KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ..........................................................................................3
C. DASAR HUKUM ........................................................................................................4
D. RUANG LINGKUP SPM ...........................................................................................5
E. KEBIJAKAN UMUM .................................................................................................6
F. ARAH KEBIJAKAN .................................................................................................7
BAB II
PENDAHULUAN
A. PELAYANAN DASAR SPM .....................................................................................8
B. INDIKATOR DAN PENILAIAN SPM ....................................................................17
C. REALISASI PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM .........................................19
BABA III
PENUTUP ...............................................................................................................................27
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan
dengan tujuan yang hendak dicapai, Pemerintah wajib melakukan pembinaan dan
Pemerintahan Daerah maka SPM tidak lagi dimaknai dalam kontekstual sebagai
norma, standar, prosedur, dan kriteria. Batasan pengertian SPM secara tekstual
memang tidak berubah, yaitu bahwa SPM merupakan ketentuan mengenai Jenis
Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga
mengenai Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar, kriteria penetapan
ukuran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, baik dalam perencanaan
dengan apa yang secara normatif dijamin dalam konstitusi sekaligus untuk
sehingga terwujud suatu pelayanan prima menuju Good Governance. Penerapan SPM
juga dianggap sebagai tindakan yang logis bagi Pemerintah Daerah karena:
yang disertai tolok ukur pencapaian kinerja yang logis dan riil akan
peraturan pelaksanaannya.
tenaga dan uang/biaya) yang cukup agar proses penerapan SPM berjalan dengan
kuat.
C. DASAR HUKUM
Pemerintahan
Minimal
c. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 100 tahun 2018 tentang Penerapan
Kesehatan
terdiri dari:
dan penganggaran;
Kutai Kartanegara dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran diwujudkan dalam
SPM yang ditelah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu acuan bagi
tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM
Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD),
Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
E. ARAH KEBIJAKAAN
Kutai Kartanegara dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran diwujudkan dalam
berisi kumpulan beberapa kegiatan yang sistematis dan terpadu yang dilaksanakan
kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada
trimester pertama,
oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan baik yang bekerja
Kesehatan Ibu Bersalin kepada semua ibu bersalin di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun. Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan
yang dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan
memiliki Surat Tanda Register (STR) baik persalinan normal dan atau persalinan
Puskesmas, bidan praktek swasta, klinik pratama, klinik utama, klinik bersalin,
balai kesehatan ibu dan anak, rumah sakit pemerintah maupun swasta.
kesehatan bayi baru lahir kepada semua bayi di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah
pelayanan yang diberikan pada bayi usia 0-28 hari dan mengacu kepada
Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, dilakukan oleh
Bidan dan atau perawat dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Anak yang
kepada semua balita di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan
kesehatan balita sesuai standar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
anak berusia 0-59 bulan dan dilakukan oleh Bidan dan atau Perawat dan atau
Dokter/DLP dan atau Dokter Spesialis Anak yang memiliki Surat Tanda Register
(STR) dan diberikan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta, dan UKBM.
pada waktu kelas 1 dan kelas 7. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
yaitu :
yang diberikan kepada anak usia pendidikan dasar, minimal satu kali pada
a) Penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda klinis anemia);
peserta didik kelas 1 dan kelas 7 di satuan pendidikan dasar yang berada di
wilayah kabupaten/kota.
skrining kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 15–59 tahun di wilayah
pemerintah daerah.
pencegahan primer.
gula darah.
tahun.
skrining kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 60 tahun ke atas di
sebagai berikut :
hipertensi dengan komplikasi (jantung, stroke dan penyakit ginjal kronis, diabetes
monitoring tekanan darah, edukasi, pengaturan diet seimbang, aktifitas fisik, dan
dan <150/90 mmHg untuk penderita 60 tahun ke atas dan untuk mencegah
terjadinya komplikasi jantung, stroke, diabetes melitus dan penyakit ginjal kronis.
yang berkompeten
a) Edukasi,
b) Aktifitas fisik,
pemasungan.
diikuti dengan dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa aktifitas fisik
dan badan meriang lebih dari satu bulan. Kegiatan Promotif dan preventif antara
lain penemuan kasus secara dini, penemuan kasus secara aktif, pemberian KIE
pemantauan hingga sembuh atau “TOSS TB” (Temukan, Obati Sampai Sembuh).
Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
Kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV sesuai standar adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil, pasien TB, pasien infeksi menular
meliputi: a) Upaya pencegahan pada orang yang memiliki risiko terinfeksi HIV,
b) Pemeriksaan HIV ditawarkan secara aktif oleh petugas kesehatan bagi orang
orang dengan hasil pemeriksaan HIV positif harus dirujuk ke fasilitas yang
tentang HIV dan AIDS bagi orang dengan HIV (ODHA) dan pasangannya
setelah tiga (3) bulan, enam (6) bulan dan 12 bulan dari pemeriksaan yang
pertama.
Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai UUD 1945 dan Undang-
Undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. SPM Bidang Kesehatan disusun
3.) Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan dasar tanpa mengorbankan mutu
5.) Merupakan prioritas tinggi bagi Pemerintah Daerah karena melindungi hak-hak
terbangun setidaknya bila semua sasaran minimal dapat terwujud. Di setiap unit kerja di
daerah (SKPD, DINAS atau Kantor) dalam menjalankan fungsi dan tugas-tugasnya sudah
diberikan koridor berupa TUPOKSI (tugas Pokok dan Fungsi) yang menggambarkan
cakupan kegiatan yang harus dijalankan dengan pendanaan yang tertuang dalam APBD.
Tidak semua program kegiatan menjadi kegiatan pelayanan yang termasuk dalam
SPM.Hanya beberapa kegiatan pokok saja yang merupakan pelayanan dasar yang wajib
diberikan sesuai fungsi dan tugas pokoknya dari cakupan kegiatan masing-masing Unit
Kerja.
Permasalahan /Hambatan :
a. Masih ada ibu yang tidak kontak ANC dari TW-1
b. Belum terlayani ANC ibu hamil dengan pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan
c. Mobilisasi ibu hamil untuk kontak ANC di beberapa tempat dengan tidak terlacak
dipencatatan kohort
d. Tidak adanya kunjungan bimbingan teknis untuk pemamtauan dan pembinaan
langsung
e. Kondisi pandemic sehingg dibeberapa zona merah tidak dianjurkan bagi ibu hamil
untuk melakukan ANC rutin tanpa ada factor risiko
Solusi/RTL :
a. Menguatkan intensitas penyuluhan konseling serta kunjungan rumah
b. Ketersediaan peralatan dan logistik untuk reagen/stik pemeriksaan laboratorium
c. Penguatan konsep kewilayahan dan motivasi kepada ibu hamil
d. Ketersediaan anggaran untuk melakukan bimbingan teknis
e. Melakukan bimbingan kelas ibu hamil dengan menggunakan media WhatsApp Grup
Permasalahan /Hambatan :
a. Faktor budaya yang masih kuat hingga masih ada persalinan oleh tenaga non
kesehatan
b. Kurang terpenuhinya fasilitas pelayanan kesehtaan khususnya di desa sehingga
persalinan masih dilakukan dirumah
c. Penentuan sasaran ibu bersalin yang didasarkan pada perhitungan statistik tidak sesuai
dengan kondisi riil ibu bersalin yang lebih besar sehingga cakupan lebih dari 100%
Solusi/RTL :
a. Penguatan Desa Siaga
b. Perencanaan berbasis data dan kebutuhan serta skala prioritas
c. Diperlukan data sasaran pembanding (data dari kelurahan/desa/kecamatan/jika ada
desa dengan sasaran yang tidak sesuai
Standar Pelayanan Minimal 20
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir Tahun 2020
Permasalahan /Hambatan :
a. Masih 3,25% pesalinan ditolong oleh dukun sehingga bayi tidak mendapatkan
pelayanan sesuai standar
b. Terdapat 6,8% bayi BBLR yang tidak mendapatkan HB
c. Jumlah sasaran bayi dibawah jumlah riil bayi lahir hidup sehingga cakupan >100%.
(Jumlah sasaran bayi 11.684 orang sedangkan data bayi lahir hidup riil sejumlah
12.862 orang.
Solusi/RTL :
a. Meningkatakan kemitraan bidan dan dukun bayi
b. Intensitas pelaksanaan kunjungan rumah ibu nifas dan bayi baru lahir, sehingga ibu
yang melahirkan dengan dukun bersalin juga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
c. Peningkatan kualitas pembelajaran melalui kelas ibu, kualitas pelayanan pada ibu dan
konseling gizi untuk mencegah bayi BBLR.
d. Dalam penghitungan capaian Pelayanan Kesehatan pada Bayi Baru Lahir bisa
disandingkan dengan menggunakan data pembanding riil jumlah bayi lahir hidup di
akhir tahun
Permasalahan /Hambatan :
a. Diberlakukannya regulasi dan surat edaran tentang adaptasi kebiasaan baru pada masa
pandemi yang berakibat pada tidak berjalannya kegiatan di sebagian besar posyandu
dan tidak dianjurkannya balita tanpa keluhan/sakit ke fasilitas pelayanan kesehatan
b. Balita dengan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) sebagian besar tidak dibawa oleh orang
tuanya untuk dilakukan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) sebagai salah satu pelayanan yang semestinya didaptkan oleh seorang
balita
Permasalahan /Hambatan :
a. Adanya kebijakan dan himbauan agar tidak melakukan pembelajaran dengan tatap
muka sehingga kegiatan penjaringan dan pemeriksaan anak sekolah dilakukan dengan
cara online dengan penggunaan aplikasi
b. Tidak semua siswa mempunyai smartphone android untuk bisa mengakses aplikasi
yang disampaikan oleh pihak Puskesmas
Solusi/RTL :
a. Melakukan sosialisasi dan kerjasama dengan pihak sekolah untuk melakukan
pemantauan pada siswa-siswinya, khususnya bagi anak yang terjaring memiliki
masalah kesehatan
b. Melakukan kerjasama dengan pihak sekolah (guru UKS) untuk melakukan
pemantauan pada siswa siswi yang tidak tercatat di aplikasi karena kendala jaringan
dan ketiadaan smartphone
Solusi/RTL :
a. Melakukan Analisis Beban Kerja terhadap Pegawai DiPuskesmas.
b. Pengadaan logistik program PTM (RDT Stik Gula Darah,BHP IVA Test)
c. Meningkatkan Kerjasama lintas Program
Permasalahan /Hambatan :
a. Tidak dilaksanakannya kegiatan posyandu lansia di sebagian besar wilayah
Puskesmas, terutama pada wilayah dengan zona merah
b. Keengganan lansia dan keluarganya untuk membawa lansia melakukan pemeriksaan
pada posyandu lansia yang dibuka, yang dikarenakan kekhawatiran akan paparan
COVID-19
c. Di beberapa Puskesmas memiliki keterbatasan tenaga kesehatan dikarenakan kegiatan
dalam dan luar gedung terutama kegiatan pelayanan/penanganan kasus COVID-19,
serta beberapa tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif
Solusi/RTL :
a. Dilaksanakannya kegiatan pelayanan dengan kunjungan rumah terutama pada lansia
risti (usia >70 tahun dan lansia dengan penyakit kronis/berat)
b. Menjalin komunikasi efektif dengan kader posyandu lansia untuk pemantauan jika ada
lansia yang mengalami masalah kesehatan
c. Mengefisiensikan tenaga petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Pembantu sebagai
pemberi layanan terdekat untuk melakukan pemantauan pada lansia.
Permasalahan /Hambatan :
a. Petugas pelaksana program belum pernah dilatih tentang program PTM
b. Sistem pencatatan dan pelaporan (pengolahan data) sangat lemah (simpus sering rusak)
c. Logistik program PTM (Posbindu Kit, RDT dan Reagent) sering kurang
d. Kirangnya tenaga sehingga banyak tugas rangkap dan ering terjadi rotasi petugas
sehingga program tidak maksimal
Solusi/RTL :
a. Pelatihan SDM pengelola program PTM puskesmas
b. Pengadaan logistik program PTM (posbindu KIT, RDT dan Reagent)
Permasalahan /Hambatan :
a. Petugas pelaksana program belum pernah dilatih tentang program PTM
b. Keterbatasan logistik untuk pemeriksaan/deketsi dini DM
c. Sistem pencatatan dan pelaporan (pengolahan data) sangat lemah (simpus sering rusak)
d. Kurangnya tenaga sehingga banyak tugas rangkap dan sering terjadi rotasi petugas
sehingga program tidak maksimal
Solusi/RTL :
a. Pelatihan SDM pengelola program PTM puskesmas
b. Pengadaan logistik program PTM (posbindu KIT, RDT dan Reagent)
10. Pelayanan Kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat Tahun 2020
Solusi/RTL :
a. Pelatihan SDM bagi petugas kabupaten maupun puskesmas
b. Pengadaan obat obatan untuk program kesehatan Jiwa
c. Bantuan advokasi dalam pengurusan BPJS bagi warga kurang mampu dan orang
terlantar
Permasalahan /Hambatan :
a. Adanya pandemic Covid-19
b. Tingginya rotasi petugas program TB di puskesmas sehingga masih banyak petugas TB
yang belum dilatih tata laksana TB
c. Berkurangnya kunjungan pelayanan kesehatan karena adanya pandemic Covid-19
sehingga jika ke Puskesmas dengan batuk dikira Covid-19
d. Adanya pengurangan anggaran
e. Ketersediaan logistic khususnya oil emercy
Solusi/RTL :
1. Meningkatan penyakit TB dimasa pandemic bahawa batuk TBC bukan termasuk covid-
19
2. Usulan kembali petugas agar mengikuti pelatihan tata laksana TB
3. Rencana aggaran TB agar pelaksaan program TB terlaksana dengan baik
Permasalahan /Hambatan :
a. Pandemi Covid-19
b. Tingginya stigma terkait penyakit HIV sehingga terdapat sasaran yang tidak mau
skrining atau pemeriksaan HIV
c. Anggaran dikurangi sehingga program tidak dapat secara maksimal dilaksanakan
Solusi/RTL :
a. Peningkatan sosialisasi terkait penyakit HIV
b. Usulan anggaran agar tidak ada pengurangan
c. Solusi yg dilakukan selama pandemi covid-19 kami melakukan zoom metting untuk
evaluasi program yg dilaksankan pada 3 bulan sekali
PENUTUP
Bidang Kesehatan ini dibuat sebagai bentuk Pertanggungjawaban Pelayanan Publik. Dalam
melaksanakan SPM yang merupakan bagian dari pelayanan dasar dalam urusan wajib,
selain sosialisasi konsep penetapan dan petunjuk teknis pelaksanaannya yang dilakukan,
khususnya pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menentukan penetapan
target pencapaian sasaran SPM pada tahun berjalan dan tahun berikutnya hingga memenuhi
standar capaian SPM secara nasional, penghitungan rencana pembiayaan untuk sasaran
capaian tiap tahunnya, dan mengintegrasikan SPM tersebut ke dalam dokumen perencanaan.
Langkah-langkah tersebut merupakan suatu prasyarat agar SPM dapat diterapkan secara
Dengan tersusunnya laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan
evaluasi dalam rangka mengoptimalkan urusan wajib daerah di Bidang Pelayanan Dasar
Kesehatan.
Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.