Anda di halaman 1dari 13

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Universitas Hasanuddin: e-Journals

Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

MEMAHAMI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MELALUI PEMANFAATAN MEDIA

Andi Haris
Dosen pada Jurusan Sosiologi Universitas Hasanuddin Makassar
aharis@yahoo.com

ABSTRAK
Tulisan ini merupakan hasil penelitian pustaka yang di kombinasikan dengan pengamatan
dilapangan yang mengkaji tentang proses kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana di
ketahui jika pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu issu sentral yang ramai di wacanakan
dari berbagai kalangan yang tentu saja tujuan utamanya untuk pembangunan masyarakat. Pasalnya,
melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat ini maka kelompok yang menjadi sasaran penerima
manfaat dapat di tingkatkan taraf hidup serta kesejahteraannya dengan cara memberi mereka
penyuluhan, pelatihan dan bentuk kegiatan lainnya yang semuanya itu di maksudkan untuk
melepaskan mereka dari ketidakberdayaan, keterasingan dan keterbelakangan. Selain itu, lewat
kegiatan pemberdayaan masyarakat maka para klien di harapkan bisa bekerja secara mandiri agar
supaya kebutuhan dasar mereka dapat terpenuhi.
Kata kunci: Pemberdayaan, Keterbelakangan, Inovasi.

ABSTRACT
This article was based on library research that combined with field observation that analysed
about the process of social empowerment. As we know that social empowerment is the central
issue which discussed by many people because the main goal of this topic is to achieve the
target of community development. How ever, through social empowerment so that we can
increase the welfare of the client by giving guidance and other activities and then they can
be released from power lessness, social isolation and under development. Be saides that
after participating in the social empowerment so the clients can work by themselves and
thus they will fullfill their basic needs .
Key Words : Basic Needs, Underdevelopment, Innovation

A. Pendahuluan Walaupun ada sebagian orang bersikap


pesimis jika upaya untuk mencapai tujuan
Ketika berlangsung KTT (Konfrensi pembangunan millenium akan terealisasi pada
Tingkat Tinggi) MDGs (Millenium Development 2015 mendatang namun ini bukan berarti hal
Goals) PBB (perserikatan bangsa-bangsa) dibulan tersebut bisa mereduksi komitmen deklarasi
September tahun 2000 yang dihadiri sebanyak 189 MDGs yang kala itu ditanda tangani oleh lebih
Negara dengan diwakili oleh kepala Negara dan dari seratus Negara.Buktinya, kita sebut saja
kepala Pemerintahan yang kemudian sepakat misalnya usaha untuk mengurangi jumlah
melahirkan deklarasi MDGs (Tujuan penduduk miskin melalui kegiatan pemberdayaan
pembangunan Millenium) dengan tujuan masyarakat masih saja terus digalakkan baik itu
utamanya untuk mengatasi berbagai persoalan dari kalangan lembaga pemerintah maupun yang
yang dihadapi oleh semua negara seperti dilakukan para aktivis Lembaga Swadaya
menanggulangi masalah kemiskinan dan Masyarakat. Apalagi, dengan semakin
kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk beragamnya muncul masalah sosial sehingga hal
semua, mendorong terciptanya kesetaraan gender ini mendorong semua pihak untuk terus
dan pemberdayaan perempuan,menurunkan bekerjasama dalam memerangi segala bentuk
tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan keterbelakangan, isolasi sosial dan ketertinggalan.
ibu, memerangi penyakit HIV/AIS,malaria serta Bukan Cuma itu, lewat kegiatan pemberdayaan
penyakit menular lainnya, memastikan masyarakat akan dapat ditingkatkan keterampilan,
keberlanjutan lingkungan hidup serta membangun keahlian dan pengetahuan para klien sehingga hal
kemitraan global untuk pembangunan. ini sangat membantu mereka untuk memenuhi

50
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

kebutuhan primernya dengan cara bekerja secara mereka yang berada di lapisan sosial bawah dapat
mandiri dan tanpa harus selalu menggantungkan diberdayakan segala potensi dan kemampuan yang
harapan hidupnya dari bantuan orang lain. mereka miliki agar supaya nantinya mereka
mampu memenuhi berbagai kebutuhannya.
Memang benar kalau proses kegiatan
pemberdayaan masyarakat ini menghadapi C. Pengertian
tantangan yang cukup berat terutama yang
bersentuhan dengan masalah dana yang di Masalah pemberdayaan masyarakat
perlukan serta tenaga fasilitator yang profesional merupakan salah satu kegiatan penting yang perlu
di bidangnya. Dalam hal ini, kaum penyuluh yang dilakukan dalam upaya untuk memberdayakan
dinilai tepat dan mampu memainkan perannya teruatama pada kelompok yang dinilai lemah dan
dalam memberikan serta menyampaikan gagasan, rentang terhadap kemiskinan sehingga mereka
konsep dan unsur inovasi lainnya pada klien tentu memiliki kemampuan dan kekuatan serta dapat
tidak hanya sebatas pada kemampuannya dalam melepaskan diri mereka dari berbagai
membina kerja sama yang baik dengan kelompok keterpurukan, ketertinggalan dan keter-belakangan
penerima manfaat tetapi juga mereka ini dan dengan demikian keinginan mereka untuk
sebaiknya bisa membaca situasi dan kondisi sosial menjadi suatu kelompok yang maju, mandiri dan
ekonomi yang mencakup nilai budaya klien. Ini terpenuhi segala kebutuhannya bisa tercapai.
penting, mengingat dalam berbagai kasus yang Hanya saja istilah pemberdayaan ini seringkali
terjadi di sejumlah tempat menunjukkan bahwa tumpang tindih dengan istilah pembangunan
rupanya salah satu faktor penyebab kegagalan meski keduanya sesungguhnya memiliki kaitan
tenaga fasilitator dalam proses difusi inovasi.Pada erat satu sama lain namun bagaimana pun juga
kelompok penerima manfaat adalah bersumber konsep pemberdayaan boleh dikata merupakan
dari ketidakmampuan mereka untuk mengelola terjemahan dari kata “Empowerment” sedangkan
sedemikian rupa nilai budaya lokal yang pada kata pembangunan merupakan istilah yang
akhirnya berdampak pada munculnya reaksi diterjemahkan dari kata “Development”.
penolakan kelompok sasaran kegiatan
pemberdayaan. Meskipun begitu kedua konsep diatas tidak
perlu dipertentangkan satu sama lain sebab kedua
B. Pemanfaatan Media Sebagai Sumber konsep ini senantiasa di- orientasikan pada suatu
Informasi kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan
perubahan ke arah yang lebih baik dalam semua
Seiring dengan perkembangan ilmu bidang kehidupan masyarakat Rappaport (1984)
pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi misalnya mengartikan pemberdayaan sebagai
komunikasi informasi yang mana hal ini suatu proses yang mana individu, organisasi dan
berdampak pada semakin mudahnya manusia masyarakat mampu memenuhi kebutuhan
mendapatkan berbagai sumber informasi yang hidupnya. Sementara itu Osmani (2000)
berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, politik, mendefenisikan pemberdayaan sebagai suatu
budaya dan hukum termasuk di dalamnya semua kondisi dimana orang yang tidak berdaya
informasi yang berkaitan tentang pendekatan menciptakan suatu situasi sedemikian rupa
pemberdayaan masyarakat .Adapun sumber sehingga mereka mampu menyampaikan
informasi yang bisa dimanfaatkan untuk keinginannya dan sekaligus mereka merasa
mendapatkan data yang terkait dengan pendekatan dilibatkan di dalam kegiatan yang berkaitan
pemberdayaan masyarakat ini yaitu dapat dengan pemerintahan.Adapun menurut World
diperoleh melalui media cetak baik itu dalam bank (2001) lebih mengartikan kegiatan
bentuk buku, majalah, jurnal ilmiah, surat kabar pemberdayaan sebagai usaha untuk memberi
maupun dokumen yang ditulis dalam arsip penting kesempatan serta kemampuan pada kelompok
yang membahas tentang pendekatan masyarakat yang dalam hal ini keluarga miskin
pemberdayaan masyarakat. Maupun melalui untuk mampu dan berani bersuara dalam
media elektronik terutama internet yang mana menyampaikan gagasan dan pendapat mereka
melalui pemanfaatan media tersebut akan serta memiliki keberanian untuk memilih suatu
diperoleh beragam informasi yang membahas baik itu dalam bentuk metode,produk,tindakan
tentang arti, prinsip dan pendekatan maupun konsep yang dipandang terbaik tidak
pemberdayaan masyarakat dengan tujuan agar hanya pada keluarga dan pribadinya tapi juga bagi
kelompok tertentu masyarakat khususnya bagi masyarakatnya.

51
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

Akan tetapi terlepas dari semua itu tujuan berbelit-belit, menguras banyak dana, pelayanan
suatu pemberdayaan masyarakat pada dasarnya; publik yang tidak profesional tapi juga kerap kali
birokrasi yang sepatutnya memainkan peran
1. Dimaksudkan agar supaya individu, utamanya sebagai organisasi pelayanan publik
kelompok dan masyarakat memiliki justru malah hanya lebih mengutamakan pada
kekuasaan atas kehidupannya pelayanan kepentingan keompok tertentu
khususnya bagi mereka yang memiliki kekuasaan
2. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam masyarakat.
diarahkan untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia sehingga mereka mampu Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika
keluar dari perangkap kemiskinan,ketidak upaya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
berdayaan dan segala bentuk keter- pemberdayaan ini secara optimal pastilah
belakangan. Dengan demikian kelompok memerlukan proses yang cukup lama selain harus
yang tidak berdaya ini bisa mandiri dan tidak didukung pula oleh sejumlah faktor lain yang
senantiasa tergantung pada individu serat didalamnya mencakup dana yang cukup, tenaga
kelompok lain dalam memenuhi kebutuhan fasilitator / pendamping / agen pembaharu yang
dasarnya. profesional dan terampil dalam bidangnya,
motivasi yang kuat dari kalangan kelompok yang
3. Melalui kegiatan pada masyarakat dapat tidak berdaya, adanya kerja sama yang sinergis,
diciptakan suatu perubahan kearah yang lebih solid dan baik diantara semua elemen masyarakat
baik dalam semua aspek kehidupan terutama yang memberi kontribusi bagi lancarnya
masyarakat sehingga dapat ditingkatkan kegiatan pemberdayaan masyarakat serta
kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. ditunjang pula oleh sarana yang memadai dalam
4. Guna mencapai tujuan kegiatan mendukung semua aktivitas yang dilakukan dalam
pemberdayaan masyarakat maka ada proses pemberdayaan masyarakat.
beberapa hal yang harus dilakukan Disamping itu, patut pula dipahami kalau
diantaranya perlunya ditumbuhkan etos kerja kegiatan pemberdayaan masyarakat ini juga
yang kuat, bersikap hemat, efisien, efektif, memiliki keterkaitan erat dengan masalah
akuntabel serta mengapresiasi prinsip pembangunan masyarakat (Community
keterbukaan. Pasalnya, perilaku dan budaya evelopment). Bahkan sering-kali kedua istilah ini
seperti ini memiliki peran yang sangat digunakan secara tumpang tindih antara satu
penting yang dapat mendorong serta dengan yang lain apabila seseorang berbicara
mempercepat proses perubahan dalam tentang pembangunan masyarakat. Walaupun
masyarakat sehingga terbangun suatu demikian ada pendapat seperti yang dikemukakan
komunitas yang kuat,maju dan mandiri dalam oleh Giarci (2001) yang menganggap kalau
pencapaian tujuan pembangunan masyarakat. pembangunan masyarakat dipandangnya sebagai
Sekalipun demikian, upaya untuk mencapai sesuatu yang memiliki pusat perhatian pada upaya
sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat ini untuk membantu masyarakat di berbagai lapisan
rupanya tidaklah semudah sebagaimana yang agar supaya mereka dapat tumbuh dan
diperkirakan oleh kebanyakan orang berkembang dengan memanfaatkan segala sarana
buktinya,fakta dilapangan menunjukkan apabila dan fasilitas yang ada baik itu dalam bertindak,
ternyata muncul pula berbagai bentuk hambatan merencanakan, mengelolah serta mengembangkan
yang dampaknya berakibat pada lambatnya lingkungan fisiknya sehingga kesejahteraan
pencapaian sasaran kegiatan pemberdayaan sosialnya dapat tercapai.Oleh sebab itu, dapat
masyarakat. Kita sebut saja umpamanya maraknya dijelaskan bahwa pembangunan masyarakat hanya
kasus kejahatan tindak pidana korupsi terhadap dapat dilakukan kalau didukung oleh sumber daya
anggaran yang telah disediakan sedemikian rupa manusia yang cakap, terampil, inovatif, kreatif
untuk kegaiatan pemberdayaan masyarakat.Belum memiliki etos kerja yang tinggi, bersikap terbuka
lagi munculnya ketidak-setaraan serta perlakuan terhadap perubahan dan pembaharuan serta
yang terkesan diskriminatif diantara semua mandiri dalam merespon setiap masalah yang ada
komponen masyarakat, sulitnya memperoleh rasa yang mana perilaku seperti ini sangat mendorong
keadilan terutama bagi orang pingiran, kinerja terjadinya perubahan masyarakat kearah yang
birokrasi yang tidak hanya dinilai tidak efektif, lebih maju, berkembang dan modern. Apalagi
dalam proses pembangunan masyarakat amat

52
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

diperlukan adanya partisipasi aktif dan kerja sama 4 Minat dan kebutuhan. Dalam hal ini
yang baik diantara seluruh elemen masyarakat pemberdayaan masyarakat harus lah di
sehingga keinginan untuk mewujudkan suatu dasarkan pada sesuatu yang memang menjadi
masyarakat yang sejahtera dalam semua aspek prioritas utama dan terkait dengan minat dan
kehidupan manusia dapat terealisasi. kebutuhan masyarakat sehingga hasil yang di
peroleh lebih efisien dan efektif.
D. Prinsip Pemberdayaan
5. Kelompok masyarakat bawah. Untuk lebih
Salah satu aspek yang penting di bahas mengoptimalkan pelaksanaan program yang
dalam proses pemberdayaan masyarakat yaitu di buat sebelumnya maka sasaran kegiatan
masalah prinsip pemberdayaan yang terkait pemberdayaan masyarakat sebaiknya lebih
dengan persoalan kebijakan yang dapat di diarahkan pada mereka yang termasuk dalam
gunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kategori orang pinggiran dalam arti berada
pemberdayaan secara utuh, komprehensif dan pada tingkat akar rumput masyarakat.
menyeluruh sehingga sasaran yang ingin di capai
terutama dalam memberdayakan kelompok yang 6. Keragaman budaya. Kegiatan pember-
di nilai sangat rentan terhadap masalah dayaan masyarakat seyogyanya di sesuaikan
kemiskinan dapat terealisasi. Apalagi, dalam dengan keragaman budaya lokal yang ada
menghadapi tantangan yang semakin kompleks dengan alasan apabila kegiatan itu di lakukan
serta beragam bentuknya maka pemilihan dengan menggunakan prinsip pada
kebijakan yang di anggap tepat, efektif dan akan keseragaman budaya makan di khawatirkan
menghasilkan sesuatu yang optimal dapat hal ini akan menimbulkan berbagai persoalan
terwujud. Menurut Dahana dan Bhatnagar (1980) dan hambatan di lapangan.
bahwa ada beberapa prinsip yanng perlu di
perhatikan dalam proses pemberdayaan di 7. Terarah dan spesialis. Untuk konteks ni
antaranya : tenaga fasilitator/ penyuluh/agen pembaharu
yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan
1. Kerja sama dan partisipasi . Dalam hal ini masyarakat harus terdiri orang yang memiliki
kegiatan pemberdayaan hanya dapat berhasil keahlian serta keterampilan dalam hal
di laksanakan apabila terdapat kerja sama tertentu terutama pada kegiatan yang
yang sifatnya solid diantara berbagai elemen membutuhkan tenaga spesialis untuk kegiatan
masyarakat untuk ikut berpatisipasi secara yang merupakan bagian dari agenda
aktif dalam merealisasikan program yang pemberdayaan masyarakat.
sudah di rancang sebelumnya
8. Belajar sambil bekerja. Maksudnya kegiatan
2. Menggunakan metode yang tepat. pemberdayaan masyarakat tidak sekedar
Maksudnya metode yang di gunakan tidak dilakukan dalam bentuk menyampaikan
sebaiknya di sesuaikan dengan kondisi sosial konsep dan gagasan yang bersifat teoritis
ekonomi masyarakat yang menjadi kelompok akan tetapi yang jauh lebih penting yaitu
sasaran kegiatan pemberdayaan sehingga mengikutsertakan secara aktif kelompok
metode tersebut tidak hanya bersifat efisien sasaran untuk mencoba melakukan kegiatan
dan efektif tetapi juga dapat berdaya guna sendiri sesuai dengan apa yang diarahkan
serta berhasil guna oleh tenaga fasilitator sehingga dengan
demikian masyarakat dapat bekerja sambil
3. Demokratis. Maksudnya dalam melaksa- belajar menggunakan konsep yang mereka
nakan kegiatan pemberdayaan maka peroleh dari para penyuluh.
sebaiknya proses yang berlangsung
hendaknya bersifat demokratis dalam arti 9. Perubahan budaya. Dalam hal ini kegiatan
memberi kesempatan secara longgar dan pemberdayaan masyarakat haruslah di
leluasa pada masyarakat untuk memilih lakukan sesuai dengan nilai budaya lokal
metode mana yang sepantasnya di gunakan kelompok sasaran. Dengan demikian dapat di
termasuk dalamnya proses pengambilan hindari timbulnya kejutan budaya di kalangan
keputusan yang di buat masyarakat sendiri. kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan
dan oleh sebab itu para penyuluh sangat di
tuntut untuk bertindak secara hati-hati dan

53
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

harus mengetahui terlebih dahulu dengan Keenam, jaringan-jaringan sosial informal


baik nilai budaya kelompok masyarakat yang merupakan sumber dukungan yang penting bagi
menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan. penurunan ketegangan dan meningkatkan
kompetensi serta kemampuan mengendalikan
10. Kepemimpinan. Maksudnya kegiatan seseorang
pemberdayaan dilakukan tidak boleh hanya
menguntungkan pada suatu pihak saja Ketujuh, masyarakat harus berpartisipasi dalam
misalnya di kalangan mereka yang pemberdayaan mereka sendiri : tujuan, cara dan
melakukan penyuluhan. Tapi, justru yang hasil harus dirumuskan oleh mereka sendiri.
diinginkan yaitu hendaknya kegiatan
pemberdayaan ini dapa di manfaatkan tokoh Kedelapan, tingkat kesadaran merupakan kunci
masyarakat yang ada dan di harapkan dapat dalam pemberdayaan, karena pengetahuan dapat
membantu kelancaran kegiatan memobilisasi tindakan bagi perubahan.
pemberdayaan.
Kesembilan, pemberdayaan melibatkan akses
11. Segenap keluarga. Maksudnya kegiatan terhadap sumber-sumber dan kemampuan untuk
pemberdayaan masyarakat yang di lakukan di menggunakan sumber-sumber tersebut secara
kalangan tenaga penyuluh sebaiknya efektif.
memperlakukan keluarga sebagai suatu
bagian sistem sosial dengan cara Kesepuluh, proses pmberdayaan bersifat dinamis,
mengaktifkan peran anggota keluara untuk sinergis, berubah terus, evolutif; permasalahan
saling bekerja satu sama lain agar supaya selalu memiliki beragam solusi.
harapan untuk mencapai sasaran kegiatan Dan akhirnya kesebelas, pember-dayaan
pemberdayaan dapat terealisasi. dicapai melalui struktur-struktur personal dan
Sementara itu menurut pendapat beberapa pembangunan ekonomi secara paralel.
pakar lain yang kemudian di rumuskan oleh E. Tujuan
Suharto (2005) menjelaskan bahwa beberapa
prinsip yang perlu di perhatikan dalam proses Sebagai suatu proses sosial yang bergerak
pemberdayaan masyarakat jika dilihat dari secara dinamis dengan melibatkan partisipasi aktif
perspektif pekerjaan sosial diantaranya: serta kerja sama yang baik antara tenaga
fasilitator, pemerintah dan kelompok yang
Pertama, pemberdayaan adalah proses menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan maka
kolaboratif. Karena pekerja sosial dan masyarakat dapat di jelaskan apabila pada dasarnya tujuan
harus bekerjasama sebagai partner. proses pemberdayaan itu untuk menciptakan
Kedua, proses pemberdayaan menempatkan perubahan kehidupan sosial ekonomi di kalangan
masyarakat sebagai aktor atau subjek yang kelompok lapisan bawah masyarakat agar supaya
kompoten dan mampu menjangkau sumber- mereka memiliki kekuatan dan kemampuan untuk
sumber dan kesempatan- kesempatan. dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dengan kata lain kegiatan
Ketiga, masyarakat harus di melihat diri mereka pemberdayaan masyarakat ini dilakukan secara
sendiri sebagai agen penting yang dapat terencana, terprogram dan berkelanjutan dengan
mempengaruhi perubahan tujuan untuk :

Keempat, kompetensi diperoleh atau di pertajam 1. Memperkenalkan berbagai konsep dan unsur
melalui pengalaman hidup, khususnya inovasi yang lain baik itu berupa gagasan,
pengalaman yang memberikan perasaan mampu perilaku maupun dalam bentuk hasil karya
pada masyarakat manusia yang sifatnya baru pada kelompok
sasaran kegiatan.
Kelima, solusi-solusi yang berasal dari situasi
khusus, harus beragam dan menghargai 2. Memberikan keterampilan dan membantu
keberagaman yang berasal dari faktor-faktor yang masyarakat untuk melakukan suatu kegiatan
berada pada situasi masalah tersebut. secara mandiri yang disesuaikan dengan
kondisi sosial ekonomi mereka

54
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

3. Meningkatkan tingkat pendidikan dan dalam betuk kelompok dan tidak di lakukan secara
pemahaman masyarakat terhadap suatu individual. Pertimbangannya lewat pendekatan
informasi yang mana di harapkan dengan kelompok maka kegiatan yang di laksanakan
semakin membaiknya pemahaman kelompok dapat berlangsung lebih efisien, efektif serta
sasaran terhadap inovasi tersebut akan memberi hasil yang optimal di bandingkan dengan
berdampak pada munculnya sikap serta kegiatan yang di lakukan secara perorangan.
perilaku mereka untuk bisa bekerja lebih Apalagi, tujuan utama kegiatan ini jelas lebih di
kreatif dan inovatif. orientasikan pada kepentingan masyarakat secara
keseluruhan dan bukan hanya sebatas pada satu
4. Kalau pun sekiranya ada bantuan dalam rumah tangga. Ketiga, melibatkan masyarakat
bentuk modal untuk berusaha maka semua itu secara aktif terutama kelompok yang menjadi
di maksudkan untuk lebih mendorong sasaran kegiatan pemberdayaan. Ini sangat penting
kreativitas kelompok sasaran agar mereka mengingat partisipasi aktif masyarakat akan
bisa bekerja mandiri dan tidak senantiasa memberikan manfaat secara langsung selain
mengharapkan bantuan orang lain mereka dapat bekerja sambil belajar untuk
mempraktekkan berbagai konsep dan program
5. Karena proses pemberdayaan masyarakat ini yang di sampaikan oleh para fasiitator. Keempat,
pada prinsipnya untuk membangun motivasi sasarannya harus jelas dan terarah. Artinya semua
dengan memanfaatkan semua potensi yang di agenda kegiatan yang tawarkan pada kelompok
miliki oleh masyrakat maka mau tak mau sasaran memiliki tujuan yang jelas termasuk di
kegiatan yang di lakukan senantiasa dalamnya manfaat yang dapat di peroleh dari
mendapat bimbingan serta pengawasan dari kegiatan itu khususnya yang bersentuhan langsung
tenaga fasilitator agar supaya apa yang dengan masalah pemenuhan kebutuhan manusia.
menjadi sasaran utama kegiatan tersebut Kelima, kegiatan pemberdayaan masyarakat harus
dapat tercapai memiliki dana yang cukup. Sebagaimana di
F. Pendekatan ketahui bahwa program yang dirancang
sedemikian rupa dan sebaik apapun bentuknya
Salah satu faktor yang dapat mendukung tentu terasa sulit untuk di implementasikan apabila
tercapainya sasaran kegiatan pemberdayaan tanpa di dukung oleh dana yang memadai. Di
masyarakat sangat di pengaruhi oleh jenis samping itu, masalah pengadaan infratruktur
pendekatan yang di gunakan dalam melakukan termasuk alat peraga yang di perlukan bukan serta
kegiatan tersebut. Dalam hal ini pendekatan yang melibatkan sejumlah tenaga professional hanya
di maksud terkait dengan cara yang di gunakan dapat di lakukan jika di tunjang oleh sektor
agar supaya masyarakat yang menjadi kelompok finansial yang cukup. Keenam, masalah faktor
sasaran kegiatan pemberdayaan bersikap terbuka budaya yang dimiliki kelompok sasaran harus
dalam menerima berbagai bentuk unsur inovasi pula mendapat perhatian yang serius. Masalahnya,
yang semuanya itu di maksudkan agar supaya jika kita belajar dari berbagai pengalaman
mereka dapat melepaskan diri dari berbagai aneka sebelumnya menujukkan bahwa munculnya
rupa keterbelakangan, isolasi sosial , keterpurukan penolakan dari masyarakat setempat ternyata di
serta ketertinggalan dalam berbagai sektor sebabkan karena adanya sikap tradisi dan
masyarakat. Oleh sebab itu untuk memilih kepercayaan yang begitu kuat yang di miliki
pendekatan yang di nilai cocok dengan kondisi masyarakat dan dianggap tidak sesuai dengan
sosial ekonomi dan budaya kelompok sasaran unsur inovasi yang di perkenalkan kepada mereka.
maka pada dasarnya ada beberapa hal yang perlu Akibatnya upaya yang di lakukan oleh tenaga
di perhatikan diantaranya : pertama kegiatan itu fasilitator dalam menciptakan perubahan sikap dan
harus sifatnya terencana. Maksudnya program perilaku masyarakat tidak memberikan hasil yang
yang di buat sebaiknya memiliki rentan waktu maksimal. Dan akhirnya, pendekatan yang di
tertentu dengan melibatkan berbagai elemen gunakan sebaiknya bersifat persuasif dan tidak
masyarakat seperti lembaga pemerintah, aktivis kohersif dengan demikian, kelompok sasaran akan
LSM, tokoh masyarakat, pemuka agama, tokoh menerima program yang di tawarkan pada mereka
generasi muda dan kelompok masyarakat yang secara sukarela tanpa merasa adanya tekanan dari
lain yang di nilai akan memberi kontribusi yang pihak luar sehingga proses kegiatan pemberdayaan
besar bagi kegiatan pemberdayaan tersebut. masyarakat dapat berlangsung dalam suasana yang
Kedua, pendekatan yang di gunakan sebaiknya

55
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

koperatif, komformis, lancar , bersinergi dan Disamping sejumlah pendekatan yang biasa
terkendali. digunakan dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat sebagaimana disebutkan diatas maka
Sementara itu dalam kaitannya dengan rupanya ada pula beberapa jenis pendekatan yang
pekerja sosial maka setidaknya ada 3 jenis dapat digunakan dalam kegiatan pemberdayaan
pendekatan yang bisa digunakan untuk membantu masyarakat.kita sebut saja misalnya model
bagi tenaga penyuluh,fasilitator, agen pembaharu pendekatan yang digunakan Elliot (1996) yang
dan aktifis LSM serta lembaga pemerintah dalam menjelaskan bahwa terdapat 3 jenis pendekatan
melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat pemberdayaan masyarakat yaitu:
diantaranya:
4.Pendekatan Kesejahteraan.
1. Pendekatan Mikro
Dengan menggunakan pendekatan
Dalam hal ini kegiatan pemberdayaan ini,fokus utamanya lebih dipusatkan pada kegiatan
dilakukan pada kelompok sasaran sifatnya pemberian bantuan kepada masyarakat termasuk
individual misalnya dalam bentuk didalamnya bagi mereka yang menghadapi
konseling,bimbingan serta pengendalian stres musibah seperti bencana alam apakah itu berupa
yang mana tujuannya tentu saja dimaksudkan banjir,letusan gunung berapi,kekeringan yang
untuk melatih serta memberi bimbingan bagi para berkepanjangan atau dalam bentuk bencana alam
kelompok sasaran (penerima manfaat) untuk yang lain.
melaksanakan kegiatannya sehari-hari.Dengan
kata lain model pendekatan ini biasa juga disebut 5.Pendekatan Pembangunan.
dengan pendekatan yang berpusat pada tugas.
Adapun kegiatan pemberdayaan
2. Pendekatan Mezzo masyarakat yang dilakukan dengan menggunakan
model pendekatan ini yang mana lebih difokuskan
Tidak seperti halnya dengan pendekatan pada upaya untuk meningkatkan
mikro yang mana pemberdayaan dilakukan secara kemandirian,keswadayaan serta kemampuan
individual maka justru dalam pendekatan ini masyarakat.
pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok
penerima manfaat.Dalam hal ini,tujuan kegiatan 6.Pendekatan Pemberdayaan
pemberdayaan dilakukkan terhadap sekelompok
klien dengan harapan pemanfaatan kelompok Dalam hal ini perlu di lakukan berbagai
dapat difungsikan sebagai bentuk kegiatan pelatihan di kalangan kelompok
media,pendidikan,pelatihan dan interfensi sasaran (klien) agar mereka bisa melepaskan diri
sehingga diharapkan dapat meningkatkan dari kemiskinan, keterpurukan serta ketinggalan
pengetahuan keterampilan,kesadaran, membentuk sehingga mereka dapat membentuk suatu
sikap serta meningkatkan kemampuan kelompok kelompok yang maju dan mandiri serta bebas dari
sasaran (penerima manfaat ) dalam mengatasi aneka ragam ketidakberdayaan.
berbagai pesoalan yang mereka hadapi.
Sedangkan menurut Axinn (1988) Yang
3. Pendekatan Makro menyebutkan bahwa untuk memahami lebih rinci
pendekatan yang di gunakan dalam proses
Untuk tipe pendekatan ini biasa juga disebut pemberdayaan masyarakat maka paling tidak jenis
sebagai strategi sistem besar dengan alasan pendekatan yang di pakai dapat di kategorikan ke
penerima manfaat (klien) diarahkan pada suatu dalam kedalam beberapa tipe misalnya : Pertama,
lingkungan yang lebih luas.Selain itu ada beberapa pendekatan komunitas. Kedua, pendekatan umum.
jenis strategi yang bisa dikategorikan dalam Ketiga, pendekatan proyek. Keempat, pendekatan
pendekatan makro diantaranya perencanaan sosial kerjasama. Kelima, pendekatan partisipatif.
,aksi sosial, kampanye, perumusan kebijakan, Keednam, pendekatan pelatihan dan kunjungan.
lobbying serta manajemen konflik.Disamping itu Ketujuh, pendekatan lembaga pendidikan. Dan
pendekatan ini juga melihat para penerima kedelapan, pendekatan pembangunan sistem usaha
manfaat (kelompok sasaran) sebagai kelompok tani. Oleh sebab itu mengingat begitu
yang memiliki kemampuan dalam memahami baik kompleksnya jenis pendekatan yang dapat di
itu situasi mereka sendiri maupun cara memilih manfaatkan dalam berbagai bentuk kegiatan
strategi yang dinilai tepat untuk mengatasinya. pemberdayaan masyarakat sehingga tidak

56
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

mengherankan jika Mardikanto (2012) 11. Kegiatan fasilitator sangat berpengaruh


mengemukakan bahwa terdapat sejumlah prinsip dalam menumbuhkan serta mendorong
pemberdayaan yang dapat digunakan sebagai partisipasi masyarakat yang mana hal ini ikut
kerangka acuan diantaranya : pula mempengaruhi dalam kegiatan proses
belajar dan penerimaan inovasi.
1. Keberhasilan pemberdayaan sangat
tergantung pada kejelasan tujuan yang di 12. Adanya pemahaman yang begitu baik
tetapkan sebelumnya. diantara mereka yang bertanggung jawab
dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan
2. Masalah efektivitas pemberdayaan masyarakat akan sangat pula mempengaruhi
kedisiplinan, keseriusan serta sikap keberhasilan kegiatan pemberdayaan.
professional dikalangan para fasilitator
13. Adanya keselarasan antara jumlah biaya
3. Adanya kemauan dan partisipasi untuk ikut yang di keluarkan dalam kegiatan
terlibat dalam konteks pengabdian pemberdayaan dengan manfaat yang dapat di
pemberdayaan tergantung pada sejauh mana peroleh dari kegiatan itu akan semakin besar
masyarakat di beri kesempatan dalam proses apabila senantiasa di perhitungkan berbagai
perumusan tujuan program dan pemilihan faktor yang ikut mempengaruhinya dari
mereka yang terlibat di lapangan waktu ke waktu pada setiap tempat kegiatan
berlangsung.
4. Adanya pemanfaatan kombinasi antara
pengetahuan dan informasi baik itu dari 14. Masalah kontinuitas ( keberlangsungan)
dalam maupun di luar masyarakat dinilai kegiatan dapat dijaga dan di pelihara dengan
dapat meningkatkan efektivitas baik jika manfaat yang di peroleh jauh lebih
pemberdayaan besar ketimbang biaya yang harus di
keluarkan
5. Perlunya lebih di pertimbangkan masalah
faktor budaya masyarakat dengan harapan hal 15. Masalah keluwesan dan kepekaan terhadap
ini bisa mengefektifkan kegiatan aspirasi dan kepentingan masyarakat serta
pemberdayaan terbatasnya tujuan yang ingin di capai pada
peningkatan produksi yang mana semua ini
6. Kalau sistem administrasi pemerintahan sangat berpengaruh bagi efektifnya kegiatan
bersifat desentralisasi maka tentu hal ini pemberdayaan masyarakat.
dapat berpengaruh pada lebih meningkatnya
partisipasi masyarakat Masalah pemilihan pendekatan yang dinilai
tepat dalam melakukan kegiatan pemberdayaan
7. Untuk lebih mengefektifkan klien (penerima masyarakat boleh dikata merupakan salah satu hal
manfaat) dengan para fasilitator maka perlu yang harus mendapat perhatian yang serius
lebih di perhatikan pengunaan pendekatan mengingat apabila mereka yang ikut terlibat dalam
gender dalam kegiatan pemberdayaan kegiatan pemberdayaan ini memanfaatkan
8. Kelihatannya pemberdayaan akan lebih pendekatan yang tidak tepat,keliru dan tidak
efektif jika berlangsung dalam masyarakat sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat
yang lebih tertutup dalam arti sering terjadi penerima manfaat (klien) maka tidak hanya
kontak serta komunikasi antara para menimbulkan kerugian materi,menyita waktu tapi
fasilitator dengan para penerima manfaat juga kegiatan tersebut tidak memberikan hasil
yang optimal sesuai dengan apa yang diharapkan
9. Untuk lebih mengefektifkan kegiatan sebelumnya.Apalagi,kelompok yang menjadi
pemberdayaan tentu harus pula di topang sasaran kegiatan pemberdayaan memiliki latar
oleh suatu kepemimpinan yang efektif belakang sosial ekonomi dan budaya berbeda satu
sama lain sehingga tentu saja model pendekatan
10. Kegiatan pemberdayaan juga akan lebih yang digunakan haruslah disesuaikan dengan
efektif apabila terjadi komunikasi yang kemampuan,persepsi,perilaku dan budaya
berlangsung secara timbal balik antara masyarakat setempat.Oleh sebab itu,wajar jika
peneliti, penjual produk, penyedia input serta sebelum melakukan kegiatan pemberdayaan
masyarakat. termasuk didalamnya merancang agenda program

57
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

kegiatan yang ingin diperkenalkan pada klien yang dimiliki masyarakat dan kemudian
maka tentu sebaiknya dilakukan studi penjajakan secara persuasif mengatasi segala
lebih dahulu untuk mempelajari situasi dan keterbatasan yang dimiliki individu tersebut
kondisi sosial,ekonomi serta budaya masyarakat lalu melepaskan mereka dari perangkap
setempat. keterpurukan, kemiskinan dan keter-
belakangan.
Tak hanya itu,pendekatan yang digunakan
juga hendaknya mampu membangkitkan semangat 5. Penggunaan pendekatan pemberdayaan
dan motivasi dikalangan para penerima manfaat masyarakat harus pula dilakukan secara
sehingga unsur inovasi dan beragam bentuk cermat,terukur,teliti,bertahap,berkelanjutan
bantuan lainnya dapat dikelola secara optimal serta tepat sasaran sehingga semua elemen
dengan harapan akan terjadi suatu perubahan yang yang menjadi kelompok penerima manfaat
berkesinambungan kearah yang lebih baik yang dapat diberdayakan dengan utuh dan tanpa
mencakup semua aspek kehidupan merasa ada yang diperlakukan diskriminatif
manusia.Memang benar dan kita harus mengakui dari mereka yang memberi kontribusi bagi
apabila pendekatan yang digunakan sepatutnya keberhasilan kegiatan tersebut.
memiliki cakupan yang lebih luas dengan
memperhitungkan berbagai sudut pandang 6. Agar supaya pendekatan ini dapat
masyarakat sehingga dengan demikian tantangan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat
yang sedemikian rumit dan berat apapun bisa yang mandiri maka tentu prinsip seperti
diatasi yang didalamnya mencakup perlunya transparansi,akuntanbilitas, responsif dan
diantisipasi kemungkinan munculnya sikap kesetaraan merupakan bagian yang tidak
penolakan dari masyarakat.Oleh sebab itu dengan terpisahkan dari proses kegiatan
bertitik tolak dari sejumlah pendekatan pemberdayaan masyarakat.
pemberdayaan masyarakat yang ada dan dengan
tetap mempertimbangkan beberapa hal yang Selanjutnya dalam kaitannya dengan
harus diperhatikan sebelum digunakan suatu kelompok sasaran yang diposisikan sebagai klien
pendekatan maka dapat ditarik suatu kesimpulan maka untuk membedakan antara kelompok ini
bahwa suatu pendekatan pemberdayaan dengan warga masyarakat lainnya paling tidak ada
masyarakat yang dinilai baik dan cocok untuk beberapa hal yang harus diperhatikan di antaranya
diterapkan apabila telah memenuhi sejumlah karakteristik sosial,ekonomi, dan perilaku
persyaratan diantaranya: individu. Dalam hal ini, pada dasarnya mereka
yang menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan
1. Mudah dipahami dan dimengerti masyarakat terdiri dari keluarga yang berada pada
dikalangan kelompok penerima manfaat lapisan sosial bawah misalnya saja kaum orang
pinggiran atau keluarga miskin yang mana pada
2. Pendekatan itu dinilai lebih efisien dan efektif umumnya mereka dianggap sulit untuk memenuhi
dalam arti memiliki model yang sederhana kebutuhan dasarnya yang didalamnya mencakup
namun bisa memberi manfaat yang maksimal sandang, pangan, dan perumahan yang layak.
bagi klien Itulah sebabnya melalui kegiatan pemberdayaan
tersebut mereka di harapkan dapat di tingkatkan
3. Melibatkan fasilitator yang memiliki keahlian taraf hidup serta kesejahterannya lewat
serta keterampilan dibidangnya sehingga peningkatan tingkat pendidikan dan keterampilan
mereka mampu bekerja secara profesional yang mana semua ini di pandang penting sebagai
modal sosial guna dapat bekerja dengan mandiri
4. Sekalipun pendekatan tersebut menciptakan sehingga keinginannya untuk memenuhi berbagai
perubahan bagi masyarakat tapi bukan berarti kebutuhan hidupnya dapat terealisasi. Meskipun
menghilangkan sama sekali nilai budaya masih terdapat perbedaan pendapat di kalangan
lokal yang selama ini menjadi faktor perekat sejumlah pakar ilmu sosial tentang konsep
solidaritas sosial diantara sesama warga kelompok sasaran dan penerima manfaat yang
masyarakat karena tidak semua indvidu yang dalam hal ini ada sebagian di antara mereka yang
menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan membedakan kedua istilah tersebut namun
memiliki kompotensi yang sama maka sebetulnya apabila di kaji lebih jauh mengenai
pendekatan yang digunakan haruslah bisa makna kedua konsep di atas yang mana pada
mengakomodasi berbagai bentuk kekurangan prinsipnya memiliki substansi yang sama. Oleh

58
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

karena itu, tujuan utama kita yaitu bukan untuk untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di
mempertentangkan kedua istilah di atas melainkan antara para penerima manfaat dapat tercapai.
yang justru perlu di pahami adalah konsep di atas Ketiga, para penyuluh juga selalu di tuntut agar
memiliki tujuan yang sama. mereka bisa membangun kerja sama yang baik
dengan kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan
G. Peran Penyuluh yang di dalamnya meliputi pula perlunya
menggalang kekuatan yang kuat, akrab dan
Jika kita merujuk pada undang-undang No. harmonis dengan tokoh masyarakat yang di nilai
16 tahun 2006 yang menjelaskan tentang memiliki pengaruh yang besar dan dapat
penyuluh/ fasilitator atau menurut istilah Rogers membantu kaum penyuluh untuk menciptakan
yang di sebutnya sebagai Agen Pembaharu, maka perubahan ke arah yang lebih maju bagi
kategori penyuluh ini dapat di bagi kedalam tiga masyarakat. Keempat, para penyuluh harus bisa
tipe, yaitu : membangun motivasi dan semangat bekerja serta
1. Penyuluh Pegawai Negeri Sipil yang terdiri berusaha di kalangan kelompok penerima
atas tenaga fasilitator dengan status sebagai manfaat.
pegawai negeri yang bekerja di lembaga Kelima, kaum penyuluh hendaknya memiliki
pemerintah dengan tugas memberikan sikap dan perilaku yang kooperatif serta
penyuluhan pada masyarakat dalam berbagai senantiasa mengedepankan pendekatan persuasive
bentuk kegiatan apabila mereka menghadapi tantangan, kritik dan
reaksi penolakan dari masyarakat. Dan akhirnya
2. Penyuluh yang bekerja pada lembaga swasta para penyuluh juga sebaiknya memiliki sikap yang
termasuk dari kalangan kaum aktivis lembaga pantang menyerah, mampu bekerja secara
swadaya masyarakat dengan tugas berkelanjutan dan tetap berusaha seoptimal
menyampaikan dan memberi penyuluhan mungkin untuk menumbuhkan rasa percaya diri,
untuk kegiatan pembangunan pada kelompok etos kerja dan keinginan untik maju di kalangan
penerima manfaat kelompok penerima manfaat.

3. Penyuluh yang di tunjuk dan berasal dari Kemudian menurut Rogers dan
masyarakat sendiri dan mereka ini biasanya Shoemaker (1971) menyebutkan bahwa peranan
mereka ini tidak mendapat gaji dari yang perlu dilakukan oleh agen pembaharu dalam
masyarakat karena kegiatan yang di lakukan mempromosikan unsur inovasi kepada klien
para fasilitator dalam tipe kategori ini bekerja (Kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan
secara sukarela bagi kepentingan masyarakat masyarakat) yaitu:
sebagai penerima manfaat.
1. Menumbuhkan kebutuhan untuk mengalami
Walaupun demikian, terlepas dari bagaimana perubahan.
bentuk dan tipe penyuluh yang muncul dan
bekerja dalam menyampaikan gagasan, konsep, Maksudnya seorang agen pembaharu
hasil karya manusia atau dalam bentuk yang lain hendaknya mampu berperan sebagai
dan di pandang baru bagi kelompok sasaran katalisator bagi kliennya.Untuk itu mereka
kegiatan sehingga para penerima manfaat ini akan sebaiknya bisa merumuskan suatu solusi yang
mengalami suatu perubahan status sosial ekonomi baru dalam mengatasi berbagai persoalan
kearah yang lebih baik yang jelas kaum penyuluh yang dihadapi klien dengan cara membangun
tentu pada umumnya harus memiliki sejumlah suatu keyakinan dalam diri klien agar supaya
prinsip diantaranya: para klien tersebut dapat memecahkan dan
Pertama, mereka sebaiknya tidak menciptakan menyelesaikan persoalan yang mereka
ketergantungan bagi kelompok penerima manfaat hadapi.Ini penting mengingat salah satu ciri
namun justru yang sebaliknya di harapkan adalah khas yang biasanya dimiliki kaum klien yakni
mereka mampu membangun serta mendorong rendahnya motivasi untuk berubah,sikap
terbentuknya kemandirian di kalangan kelompok pasrah terhadap keadaan yang ada serta tidak
sasaran kegiatan pember-dayan. Kedua, para adanya perencanaan yang baik yang mereka
penyuluh senantiasa di tuntut agar mereka supaya miliki
bekerja secara professional sehingga keinginan 2. Mampu mendiagnosis permasalahan yang
ada.

59
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

Artinya seorang agen pembaharu diharapkan dengan tujuan untuk membangkitkan minat
bisa membaca situasi termasuk masalah yang dan perhatian kelompok sasaran
dihadapi dan dialami kliennya dengan pemberdayaan dengan tetap mengutamakan
melihat persoalan itu dari perspektif prinsip yang beroientasi pada kebutuhan
klien.Karena itu ,untuk memahami situasi klien.
yang sifatnya problematis ini sudah pasti
menuntut adanya sikap empati yang tinggi 5. Mencapai hubungan maksimal.
dikalangan agen pembaharu/penyuluh. Artinya kaum agen pembaharu sebaiknya
berusaha untuk menjadikan kliennya nantinya
3. Menciptakan hubungan yang baik untuk berperan pula sebagai agen perubahan
perubahan. setidaknya untuk dirinya sendiri sehingga
Salah satu faktor yang bisa mendukung mereka mampu memilih unsur inovasi mana
suksesnya peran agen pembaharu dalam saja yang dinilai cocok bagi kebutuhannya.
melaksanakan tugasnya amat dipengaruhi Kalaupun sekiranya tujuan ini sudah tercapai
oleh terciptanya hubungan yang maka terbuka kemungkinan agen perubahan
akrab,harmonis dan kerjasama yang baik itu untuk sementara memutuskan
antara agen pembaharu dengan kliennya. hubungannya dengan kliennya dan mereka
Hanya saja, guna memelihara dan dapat berkomunikasi kembali apabila ada
melanggengkan hubungan baik ini sudah unsur inovasi lain yang ingin diperkenalkan
barang tentu didukung pada munculnya kesan pada klien.
yang baik dimata klien misalnya saja agen
pembaharu dinilai jujur,punya rasa empati Selain itu menurut pakar komunikasi
yang kuat serta dapat dipercaya. pembangunan ini bahwa keberhasilan para agen
pembaharu dalam proses difusi inovasi akan
4. Memiliki perencanaan untuk men-ciptakan dipengaruhi pula oleh beberapa faktor seperti:
perubahan. Pertama, gencarnya usaha promosi. Kedua, lebih
beroientasi pada kebutuhan klien (kelompok
Ini dimaksudkan agar seorang agen penerima manfaat). Ketiga,membangun kerjasama
pembaharu/pemilu mampu memainkan yang baik dengan para tokoh masyarakat dan
perannya secara optimal dan tidak hanya Keempat,terjaganya kredibilitas (sikap dapat
sebatas menumbuhkan minat serta perhatian dipercaya) para agen perubahan/penyuluh dimata
klien terhadap unsure inovasi yang klien.
diperkenalkan pada mereka tapi yang jauh
lebih penting dari itu adalah terjadinya Adapun menurut Havelock (1973) bahwa
perubahan terhadap perilaku klien setelah ada beberapa peranan yang harus di mainkan agen
mereka mengadopsi unsur inovasi. perubahan dalam proses difusi inovasi antara lain :
5. Senantiasa berusaha mencegah terjadinya 1. Berperan sebagai katalisator dalam rti mereka
kemacetan dan tetap menjaga keberlang- dapat memotivasi masyarakat untuk siap
sungan pembaharuan. bersedia melakukan perubahan
Dalam hal ini peran yang diharapkan dari
agen pembaharu dalam proses pemberdayaan 2. Membantu masyarakat dalam mencari solusi
masyarakat yaitu tetap memberi informasi untuk memecahkan persoalan yang ada
yang sifatnya mendukung kegiatan
pembaharuan dan perubahan bagi klien dan 3. Ikut membantu dalam proses difusi inovasi
dengan demikian mereka yang diposisikan dan juga memainkan peran dalam member
sebagai penerima manfaat ini selalu merasa petunjuk bagi masyarakat tentang bagaimana
aman dan tenang dalam mengadopsi unsur seharusnya mereka :
inovasi.
a. Mengetahui permasalah serta menentukan
4. Membangun motivasi para klien untuk tujuan
berubah.
Salah satu peran lain yang harus dilakukan b. Memahami dan mampu merumuskan suatu
para agen pembaharu/ penyuluh adalah kebutuhan
menggunakan strategi sedemikian rupa c. Memilih dan mengatasi masalah yang ada

60
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

d. Memperoleh berbagai sumber yang terkait


dengan proses kegiatan penyebaran inovasi [12] Havelock.1973. The Change Agent’s Guide to
Innovation in Education. N.J : Educational
e. Mampu membuat rencana pemecahan Technology Publications
masalah secara bertahap
[13] Hettne, Bjorn. 1985. Ironi Pem-bangunan Di
4. Menjadi mata rantai/penghubung dengan Negara Berkembang. Jakarta: Sinar Harapan.
berbagai sumber yang di perlukan untuk
mengatasi masalah yang ada. [14] H.W.Arndt. 1983. Pembangunan Dan
Pemerataan. Jakarta: LP3ES.

[15] I.L.Pasaribu 1982. Sosiologi Pembangunan.


DAFTAR PUSTAKA Bandung: Tarsito
[1] Adi, Isbandi Rukminto.2001. Pem-berdayaan, [16] Khairuddin. 2000. Pembangunan Masyarakat.
Pengembangan Mas-yarakat dan Intervens Yogyakarta: Liberty
Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. [17] Korten, David C.1984.Pembangunan yang
Memihak Rakyat. Jakarta: Yayasan studi
[2] Ala, Andre Bayo.1981. Kemiskinan dan pembangunan.
Strategi Memerang Kemiskinan. Yogyakarta:
Penerbit Liberty.Alvin, Y. SO. 1994. Perubahan [18] Lane, Jan Erik.1994. Ekonomi Politik
Sosial dan Pembangunan. Jakarta:LP3ES. Komparatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[3] Anwas, M Oos.2013. Pemberdayaan [19] Learner, Daniel. 1983. Memudarnya
MasyarakatdiEra Global. Bandung: Penerbit Masyarakat Tradisional. Yogyakarta : Gadjah
Alfabeta Axinn.G.H.1988. Guide on Alternative Mada, University Press.
Extension Approaches. Romeo: FAO.
[20] Lewis P, John.1987. Mengkaji Ulang Strategi-
[4] Baldwin, E, Robert. 1981. Pem-bangunan dan Strategi Pembangunan.Jakarta: Universitas
Pertumbuhan Ekonomi Di Negara Berkembang. Indonesia Press.
Jakarta: Bina Aksara. Bhatnagar. 1990. Education and
Communication for Develop-ment.New Delhi : [21] Long, Norman. 1987. Sosiologi Pembangunan
Oxford & IBH Publishing CO. Pedesaan. Jakarta: PT.Gramedia.
[5] Budiman, Arif. 1995. Teori Pembangunan [22] Mardimin, Johannes. 1994. Jangan Tangisi
Dunia Ketiga. Jakarta: T.Gramedia. Bryant, Tradisi.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Coralie.1987. Manajemen Pembangunan
Negara Berkembang. Jakarta:LP3ES. [23] ------------.1996. Dimensi Kritis Proses
Pembangunan Di Indonesia Yogyakarta:
[6] Chambers,Robert.1987. Pembangunan Desa: Penerbit Kanisius.
Mulai Dari Belakang. Jakarta: LP3ES.
[24] Mardikanto, Totok.2012Pember-dayaan
[7] Clements P, Kevin. 1997. Teori Pembangunan. Masyarakat. Bandung: Penerbit Alfabeta
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[25] Moeljarto.1987. Politik Pembangunan.
[8] Combs H, Philip .1974. Attacking Rural Yogyakarta: Tiara Wacana
Poverty, How Non Formal Education Can Help.
Baltimore:The John Hopkins University Press. [26] Mountjoi B,Alan.1984.Dunia Ketiga dan
Tinjauan Permasalahannya. Jakarta:Bumi
[9] Elliot, J.A.1996.An Introduction to Sustainable Aksara.
Development: The Developing world.Routledge.
London and New York. [27] Nasution, Zulkarimein.1988.
Komunikasi - Pembangunan.Jakarta:
[10] Fakih, Mansour. 2002. Runtuhnya Teori Rajawali Pers
Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta:
Insist Press [28] Ndraha, Talizudulu. 1987.Pem-bangunan
Masyarakat Mempersiap-kan Masyarakat
[11] ----------. 2010. Masyarakat sipil untuk transfor- Tinggal Landas Jakarta:PT Bina Aksara
masi sosial.Yogyakarta:Insist Press

61
Andi Haris / JUPITER Vol. XIII No.2 (2014), hal 50 - 62

[29] Osmani. 2000. Participatory Gover- [34] Sjafri Hubes, Aida Vitayala (Ed). 1992.
nance,People’s Empowerment and Poverty. PenyuluhanPembangunan
Washington: UNDP Indonesia:Menyosong Abad XX1 Jakarta: PT
Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
[30] Rappaport.1984.Studies in Empoer-ment:
Introduction to he issue Prevention In Human [35] Sjahrir. 1986. Ekonomi Politik Kebutuhan
Issue, USA Pokok.Jakarta: LP3ES

[31] Rogers dan Shoemaker. 1971. Communication [36] Soetomo.2013. Pemberdayaan Masyarakat.
of Innovation.New York.The Free Press Yogyakarta:Pustaka Pelajar

[32] -------------.1985. Komunikasi dan Pembangu- [37] Suharto, Edi.2005.Membangun Masyarakat


nan. Jakarta: LP3ES Memberdayakan Rakyat. Bandung : PT Refika
Aditama Tjokrowinoto
[33] Setiana, LuciSSSSSe.2005. Teknik Penyuluhan
dan Pemberdayaan Masyarakat Jakarta: Ghalia [38] Moeljarto.1996.Pembangunan, Dilema dan
Indonesia Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

62

Anda mungkin juga menyukai