Anda di halaman 1dari 22

1

REPORT NARATIF SEMESTER I - 2019

INFORMASI UMUM

ORGANISASI

Nama Yayasan santu Damian cancar


Cancar, Rt.004/Rw. 002 kel.Wae belang kec.Ruteng
Alamat
kab.manggarai
Telp 082158315908/ 081338067379
Email Ysdcancar2012@gmail.com
TIM PELAKSANA PROGRAM
Koordinator Sr. Maria Isabela Sabu
Bendahara Fransiska Nari Merlin
Staf Adminisytasi Maria Kristina Hurint
Petugas CBR/RBM
ANAK DENGAN DISABILITAS
Jumlah Anak yang Didampingi 74 orang

Jumlah Penerima Manfaat lain

Waktu Pelaksanaan Proyek Januari – Juni 2019


(pilih salah satu)
Total Anggaran Disetujui 185,915,000
Total Anggaran Terpakai
92.182.000
Semester 1 – Tahun 2019

A. PERUBAHAN YANG TERJADI DI LUAR KENDALI PROJECT

A1. KONDISI UMUM (POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA)

Pesta demokarsi telah digelar secara serentak di Indonesia pada hari rabu 17 April
2019 yakni memilih Presiden dan wakil presiden yang diikuti oleh dua (2 ) pasang
kontestan yakni Ir. Joko Widodo – Prof.K.Hj.Maruf Amin ( Paslon No.1 ) dan Prabowo
Subiantoro-Sandiaga s. Uno ( Paslon No. 2 ) serta memelih wakil-wakil rakyat yang
akan duduk disenayan bagi yang meraup suara yang dipersyaratkan.
2

Melalui Perhitungan secara manual Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) sebagai pihak
penyelenggara perhelatan demokrasi lima (5 ) tahunan ini maka pada tanggal 22 mei
2019 menetapkan paslon No. Urut 1 sebagai pemenang kontestasi Presiden dan
wakil presiden periode 2019 sampai 2024 mengalahkan pasangan nomor urut dua ( 2
).

Semua wajib pili telah memberikan hak suaranya untuk memilih pemimpin sesuai
dengan hati nuraninya tidak terkecuali orang dengan disabilitas..semua berjalan
dengan aman.dan damai dari sabang sampai merauke. Ada riak-riak kecil adalah
warna memperindah dan memperkuat demokrasi Langsung bangsa Indonesia ke
depan.
Saat ini rakyat menunggu realisasi janji-janji politik pada saat berkampanye terutama
tentang keberpihakan Pemerintah Pusat bersama Dewan Perwakilan Rakyat terpilih
terhadap Pemenuhan kebutuhan dasar para disabilitas yang ada di Indonesia saat
ini tanpa ada diskriminasi.Bukan pemenuhan kebutuhan akan belaskasihan akan
tetapi pemberdayaan Potensi yang dimiliki kaum disabilitas Indonesia yang
diharapkan dari Pemerintahan yang akan datang. Tidak bisa dipungkiri bahwa
perhatian itu memang sudah berjalan namun perlu dilihat secara konferhensip bukan
parsial oleh pemangku kebijakan baik di pusat sampai desa sekalipun.
Dengan situasi PEMILU yang JURDIL , keamanan dan kenyamanan terjamin maka
siklus kehidupan berjalan tanpa hambatan sehingga roda perekonomian baik dari
tingkat Pusat sampai ke desa berjalan dengan lancar termasuk pelayanan kebutuhan
dasar para disabilitas. Hal ini tidak terlepas dari kerja sama yang baik antara pihak
penyelenggara pesta demokrasi ( KPU ) dengan pihak keamanan negara antara TNI-
POLRI serta masyarakat Indonesia yang melek demokrasi dan cinta damai.
Kabupaten Manggarai dengan ibu kota Ruteng dijuluki kota seribu biara Katolik
dengan keadaan alam yang begitu dingin membuat kota ini disebut ”kota tidur ”
.mengapa demikian? sebab setiap kali menghadapi situasi kehidupan bernegara atau
bermasyarakat yang mengarah kepada siatuasi kaos, masyarakat selalu
mengedepankan budaya ”LONTO LEOK ” (duduk bersama ) untuk menyelesaikan
persoalan yang sedang dihadapi dengan melibatkan tokoh-tokoh adat atau
masyaraka serta tokoh-tokoh agama.Kepala boleh panas tetapi hati tetap dingin
3

sebab ”AI ASE KAE TAUNG ITE (bhs manggarai = sebab semua kita bersaudara)
Demikian pula dengan isu disabilitas dimulai dengan budaya ”LONTO LEOK ” agar
melibatkan seluruh elemen masyarakat mengambil bagian dalam upaya
pemberdayaan potensi para difabel dalam mengisi pembangunan pada semua lini
dan menikmati hasil pembangunan tersebut tanpa ada yang tinggal dibelakang. Para
difabel mempunyai hak dan kewajiban serta bertanggunjawab yang sama terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara hanya kemampuan saja berbeda.

Masyarakat sering berpandangan bahwa para difabel adalah individu yang harus
selalu dibantu, tidak memiliki kemampuan, serta membutuhkan belas kasihan atas
kondisinya. Hambatan-hambatan seperti ini yang sangat mempengaruhi
psikologisnya sehinggah timbulnya rasa tidak percaya diri bahkan rasa rendah diri
atas kondisi kedisabilitasannya. Oleh karena itu untuk menghilangkan stigma itu
dimasyarakat dikembakanlah budaya ”LONTO LEOK ” untuk melihat secara
bersama-sama secara konferhensip agar hidup para difabel di Kabupaten Manggarai
bisa lebih baik dan berkualitas.

A2. KONDISI KHUSUS ANAK DENGAN DISABILITAS DAN ORANGTUA

Yayasan santu Damian cancar pada tahun anggaran 2019 mendampingi 74 orang
anak dengan jenis disabilitas antara lain : cerebral Palsi ( 15 ), kaki bengkok (8 ),
bibir sumbing (20 ), Luka bakar ( 5 ),Kelainan Kulit ( 1 ), sindrom turner (1 ),tumor
( 2 ), osteosmilitis ( 1 ), tuna daksa (6 ), osteartritis (2 ),poliomilitis (2 ),brakidaktil ( 1
), tuna rungu ( 1), tuna grahita (2 ), amputasi (1), miodistropia (1), kifosis
(1 ),hemiplegia ( 2),ODMK ( 1 ), syndaktil (1), retardasi mental ( 2 ) yang beragam
dari tingkat yang ringan sedang dan berat yang terdiri dari laki-laki 35 orang dan
perempuan 39 orang.
4

Periode intervensi program Januari sampai dengan Juni 2019 (semester I 2019 )
telah memberi pelayanan kepada 49 orang anak dampingan dengan bermacam-
macam pendekatan intervensi yang akan dijabarkan dalam pengembangan anak
( child Development ).

Peran orang tua selama ini sudah menunjukkan peningkatan namun perlu
dorongan yang lebih kuat lagi agar mereka mampu melihat secara keseluruhan
pemenuhan kebutuhan dasar anak yang mengalamai disabilitas. Untuk
meningkatkan Peran orang tua dalam pendampingan anak-anak dengan disabilitas
Yayasan St. Damian cancar telah berupaya meningkatkan pengetahuan orang tua
melalui pelatihan peningkatan kapasitas para pengasuh termasuk orang tua
dengan maksud agar para pengasuh dan orang tua memiliki pengetahuan dasar
dan ketrampilan dalam memenuhi hak-hak dasar anak disabilitas.

A3. SITUASI TERKINI ORGANISASI

Yayasan santu Damian merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi peduli
kaum disabilitas yang ada di kabupaten manggarai raya dengan program kerja
mengakat konsep Rehabilitasi terpusatkan (panti) dimana didalamnya ada
beberapa aspek pelayanan pemberdayaan anak disabilitas dalam memenuhi hak-
hak dasarnya antara lain Kesehatan, Pendidikan, Sosial, matapencaharian, usaha
ekonomi produktif dan beberapa sektor lain yang sudah,sedang dan terus
dikembangkan.

Perlu diketahui bahwa santu Damian cancar adalah lembaga gereja dibawa
naungan kongregasi suster-suster abdi Roh Kudus ( SSpS ) Flores Barat, sudah
mencapai usia 54 tahun berkarya di cancar dengan konsentrasi pelayanan
kemanusiaan yang dimulai dengan orang kusta tahun 1966 kemudian sampai
sekarang terus melayani kusta dengan disabilitasnya serta disabilitas umum dan
anak-anak terlantar, yatim-piatu dari berbagai pelosok daratan flores NTT bahkan
dari luar daerah seperti Sulawesi, Kalimantan,Sumba, timor, lembata. Ribuan
penyandang disabilitas dan anak terlantar serta yatim piatu yang sudah terlayani
dilembaga ini sampai mereka mandiri.
5

Saat ini lembaga Santu Damian yang dinahkodai oleh seorang suster biara SSpS
dan didukung oleh tenaga-tenaga ahli dibidangnya masing-masing, sedang
mendampingi 74 orang difabel baik yang tinggal di dalam lembaga maupun yang
datang dari luar atau tinggal di keluarga masing-masing.

Santu Damian merupakan lembaga rehabilitasi memiliki beberapa unit pelayanan


pendukung tercapainya pemenuhan hak-hak dasar anak disabilitas yakni:
1.) Kesehatan terdiri dari : poliklinik Umum, laboratorium, fisioterapi, ortopedi dan
alat bantu, unit aktivitas terapi rekreasi /hydroterapi.,okupasi terapi, dan terapi
wicara.
2) Unit karya antara lain unit bengkel kayu, bengkel anyaman rotan,bengkel
pembuatan bingkai foto, unit tenun dan jahit, unit ketrampilan sovernir, bengkel
las, unit pertanian-perkebunan, unit peternakan .
3) Unit Usaha ( toko/kios) tempat penjualan hasil kerajian tangan dan Kue-kue

Untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas yayasan st.Damaian saat ini


sedang melakukan renovasi beberapa bangunan antara lain: renovasi bangunan
asrama untuk penghuni Putra, bangunan kios untuk penjualan hasil karya anak
disabilitas st.Damian, bangunan bak penampung Air Minum dan beberapa
perbaikan di unit bengkel kerja karyawan-karywati.

Disamping itu pula sudah sejak lama melakukan hubungan kerja sama dengan
beberapa rumah sakit antara lain : RSUD Ben Mboi di ruteng, RS.R.K.Z Surabaya,
RS Sanglah Denpasar, RS Siloam Labuan Bajo,RS St.Rafael di Cancar dan
beberapa puskesmas rujukan, bahkan telah melakukan hubungan kerja sama
dengan Tim dokter spesialist bedah plastik dan ortopaedi dari Australia yang
tergabung dalam organisasi OSSAA. Selain itu membuka hubungan kerja dengan
beberapa LSM/yayasan seperti : Yayasan Ayo Indonesia, yayasan SANKITA
labuan bajo, Yayasan Senyum Bali, Yayasan Kolewa indonesia bali, Yayasan
PUSPADI bali, YKI bali, bunga bali,Yakkum Jogyakarta dan masih banyak yang
lain.
6

A4. DAMPAK SITUASI-SIUTASI DI ATAS TERHADAP PROJECT

Penerapan program PADI 2019 bagi yayasan santu damian mulai dari
budaya local Manggarai yakni “ LONTO LEOK”= ( duduk bersama } supaya
banyak masyarakat yang terlibat /terangkul baik toko-toko masyarakat, tokoh
–tokoh lintas agama, ormas-ormas, dalm isu disabilitas ini dengan tujuan
bersama sama membuka keterisolasian dan keterbelakangan serta
menyuarakan ke penentu kebijakan agar pembangunan daerah ini tidak
hanya berpusat pembangunan fisik saja akan tetapi sumber daya manusia di
prioritaskan termasuk masalah disabilitas dengan segala permasalahan
hidupnya.
Peran serta orang tua akhir-akhir ini semakin meningkat, situasi politik yang
aman dan nyaman, dukungan finansial NLR dan banyak tempat-tempat
rujukan, berjejaring dengan beberapa lembaga baik local maupun nasional
bahkan internasional adalah jawaban yang pasti dalam usaha memenuhi
hak-hak dasar para disabilitas di Indoesia termasuk Mangarai.

B. IMPLEMENTASI DAN PENCAPAIAN PROJECT

B1. PENGEMBANGAN ANAK (CHILD DEVELOPMENT)

Yayasan santu Damian cancar pada tahun anggaran 2019 mendampingi 74 orang anak
dengan jenis disabilitas antara lain : cerebral Palsi ( 15 ), kaki bengkok (8 ), bibir
7

sumbing (20 ), Luka bakar ( 5 ),Kelainan Kulit ( 1 ), sindrom turner (1 ),tumor ( 2 ),


osteosmilitis ( 1 ), tuna daksa (6 ), osteartritis (2 ),poliomilitis (2 ),brakidaktil ( 1 ), tuna
rungu ( 1), tuna grahita (2 ), amputasi (1), miodistropia (1), kifosis (1 ),hemiplegia
( 2),ODMK ( 1 ), syndaktil (1), retardasi mental ( 2 ) yang beragam dari tingkat yang
ringan sedang dan berat yang terdiri dari laki-laki 35 orang dan perempuan 39 orang.
Beberapa program interensi yang dilaksanakan pada smester pertama 2019 antara
lain :
 Kesehatan :
1. Operasi bibir sumbing 6 orang di RS.St.Rafael cancar,bertujuan agar anak-
anak bisa makan dengan baik, cantik atau ganteng.dan bisa bicara normal.
2. Operasi luka bakar 2 orang.di RS St.Rafael Cancar, Akibat luka bakar membuat
kulit menjadi keriput dan bahkan menjadi kontraktur atau perlengketan yang
membuat sebaian anggota gerak tubuh kurang berfungsi secara normal. Oleh
karena itu dibutuhkan pembedahan dan fisioterapi agar anggota tubuh berfungsi
seperti sedia kala.
3. Operasi tumor 2 orang di RS.St.Rafael Cancar
4. Terapi 31 orang dilakukan di pusat Rehabilitasi st. damian. Bersama keluarga
petugas fisioterapi santu damian memberi latihan sekaligus mengedukasi orang
tua agar meneruskan atau melanjutkan pelayanan itu dirumah masing-masing
kecuali anak-anak yang tinggal di panti.Tim santu Damian sudah
memprogramkan ada home visit guna menindaklanjuti dan memantau progress
anak dampingan sambil bersosialisasi dengan masyarakat.
5. obat-obatan dan vitamin untuk 74 anak
Pemberian vitamin dan obat-obatan ini dilakukan 3 x dalam sebulan dengan
harapan ada perbaikan gizi bagi anak dampingan.
7. Pengadaan kursi roda 1 buah dengan modifikasinya
8. Hydroterapi 7 orang dilakukan di Binongko Labuan bajo Manggarai barat
9. mendapat korset 1 orang

• Pendidikan
1. SD inklusi : Laki-laki 3 orang, wanita 5 orang.
2. SMP inklusi Laki-laki 4 orang dan wanita 4 orang.
3. SMA inklusi Laki-laki 2 orang dan Wanita 1 orang.
4. Bimbingan belajar khusus/ Non formal: laki-laki 2 orang perempuan 5 orang.
difabel yang tidak mengambil sekolah regular dan dilaksanakan di santu damian
8

dengan mendatangkan guru atau tutor dari luar setiap hari.


5. Pembayaran SPP dan pembelian Alat tulis menulis, seragam, dan perlengkapan
sekolah lainnya.

• Kemandirian & Pekerjaan/mata pencaharian


20 orang anak sudah dan sedang melakukan khursus pembuatan bingkai gambar
dari gelaga, merajut topi dari benang wol, selendang, merangkai bunga, pembuatan
Rosario,

 Sosial
Smester pertama 2019 kegiatan yang sudah dilakukan Belajar mengenal bermacam-
macam seni dan budaya Manggarai serta kegiatan kerohanian.

B2. PENYESUAIAN LINGKUNGAN (ENABLING ENVIRONMENT)

 Kesehatan .:
Sekarang ini santu damian sedang bekerja sama dengan team bedah plastik dan
ortopedi dari Australia juga Denpasar bali, mendaptkan supor dari pemerintah
melalui dinas kesehatan kabupaten terutama Jaminan Kesehatan Nasional
meskipun masih ada yang dalam proses, Bantuan tenaga kesehatan yang dibiayai
oleh pemerintah, Modifikasi beberapa alat bantu gerak,meningkatkan kapasitas staf
dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan baik yang diadakan oleh PO maupun
difasilitasi pihak luar.

 Pendidikan
Smester pertama belum ada eksekusi program tetapi proses pendekatan sedang
dibangun antara sekolah dan pihak st.damian untuk membagi peran dan tanggung
jawab masing-masing.

 Kemandirian & Pekerjaan


9

Bantuan dana untuk meningkatkan perekonomian 1 keluarga difabel, , Membayar


tutor atau pelatih, berjejaring dengan tempat-tempat kerja, membuka toko.

 Sosial
Belum ada tindakan yang nyata pada smester pertama 2019.

B3. IMPLEMENTASI CBR

Pengelola Proyek PADI 2019 terdiri dari beberapa orang :


Koordinator:Sr. Maria Isabela Sabu,SSpS : bertugas Mengawas,memberi petunjuk
tehnis, memeriksa permintaan pembayaran, Pembuat laporan, berkoordinasi dengan
pihak luar, Mengontrol transaksi keuangan, memonitoring kegiatan dan
mengevaluasi kegiatan serta berhak menentukan berhenti atau melanjutkan
kerjasama atau Proyek PADI
Mediator :Ferdinandus Suardi Jelalu :menyusun rencana kegiatan, menyusun
rancangan biaya pelaksanaan progrm,menyusun agenda pertemuan,berkoordinasi
dengan pihak luar ,(Pemerintah atau swasta )
Bendahara :Fransiska Nari Merlin : Menerima dan mengeluarkan uang dan
mencatat semua pristiwa transaksi keuangan dan membuat laporan keuangan
setiap akhir kegiatan sesuai standar operasianl prosedur keuangan.
Administrator : Ferdinandus Yeriko Sulman :Mencatat, menginventaris,
melengkapi, menyediakan, mengirimkan dan ber koordinasi antar unit dalam
menyelesaikan masalah administrasi. Mengirim dan menerima email dan paket,
memesan dan menerima pengiriman makanan, mempersiapkan jadwal pertemuan,
notulen rapat dan bahan dukungan internal. Mengirim dan menerima surat masuk
dan keluar untuk perusahaan dan lembaga terkait.
Staf lapangan :4 orang ( Sur,Erlis,Yasin dan Atik ) : bertugas Menjalankan program
yang sudah direncanakan, mengevaluasi dan membuat laporan capaian kinerja baik
mingguan, bulanan dan tahunan.
Keterlibatan para penyandang disabilitas secara kelompok belum ada dalam
mengintervensi program namun secara individu justru menjadi staf lapangan.ini
dimaksudkan untuk mendorong atau memberi motivasi kepada difabel lainnya dan
membuktikan kepada pemangku kebijakan daerah ini bahwa kaum difabel
mempunyai potensi yang diandalkan atau jangan dipandang sebelah mata dalam
pembangunan daerah ini. Yang mereka harapkan adalah aksesbilitas di semua lini
10

kehidupan.

B4. PENGEMBANGAN ORGANISASI

Untuk peningkatan kapasitas staf telah dilakukan pelatihan-pelatihan antara lain :


1. Pelatiahan peningkatan kapasitas Pengasuh dan orang tua tingkat st.damian dengan
nara sumber seorang fisioterapis Belanda
2. Peningkatan Ketrampilan fisioterapis dalam menangani disabilitas ringan,sedang dan
berat serta Alat bantu yang relevan
3. Pelatihan penanganan kesehatan Reproduksi disabilitas
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan sekarang ini yayasan st.damian mereonovasi beberapa
bangunan antara lain : Bangunan asrama Putra, Membangun bak air minum, beberapa
perbaikan-perbaikan di unit kerja karyawan-karyawati dan beberapa kios-kios.

C. TANTANGAN / HAMBATAN

C1. CD, EE, CBR, PENGEMBANGAN ORGANISASI

Tantangan
 Masih adanya sikap ragu-ragu terhadap kemampuan dan potensi penyandang
disabilitas oleh orang tua dan masyarakat umum dan Pemerintah.
 Masih adanya sikap masa bodoh masyarakat terhadap Permasalahan
penyandang disabilitas
 Belum luasnya partisipasi masyarakat di dalam menangani permasalahan
penyandang disabilitas
 Masih lemahnya organisasi sosial yang bergerak dibidang disabilitas didalam
melakukan operasi atau kegiatan.
 Belum atau masih terbatasnya fasilitas umum yang dapat digunakan penyandang
disabilitas.
 Keterbatasan ekonomi keluarga disabilitas menjadi penghambat utama
Hambatan sering datang dari Penyandang disabilitas yang didampingi
11

antara lain :
 Hambatan dalam proses belajar
 Hambatan dalam penerapan pengetahuan
 Hambatan dalam berkomunikasi
 Hambatan dalam bermobilitas
 Hambatan dalam perawatan diri
 Hambatan dalam prilaku
 Hambatan dalam melakukan tugas-tugas rumah tangga
 Hamabatan dalam interaksi dan relasi antar pribadi, keluarga, masyarakat dan
orang asing.
 Hambatan dalam kehidupan komunitas, kemasyarakatan, sosial dan bernegara.
Apa solusi atau aksi yang sudah dilakukan untuk mmengatasi
tantangan/hambatan tersebut?

C2. LOBBY & ADVOKASI DAN NETWORKING

Lobby dan advokasi serta bejejaring yang dibangun selama ini belum maksimal
tetapi terus berusaha dibangun sambil membenah kapasitas lembaga baik dari segi
jumlah maupun kemampuan diri .Saat in kami telah melakukan kerja sama dengan
ruma sakit St.Rafael Cancar, Rumah Sakit umum Daerah manggarari di ruteng,
RS.Sanglah di Denpasar, RS.Siloam Labuan bajo,RS.R.K.Z st.Paulus Surabaya, RS
Sutomo, organisasi ikatan dokter spesialis bedah Plastik dan ortopedi dan THT dalam
wadah OSSAA Australia ,dengan Pemerintah Propinsi, Kabupaten Manggarai serta
beberapa LSM antara lain Ayo Indonesia, Karya Murni Ruteng, SLBN komodo,
Yayasan Senyum Bali, Yayasan Kolewa Bali, Yayasan Puspayadi Bali, Yakkum
Yogyakarta, SLBN tenda ruteng, Klinik Jiwa RENCENG MOSE ruteng, beberapa
sekolah baik dari tingkat SD,SMP, SMA dan perguruan Tinggi,
Salah satu contoh hasil kerjama sama lembaga damian dengan rumah sakit :
beberapa anak dampigan dirujuk untuk dilakukan operasi Tumor dan kangker di
sanglah dan RS R.KZ surabaya, operasi bibir sumbing di sanglang denpasar,
12

pengobatan penyakit kulit di Siloam Labuan bajo.Pemeriksaan mata di RS.St.Rafael


cancar.

D. PENGELOLAAN PROJECT

D1. SIAPA YANG TERLIBAT DAN BAGAIMANA HAL INI BERJALAN

Santu Damian merupakan lembaga dengan konsep pelayanannya terpusatkan atau


panti. Dalam pengelolaan Proyek PADI melibatkan beberapa Pengurus antara lain :
Sr. Franselin. Sebagai kepala Yayasan sekaligus coordinator, Ferdi jelalu sebagai
mediator , Fransiska merlin sebagai bendahara, staf administrasi ferdinandus sulman
dan paskalis teodorus dan staf lapangan agustinus Suryanto

Proyek PADI ini praktis semua Pelayanan di dalam lembaga namun beberpa aitem
kegiatan, lembaga st,damian berkolaborasi dengan yayasan Ayo Indonesia turun
lapangan untuk mengangkat isu disabilitas dengan pendekatan ”LONTO LEOK ” di
tingkat tokoh-tokoh Agama dalam hal ini Gereja dan Pemerintah desa sebab merka
mempunyai umat, rakyat dan berpengaruh serta pemangku kebijakan di tingkat
desa.sedangkan kegiatan yang lain dilakukan setiap hari dengan melibatkan semua
staf lembaga sesuai dengan porsi kerja masing-masing . setiap kegiatan dimonitor
oleh ketua yayasan untuk memastikan staf bekerja sesuai rencana atau tidak karena
itu diakhir bulan dilakukan evaluasi untuk melihat kinerja, berhasil atau justru
kegagalan kerja yang diperoleh sehingga bisa diambil kebijakan yang relevansinya
kuat mendukung pencapaian program yang positif.

D2. KOMUNIKASI / KERJASAMA DENGAN SPO DAN PO LAIN

Pola komunikasi yang dibangun selama ini dengan SPO berupa komunikasi verbal
dan media sosial, diskusi tentang hal-hal yang berhubungan dengan proyek PADI.
Misalnya komunikasi pencairan dana di awal tahun , tentang monitoring dan evaluasi
atau kegiatan pelatihan .Komunikasi terus dibangun dengan beberapa lembaga
lainnya seperti Ayo Indonesia, Karya Murni Ruteng, Sankita labuan bajo, Mitra Netra
13

Jakarta,Yayasan Sebatu Pontianak, Dena Upakara Wonosobo, yayasan Ibu alfrida


kefa, PHDF kupang,
Alfa omega pematang siantar medan, Pelita Harapan Medan dan selain itu dengan
Dinas sosial Proinsi, Dinsos kab.Manggarai, Dinkes Manggarai, Dinas PPO
Kab.manggarai , dan lembaga swasta atau pemerintah yang terkait.

D3. PERMASALAHAN UTAMA YANG MUNCUL

Di Kabupaten Manggarai perda tentang disabilitas sudah ada namun dalam penga
lokasian anggaran belum ada yang sesui bunyi perda itu baik di pemerintah
kabupaten maupun di tingkat desa.

E. MONITORING DAN EVALUASI

E1. BAGAIMANA MONITORING EVALUASI DILAKUKAN DI PO

Monitoring dan Evaluasi dilakukan setiap bulan dengan menghadirkan semua staff
pengelola projec. Monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan anak yang sudah
diintervensi. Apa-apa kendala dan potensi yang harus dikembangkan dalam diri anak.
Dari hasil evaluasi tersebut bisa mempengaruhi program yang sudah ada dengan
realita kebutuhan anak-anak yang didamping. Tools atau formulir apa yang
digunakan untuk melakukan monitoring anak ?

Dalam pertemuan tersebut juga membahas tentang kegiatan yang sudah dilakukan
sekaligus merencanakan kegiatan yang akan dilakukan di bulan berikutnya.
Kendala yang sering ditemukan dalam menjalankan proyek PADI adalah : kurangnya
partisipasi orang tua dalam pelayanan pemenuhan kebutuhan anaknya karena
dianggap masalah itu adalah masalah yang diselesaikan saja oleh lembaga santu
damian, Melihat venomena ini lembaga telah melakukan kegiatan pendampingan
tentang peran dan fungsi mereka bagi anaknya yang berkebutuhan
khusus.Dampaknya sudah banyak orang tua yang sering mengunjungi anaknya
dengan memberi bekal, dukungan financial untuk keperluan anaknya dan juga secara
langsung mendampingi anaknya di lembaga santu Damian.
14

E2. APA HASIL DAN DAMPAKNYA

Sebagai hasil dari monitoring dan evaluasi dapat dilihat kinerja tim sesuai atau tdak
dengan program serta waktu pelaksanaan tepat atau tidak,ada perubahan program,
kekurangan atau kelemahan, tepat sasaran atau tidak, berhasil atau gagal, perlu
peningkatan kapasitas staf atau tidak. Semua hal bisa dilihat dalam monitoring dan
evaluasi ini.

F. KEUANGAN

F1. BAGAIMANA PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN DANA PROJECT (SERAPAN)

Sistem pengelolaan Dana Proyek dilakukan sesuai dengan Standar Operasional


Prosedur terkait dengan keuangan. Pengelolaan dana proyek dilaksanakan sesuai
dengan rencana kerja. Untuk Pengeluaran yang terbesar berada pada
Aspek kesehatan sehingga untuk menutupi kekurangannya harus disupsidi dari
aitem kegiatan lain dalam proyek yang dianggap dana cukup . Sistem laporan
pertanggungjawaban keuangan dilakukan maksimal 2 minggu setelah kegiatan
dilakukan.

F2. APA KENDALA-KENDALA UTAMA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN PROJECT

Pengelolaan keuang proyek sudah mengikuti standar operasional Prosedur


meskipun sederhana seperti : Pengajuan anggaran oleh mediator ke yayasan dan
yayasan menganalisa kewajarannya setelah itu membuat memo/atau cacatan di kirim
ke bendahara untuk proses pencairan . Untuk saat ini sementara menggunakan
rekening bank atas nama yayasan santu damian . Yang diharapkan memiliki nomor
15

rekening sendiri dalam proyek PADI . Kendala yang dihadapi terutama pencairan
yang agak terlambat sehingga mempengaruhi pelaksanaan proyek . Kapasitas staff
keuangan perlu ditingkatkan dan bendahara Yayasan st,damian sama dengan
bendahara Pengelolaan proyek PADI, sudah di usulkan ke ketua yayasan agar
bendahara yayasan dan bendahara proyek PADI terpisah serta memiliki rekening
bank tersendiri,

G. CERITA PERUBAHAN

F3. DAFTAR CERITA PERUBAHAN ANAK

F4. DAFTAR CERITA PERUBAHAN KEGIATAN


16

KEGIATAN DALAM GAMBAR


1. KESEHATAN DALAM GAMBAR

Fisioterapi /terapi latihan

Hydroterapi
17

OPERASI

Perawatan dan pengobata MODIFIKASI KURSI RODA

2.PENDIDIKAN DALAM GAMBAR

3.. Matapencaharian

BEBERAPA KEGIATAN
18

BINGKAI GELAGA ROSARIO

MERANGKAI BUNGA PEMBUATAN ASBAK DARI BAMBU KIOS

3.SOSIAL

LATIHAN SENI BUDAYA MANGGARAI


19

Pembinaan rohani sosialisasi KESPRO disabilitas Kunjungan Bank NTT ruteng

4. Peningkatan Kapasitas Staf lembaga

Pelatihan peningkatan kapasitas pengasuh

Peningkatan kapasitas fisioterapis

5. Bejejaring
20

Jejaring dengan lembaga swasta sesame PO Pemerintah

6.monitoring dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi bulanan monitoring dan evaluasi smesteran


21
22

LAMPIRAN / ANNEX

Lampiran 1. Form PO Datasheet Anak – PADI

Lampiran 2. Laporan Keuangan

Lampiran 3. Daftar Anak & Kerangka Capaian

Lampiran 4. Cerita Perubahan Anak

Lampiran 5. Cerita Perubahan Aktivitas

Lampiran 6. Dokumentasi:

 Foto Cerita Perubahan Anak


 Foto Cerita Perubahan Aktivitas
 Foto Setiap Kegiatan dengan penjelasan/capture (3 buah)

Anda mungkin juga menyukai