2015 KRONIK]
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Tema
Sasaran
Hari/tanggal
Waktu
: (15 menit)
Tempat
A. Latar Belakang
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Gangguan telinga yang
paling sering adalah infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak
dan juga pada orang dewasa (Soepardi, 1998). Otitis media juga merupakan salah
satu penyakit langganan anak. Prevalensi terjadinya otitis media di seluruh dunia
untuk usia 10 tahun sekitar 62 % sedangkan anak-anak berusia 3 tahun sekitar 83
%. Di Amerika Serikat, diperkirakan 75 % anak mengalami minimal 1 episode
otitis media sebelum usia 3 tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya
3 kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25 % anak mengalami minimal 1 episode
sebelum usia 10 tahun ( Abidin, 2009. Di negara tersebut otitis media paling
sering terjadi pada usia 3-6 tahun
Otitis media kronik adalah keradangan kronik yang mengenai mukosa dan
struktur tulang di dalam kavum timpani. Otitis media kronik dalam masyarakat
Indonesia dikenal dengan istilah ini merupakan penyakit yang biasa yang nantinya
akan sembuh sendiri. Penyakit ini pada umumnya tidak memberikan rasa sakit
kecuali apabila sudah terjadi komplikasi congek, teleran atau telinga berair.
1 of 18
memahami tentang definisi Otitis Media Kronik, gejala Otitis media kronik,
penyebab otitis media kronik, pengobatan otitis media kronik, serta pencegahan
otitis media kronik.
3.
TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga dapat:
1. Menyampaikan atau menyebutkan definisi otitis media kronik.
2. Menyebutkan gejala-gejala otitis media kronik serta identivikasi.
3. Menyebutkan penyebab otitis media kronik.
4. Menyebutkan cara memberikan obat/penatalaksanaan dan bagaimana cara
pencegahanya
B. Pokok Bahasan
otitis media kronik
2 of 18
b.
c.
d.
D. Metode
1.
Ceramah
2.
Media
: leaflet
G. Proses Pelaksanaan
No.
1.
Kegiatan Penyaji
Memberi salam
Kegiatan Audien
Menjawab salam
(5 menit)
Memperkenalkan
Mendengarkan dan
memperhatikan
pembimbing
Melakukan kontrak
Menyepakati
waktu
Menjelaskan tujuan
kontrak
Memperhatikan
Kegiatan
diberikan
Menggali
(5 menit)
dan mendengarkan
pengetahuan audien
Menanggapi dan
menjelaskan
Memberikan
reinforcement positif
Menjelaskan
Memperhatikan
dan mendengarkan
pengertian otitis
Memperhatikan
dan mendengarkan
media kronik.
Menjelaskan
penyebab otitis media
Memperhatikan
dan mendengarkan
kronik.
3 of 18
Menjelaskan tanda
Memperhatikan
dan mendengarkan
media kronik.
Menjelaskan macam
Memperhatikan
dan mendengarkan
kronik.
Memberi kesempatan
audien untuk
Memberikan
pertanyaan
bertanya
Memberikan
reinforcement positif
Memberikan
Memperhatikan
dan mendengarkan
kesempatan pada
Memberikan
jawaban
Memberikan
reinforcement positif
Memperhatikan
dan mendengarkan
dan meluruskan
konsep
Meminta masukan
Memperhatikan
dan mendengarkan
dari pembimbing
akademik dan atau
3.
Penutup
pembimbing klinik
Evaluasi validasi
(5 menit)
Menyimpulkan
bersama-sama
Mengucapkan terima
kasih
Mengucapkan salam
Menyimak
Memperhatikan
dan mendengarkan
Memperhatikan
dan mendengarkan
Menjawab salam
F. Pengorganisasian
a.
Penyaji
: Novitasari
4 of 18
Moderator
c.
1.
b.
b.
c.
d.
Uraian Tugas
Moderator
-
dengan audien
Menyampaikan kontrak waktu
Merangkum semua audien sesuai kontrak
Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
Menganalisis penyajian
Penyaji
-
Fasilitator
-
awal acara.
Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada
Observer
-
e.
J.
Pembimbing
- Memberikan arahan dan masukan terhadap kelancaran penyuluhan.
- Mengevaluasi laporan dari observer.
Setting Tempat
5 of 18
Keterangan:
Penyaji
Moderator
Observer/fasilitator
Pembimbing
Pasien
Keluarga pasien
K. Evaluasi
Evaluasi akan dilakukan adalah:
1.
Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak dengan peserta pada H-1, diulangi kontrak pada hari H.
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.
d. Pasien dan keluarga 10 orang ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang
disepakati.
2.
Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang latihan
batuk efektif, tentang definisi batuk efektif, tujuan batuk efektif, teknik batuk
efektif dan mampu memperagakan cara batuk efektif.
3.
Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit peserta mampu
a. 80% sasaran mampu menyebutkan pengertian batuk efektif dengan benar
b. 60% sasaran mampu menjelaskan tujuan batuk efektif
c. 60% sasaram mampu menjelaskan teknik batuk efektif dengan benar
d. 60% sasaran mampu mendemonstrasikan batuk efektif
6 of 18
Lampiran Materi
2.1
Definisi
OTITIS MEDIA KRONIK
Otitis Media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel sel mastoid.Gangguan telinga
yang paling sering adalah eksterna dan media. Sering terjadi pada anak anak dan
juga pada orang dewasa. (Adam,George L.1997).
Otitis Media Purulenta Kronis (OMPK) adalah infeksi kronis di telinga
tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret kental/purulen yang keluar
dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul,dan gangguan pendengaran.
7 of 18
Etiologi
Otitis media kronis terjadi akibat adanya lubang pada gendang telinga
8 of 18
9 of 18
Klasifikasi
10 of
18
11 of
18
12 of
18
Manifestasi Klinis
13 of
18
Kelumpuhan wajah
Infeksi otak.
Otore terus menerus atau hilang timbul. Pada tipe jinak sekrat encer atau
mukopurulen, tidak berbau. Pada tipe bahay sekret kental, kadang-kadang
menggumpal berwarna abu-abu kekuningan, bercampur darah atau purulen dan
berbau busuk.
Gangguan pendengaran, dapat berupa tuli konduksi, tuli syaraf atau tuli
campuran. Tuli dapat ringan atau berat tergantung dari patologi yang terjadi.
Penurunan pendengaran terjadi akibat : (a) sekret yang menumpuk dalam liang
telinga luar, (b). Perforasi membran timpani, (c). Kerusakan tulang pendengaran,
(d). Kerusakan labirin
Perubahan pada mukosa telinga tengah dapat berupa :
14 of
18
Metaplasi, mukosa kavum timpani mengalami perubahan dari sel kuboit menjadi
sel epitel dan dapat terbentuk kolesteatoma.
Perubahan pada tulang dapat berupa osteitis, osteomielitis, destruksi atau nekrosis.
Vertigo, terjadi apabila telah terjadi komplikasi labirintitis.
Nyeri, akibat sekret yang tidak dapat mengalir keluar atau akibat komplikasi.
Terjadi abses atau fistel dibelakang telinga (Retro Aurikuler).
2.6
Pemeriksaan Penunjang
15 of
18
Mastoiditis sederhana
Mastoidektomi radikal
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (Operasi Bondy)
Miringioplasti
Timpanoplasti
Timpanoplasti dengan pendekatan ganda
Komplikasi
a. Komplikasi Intratemporal
Perforasi membran timpani
Mastoiditis akut
Parese nervus fasialis
Labrinitis
Petrositis
b. Komplikasi Ekstratemporal
Abses subperiosteal
c. Komplikasi Intrakranial
Abses otak
Tromboflebitis
Hidrocepalus otikus
Empiema subdural/ ekstradural
16 of
18
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, S. (2001). Buku ajar keperawtan medikal bedah. Jakarta: EGC.
Perry & Potter. Funamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kowalak , J. (2011). Buku ajar patofisiologi. Jakarta: EGC.
Rab, T. (2010). Ilmu penyakit paru. Jakarta: TIM.
Tamsuri, A. (2008). Asuhan keperawatan klien gangguan pernafasan. Jakarta:
EGC.
17 of
18