Anda di halaman 1dari 13
RESUME FILSAFAT HUKUM (KELOMPOK 1, 2, DAN 3) Disusun oleh : Muhammad Bahri Yadi (223020532) DOSEN PENGAMPU Dr. Franciscus Xaverius Wartoyo., S.H., M.H., M.Pd. PASCASARJANA ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BALIKPAPAN 2022 BABI PENGERTIAN DAN FUNGSI FILSAFAT HUKUM. A. Pengertian dari Filsafat Hukum Definisi filsafat hukum banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya yaitu a. Meuwissen Mengartikan filsafat hukum sebagai induk dari berbagai disiplin yuridis, karena menurutnya dalam filsafat hukum ini menjelaskan masalah-masalah yang paling fundamental yang timbul dalam hukum. Meuwis: Cn Filsafat hukum adalah filsafat, sebab filsafat hukum merenungkan seluruh persoalan fundamental dan masalah-masalah perbatasan yang berkaitan dengan gejala hukum. Gustav Radbruch Dalam bukunya yang berjudul Outline of Legal Philosophy / Grundzuge der Rechtsphilosophie yaitu filsafat hukum merupakan ajaran mengenai hukum yang benar (filsafat hukum itu mempelajari hukum sebagai hukum), Subekti Filsafat hukum sebagai sebuah cabang dari ilmu pengetahuan yang bukan ilmu hukum, dan merupakan ranting suatu cabang ilmu filsafat yang dinamakan ethica. Filsafat hukum merupakan suatu disiplin yang bersifat spekulatif, yang berkaitan dengan penalaran-penalaran yang tidak mampu untuk diyji secara rasional. Menurut Soetiksno filsafat hukum itu bertugas untuk mencari hakikat dari hukum yang menganalisis kaidah-kaidah hukum sebagai pertimbangan_nilai-nilai. Muhadi berpendapat filsafat hukum adalah falsafah yang berkaitan dengan segala sesuatu di bidang hukum secara mendalam sampai ke akar-akarnya secara sistematis. Soedjono Dirdjosisworo, Filsafat hukum merupakan pendirian atau penghayatan kefilsafatan yang diyakini orang atau masyarakat maupun Negara mengenai hakikat karakteristik serta landasan berlakunya suatu hukum, f. Utrecht Filsafat hukum itu mampu untuk menjawab pertanyaan seperti apakah hukum itu sebenarnya (persoalan adanya dan tujuan hukum), apa yang menyebabkan seseorang mematuhi hukum (persoalan berlakunya hukum), apa yang menjadi parameter terhadap suatu hukum yang dianggap baik dan buruk (persoalan keadilan hukum). B. Fungsi dari Filsafat Hukum Abintoro Prakoso juga memaparkan dalam bukunya tersebut mengenai beberapa fungsi dari filsafat hukum antara lain : 1, Menghancurkan kekuasaan tradisi yang telah usang; 2. Meruntuhkan peraturan yang dipaksakan oleh pihak-pihak yang berkuasa, yang tidak setuju adanya transisi untuk penggunaan yang baru, yang telah mengubah efeknya secara praktis; 3. Menyerap unsur baru di luar hukum, dan membuat badan-badan baru dari bahan yang baru tersebut; 4, Menyusun dan memberi sistem pada bahan hukum yang tersedia; 5. Mengukuhkan kaidah serta lembaga yang telah ditetapkan, jika masa pertumbuhan i ingi oleh masa kestabilan dan masa rekonstruksi formal semata, hal inilah yang sebenarnya telah diraih oleh filsafat hukum, akan tetapi selalu tujuan yang diakui sendiri oleh filsafat, jauh lebih tinggi; 6. Filsafat hukum juga mengupayakan untuk memberikan suatu gambaran yang menyeluruh dan tuntas atas pengawasan sosial, juga membuat peta kesusilaan, hukum dan politik sepanjang masa; 7. Filsafat hukum memiliki keyakinan, bahwa mampu untuk mendapatkan kenyataan hukum yang kekal, tidak berubah, tempat berpijak, mampu memberikan kesanggupan dalam hal menegakkan suatu hukum yang sempurna yang memungkinkan dapat menata hubungan antar individu untuk selamanya, sehingga sanggup untuk menghilangkan berbagai ketidakpastian dan juga ditemukannya kebebasan atas kebutuhan akan adanya perubahan; 8. Filsafat hukum telah berupaya untuk menstimulasi dalam mewujudkan program- program yang lebih luas; 9. Filsafat hukum segera melakukan hal-hal yang dapat berguna secara praktis; 10. Filsafat hukum mampu menunjukkan kepada masyarakat agar tetap melaksanakan hukum serta menyesuaikan dengan kondisi walau terkadang terdapat perubahan radikal di bawah tekanan keinginan seseorang yang berubah secara terus-menerus tanpa batas; 11. Filsafat hukum berusaha untuk menyajikan uraian rasional terkait hukum pada suatu waktu tertentu serta pada suatu tempat tertentu, atau berusaha menguraikan teori-teori umum mengenai ketertiban hukum dalam hal memenuhi kebutuhan terhadap perkembangan hukum pada suatu masa tertentu, atau berusaha menjelaskan secara universal atas hasil percobaan sebelumnya dan membuat landasan berlakunya suatu hukum di mana dan kapan saja, C. Contoh kasus Kasus seorang nenek yang didakwa mencuri singkong, dan dituntut denda sebesar satu juta rupiah atau dipenjara selama 2,5 tahun, Hal itu ia lakukan karena pada saat itu cucunya sedang Kelaparan dan anak lelakinya sedang sakit. fungsi filsafat hukum diantaranya menyerap unsur baru di Ivar hukum, artinya jika kita berpijak pada filsafat hukum maka seorang nenek tersebut tidak sampai didakwa demikian, karena dalam filsafat hukum, kita dikehendaki untuk melihat permasalahan secara menyeluruh, serta mempertimbangkan unsur-unsur di luar hukum, misalnya seperti moral, untuk menjadi pijakan sebelum mempraktikkan hukum tersebut, tidak kaku pada hukum yang berlaku pada saat itu saja, karena dalam kajian filsafat hukum juga, memandang hukum itu jauh lebih Iuas daripada apa yang hanya tertulis di Undang-Undang. Jika di Korelasikan berdasarkan teori keadilan bermartabat, para penegak hukum yang telah terlibat hingga proses dakwaan nenek tersebut tidak memperhatikan keterkaitan antar lapisan-lapisan dalam ilmu hukum sebagaimana yang telah digariskan secara tegas oleh teori ini, hal ini dapat terlihat dengan banyaknya kasus pencurian lain dengan kerugian yang secara kuantitas jauh lebih banyak dari apa yang dicuri nenek tersebut. BABII KARAKTER DAN ALIRAN DALAM FILSAFAT HUKUM A. Karakter Dalam Filsafat Hukum Menurut salah satu buku filsafat hukum Serlika Aprita dan Rio Adhitya karakter Filsafat Hukum terdiri tiga komponen utama di antaranya : Radikal Konsep Radikal yang dimaksud adalah sebuah pemikiran yang maju dan berkembang dan dinamis sesuai dan layaknya Hukum yang bersifat dinamis dan tidak statis. b. Sangat Umum atau Universal Bahwa Hukum yang ada karena adanya manusia dengan kepastian bahwa cara dan karateristik filsafat hukum haruslah bersifat universal dan umum sehingga setiap manusia dapat mengerti dan diterima. cc. Sistematis Bahwa filsafat hukum jelas terstruktur dan logika yang jelas dengan setiap pemecahan ‘masalah, tidak melompat satu langkah ke langkah berikutnya. Selain ketiga komponen utama yang menjadi karakteristik dari filsafat itu sendiri masih ada beberapa komponen pendukung yang juga memiliki kaitan, di antaranya : a. Faktual Ilmu yang ditemukan sesuai dengan perkembangan dan kondisi manusia yang berhadapan dengan manusia lainnya, hal ini dikarenakan filsafat membentuk asumsi, tidak seperti ilmu pengetahuan kebanyakan yang berdiri di atas dasar adanya asumsi. b. Faktual Bersangkutan dengan Nilai C.J. Ducasse mengatakan bahwa Filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta, yang disebut penilaian, cc. Berkaitan dengan Arti Menunjukan sebuah filsafat dapat membedakan dengan jelas dan mendapatkan pilihan kata serta tidak kabur atau bias sehingga kepastian setiap materi 4. Berkaitan dengan Arti Implikatif Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis). e. Menyeluruh Segala yang dijadikan pemikiran ataupun pengkajian di dalam fil sekat-sekat aturan yang ada pada ilmu-ilmu lain, f Mendasar Kajian yang dilakukan di dalam filsafat bersifat menghakikat yang diartikan bahwa ulasan yang dibahas di dalam filsafat telah melalui tahapan detail dan pemikiran yang mendalam. g. Spekulatif Segala hasil pemikiran filsafat yang dijadikan pedoman oleh ilmu-ilmu lain, telah membuka celah sebagai cikal bakal terbentuk dan ditemukannya ilmu-ilmu baru, B. Aliran Dalam Filsafat Hukum a. Aliran Hukum Alam. Dalam kajian ontology, hukum alam dapat dibedakan dalam tiga macam: a) Rasionalisme : berpendapat bahwa sumber dari hukum yang universal dan abadi itu adalah rasio manusia. Tokoh-tokoh Aliran Hukum Alam yang rasional adalah Hugo De Groot (Grotius), Christian Thomasius, Immanuel Kant, dan Samuel Von Pufendorf. b) Irrasionalisme : berpendapat bahwa hukum yang berlaku universal dan abadi bersumber dari Tuhan secara langsung. Pendukung Aliran Hukum Alam yang irasional adalah Thomas Aquinas, John Salisbury, Dante Alighieri, Piere Dubois, Marsilius Padua, John Wyclliffe dan Johannes Huss. ©) Empirisme : Berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan bersumber dari panca indera manusia. Paham ini diperoleh oleh Francis Bacon yang hidup antara tahun 1561 — 1626, Thomas Hobbes (1588 ~ 1679): John Locke (1632 ~ 1704) dan David Hume (1711 - 1776). b. Aliran Positivisme Hukum. Positi a) b) isme hukum dapat dibedakan dalam dua corak, yaitu: Aliran Hukum Positif Analitis John Austin 1790-1859) yang membedakan hukum dalam dua jenis: (1) Hukum dari Tuhan untuk manusia (the divine laws). (2) Hukum yang dibuat oleh manusia, yang dibedakan dalam : — Hukum yang sebenarnya (hukum positif). — Hukum yang tidak sebenarnya, adalah bhukum yang dibuat oleh penguasa, sehingga tidak memenuhi persyaratan sebagai hukum, Aliran Hukum Murni Hans Kelsen (1881-1973) Menurut Kelsen, hukum harus dibersihkan dari anasir yang nonyuridis, seperti unsur sosiologis, politis, historis, bahkan etis. Jadi, hukum adalah suatu sollenskagorie (kategori keharusan/ideal), bukan seins-kategori (Kategori faktual). Kelsen, selain dikenal sebagai pencetus Teori Hukum Murni, juga dianggap berjasa_mengembangkan Teori Jenjang (Stufentheorie) yang semula dikemukakan oleh Adolf Merkl yang merupakan ajaran hukum umum, Teori ini melihat hukum sebagai suatu sistem yang terdiri dari susunan norma berbentuk piramida. Norma yang lebih rendah memperoleh kekuatannya akan semakin abstrak dan sebaliknya, semakin rendah kedudukannya akan semakin konkret norma tersebut. Norma yang paling tinggi yang menduduki puncak piramida, disebut oleh Kelsen dengan nama Groundnorm (Norma dasar). c. Aliran Utilitarianisme. Utilitarianisme atau Utilisme adalah aliran yang meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan utama hukum. Kemanfaatan di sini diartikan sebagai kebahagiaan (happiness). Jadi baik buruk atau adil tidaknya suatu hukum, tergantung kepada apakah hukum itu memberikan kebahagiaan kepada manusia atau tidak, Pendukung aliran ini adalah Jeremy Bentham (1748-1832), Jhon Stuar Mill (1806-1873), dan Rudolf von Jhering, (1818-1892) d. Mazhab Sejarah. Mazhab sejarah lahir karena adanya faktor-faktor 1, Rasionalisme abad ke-18 yang didasarkan atas hukum alam, kekuatan akal, dan prinsip prinsip dasar yang semuarnya berperan Pada filsafat hukum. 2. Adanya semangat revolusi Prancis yang menentang wewenang tradisi dengan misi kosmopolitannya (kepercayaan kepada rasio dan daya kekuatan tekad manusia untuk mengatasi lingkungannya) 3. Adanya pendapat, dimana hakim dilarang untuk menafsirkan hukum karena undang-undang dianggap dapat memecahkan semua masalah hukum. 4. Adanya kodifikasi Jerman setelah berakhimya era Napoleon Bonaparte, yang diusulkan oleh Thibaut, guru besar pada universitas Heidelberg di Jerman, Tokoh dan pemikiran mazhab sejarah ini adalah Friedrich Karl von Savigny (1770- 1861), Puchta (1798-1846),Henry Summer (1822-1888) ¢. Aliran Sociological Jurisprudence. Menurut aliran ini, hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di masyarakat. Aliran ini timbul dari proses dialektika antar tesis positivisme hukum dan anti tesis mazhab sejarah. Positivisme hukum memandang bahwa hukum ada Karena perintah dari penguasa sedangkan aliran sejarah memandang hukum justru lahir dari pengalaman, dan sociological jurisprudence menganggap keduanya sama penting. Aliran Realisme Hukum. Menurut aliran ini, hukum adalah hasil dari kekuatan-kekuatan sosial dan alat kontrol sosial. Dengan demikian, realisme berpendapat bahwa tidak ada hukum yang ‘mengatur suatu perkara sampai ada putusan hakim tethadap perkara itu. Sumber uutama aliran hukum ini adalah putusan hakim, fungsi hakim adalah penemu hukum bukan sekedar pembuat hukum yang merupakan fungsi dari pelaksanaan undang- undang. g. Sociology of Law Pemikiran, Sebagai salah satu aliran pemikiran filsafat hukum, aliran ini menitikberatkan hukum dalam kaitannya dengan masyarakat, dimana hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di antara masyarakat. Aliran ini secara tegas memisahkan antara hukum positif dengan (the positive law) dengan hukum yang hidup (the living law). h. Freirechtslehre (Ajaran Hukum Bebas). Freirechtslehre merupakan penentang paling keras Positivisme Hukum yang sejalan dengan kaum Realis Amerika Serikat, berpendapat bahwa hakim mempunyai tugas menciptakan hukum. Penemu hukum yang bebas tugasnya bukanlah menerapkan undang-undang, melainkan menciptakan penyelesaian yang tepat untuk peristiwa yang Konkret, schingga peristiwa-peristiwa berikutnya dapat dipecahkan ‘menurut norma yang telah diciptakan oleh hakim. C. Contoh kasus Perkara No.521/1971G, tanggal 6 Juli 1972 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang dalam Putusannya. PT. Tancho Indonesia, Co. Ltd., adalah pemilik merek “Tancho” yang sah dan berkedudukan di Osaka Jepang. dimana Menurut Penggugat, Tergugat (Wong A Kiong) telah meniru merek Penggugat sama secara keseluruhan untuk jenis barang yang sama (kosmetik), dari Putusan perkara Tancho tersebut merupakan terobosan Mahkamah Agung dalam mengikuti Hukum Alam, yaitu orang harus beritikad baik dan tidak boleh mencuri milik orang lain, yang kemudian atas adanya putusan tersebut_ menjadi yurisprudensi dan diikuti pembuat Undang-Undang dalam pembaharuan Undang-Undang Merek selanjutnya. BAB III MANUSIA DAN PENGETAHUAN SERTA SEJARAH FILSAFAT HUKUM A. Pengertian Manusia Dari Perspektif Filsafat Hukum Memahami manusia melalui sudut padang fisafat berarti memahami eksistensi diri manusia dengan esensi yang dimiliki sebagai makhluk hidup. Seperti yang dijabarkan oleh Zainal Abidin melalui Filsafat Eksistensi Soren Aabye Kierkegaard bahwa Eksistensi manusia sebagai individu dapat ditelaah melalu tiga tahapan perkembangan yaitu tahap Estetis, tahap etis, dan tahap religious. Pengertian manusia dalam perspektif Filsafat Hukum dijabarkan oleh Dr Serlika Aprita, S.H., M.H dan Rio Adhitya S.T., S.H., M.Kn dalam bukunya yang berjudul “Filsafat Hukum” dengan pembagian makna manusia kedalam 3 bagian, yakni Manusia sebagai Makhluk Tuhan, Manusia sebagai Makhluk Otonom, dan Manusia sebagai Makhluk Berpikir B. Pengetahuan Dari Perspektif Filsafat Hukum Dalam filsafat hukum, Pengetahuan pada dasarnya dipandang sebagai mental state yang terproses melalui interaksi untuk dapat mengenali dan mengetahui tentang suatu objek. Ada 4 sumber bagaimana pengetahuan dapat diperoleh yaitu pengetahuan diperoleh melalui indra, pengetahuan diperoleh melalui science, pengetahuan diperoleh melalui filsafat, dan pengetahuan diperoleh melalui mistik. C. Manusia Dan Pengetahuan Manusia dibekali otak yang selain mengatur gerak tubuh secara motorik, otak manusia mampu berpikir dan berkreasi, sehingga dengan berimajinasi manusia dapat bertahan hidup. Sejak keberadaannya di muka bumi ini, manusia selalu mengembangkan pemikiran atas pertanyaan yang terlintas dalam benaknya. Sebagai contoh, kemampuan manusia untuk memikirkan tentang tata surya telah dilakukan oleh Galileo dalam bidang astronomi.. Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup ini dan berbagai problema yang menyelimuti kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mencapai puncaknya, dimana abad ke 18, abad_pencerahan (Aufklarung). D. Sejarah Perkembangan Filsafat Hukum ‘ZAMAN PRIODE SEJARAH Zaman Kuno Mesir Kuno Pada masa ini undang ~ undang Hamurabi di Babilonia sebagai undang — lundang tertua yang paling penting dalam sejarah, dibuat oleh raja Babilonia ‘Chammurabi (1800SM). Undang ~ undang ini berbentuk tulisan_ prasasti pada batu dan undang ~ undang yang dibuat sebelum itu di pengaruhi oleh tundang ~ undang tersebut ‘Tiongkok Kuno Era filsafat pada zaman ini adalah filsafat konfusius. Dalam filsafat konfusius aturan itu ditunjuk dengan kata “Li” yang mencakup prinsip ~ prinsip untuk menentukan aturan alam semesta, baik alam maupun dunia sof Neo-konfusian sepertiChou Tun’i (1017-1073) ‘menambahkanEra filsafat pada zaman ini adalah filsafat konfusius. Dalam filsafatkonfusius aturan itu ditunjuk dengan kata “Li” yang mencakup prinsip ~ prinsip untuk menentukan aturan alam semesta, baik alam maupun dunia manusia, Filosof ~ filosof Neo-konfusian seperti Chou Tuni (1017-1073) menambahkan terdapat suatu zat tertinggi (Cai ~ chi) yang menjadi norma tertinggi sebagai model untuk mengandung norma ~ norma khusus bagi “sepuluh ribu benda” Pada awal zaman Monchou, abad ke-17 Filsafat ini menjadi filsafut resmi resmi Cina, Oleh sebab itu Li bersifat menentukan dalam hidup, maka hanya orang yang mengetahui ‘dengan baik Li dapat berkuasa. ‘manusia, Filosof — Yunani Kuno Pada masa Yunani Kuno terdint atas sub masa Pra-Socrates, sub masa Socrates, Plato, dan Aritoteles, dan sub masa Stoa. 1, Pada masa Pra-Socrates, lahirlah undang ~ undang Solon sebagai undang ~ undang tertua khususnya di Athena. Solon adalah seorang penyair, flosof Yunani dan politikus yang hidup antara abad ke-6 dan kke-7 SM (640-560 SM). Pada masa pemerintahannya, ia melakukan perbaikan diberbagai bidang peraturan dan administrasi negara, ‘membentuk majelis Empat ratus(majelis perwakilan dari 4 suku bangsa Athena yang dipilih) juga membentuk mahkamah banding bagi anggota masyarakat mempertahankan sistem kasta sebagaimana yang berlaku dalam tradisi membagi rakyat ke dalam 4 tingkat dan ‘memberikan tugas-tugas kenegaraan dan pemerintahan hanya kepada ‘golongan yang kaya yang disebutnya “Timokrasi” Socrates hidup pada tahun 469 ~ 399 SM, pemikiran Socrates menjadi Ikritik kepada kaum sofis. Sofis sebenarnya bukan suatu-maszab ‘melainkan suatu aliran yang bergerak dibidang intelek, karena istilah sofis yang berarti sarjana, cendikiawan seperi Pythagoras dan Plato disebut kaum sofis. Filsuf dan sebutan sofis yang dikenakan kepada para guru yang berkeliling dari kota kekota dan kaum sofis tidak ‘menjadi harum lagi, Karena sebutan sofis menjadi sebutan yang menipu ‘orang lain/penipu Karena para guru keliling tersebut tidak bersalah sebagai orang yang meminta uang bagi ajaran mereka. Akan tetapi pada ‘masa Pemerintahan Perikles (Athena) kaum sofis menjadi harum, 10 3, Perbedaan antara Socrates dengan Plato adalah di mana Socrates ‘menyediakan definisi hal yang bersifat umum untuk menetukan hhakekat, Karena tidak puas dengan mengetahui, sedangkan plato ‘mengemukakan, bahwa hakekat atau esensi segala sesuatu bukan hanya sebutan saja, tetapi memiliki kenyataan, yang lepas secara konkrit disebut “Idea” yang nyata ada dan bersifat kekal. Menurut Plato, ‘golongan didalam Negara yang idea harus terdiri dari 3 bagian yaitu : aGolongan yang tertinggi terdiri dari para yang memerintah (orang bijaki/filsuf), b.Golongan pembantu yaitu para prajurit yang bertujuan ‘menjamin keamanan, c. Golongan terendah yaitu rakyat biasa, para petani dan tukang serta para pelaku usaha yang menikmati hidup ekonomi Negara 4. Masa Aristoteles dapat dilihat dari 8 karyanya mengenai Logika, Filsafat alam, psikologis, biologi, metafisika, etika, politik dan ‘ekonomi, dan akhimnya retorika dan puitis. Pada masanya, tidak hanya pengertian tetapi pertimbangan yang dapat digabungkan, sehingga ‘menghasilkan penyimpulan. Penyimpulan adalah suatu penalaran dati «dua pertimbangan untuk dipertimbangkan. 5. Masa ini ditandai adanya mazhab Stoa, yang mempunyai kebiasaan ‘memberi pelajaran di lorong ~ lorong tonggak (Stoa). Pemikir ‘utamanya mazhab ini adalah filosof Zeno (350-264 SM). Dengan mengambil sebagian ajaran Aristoteles, yaitu akal _manusia itu ‘merupakan bagian dari rasio alam, dikembangkan suatu pemikiran hhukum alam yang bersumber dari akal ketuhanan (logo dimana ‘manusia dapat hidup menyesuaikan diri). Hukum alam ini merupakan dasar segala hukum positif. Pandangan Stoa kemudian sangat berpengaruh bagi para filosof Romawi seperti Seneca, Marcus Aurelius, dan juga Marcus Tillus Cicero Romawi Pada masa ini (abad ke-8 SM sampai abad ke-6 M) para ahli filsafut lebih menckankan perhatiannya pada masalah bagaimana cara memperbaiki di seluruh dunia yang sangat luas. Pada masa ini lahirlah undang - undang Lembaran Duabelas (Lex Duodecim Tabularum) sebagai undang ~ undang tertua yang lahir pada permulaan masa republik di masa Romawi. Undang undang ini mengakui persamaan di antara semua Kelas rakyat Romawi ‘dan menghapuskan perbedaan di depan hukum antara si kaya dan si miskin, Masa Kegelapan Masa ini dimulai dengan runtuhnya perbaikan akibat serangan bangsa lain yang dianggap terbelakang, yang datang dari utara yaitu yang suku ~ suku Germania, Karena tidak ada peninggalan apapun dari suku bangsa yang berkuasa, para ahli masa kini sukar untuk secara pasti menentukan apa yang terjadi dimasa gelap ini Abad Pertengahan Masa Skolastik ‘Corak pemikiran hukum pada masa Skolastik yang didasarkan pada ajaran Kristen, Ajaran ini dimulai setelah lahirnya mazhab baru yang disebut Neo = Platois, dengan Platinus sebagai tokohnya utama. Platinus inilah yang ‘mulai membangun suatu tata filsafat yang bersifat Ketuhanan., yang merupakan sumber dari segala ~ galanya. Bertolak dari pendapat Plato bbahwa orang harus berusaha mencapai pengetahuan yang sejati 11 Zaman Renaissance Renaissance didefinisikan sebagai “menjadi Tahir Kembali” Cini wtama renaissance adalah ““manusia_menemukan Kembali keperibadiannya” Lahirnya renaisans mengakibatkan perubahan yang tajam dalam berbagai segi Kehidupan manusia, teknologi berkembang dengan pesat, negara baru

Anda mungkin juga menyukai