BAB I : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Maksud Dan Tujuan Spm
c. Prinsip-Prinsip Spm
d. Pengertian Spm
e. Landasan Hukum
f. Sistematika Penyajian
g. Metodologi Penyajian
BAB V PENUTUP
Lampiran
Lampiran 1 Standar Pelayanan Minimal Kesehatan
Lampiran 2 Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Kabupaten Kuantan
Singingi
Lampiran 3 Pencapaian Spm Puskesmas 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limp, taufik dan hidayah-Nya sehingga Pelaksanaan
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan Pusat Kesehatan Masyarakat Gunung Toar
Gunung Toar Tahun 2018 ini memuat berbagai laporan dan informasi tentang : Uraian pencapaian
SPM. Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung tersusunnya laporan Standar
Pelayanan Minimal Pusat Kesehatan Masyarakat Gunung Toar kami mengucapkan banyak terima
Semoga laporan Penyusunan Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan Pusat Kesehatan
Masyarakat Gunung Toar dapat bermanfaat dalam rangka penerapan PPK – BLUD di Pusat
Kesehatan Masyarakat Gunung Toar untuk mecapai dan meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas.
A. Latar Belakang
Fungsi utama pemerintah daerah adalah penyediaan pelayanan public bagi
masyarakat daerah bersangkutan. Oleh sebab itu optimalisasi pelayanan public yang
efisien dan efektif menjadi perhatian utama pemerintah daerah agar dapat
menyajikan pelayanan public yang prima bagi masyarakat.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk
mendorong pemerintah daerah melakukan pelayanan public yang tepat bagi
masyarakat, dan sekaligus mendorong masyarakat untuk melakukan control terhadap
kinerja pemerintah di bidang pelayanan public.
Perubahan paradigm penyelenggaraan pemerintah daerah, dari sentralisasi ke
desentralisasi, dari terpusatnya kekuasaan pada pemerintah daerah (eksekutif) ke
power sharing antara eksekutif dan legislative daerah, harus disikapi dengan
mengubah manajemen pemerintahan daerah. Dari sisi manajemen public, juga terjadi
perubahan nilai yang semula menganut proses manajemen public, juga terjadi
perubahan nilai yang semula menganut proses manajemen yang berorientasi kepada
kepentingan internal organisasi pemerintahan ke kepentingan eksternal disertai
dengan peningkatan pelayanan dan pendelegasian sebagian tugas pelayanan public
dari pemerintah ke masyarakat.
Demikian juga sebagai konsekuensi reformasi, manajemen publik juga harus beralih
orientasi dari orientasi lama yang menekankan pada proses “tindakan administrasi”
yang meliputi kegiatan:perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penempatan pegawai (staffing), pengarahan (directing), pengawasan (controlling),
pengaturan (regulating), dan penganggaran (budgeting) ke orientasi baru yang
menekankan pada proses “pembuatan kebijakan dan tindakan pelaksanaan” yang
meliputi kegiatan : analisis kebijakan (policy analysis), manajemen keuangan
(financial management), manajemen sumber daya manusia (human resources
management), manajemen informasi (information management), dan hubungan
keluar (external relation).
Semua perubahan di atas harus diantisipasi oleh semua pelaksana pemerintahan,
terutama Kepala Daerah. Dengan adanya orientasi baru dalam majemen public
tersebut, maka pemerintah daerah tidak saja dituntut akuntabilitasnya ke dalam tetapi
justru keluar (masyarakat).
Melalui akuntabilitas public, pemerintah akan dipantau dan dievaluasi kinerjanya
oleh masyarakat. Pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pemrintah daerah akan
lebih mudah jika pemerintah daerah sudah membuat indicator dan target – target
yang disusun dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM yang telah tersusun
akan menjadi pedoman bagi kedua belah pihak, pemerintah daerah maupun
masyarakat.
Bagi pemerintah, daerah SPM dijadikan pedoman dalam melakukan pelayanan
public, sedangkan bagi masyarakat SPM merupakan pedoman untuk memantau dan
mengukur kinerja pemerintah daerah. Standar pelayanan minimal atau biasa
disingkat SPM adalah standar pelayanan minimal yang harus didapatkan oleh
masyarakat dan menjadi program yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan
pelaksanaannya diwajibkan kepada pemerintah daerah sesuai dengan sumber daya
dan kemampuan daerah.
Undang – Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah menetapkan
bidang kesehatan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten /
Kota.
Peraturan Pemerintah nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal maka untuk menjamin terselenggaranya
urusan wajib daerah yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar kepada warga
Negara perlu ditetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Juknis SPM
Depkes RI).
Selanjutnya Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
pasal 4 menyebutkan bahwa penentuan jenis pelayanan dasar yang berpedoman pada
SPM mengacu pada kriteria :
1. Merupakan bagian dari pelaksanaan urusan wajib;
2. Merupakan pelayanan yang sangat mendasar yang berhak diperoleh setiap warga
secara minimal sehingga dijamin ketersediaannya oleh internasional yang sudah
diratifikasi, tanpa memandang latar belakang pendapatan, social, ekonomi dan
politik warga;
3. Didukung dengan data dan informasi terbaru yang lengkap secara nasional serta
latar belakang pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan pelayanan dasar sebagaimana dimaksud pada huruf b, dengan
berbagai implikasinya, termasuk implikasi kelembagaan dan pembiayaannya; dan
4. Terutama yang tidak menghasilkan keuntungan materi.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 31 ayat (2)
menyebutkan bahwa belanja penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang
diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,
fasilitas social dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan system
jaminan social.
Untuk itu, sesuai dengan amanat peraturan Perundang – undangan kesehatan
merupakan suatu organisasi / Instansi yang melakukan fungsi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan mengacu kepada Standar Pelayanan
Minimal.
D. Pengertian SPM
1. Pengertian Secara Umum
1) Puskesmas adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan masyarakat dan pelayanan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat, rawat jalan, gawat darurat dan
rawat inap.
2) Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
3) Standar Pelayanan Minimal yaitu ; tolok ukur kinerja dalam menentukan
capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah
4) Indikator kinerja yaitu; variable yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan dan status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Penentuan Indikator SPM harus
dapat menggambarkan:
(1) Tingkat atau besaran sumber daya yang digunakan, seperti sarana dan
prasarana, dana dan personil
(2) Tahapan yang digunakan, termasuk upaya pengukurannya, seperti
program atau kegiatan yang dilakukan, mencakup waktu, lokasi,
pembiayaan, penetapan, pengelolaan dan keluaran, hasil dan dampak
(3) Wujud pencapaian kinerja, meliputi pelayanan yang diberikan, persepsi,
dan perubahan perilaku masyarakat.
(4) Tingkat kemanfaatan yang dirasakan sebagai nilai tambah, termasuk
kualitas hidup, kepuasan konsumen atau masyarakat, dunia usaha,
pemerintah dan pemerintahan daerah; dan
(5) Keterkaitannya dengan keberadaan system informasi, pelaporan dan
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menjamin
pencapaian SPM dapat dipantau dan dievaluasi oleh pemerintah secara
berkelanjutan.
2. Pengertian Secara Khusus
1) Dimensi kinerja adalah dimensi-dimensi yang digunakan sebagai dasar
penyusunan standar pelayanan minimal yang meliputi: akses, efektifitas,
efisiensi,keselamatan/keamanan, kenyamanan, kesinambungan pelayanan,
kompetensi tehnis, dan hubungan antar manusia;
2) Indikator adalah latar belakang / alas an mengapa suatu kinerja tersebut perlu
diukur;
3) Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indicator;
4) Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber
data untuk tiap indicator tersedia;
5) Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indicator
kinerja yang dikumpulkan;
6) Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus
indicator kinerja;
7) Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus
indicator kinerja;
8) Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan bisa dicapai;
9) Sumber data adalah sumber bahan nyata/ keterangan yang dapat dijadikan
dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan
10) Indikator kerja SPM Bidang Kesehatan adalah tolak ukur prestasi kualitatif dan
kuantitatif di bidang kesehatan yang digunakan untuk menggambarkan besaran
sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM bidang kesehatan berupa
masukan, proses, hasil dan manfaat pelayanan kesehatan.
11) Batas waktu pencapaian adalah batas waktu yang dibutuhkan mencapai target
(nilai) indicator SPM secara bertahap yang ditentukan untuk mencapai SPM
daerah kab/kota.
12) Langkah kegiatan adalah tahap yang harus dilaksanakan untuk memenuhi
capaian indicator SPM sesuai situasi dan kondisi kemampuan keuangan
pemerintah Kab/Kota.
13) Kurun waktu adalah kurun/waktu dalam pelaksanaan kegiatan periode 1 (satu)
Tahun
14) Satuan kerja atau Lembaga penanggung jawab adalah lembaga di daerah yang
bertanggung jawab dalam penerapan SPM. Penentuan Satuan Perangkat Kerja
Daerah (SKPD) ini harus mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi,
kualifikasi dan kompetensi sumber daya SKPD yang bersangkutan.
15) Kemampuan dan potensi daerah adalah kondisi keuangan daerah seperti PAD,
DAU dan DAK serta sumber daya yang dimiliki daerah untuk
menyelenggarakan urusan wajib pemerintah daerah dan dalam rangka
pembelanjaan untuk membiayai penerapan SPM.
16) Rencana pencapaian SPM adalah target pencapaian SPM yang dituangkan
dalam dokumen perencanaan daerah yang dijabarkan pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), RKPD, Renstra SKPD,
dan Renja SKPD untuk digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan biaya
dalam penyelenggaraan pelayanan dasar.
17) Analisis kemampuan dan potensi daerah terkait data dan informasi menyangkut
kapasitas dan sumber daya yang dimiliki daerah.
18) Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya berisi satu
atau lebih kegiatan SKPD dalam bentuk upaya yang bersisi satu atau lebih
kegiatan yang menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai
hasil yang sesuai dengan misi SKPD.
19) Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih
unit kerja SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
program yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik
yang berupa personal (sumber daya manusia), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau ke semua jenis
sumber daya tersebut. Sebagai masukan input untuk menghasilkan keluaran
(Output) dalam bentuk barang / jasa.
E. Landasan Hukum
1. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
2. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang – undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. Peraturan Pemerintah republic Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
6. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang
pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
741/Menkes/PER/VII/2008 Tentang standar Pelayanan Minimal Puskesmas
11. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 Tahun 2004
tentang akuntabilitas Pelayanan Publik;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan dasar Puskesmas
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah
dirubah dengen Permedagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum Daerah (BLUD).
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang petunjuk Teknis
Penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
16. Peraturan Pemerintah no.65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
penerapan SPM.
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri no 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan SPM.
18. Permendagri No 79 Tahun 2007 selanjutnya mengatur tentang Rencana
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
19. Peraturan Menteri Kesehatan No 741/MENKES/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di kab/Kota.
20. SK Menkes No.828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kab/Kota.
F. Sistematika Penyajian
Dalam sistematika penyajian Standar pelayanan Minimal Puskesmas Gunung Toar
antara lain sebagai berikut :
1. Pengantar
2. Daftar isi
3. Bab I : pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Maksud dan tujuan
c. Prinsip-prinsip
d. Pengertian
e. Landasan Hukum
f. Sistematika Penyajian
g. Metodologi Penyajian
4. Bab II : Standar Pelayanan Minimal
a. Jenis Pelayanan
b. Standar Pelayanan Minimal
5. Bab III : Rencana Pencapaian
a. Rencana pencapaian target SPM
b. Program Pencapaian SPM
6. Bab IV : Sistem Akuntabilitas Kinerja
a. Rencana strategis dan pengangguran SPM
b. Monitoring dan pengawasan pelaksanaan SPM
c. Pengkuran capaian kinerja dan evaluasi kinerja
7. Penutup
8. Lampiran
a. Indikator dan standar setiap jenis pelayanan
b. Uraian standar Pelayanan Minimal
G. Metodologi Penyusunan
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal ini berdasarkan literature – literature yang
ada dan metode deskriptif yaitu pengamatan secara empiris. Sedangkan teknik
pengumpulan data menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan bulanan,
atau dokumen dan survey.
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. JENIS PELAYANAN
Jenis – jenis pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas meliputi :
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 741/MENKES/PER/VII/2008,
tentang Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan, dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor : 128/MENKES/PER/VII/2008, tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas, cakupan pelayanan kesehatan yang menjadi tugas Puskesmas mencakup
Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan Perorangan yang terdiri
dari program sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Program)
1) Kesehatan Masyarakat (Program) meliputi :Basix Six Puskesmas
(1) Promosi Kesehatan
(2) Kesehatan Lingkungan
(3) Kesehatan Keluarga
(4) Gizi
(5) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
(6) Pengobatan
2. Pelayanan Kesehatan Perorangan yang terdiri dari :
1) Pelayanan Dalam Gedung
(1) Poli Umum
(2) Poli Gigi
(3) Poli KIA/KB
(4) Gizi
(5) Labboratorium
(6) Farmasi
2) Pelayanan Penunjang Non Medik
(1) IPAL
(2) Pemusnahan sampah medis (Incenerator)
(3) Sanitasi
3. Pelayanan Administrasi
1) Rekam medik
2) Administrasi dan Keuangan
B. Standar Pelayanan Minimal, Indikator dan Standar
Puskesmas Gunung Toar merupakan salah satu Puskesmas rawat jalan di Kabupaten
Kuantan Singingi. Dengan melihat segala sarana dan prasarana Puskesmas, SDM
yang ada, kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi,
dan factor lainnya yang relevan, standar pelayanan minimal dan batas waktu
pencapaiannya ditetapkan dalan Standar Pelayanan Minimal dengan seluruh jenis
pelayanan, indicator dan standar pelayanannya dijabarkan sebagai berikut :
1. Kabupaten / Kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai SPM Kesehatan
2. SPM Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkaitan dengan pelayanan
kesehatan yang meliputi jenis pelayanan beserta indicator kinerja dan target Tahun
2015:
WAKTU
N JENIS N TARG PENCAPAI PENCA
INDIKATOR
O PELAYANAN O ET AN 2014 PAIAN
SPM
1 Upaya
Kesehatan Ibu 1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 100% 100,5% 1 Tahun
dan Anak
serta KB
2 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 95,9% 102,6% 1 Tahun
3 Upaya
Pencegahan PENCEGAHAN PENYAKIT
Penyakit dan
pemberantasa
n penyakit 1 Desa/Kelurahan UCI 100% 100% 1 Tahun
PEMBERANTASAN PENYAKIT
50 per
100.00
Angka kesakitan DBD per 100.000
10 0 21,0% 2 Tahun
penduduk
pendu
duk
7 Upaya 1
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
Kesehatan 100% 100% 1 Tahun
dan setingkat
Sekolah
2
Pembentukan dokter kecil tingkat SD 50% 64,89% 1 Tahun
3
Cakupan pelayanan kesehatan remaja 100% 80% 1 Tahun
9 Upaya
Pengobatan Rawat jalan
belum
3 Kepuasan pelanggan internal 80% 1 Tahun
diukur
7 Ketersediaan pelayanan:
Klinik umum 1 unit 1 unit
3 Tahun
Klinik Gigi 1 unit 1 unit
Klinik KIA/ KB 1 unit 1 unit
8 Jam buka pelayanan
Senin – Kamis: Jam 08.00 s/d 13.00 WIB 100 % 90 %
3 Tahun
Jumat : Jam 08.00 s/d 11.00WIB 100 % 90 %
Sabtu : Jam 08.00 s/d 12.00 WIB 100 % 85%
9 Waktu tunggu di rawat jalan ≤ 30
menit 35 menit 3 Tahun
BATAS
N JENIS N TARG PENCAPAI WAKTU
INDIKATOR
O PELAYANAN O ET AN 2014 PENCA
PAIAN
1 Upaya
Kesehatan
1 Cakupan desa binaan UKGM 10% 10% 1 Tahun
Gigi dan
Mulut
2 Upaya
pelayanan
Cakupan pelayanan kesehatan tradisional
kesehatan 1 10 % 10 % 1 Tahun
komplementer
tradisional
komplementer
3 Upaya Cakupan pelayanan kesehatan olahraga
pelayanan
1 10 % 10 % 3 Tahun
kesehatan
olahraga
4
Upaya 1 Cakupan pelayanan kesehatan pendengaran 80 % 80 % 3 Tahun
pelayanan
kesehatan
indera 2 Penemuan penderita mata katarak 80 % 80 % 3 Tahun
5
Upaya 1 Puskesmas santun lansia 80 % 80 % 1 Tahun
pelayanan
kesehatan
lansia 2 Posyandu lansia 10 % 10 % 3 Tahun
6 Upaya 1
pelayanan Cakupan pelayanan kesehatan kerja pada
10 % 10 % 3 Tahun
kesehatan pekerja formal
kerja
7 Upaya Rawat Inap Tingkat Pertama
Pelayanan
Rawat Inap
1 Cakupan rawat inap 1,50% 1,50% 1 Tahun
BATAS
N JENIS N TARG PENCAPAI WAKTU
INDIKATOR
O PELAYANAN O ET AN 2014 PENCA
PAIAN
1 Upaya
Tangg
pencatatan Tepat waktu pelaporan Tanggal
al
dan pelaporan
Tingkat
Puskesmas Laporan pelayanan promosi kesehatan
1 5 5 1 Tahun
(SP2TP) termasuk UKS
2 Laporan pelayanan kesehatan lingkungan 5 5 1 Tahun
Laporan pelayanan KIA-KB yang bersifat
3 5 5 1 Tahun
UKM
5 5 1 Tahun
Upaya
Farmasi 1 Ketersediaan obat sesuai kebutuhan 90% 90% 1 Tahun
10men
5 Waktu tunggu pelayanan obat jadi 10menit 1 Tahun
it
20
6 Waktu tunggu pelayanan obat racikan 20 menit 1 Tahun
menit
15
2 Spesiemen darah malaria 15 menit 1 Tahun
menit
10
3 Hb sahli 10 menit 1 Tahun
menit
15
4 Spesiemen faeces cacing 15 menit 1 Tahun
menit
5
5 Gula darah kapiler 5 menit 1 Tahun
menit
10
6 Spesimen urine 10 menit 1 Tahun
menit
7 Cholesterol darah kapiler 5 5 menit 1 Tahun
menit
5
8 Uric acid darah kapiler 5 menit 1 Tahun
menit
5
6 waktu tunggu pasien di rawat jalan 5 menit 1 Tahun
menit
5
Tahun 5 Tahun
8 Tata kelola rekam medis 1 Tahun
(100% (100%)
)
DEFINISI OPERASIONAL SPM PUSKESMAS KESESI I
URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
UNIT KERJA BLUD PUSKESMAS
Indikator-4: Cakupan bayi (6-11 bln) yg diberi kapsul vit A dosis tinggi 1kali
Judul Cakupan bayi (6-11 bln) yg diberi kapsul vit A dosis tinggi 1 kali
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk mencegah terjadinya kasus kekurangan Vit A pada Balita
Cakupan bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A satu kali per Tahun
Definisi Operasional
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
1 kali per Tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisa 1 kali per Tahun
jumlah bayi (6-11bln) diberi kapsul vit A dosis tinggi di satu wilayah
Numerator
kerja pada kurun waktu tertentu
jumlah bayi (6-11bln) yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu
Denominator
tertentu
Sumber Data Kohort balita, KMS atau buku KIA
Target ≥95%
Langkah Kegiatan Pendataan balita dan logistik, distribusi ke posyandu, sweeping
Penanggung Jawab
bag gizi
Pengumpul Data
Indikator-5: Cakupan balita gizi kurang mendapat perawatan
Judul Cakupan balita gizi kurang mendapat perawatan
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan untuk meningkatkan status gizi balita menjadi gizi lebih baik
Jumlah balita (0-5 Tahun) gizi kurang yang ditangani dengan melakukan
Definisi Operasional
KIE, diagnostik dan atau intervensi dengan PMT
Frekuensi
Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap semester
Jumlah kumulatif balita (0-5 Tahun) gizi kurang yang ditangani di
Numerator
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah kumulatif balita (0-5 Tahun) gizi kurang di wilayah kerja pada
Denominator
kurun waktu tertentu
Sumber Data kohort balita, KMS/Buku KIA
Target 100%
Langkah Kegiatan Verifikasi status gizi, KIE, Intervensi dengan PMT
Penanggung Jawab
koor. Gizi
Pengumpul Data
Indikator-6:Cakupan anak balita( 12 - 59 bln) yg diberi kapsul vit A 2 kali per Tahun
Judul Cakupan anak balita( 12 - 59 bln) yg diberi kapsul vit A 2 kali per Tahun
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk mencegah terjadinya kasus kekurangan Vit A pada Balita
Cakupan anak balita (12-59 bln) mendapatkan kapsul vitamin A dosis
Definisi Operasional
tinggi 2X/th di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
2 kali per Tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisa 2 kali per Tahun
jumlah anak balita(12-59 bln) diberi vit A dosis tinggi 2x/th di satu
Numerator
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
jumlah anak balita (12-59 bln) yang ada di satu wilayah kerja pada
Denominator
kurun waktu tertentu
Sumber Data Kohort balita, KMS atau buku KIA
Target 98% ( 2 Tahun)
Langkah Kegiatan Pendataan balita dan logistik, distribusi ke posyandu, sweeping
Penanggung Jawab
bag gizi
Pengumpul Data
Indikator-7:Cakupan Keluarga sadar gizi
Judul Cakupan Keluarga sadar gizi
Dimensi Mutu Kualitas dan kuantitas
Tujuan Untuk memantau dan membina keluarga agar sadar gizi
Suatu upaya pemantauan perilaku akan pola konsumsi melalui survey
Definisi Operasional
keluarga yang dilakukan oleh petugas kesehatan
Frekuensi
Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap semester
Numerator Jumlah keluarga dengan 5 indikator kadarzi
Denominator Jumlah keluarga yg ada
Sumber Data data keluarga (KK), Data kependudukan desa dan kecamatan
Target 65%
Langkah Kegiatan penentuan cluster KK, pelaksanaan kadarzi, analisa data
Penanggung Jawab
petugas gizi
Pengumpul Data
Indikator-8: Ibu Nifas mendapat Vitamin A
Judul Ibu Nifas mendapat Vitamin A
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Untuk meningkatkan pemenuhan vitamin A bagi ibu dan bayinya
Tujuan
sehingga terhindar dari gangguan penyakit akibat dari defisiensi vit A
Vitamin A diberikan pada ibu nifas (0-42 hari) setelah melahirkan segera
Definisi Operasional 1 kapsul Vit A (200.000 IU) warna merah dan satu kapsul lagi diberikan
dengan selang waktu 24 jam.
Frekuensi
Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap semester
jumlah kumulatif ibu nifas yang mendapatkan Vit A (200.000 IU) di
Numerator
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
jumlah kumulatif ibu nifas yang ada dalam suatu wilayah kerja pada
Denominator
kurun waktu tertentu
Sumber Data kohort ibu hamil, F III Gizi
Target ≥95%
Langkah Kegiatan Pendataan kelahiran, Distribusi Vit.A melalui kunjungan neonatus
Penanggung Jawab
Koord. Gizi
Pengumpul Data
Indikator-9: Cakupan ibu hamil yg diberi 90 tablet Fe
Judul Cakupan ibu hamil yg diberi 90 tablet Fe
Dimensi Mutu kualitas dan keselamatan
Untuk meningkatkan pemenuhan zat gizi bagi ibu hamil sehingga
Tujuan
terhindar dari gangguan penyakit akibat dari defisiensi zat besi (anemia)
Definisi Operasional Jumlah ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe
Frekuensi
Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap semester
Numerator jml bumil diberi Fe 90
Denominator jumlah ibu hamil
Sumber Data kohort ibu hamil, FIII gizi
Target 97%
Langkah Kegiatan antenatal care, perencanaan dan distribusi tablet Fe
Penanggung Jawab
Bagian Gizi
Pengumpul Data
Indikator-10: Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24
Judul
bulan keluarga miskin
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk meningkatkan status gizi balita menjadi gizi lebih baik
pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari
Definisi Operasional
keluarga miskin selama 90 hari
Frekuensi
Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap semester
jumlah anak usia 6-24 bulan keluarga miskin yang mendapat MP ASI di
Numerator
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin di satu
Denominator
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Sumber Data laporan gizi
Target 90%
Langkah Kegiatan Pendataan anak, distribusi Makanan pendamping asi, monev
Penanggung Jawab
Bagian Gizi
Pengumpul Data
7. Upaya Pengobatan
Indikator-1 : Cakupan rawat jalan
Judul Cakupan Rawat jalan
Dimensi Mutu Kualitas dan kompetensi
Untuk mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
Tujuan
tingkat pertama
Jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan di sarana pelayanan kesehatan
Definisi Operasional
pada kurun waktu 1 Tahun
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap semester
Jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan di sarana pelayanan kesehatan
Numerator
pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlahseluruh penduduk di satu wilayah pada kurun waktu yang sama
Sumber Data Lapoan kunjungan
Target 15%
Langkah Kegiatan Pendataan penduduk, mengetahui jumlah kunjungan baru, pelaporan
Penanggung Jawab
Koord. SP2TP
Pengumpul Data
3. Upaya Pengobatan
Indikator-1: Cakupan rawat inap
Judul Cakupan rawat inap
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Untuk mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
Tujuan
tingkat pertama
Cakupan Kunjungan rawat inap baru disarana pelayanan kesehatan di
Definisi Operasional
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap semester
Jumlah kunjungan pasien baru rawat inap di sarana kesehatan dalam
Numerator
kurun waktu tertentu
Jumlah penduduk dalam satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang
Denominator
sama
Sumber Data Laporan kunjungan rawat inap
Target 2%
Langkah Kegiatan Pendataan penduduk, analisis laporan rawat inap
Penanggung Jawab
Koordinator rawat inap
Pengumpul Data
Indikator-2: BOR
Judul BOR
Dimensi Mutu kualitas dan efisiensi
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari
Tujuan
tempat tidur
Definisi Operasional Persentase tingkat pemakaian tempat tidur PKM
Frekuensi
Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap semester
Numerator jumlah hari perawatan pkm rawat inap dalam kurun waktu tertentu
Denominator jumlah TT x jumlah hari dalam satu satuan waktu
Sumber Data sensus rawat inap
Target 75%
Langkah Kegiatan analisa laporan rawat inap
Penanggung Jawab
koord rawat inap
Pengumpul Data
Indikator-3: LOS
Judul LOS
Dimensi Mutu kualitas dan efisiensi
memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan
Tujuan
gambaran mutu pelayanan,
Definisi Operasional Rerata jumlah lama dirawat pasien di RS/PKM
Frekuensi
Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap semester
Numerator jumlah hari perawatan pasien keluar pkm rawat inap
Denominator jumlah pasien keluar pkm rawat inap (hidup+mati)
Sumber Data sensus rawat inap
Target 4 hari
Langkah Kegiatan analisa laporan rawat inap
Penanggung Jawab
koord rawat inap
Pengumpul Data
BAB III
RENCANA PENCAPAIAN SPM
BAB IV
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
PEMDA
RPJMD
Indikator SPM
Program kegiatan
pencapaian SPM
Batas waktu
Batas waktu Rincian
Target tahunan
belanja
pencapaian SPM
RKPD
pencapaian SPM daerah
B. Monitoring dan Pengawasan Pelaksanaan SPM
a. Monitoring Pelaksanaan SPM
1. Menteri Kesehatan melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penerapan
SPM Kesehatan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka menjamin akses dan
mutu pelayanan dasar kepada masyarakat.
2. Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang undangan.
3. Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Daerah untyk Pemerintahan Daerah
Kabupaten ? kota.
BAB V
PENUTUP
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan pada hakekatnya merupakan
pelayanan kesehatan yang selama ini telah dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kot.
Namun demikian kondisi masing – masing daerah ketersediaan sumber daya tidak
merata, maka di perlukan pentahapan dalam mencapai minimu servis target Tahun 2015
oleh masing – masing daerah sesuai perkembangan dan kapasitas daerah.Mengingat SPM
merupakan hak konstitusional setiap warga negara, maka seyogyanya SPM menjadi
prioritas dalam perencanaan dan penganggaran daerah.
Dengan di susunnya standar pelayanan minimal bidang kesehatan di harapkan dapat
menjadi acuan bagi tenaga di bidang kesehatan dan unsur terkait dalam penyelenggaraan
standar pelayanan minimal kesehatan kabupaten /kota.
Panduan perencanaan pembiayaan pencapaian SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
disusun sebagai acuan daerah dalam menyusun perencanaan pembiyaan pencapaian SPM
Bidang Kesehatan di Kab/Kota.
Perencanaan pembiayaan pencapian SPM ini akan memudahkan daerah dalam
mengalokasikan besarnya biaya yang dibutuhkan bagi pelaksanaan SPM di daerah selama
5 Tahun ke depan dan mengevaluasi setiap Tahunnya.
LAMPIRAN
Lampiran 1
INDIKATOR DAN STANDAR SETIAP JENIS PELAYANAN
Usila 2 Tahun
Anak 2 Tahun
KIA/KB 2 Tahun
Laboratorium 2 Tahun
Farmasi 2 Tahun
Gizi 2 Tahun
Gigi 2 Tahun
Lampiran 2
BERDASARKAN DATA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GUNUNG
TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, DI DAPAT DATA SEBAGAI
BERIKUT
KIA/KB 2 Tahun
Laboratori 2 Tahun
um
Farmasi 2 Tahun
Gizi 2 Tahun
Gigi 2 Tahun
≥90 % 3 Tahun
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Tujuan indikator Tersedianya pelayanan poli klinik oleh tenaga dokter &
paramedis yang kompeten
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Defenisi operasional Waktu buka pelayanan rawat jalan adalah setiap hari
kerja dimulai jam 08.00 s/d jam 14.30 WIB kecuali
hari jumat dan sabtu 08.00 s/d 11.00 WIB
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Oedem tungkai
Eklampsia adalah tanda pre-eklampsi yang disertai
dengan kejang dan penurunan kesadaran
Sepsis adalah tanda tanda sepsis yang terjadi akibat
penanganan aborsi,. Persalinan dan nifas yang tidak di
tangani dengan tepat oleht pasien atau penolong
Partus lama adalah pesalinan yang lebih dari 24 jam
pada primigravda dan lebih darti 18 jam pada multi
gravid
Standar Register < 1%, pre-eklampsi < 30%., sepsis < 0,2 %
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
5. Keluarga berencana
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
6. Konseling KB Mantap
D. PELAYANAN LABORATORIUM
1. Waktu tunggu hasil pelayanan Laboratorium sederhana
frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
E. PELAYANAN FARMASI
1. Waktu tunggu pelayanan obat
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
4. Kepuasan pelanggan
Frekuensi 6 bulan
pengumpulan data
Standar pencapaian ≥ 80 %
F. PELAYANAN SANITASI
1. Ketersediaan IPAL Puskesmas
Frekuensi
pengumpulan data
Periode dilakukan
analisa
Numerator
(pembilang)
Denominator
(penyebut)
Frekuensi
pengumpulan data
Periode dilakukan
analisa
Numerator
(pembilang)
Denominator
(penyebut)
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Numerator
(pembilang)
Denominator
(penyebut)
Standar pencapaian 50 %
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
3. Peralatan Laboratorium ( dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat
waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
Frekuensi 1 Tahun
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Frekuensi 1 Tahun
pengumpulan data
I. PELAYANAN MASYARAKAT
1. Ketersediaan pelayanan kesehatan masyarakat pada Puskesmas
keliling/Puskesmas pembantu