nurjali
081298305544
kang.nurjali@gmail.com
Ringkasan
Batang Hari merupakan salah satu dari 11 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jambi, dan 264.741
jiwa dilayani oleh 17 puskesmas induk, 60 Puskesmas Pembantu, 60 Pos Kesehatan Desa serta
dua Rumah Sakit, yang tersebar di 8 Kecamatan, 110 desa dan 14 kelurahan. Roda pembangunan
di Kabupaten Batang Hari digerakkan melalui sektor perkebunan Kelapa Sawit dan tanaman Karet
serta Barang dan Jasa.
KAT atau masyarakat terasing ini merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki
permasalahan sosial yang sifatnya kompleks meliputi berbagai aspek kehidupan dan penghidupan.
Kompleksitas permasalahan yang yang melekat pada KAT seperti rendahnya tingkat ekonomi
(kemiskinan), rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya tingkat kesehatan.
KAT di Provinsi Jambi yang dikenal dengan sebutan Suku Anak Dalam, 926 KK diantaranya berada
di Kabupaten Batang Hari. KAT di Kabupaten Batang Hari tersebar di 4 lokasi yaitu Kejasung Besar
Bukit Dua Belas, Bukit Tembesu ,Bungku dan Muara Singoan.
Sebelum inisiatif ini dilakukan, Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam meyakini dan percaya
bahwa penyebab sakit itu salah satunya adalah dikarenakan pengaruh roh jahat dan hasil guna-
guna perbuatan manusia. Hal ini dapat dipahami, karena keyakinan yang diwarisi dari nenek
moyangnya yang sudah turun-temurun menyatakan tentang alam raya ini selain dihuni oleh manusia
juga oleh mahluk lainnya (mahluk halus). Jika ada diantara mereka yang sakit diakibatkan oleh
guna-guna atau roh jahat, mereka akan mengobatinya melalui orang pintar (dukun) melalui suatu
ritual yang disebut dengan “besale”.Ritual ini dilakukan untuk mengobati orang yang sakitnya sudah
dikatakan sangat parah dan tak mungkin disembuhkan lagi.
Pembinaan dan pelayanan kesehatan pada Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam di
Kabupaten Batang Hari melalui Team Mobile dimulai sejak tahun 2006. Kegiatan ini dilakukan dalam
kerangka mendekatkan dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk Suku
Anak Dalam yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Kabupaten Batang
Hari.
Proposal
Batang Hari merupakan salah satu dari 11 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jambi, dan 264.741
jiwa dilayani oleh 17 puskesmas induk, 60 Puskesmas Pembantu, 60 Pos Kesehatan Desa serta
dua Rumah Sakit, yang tersebar di 8 Kecamatan, 110 desa dan 14 kelurahan. Roda pembangunan
di Kabupaten Batang Hari digerakkan melalui sektor perkebunan Kelapa Sawit dan tanaman Karet
serta Barang dan Jasa.
Suatu kenyataan bahwa dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia yang sedang memasuki
era industrialisasi masih dijumpai kelompok masyarakat yang secara sosial, budaya dan ekonomi
belum sepenuhnya terjangkau oleh pelayanan pembangunan, mereka dikenal dengan Komunitas
Adat Terpencil (KAT). Pelayanan kepada mereka terus ditingkatkan melalui upaya terpadu baik oleh
pemerintah maupun masyarakat dengan mempertahankan aspek kultural, sosioantropologis,
kesehatan dan pendidikan agar secara bertahap mereka memperoleh kehidupan yang sesuai
dengan hakekat dan martabat manusia dan bahkan dapat berperan serta secara aktif dalam
pembangunan.
KAT atau masyarakat terasing ini merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki
permasalahan sosial yang sifatnya kompleks meliputi berbagai aspek kehidupan dan penghidupan.
Kompleksitas permasalahan yang yang melekat pada KAT seperti rendahnya tingkat ekonomi
(kemiskinan), rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya tingkat kesehatan. Hal ini
mengakibatkan mereka tertinggal dibandingkan dengan masyarakat pada umunya serta dari
kemajuan pembangunan. Jadi dapat dikatakan bahwa KAT merupakan bagian dari masyarakat
Indonesia yang mengalami banyak ketertinggalan dibandingkan masyarakat pada umumnya.
KAT di Indonesia terdapat di 26 provinsi yang tersebar di 2.301 lokasi dengan jumlah 225.477 KK
dan 919.570 jiwa, 2.689 KK diantaranya berada di Provinsi Jambi yang dikenal dengan sebutan
Suku Anak Dalam, serta 926 KK berada di Kabupaten Batang Hari. KAT di Kabupaten Batang Hari
tersebar di 4 lokasi yaitu Kejasung Besar Bukit Dua Belas, Bukit Tembesu ,Bungku dan Muara
Singoan.
Sebelum inisiatif ini dilakukan, Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam meyakini dan percaya
bahwa penyebab sakit itu salah satunya adalah dikarenakan pengaruh roh jahat dan hasil guna-
guna perbuatan manusia. Hal ini dapat dipahami, karena keyakinan yang diwarisi dari nenek
moyangnya yang sudah turun-temurun menyatakan tentang alam raya ini selain dihuni oleh manusia
juga oleh mahluk lainnya (mahluk halus). Jika ada diantara mereka yang sakit diakibatkan oleh
guna-guna atau roh jahat, mereka akan mengobatinya melalui orang pintar (dukun) melalui suatu
ritual yang disebut dengan “besale”.Ritual ini dilakukan untuk mengobati orang yang sakitnya sudah
dikatakan sangat parah dan tak mungkin disembuhkan lagi.
Pembinaan dan pelayanan kesehatan pada Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam di
Kabupaten Batang Hari melalui Team Mobile dimulai sejak tahun 2006. Kegiatan ini dilakukan dalam
kerangka mendekatkan dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk Suku
Anak Dalam yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Kabupaten Batang
Hari.
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari ingin memastikan bahwa semua masyarakat di Kabupaten
Batang Hari dapat akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk Komunitas Adat Terpencil Suku
Anak Dalam, yang berada di daerah terpencil dan terisolir. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak
Dalam di Kabupaten Batang Hari tersebar di empat wilayah Puskesmas antara lain; Puskesmas
Sungai Rengas yaitu Kejasung Besar Bukit Dua Belas, Puskesmas Muara Tembesi yaitu Bukit
Tembesu, Puskesmas Penerokan yaitu Bungku dan Puskesmas Aro yaitu Muaro Singoan.
Kegiatan pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam di
Kabupaten Batang Hari, semula hanya dilaksanakan di wilayah Puskesmas Muara Tembesi yaitu di
Bukit Tembesu yang wilayahnya mencakup sampai ke Senami Dalam. Bagi Suku Anak Dalam yang
berada di Bukit Tembesu awalnya sudah dimukimkan di perumahan sosial yang dibangun Dinas
Sosial, tetapi karena terkait dengan kultur atau budaya mereka, manakala di lingkungan tersebut
ada yang meninggal, maka mereka akan meninggalkan lokasi tersebut atau yang sering disebut
dengan budaya “melangun”. Beberapa strategi Pendekatan yang dilakukan Dinas Kesehatan antara
lain: secara persuasif terus dilakukan yang bekerja sama dengan dinas sosial, sebab ada Kader
yang ditugasi untuk mendampingi Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam saat itu, melalui
kader itulah Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari secara perlahan memasukan beberapa
program dan kegiatan seperti halnya tentang bagaimana berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), salah satunya diberikannya stimulan untuk pembangunan sarana air bersih dan fasilitas
sanitasi. Disamping kegiatan tersebut juga ada kegiatan yang dilaksanakan berupa pemberian
pengobatan dan pelayanan kesehatan. Pendekatan kedua yang dilakukan adalah melalui pimpinan
mereka atau yang sering dikenal dengan “Tumenggung”. dengan melalui “Jenang” atau penghubung
inilah Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari mencoba untuk memasukan program dan kegiatan.
Strategi berikutnya adalah dengan membawa bahan kontak yaitu berupa keperluan sehari-hari
seperti; pasta gigi, odol gigi, biskuit, indomie dan lain sebagainya.
Melalui beberapa pendekatan di atas, sepertinya mulai menunjukkan hasil yang positif, Komunitas
Adat Terpencil Suku Anak Dalam mulai membuka diri dan mau kontak dengan petugas kesehatan.
Mereka menganggap kalau petugas datang ke lokasi mereka akan dipanggil “Rajo Sontek” atau
tukang suntik. Beberapa penyakit yang biasa menyerang mereka seperti; malaria, batuk filek, gatal-
gatal pada kulit dan lain-lain dapat disembukan. Dan anak-anak merekapun mulai mau untuk
diberikan imunisasi.
Melihat keberhasilan yang telah dilakukan, akhirnya Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari
mengambil kebijakan, bahwa Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan bagi Komunitas Adat Terpencil
Suku Anak Dalam perlu terus diupayakan dan dilanjutkan ke semua lokasi Suku Anak Dalam yang
berada di Kabupaten Batang Hari. Mengingat lokasi yang berada di daerah terpencil bahkan sangat
terpencil dan terkait dengan budaya mereka yang berpindah-pindah, maka tidak mungkin untuk
dibangun fasilitas pelayanan kesehatan di lokasi mereka, jadi diambil kebijakan untuk dilakukan
pembinaan dan pelayanan kesehatan melalui “Team Mobile”. Artinya tim itu yang menjangkau
dimana mereka berada untuk diberikan pelayanan kesehatan.
Team Mobile ini dibentuk secara temporer yaitu hanya dengan penunjukkan atau Surat Perintah
Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan untuk melaksanakan kegiatan itu. Team itu terdiri dari tenaga
dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat dan lainnya sesuai dengan yang dibutuhkan
untuk melaksnakan kegiatan tersebut.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan khususnya
bagi Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari, sehingga
kesehatan merupakan hak asasi bisa dirasakan. Hal ini merupakan upaya dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya yang pada akhirnya kualitas hidup manusia
yang lebih baik bisa diwujudkan.
Untuk Kabupaten Batang Hari, seluruh Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam pemeliharaan
kesehatannya ditanggung melalui dana “Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesmasda)
yang didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Batang Hari
setiap tahunnya. Bahkan keluarga yang menunggu pasien di Rumah sakit pun diberikan dana
damping yaitu untuk mengganti waktunya yang hilang walau dibatasi hanya untuk tiga hari.
Inisiatif kreatif dan inovatif melalui Team Mobile ini dianggap berhasil dengan melalui beberapa
pendekatan antara lain; kader sosial, tumenggung dengan jenangnya, dukungan stake holder atau
beberapa pemangku kepentingan, advokasi terhadap TAPD untuk mendapat dukungan dana,
bahkan dari provinsi serta kementerian lembaga.
Inisiatif Team Mobile dalam rangka pembinaan dan pelayanan kesehatan pada Komunitas Adat
Terpencil Suku Anak Dalam di Kabupaten Batang Hari dilaksanakan menurut strategi dan rencana
aksi sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
KAT atau masyarakat terasing ini merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki
permasalahan sosial yang sifatnya kompleks meliputi berbagai aspek kehidupan dan
penghidupan. Kompleksitas permasalahan yang yang melekat pada KAT seperti rendahnya
tingkat ekonomi (kemiskinan), rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya tingkat kesehatan.
Hal ini mengakibatkan mereka tertinggal dibandingkan dengan masyarakat pada umunya serta
dari kemajuan pembangunan. Jadi dapat dikatakan bahwa KAT merupakan bagian dari
masyarakat Indonesia yang mengalami banyak ketertinggalan dibandingkan masyarakat pada
umumnya.KAT Suku Anak Dalam dalam menangani masalah kesehatan, KAT Suku Anak
Dalam selalu mengkaitkan sebab-sebab sakit dengan keberadaan roh jahat atau mahluk gaib,
mahluk jadi-jadian yang yang mengganggu. Kepercayaan tentang keberadaan roh jahat atau
mahluk gaib tersebut merupakan tradisi yang diwariskan secara turun temurun dari para
leluhur Suku Anak Dalam pada umumnya. Kepercayaan tentang keberadaan roh jahat atau
mahluk gaib yang mengganggu itu seperti; jika ada anak-anak/orang dewasa yang sakit
(demam) setelah kena hujan panas (hujan tapi masih ada cahaya matahari), maka orang
tersebut diganggu oleh mahluk gaib/roh jahat. Hal ini menurut pandangan Suku Anak Dalam
karena pada saat turun hujan yang disertai dengan panasnya matahari warga tidak boleh
mandi air hujan (kehujanan), karena pada saat hujan itu berlangsung mahluk gaib/roh jahat
sedang mandi dan warga masyarakat tidak boleh keluar atau kehujanan saat itu.
Pada KAT Suku Anak Dalam di Bukit Tembesu II ada suatu upaya pengobatan/penyembuhan
yang mereka lakukan dengan cara mengusir atau menjauhkan roh jahat/mahluk gaib yang
menjadi penyebab orang sakit tersebut, misalnya untuk pengobatan warga yang sakit
dilakukan dengan cara memanggil dewa yang dapat menyembuhkan penyakit. Adapun upaya
lain yang dilakukan untuk mencegah dan mengobati anak-anak terhindar dari penyakit
biasanya diikat dengan gelang yang diselipkan kayu yang diyakini dapat mengusir roh jahat,
sehingga anak-anak dapat terhindar dari rasa sakit dan penyakit
2. Koordinasi Informal
Untuk menindaklanjuti permasalahan yang dihadapi Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam di
Kabupaten Batang Hari, dilakukan Fokus Group Discution (FGD), dengan para informan kunci
seperti; tokoh masyarakat (tumenggung), tokoh pemuda, tetua desa dan Komunitas Adat Terpencil
Suku Anak Dalam.
Mini Loka Karya di Puskesmas, terutama Puskesmas yang wilayah kerjanya terdapat sebaran
Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam antara lain; Puskesmas Sungai Rengas, Muara
Tembesi, Penerokan dan Aro. Pada forum tersebut dibicarakan tentang bagaimana pemberian
pelayanan kesehatan bagi Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam, dan bentuknya seperti apa,
mengingat mereka berpindah pindah dan disepakati bentuknya adalah dengan cara
membentuk Team Mobile yang langsung turun ke lokasi.
Pemasalahan ini juga diangkat dalam forum rapat koordinasi Pimpinan Puskesmas se-Kabupaten
Batang Hari, bukan hanya puskesmas yang wilayahkerjanya ada Komunitas Adat Terpencil Suku
Anak Dalam.Dalam forum ini dicarikan solusinya dan tidak menutup kemungkinan yang ikut dalam
Team tersebut adalah tenaga kesehatan baik medis atau pun paramedis dari Puskesmas lain di
bawah Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari
5. Advokasi
Advokasi ini dilakukan dalam rangka mencari dukungan dalam kegiatan pembinaan dan pelayanan
kesehatan bagi Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari,
dengan harapan dapat dijadikan sebagai program dan kegiatan terutama di SKPD Dinas Kesehatan
Kabupaten Batang Hari serta Puskesmas dan jaringannya.
Advokasi ini ditujukan pada para pemangku kepentingan, mengingat Komunitas Adat Terpencil
Suku Anak Dalam yang di Kabupaten Batang Hari merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
masyarakat Kabupaten Batang Hari yang berhak untuk menikmati hidup sehat dan produktif.
Dinas Kesehatan secara terus menerus mengupayakan dan mefasilitasi untuk terselenggaranya
kegiatan ini, yang melibatkan lintas sektor dan lintas program. Lintas Sektor bekerja sama dengan
Dinas Sosial, Bappeda, Departemen Agama, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan sektorterkait
lainnya. Sedangkan untuk lintas program antara lain bidang pelayanan kesehatan, promosi
kesehatan, pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan, serta penyusunan dan perencanaan
program.
Untuk melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi Komunitas Adat Terpencil Suku
Anak Dalam di Kabupaten Batang Hari dengan Team Mobile
Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan bagaimana sumber daya itu
dimobilisasi?
Untuk melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi Komunitas Adat Terpencil Suku
Anak Dalam di Kabupaten Batang Hari dengan Team Mobile, telah disediakan anggaran melalui
program dan kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan. Selama lima tahun terakhir dapat kami
sampaikan sebagai berikut:
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 11.935.000,-
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp. 55.800.000,-
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 45.400.000,-
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 12.100.000,-
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp. 14.800.000,-
6. Pendanaan dari kegiatan Biaya Operasional Kesehatan (BOK) dalam melakukan pembinaan.
7. Tersedianya anggaran untuk pemeliharaan kesehatan bagi Komunitas Adat Terpencil Suku
Anak Dalam melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesmasda).
Selain sumber pendanaan di atas, yang mendukung kegiatan pembinaan dan pelayanan kesehatan
Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam melalui Team Mobile di Kabupaten Batang Hari
meliputi:
1. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah
memahami tentang konsep sehat.
2. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah
mengetahui besarnya ancaman penyakit.
3. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya penyembuhan yang dilakukan bila sakit
4. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah
mengetahui tindakan yang dilakukan dalam mencari pelayanan kesehatan
5. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah
mengetahui dan memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada bila ada warganya
yang sakit (Puskesmas dan rumah sakit).
Sistem apa saja yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan?
Agar lebih memahami pelaksanaan pembinaan dan pelayanan kesehatan terhadap Komunitas Adat
Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi terhadap kegiatan tersebut dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:
1. Dinas Kesehatan dan seluruh Puskesmas yang ada wilayah Komunitas Adat Terpencil Suku
Anak Dalam di Kabupaten Batang Hari terus melakukan monitoring.
2. Adanya penghubung yaitu “Jenang” yang sewaktu-waktu bisa dihubungi untuk mengetahui
tingkat perkembangan derajat kesehatan Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang
ada di Kabupaten Batang Hari.
3. Pendekatan terus dilakukan secara persuasif terhadap “Tumenggung” atau pimpinan diantara
mereka.
4. Puskesmas dan jaringannya selalu terbuka dan siap memberikan layanan terbaik terhadap
Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari.
Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat diatasi?
Kendala utama yang dihadapi dalam melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi
Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari antara lain:
1. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam memiliki kebiasaan yang berpindah-pindah
tempat, sehingga terkadang sangat sulit untuk menjangkau lokasi mereka tinggal.
2. Medan yang sulit dan jarak tempuh yang jauh seperti halnya diawali dengan jalan darat, lalu
menyebrang sungai dan terkadang harus berjalan kaki beberapa kilo meter.
Bertitik tolak dari beberapa kendala yang dihadapi di atas, maka penyelesaian masalah yang sudah
dilakukan antara lain:
1. Membangun sarana fasilitas pelayanan kesehatan dan menempatkan petugas di sekitar lokasi
Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari (perawat dan
bidan). Dari hasil monitoring yang dilakukan terbukti Komunitas Adat Terpencil Suku Anak
Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah mulai memanfaatkan fasilitas tersebut
seperti halnya melahirkan sudah ditolong oleh tenaga kesehatan. Awalnya memang sulit, tapi
seiring dengan berjalannya waktu dan terus menerus dilakukan pembinaan. Jadi kalau ada
diantara Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang akan segera melahirkan segera
mendekati lokasi fasilitas kesehatan.
Rumah singgah ini diperuntukan, mana kala Team Mobile sesuai waktu yang disepakati akan
datang berkunjung untuk memberikan pelayanan kesehatan, Komunitas Adat Terpencil Suku Anak
Dalam yang ada sudah berkumpul di tempat tersebut.
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada saat team mobile ini berkunjung ke lokasi antara lain:
Terjadinya peningkatan kualitas kesehatan pada Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam
yang ada di Kabupaten Batang Hari, ini terbukti dari setiap kunjungan status kesehatan yang
ditunjukan dengan jumlah angka kesakitan semakin menurun.
Terjadinya peningkatan derajat kesehatan pada Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam
yang ada di Kabupaten Batang Hari yang ditandai dengan beberapa indikator antara lain
adanya perubahan perilaku dari kurang sehat menjadi sehat contoh; dari kebiasaan merokok
sebagian sudah meninggalkan rokok, sudah mulai memahami dan melaksanakan betapa
pentingnya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (mandi dan menggosok gigi).
Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah mulai
menggunakan atau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan
rumah sakit, karena mereka sudah tahu kalau berobat ke puskesmas atau pun rumah sakit
biayanya sudah ditanggung oleh pemerintah kabupaten.
Adanya hubungan yang baik antara tenaga kesehatan dengan Komunitas Adat Terpencil Suku
Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari.
Adanya Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari yang
di rawat di Puskesmas dan Rumah Sakit kalau terkena penyakit.
Meningkatnya kesadaran terutama Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di
Kabupaten Batang Hari akan pentingnya pelayanan kesehatan.
Terbangunnya kesadaran antar sektor dalam melalukan perbaikan pelayanan kesehatan bagi
Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari, karena sehat
merupakan tanggung jawab bersama.
Pembinaan dan pelayanan kesehatan pada Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam di
Kabupaten Batang Hari melalui Team Mobile dimulai sejak tahun 2006. Kegiatan ini dilakukan dalam
kerangka mendekatkan dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk Suku
Anak Dalam yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Kabupaten Batang
Hari.
sesudah inovasi:
Dengan adanya Team Mobile dalam rangka melakukan pembinaan dan pelayanan terhadap
Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari, konkritnya dapat
kami sampaikan sebagai berikut:
1. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah
memahami tentang konsep sehat.
2. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah
mengetahui besarnya ancaman penyakit.
3. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya penyembuhan yang dilakukan bila sakit
4. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah
mengetahui tindakan yang dilakukan dalam mencari pelayanan kesehatan
5. Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari sudah
mengetahui dan memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada bila ada warganya
yang sakit (Puskesmas dan rumah sakit).
1. Surat Keputusan Bupati yang mengatur tentang bentuk pemberian pelayanan dan pembinaan
kesehatan bagi Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang
Hari.
2. Surat Keputusan Bupati tentang Pembentukkan Team Mobile dalam rangka pemberian
pelayanan kesehatan bagi Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di
Kabupaten Batang Hari.
3. Adanya alokasi anggaran dari Pemerintah kabupaten untuk menunjang kegiatan tersebut,
termasuk di dalamnya penyediaan sarana dan prasarana (mobil double gardan dan obat-
obatan)
4. Tersedianya tenaga kesehatan baik medis atau pun paramedis yang siap memberikan
pelayanan kesehatan di lokasi Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di
Kabupaten Batang Hari.
Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik?
Pelajaran yang dapat dipetik dari inisiatif kegiatan ini adalah berkat adanya komitmen yang kuat dari
antara eksekutif dan legislatif terutama untuk dukungan dari sisi anggaran. Berikutnya adalah
komitmen dari pemerintah dan tokoh masyarakat, tanpa adanya kerja sama yang baik, inisiatif Dinas
kesehatan ini tidak akan diterima oleh masyarakat atau Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam
yang ada di Kabupaten Batang Hari. Pendekatan yang mengedepankan partisipatif publik untuk
meningkatkan kepedulian terbukti sangat diperlukan.
Partisipasi publik sangat penting untuk keberhasilan. Komitmen yang kuat dari para stake
holder termask dinas kesehatan, puskesmas, masyarakat atau Komunitas Adat Terpencil Suku
Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari, merupakan kunci keberhasilan dalam
peaksanaan inisiatif Team Mobile.
Adanya rumah singgah atau tempat pertemuan di sekitar lokasi Komunitas Adat Terpencil
Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari bermukim. Hal ini lebih memudahkan
dalam rangka melakukan pembinaan dan pelayanan kesehatan terhadap mereka. Disamping
itu kegiatan lain juga bisa disampaikan di rumah singgah tersebut, sehingga komunikasi bisa
selalu terjalin dengan baik.
Tradisi dari nenek moyang Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di
Kabupaten Batang Hari dalam hal pencarian pengobatan, sedikit demi sedikit sudah meyakini
bahwa berobat dengan petugas kesehatan dan datang ke tempat atau fasilitas kesehatan jauh
lebih baik.
Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan agar lebih baik di waktu yang akan datang antara lain:
1. Terus melakukan pembinaan terhadap Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada
di Kabupaten Batang Hari, sehingga dapat berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. Dibentuknya kader dari kalangan mereka, atau semacam “natural leader” dan diberikan
pengetahun tentang bagaimana memelihara kesehatan, sehingga nantinya diharapkan dapat
memberikan pengetahuannya terhadap sesama suku anak dalam.
3. Adanya konsep atau model lain dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap Komunitas
Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang ada di Kabupaten Batang Hari, selain team mobile saat
ini.
4. Ada petugas atau tenaga kesehatan khusus yang tinggal bersama mereka dan mengikuti
perjalanan mereka dengan diberikan tunjangan tertentu, dan ditugaskan untuk melayani dan
memberikan pelayanan kesehatan.
Demikian beberapa hal yang dapat kami sampaikan, semoga kegiatan ini dapat memberikan
inspirasi. Teruslah berkarya, tetap sehat tetap semangat dan siap membangun negeri.