Anda di halaman 1dari 11

JOURNAL OF TRAINING AND COMMUNITY SERVICE ADPERTISI

http://jurnal.adpertisi.or.id/index.php/JTCSA/submissions

Volume 3 No. 1 Tahun 2023

Keberlanjutan Usaha Desa Melalui Pemberdayaan Potensi Desa di


Wilayah Kelurahan Canrego, Kecamatan Polombangkeng Selatan
Kabupaten Takalar

Mulyana Machmud1 Hartati2 Syafaruddin3 Misbahuddin4 Salmiyah Thaha5


1. Prodi Manajemen, Fakultas Bisnis, Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Parepare. Email:
mulyanamahmud.pare@gmail.com
2. Prodi Manajemen, Fakultas Bisnis, Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Parepare. Email:
hartati.asm@gmail.com
3. Prodi Administrasi Publik, Fakultas Administrasi Stia Yappi Makassar. Email: saparta.insp@gmail.com
4. Prodi Teknik Elektro, FakultasTeknik,Stitek Dharma Yadi Makassar. Email: misba6012@gmail.com
5. Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi STIE Tri Dharma Nusantara Makassar. Email: mia.thaha@stie-
tdn.ac.id

Informasi Artikel Abstrak

Sejarah Artikel Di tengah perkembangan media informasi, pemberdayaan selayaknya


Diterima Desember 2022 mendapat sandingan baru yaitu pemberdayaan informasi. Pemberdayaan
Disetujui Januari 2023 informasi merupakan pola komunikasi yang dibangun oleh masyarakat dalam
menginformasikan apa yang terjadi pada dirinya dan lingkungannya.
Dipublikasi Februari 2023
Pemberdayaan informasi dibangun dari bentuk kepedulian masyarakat
terhadap orang lain atau lingkungan sekitar. Pemberdayaan informasi
membawa masyarakat lebih peduli kepada orang lain, daripada berfikir diri
sendiri seperti dalam konteks ekonomi–sebelum orang lain, diri sendiri dulu
yang mapan..Dalam konteks informasi, kini masyarakat harus memperlakukan
dunia informasi bukan sebagai alat untuk mendapatkannya, tetapi sebagai
sarana untuk menyampaikan sesuatu. Jika beberapa saat ke belakang kita
berada di abad informasi, siapa yang banyak informasi dialah yang menguasai
dunia, namun kini kita berada di abad kreatifitas, artinya siapa yang bisa
mengisi (memberikan) informasi maka dialah yang dianggap eksis oleh dunia.
Pemberdayaan masyarakat melalui informasi dapat dilaksanakan untuk
mendukung program promosi potensi desa. Metode yang dilakukan yaitu
dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan ceramah, sharing
pengalaman, dan diskusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Potensi Desa
di Wilayah Kelurahan Canrego, Kecamatan Polombangkeng Selatan
Kabupaten Takalar belum berkembang dengan baik. Proses pemberdayaan
masyarakat mestinya juga didampingi oleh suatu tim fasilitator yang bersifat
multidisiplin yang dapat menggerakkan potensi masyarakat dan membantunya
untuk memberikan keilmuan tentang bagaimana mereka dapat menshare
kegiatannya, budayanya, dan informasi-informasi yang dimiliki oleh
masyarakat setempat melalui berbagai macam bentuk baik kegiatan maupun
media.

65
Kata kunci: Abstract
Pemberdayaan, Masyarakat, Potensi Desa
In the midst of media information, things that need to be empowered is information.
Keywords: Empowering information is a process of communication that was built by the community
Empowerment, Community, Village Potential. in informing what happened to him and his surrounding. Itwas built from public
awareness of other people or the environment. The empowermentof information can brings
other people to be more concerned to others, rather than think of oneself as in the economic
context - before others, you must established first. Today, in the context of information,the
community must treat information not as a means to get it, but as a means to convey
something. Community empowerment through information can be implemented to support
the in promoting of rural potential. The method used is to use three approaches,
namely the lecture approach, sharing experiences, and discussion. The results of
the study show that the Village Potential in the Canrego Village Area, South
Polombangkeng District, Takalar Regency has not been well developed. The community
empowerment process should also be accompanied by a multidisciplinary team of
facilitators who can mobilize the community's potential and help them to provide
knowledge on how they can share their activities, culture, and information owned by the
local community through various forms of both activities and media.

Alamat Koresponden:
Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Parepare, e-ISSN:2742-9342
Indonesia
Email:marthyninatsir@gmail.com

66
PENDAHULUAN tentang budayanya, isu terkini di daerahnya,
potensi wilayahnya, dan lain sebagainya.
Dahulu, kesenjangan informasi dapat Saat ini juga banyak Lembaga Negara
ditempatkan sebagai salah satu indikator atau Pemerintah dalam melaksanakan program
kemiskinan. “Kesenjangan informasi menunjuk- kegiatannya mencantumkan atau
kan ketidakmampuan mengakses dan mengatasnamakan pemberdayaan masyarakat
menggunakan informasi yang akan berdampak dan yang lebih memprihatinkan bahwa yang
pada kesejahteraan seseorang. Karenanya, di mengetahui proses, prosedur, rencana kegiatan
abad ini masyarakat tidak hanya puas dengan sampai dengan pelaksanaannya hanya sebatas
akses informasi yang didapat secara mudah, pada Lembaga tersebut.
tetapi harus mampu memberikan konten Banyak Lembaga lainnya, LSM,
(informasi) kepada orang lain. Dengan kata lain, kelompok pemerhati belum begitu memahami
produktifitas sangat dituntut oleh media saat ini tentang konsep pemberdayaan yang
agar masyarakat diperhitungkan dan dianggap dilaksanakan sehingga ada sebagian yang apriori
eksis. terhadap program pemberdayaan masyarakat
Di sinilah fungsi media informasi hadir yang telah dilaksanakan, karena prinsip
untuk menjadi jembatan antar masyarakat – transparansi dan keikutsertaan lembaga atau
bukan masyarakat dan negara. Sebagai sarana, komponen masyarakat lainnya kurang
media informasi tentu di sini hadir tidak sebagai diterapkan secara maksimal.
entitas yang mati, tetapi hidup dan memberikan Sebelum mengupas lebih jauh, perlu ada
solusi atas problem masyarakat yang terjadi pemahaman yang sama tentang pemberdayaan
selama ini. Yang menjadi modal bagi masyarakat masyarakat agar semua pihak dapat memahami
adalah penguasaan mereka atas kondisi sosial arti sebenarnya, sehingga diharapkan dalam
budaya yang ada di sekitarnya. Dengan modal setiap pelaksanaan, pengawasan dan
ini mereka sangat paham apa yang perlu dishare pengambilan keputusan yang diberikan dapat
kepada publik, apa persoalan mereka dan apa dipahami secara menyeluruh dan sesuai dengan
potensi mereka. Dalam membangun sinergi, apa konsep pemberdayaan masyarakat.
yang perlu dibantu orang lain dan apa yang Pemberdayaan masyarakat sebenarnya
dibutuhkan pihak lain tetapi ada di desa mereka. adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi
Kurangnya akses informasi yang dan politik yang merangkum berbagai nilai
dibutuh- kan masyarakat dapat disebabkan sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma
oleh dua permasalahan pokok. Pertama karena baru pembangunan, yakni yang bersifat “people
informasi yang masih bersifat eksklusif (dengan centered, participatory, empowering, and a
sengaja informasi tidak disebar kepada umum). sustaniable”.
Ketiadaan akses masyarakat terhadap informasi Istilah pemberdayaan sering sekali di
jenis ini perlu dibantu oleh pemerintah dengan dengar dalam program-program pemerintah.
lebih mensosialisasikan informasi “mahal” Pemberdayaan diartikan sebagai helping people
tersebut kepada masyarakat misalnya melalui to help themselves. Lebih lanjutnya dapat
brosur, koran, radio dan televisi. Kedua adalah dikatakan sebagai upaya dan proses bagaimana
kelemahan masyarakat sendiri dalam mengakses agar berfungsi sebagai ‘power’ (driving’s force)
informasi yang sebenarnya sudah tersedia di dalam pencapaian tujuan yaitu pengembangan
lingkungan mereka. Hal ini dapat disebabkan diri (self development). Namun, dalam
oleh motivasi masyarakat yang rendah untuk perkembangannya pemberdayaan masyarakat
mengakses informasi tersebut. Dalam kasus seringkali disandingkan dengan memberdayakan
kedua ini pemberdayaan dapat diupayakan secara ekonomi. Padalah memberdayakan dapat
dengan kampanye pentingnya informasi bagi dilakukan dalam berbagai aspek tidak hanya
masyarakat. ekonomi saja.
Namun, saat ini permasalahannya Pemberdayaan masyarakat melalui
bukan hanya sebatas mampu atau tidaknya suatu informasi sudah mulai dikembangkan oleh
masyarakat mengakses dan menggunakan beberapa Desa di wilayah Kabupaten Takalar.
informasi tersebut, namun masyarakat dalam hal Salah satunya Desa di Wilayah Kelurahan
ini harus memposisikan diri sebagai sumber Canrego, Kecamatan Polombangkeng Selatan
informasi. Kabupaten Takalar. Dengan berbagai potensi
Berapa banyak kebijakan dari yang dimiliki seperti pertanian, peternakan,
pemerintah yang tidak dapat menyelesaikan industri dan sebagainya, membuat promosi
masalah di dalam masyarakat lantas tidak potensi desa menjadi hal yang penting untuk
dipatuhi oleh masyarakat. Hal itu dikarenakan dikembangkan dalam pembangunan potensi
adanya ketidaktahuan pemerintah terhadap desa. Kebutuhan masyarakat akan informasi
kondisi masyarakatnya. Untuk itu masyarakat yang cepat dan akurat membuat pemerintah desa
disini harus mampu menyampaikan informasi
terkait dengan dirinya dan lingkungan, bisa
67
perlu memikirkan media informasi yang tepat pembuatan keputusan dan proses perencanaan
terutama kaitan dengan informasi potensi desa. pembangunan, atau masyarakat juga di-
tempatkan sebagai “subyek” utama yang harus
METODE menentukan jalannya pembangunan. Karena itu
Pemberdayaan pada masyarakat pemberdayaan menilai tinggi dan
dilaksanakan di Kelurahan Canrego, Kecamatan mempertimbangkan inisiatif dan perbedaan
lokal.
Polombangkeng Selatan Kabupaten Takalar.
Subejo dan Narimo (2004) mengartikan
Metode yang dilakukan yaitu dengan proses pemberdayaan masyarakat merupakan
menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan upaya yang disengaja untuk memfasilitasi
ceramah, sharing pengalaman, dan diskusi. masyarakat lokal dalam merencanakan,
Selanjutnya, untuk mendapatkan data memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal
yang dimiliki melalui collective action dan
peningkatan pengetahuan menggunakan
networking sehingga pada akhirnya mereka
wawancara dan observasi dengan pihak yang memiliki kemampuan dan kemandirian secara
terkait pemerintah Desa Wilayah Kelurahan ekonomi, ekologi dan sosial”.
Canrego, Kecamatan Polombangkeng Selatan Dalam upaya memberdayakan
Kabupaten Takalar dan Tokoh Masyarakat. masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu:
Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang
HASIL DAN PEMBAHASAN (enabling). Disini titik tolaknya adalah
Pemberdayaan masyarakat adalah per- pengenalan bahwa setiap manusia, setiap
wujudan dari pengembangan kapasitas masyarakat, memiliki potensi yang dapat
masyarakat yang bernuansa pada pemberdayaan dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat
sumberdaya manusia agar paham dengan hak yang sama sekali tanpa daya, karena jika
dan kewajibannya sesuai dengan status dan demikian akan sudah punah. Pemberdayaan
peran di masyarakat. Perlunya upaya adalah upaya untuk membangun daya itu
pemberdayaan adalah berangkat dari kenyataan dengan mendorong, memotivasikan, dan
masih lemahnya posisi sebagian besar membangkitkan kesadaran akan potensi yang
masyarakat dalam menuntut hak dan dimilikinya serta berupaya untuk
menjalankan kewajibannya ditunjukkan dengan mengembangkannya.
kurang aksesnya mereka terhadap beberapa Kedua, memperkuat potensi atau daya yang
fasilitas diantaranya adalah informasi. dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka
Dasar interpretasi pembangunan yang ini diperlukan langkah-langkah lebih positif,
berpusat pada rakyat adalah asumsi bahwa selain hanya dari menciptakan iklim dan
manusia adalah sasaran pokok dan sumber suasana. penguatan ini meliputi langkah-
paling strategis. Karena itu, pembangunan juga langkah nyata, dan menyangkut penyediaan
meliputi usaha terencana untuk meningkatkan berbagai masukan (input), serta pembukaan
kemampuan dan potensi manusia serta akses ke dalam berbagai peluang yang akan
mengerahkan minat mereka untuk ikut serta membuat masyarakat menjadi berdaya. Ketiga,
dalam proses pembuatan keputusan tentang memberdayakan mengandung pula arti
berbagai hal yang memiliki dampak bagi mereka melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus
dan mencoba mempromosikan kekuatan dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah,
manusia, bukan mengabadikan ketergantungan oleh karena kekurangberdayaan dalam
yang menciptakan hubungan antara birokrasi menghadapi yang kuat. Oleh karena itu,
negara dengan masyarakat. perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah
Proposisi di atas mengindikasikan pula amat mendasar sifatnya dalam konsep
bahwa inti pembangunan berpusat pada rakyat pemberdayaan masyarakat.
adalah pemberdayaan (empowerment) yang Pendekatan utama dalam konsep
mengarah pada kemandirian masyarakat. Dalam pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak
konteks ini, dimensi partisipasi masyarakat dijadikan objek dari berbagai proyek
menjadi sangat penting. Melalui partisipasi pembangunan, tetapi merupakan subjek dari
kemampuan masyarakat dan perjuangan mereka upaya pembangunannya sendiri. Terdapat
untuk membangkitkan dan menopang beberapa bias-bias pemikiran tentang
pertumbuhan kolektif menjadi kuat. Tetapi pemberdayaan masyarakat sehingga
partisipasi di sini bukan hanya berarti menyebabkan tujuan dari pemberdayaan itu
keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan tidak tercapai, diantaranya adalah sebagai
pembangunan atau masyarakat hanya di- berikut:
tempatkan sebagai “obyek”, melainkan harus Bias pertama adalah adanya ke-
diikuti keterlibatan masyarakat dalam cenderungan berpikir bahwa dimensi rasional

68
dari pembangunan lebih penting dari dimensi pembangunan yang ditujukan untuk rakyat,
moralnya, dimensi material lebih penting tetapi tidak kena terhadap sasaran, tidak
daripada dimensi kelembagaannya, dan dimensi memecahkan masalah dan bahkan merugikan
ekonomi lebih penting dari dimensi sosialnya. rakyat. Bias ini melihat masyarakat sebagai objek
Akibat dari anggapan itu ialah alokasi sumber dan bukan subjek pembangunan.
daya pembangunan diprioritaskan menurut jalan Bias ketujuh berkaitan dengan di atas,
pikiran yang demikian. adalah bahwa orang miskin adalah miskin
Bias kedua adalah anggapan bahwa karena bodoh dan malas. Dengan demikian, cara
pendekatan pembangunan yang berasal dari atas menanganinya haruslah bersifat paternalistik
lebih sempurna daripada pengalaman dan seperti memperlakukan orang bodoh dan malas,
aspirasi pembangunan ditingkat bawah dan bukan memberi kepercayaan. Dengan
(grassroot). Akibatnya kebijaksanaan- anggapan demikian masalah kemiskinan
kebijaksanaan pembangunan menjadi kurang dipandang lebih sebagai usaha sosial (charity) dan
efektif karena kurang mempertimbangkan bukan usaha penguatan ekonomi.
kondisi yang nyata dan hidup dimasyarakat. Bias kedelapan adalah ukuran efisiensi
Bias ketiga adalah bahwa pembangunan pembangunan yang salah diterapkan, misalnya
masyarakat banyak di tingkat bawah lebih ICOR, diartikan bahwa investasi harus selalu
memerlukan bantuan material daripada diarahkan pada yang segera menghasilkan bagi
keterampilan teknis dan manajerial. Anggapan pertumbuhan, padahal upaya pemberdayaan
ini sering mengakibatkan pemborosan sumber masyarakat, akan menghasilkan pertumbuhan
daya dan dana, karena kurang mempersiapkan bahkan merupakan sumber pertumbuhan yang
keterampilan teknis dan manajerial dalam lebih lestari (sustainable), tetapi umumnya dalam
pengembangan sumber daya manusia dan kerangka waktu (time frame) yang lebih panjang.
mengakibatkan makin tertinggalnya masyarakat Anggapan yang demikian beranjak dari konsep
di lapisan bawah. pembangunan yang sangat bersifat teknis dan
Bias keempat adalah anggapan bahwa tidak memahami sisi-sisi sosial budaya dari
teknologi yang diperkenalkan dari atas selalu pembangunan dan potensi yang ada pada rakyat
jauh lebih ampuh daripada teknologi yang sebagai kekuatan pembangunan.
berasal dari masyarakat itu sendiri. Anggapan Bias kesembilan adalah anggapan bahwa
demikian dapat menyebabkan pendekatan sektor pertanian dan perdesaan adalah sektor
pembangunan yang di satu pihak terlalu tradisional, kurang produktif dan memiliki masa
memaksa dan menyamaratakan teknologi investasi yang panjang, karena itu kurang
tertentu untuk seluruh kawasan pembangunan di menarik untuk melakukan modal besar- besaran
tanah air yang sangat luas dan beragam tahap di sektor itu. Berkaitan dengan itu, bermitra
perkembangannya ini. Di lain pihak, pendekatan dengan petani dan usaha-usaha kecil di sektor
pembangunan terlalu mengabaikan potensi pertanian dan perdesaan dipandang tidak
teknologi tradisional yang dengan sedikit menguntungkan dan memiliki resiko tinggi.
penyempurnaan dan pembaharuan mungkin Anggapan ini juga telah mengakibatkan
lebih efisien dan lebih efektif untuk dimanfaatkan prasangka dan menghambat upaya untuk secara
dibandingkan dengan teknologi impor. sungguh-sungguh membangun usaha pertanian
Bias kelima adalah anggapan bahwa dan usaha kecil di perdesaan.
lembaga-lembaga yang telah berkembang di Bias kesepuluh berkaitan dengan di atas,
kalangan rakyat cenderung tidak efisien dan adalah ketidakseimbangan dalam akses kepada
kurang efektif bahkan menghambat proses sumber dana. Kecenderungan menabung pada
pembangunan. Anggapan ini membuat lembaga- rakyat, yang cukup tinggi di Indonesia seperti
lembaga masyarakat di lapisan bawah itu kurang tercermin pada perbandingan tabungan
dimanfaatkan dan kurang ada ikhtiar untuk masyarakat dengan PDB (di atas 30% termasuk
memperbaharui, memperkuat serta salah satu tingkat tertinggi di dunia), acapkali
memberdayakannya. Bahkan justru terdapat terasa tidak terimbangi dengan kebijakan
kecenderungan untuk memperkenalkan lembaga- investasi melalui sektor perbankan yang lebih
lembaga baru yang asing dan tidak selalu terpusat pada investasi besar, dan sebagian cukup
sejalan dengan nilai dan norma masyarakat. diantaranya untuk investasi di sektor properti
Bias keenam adalah bahwa masyarakat yang bersifat sangat spekulatif. Kegiatan investasi
di lapisan bawah tidak tahu apa yang makin cenderung terpusat di perkotaan, di sektor
diperlukannya atau bagaimana memperbaiki industri yang justru banyak disubsidi dan
nasibnya. Oleh karena itu, mereka harus diproteksi, yang akibatnya juga mendorong
dituntun dan diberi petunjukdan tidak perlu urbanisasi. Pengalaman Taiwan dan Jepang
dilibatkan dalam perencanaan meskipun yang sebelumnya menunjukkan bahwa investasi di
menyangkut dirinya sendiri. Akibat dari wilayah perdesaan dapat meningkatkan
anggapan ini banyak proyek-proyek

69
pertumbuhan dan sekaligus pemerataan yang perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
menyebabkan ekonominya menjadi kukuh. Dengan perkataan lain memberdayakan adalah
Dari bias-bias tersebut dapat dilihat memampukan dan memandirikan masyarakat.
bahwa sebagian masyarakat diposisikan sebagai Desa wilayah Kelurahan Canrego,
objek dan dalam hal ini seharusnya masyarakat Kecamatan Polombangkeng Selatan Kabupaten
digali potensinya, diberikan kepercayaan Takalar ini memiliki beberapa potensi yang
sehingga mereka dapat menginfomasikan kepada diunggulkan diantaranya pertanian yang saat ini
dunia terkait dengan keberadan mereka beserta masih menjadi potensi dominan. Apabila musim
potensi yang mereka miliki. berganti pertanian bergeser menjadi palawija.
Aditya (2003), mengungkapkan Dari data yang diperoleh masyarakat ada sekitar
beragam dilema dalam pelaksanaannya, 53% yang bergerak di bidang pertanian.
Pertama, harus diakui sejak awal 1990-an, Selain pertanian potensi lain adalah
Pemerintah Indonesia mulai mengembangkan home industry yaitu konveksi, meubeul/kerajinan
program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat kayu, dan beberapa berkembang di makanan
untuk mengentaskan dan menanggulangi olahan. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah
kemiskinan (alleviation poverty and poverty desa untuk mengembangkan potensi desa adalah
reduction). Upaya ini dihadapkan pada dengan melakukan pengarahan kepada
perbedaan-perbedaan pemahaman tentang masyarakat desa pada saat kegiatan-kegiatan
kemiskinan. Di satu sisi, kemiskinan pertemuan seperti pada saat rapat atau kegiatan
dipandang sebagai keadaan absolut dengan keagaamaan. Kepala desa selalu memberikan
kriteria yang sudah ditetapkan dan diseragamkan informasi mengenai potensi dan peluang-peluang
lalu dipakai sebagai dasar menyusun proyek kepada masyarakat.
pengentasannya. Namun sayangnya ketika kegiatan
Pada kenyataannya kemiskinan pengarahan tersebut hanya beberapa tokoh
memberikan wajah- nya yang relatif. Kemiskinan masyarakat yang hadir, sehingga tidak langsung
juga menyangkut bagaimana kondisi sosial tersampaikan kepada masyarakat seperti yang
mendefinisasikannya. Seseorang bisa jadi tidak dikatakan oleh Kepala Desa pada wawancara
miskin dalam kehidupan komunitas kultural dan berikut “Kami perangkat desa selalu
geografis tertentu meski secara absolut menginformasikan potensi dan peluang, tetapi
didefinisikan sebagai miskin. Artinya upaya antusias masyarakat bermacam-macam, sebagian
pemberdayaan yang dilakukan tidak berhadapan ada yang pro aktif tapi kebanyakan tidak pro
dengan kenyataan yang pasti. aktif”.
Untuk itu perlu dipahami arti dan Upaya untuk membangun potensi
makna keberdayaan dan pemberdayaan dengan mendorong, memotivasikan dan mem-
masyarakat. Keberdayaan dalam konteks bangkitkan kesadaran akan potensi dirasa masih
masyarakat adalah kemampuan individu yang sulit saat ini karena mayoritas masyarakat desa
bersenyawa dalam masyarakat dan membangun sedang mengalami peralihan. Semenjak tahun
keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. 2021 banyak lahan yang beralih fungsi menjadi
Suatu masyarakat yang sebagain besar lahan pembangunan seperti adanya akses Tol
anggotanya sehat fisik dan mental serta terdidik yang dan akses jalak harupat yang sebagian besar
dan kuat serta inovatif, tentunya memiliki mengambil lahan dari desa ini, sedikit banyak
keberdayaan yang tinggi. hal ini cukup merubah pola pikir masyarakat
Namun, selain nilai fisik di atas, ada desa, yang dahulu berpikir tradisional saat ini
pula nilai-nilai instrinsik dalam masyarakat yang mulai berubah menjadi pola pikir modern.
juga menjadi sumber keberdayaan, seperti nilai- Mata pencaharian yang tadinya
nilai kekeluargaan, kegotongroyongan, pertanian mulai beralih karena lahan pertanian
kejuangan dan yang khas pada masyarakat sudah berkurang akibat adanya pembangunan,
Indonesia (dan beberapa negara yang lain) bahkan untuk tahun 2021 sudah 3 musim mata
adalah kebinekaan. Keberdayaan masyarakat pencaharian bidang pertanian yang berkurang.
adalah unsur-unsur yang memungkinkan suatu Adanya perubahan pola pikir, kehidupan sosial
masyarakat bertahan (survive), dan dalam di masyarakat desa tetapi tidak diimbangi
pengertian yang dinamis mengembangkan diri kesiapan mental, keterampilan masyarakat yang
dan mencapai kemajuan. Keberdayaan pada akhirnya menurunkan minat masyarakat
masyarakat ini menjadi sumber dari apa yang di terhadap potensi desa di wilayah Kelurahan
dalam wawasan politik pada tingkat nasional Canrego, Kecamatan Polombangkeng Selatan
disebut dengan ketahanan nasional. Kabupaten Takalar.
Memberdayakan masyarakat aadalah Dengan melakukan upaya-upaya
upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat pemberdayaan informasi, masyarakat dapat
lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang memahami secara umum kondisi, masalah dan
tidak mampu untuk melepaskan diri dari potensi Desa di wilayah Kelurahan Canrego,

70
Kecamatan Polombangkeng Selatan Kabupaten membuka stand di kegiatan pameran Pemerintah
Takalar, masyarakat dapat memahami kegiatan Kabupaten Takalar.
pemberdayaan masyarakat melalui informasi Brosur mengenai pertanian sayuran dan
yang dilaksanakan di wilayah Desa Kelurahan peternakan memuat informasi mengenai
Canrego, Kecamatan Polombangkeng Selatan keunggulan hasil pertanian dan peternakan,
Kabupaten Takalar, dan masyarakat dapat pengolahan, kemitraan juga jangkauan
berpartisipasi dalam rangka pelaksanaan pemasaran. Seperti yang dikatakan oleh salah
pemberdayaan masyarakat melalui program seorang tokoh masyarakat di Desa “Untuk
yang berkaitan dengan potensi desa. beberapa potensi desa kami buat brosur yang
Pemberdayaan masyarakat desa kami bagikan kepada masyarakat dalam maupun
didukung pula oleh Adanya sumber kemajuan luar Kabupaten Takalar, kepada perwakilan
ekonomi modal, teknologi informasi, sarana SKPD sebagai promosi potensi desa.”
prasarana, kerja keras dan gotong rotong serta, Dari pernyataan salah satu tokoh
partisipasi dalam pengambilan keputusan. masyarakat tersebut diketahui bahwa untuk
Sumber ekonomi modal merupakan salah salah promosi potensi desa menggunakan
satu faktor penentu keberhasilan pengembangan brosur/pamflet baru dilakukan untuk potensi di
potensi desa. Untuk ekonomi masyarakat desa bidang pertanian dan peternakan saja, padahal
sudah didukung oleh dana desa baik yang berasal untuk potensi lainnya akan lebih berkembang
dari Pemerintah pusat, Provinsi maupun apabila dilakukan pula penyebarluasan
Kabupaten. Hanya saja pemerintah desa informasi potensi desa. Kendala yang dialami
mengalami kendala dalam proses administratif dalam penyebaran informasi melalui media
dan pertanggungjawab pengelolaan keuangan brosur dan famplet ini, sasaran penyebaran brosur
sehingga yang dibutuhkan oleh Desa sebenarnya adalah masyarakat yang sama setiap termin
adalah bukan hanya dana materi saja, tetapi pembagian brosur, dan muatan informasi di
dukungan pembinaan, pelatihan baik kepada dalam brosur tidak ter update setiap cetakan
aparatur desa yang mengelola anggaran juga baru.
kepada masyarakat agar lebih aktif dalam proses Respon masyarakat dan penerima
pembangunan. Kendala lain yang dialami informasi, berdasarkan kroscek yang dilakukan
berkaitan dengan modal adalah desa ini tidak ke salah satu masyarakat dan perwakilan dari
memiliki “Carik Desa” seperti desa-desa lain di konsumen pengguna/pembeli hewan
Kabupaten Takalar, sementara banyak sekali peternakan, mereka cenderung hanya melihat
kebutuhan desa yang sifatnya non budgeter. sekilas dan tidak tertarik untuk membaca brosur
Dengan teknologi yang semakin sampai dengan halaman terakhir bahkan tidak
berkembang saat ini, tentunya masyarakat lama kemudian brosur tersebut lalu dibuang. Ini
membutuhkan informasi yang cepat dan akurat, menandakan bahwa masyarakat sudah
yang digunakan untuk sebagai media promosi, membutuhkan informasi dalam bentuk lain
komunikasi, interaksi dengan masyarakat, karena informasi yang diterima melalui brosur
tujuannya adalah selain mendapatkan informasi berisikan informasi yang selalu sama.
mengenai potensi desa, juga untuk meningkatkan Dengan adanya promosi potensi dapat
pelayanan kepada masyarakat desa. memberikan beberapa keuntungan bagi
Dengan teknologi yang semakin masyarakat; Pertama, meningkatkan kesadaran
berkembang saat ini, tentunya masyarakat masyarakat mengenai kegunaan teknologi
membutuhkan informasi yang cepat dan akurat, informasi. Dengan menyadari akan manfaat
yang digunakan untuk sebagai media promosi, teknologi informasi, maka diharapkan
komunikasi, interaksi dengan masyarakat, masyarakat akan mampu menyerap berbagai
tujuannya adalah selain mendapatkan informasi informasi penting sehingga pada akhirnya akan
mengenai potensi desa, juga untuk meningkatkan mendorong masyarakat untuk melakukan
pelayanan kepada masyarakat desa. kegiatan-kegiatan partisipatif yang mengarah
Promosi potensi Desa sejauh ini kepada pemberdayaan masyarakat, terutama
dilakukan dengan berbagai macam cara pemberdayaan informasi mengenai potensi desa.
diantaranya, dengan menggunakan famplet, Kedua, adanya kemudahan akses informasi
brosur, dan penyampaian informasi dari mulut sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.
ke mulut. Seperti pada potensi pertanian sayuran Penyediaan informasi ini harus informatif dan
dan peternakan bebek dan ayam. Untuk tepat guna untuk masyarakat. Kegunaan
menyebarluaskan kepada masyarakat luas informasi ini sebaiknya dapat dirasakan melalui
mengenai keunggulan potensi pertanian dan peningkatan penghasilan masyarakat. Oleh
peternakan yang dilakukan sejauh ini adalah karena itu, informasi yang diberikan harus tepat
menggunakan media brosur dan famplet yang sasaran, diolah dalam format yang sederhana
disebarkan kepada masyarakat pada acara-acara agar mudah dimengerti dan dapat disebarkan
tertentu, seperti acara-acara desa atau pada saat dengan media komunikasi yang biasa digunakan,

71
seperti papan pengumuman desa, brosur, masyarakat. Seperti yang terjadi di Desa wilayah
pengeras suara, atau media teknologi informasi Kelurahan Canrego, Kecamatan Polombangkeng
online yang saat ini sedang berkembang di Selatan Kabupaten Takalar, masyarakat desa
masyarakat. Ketiga, untuk membangun sangat terkenal dengan masyarakat yang konflik
kemitraan antara masyarakat dengan pengguna sosialnya tinggi akibat dari karakter masyarakat
informasi. Kemitraan ini berguna untuk yang dekat “Miras” Judi dan sebagainya,
mengembangkan kemampuan masyarakat desa, karakter seperti ini sering menimbulkan konflik
seperti dengan intansi pemerintah dan konsumen sosial. Selain itu juga masalah sengketa tanah
untuk meningkatkan peluang bagi masyarakat yang kerap terjadi di Desa wilayah Kelurahan
desa. Canrego, Kecamatan Polombangkeng Selatan
Dalam konsep pembangunan kawasan Kabupaten Takalar.
perdesaan, komunikasi dan promosi potensi desa Konflik-konflik seperti ini diselesaikan
dapat berperan penting untuk menunjang dengan dukungan dari perangkat Desa seperti
berbagai kegiatan pembangunan perdesaan, Bidang Pemerintahan dan Bidang
dengan kegiatan utama pertanian, termasuk kesbanglinmas. Penyelesaian konflik dengan
pengelolaan sumber daya alam, pelayanan jasa cepat sangat dibutuhkan bagi lingkungan
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan masyarakat. Karena lingkungan masyarakat
ekonomi. Karena salah satu faktor penting yang aman dan nyaman, akan menumbuhkan
kesuksesan pembangunan adalah bagaimana iklim kerja sama, gotong royong yang baik yang
penyediaan akses informasi pada masyarakat. selanjutnya dapat memajukan masyarakat desa.
Sehingga mereka dapat mencari pengetahuan- Proses pemberdayaan masyarakat
pengetahuan baru di berbagai media untuk terkait dengan faktor internal dan eksternal.
mengembangkan masyarakatnya. Selain itu dalam hubungan ini, meskipun faktor internal
dalam pengembangan sistem informasi desa sangat penting sebagai salah satu bentuk self
perlu mengedepankan konten informasi yang organizing dari masyarakat, namun kita juga perlu
diperlukan oleh masyarakat. Konten tersebut memberikan perhatian pada faktor eksternalnya.
berkaitan dengan kegiatan ekonomi perdesaan Proses pemberdayaan masyarakat
yang umumnya di sektor agraris. mestinya juga didampingi oleh suatu tim
Sarana prasarana desa di wilayah fasilitator yang bersifat multi disiplin yang dapat
Kelurahan Canrego, Kecamatan Polombangkeng menggerakkan potensi masyarakat dan
Selatan Kabupaten Takalar dari mulai tempat membantunya untuk memberikan keilmuan
peribadatan, kesehatan, pendidikan, olah raga tentang bagaimana mereka dapat menshare
kebutuhan listrik, kebutuhan air bersih juga kegiatannya, budayanya, dan informasi-
sudah tersedia. informasi yang dimiliki oleh masyarakat
Pemberdayaan masyarakat juga setempat melalui berbagai macam bentuk baik
diartikan melindungi, melindungi disini adalah kegiatan maupun media. Tim pendamping ini
bagaimana membuat masyarakat menjadi merupakan salah satu eksternal faktor dalam
mandiri tidak tergantung pada pemberian pemberdayaan masyarakat. Peran tim pada awal
pemerintah sehingga masyarakat merasa lebih proses sangat aktif tetapi akan berkurang secara
aman dengan kerja keras dari potensi yang bertahap selama proses berjalan sampai
dimiliki. Yang terjadi saat ini di Desa wilayah masyarakat sudah mampu melanjutkan
Kelurahan Canrego, Kecamatan Polombangkeng kegiatannya secara mandiri.
Selatan Kabupaten Takalar masyarakat masih Dalam operasionalnya inisiatif tim
memiliki ketergantungan dengan bantuan pemberdayaan masyarakat secara perlahan akan
pemerintah, menganggap semua kegiatan atau dikurangi dan akhirnya berhenti. Peran tim
usulan yang diajukan dapat dibantu oleh fasilitator akan dipenuhi oleh pengurus
pemerintah. kelompok atau pihak lain yang dianggap mampu
Ketika kenyataan tidak berkata oleh masyarakat. Kapan waktu pemunduran tim
demikian masyarakat berubah menjadi fasilitator tergantung kesepakatan bersama yang
menyalahkan pemerintah Desa dan tidak telah ditetapkan sejak awal program dengan
percaya kepada pemerintah desa. Seperti yang warga masyarakat.
diungkapkan Kepala Desa. “Masyarakat saat ini Aspek penting dalam suatu program
banyak membutuhkan pembimbingan, pelatihan pemberdayaan masyarakat adalah program yang
dari pemerintah mengenai cara- cara disusun sendiri oleh masyarakat, mampu
mengembangkan potensi desa agar dapat menjawab kebutuhan dasar masyarakat,
meningkatkan penghasilan masyarakat desa” mendukung keterlibatan kaum miskin dan
Selain melindungi dari kelompok yang terpinggirkan lainnya, dibangun
ketidakmandirian masyarakat desa, dari sumber daya lokal, sensitif terhadap nilai-
pemberdayaan juga melindungi masyarakat dari nilai budaya lokal, memperhatikan dampak
berbagai macam konflik yang terjadi di lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan,

72
berbagi pihak terkait terlibat (instansi manajemen, kelembagaan, dll.) yang
pemerintah, lembaga penelitian, perguruan diperlukan.
tinggi, LSM, swasta dan pihak lainnya), serta 4. Pengorganisasian masyarakat: termasuk
dilaksanakan secara berkelanjutan. pemilihan pemimpin dan kelompok-
Selaras dengan tahapan-tahapan kelompok tugas (task group) yang akan
kegiatan pemberdayaan sebagai telah dibentuk. Pengorganisasian masyarakat ini
dikemukakan tersebut, tahapan kegiatan penting dilakukan, karena untuk
pemberdayaan dapat dibagi menjadi berbagai melaksanakan perubahan guna
tahapan, yaitu: memecahkan masalah dan atau
1. Penetapan dan pengenalan wilayah kerja: memperbaiki keadaan seringkali tidak dapat
sebelum melakukan kegiatan penetapan dilakukan secara individual (perorangan),
wilayah kerja perlu memperoleh ke- tetapi memerlukan pengorganisasian
sepakatan antara tim fasilitator, aparat masyarakat termasuk dalam
pemerintah setempat, (perwakilan) pengorganisasian adalah: pembangian peran
masyarakat setempat, dan pemangku dan pengembangan jejaring kemitraan.
kepentingan yang lain (pelaku bisnis, tokoh 5. Pelaksanaan kegiatan dengan memberikan
masyarakat, aktivis LSM, akademisi, dll.). pelatihan terkait dengan informasi dan
Hal ini tidak saja untuk menghindari bagaimana mempublikasikan informasi
gesekan atau konflik kepentingan, tetapi tersebut.
jutru untuk membangun sinergi dan 6. Advokasi kebijakan: karena semua upaya
memperoleh dukungan berupa partisipasi pemberdayaan masyarakat memerlukan
dari seluruh pemangku kepentingan, demi dukungan kebijakan yang berpihak kepada
keberhasilan program dan kegiatan kepentingan masyarakat. Kegiatan advokasi
pemberdayaan masyarakat yang akan ini diperlukan guna memperoleh dukungan
dilakukan. politik dan legitimasi dari elit masyarakat
2. Sosialisasi kegiatan: yaitu upaya meng- (aparat pemerintah, pelaku bisnis, tokoh
komunikasikan rencana kegiatan pem- masyarakat, LSM, akademisi, dll.).
berdayaan masyarakat yang akan dilakukan 7. Politisasi: dalam arti terus-menerus
di wilayah tersebut. Termasuk dalam memelihara dan meningkatkan posisi tawar
sosialisasi kegiatan, perlu juga dikemukakan melalui kegiatan politik praktis. Hal ini
tentang pihak-pihak terkait yang akan diperlukan untuk memeperoleh dan
diminta partisipasi/ keterlibatannya, melestarikan legitimasi dan keberlanjutan
pembagian peran yang diharapkan, kebijakan yang ingin dicapai melalui
pendekatan, strategi serta langkah-langkah pemberdayaan masyarakat.
yang akan dilakukan. KESIMPULAN
3. Penyadaran mamsyarakat: dilakukan untuk Berdasarkan pembahasan yang sudah
menyadarkan masyarakat tentang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
“keberadaannya”, baik sebagai individu dan pemberdayaan merupakan upaya yang dilakukan
anggota masyarakat, maupun kondisi oleh masyarakat, dengan atau tanpa dukungan
lingkungannya yang menyangkut lingkungan dari pihak luar, untuk memperbaiki
fisik/teknis, sosial budaya, ekonomi dan kehidupannya yang berbasis kepada daya mereka
politik. Termasuk dalam penyadaran adalah: sendiri, melalui upaya optimasi daya serta posisi
a. Bersama-bersama masyarakat me- tawar yang dimiliki, dengan perkataan lain,
lakukan analisis keadaan yang pemberdayaan harus menempatkan kekuatan
menyangkut potensi dan masalah, serta masyarakat sebagai modal utama serta
analisis faktor-faktor penyebab menghindari “rekayasa” pihak luar yang
terjadinya masalah yang menyangkut seringkali mematikan kemandirian masyarakat
kelemahan internal dan ancaman setempat.
eksternalnya. Pemberdayaan masyarakat desa di
b. Melakukan analisis akar-masalah, wilayah Kelurahan Canrego, Kecamatan
analisis alternatif pemecahan masalah, Polombangkeng Selatan Kabupaten Takalar
serta pilihan alternatif pemecahan dalam promosi potensi desa dapat dilakukan
terbaik yang dapat dilakukan. dengan menumbuhkembangkan partisipasi yang
c. Menunjukan pentingnya perubahan dilakukan oleh masyarakat. Namun yang terjadi
untuk memperbaiki keadaannya, saat ini pengembangan promosi potensi desa
termasuk merumuskan prioritas belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
perubahan, tahapan perubahan, cara Pertama, upaya dari perangkat desa untuk
melakukan dan mencapai perubahan, mengenalkan potensi desa ternyata belum cukup
sumber daya yang diperlukan, maupun membuat masyarakat pro aktif dalam
peran bantuan (modal, teknologi, pengembangan potensi desa. Kedua, sebagian

73
masyarakat sudah mulai memanfaatkan media Indonesia in Frankfurt am Main
teknologi dalam promosi potensi desa tetapi Germany, August 26th 2000.
hanya dilakukan oleh generasi muda saja. . (2006). Pendekatan-pendekatan Pem-
Ketiga, pendampingan dan pelatihan mengenai bangunan Pedesaan dan Pertanian: Klasik
cara atau teknik promosi potensi desa dan Kontemporer Makalah disampaikan
dibutuhkan oleh masyarakat guna meningkatkan pada “Apresiasi Perencanaan
pengetahuan mereka. Pembangunan Pertanian Daerah bagi
Tenaga Pemandu Teknologi Pendukung
SARAN Prima Tani”, di Cisarua Bogor, 19-25
Dengan bertambahnya antusias November 2006.
masyarakat untuk mempromosikan potensi desa Friedman, John. (1992). Empowerment: The
diperlukan pendampingan dari sekelompok tim Politics of Alternative Development.
yang khusus mendampingi masyarakat dalam Cambridge: Blackwell.
proses peningkatan kemampuan promosi potensi Hacker, H. (1999). Empowerment Projects for and
desa dengan media teknologi. Tahap awalnya by Woman: Summary of Pilot Study.
dapat bersama-sama dengan tim fasilitator DED Yaounde. (Unpublished).
berusaha menggali potensi yang dimiliki oleh Hikmat, Harry. (2010). Strategi Pemberdayaan
masyarakat tersebut, dan menjadikan seluruh Masyarakat. Bandung: Humaniora
aktivitas dan nilai-nilai, benda-benda yang Utama Press.
dimiliki masyarakat tersebut menjadi sebuah Huraerah, Abu. (2008). Pengorganisasian dan
bahan informasi. Pengembangan Masyarakat: Model dan
Setelah terkumpul tahap awal, Strategi Pembangunan Berbasis
masyarakat akan dibantu untuk mengemas Kerakyatan. Bandung: Humaniora.
informasi itu agar menarik bahkan memiliki nilai Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato.
jual yang tinggi sehingga dapat membantu dalam (2012). Pemberdayaan Masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Perspektif Kebijakan Publik. Bandung:
tersebut. Seperti ssalah satunya dengan Alfabeta.
memanfaatkan teknologi yang sudah Martono, Nanang. (2011). Sosiologi Perubahan
berkembang saat ini untuk. Sosial: Perspektif Klasik, Modern,
Tahap selanjutnya adalah Posmodern,dan Poskolonial. Jakarta:
menginformasi- kan informasi-informasi promosi Raja Grafindo Persada.
desa yang sudah dikemas semenarik mungkin Nasution, Zulkarnain. Solidaritas Sosial dan
untuk disebarkan melalui media apapun yang Partisipasi Masyarakat Desa Transisi
mampu mengkakses keberadaan mereka. (Suatu Tinjauan Sosiologis). Malang:
Sehingga informasi ini dapat diterima oleh UMM Press.
masyarakat luar dan juga pemerintah yang Osmani, S.R. (2000). Participatory Governance,
dalam hal ini berguna untuk menyusun People’s Empowerment and Poverty
kebijakan bagi masyarakat itu sendiri. Reduction. SEPED Conference Paper
Series No 7. UNDP. Washington, D.C.
DAFTAR PUSTAKA Pranarka. A.M.W dan Vidhyandika. (1996).
“Pemberdayaan (Empowerment)” Dalam
Aditya, T. (2009). Teori Pemberdayaan dan Onny Prijono dan Pranarka (ed),
Advokasi. http://id.teguh.web.id/. Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan
Anwar. (2007). Manajemen Pemberdayaan Implementasi. Jakarta: Centre for
Perempuan (Perubahan Sosial melalui Strategic and International Studies.
Pem- belajaran Vocational Skill pada Schneider, H. (1999). Participatory Governance:
Keluarga Nelayan). Bandung: Alfabeta. The Missing Link for Poverty Reduction.
Asang, Sulaiman. (2012). Membangun Sumber OECD Development Centre, Policy
Daya Manusia Berkualitas Perspektif Brief No. 17 Paris.
Organisasi Publik. Surabaya: Brilian Sedarmayanti. (2003). Good Governance dalam
Internasional. Rangka Otonomi Daerah. Bandung:
Bintarto, R. (1985). Interaksi Desa Kota dan Mandar Maju.
Permasalahannya. Jakarta: Ghalia. . (2009). Reformasi Administrasi Publik,
Dharmawan, A.H. (2000). Poverty. Powerlessness, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan
and Poor People Empowerment: A Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan
Conceptual Analysis with Special Reference Prima, dan Kepemerintahan yang Baik).
to the Case of Indonesia. Paper Presented in Bandung: Refika Aditama.
the Workshop on Rural Institutional Subejo dan Supriyanto. (2005). Kerangka
Empowerment held in the Indonesian Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan
Consulate General of the Republic of Menuju Pembangunan yang
74
Berkelanjutan. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian
No. 1 Juli (2005). 17-32.
Sudriamunawar, Haryono. (2012). Pengantar
Studi Administrasi Pembangunan.
Bandung: Mandar Maju.
Sugandi, Yogi Suprayogi. (2011). Administrasi
Publik: Konsep dan Perkembangan Ilmu di
Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soerjono, Soekanto. (2010). Sosiolog Suatu
Pengantar. Jakarta: raja Grafindo
Persada.
Soetomo. (2008). Masalah Sosial dan
Upaya Pemecahannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
. (2015). Pemberdayaan
Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Taneko, L Soleman. (1984). Struktur dan Proses
Sosial. Jakarta: Rajawali.
Tri, Winarni. (1998). Memahami Pemberdayaan
Masyarakat Desa Partisipatif dalam
Orientasi Pembangunan Masyarakat Desa
menyongsong abad 21: menuju
Pemberdayaan pelayanan Masyarakat.
Yogyakarta: Aditya Media.
Weissberg, R. (1999). The Politics of
Empowerment. Praeger. Westport,
Connecticut and London.
Wibowo. (2007). Manajemen Perubahan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

DOKUMEN

75

Anda mungkin juga menyukai