Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA I (MMD I)

DI DESA TAMBAKMULYA KECAMATAN PURING


KABUPATEN KEBUMEN

Disusun Oleh:
Mahasiswa Profesi Ners
Gelombang I

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHA TAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Dalam rangka mewujudkan kesehatan
masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat,
dimana bidang itu adalah bidang keperawatan yang merupakan paduan antara
kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat
dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Keperawatan komunitas
belum menjadi suatu hal yang biasa dikalangan masyarakat secara merata.
Sementara ini orang masih mengenal posyandu, puskesmas atau rumah sakit,
manakala menjumpai masalah kesehatan aktual atau emergency.
Perkembangan pembangunan di bidang kesehatan dewasa ini berkembang
dengan pesat. Berbagai permasalahan kesehatan yang terjadi pun semkin
kompleks. Hal ini tidak dapat dihindari sebagai akibat dari tuntutan
masyarakat, baik di dalam maupun di luar negri. Kemajuan masyarakat yang
pesat adanya transisi epidemiologi, transisi demografi, serta transformasi
sosial, menuntut adanya perawat komunitas di puskesmas (Mubarak dan
Cayatin, 2009).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu bertujuan agar individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk
swasta mengambil tanggung jawab terhadap masyarakat atas kesehatan diri,
mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, serta menjadi pelaku
atau perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan kegiatan
masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan asas kemandirian dan
kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat dapat berperan serta dengan
menyumbangkan tenaga, fikiran atau pengetahuan, sarana, dana yang
dimilikinya untuk upaya kesehatan (Mubarak dan cayatin, 2009).
Proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan
yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga kelompok
atau masyarakat. Sasaran proses keperawatan pada komunitas mencakup
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, yang mempunyai masalah
kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan ataupun
ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya.
Asuhan keperawatan komunitas, perawat melaksanakan kesehatan
masyarakat yang dapat melakukan pendekatan untuk merubah perilaku
kesehatan masyarakat ke arah positif dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan mencari alternatif
pemecahan masalah melalui perencanaan yang dibuat serta mengevaluasi
hasil yang telah dicapai. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas,
perawat kesehatan masyarakat dapat melakukan pendekatan untuk merubah
perilaku masyarakat ke arah positif dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan mencari alternatif
pemecahan masalah melalui perencanaan yang dibuat serta mengevaluasi
hasil yang telas dicapai.
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik,
mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau
gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk
berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Gambaran status kesehatan
masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status
kesehatan, meningkatkan daya tanggap dan perlindungan masyarakat
terhadap resiko dari perilaku dan sikap masyarakat dalam bidang kesehatan.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan adalah mengupayakan agar
yang sehat tetap sehat dan bukan hanya mengobati, merawat atau
menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Sehingga perhatian utama
dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap
kemungkinan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan serta pemeliharaan
kesehatan seoptimal mungkin. Pencanangan paradigma sehat khususnya pada
masa krisis sangat tepat, karena memberdayakan masyarakat agar tidak jatuh
sakit melalui upaya promotif-preventif adalah lebih penting dari pada
memberikan obat, alat ataupun fasilitas pengobatan.
Desa Tambakmulya adalah salah satu desa yang berada di wilayah
Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen dengan luas wilayah ±622 ha/m2
dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Banjareja
Kecamatan Puring, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia,
sebelah timur berbatasan dengan Desa Surorejan Kecamatan Puring, dan
sebelah barat berbatasan dengan Desa Jladri kecamatan Puring. Untuk jumlah
penduduk di Desa Tambakmulya Tahun 2016-2017 tercatat 5787 jiwa dengan
jumlah penduduk yang telah memiliki KK tercatat 1818 orang. Desa
Tambakmulya merupakan salah satu desa dalam wilayah kerja UPTD
Puskesmas Puring.
Dalam hal ini, Puskesmas merupakan salah satu unit pelayanan tingkat
daerah dalam bidang kesehatan yang sangat berperan penting dalam
memberikan pelayanan perawatan kesehatan serta sebagai salah satu sarana
untuk pemberdayaan masyarakat yang merupakan bagian dari integral dari
pelayanan kesehatan Puskesmas dan sub sistem dari pelayanan kesehatan.
Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat diharapkan dapat memberikan
bantuan, bimbingan, penyuluhan, pengawasan dan perlindungan kepada
individu, keluarga, kelompok khusus serta masyarakat. Program Profesi Ners
STIKes Muhammadiyah Gombong yang melaksanakan praktek mata kuliah
Komunitas yang diharapkan dapat memberikan pelayanan perawatan
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas I Puring khususnya di
Desa Tambakmulya Kecamatan Puring.
Berdasarkan hasil pengkajian melalui survey terhadap 280 sampel
yang telah dilakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners Komunitas STIKes
Muhammadiyah Gombong pada tanggal 08 Agustus 2017 – 14 Agustus 2017,
didapatkan data seperti adanya masalah dalam bidang status kesehatan,
lingkungan, pendidikan, pelayanan kesehatan, status ekonomi dan lain-lain.
Dari beberapa data pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan terkait
dengan status kesehatan pada penyakit yang sering diderita didapatkan
sebanyak 47% batuk pilek, 18% hipertensi, asam urat 11%, rematik 8%, dll.
Selain itu dari pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data 19% dengan
hipertensi rendah, 8% dengan hipertensi sedang, dan 2% dengan hipertensi
tinggi. Dari segi lingkungan sebagian besar masyarakat Desa Tambakmulya
memiliki hewan ternak yaitu sebanyak 74%, hal ini saling berkaitan dengan
pengelolaan sampah ternak, yaitu sudah 75% masyarakat Desa Tambakmulya
sudah bisa mengelola sampah ternak untuk dijadikan pupuk. Selain itu,
sebanyak 17% sampah ternak dibiarkan, selebihnya ditimbun dan ditampung.
Untuk pengelolaan air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dimana
masyarakat masih menampung air di ember terbuka sebanyak 49%. Dari segi
pendidikan didapatkan data mayoritas sebagian besar berpendidikan lulusan
Sekolah Dasar (SD), selain itu masyarakat Desa Tambakmulya mayoritas
masih banyak yang belum memahami tentang beberapa masalah kesehatan
maupun penanganan kesehatan dan juga kurangnya penyuluhan terkait
dengan masalah kesehatan seperti informasi tentang DBD, HIV, TBC dan
lain-lain. Selain itu dari pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data
berupa beberapa program terkait pelayanan kesehatan yang telah dilakukan di
daerah desa binaan seperti adanya posyandu balita, posyandu lansia. Dalam
lingkup Desa Tambakmulya terdapat 1 Posyandu Lansia di RW 5, sehingga
hal ini dapat mempengaruhi keaktifan lansia untuk ikut serta pada program
Posyandu. Hal ini dikarenakan kurang efektifnya jarak yang dapat ditempuh
oleh lansia dari rumah ke tempat dilakukannya Posyandu lansia di Desa
Tambakmulya. Pada status ekonomi, sebagian besar masyarakat desa
Tambakmulya masih ada yang belum memiliki premiasuransi kesehatan
(BPJS/ KIS). Selain itu dari segi rekreasi didapatkan data mayoritas
masyarakat Desa Tambakmulya memilih untuk melihat Televisi untuk
mengurangi tingkat stres akan tetapi masyarakat Desa Tambakmulya masih
belum memanfaatkan Televisi sebagai sarana informasi dengan baik. Seperti
halnya, masih banyaknya masyarakat menggunakan televisi sebagai sarana
hiburan dibandingkan dengan sarana untuk mencari informasi, khusunya
terkait dengan informasi kesehatan.
Berdasarkan data diatas didapatkan masalah-masalah kesehatan yang
perlu mendapatkan perhatian khusus dan harus diselesaikan secara bersama-
sama dengan warga sehingga didapatkan pemecahan masalah yang tepat.
Salah satu cara pemecahan masalah yang dihadapi oleh warga dapat
dilakukan melalui musyawarah masyarakat desa yang akan dilakukan pada
tanggal 30 Agustus 2017. Musyawarah Masayarakat Desa I (MMD I) adalah
pertemuan seluruh warga untuk membahas hasil pendataan dan
merencanakan penanggulangan maupun penanganan masalah kesehatan yang
diperoleh dari hasil survei diri dengan bermusyawarah sehingga dapat
menjadi keputusan bersama. Diharapkan melalui musyawarah ini masyarakat
dapat ikut berpartisipasi dalam mengatasi masalah secara bersama-sama serta
dapat membentuk perilaku dan sikap mandiri terhadap kesehatan.

B. TUJUAN
1. Umum
Mampu menyadari tentang data yang ditampilkan agar bisa terjadi mawas
diri dan terbentuknya perilaku kesehatan yang tidak menyimpang.
2. Khusus
a. Mampu memaparkan hasil pengkajian di Desa Tambakmulya
b. Mampu menentukan masalah keperawatan komunitas di Desa
Tambakmulya
c. Mampu menentukan rencana keperawatan komunitas di Desa
Tambakmulya
d. Mampu mengoptimalkan potensi yang di miliki desa binaan Desa
Tambakmulya
e. Tersusunnya program kegiatan komunitas di Desa Tambakmulya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


Komunitas adalah komponen penting dari pengalaman manusia
sebagai bagian dari pengalaman yang saling terkait dengan keluarga, rumah,
serta berbagai ragam budaya dan agama (Ervin, 2002). Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007). Keperawatan
kesehatan komunitas adalah area pelayanan keperawatan profesional yang
diberikan secara holistik (bio-psiko-sosio-spiritual) dan difokuskan pada
kelompok resiko tinggi yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan
melalui upaya promotif, preventif, tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif
dengan melibatkan komunitas sebagai mitra dalam menyelesaikan masalah
(Hithcock, Scubert, dan Thomas, 1999; Allender & Spradley, 2001, Stanhope
& Lancaster, 2016).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009). Asuhan
keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan
dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan,
pemulihan serta pemeliharaan kesehatan.
Praktik keperawatan komunitas adalah sintesis praktik keperawatan
dan praktik kesehatan masyarakat, diaplikasikan dalam peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan masyarakat (populasi), menggunakan ilmu yang
berasal dari keperawatan, sosial dan kesehatan masyarakat (Stanhope &
Lancaster, 2016). Lingkup praktik keperawatan komunitas adalah generalis
dan spesialis. Praktik keperawatan generalis bertujuan untuk memberikan
asuhan keperawatan komunitas dasar (Basic Community) dengan sasaran
individu, keluarga, dan kelompok untuk beberapa aspek keterampilan dasar
(Beginning Skill). Sedangkan keperawatan spesialis bertujuan untuk
memberikan asuhan keperawatan komunitas lanjut (Advanced Nursing
Community) dengan sasaran kelompok (agregat) dan masyarakat serta
masalah individu dan kelompok yang kompleks

B. TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Tujuan keperawatan komunitas adalah mempertahankan sistem klien dalam
keadaan stabil melalui upaya prevensi primer, sekunder, dan tersier (Pacala,
2007; Wallace, dalam Allender ; Rektor; & Warner, 2014). Adapaun
penjelasan mengenai upaya prevensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prevensi Primer
Prevensi primer ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang sehat. Bentuk tindakan keperawatan yang dapat
dilakukan adalah promosi kesehatan dan perlindungna spesifik agar
terhindar dari masalah atau penyakit.
2. Prevensi Sekunder
Prevensi sekunder ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Bentuk
intervensi yang dapat dilakukan adalah pelayanan atau asuhan
keperawatan mencakup identifikasi masyarakat atau kelompok yang
berisiko mengalami masalah kesehatan, melakukan penanggulangan
masalah kesehatan secara tepat dan cepat, upaya penemuan penyakit sejak
awal (skrining kesehatan), pemeriksaan kesehatan berkala, serta
melakukan rujukan terhadap masyarakat yang memerlukan
penatalaksanaan lebih lanjut.
3. Prevensi Tersier
Prevensi tersier ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat pada masa pemulihan setelah mengalami masalah kesehatan.
Bentuk intervensi yang dapat dilakukan adalah upaya rehabilitasi pasca
perawatan di fasilitas tatanan pelayanan kesehatan lain untuk mencegah
ketidakmampuan, ketidakberdayaan atau kecacatan lebih lanjut.

C. SASARAN PELAYANAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Sasaran Individu
Individu meliputi balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia lanjut,
penderita penyakit menular dan tidak menular antara lain TB paru, kusta,
malaria, DBD, diare, ISPA atau pneumonia, dan pendrrita penyakit
degeneratif.
2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk risiko (at risk); rentan
terhadap masalah kesehatan (full nerable group) atau risiko tinggi (high
risk group) dengan prioritas:
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan produksi, penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelyanan kesehatan atau
tindak lanjut perawatan di rumah pasca rawat.
3. Sasaran Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang berisiko
atau rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat
maupun yang tidak terikat dalam suatu institusi. Prioritas sasaran
kelompok adalah:
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara
lain posyandu, kelompok balita, kelompok ibu hamil, kelompok usia
lanjut, kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja
informal.
b. Kelompok masyarakat khusu terikat dalam suatu institusi antara lain
sekolah, pesantren, panti asuham, panti usia lanjut, rumah tahanan,
lembaga pemasyarakatan.
4. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang mempunyai risiko tinggi
terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada:
a. Masyarakat disuatu wilayah (RT, RW, Kelurahan atau Desa) yang
mempunyai jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan daerah
lain, jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan
daerah lain, cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah
lain,
b. Masyarakat di daerah endemik penyakit menular (malaria, diare,
demam berdarah, dll), masyarakat di lokasi atau barak pengungsian,
akibat bencana atau akibat lainnya.
c. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah
terpencil atau daerah perbatasan.
d. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit
seperti daerah transmigrasi.

D. KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA


Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara
kapasitas, beban,lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di
sekelilinnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Undang-
undang Kesehatan Tahun 1992). Konsep dari upaya kesehatan kerja ini
adalah mengidentifikasi permasalahan,mengevaluasi dan dilanjutkan dengan
tindakan pengendalian. Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi
aspek kesehatan dari pekerja itu sendiri (Ferry efendi.2009).
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau
kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun
sosial dalam usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit
akibat kerja, gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lapangan kerja, serta penyakit-penyakit umum (Suma’mur,
1995).
Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat
melakukan pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan
untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan
sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,
pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko
akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan
pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi
fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan
kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
Notoatmodjo menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah merupakan
aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan,
pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja
ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahan tersebut. Ciri
pokoknya adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan
kesehatan). Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja pedomannya ialah:
“penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah”. Dari aspek ekonomi,
penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu perusahaan adalah sangat
menguntungkan karena tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah meningkatkan
produktifitas seoptimal mungkin.
Berdasarkan defenisi tersebut diatas, kesehatan kerja diselenggarakan
agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri
sendiri dan masyarakat disekelilingnya agar diperoleh produktifitas kerja
yang optimal sejalan dengan perlindungan tenaga kerja (Depkes RI, 1991).

D. KONSEP KEPERAWATAN UKS


Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia adalah upaya pendidikan dan kesehatan dan upaya ini paling tepat
dilakukan melalui institusi pendidikan. Sekolah sebagai tempat
berlangsungnya Proses Belajar Mengajar harus menjadi “Health Promoting
School” artinya “sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga
sekolahnya”. Sekolah memiliki lingkungan kehidupan sekolah yang
mencerminkan hidup sehat, mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal,
terjamin berlangsungnya proses belajar mengajar dengan baik, tercipta
kondisi yang mendukung tercapainya Kemampuan peserta didik untuk
berperilaku hidup sehat .
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah bagian dari usaha kesehatan
pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-
sekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai
keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi
belajar anak sekolah setingi-tingginya (Azwar Nasrul,1998). Usaha kesehatan
di sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yakni upaya
pendidikan sekolah dan upaya kesehatan, yang diharapkan UKS dapat
dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah
pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Usaha kesehatan sekolah
berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu bagaimana cara
menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka,
merawat kuku dan memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti Effendi,
2009).
UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-
sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran
utama. UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya
menghasilkan derajat kesehatan yang optimal.
BAB III
APLIKASI ASUHAN

A. PENGKAJIAN KESEHATAN KOMUNITAS


1. Analisis Situasi Desa Binaan
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa Profesi Ners
STIKes Muhammadiyah Gombong, muncul beberapa masalah terkait
status kesehatan seperti dibawah ini:
a. Penyakit yang sering di derita oleh keluarga di dapakan hasil
pengkajian untuk batuk, pilek jumlah 124 (47%), hipertensi jumlah 60
(18%), asam aurat jumlah 39 (11%), reumatik jumlah 38 (8%), gatal
dan penyakit kulit jumlah 28 (6%), kencing manis jumlah 2 (1%),
stroke jumlah 2 (1%), penyakit yang tak kunjung sembuh jmlah 0
(0%). Hasil pengkajian dari penyakit yang sering di derita oleh
keluarga yang paling tinggi adalah penyakit batuk, pilek dengan
jumlah 124 (47%) dan hasil paling kecil dari pengkajian penyakit
yang sering di derita oleh keluarga adalah penyakit yang kunjung
sembuh dengan jumlah 0 (0%).
b. Pengkajian keluarga untuk cek tekanan darah terakhir di dapatkan
hasil <140/90 mmHg jumlah 209 (71%), 140-159 mmHg jumlah 54
(19%), 160-179/100 mmHg jumlah 24 (8%), >180/>100 mmHg
jumlah 6 (2%). Hasil pengkajian untuk cek tekanan darah terakhir
keluarga yang paling tinggi adalah <140/90 mmHg jumlah 209(71%)
dan hasil pengkajian yang paling rendah adalah >180/>100 mmHg
jumlah 6 (2%).
c. Pengkajian terkait pengelolaan sampah ternak didapatkan 17%
dibiarkan, 3% ditimbun, 5% ditampung, dan 75% diolah menjadi
pupuk.
d. Pengkajian terkait pengelolaan air yang digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari didapatkan 49% ditampung di ember yang terbuka, 21%
langsung dari sumur, 29% ditampung di ember yang tertutup, 1%
dipenampungan yang tidak pernah dikuras.
e. Pengkajian terkait menutup tempat penampungan air didapatkan 47%
selalu menutup penampungan air, 53% tidak pernah menutup
penampungan air.
f. Pengkajian terkait mencuci tangan 90% mencuci tangan sebelum
makan, 10% tidak mencuci tangan sebelum makan.
g. Pengkajian terkait memiliki jamban didapatkan 85% memiliki jamban
sendiri, 15% tidak memiliki jamban sendiri.
h. Pengkajian keluarga merokok didapatkan 83% merokok, 17% tidak
merokok.
i. Pengkajian merokok di dalam rumah didapatkan 78% merokok
didalam rumah, 22% tidak merokok didalam rumah.
j. Pengkajian terkait penyuluhan kesehatan didapatkan 33% pernah ada
penyuluhan kesehatan, 67% tidak pernah ada penyuluhan kesehatan.
k. Pengkajian terkait penyakit HIV didapatkan 28% tahu tentang HIV,
72% tidak tahu tentang HIV
l. Pengkajian terkait penangana HIV didapatkan 10% tahu tentang
penanganan HIV, 90% tidak tahu penanganan HIV
m. Pengkajian posyandu lansia didapatkan 26% terdapat posyandu lansia,
74% tidak ada posyandu lansia
n. Pengkajian terkait program KB didapatkan 51% mengikuti program
KB, 49% tidak melakukan KB
B. MENGEMBANGKAN DAN MERUMUSKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Rumusan Masalah
DIAGNOSIS
NOC NIC
DATA KEPERAWATAN TTD
KODE DIAGNOSIS KODE HASIL KODE HASIL
Data Pendukung Masalah Kesehatan Komunitas : Hipertensi
Data Angket: 00099 Ketidakefektifan Prevensi Primer Prevensi Primer
- Penyakit yang di pemeliharaan 1823 Pengetahuan: promosi 5510 Pendidikan kesehatan
derita : 18% kesehatan kesehatan
menderita hipertensi 1855 Pengetahuan: gaya
- TD: 140-159 mmHg hidup sehat
ada 19%, 160- Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
179/100 mmHg ada 1608 Kontrol gejala 4360 Modifikasi perilaku
8%, >180/>100 1902 Kontrol resiko 7620 Pengontrolan berkala
mmHg ada 2% Prevensi Tersier Prevensi Tersier
221108 Penggunaan sumber Pengembangan
yang ada di kesehatan masyarakat
komunitas Pengembangan
program
Data Pendukung Masalah Kesehatan Komunitas : Perilaku Hidup Bersih Sehat
Data Angket: 00188 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
- Pengelolaan sampah Kesehatan 1805 Pengetahuan perilaku 5515 Peningkatan
ternak masih Cenderung kesehatan kesadaran kesehatan
dibiarkan sebanyak Beresiko 1823 Pengetahuan promosi
17% kesehatan
- Pengelolaan air
ditampung diember Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
yang terbuka 1625 Perilaku terhadap 4490 Bantuan modifikasi
sebanyak 49% merokok diri
- 53% tidak pernah 1902 Kontrol resiko Bantuan penghentian
menutup tempat merokok
penampungan air Prevensi Tersier Prevensi Tersier
- 10% tidak menguras 221108 Penggunaan sumber 8500 Pengembangan
penampungan air yang ada di kesehatan masyarakat
- 15% menguras 2 komunitas
minggu sekali 00099 Ketidakefektifan Prevensi Primer Prevensi Primer
- 15% tidak memiliki pemeliharaan 1823 5510
Pengetahuan: promosi Pendidikan kesehatan
jamban kesehatan kesehatan
- 22% tidak membuka 1805 Pengetahuan: perilaku
ventilasi setiap hari
sehat
- 91% tidak
melakukan Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
1602 Perilaku promosi 4360 Modifikasi Perilaku
pemeriksaan jumantik
kesehatan 7620 Pengontrolan berkala
- 83% merokok
1934 Keamanan dan
- 78% merokok dalam
rumah kesehatan serta
- 10% tidak melakukan perawatan lingkungan
cuci tangan sebelum Prevensi Tersier Prevensi Tersier
makan 221108 Penggunaan sumber 8500 Pengembangan
yang ada di Kesehatan
komunitas Masyarakat
8700 Pengembangan
program
Data Pendukung Masalah Kesehatan Komunitas : HIV
Data Angket: 00188 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
- 72% tidak mengetahui kesehatan 1602 Perilaku promosi 6710 Promosi kesehatan
tentang penyakit HIV beresiko kesehatan
- 90% tidak mengetahui Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
penanganan penyakit 2606 Status kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan
HIV keluarga
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
1634 Perilaku pemeriksaan 5000 Membangun
kesehatan pribadi hubungan yang
kompleks
Data Pendukung Masalah Kesehatan Komunitas : Risiko DBD
Data Angket: 00188 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
- 44% kemampuan kesehatan 1805 Pengetahuan:perilaku 5510 Pendidikan kesehatan
penduduk dalam cenderung sehat
mengenali penyakit beresiko 1823 Pengetahuan: promosi
DBD kurang baik kesehatan
- 77% kemampuan Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
penduduk belum 2808 Efektivitas program 4360 Modifikasi perilaku
mengetahui komunitas 7620 Pengontrolan berkala
pencegahan DBD
- 53% tidak pernah Prevensi Tersier Prevensi Tersier
menutup tempat 2605 8700
Partisipasi tim Pengembangan
penampungan air
kesehatan dalam program
- 91% tidak
keluarga
melakukan
pemeriksaan jumantik
2. Prioritas Masalah
Prioritas masalah menurut Helvi
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (Hipertensi)
b. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Perilaku Hidup Bersih Sehat
tentang sampah ternak, merokok, menguras bak mandi, ventilasi)
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (Perilaku Hidup Bersih Sehat
tentang cuci tangan, jamban)
d. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (HIV)
e. Perilaku kesehatan cenderung beresiko ( Risiko DBD)
C. RENCANA KEGIATAN KOMUNITAS

Rencana
No Masalah Tujuan Sasaran Waktu Tempat Potensi Pj
Kegiatan
1 ISPA Penyuluhan Meningkatkan Perwakilan Balai desa - Desa memiliki
kesehatan status kesehatan masing- kader yang
masyarakat masing RT bersedia
Merubah melakukan
perilaku penyuluhan
masyarakat kesehatan
terkait status - Kader bersedia
kesehatan menjadi
penanggung jawab
penyuluhan
kesehatan
- Puskesmas atau
desa bersedia
menyediakan
media untuk
penyuluhan
(materi, leaflet)
- Desa bersedia
meminjamkan
LCD untuk media
penyuluhan
kesehatan
- Kepala desa
bersedia
menggerakan
masyarakat untuk
mengikuti
penyuluhan
kesehatan
- Kepala desa
bersedia
meminjamkan
tempat (balai
desa) untuk
tempat
penyuluhan
kesehatan
ISPA Rontgen Meningkatkan Masyarakat Puskesmas - Kepala desa
(Kemitraan status kesehatan desa bersedia
dengan masyarakat Tambakmulya menurunkan surat
puskesmas) pengantar untuk
puskesmas terkait
pemeriksaan
rontgen
- Keluarga atau
pihak desa
bersedia
mengantar
anggota keluarga
yang akan rontgen
TBC Pemeriksaan identifikasi Masyarakat Puskesmas - Desa memiliki
Dahak penyakit desa bidan desa yang
Tambakmulya bersedia
membantu proses
pemeriksaan
dahak
Rokok Penyuluhan mengerti Perwakilan Balai desa - Desa memiliki
kesehatan dampak masing- kader yang
menggunakan masing RT bersedia
atau melakukan
mengkonsumsi penyuluhan
rokok. kesehatan
- Kader bersedia
menjadi
penanggung jawab
penyuluhan
kesehatan
- Puskesmas atau
desa bersedia
menyediakan
media untuk
penyuluhan
(materi, leaflet)
- Desa bersedia
meminjamkan
LCD untuk media
penyuluhan
kesehatan
- Kepala desa
bersedia
menggerakan
masyarakat untuk
mengikuti
penyuluhan
kesehatan
2 Pengaktifan Penyuluhan memahami Lansia Balai desa - Desa memiliki
posyandu lansia lansia teritang anjuran masyarakat kader yang
Skrining hidup sehat tambakmulya bersedia
untuk lansia dan mengaktifkan
menerapkannya kembali posyandu
dikehidupan lansia
sehari-hari. - Kader bersedia
menjadi
penanggung jawab
penyuluhan
kesehatan
- Kader memiliki
dan mau
meminjamkan alat
kesehatan untuk
melakukan
pengecekan
kesehatan
(timbangan,
tensimeter, alat
cek GDS, dan
Asam urat)
- Kepala desa
bersedia
menggerakan
masyarakat untuk
mengikuti
penyuluhan
kesehatan
- Kepala desa
bersedia
meminjamkan
tempat (balai
desa) untuk
tempat
penyuluhan
kesehatan
3 HIV - Penyuluhan Identifikasi Masyarakat Balai desa - Desa memiliki
- Pemeriksaan desa Puskesmas kader yang
VCT tambakmulya bersedia
(kemitraan) melakukan
penyuluhan
kesehatan
- Kader bersedia
menjadi
penanggung jawab
penyuluhan
kesehatan
- Puskesmas atau
desa bersedia
menyediakan
media untuk
penyuluhan
(materi, leaflet)
- Desa bersedia
meminjamkan
LCD untuk media
penyuluhan
kesehatan
Kepala desa
bersedia
menggerakan
masyarakat untuk
mengikuti
penyuluhan
kesehatan
- Kepala desa
bersedia
menurunkan surat
pengantar untuk
puskesmas terkait
pemeriksaan VCT
- Keluarga bersedia
mendampingi
anggota keluarga
yang akan
melakukan
pemeriksaan VCT
- Kepala desa
bersedia
menggerakan
masyarakat untuk
mengikuti
penyuluhan
kesehatan
- Kepala desa
bersedia
meminjamkan
tempat (balai desa)
untuk tempat
penyuluhan
kesehatan
4 DBD Kerja bakti Bersihnya Masyarakat - Kepala desa
(pemberdayaan) lingkungan kita desa bersedia
dari sampah- tambakmulya menggerakan
sampah yang masyarakat untuk
berserakan, mengikuti
mencegah penyuluhan
timbulnya kesehatan
penyakit, - Masyarakat desa
menjaga tambakmulya
kebersamaan bersedia
antara membawa
masyarakat. peralatan
kerjabakti sendiri
untuk melakukan
kerjabakti.
- Kepala desa
bersedia
meminjamkan
tempat (balai
desa) untuk
tempat
penyuluhan
kesehatan
5 Penanggulangan Pemberdayaan Meningkatkan Perwakilan Balai desa - Puskesmas dan
bencana penanggulangan pengetahuan masing- mahasiswa
bencana masyarakat masing RT bersedia
(Simulasi) terhadap memfasilitasi
penanganan masyarakat untuk
bencana simulasi
- Puskesmas
bersedia
menghubungi tim
penanggulangan
bencana untuk
mengadakan
simulasi
- Kepala desa
bersedia
menggerakan
masyarakat untuk
mengikuti
simulasi
penanggulangan
bencana
6 Jamban Jamban Mengoptimalkan Masyarakat Balaidesa - Masyarakat desa
sederhana sumber daya desa bersedia
alam yang ada di tambakmulya memberikan iuran
desa untuk pembuatan
tambakmulya jamban sederhana
- Kepala desa
bersedia
menggerakan
masyarakat untuk
bergotong royong
untuk membuat
jamban sederhana
D. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
a. Dalam pelaksanaan musyawarah masyarakat desa, moderator cukup
aktif dalam kegiatan.
b. Penyaji sudah cukup baik dalam menyajikan materi.
c. Fasilitator sudah cukup baik dalam mendampingi masyarakat yang
kurang paham saat kegiatan (45%).
2. Proses
a. Penyaji sudah cukup baik dalam memaparkan hasil survey dan
pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa profesi ners.
b. Para peserta sudah cukup aktif dalam berdiskusi selama kegiatan
berlangsung (30%)
3. Hasil
Dalam pelaksanaan kegiatan, para peserta cukup menyimak dan
memperhatikan selama kegiatan berlangsung. Mahasiswa merencanakan
kegiatan penyuluhan (25%).
Lampiran 1
STRUKTUR PENGORGANISASIAN
Nama
Bidang Uraian Tugas
Panitia
Ketua Rizqi Fajar 1. Bertanggung jawab mulai dari persiapan,
Riva’i pelaksanaan, dan evaluasi dari seluruh kegiatan
dalam pertemuan ketiga.
2. Mengkoordinir anggota kelompok dan
menjelaskan tugas dan peran masing-masing
anggota.
3. Memimpin pertemuan pendahuluan (technical
meeting) untuk mempersiapkan pelaksanaan
kegiatan.
Sekretaris Utari Ayu 1. Menyiapkan surat-surat dan berkas-berkas.
Putri 2. Membuat undangan dan daftar hasil peserta.
3. Membuat laporan pendahuluan dan laporan hasil
kegiatan lokmin
Sie. Acara Irfanudin 1. Membuat susunan acara MMD.
2. Memandu seluruh proses kegiatan secara
keseluruhan selama pertemuan berlangsung.
Penyampai Imroatus Menyampaikan hasil pengolahan data (penyajian
materi Sholikhah data).
Sie. Humas 1. Menghubungi pihak-pihak terkait dalam
pelaksanaan kegiatan.
2. Bertanggung jawab dalam penyebaran undangan.
Sie. 1. Bertanggung jawab pada ketersediaan alat dan
Perlengkapan media yang digunakan selama acara
berlangsung.
2. Mampu menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan ketersediaan alat dan media
yang digunakan.
3. Memastikan semua alat dan media siap
digunakan dalam proses diskusi dan berfungsi
dengan baik.
Sie. Bertanggung jawab dalam pendokumentasian
Dokumentasi (kamera, HP, handycam) selama acara berlangsung.
Sie. 1. Menentukan menu snack.
Konsumsi 2. Membagikan snack saat acara berlangsung.
Observer Fatkhulhaq 1. Mengamati jalannya acara
Hidayatullah 2. Membuat laporan hasil kegiatan mulai dari awal
hingga akhir acara.
3. Memberikan evaluasi jalannya acara pada akhir
acara.
Lampiran 2
PRE PLANNING PENGKAJIAN KOMUNITAS
Pertemuan Ke- 1

A. PENDAHULUAN
Desa Tambakmulya adalah salah satu desa yang berada di wilayah
Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen dengan luas wilayah ±622 ha/m2
dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Banjareja
Kecamatan Puring, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah
timur berbatasan dengan Desa Surorejan Kecamatan Puring, dan sebelah barat
berbatasan dengan Desa Jladri kecamatan Puring. Untuk jumlah penduduk di
Desa Tambakmulya Tahun 2016-2017 tercatat 5787 jiwa dengan jumlah
penduduk yang telah memiliki KK tercatat 1818 orang. Desa Tambakmulya
merupakan salah satu desa dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Puring.

B. TOPIK KEGIATAN : pengkajian komunitas


C. HARI/TANGGAL : 08 Agustus 2017 – 14 Agustus 2017
D. WAKTU : Pukul 10.00 s/d selesai
E. TEMPAT : Desa Tambakmulyo
F. SASARAN : masyarakat desa tambakmulyo
G. TIU :
1. Umum
Setelah dilakukan pengkajian diharapkan dapat mengetahui masalah
kesehatan yang terjadi di Desa Tambakmulyo
2. Khusus
a. Dapat mengetahui terkait status kesehatan masyarakat Desa
Tambakmulyo
b. Dapat mengetahui terkait nutrisi masyarakat Desa Tambakmulyo
c. Dapat mengetahui terkait lingkungan masyarakat desa Tambakmulyo
d. Dapat mengetahui terkait bagaimana penanggulangan bencana
masyarakat desa Tambakmulyo
e. Dapat mengetahui terkait pendidikan atau pengetahuan masyarakat desa
Tambakmulyo
f. Dapat mengetahui terkait pelayanan kesehatan masyarakat desa
Tambakmulyo
g. Dapat mengetahui terkait keselamatan dan transportasi masyarakat desa
Tambakmulyo
h. Dapat mengetahui terkait politik goverment masyarakat desa
tambakmulyo
i. Dapat mengetahui terkait rekreasi masyarakat desa tambakmulyo
j. Dapat mengetahui terkait dampak pariwisata dan penanganannnya di
masyarakat desa Tambakmulyo
k. Dapat mengetahui terkait lansia masyarakat desa Tambakmulyo
l. Dapat mengetahui terkait kesehatan ibu dan anak masyarakat desa
Tambakmulyo
H. METODE : wawancara
I. MEDIA : kuisioner
J. MATERI : terlampir
K. STRUKTUR PENGORGANISASIAN
1. Penanggung Jawab : Irfanudin Wakhid
2. Ketua : Rizky Fajar Rivai
3. Pelaksana : Seluruh anggota mahasiswa profesi ners
gelombang 1

4. Observer/ fasilitator : Rudi Winarto, Ahmad Burhanudin, Siti Masfufah


Lampiran

KUISIONER PENGKAJIAN KOMUNITAS

A. DATA INTI

1. Nama Kepala Keluarga :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Alamat :

5. Pekerjaan Kepala Keluarga :

6. Pendidikan Kepala Keluarga :

7. Agama :

8. Suku bangsa :
9. Komposisi Keluarga

No Nama Jenis Hubungan dengan Umur Pendidikan Agama Pekerjaan Keterangan


kelamin KK
B. STATUS KESEHATAN
1. Penyakit yang sering diderita oleh keluarga?
( ) Batuk, pilek ( ) Gatal dan
penyakit kulit

( ) Rematik ( ) Hipertensi

( ) Kencing manis ( ) Asam urat

( ) Stroke

( ) Penyakit yang tidak kunjung sembuh (dalam 3 atau 6 bulan


terakhir)

2. Penyakit apa yang pernah diderita oleh anggota keluarga anda selama
3 bulan terakhir?
( ) DBD ( ) Hipertensi

( ) Tipes ( ) Malaria

( ) Cikungunya ( ) Diare

( ) TBC dan Penyakit Pa ( ) ..................

3. Apakah keluarga memiliki kebiasaan (membuang sampah


sembarangan, BAB disembarang tempat) yang bertentangan dengan
kesehatan ?
( ) selalu ( ) tidak selalu

4. Apakah anda rutin melatih anggota tubuh anda setiap pagi? (jalan kaki,
gerakan tangan dan kaki, senam)
( ) Ya ( ) Tidak

5. Apakah anda rutin memeriksakan tekanan darah anda ditempat


pelayanan kesehatan?
( ) Ya ( ) Tidak

6. Berapa hasil cek tekanan darah anda terakhir?


( ) <140 / 90 mmHg ( ) 140-159 / 90
mmHg
( ) 160-179 / 100 mmHg ( ) > 180 / > 100
mmHg

7. Apakah anda rutin memeriksakan kadar gula darah di tempat


pelayanan kesehatan?
( ) Ya ( ) Tidak
C. NUTRISI
1. Apakah anda dan keluarga rutin mengonsumsi sayuran hijau?
( ) Ya ( ) Tidak

2. Apakah anda suka mengonsumsi lauk pauk seperti ikan, daging, telur,
tahu, tempe?
( ) Ya ( ) Tidak

3. Apakah anda suka mengonsumsi kacang-kacangan seperti kedelai,


kacang merah, kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, dll?
( ) Ya ( ) Tidak

4. Apakah anda suka mengonsumsi buah-buahan?


( ) Ya ( ) Tidak

D. LINGKUNGAN
1. Apakah di dalam keluarga memiliki hewan ternak?
( ) Ya ( ) Tidak

2. Jika “Ya” bagaimana cara mengelola sampah ternak?


( ) Dibiarkan ( ) Di tampung pada tempat
penampungan

( ) Ditimbun ( ) Diolah menjadi pupuk

3. Berasal dari mana sumber air yang digunakan oleh keluarga anda?
( ) Sumur gali ( ) Sumur bor

( ) PDAM/ PAM ( ) Sungai

4. Bagaimana pengelolaan air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-


hari?
( ) Air ditampung di ember yang terbuka

( ) Air langsung dari sumur

( ) Air ditampung di ember yang tertutup

( ) Air dalam penampungan yang tidak pernah dikuras

5. Apakah keluarga selalu menutup tempat penampungan air untuk


kebutuhan sehari-hari?
( ) selalu ( ) Tidak pernah
6. Berapa kali keluarga menguras bak penampungan air untuk kebutuhan
sehari hari?
( ) setiap hari ( ) 2 minggu sekali

( ) 2 x seminggu ( ) 1 x seminggu

( ) Tidak pernah

7. Apakah keluarga pernah menyampaikan kepada tetangganya


pentingnya menguras bak kamar mandi?
( ) Pernah ( ) Tidak pernah

8. Apakah keluarga anda sudah memiliki jamban sendiri?


( ) Ya ( ) Tidak

9. Bagaimana cara pengelolaan sampah umum?


( ) Di timbun ( ) Di bakar

( ) Di biarkan saja

10. Dimana masyarakat membuang sampah umum?


( ) Di pekarangan ( ) Di selokan

( ) Di ambil petugas kebersihan

11. Jika “diambil petugas kebersihan” berapa minggu sekali?


( ) 1 minggu sekali ( ) 2 minggu sekali

( ) lebih dari 2 minggu

12. Berapa jumlah ventilasi atau jendela yang ada di rumah anda ?
( ) Tidak ada ( ) 2 jendela

( ) 1 jendela ( ) > 2 jendela

13. Apakah ventilasi dan jendela rumah anda di buka setiap hari?
( ) selalu ( ) Tidak pernah

14. Apakah sering dilakukan pemeriksaan jumantik di tempat tinggal


anda?
( ) Ya ( ) Tidak

15. Apakah di dalam keluarga anda ada yang merokok?


( ) Ya ( ) Tidak

16. Jika “Ya” apakah anggota keluarga anda merokok di dalam rumah?
( ) Ya ( ) Tidak
17. Apakah anda suka mengonsumsi minuman seperti minuman
beralkohol, soda, kafein?
( ) Ya ( ) Tidak

E. PENANGGULANGAN BENCANA
1. Apakah dilingkungan tempat tinggal anda pernah terjadi bencana ?
( ) Ya ( ) Tidak

2. Jika “Ya” bencana apa yang pernah terjadi di daerah anda?


( ) Banjir ( ) Tsunami

( ) Gempa Bumi ( ) Angin Besar

3. Tindakan apa yang anda lakukan saat bencana terjadi?


( ) Berlari menyelamatkan diri ( ) Berdiam Diri

( ) Berteriak meminta tolong

4. Apakah pernah dilakukan penyuluhan dan pelatihan tentang


penanggulangan bencana?
( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

5. Apakah anda mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan tentang


penanggulangan bencana?
( ) Ya ( ) Tidak

6. Apakah masyarakat mengetahui arti tanda bahaya bencana yang


terpasang di daerah anda?
( ) ya ( ) Tidak

7. Apakah masyarakat mengetahui jalur evakuasi bencana?


( ) Ya ( ) Tidak

8. Apakah masyarakat mengetahui area titik kumpul bila terjadi bencana?


( ) Ya ( ) Tidak

F. PENDIDIKAN
1. Apakah keluarga pernah mendapat informasi tentang penyuluhan
kesehatan?
( ) Pernah ( ) Tidak pernah

2. Bagaimana penanganan ketika ada anggota keluarga yang sakit?


( ) Dilakukan bantuan semampu keluarga ( ) Minta
pertolongan tetangga

( ) Langsung dibawa rumah sakit ( ) Dibiarkan nanti


sembuh sendiri
3. Apakah anggota keluarga anda tahu pentingnya cuci tangan sebelum
makan ?
( ) Ya ( ) Tidak

4. Apakah keluarga anda selalu mencuci tangan sebelum makan?


( ) Ya ( ) Tidak

5. Apakah keluarga tahu tentang penyakit DBD?


( ) Tahu ( ) Tidak tahu

6. Apakah keluarga tahu bagaimana penanganan terhadap penyakit


DBD?
( ) Tahu ( ) Tidak Tahu

7. Apakah anda sebagai anggota keluarga merasa khawatir apabila ada


anggota keluarga yang membeli makanan di sembarang tempat?
( ) Khawatir ( ) Tidak khawatir

8. Apakah keluarga tahu tentang penyakit HIV?


( ) Ya ( ) Tidak
9. Apakah keluarga tahu bagaimana penanganan terhadap penyakit HIV?
( ) Ya ( ) Tidak

10. Apakah keluarga tahu tentang penyakit TBC?


( ) Ya ( ) Tidak

11. Apakah keluarga tahu bagaimana penanganan terhadap penyakit


TBC?
( ) Ya ( ) Tidak

G. PELAYANAN KESEHATAN
1. Pernahkah keluarga mendapat penyuluhan kesehatan dari petugas
kesehatan?
( ) Pernah ( ) Tidak pernah

2. Apakah anggota keluarga selalu terlibat jika ada kegiatan posyandu di


lingkungan anda?
( ) Selalu ( ) Tidak selalu

3. Apakah terdapat posyandu balita di daerah anda?


( ) Ya ( ) Tidak

4. Jika “Ya” berapa kali kegiatan posyandu balita dilakukan?


( ) > 1 bulan sekali ( ) 1 bulan sekali

( ) 2 minggu sekali
5. Apakah terdapat posyandu lansia di daerah anda?
( ) Ya ( ) Tidak

6. Jika “Ya” berapa kali kegiatan posyandu lansia dilakukan?


( ) > 1 bulan sekali ( ) 1 bulan sekali

( ) 2 minggu sekali

7. Apakah masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di


daerah anda?
( ) Ya ( ) Tidak

H. KOMUNIKASI
1. Apakah disekitar rumah anda ada orang yang memberikan informasi
tentang HIV ?
( ) Ya ( ) tidak

2. Apakah anggota keluarga anda menjelaskan tentang pentingnya


kesehatan keluarga?
( ) Ya ( ) Tidak

3. Apakah masyarakat diberitahu tentang pentingnya menjaga kesehatan


pada saat pertemuan RT ?
( ) Ya ( ) Tidak

4. Dari mana anda mendapat informasi tentang kesehatan?


( ) Poster ( ) TV ( ) Iklan

( ) Radio ( ) dll

I. EKONOMI
1. Apakah keluarga memiliki tabungan kesehatan untuk mengantisipasi
jika ada keluarga yang sakit?
( ) Ya ( ) Tidak

2. Apa upaya yang dilakukan keluarga untuk membatasi keuangan dalam


mengantisipasi masalah kesehatan apabila ada anggota keluarga yang
sakit?
( ) Olah raga ( ) Selalu berobat

( ) Menjaga kesehatan ( ) Dibiarkan saja

3. Apakah diantara keluarga anda mempunyai BPJS/KIS?


( ) Ya ( ) Tidak

4. Apakah masyarakat mengetahui apa itu premiasuransi/BPJS?


( ) Ya ( ) Tidak
5. Apakah masyarakat tahu cara membuat premiasuransi/BPJS?
( ) Tahu ( ) Tidak Tahu

6. Jika anggota keluarga memiliki premiasuransi/BPJS, apakah selalu


membayar iuran setiap bulannya?
( ) Ya ( ) Tidak

J. KESELAMATAN DAN TRANSPORTASI


1. Berapa jarak rumah anda menuju tempat pelayanan kesehatan?
( ) < 100 meter ( ) 100 – 1000 meter

( ) > 1000 meter

2. Apakah anda selalu menggunakan alas kaki saat ke kamar mandi?


( ) Ya ( ) Tidak

3. Apakah keluarga anda pernah terpeleset dikamar mandi?


( ) Pernah ( ) Tidak pernah

K. POLITIK GOVERMENT
1. Apakah kepala keluarga memperhatikan keluhan yang dirasakan oleh
anggota keluargannya (ekonomi, kesehatan, dll) ?
( ) Ya ( ) Tidak

2. Apakah Desa mempunyai program kesehatan keluarga yang di dukung


masyarakat ?
( ) Ya ( ) Tidak

3. Apakah masyarakat peduli dengan lingkungan sekitar?


( ) Ya ( ) Tidak

4. Apakah ada kebijakan terkait dana sehat atau dana sosial di daerah
anda?
( ) Ya ( ) Tidak

L. REKREASI
1. Apakah anda melakukan rekreasi bersama-sama anggota keluarga?
( ) Sering ( ) Tidak pernah

2. Acara Televisi apa yang biasa keluarga tonton?


( ) Masalah kesehatan ( ) Hiburan

( ) Sinetron ( ) Berita
3. Apa yang dilakukan anggota keluarga untuk menghilangkan
kejenuhan?
( ) nongkrong ( ) pergi ke pantai

( ) pengajian ( ) nonton TV

( ) merokok

M. DAMPAK PARIWISATA DAN PENANGANANNYA


1. Apakah masyarakat sering memanfaatkan tempat wisata di daerah
tersebut?
( ) Sering ( ) Tidak pernah

2. Bagaimana masyarakat memanfaatkan tempat wisata untuk mencukupi


kebutuhan sehari-hari?
( ) Berjualan ( ) Lahan parkir
( ) Kolam renang buatan ( ) Lain-lain.............
3. Bagaimana cara masyarakat untuk menangani dampak negatif dari
tempat wisata?
( ) Sosialisasi ( ) Kerja Bakti
( ) Belum ada tindakan
4. Apakah pernah terjadi tindakan pelecehan seksual di daerah wisata?
( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

5. Apakah pernah terjadi peristiwa terseretnya pengunjung ke dalam


ombak?
( ) pernah ( ) tidak pernah

N. LANSIA
1. Apakah terdapat posyandu lansia di daerah anda?
( ) Ya ( ) Tidak

2. Apakah anggota keluarga anda selalu terlibat jika ada kegiatan


posyandu lansia?
( ) Ya ( ) Tidak

3. Apakah disekitar rumah anda ada kegiatan perkumpulan kelompok


lansia ?
( ) Ya ( ) Tidak

4. Apakah lansia paham tentang kesehatannya?


( ) Ya ( ) Tidak

5. Apakah anda sebagai lansia pergi di posyandu lansia?


( ) Ya ( ) Tidak
A. WAWANCARA KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Apakah Ibu mengikuti program KB?
( ) Ya ( ) Tidak
2. Apakah ibu mengetahui jenis-jenis KB?
( ) Ya ( ) Tidak
3. Jika `iya` Program KB apa yang digunakan ibu?
( ) Kalender ( ) IUD
( ) Suntik ( ) Susuk/spiral
( ) Kondom ( ) Lainnya.........................
4. Berapa pasangan usia subur yang tidak ber KB …………………..

( DIISI JIKA ADA ANGGOTA KELUARGA YANG HAMIL)


5. Apakah ibu selalu rutin periksa kandungan?
( ) Ya
( ) Tidak pernah, Beri alasan.................................
6. Dimana ibu memeriksakan kehamilan?
( ) Puskesmas ( ) Bidan
( ) Lainnya..........................

(DIISI JIKA ADA KELUARGA IBU DAN BAYI USIA 0-6 BULAN)
7. Siapa yang membantu persalinan ibu saat melahirkan?
( ) Bidan ( ) Dukun
( ) Rumah Sakit ( ) Lainnya.............
8. Makanan apa yang ibu berikan pada bayi usia 0-6 bulan?
( ) ASI ( ) Air putih
( ) Susu formula ( ) ASI + Susu formula
( ) Lainnya...............
9. Apakah Ibu aktif membawa anak ke POSYANDU?
( ) Selalu
( ) Tidak pernah,Beri alasan.....................................................

(DIISI JIKA ADA BALITA DI DALAM KELUARGA)


10. Apakah anda memiliki anak balita dalam keluarga?
( ) Ya ( ) Tidak
11. Apa yang ibu lakukan jika tiba-tiba balitanya panas?
( ) Di beri obat warung
( ) Di kompres
( ) Dibawa ke puskesmas/pelayanan kesehatan/tenaga kesehatan
( ) Dibiarkan
( ) Lainnya......................................
12. Apa yang ibu lakukan jika tiba-tiba balitanya mencret (diare)?
( ) Di beri obat warung
( ) Dibawa ke puskesmas/pelayanan kesehatan/tenaga kesehatan
( ) Dibiarkan
( ) Lainnya......................................
13. Apakah ibu rutin memeriksakan gigi balita ?
( ) Rutin tiap 6 bulan sekali,dimana....................................
( ) Tidak pernah
14. Kegiatan apa yang diikuti untuk meningkatkan tumbuh kembang balita?
( ) TPQ (Taman Pendidikan Quran)
( ) PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
( ) Play Group
( ) TK (Taman Kanak-kanak)
( ) Tidak ada
15. Status imunisasi anggota keluarga (Balita)
Status Imunisasi

No Nama BCG Polio DPT Hepatitis Campak

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Lampiran 3
STRATEGI PELAKSANAAN

No Waktu Strategi Pelaksanaan Kegiatan

1. 15 Pembukaan :
menit a. Memberikan salam terapeutik - Menjawab salam
b. Perkenalan mahasiswa
c. Menjelaskan tujuan - Memperhatikan
d. Menjelaskan kontrak waktu - Memperhatikan
- Memperhatikan
2. 15 Pelaksanaan :
menit a. Menjelaskan tujuan dari kunjungan - Memperhatikan dan
rumah berupa pendataan dan mendengarkan
pengkajian yang dilakukan di desa
binaan.
b. Menjelaskan masalah-masalah
kesehatan yang muncul setelah - Memperhatikan dan
dilakukan pengkajian. mendengarkan
c. Memaparkan hasil survey dari
pengkajian yang telah dilakukan oleh
mahasiswa. - Memperhatikan dan
d. Diskusi (menetapkan tindakan mendengarkan
keperawatan komunitas).
e. Memberi kesempatan peserta untuk - Mendiskusikan
melakukan sesi tanya jawab.

- Mengajukan
pertanyaan.
3. 10 Penutup :
menit a. Memaparkan hasil diskusi terkait - Mendengar dan
dengan tindakan keperawatan memperhatikan
komunitas yang telah disepakati - Menjawab
bersama. pertanyaan
b. Meminta peserta untuk mengulang - Mendengarkan dan
kembali penanggulangan terkait memperhatikan.
dengan tindakan keperawatan - Memperhatikan dan
komunitas untuk mengatasi masalah mendengarkan.
yang muncul di desa binaan. - Menjawab salam
c. Memberikan reinforcement positif
atas tindakan yang dilakukan peserta.
d. Memaparkan kesimpulan hasil
diskusi dan menutup diskusi
e. Mengucapkan salam
Lampiran 4

PRE PLANNING MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA 1 (MMD 1)

Pertemuan Ke- 2
A. PENDAHULUAN

Desa Tambakmulya adalah salah satu desa yang berada di wilayah


Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen dengan luas wilayah ±622 ha/m2
dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Banjareja
Kecamatan Puring, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia,
sebelah timur berbatasan dengan Desa Surorejan Kecamatan Puring, dan
sebelah barat berbatasan dengan Desa Jladri kecamatan Puring. Untuk jumlah
penduduk di Desa Tambakmulya Tahun 2016-2017 tercatat 5787 jiwa dengan
jumlah penduduk yang telah memiliki KK tercatat 1818 orang. Desa
Tambakmulya merupakan salah satu desa dalam wilayah kerja UPTD
Puskesmas Puring.
Berdasarkan hasil pengkajian melalui survey terhadap 280 sampel yang telah
dilakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners Komunitas STIKes Muhammadiyah
Gombong pada tanggal 08 Agustus 2017 – 14 Agustus 2017, didapatkan data
seperti adanya masalah dalam bidang status kesehatan, lingkungan,
pendidikan, pelayanan kesehatan, status ekonomi dan lain-lain. Dari
beberapa data pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan terkait
dengan status kesehatan pada penyakit yang sering diderita didapatkan
sebanyak 47% batuk pilek, 18% hipertensi, asam urat 11%, rematik 8%, dll.
Selain itu dari pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data 19% dengan
hipertensi rendah, 8% dengan hipertensi sedang, dan 2% dengan hipertensi
tinggi. Dari segi lingkungan sebagian besar masyarakat Desa Tambakmulya
memiliki hewan ternak yaitu sebanyak 74%, hal ini saling berkaitan dengan
pengelolaan sampah ternak, yaitu sudah 75% masyarakat Desa Tambakmulya
sudah bisa mengelola sampah ternak untuk dijadikan pupuk. Selain itu,
sebanyak 17% sampah ternak dibiarkan, selebihnya ditimbun dan ditampung.
Untuk pengelolaan air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dimana
masyarakat masih menampung air di ember terbuka sebanyak 49%.
Dari segi pendidikan didapatkan data mayoritas sebagian besar berpendidikan
lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak, selain itu masyarakat Desa
Tambakmulya mayoritas masih banyak yang belum memahami tentang
beberapa masalah kesehatan maupun penanganan kesehatan dan juga
kurangnya penyuluhan terkait dengan masalah kesehatan seperti informasi
tentang DBD sebanyak 44% tidak tahu penyakit DBD dan 77% tidak tahu
penanganan penyakit DBD, HIV sebanyak 72% tidak tahu penyakit DBD dan
90% tidak tahu penanganan HIV, TBC sebanyak 46% tidak tahu penyakit
TBC dan 83% tidak tahu penanganan TBC. Selain itu dari pengkajian yang
telah dilakukan didapatkan data berupa beberapa program terkait pelayanan
kesehatan yang telah dilakukan di daerah desa binaan seperti adanya
posyandu balita, posyandu lansia. Dalam lingkup Desa Tambakmulya
terdapat 1 Posyandu Lansia di RW 5, sehingga hal ini dapat mempengaruhi
keaktifan lansia untuk ikut serta pada program Posyandu. Hal ini dikarenakan
kurang efektifnya jarak yang dapat ditempuh oleh lansia dari rumah ke tempat
dilakukannya Posyandu lansia di Desa Tambakmulya. Pada status ekonomi,
sebagian besar masyarakat desa Tambakmulya masih ada yang belum
memiliki premiasuransi kesehatan (BPJS/ KIS). Selain itu dari segi rekreasi
didapatkan data mayoritas masyarakat Desa Tambakmulya memilih untuk
melihat Televisi untuk mengurangi tingkat stres akan tetapi masyarakat Desa
Tambakmulya masih belum memanfaatkan Televisi sebagai sarana informasi
dengan baik. Seperti halnya, masih banyaknya masyarakat menggunakan
televisi sebagai sarana hiburan dibandingkan dengan sarana untuk mencari
informasi, khusunya terkait dengan informasi kesehatan.
B. TOPIK KEGIATAN : pemaparan hasil pengkajian
C. HARI/TANGGAL : 31 Agustus 2017
D. WAKTU : Pukul 10.00 s/d selesai
E. TEMPAT : Balaidesa Tambakmulyo
F. SASARAN : masyarakat desa tambakmulyo
G. TIU :
1. Umum
Masyarakat mampu menyadari tentang data yang ditampilkan agar bisa
terjadi mawas diri dan terbentuknya perilaku kesehatan yang tidak
menyimpang.
2. Khusus
a. Mampu memaparkan hasil pengkajian di Desa Tambakmulya
b. Mampu menentukan masalah keperawatan komunitas di Desa
Tambakmulya
c. Mampu menentukan rencana keperawatan komunitas di Desa
Tambakmulya
d. Mampu mengoptimalkan potensi yang di miliki desa binaan Desa
Tambakmulya
e. Tersusunnya program kegiatan komunitas di Desa Tambakmulya.
H. METODE : ceramah, diskusi, dan tanya jawab
I. MEDIA : laptop, LCD, speaker, print out ppt
J. MATERI : terlampir
K. STRUKTUR PENGORGANISASIAN
1. Penanggung Jawab : Irfanudin Wakhid
2. Ketua : Rizky Fajar Rivai
3. Pelaksana : Seluruh anggota mahasiswa profesi ners
gelombang 1
4. Observer/ fasilitator : Fathulhaq, Rudi Winarto, Ahmad Burhanudin
Lampiran

HASIL PENGKAJIAN

1. Penyakit yang sering di derita oleh keluarga di dapakan hasil pengkajian


untuk batuk, pilek jumlah 124 (47%), hipertensi jumlah 60 (18%), asam aurat
jumlah 39 (11%), reumatik jumlah 38 (8%), gatal dan penyakit kulit jumlah
28 (6%), kencing manis jumlah 2 (1%), stroke jumlah 2 (1%), penyakit yang
tak kunjung sembuh jmlah 0 (0%). Hasil pengkajian dari penyakit yang sering
di derita oleh keluarga yang paling tinggi adalah penyakit batuk, pilek dengan
jumlah 124 (47%) dan hasil paling kecil dari pengkajian penyakit yang
sering di derita oleh keluarga adalah penyakit yang kunjung sembuh dengan
jumlah 0 (0%).
2. Pengkajian keluarga untuk cek tekanan darah terakhir di dapatkan hasil
<140/90 mmHg jumlah 209 (71%), 140-159 mmHg jumlah 54 (19%), 160-
179/100 mmHg jumlah 24 (8%), >180/>100 mmHg jumlah 6 (2%). Hasil
pengkajian untuk cek tekanan darah terakhir keluarga yang paling tinggi
adalah <140/90 mmHg jumlah 209(71%) dan hasil pengkajian yang paling
rendah adalah >180/>100 mmHg jumlah 6 (2%).
3. Pengkajian terkait pengelolaan sampah ternak didapatkan 17% dibiarkan, 3%
ditimbun, 5% ditampung, dan 75% diolah menjadi pupuk.
4. Pengkajian terkait pengelolaan air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-
hari didapatkan 49% ditampung di ember yang terbuka, 21% langsung dari
sumur, 29% ditampung di ember yang tertutup, 1% dipenampungan yang
tidak pernah dikuras.
5. Pengkajian terkait menutup tempat penampungan air didapatkan 47% selalu
menutup penampungan air, 53% tidak pernah menutup penampungan air.
6. Pengkajian terkait mencuci tangan 90% mencuci tangan sebelum makan, 10%
tidak mencuci tangan sebelum makan.
7. Pengkajian terkait memiliki jamban didapatkan 85% memiliki jamban sendiri,
15% tidak memiliki jamban sendiri.
8. Pengkajian keluarga merokok didapatkan 83% merokok, 17% tidak merokok.
9. Pengkajian merokok di dalam rumah didapatkan 78% merokok didalam
rumah, 22% tidak merokok didalam rumah.
10. Pengkajian terkait penyuluhan kesehatan didapatkan 33% pernah ada
penyuluhan kesehatan, 67% tidak pernah ada penyuluhan kesehatan.
11. Pengkajian terkait penyakit DBD didapatkan 44% masuarakat belum
mengetahui tentang DBD, 77% tidak mengetahui penanganan penyakit DBD
12. Pengkajian terkait penyakit HIV didapatkan 28% tahu tentang HIV, 72%
tidak tahu tentang HIV
13. Pengkajian terkait penangana HIV didapatkan 10% tahu tentang penanganan
HIV, 90% tidak tahu penanganan HIV
14. Pengkajian terkait TBC didapatkan sebanyak 46% tidak mengetahui penyakit
TBC
15. Pengkajian posyandu lansia didapatkan 26% terdapat posyandu lansia, 74%
tidak ada posyandu lansia
16. Pengkajian terkait pemeriksaan jumantik didapatkan 91% tidak melakukan
pemeriksaan jumantik

Anda mungkin juga menyukai