pengirim. Penting bagi penerima untuk memahami
pesan dengan benar dan merespons sesuai.
5. Konteks Komunikasi: Konteks adalah lingkungan atau situasi di mana
komunikasi terjadi. Ini dapat memengaruhi cara pesan dipahami dan diterima
oleh penerima.
6. Feedback: Feedback adalah respons atau tanggapan yang diberikan oleh
penerima kepada pengirim. Ini membantu memastikan pemahaman yang
benar dan memperbaiki komunikasi jika diperlukan.
7. Keterbukaan dan Kepedulian: Keterbukaan dan kepedulian dari kedua belah
pihak dalam komunikasi sangat penting. Ini mencakup mendengarkan dengan
seksama, bertanya jika ada kebingungan, dan menghindari prasangka atau
asumsi.
8. Tujuan Komunikasi: Setiap komunikasi harus memiliki tujuan tertentu,
apakah itu untuk memberikan informasi, meyakinkan, menghibur, atau
menciptakan hubungan interpersonal.
9. Keterampilan Komunikasi: Kemampuan komunikasi yang efektif melibatkan
keterampilan seperti mendengarkan aktif, berbicara dengan jelas, mengatur
pesan, dan memahami audiens.
10. Kebijaksanaan Berbicara: Kebijaksanaan berbicara adalah kemampuan untuk
memilih kata-kata dengan bijak, menghindari penghinaan, dan
mempertimbangkan dampak kata-kata pada penerima pesan.
11. Non-verbal Communication: Bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan
tubuh lainnya juga berperan penting dalam komunikasi dan dapat memberikan
pesan tambahan atau konteks.
12. Hambatan Komunikasi: Hambatan seperti kebingungan bahasa, gangguan
fisik, perbedaan budaya, atau emosi dapat mengganggu komunikasi yang
efektif.
13. Proses Komunikasi: Komunikasi adalah proses yang berkelanjutan, bukan
sekadar pertukaran kata-kata. Ini melibatkan siklus berulang dari pesan,
pengiriman, penerimaan, dan feedback.
14. Adaptasi Komunikasi: Penting untuk dapat menyesuaikan gaya dan bahasa
komunikasi dengan audiens yang berbeda agar pesan dapat lebih efektif
diterima.

Karang Taruna
Karang Taruna adalah sebuah organisasi kepemudaan yang berasal dari
Indonesia. Organisasi ini didirikan untuk mengembangkan potensi dan kreativitas
generasi muda serta memberikan mereka peluang untuk berpartisipasi dalam kegiatan
sosial, budaya, dan pembangunan di tingkat komunitas. Karang Taruna seringkali
berperan sebagai wadah untuk melatih kepemimpinan, menggalang solidaritas, dan
mempromosikan keterlibatan aktif pemuda dalam berbagai kegiatan positif.

Karang taruna adalah sebuah organisasi atau kelompok pemuda dan remaja
yang biasanya berfokus pada kegiatan sosial, budaya, dan kemasyarakatan.
Organisasi ini biasanya dibentuk oleh pemuda dan remaja di suatu wilayah atau
komunitas dengan tujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat
serta meningkatkan keterlibatan mereka dalam kegiatan sosial dan pengembangan
diri. Aktivitas yang dilakukan oleh karang taruna dapat bervariasi, termasuk kegiatan-
kegiatan seperti pengembangan keterampilan, pelatihan, kampanye sosial, pelayanan
masyarakat, kegiatan seni dan budaya, dan berbagai kegiatan lainnya yang bertujuan
untuk memajukan kepentingan dan kesejahteraan pemuda dan masyarakat di
sekitarnya. Karang taruna sering kali menjadi wadah bagi pemuda dan remaja untuk
belajar kepemimpinan, berkolaborasi, dan berkontribusi dalam pembangunan
komunitas mereka.

Beberapa tujuan utama dari Karang Taruna adalah:

1. Meningkatkan kesadaran sosial dan tanggung jawab pemuda terhadap


masyarakat.
2. Mengembangkan potensi dan kreativitas pemuda dalam berbagai bidang,
seperti seni, olahraga, budaya, dan pembangunan.
3. Mendorong pemuda untuk berperan aktif dalam kegiatan sosial, seperti bakti
sosial, lingkungan, dan pendidikan.
4. Memfasilitasi pertukaran pengalaman antara pemuda, baik di tingkat lokal
maupun nasional.

Karang Taruna sebagai organisasi sosial kemasyarakatan di tingkat


desa/kelurahan, menjadi sistem sumber bagi pemuda dan masyarakat untuk mencapai
kualitas hidup dan kesejahteraan sosial yang lebih baik. Berbagai peran di masyarakat
dilakukan Karang Taruna dengan dasar kesukarelaan (Hidayatullah, 2017).
Mencermati berbagai peran Karang Taruna di masyarakat tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa karang taruna telah melaksanakan peran sebagai agen perubahan
dalam pengembangan masyarakat
2.3 Kerangka Teori
Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang
menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Struktur organisasi
cenderung mempengaruhi komunikasi, dengan demikian komunikasi dari
bawahan kepada pimpinan sangat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya di
dalam sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator. Pemimpin yang
efektif pada umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, sehingga
sedikit banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang yang
dipimpinnya. Dia juga harus piawai dalam melakukan komunikasi baik
komunikasi verbal maupun non verbal. Komunikasi verbal yang baik dapat
dilakukan dengan menggunakan tutur kata yang ramah, sopan,dan lembut.
Komunikasi non verbal dapat dilakukan dengan mengkomunikasikan konsep-
konsep yang abstrak misalnya kebenaran, keadilan, etika, dan agama secara non
verbal misal menggunakan bahasa tubuh.
Komunikasi organisasi merujuk pada proses pertukaran informasi, gagasan,
dan pesan antara berbagai anggota organisasi atau entitas dalam konteks
lingkungan kerja atau organisasi tertentu. Ini adalah aspek kunci dalam
menjalankan sebuah organisasi dan berperan penting dalam mencapai tujuan,
membangun budaya perusahaan, dan memfasilitasi kerjasama yang efektif di
antara individu dan kelompok dalam organisasi. Komunikasi organisasi
mencakup berbagai elemen, termasuk: Komunikasi internal: Ini adalah pertukaran
informasi dan komunikasi yang terjadi di dalam organisasi antara anggota-
anggota tim, departemen, atau unit kerja.
Tujuannya adalah untuk memastikan semua anggota organisasi memahami
tujuan, tugas mereka, dan berkolaborasi dengan baik. Komunikasi Eksternal:
Komunikasi ini melibatkan interaksi organisasi dengan pihak eksternal, seperti
pelanggan, mitra bisnis, investor, media, dan masyarakat umum. Komunikasi
eksternal penting untuk membangun citra perusahaan, mengelola hubungan
dengan pemangku kepentingan, dan mempromosikan produk atau layanan.
Komunikasi formal: Ini adalah komunikasi yang terstruktur dan resmi dalam
organisasi, sering kali berhubungan dengan hierarki dan protokol tertentu. Contoh
termasuk rapat dewan direksi, kebijakan perusahaan, atau memo resmi.
Komunikasi Tidak Formal: Komunikasi informal adalah pertukaran informasi
yang terjadi di luar struktur formal, seperti percakapan di luar kantor, obrolan
kopi, atau komunikasi melalui media sosial internal. Ini dapat memiliki dampak
besar pada budaya organisasi dan hubungan antar anggota. Komunikasi verbal
dan non-verbal: Komunikasi dalam organisasi dapat terjadi melalui kata-kata
lisan, tulisan, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh lainnya. Semua
elemen ini berkontribusi pada pemahaman dan efektivitas komunikasi. Teknologi
Komunikasi: Perkembangan teknologi telah memengaruhi cara organisasi
berkomunikasi. Alat seperti email, video konferensi, pesan instan, dan platform
kolaborasi online telah mengubah cara organisasi berinteraksi dan berbagi
informasi. Krisis dan Manajemen Krisis: Komunikasi organisasi juga penting
dalam menghadapi situasi krisis atau kontroversi.
Manajemen krisis melibatkan komunikasi yang efektif untuk mengatasi
masalah dan meminimalkan dampak negatif. Komunikasi organisasi yang baik
dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kepuasan karyawan, serta
memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan eksternal. Sebaliknya,
masalah dalam komunikasi organisasi dapat menyebabkan konflik, kebingungan,
dan ketidakpercayaan, yang dapat menghambat kinerja dan citra organisasi. Oleh
karena itu, manajemen komunikasi organisasi menjadi kunci dalam mencapai
tujuan organisasi dengan sukses.
2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini memiliki kerangka pemikiran yang menjadi pedoman
bagi peneliti untuk melakukan penelitian dan mendapatkan data-data yang
dibutuhkan. Berikut disajikan kerangka pemikiran untuk penelitian ini :

Peran Komunikasi
Organisasi Karang Taruna

Konsep Komunikasi
Konsep Komunikasi Organisasi
Karang Taruna

Meminimalisir terjadinya
perbedaan pendapat dalam
berorganisasi di karang taruna
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan pada penliti adalah jenis penelitian
kualitatif dengan metode penelitian deksriptif. Peneliti berupaya secara
sistematis, faktual, dan akurat menggambarkan fenomena yang sedang diteliti.
Proses yang dilakukan dengan setting tertentu yang ada di dalam kehidupan
nyata (alamiah) dengan maksud menginvestigasi dan memahami fenomena
apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan bagaimana terjadinya. Artinya riset
kualitatif berbasis pada konsep going exploring yang melibatkan indepth and
case-oriented study atau sejumlah kasus atau kasus tunggal (Chariri, 2009: 9).
Penelitian kualitatif berlandaskan kepada filsafat post-positivisme, sebab
berguna untuk meneliti pada obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
eksperimen) peneliti berkontribusi sebagai instrument kunci, pengambilan
sampel, sumber data dilakukan dengan purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi tujuan utama dalam penelitian kualitatif untuk membuat
fakta dan fenomena agar mudah dipahami (understandable) dan
memungkinkan sesuai modelnya dapat menghasilkan hipotesis baru (Hennink,
Hutter & Bailey, 2020; Sarmanu, 2017).
Peneliti memilih pendekatan penelitian kualitatif karena bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang bagaimana peran
komunikasi organisasi dalam Karang taruna. Metode kualitatif dianggap
sebagai insturmen efektif untuk menginvestigasi secara rinci dinamika
tersebut.

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan suatu proses dimana
penelitian itu menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan, serta perbuatan manusia. Dimana penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan serta memahami dari berbagai kondisi,
situasi dan fenomena kehidupan yang menjadi fokus penelitian. Deskriptif
kualitatif adalah penelitian yang mengkaji peristiwa tindakan sosial yang
alami menekankan pada cara orang menafsirkan, dan memahami pengalaman
mereka untuk memahami realitas sosial sehingga individu mampu
mecahkan masalahnya sendiri (Mohajan, Haradhan, 2018).
Metode penelitian jenis deskriptif kualitatif ini dianggap sebagai suatu
pendekatan yang sangat sesuai dengan penelitian ini, untuk memahami
fenomena dalam konteks sosial secara alamiah yang menggambarkan
permasalahan sosial pada lingkup organisasi, dimana diperlukan suatu sudut
pandang perilaku. Dengan metode penelitian ini maka peneliti ingin
melakukan penelitian dengan meninjau dan mengkaji mengenai Peran
Komunikasi Organisasi dalam Karang Taruna.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian


Menurut (Moleong, 2006) Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian
serta menyediakan informasi mengenai situasi dan kondisi fenomena
penlitian. Dimana terjadi komunikasi yang berlangsung terus menerus, karena
informan adalah orang yang terlibat langsung dalam kegiatan yang akan
diteliti, dengan mencari pihak yang mempunyai pemahaman paling mendalam
tentang objek penelitian dengan menggunakan konsep purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2016) bahwa purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data pertimbangan tertentu. Alasan
menggunakan teknik purposive sampling adalah karena tidak semua sampel
memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu,
penulis memilih teknik purposive sampling yang menetapkan pertimbangan-
pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-
sampel yang digunakan dalam penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan maksud untuk memperoleh informasi
yang diperlukan dalam mencapai target penelitian. Terdapat berbagai macam
metode pengumpulan data yang dapat diterapkan dalam suatu penelitian, yang
mana metode tersebut dapat digunakan secara terpisah atau digabung dengan
dua metode atau lebih. Data daoat berupa gambar, suara, huruf, angka, bahasa
dan simbol dalam keadaan atau kondisi tertentu. Dimana semua bentuk
tersebut dianggap sebagai data penelitian yang dapat digunakan untuk
memahami lingkungan dan objek atau konsep tertentu. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan yang dilakukan dengan cara mengamati suatu
objek penelitian secara langsung. Peneliti melakukan pengamatan dengan
melalui terjun langsung di daerah Perumnas 3 Kelurahan Aren Jaya Bekasi
Timur, dengan menghadiri secara langsung acara para pemuda yang sering
berkumpul, serta mengamati gaya komunikasi yang dilakukan oleh para
pemuda Karang taruna di Perumnas 3.

2. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan peneliti sebagai metode utama untuk
mengumpulkan data, khususnya dalam penelitian kualitatif. Peneliti
menyusun daftar pertanyaan tertulis sebagai tujuan untuk menanyakan
pertanyaan, dan juga memberikan kemudahan untuk menanyakan
pertanyaan tambahan yang mungkin timbul sehubung dengan
permasalahan yang diteliti.
3. Dokumentasi
Peneliti melakukan dokumentasi untuk membantu dalam mengambil data-
data yang sedang terjadi dilapangan. Dokumen atau data yang sudah di
kumpulkan dalam penelitian ini berupa suatu catatan tulis, foto yang
berkaitan dengan Karang taruna. Dengan menggunakan teknik
dokumentasi, peneliti dapat mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh Karang taruna.
DAFTAR PUSTAKA
Armin Naway, F. (n.d.). KOMUNIKASI & ORGANISASI PENDIDIKAN.
Cartono, C. (2018). Komunikasi Islam Dan Interaksi Media Sosial. ORASI: Jurnal
Dakwah Dan Komunikasi, 9(2), 59. https://doi.org/10.24235/orasi.v9i2.3692
Crisandye, Y. F. (2018). Peran Karang Taruna Dalam Mengembangkan Kreativitas
Generasi Muda Melalui Pembinaan Olahraga, Pengajian Remaja dan Pembinaan
Seni (Studi kasus di Karang Taruna Remaja Kita RW 14 kelurahan Cibeber
Kecamatan Cimahi selatan). Comm-Edu (Community Education Journal), 1(3),
94.
Dhieni, N., & Fridani, L. (2007). Hakikat Perkembangan Bahasa Anak (Modul 1
PAUD). Modul Paud Diakses Pada Tanggal, 1–28.
Hidayatullah. (2016). Peranan Karang Taruna Dalam Upaya Pembinaan Karakter
Generasi Muda Desa Balukang Ii Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala.
Skripsi S1, 5.
Hilder, C., & Collin, P. (2022). The role of youth-led activist organisations for
contemporary climate activism: the case of the Australian Youth Climate
Coalition. Journal of Youth Studies, 25(6), 793–811.
https://doi.org/10.1080/13676261.2022.2054691
Iwasaki, Y. (2016). The role of youth engagement in positive youth development and
social justice youth development for high-risk, marginalised youth.
International Journal of Adolescence and Youth, 21(3), 267–278.
https://doi.org/10.1080/02673843.2015.1067893
Kawalod, F., Rorong, A., & Londa, V. (2015). Peranan Organisasi Karang Taruna
Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa (Suatu Studi Di Desa Tewasen, Desa
Pondos, Desa Elusan, Desa Wakan Kecamatan Amurang Barat Kabupaten
Minahasa Selatan). Jurnal Administrasi Publik UNSRAT, 3(031), 1–10.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/view/8737/8298
Maharani, D. (2018). Manajemen Komunikasi pada Petugas Kebersihan Kota
Palembang. Mediator: Jurnal Komunikasi, 11(1), 119–128.
https://doi.org/10.29313/mediator.v11i1.3267
Omurtag, K. R., Styer, A. K., Session, D., & Toth, T. L. (2009). Economic
implications of insurance coverage for in vitro fertilization in the United States:
A review. Journal of Reproductive Medicine for the Obstetrician and
Gynecologist, 54(11–12), 661–668.
Pratama, F. F., & Rahmat, R. (2018). Peran karang taruna dalam mewujudkan
tanggung jawab sosial pemuda sebagai gerakan warga negara. Jurnal Civics:
Media Kajian Kewarganegaraan, 15(2), 170–179.
https://doi.org/10.21831/jc.v15i2.19182
Prima, Y., Sari, Y. I., & Putra, D. F. (2021). Peran Karang Taruna Dalam
Pembangunan Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. JPIG (Jurnal
Pendidikan Dan Ilmu Geografi), 6(2), 146–156.
https://doi.org/10.21067/jpig.v6i2.4950
Putra, C. A. A., Yudana, M., & Natajaya, N. (2018). Hubungan Motivasi Berprestasi,
Prilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Etos Kerja dengan Kinerja Guru.
Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains Dan Humaniora, 1(1), 14–20.
https://doi.org/10.23887/jppsh.v1i1.12925
Ruyadi, Y. (2021). Youth Leadership Character Development at the Karang Taruna
Organization in Karawang West Java Very Sukma Firmansyah Universitas
Pendidikan Indonesia ( UPI ) Bandung Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Santika, A., Lestari, A. P., Kumara, L., Jajang, M., & Khairunnisa, N. (2021). Peran
Pemuda Kreatif Dalam Pemanfaatan Media Sosial Sebagai. 1(2), 145.
Saputra, R. A., Nurhayati, S., & Fitriana, W. (2022). Peran Karang Taruna Dalam
Program Sosialisasi Pola Hidup Sehat Sebagai Upaya Preventif Penularan
Covid-19. Comm-Edu (Community Education Journal), 5(3), 107.
https://doi.org/10.22460/comm-edu.v5i3.9286
Scott, R. A., Tucker, A., & Bryan, R. A. (1989). The Academic Dean: Dove, Dragon,
and Diplomat. In The Journal of Higher Education (Vol. 60, Issue 5).
https://doi.org/10.2307/1982278
W.M. Verhoeven, J., & Thøis Madsen, V. (2022). Active Employee Communication
Roles in Organizations: A Framework for Understanding and Discussing
Communication Role Expectations. International Journal of Strategic
Communication, 16(1), 91–110.
https://doi.org/10.1080/1553118X.2021.2014503
Alif Yuda (2021, Mei 11). Pengertian Organisasi, Unsur, Ciri, Bentuk, dan Jenisnya
yang perlu di ketahui. Diakes dari
https://www.bola.com/ragam/read/4555498/pengertian-organisasi-unsur-ciri-bentuk-
dan-jenisnya-yang-perlu-diketahui?page=4

Anda mungkin juga menyukai