RSUD PREMBUN
NIM : A02020048
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Disyahkan
Pada Tanggal :
Mengetahui :
(………………………………) (…………………………….)
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Gagal jantung kongestif merupakan suatu kondisi dimana organ jantung tidak mampu
memompa darah keseluruh tubuh secara adekuat. Gagal jantung merupakan kumpulan
gejala klinis yang diakibatkan kelainan fungsional ataupun struktural jantung yang
menyebabkan ketidakmampuan pengisian ventrikel serta ejeksi darah ke seluruh tubuh
[ CITATION End18 \l 1057 ]
Tanda dan gejala gagal jantung akan mulai terlihat atau dirasakan oleh penderita pada
saat jantung sudah tidak mampu lagi mengeluarkan CO yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Prevalensi gagal jantung meningkat seiring bertambahnya usia
seseorang, terjadi sekitar 8% pada lansia yang berusia lebih dari 65 tahun. Prevalensi gagal
jantung pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang berusia lebih dari 80
tahun
B. Etiologi
Penyebab CHF adalah fenomena otot jantung tegang, tekanan darah tinggi,
kardiomiopati, penyakit katup jantung, aritmia jantung (ritme jantung abnormal), anemia,
dan terlalu banyak cairan tubuh, kondisi sistemik
Kardiomiopati merupakan kelainan pada otot jantung, yang menyebabkan jantung
menjadi menebal, tidak kuat untuk berkontraksi (lemas), serta kaku. Kardiomiopati dibagi
menjadi 3 jenis yaitu dilatasi, hipertrofik, dan restriktif. Kardiomiopati dilatasi
menyebabkan nekrosis seluler difus, kekuatan ventrikel untuk memompa darah keseluruh
tubuh menurun (kegagalan sistolik). Kardiomiopati dilatasi dapat bersifat idiopatik atau
karena proses inflamasi, seperti miokarditis, akibat kehamilan, atau dari agen sitotoksik
(alkohol). Kardiomiopati hipertrofik dan restriktif menyebabkan penurunan pengisian
ventrikel (kegagalan diastolik).
Hipertensi sistemik atau pulmonal meningkatkan afterload sehingga beban kerja
jantung meningkat, pada waktu lama akan menyebabkan hipertrofi otot miokard. Hal ini
dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi dengan meningkatkan kontraktilitas otot
jantung.
Gangguan katup jantung juga merupakan penyebab gagal jantung. Adanya kelainan
katup jantung akan meningkatkan kekuatan pompa jantung melawan tekanan agar darah
dapat dipompakan secara optimal, disebut sebagai gagal jantung diastolik.
Beberapa kondisi sistemik berkontribusi pada perkembangan dan keparahan gagal
jantung, termasuk peningkatan laju metabolisme (misalnya, demam, tirotoksikosis),
kelebihan zat besi (hemokromatosis), hipoksia, dan anemia (hematokrit serum kurang dari
25%). Kondisi tersebut memerlukan peningkatan CO untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
C. Manifestasi Klinik
Berikut merupakan manifestasi klinis berdasarkan jenis gagal jantung:
1. Gagal jantung kiri (Stadium awal)
a) Dispnea, disebabkan oleh kongesti pulmonal
b) Ortopnea, darah didistribusikan kembali dari kaki ke sirkulasi sentral saat pasien
berbaring
c) Paroksismal nokturnal dispnea, reabsorbsi cairan intersisial ketika berbaring dan
menurunnya simulasi simpastis saat tidur
d) Batuk tidak berdahak, berhubungan dengan kongestif paru
e) Lemas mudah lelah Gelisah dan bingung karena penurunan Co
f) Kulit teraba dingin dan pucat, karena adanya vasokonstriksi perifer
2. Gagal jantung kanan
a) Peningkatan JVP karena bendungan vena
b) Refluks hepatojugular positif dan adanya hepatomegali karena kongestif vena
c) Nyeri abdomen kuadran kanan atas, karena pembengkakan hepar
d) Anoreksia, rasa penuh pada abdomen dan nausea karena kongestif hati dan saluran
cerna
e) Peningkatan BB karena retensi sodium dan air
f) Edema berhubungan dengan kelebihan volume cairan
g) Asites atau edema anasarka, karena retensi cairan
D. Pantofisiologi
Spenonemegali Hepatomegali
Dx 1. Hipervolemia
E. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pada pasien dengan gagal
jantung adalah seperti berikut:
a) Intoleransi aktivitas (atau risiko intoleransi aktivitas) berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen karena penurunan CO
(cardiac-output)
b) Kelebihan volume cairan/ hipervolemia berhubungan dengan kelebihan cairan atau
asupan natrium dan retensi cairan karena gagal jantung dan terapi medisnya
c) Resiko penurunan perfusi jaringan serebral
d) Pola nafas tidak efektif
e) Bersihan jalan nafas tidak efektif
f) Gangguan integritas kulit
g) Nutrisi kurang dari kebutuhan
h) Nyeri akut
F. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Intervensi
Hipervolemia Manajemen hipervolemia
Observasi :
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hemokonsentrasi (berat jenis urin)
- Monitor kecepatan infus secara ketat
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Usia : 77 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Prembun Kebumen
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal Masuk : 4 Desember 2021
Tanggal Pekajian : 5 Desember 2021
Dx medis : CHF
C. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama : Badan Lemas Sesak
2. Riwayat Kesehatan Sekarang: Ny S datang ke IGD pada tanggal 4 Desember 2021 dengan
keluhan badan lemas, sesak, pasien merasa BB naik 3 kg dalam 5, BAB hitam lembek
sejak 2 hari disertai mual mual dengan keadaan umum cukup, TD 125/67 mmHg, N
88x/mnt, RR 22x/mnt, S 36oC, SpO2 100%. Lalu saat dilakukan pengkajian tanggal 5
Desember pasien mengatakan masih lemas rebahan saja di tempat tidur dan terlihat
pasien mengenakan Nasal Kanul 3 lpm, terdapat pembengkakan bagian ekstremitas atas
dan bawah, vena jugularis terlihat meningkat
3. Riwayat penyakit dahulu: -
4. Riwayat kesehatan Keluarga: Keluarga pasien tidak pernah mengalami hal yang sama
5. Genogram
Keterangan :
Laki laki
Perempuan
Tinggal 1 rumah
Pasien
1. Pola bernafas
a) Sebelum sakit: Klien mengatakan bernafas normal dan tidak sesak nafas/tidak
batuk
b) Saat sakit : Klien mengalami sesak nafas RR 28x/menit. Klien menggunakan alat
bantu pernafasan
2. Nutrisi
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3x/hari (porsi makan habis), jenis lauk
pauk, sayur, daging dan minum kurang dari 8 gelas/hari serta
makanan ringan.
b) Saat sakit : Klien mengatakan tidak nafsu makan sesuai diet rumah sakit
3. Eliminasi
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan BAK 3x/hari dengan warna urin bening dan
BAB 2x/hari.
b) Saat sakit : Klien mengatakan BAB sekali hitam lembek, dan BAK 2x/hari
4. Pola aktivitas
5. Pola istirahat
6. Pola berpakaian
a) Sebelum sakit: Klien mengatakan sebelum sakit klien merasa aman dan nyaman
b) Saat sakit : klen mengatakan tidak nyaman karena sakit.
a) Sebelum sakit: Klien mengatakan saat dingin mengenakan pakaian tebal/selimut dan
saat panas pasien mengenakan pakaian tipis.
b) Saat sakit : Klien mengenakan pakaian longgar
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 1-2x/hari dan keramas
2x/minggu.
b) Saat sakit : Klien mengatakan hanya diseka keluarga
11. Beribadah
13. Bermain
14. Belajar
Pemeriksaan Fisik
- Jantung
Inspeksi : Icus Cordis terlihat Intracosta ke 4
Palpasi : Icus cordis teraba kanan dan kiri
Perkusi : pekak di ics 3 parasternal dextra sampai ics 6 mid klavikula
Auskultasi : suara di s1/s2 irreguler murmur
- Abdomen
PROGRAM TERAPI
- Spironolactone 1x100mg
- Busmin 2x1
- Inj Furosemid 1@/12jam
- Inj Pantoprazole 1@/24jam
- Inj As.tranex 500mg/8jam
- Inj Ceftriaxone 1gr/12jam
- Nasal Kanul 2-5lpm
- Nacl 10tpm
ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. Data Subyektif : Gangguan Hipervolemia
mekanisme regulasi
- Pasien mengeluh lemas dan sesak
- Pasien gelisah merasa tidak nyaman
- Sesak saat terlentang tetapi posisi
pasien lemas
- Tidak bisa tidur karena sesak
Data Obyektif :
Data Obyektif:
- Penggunaan otot bantu pernafasan
- RR 22x/menit dengan bantuan
oksigen nasal kanul 3lpm
- SpO2 100%
Data Obyektif :
Diagnosa Keperawatan
1. Hipervolemia b.d Gangguan mekanisme regulasi
2. Pola nafas Tidak Efektif b.d Gangguan upaya nafas
3. Intoleransi aktivitas b.d Kelemahan
Intervensi Keperawatan
Hari/tgl/jam Dx Kriteria Hasil Intervensi
Minggu,5 1 Setelah melakukan tindakan keperawatan Observasi :
Desember selama 3x24 jam diharapkan masalah - Monitor intake dan output
2021 cairan
keperawatan teratasi dengn kriteria hasil:
07.00 - Monitor tanda
hemokonsentrasi (berat jenis
Indicator Awal Target urin)
Asupan Cairan 3 5 - Monitor kecepatan infus
Haluaran Urin 2 5 secara ketat
Edema 3 4
Terapeutik :
Tekanan darah 2 5
- Timbang bb setiap hari
- Batasi asupan cairan dan
garam
- Tinggikan kepala/posisi semi
fowler
Edukasi :
- Anjurkan melapor jika
haluaran urin < 0,5mLkg/j
- Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran
cairan
- Ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi :
Implementasi Keperawatan
Hari/tgl/jam Dx Implementasi Respon Pasien
Minggu, 5 1 - Mengobservasi keadaan umum - Pasien lemas dan terasa sesak
Desember pasien - Pasien ikut memperhatikan
2021 - Memonitor intake dan output pasien
- Monitor kecepatan tetesan infus - Pasien kooperatif
07.00
- Memposisikan pasien senyaman
mungkin - Pola nafas dengan hasil sop
2 baik pasien terpasang nasal
- Memonitor pola nafas pasien kanul
- Pasien kooperatif
- Membatasi asupan cairan dan garam - Pasien masih lemas, jadi pasien
pada pasien merasa Bbnya nambah
- Pasien makan hanya yang diberi
3 - Memberikan pasien terapi injeksi dari RS
dan oral
- Pasien menerima
- Tanyakan hambatan pasien untuk
melakukan aktivitas
- Pasien lebih memilih rebahan
- Anjurkan pasien agar latihan duduk saja karena lemas
2
15.00 - Mengedukasi pasien jika dilatih - Pasien belum mau
untuk sedikit bergerak
20.00 - Pasien mendengarkan dan akan
- Mengobservasi keadaan umum sedikit sedikit melakukan
pasien
- Pasien mendingan sakit diperut
- Anjurkan pasien tetap rileks sedikit berkurang
06.00 - TD : 148/77mmHg, N:
- Mengukur TTV 104x/mnt, RR:19, SpO2; 98%
dengan Nasal kanul 3lpm
- Membatasi asupan cairan dan garam - Pasien makan hanya yang diberi
pada pasien dari RS
Evaluasi Keperawatan
Hari/tgl/jam dx SOAP Ttd
Minggu, 5 1 S : Pasien mengeluh sesak lemas mengatakan sakit perut, Rani
Desember perut kembung Puspitasari
2021
O : Pasien tampak tidur, terdapat pembengkakan pada area
08.00 ekstremitas, terlihat vena jugularis meningkat,bunyi nafas
tambahan
P:
- Timbang bb setiap hari
- Batasi asupan cairan dan garam
- Tinggikan kepala/posisi semi fowler
- Memasang oksigen
- Memposisikan pasien nyaman
- TD : 141/73 mmHg
- N ; 86 x/menit
- S : 36,8°C
- RR : 20x/ menit
A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi untuk lebih rileks dan mengurangi
aktivitas diluar
P:
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor kecepatan infus secara ketat
- Tinggikan kepala/posisi semi fowler
P:
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor kecepatan infus secara ketat
- Tinggikan kepala/posisi semi fowler
- Berikan terapi injeksi obat
- TD : 148/77 mmHg
- N ; 104 x/menit
- S : 36°C
- RR : 20x/ menit
A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi