Anda di halaman 1dari 90

SPM

PUSKESMAS SUKADANA TAHUN 2019 – 2023

KABUPATEN KAYONG UTARA


TAHUN 2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut masyarakat umum. Pemberi
pelayanan publik selalu dihadapkan dengan norma, aturan, standar, dan ukuran yang harus
dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan dapat diberikan secara akuntabel, bisa
dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi.
UPTD Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPT) dari Dinas Kesehatan dan
Keluarga Berencana kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan (perorangan dan
masyarakat) tingkat pertama (FKTP).
Disamping pelayanan yang berkualitas, fasilitas pelayanan publik juga dituntut untuk
memberikan pelayanan yang aman (safety), sehingga tidak terjadi sesuatu tindakan yang
membahayakan maupun mencederai pelanggan, oleh karena itü perlu disusun sistem
manajemen untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, yang meliputi :
identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring yang
berkesinambungan, dan komunikasi. Untuk melakukan monitoring yang berkesinambungan
diperlukan adanya indikator (tolak ukur) dan target (threshold) yang harus dicapai atau
dipenuhi.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan dan menjamin
keamanan pasien dapat dilakukan dengan standarisasi pelayanan. Bagaimana penerapan
standar pelayanan tersebut apakah telah dapat menjamin kepuasan pelanggan dan keamanan
pasien harus dapat ditunjukkan dengan fakta oleh karena itu pengukuran (indikator) dan
target pencapaian untuk tiap indikator perlu disusun, disepakati, dan ditetapkan sebagai
acuan.
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu/dapat menjamin
kepuasan pelanggan dan keamanan pasien, maka UPTD Puskesmas perlu mengembangkan
Standar Pelayanan Minimal yang juga merupakan salah satu syarat administrasi Puskesmas
BLUD dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal

2
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah, dijelaskan bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) memuat batasan
minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yangharus dipenuhi oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD.
Standar pelayanan minimal diatur dengan Peraturan Kepala Daerah untuk menjamin
ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas layanan
umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan
menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Puskesmas mengemban tugas atas dua jenis SPM tersebut, karena Puskesmas sebagai
bagian dari Pemerintah Daerah yang harus memenuhi hakhak konstitusional masyarakat,
juga sebagai UPTD yang menerapkan BLUD, Sebuah Puskesmas BLUD melaksanakan
selain sejumlah jenis pelayanan dasar (JPD) SPM Kesehatan, juga melaksanakan SPM
Pelayanan lain, dan SPM Pendukung yęngg disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas
BLUD tersebut. Dałam menyusun SPM Puskesmas BLUD tersebut, harus mempergunakan
bahasa mudah dimengerti dan dipahami sehingga Puskesmas dan masyarakat penerima
pelayanan memiliki pemahaman tentang ukuran kinerja yang sama. SPM Kesehatan dapat
diuraikan secara sederhana ke dalam butir-butir sebagai berikut:
1. Merupakan kewajiban bagi semua Pemerintah Daerah;
2. Hak setiap warga Negara untuk memperoleh Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang SPM;
3. Sebagai bagian dari Alat ukur kinerja Kepala Daerah;
4. Semua Daerah melaksanakan Jenis Pelayanan Dasar yang sama;
5. Kaitannya dengan Puskesmas, adalah bahwa melalui Puskesmas, Kepala Daerah
menjalankan kewajibannya menyediakan Pelayanan Dasar Kesehatan SPM Kesehatan,
masing-masing Puskesmas sesuai kemampuan Puskesmas melayani Jenis Pelayanan
Dasar yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018, sedangkan
secara keseluruhan Puskesmas di Daerah tersebut melalui Puskesmas-puskesmas tersebut
harus mampu melayani seluruh Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah dimaksud;
6. Terbatas Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2018;
7. Pelaksanaan SPM Kesehatan dievaluasi secara nasional dan dapat dilakukan perubahan
jika dinilai perlu diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah;
8. Diutamakan untuk pelayanan Preventif promotif, sebagaimana dirumuskan dalam
Standar Teknis, yang dibuat oleh Kementerian Teknis mengikuti perintah Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018, dalam hal ini yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan

3
Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mułu
Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan;
9. Dapat berbeda antar Puskesmas tergantung kondisi, karakteristik, cakupan layanan
masing-masing puskesmas;
10. Tidak terbatas pada pelayanan kesehatan, dapat melakukan pelayanan lain yang secara
jelas dapat disediakan oleh Puskesmas, dan dibutuhkan oleh konsumen Puskesmas
(masyarakat, pasien termasuk keluarganya) sebagai pendukung layanan utamanya;
11. Termasuk JPD SPM Kesehatan sesuai kemampuan berakibat akan dilakukan penyesuaian
SPM Kesehatan, maka dilakukan penyesuaian SPM Puskesmas BLUD;
12. Dapat dilakukan Perubahan SPM Puskesmas BLUD ketika dinilai perlu untuk masing-
masing Puskesmas, terutama ketika Rencana Pengembangan Pelayanan Puskesmas
BLUD Yang tertera dalam Renstra Puskesmas BLUD telah dapat direalisasikan dan
menjadi layanan rutin, maka layanan itu bisa dijadikan SPM Puskesmas BLUD;
13. Ditetapkan Oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah meliputi pelayanan
kesehatan komprehensif sesuai Tugas dan Fungsi (Tusi) Puskesmas, bahkan dapat
mencakup pelayanan non-kesehatan.

B. TUJUAN
Adapun tujuan disusunnya Standar Pelayanan Minimal adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman bagi puskesmas dalam penyelenggaraan layanan kepada masyarakat.
2. Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.
3. Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi anggaran yang dibutuhkan.
4. Alat Akuntabilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan layanannya.
5. Mendorong terwujudnya checks and balance.
6. Terciptanya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan puskesmas.

C. PENGERTIAN
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan
dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal.
SPM di Puskesmas menjadi acuan Puskesmas dalam mencapai standar kinerja, membuat
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
Ada 2 (dua) Jenis SPM yaitu SPM Kesehatan dan SPM (Puskesmas) BLUD:
1. SPM Kesehatan, sebagaimana diatur dalam PERATURAN PEMERINTAH Nomor 2
Tahun 2018,

4
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021, dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019, adalah:
a. Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan
mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan
Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
b. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar Warga
Negara.
c. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap Warga Negara
secara minimal.
d. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa
kebutuhan dasar setta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan Dasar sesuai
standar teknis agar hidup secara layak.
e. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan
oleh semua Daerah.

2. SPM BLUD, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79
Tahun 2018 adalah Standar pelayanan minimal memuat batasan minimal mengenai jenis
dan mutu layanan dasar yang harus dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan
Daerah yang akan menerapkan BLUD, untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan,
pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. SPM BLUD ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah. Sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Kepala Daerah, SPM BLUD Puskesmas
tersebut disusun dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas untuk maju dalam tahap
selanjutnya yaitu penilaian.

D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta kerja
3. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat
Dan Pemerintah Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum yang telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Pemerintah Nomor
74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
6. Peraturan Pemerintah Nornor 2 Tahun 2018 tentang Standar pelayanan Minimal.

5
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 Tentang Badan Layanan Umum
Daerah.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
9. Peraturan Menteri Kesehatan nornor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nornor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Minimal
13. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2012
Tentang Pelayanan Publik.
14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 7/PER/25/M.PAN/2/2010
Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik.
15. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 08 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
16. Peraturan Daerah Kabupaten Kayong Utara Nomor 09 Tahun 2012 Tentang Pelayanan
Publik.

E. PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS


SPM BLUD puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan SPM puskesmas sebagaimana disebutkan di atas,
serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi
puskesmas serta perubahan lingkungan.

F. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM) UPT Puskesmas
adalah sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab II : STANDAR PELAYANAN MINIMAL.
A. Jenis Pelayanan
B. Prosedur Pelayanan
C. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Bab III : RENCANA PENCAPAIAN SPM.
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM
B. Strategi Pencapaian SPM

6
Bab IV : SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
Memuat tentang rencana strategis dan penganggaran SPM, monitoring dan
pengawasan pelaksanaan SPM serta Pengukuran capaian dan evaluasi kinerja.
Bab V : PENUTUP
Lampiran

G. CARA MENYUSUN DOKUMEN SPM PUSKESMAS BLUD


1. Puskesmas mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang saat ini telah mampu disediakan bagi
semua warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas, atau pengguna Puskesmas. Jenis
Pelayanan itu mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas BLUD, yaitu Fungsi
Pelayanan dan Fungsi Pendukung. Untuk semua jenis pelayanan tersebut agar dituliskan
Standar Pelayanan Minimal-nya, yaitu penjelasan bagaimana prosedur/langkah-langkah
bagaimana setiap pelaksanaan tersebut dilaksanakan.

2. Memperhatikan Modul Penilaian dan Penetapan Badan Layanan Umum Daerah (sesuai
SE Menteri Dalam Negeri Nomor 981/1010/SJ dan Nomor 981/1011/SJ) tertanggal 6
Februari 2019, dimana Surat Edaran ini merupakan tindak Ianjut dari Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD, maka bagian SPM ini agar
memperhatikan adanya:
a. Penjelasan Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas PERATURAN PEMERINTAH
BLUD:
 Fokus mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan
fungsi BLUD;
 Terukur merupakam kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan;
 Dapat dicäpai merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat pencapaiannya,
rasional, sesuai dengan kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;
 Relevan dan dapat di andalkan merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan
dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD,
 Tepat waktu atau kerangka waktu merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan
yang telah ditetapkan.
b. Kelengkapan jenis pelayanan sesuai dengan SPM yang diberlakukan di Puskesmas.
c. Keterkaitan yang kuat antara SPM dengan Renstra Dinas Kesehatan dan Anggaran
Tahunan.
d. Pengesahan SPM oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah. Seluruh
unsur diatas dapat dipahami dalam kebijakan Manajemen Puskesmas (sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016). Tim Puskesmas yang

7
menyusun dan menyiapkan rancangan Renstra Puskesmas perlu memahami kebijakan
ini dan mengikuti pedoman tersebut.

3. Puskesmas juga mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang akan dikembangkan untuk dapat
disediakan bagi semua warga di wilayah kerja Puskesmas di masa mendatang. Jenis
pelayanan ini yang akan dimasukkan ke dalam Renstra Puskesmas sebagai Rencana
Pengembangan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.

4. Puskesmas memilih Jenis Pelayanan angka 1, yang dapat dipastikan pelaksanaannya


dengan kualitas terbaik, untuk ditetapkan sebagai SPM Puskesmas BLUD. Pemilihan ini
dilaksanakan dengan pendampingan oleh Dinas Kesehatan setempat.

5. Puskesmas menyusun Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Perkada), dan


mengusulkannya untuk diterbitkannya Perkada tentang SPM Puskesmas BLUD. Proses
ini dilaksanakan dengan pendampingan oleh Dinas Kesehatan setempat.

6. Satu Perkada untuk satu Puskesmas BLUD, atau Satu Perkada untuk semua atau
beberapa Puskesmas BLUD. Dalam Perkada tersebut diuraikan dengan jelas SPM
masing-masing Puskesmas.

7. Kepala Daerah melakukan kajian yang diperlukan dalam menerbitkan Peraturan Kepala
Daerah (Perkada) SPM Puskesmas BLUD.

8
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

A. JENIS PELAYANAN
Puskesmas menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) meliputi:
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil;
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin;
3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir;
4. Pelayanan Kesehatan Balita;
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif;
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
9. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
11. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan
12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus).

Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama dilaksanakan


dalam bentuk:
1. Pelayanan Gawat Darurat;
2. Pelayanan Rawat Jalan;
3. Persalinan;
4. Pelayanan Laboratorium Sederhana;
5. Pelayanan Farmasi
6. Pelayanan Kesehatan Jiwa
7. Pelayanan Pemeriksaan Haji

Dalam melaksanakan UKM dan UKP tersebut, Puskesmas harus menyelenggarakan


kegiatan:
1. Manajemen Puskesmas
2. Pelayanan kefarmasian
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Pelayanan laboratorium
5. Kunjungan keluarga
B. PROSEDUR PELAYANAN
Prosedur pelayanan di Puskesmas disusun dalam bentuk Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang dituangkan dalam dokumen Tata Kelola yang ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas

SOP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai


proses penyelenggaraan aktivitas. Tujuan penyusunan Standar Operasional Prosedur
di Puskesmas adalah agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien,
efektif, konsisten/ seragam dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
melalui pemenuhan standar yang berlaku.

Manfaat SOP bagi Puskesmas adalah memenuhi persyaratan standar pelayanan


puskesmas, mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan dan memastikan staf
puskesmas memahami bagaimana melakukan pekerjaannya.

Alur pelayanan di Puskesmas disusun untuk memberikan kejelasan dan


kemudahan bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan di Puskesmas. Terdapat
beberapa alur pelayanan yang berlaku di Puskesmas.

C. STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS


Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas mengacu kepada Standar
Pelayanan Minimal yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 Tahun
2019 tentang Standar Teknis Pemenuham Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.

NO. JENIS INDIKATOR MUTU PENERIMA PERNYATAAN TARG CAPAIAN CAPAIAN


PELAYANAN PELAYANA PELAYANA PELAYAN STANDAR ET KABUPAT PUSKESM
DASAR N N DASAR AN DASAR EN AS
KAYONG TAHUN
UTARA 2020
2020
1. Pelayanan Sesuai Ibu Hamil Setiap Ibu Hamil 100% 78 % 98,48%
Keshatan Ibu standar mendapatkan
Hamil pelayanan pelayanan
kesehatan kesehatan sesuai
ibu hamil standar

2. Pelayanan Sesuai Ibu Setiap Ibu 100% 70% 86,56%


Kesehatan standar Bersalin bersalin
Ibu Bersalin pelayanan mendapatkan
persalinan pelayanan
persalinan sesuai
standar

3. Pelayanan Sesuai Bayi Baru Setiap bayi baru 100% 68% 91,17%
Kesehatan standar Lahir lahir
Bayi Baru pelayanan mendapatkan
Lahir kesehatan pelayanan
bayi baru kesehatan
lahir neonatal esensial
sesuai standar

4. Pelayanan Sesuai Balita Setiap balita 100% 80% 97,59%


Kesehatan standar mendapatkan
Balita pelayanan pelayanan
kesehatan
balita

5. Pelayanan Sesuai Anak Setiap anak pada 100% …100% …88,19%


kesehatan standar pada usia usia pendidikan
pada usia skrining pendidika dasar
pendidikan kesehatan n dasar mendapatkan
dasar usia skrining
pendidikan kesehatan sesuai
dasar standar

6. Pelayanan Sesuai Warga Setiap warga 100% 100% 80%


kesehatan standar Negara negara usia diatas
pada usia skrining Indonesia 15 tahun s.d. 59
produktif kesehatan usia diatas tahun
usia 15 s.d. 59 mendapatkan
produktif Tahun pelayanan
kesehatan sesuai
standar

7. Pelayanan Sesuai Warga Setiap warna 100% 40% 34,05%


Kesehatan standar negara negara usia 60
pada usia skrining Indonesia tahun keatas
lanjut kesehatan usia 60 mendapatkan
usia lanjut Tahun ke pelayanan
atas kesehatan usia
lanjut sesuai
standar

8. Pelayanan Sesuai Penderita Setiap penderita 100% 35% 25,54%


Kesehatan standar Hipertensi hipertensi
penderita pelayanan mendapatkan
hipertensi kesehatan pelayanan
penderita kesehatan sesuai
hipertensi standar

9. Pelayanan Sesuai Penderita Setiap penderita 100% 66% 61,48%


kesehatan standar Diabetes Diabetes Melitus
penderita pelayanan Melitus mendapatkan
diabetes kesehatan pelayanan
melitus penderita kesehatan sesuai
Diabetes standar
Melitus

10. Pelayanan Sesuai Orang Setiap orang 100% 100% 100%


Kesehatan standar dengan dengan gangguan
orang dengan pelayanan gangguan jiwa (ODGJ)
Gangguan kesehatan jiwa berat
Jiwa Berat jiwa (ODGJ) mendapatkan
berat pelayanan
kesehatan sesuai
standar

11. Pelayanan Sesuai Orang Setiap orang 100% 60% 32,76%


kesehatan standar terduga terduga
orang pelayanan Tuberkolo Tuberkolosis
terduga kesehatan sis mendapatkan
tuberkolosis orang pelayanan
terduga kesehatan sesuai
Tuberkolosi standar
s

12. Pelayanan Sesuai Orang Setiap orang 100% 52% 82,78%


kesehatan dengan beresiko dengan risiko
orang dengan standar terinfeksi ternfeksi HIV
risiko mendapatka HIV mendapatkan
terinfeksi n pelayanan
virus yang pemeriksaa kesehatan sesuai
melemahkan n HIV standar
daya tahan
tubuh anusia
(HIV)

Profil Indikator Standar Pelayanan Minimal yang mengacu kepada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018
meliputi 12 (dua belas) indikator yang harus dipenuhi puskesmas dengan keterlibatan
jejaring Puskesmas dan dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota. Selain itu terdapat
12 (dua belas) indikator SPM untuk puskesmas BLUD di Kabupaten/Kota Kayong
Utara yang dapat dijadikan contoh sebagai berikut:

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Judul Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di UPTD Puskesmas


Sukadana

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya Kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya pelayanan pemeriksaan antenatal ibu hamil di
Puskesmas

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Ibu Hamil ,


meliputi:

1) Satu kali pelayanan pada trimester pertama;


2) Satu kali pelayanan pada trimester kedua;
3) Dua kali pelayanan pada trimester ketiga;
dengan pelayanan kesehatan sesuai dengan usia kehamilan,
yang secara keseluruhan mencakup 10 T yaitu:

1) Pengukuran berat badan.


2) Pengukuran tekanan darah.
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5) Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
(DJJ).
6) Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
8) Tes Laboratorium.
9) Tatalaksana/penanganan kasus. 10)Temu wicara
(konseling).

Penanganan ibu hamil sesuai standar dilakukan oleh tena a


kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas dan
jaringannya, Praktik Mandiri Bidan, klinik utama, klinik
utama, Rumah Sakit) mengikuti acuan asuhan Persalinan
Normal dan Buku Saku Pelayanan kesehatan Ibu di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

Frekuensi Setiap 1 Bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa 1 Tahun

Nomerator Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal


sesuai standar di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut
dalam kurun waktu satu tahun

Denumerator Jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerja kabupaten/kota


tersebut yang telah berakhir masa kehamilannya dalam
kurun waktu satu tahun yang sama

Sumber Data Register Kohort ibu buku KIA

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab upaya Kesehatan Ibu dan Anak


Pengumpul Data

Langkah-langkah a. Setiap orang yang mengaku hamil atau patut diduga


Kegiatan hamil perlu dipastikan yang bersangkutan status
kehamilannya;
b. Setiap ibu yang dipastikan bahwa hamil, maka
memperoleh pelayanan sebagaimana ditetapkan dalam
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan atau Jasa
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil; Jika dinyatakan tidak
hamil, maka diberikan promosi kesehatan yang sesuai;
c. Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan
sebagai ibu hamil mengalami penyulit, maka dilakukan
rujukan, sampai dipastikan bahwa telah memperoleh
pelayanan rujukan;
d. Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter (termasuk dokter spesialis kebidanan dan


kandungan), Bidan, Perawat serta tenaga kesehatan
penolong.

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Judul Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin di UPTD Puskesmas


Sukadana

Dimensi Mutu Keselamatan dan Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya Kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya penanganan ibu bersalin sesuai standar di wilayah
puskesmas

Definisi Operasional Persalinan sesuai standar yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas dan
jaringannya, Praktik Mandiri Bidan, klinik pratama, klinik
utama, Rumah Sakit) mengikuti acuan Asuhan Persalinan
Normal dan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

Pelayanan meliputi 5 (lima) Aspek Dasar Pelayanan


Pertolongan Persalinan kepada Ibu bersalin, yaitu:

1) Membuat keputusan klinik


2) Asuhan sayang Ibu dan sayang bayi
3) Pencegahan infeksi
4) Pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan, dan
5) Persalinan dilakukan dengan standar Asuhan Persalinan
Normal, yaitu :
a) asuhan kebidanan pada persalinan normal yang
mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya
pencegahan komplikasi.
b) proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 — 42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi, baik
pada Ibu maupun pada janin.

Ibu dengan penyulit / komplikasi persalinan, dilakukan


rujukan, mengacu kepada Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.

Frekuensi Setiap 1 Bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa Setiap 1 Tahun

Nomerator Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan


persalinan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan di
wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu
tahun.

Denumerator Jumlah seluruh ibu bersalin di wilayah kerja kabupaten/kota


tersebut dalam kurun waktu satu tahun yang sama.

Sumber Data Register Kohort ibu buku KIA

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Pengumpul Data
Langkah-langkah 1) Setiap ibu yang telah memperoleh pelayanan kehamilan,
Kegiatan mengetahui perkiraan persalinan dan mengetahui tanda-
tanda awal persalinan, bahkan mengetahui perlengkapan
yang diperlukan menghadapi kelahiran bayinya,
diharapkan Ibu hamil datang ke Fasyankes ada saat yang
tepat untuk bersalin dengan perlengkapan yang cukup,
sehingga bisa melahirkan dengan lancar dan selamat
dengan pertolongan tenaga kesehatan yang sesuai
dengan standar.
2) Setiap Ibu menjelang persalinan, yang dijumpai di
Fasilitas pelayanan kesehatan, memperoleh pelayanan
kesehatan ibu bersalin sesuai standar.
3) Ibu dengan penyulit / komplikasi persalinan, dilakukan
rujukan, mengacu kepada Bükü Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan.
4) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter/dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Bidan


Perawat serta tenaga kesehatan penolong

3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

Judul Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir di UPTD


Puskesmas Sukadana

Dimensi Mutu Keselamatan dan Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya Kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya penanganan bayi baru lahir sesuai standar di wilayah
puskesmas

Definisi Operasional Pelayanan yang diberikan kepada bayi usia 0-28 hari sesuai
standar mengacu kepada Pelayanan Neonatal Essensial oleh
tenaga kesehatan (bidan, perawat, dokter, dokter spesialis
anak) di fasilitas pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan (Puskesmas dan jaringannya, Praktik Mandiri
Bidan, klinik pratama, klinik utama, Rumah Sakit) serta di
Posyandu dan kunjungan rumah.

Standar 1: Pelayanan neonatal esensial saat lahir, diberikan


kepada bayi saat lahir sampai dengan 6 Jam (0-6 jam), yaitu:

1) pemotongan dan perawatan tali pusat;


2) Inisiasi Menyusu Dini (IMD);
3) Injeksi Vitamin K;
4) Pemberian salep/ tets mata antibiotik;
5) Pemberian imunisasi (injeksi) vaksin Hepatitis-B0.
Standar 2: Pelayanan neonatal esensial setelah lahir, diberikan
kepada bayi setelah lahir (Usia 6 Jam- 28 hari), meliputi:

1) Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif


2) Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan
MTBM
3) Pemberian Vitamin K bayi yang lahir tidak fasyankes
atau belum mendapatkan injeksi Vitamin K
4) Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi < 24 jam yang
lahir tidak ditolong tenaga kesehatan
5) Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi.
Frekuensi Setiap 1 Bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa Setiap 1 Tahun

Nomerator Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai dengan standar
dalam kurun waktu satu tahun

Denumerator Jumlah sasaran bayi baru lahir di wilayah kerja


kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun yang
sama

Sumber Data Register Kohort ibu buku KIA

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Upaya Kesehatan Ibu dan Anak


Pengumpul Data

Langkah-langkah a. Berdasarkan data kependudukan yang selalu diupdate,


Kegiatan dapat diketahui ibu yang hamil, dan akan melahirkan
pada tahun ini, sehingga dapat perhitungkan siapa saja
yang pada tahun ini akan menjadi Sasaran Pelayanan
Kesehatan Bayi Baru Lahir, Persebaran sasaran menurut
wilayah (desa/ kelurahan, RT/RW) dipetakan oleh
Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan
menyediakan tempat dan tim pelayanan kesehatan Bayi/
Baru Lahir.
b. Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut
diinformasikan kepada pejabat wilayah administrasi
setempat (Kepala Desa dan Camat, serta pihak lain yang
terkait) agar para pihak tersebut membantu menghadirkan
sasaran pelayanan pada tempat tempat pelayanan
terdekat.
c. Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan
Sumber Daya yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan;
d. Setiap Bayi Baru Lahir diberikan pelayanan sebagaimana
ditetapkan dalam Standar Jumlah dan Kualitas Barang
dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir,
e. Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan
sebagai Bayi Baru Lahir mengalami penyulit atau
gangguan kesehatan /lebih berat/ besar, maka dilakukan
rujukan, sampai dipastikan bahwa telah memperoleh
pelayanan rujukan;
f. Dilakukan pencatatan dan pelaporan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter (termasuk dokter spesialis anak), Bidan dan Perawat

4. Pelayanan Kesehatan Balita (0-59 Tahun)

Judul Pelayanan Kesehatan Balita di UPTD Puskesmas


Sukadana

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya Kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya pelayanan balita sesuai standar di wilayah puskesmas

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anak berusia 0-


59 bulan oleh tenaga kesehatan (bidan, perawat, dokter,
dokter spesialis anak) di fasilitas pelayanan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas dan jaringannya,
Praktik Mandiri Bidan, klinik pratama, klinik utama, Rumah
Sakit) serta di Posyandu dan kunjungan rumah (termasuk
oleh tenaga / kader kesehatan terlatih).

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada setiap Balita,


yaitu:

1) Standar-1 bagi Balita Usia 0-11 bulan;


2) Standar-2 bagi Balita Usia 12-35 bulan;
3) Standar-3 bagi Balita Usia 36-59 bulan.

Standar-1, meliputi:

a) Penimbangan minimal 8 kali setahun.


b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
d) Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali
setahun.
e) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
f) Pemberian Edukasi dan informasi.

Standar-2, meliputi

a) Penimbangan minimal 8 kali setahun


b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
d) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
e) Pemberian Imunisasi Lanjutan,
f) Pemberian Edukasi dan informasi

Standar-3 :
a) Penimbangan minimal 8 kali
b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
d) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
e) Pemantauan perkembangan balita.
f) Pemberian kapsul vitamin A.
g) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
h) Pemberian imunisasi lanjutan.
i) Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan.
j) Pemberian Edukasi dan informasi.
Frekuensi Setiap 1 Bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa Setiap 1 Tahun

Nomerator Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang mendapat Pelayanan


Kesehatan sesuai Standar 1 + Jumlah Balita usia 24-35
bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 2 +
Balita usia 36-59 bulan mendapakan layanan sesuai standar
3

Denumerator Jumlah semua balita 0-59 bulan di wilayah puskesmas


selama periode waktu 1 tahun yang sama.

Jumlah Balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja


Kabupaten/kota tersebut pada kurun waktu satu tahun yang
sama.

Sumber Data Register Kohort Anak, Register Posyandu, Buku KIA

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Upaya Kesehatan Ibu dan Anak


Pengumpul Data

Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang di dalamnya


Kegiatan tercantum tanggal lahir penduduk, berdasarkan data
tersebut dapat diperhitungkan siapa saja yang pada
tahun ini termasuk Balita, sebagai Sasaran Pelayanan
Kesehatan Balita; Persebaran sasaran menurut wilayah
(desa/kelurahan, RT/RW) dipetakan oleh Puskesmas
untuk mengukur beban pelayanan dan menyediakan
tempat dan tim pelayanan kesehatan Balita; Peta juga
memperhitungkan terjadinya penambahan sasaran
pelayanan, yaitu bayi yang lahir pada tahun ini.
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut
diinformasikan kepada pejabat wilayah administrasi
setempat (Kepala Desa dan Camat, serta pihak lain yang
terkait) agar para pihak tersebut membantu
menghadirkan sasaran pelayanan tempat-tempat
pelayanan terdekat.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan
Sumber Daya yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan;
4) Setiap Balita diberikan pelayanan sebagaimana
ditetapkan dalam Standar Jumlah dan Kualitas Barang
dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan Balita;
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan
sebagai Balita mengalami penyakit atau gangguan
kesehatan, maka dilakukan rujukan, sampai dipastikan
bahwa telah memperoleh pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter (termasuk dokter anak), Bidan, Perawat serta ahli
gizi dan tenaga kesehatan terlatih (guru PAUD, kader
kesehatan)

5. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar

Judul Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar di


UPTD Puskesmas Sukadana

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya Kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya pelayanan pada usia pendidikan dasar sesuai standar
di wilayah puskesmas

Definisi Operasional Pelayanan skrining/penjaringan kesehatan, dan pemeriksaan


kesehatan berkala kepada setiap peserta didik kelas 1 (satu)
sampai dengan kelas 9 (sembilan) pendidikan dasar (di
lembaga pendidikan SD/MI, SMP/MTs, dan Jenis Lain
yang sederajat), dan kepada anak usia 7 (tujuh) tahun
sampai dengan 15 (lima belas) tahun di luar lembaga
pendidikan dasar seperti pondok pesantren, panti/ LKSA,
lapas/ LPKA, dan lainnya, yang dilakukan satu kali per
tahun, yaitu meliputi :

a. Skrining kesehatan, dan


b. Tindak lanjut sesuai hasil skrining kesehatan.

Skrining kesehatan, meliputi :

1) Penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda


klinis anemia); dan
2) Penilaian tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan
napas); dan
3) Penilaian kesehatan gigi dan mulut; dan
4) Penilaian ketajaman indera penglihatan dengan poster
Snellen, garpu talla; serta sesuai hasil skrining , meliputi
:
1) Memberikan umpan balik hasil skrining kesehatan;
2) Melakukan rujukan jika diperlukan;
3) Memberikan penyuluhan kesehatan

KIE disesuaikan dengan kebutuhan/kondisi setiap murid,


sehingga setiap murid memperoleh informasi tentang
bagaimana mengatasi masalahnya, dan memelihara
kesehatannya; termasuk pelayanan tindak lanjut sesuai
kondisinya;

Pelayanan dilakukan oleh Dokter / Dokter Gigi, Perawat,


Tenaga Kesehatan Gizi, Tenaga Kesehatan Masyarakat
serta tenaga kesehatan terlatih tertentu (Guru, Kader
Kesehatan/dokter kecil/ peer counselor
Frekuensi Setiap 1 Tahun
Pengumpulan Data

Periode Analisa Setiap 1 Tahun

Nomerator Jumlah anak usia pendidikan dasar (kelas 1 sampai kelas 9)


yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar yang
ada di wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
satu tahun ajaran yang sama

Denumerator Jumlah semua anak usia pendidikan dasar (kelas 1 sampai


kelas 9) yang ada di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut
dalam kurun waktu satu tahun ajaran yang sama

Sumber Data Register Anak Sekolah

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Upaya Usaha Kesehatan Anak Sekolah


Pengumpul Data

Langkah-langkah 1) Berdasarkan data dari Dinas Kependidikan atau atau


Kegiatan lembaga DikDas (SD/SDIT/MI, dan SMP/SMPIT/MTs)
termasuk pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA
dan tempat Iainnya, dapat dipetakan oleh Puskesmas
untuk mengukur beban pelayanan dan menyediakan
tempat dan tim pelayanan kesehatan Udiksar pada
Lembaga-lembaga pendidikan dasar tersebut.
Berdasarkan data kependudukan dapat diketahui anak
usia 7 tahun sampai dengan 15 tahun pada tahun ini, dan
jika terdapat anak-anak yang tidak terdaftar pada
lembaga-lembaga pendidikan dasar, maka dipetakan
juga di mana anak-anak tersebut berada, untuk
mengerahkan pelayanan.
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut
diinformasikan kepada pejabat wilayah administrasi
setempat (Kepala Desa dan Camat, kepala sekolah atau
pimpinan pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA
dan tempat Iainnya serta pihak Iain yang terkait) dan
jadual pelayanan ke lembaga pendidikan; dan agar para
pihak tersebut membantu menghadirkan sasaran
pelayanan (anak-anak yang tidak berada pada lembaga
pendidikan dasar) pada tempat-tempat pelayanan
terdekat.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan
Sumber Daya yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan;
4) Setiap Udiksar diberikan pelayanan sebagaimana
ditetapkan dalam Standar Jumlah dan Kualitas Barang
dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan Udiksar;
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan
sebagai Udiksar mengalami penyulit atau gangguan
kesehatan, maka dilakukan rujukan, sampai dipastikan
bahwa telah memperoleh pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter / Dokter gigi, Bidan, Perawat dan serta tenaga
kesehatan terlatih (Gizi, guru, kader kesehatan, dokter kecil
peer counselor)

6. Pelayanan Kesehatan pada usia produktif

Judul Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif di UPTD


Puskesmas Sukadana

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya Kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya pelayanan pada usia produktif 15-59 tahun sesuai
standar di wilayah puskesmas

Definisi Operasional Pelayanan Standar-1, diberikan kepada semua warga negara


usia produktif (diatas 15 tahun sampai dengan 59 tahun),
meliputi

1) Edukasi kesehatan yang berisi tentang:


a) Cara meningkatkan kesehatan dan pencegahan
penyakit dengan pola hidup sehat (olah raga dan
aktivitas fisikt gizi yang baik dan sesuai, istirahat
cukup, manajemen stres, tidak merokok dan minum
minuman beralkohol);
b) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;
c) Kesehatan reproduksi laki-laki dan perempuan;
d) Imunisasi pada usia produktif;
e) Penyakit yang sering terjadi pada usia produktif
serta Tanda dan gejala penyakit tersebut;
f) Infeksi dan penyakit menular seksual termasuk HIV
dan AIDS;
g) Perkembangan dan pertumbuhan badan di usia
produktif dan usia reproduksi;
h) Kesehatan gigi dan mulut;
i) Kesehatan reproduksi dan pendekatan siklus hidup;
j) Kesehatan jiwa dan NAPZA (narkoba dan zat adiktif
Iainnya)
k) Persiapan pernikahan dan kehidupan berumah
tangga;
l) Kontrasepsi;
m) Informasi kesehatan Iain yang diperlukan
2) Paket Pelayanan skrining kesehatan usia 15—59 tahun,
yang terdiri dari:
a) Deteksi Obesitas dengan cara penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan (penilaian
Indeks Massa Tubuh) dan pengukuran lingkar perut
b) Deteksi Hipertensi, yang dilakukan dengan
memeriksa tekanan darah, dan
c) Deteksi Diabetes Melitus, yang dilakukan dengan
pemeriksaan gula darah puasa atau sewaktu;
d) Pelayanan tindak lanjut hasil skrining : (1) merujuk
jika diperlukan, dan (2) pemberian penyuluhan

Pelayanan Standar-2, diberikan kepada wanita usia 30-50


tahun menikah, dan wanta dengan riwayat seksual berisiko,
meliputi:

1) Pemeriksaan Payudara Klinis Sendiri;


2) Pemeriksaan IVA, sebagai upaya deteksi dini kanker

Frekuensi Setiap 1 Bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa Setiap 1 Tahun

Nomerator Jumlah orang usia 15-59 tahun di kab/kota yang mendapat


pelayanan skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun
waktu satu tahun

Denumerator Jumlah orang usia 15-59 tahun di kab/kota dalam kurun


waktu satu tahun yang sama.

Sumber Data Register Posbindu, Register Rawat Jalan, Register IVA,


Register Anak Sekolah

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Surveilans PTM


Pengumpul Data

Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang di dalamnya


Kegiatan tercantum tanggal lahir penduduk, berdasarkan data
tersebut dapat diperhitungkan siapa saja yang pada
tahun ini termasuk Usia Produktif, sebagai Sasaran
Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif; Persebaran
sasaran menurut wilayah (Desa/ Kelurahan, RT/RW)
dipetakan oleh Puskesmas untuk mengukur beban
pelayanan dan menyediakan tempat dan tim pelayanan
kesehatan Pada Usia Produktif;
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut
diinformasikan kepada pejabat wilayah administrasi
setempat (Kepala Desa dan Camat, serta pihak lain yang
terkait) agar para pihak tersebut membantu
menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat-tempat
pelayanan terdekat;
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan
Sumber Daya yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan;
4) Setiap Usia Produktif diberikan pelayanan sebagaimana
ditetapkan dalam Standar Jumlah dan Kualitas Barang
dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif;
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan
sebagai Usia Produktif mengalami penyulit atau
gangguan kesehatan, maka dilakukan rujukan, sampai
dipastikan bahwa telah memperoleh pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.

Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas


Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter / Dokter gigi, Bidan, Perawat dan serta tenaga
kesehatan lainnya (Gizi, guru, kader kesehatan, dokter kecil
peer counselor)

7. Pelayanan Kesehatan Pada Lanjut Usia

Judul Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut >60 Tahun di


UPTD Puskesmas Sukadana

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya Kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya pelayanan pada usia lansia >60 Tahun sesuai standar
di wilayah puskesmas

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan bagi semua penduduk/warga negara


Usia Lanjut (usia 60 tahun ke atas) oleh tenaga kesehatan
(dokter, bidan, perawat, nutrisionis, kader posyandu
Iansia/posbindu) di puskesmas dan jaringan Posbindu di
wilayah Puskesmas minimal 1 tahun sekali meliputi
pelayanan: edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan
skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak
menular yaitu:

1) Pelayanan edukasi tentang PHBS yang dilaksanakan


pada fasyankes dan atau UKBM, dan atau saat
Kunjungan Rumah;
2) Paket Pelayanan skrining faktor risiko, minimal sekali
dalam satu tahun, yang terdiri dari:
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar
perut;
b) Deteksi Hipertensi, yang dilakukan dengan
mengukur tekanan darah;
c) Deteksi kemungkinan Diabetes Melitus dengan
menggunakan tes cepat gula darah;
d) Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku,
termasuk kepikunan menggunakan mini cog atau
Mini Mental Status Examination (MMSE/Test
Mental Mini atau Abbreviated Mental Test (AMT)
dan Geriatric Depression Scale (GDS);
e) Deteksi gangguan kognitif;
f) Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut;
g) Anamnesa perilaku berisiko.
Tindak Lanjut hasil skrining kesehatan meliputi:

a) Melakukan rujukan jika diperlukan


b) b) Memberikan penyuluhan
Frekuensi Setiap 1 Bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa Setiap 1 Tahun

Nomerator Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang


mendapat skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali
yang ada di suatu wilayah kerja kabupaten/kota dalam
kurun waktu satu tahun

Denumerator Jumlah semua warga negara berusia 60 tahun atau lebih


yang ada di suatu wilayah kerja kabupaten/kota dalam
kurun waktu satu tahun yang sama

Sumber Data Register Posbindu, Register Rawat Jalan, Register Posyandu


Lansia

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Surveilans PTM


Pengumpul Data

Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang di dalamnya


Kegiatan tercantum tanggal lahir penduduk, berdasarkan data
tersebut dapat diperhitungkan siapa saja yang pada
tahun ini termasuk Usia Lanjut, sebagai Sasaran
Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut, Persebaran
sasaran menurut wilayah desa kelurahan RT RW
dipetakan oleh Puskesmas untuk mengukur beban
pelayanan dan menyediakan tempat dan tim pelayanan
kesehatan Pada Usia Lanjut,
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut
diinformasikan kepada pejabat wilayah administrasi
setempat (Kepala Desa dan Camat, serta pihak lain yang
terkait) agar para pihak tersebut membantu
menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat tempat
pelayanan terdekat;
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan
Sumber Daya yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan;
4) Setiap Usia Lanjut diberikan pelayanan sebagaimana
ditetapkan dalam Standar Jumlah dan Kualitas Barang
dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut,
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan
sebagai Usia Lanjut mengalami penyulit atau gangguan
kesehatan, maka dilakukan rujukan, sampai dipastikan
bahwa telah memperoleh pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter, Bidan dan Perawat termasuk ahli Gizi, tenaga
Kesehatan Masyarakat dan Kader Kesehatan

8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi

Judul Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi di UPTD


Puskesmas Sukadana

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya pelayanan penderita hipertensi sesuai standar di
wilayah Puskesmas

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan bagi semua penduduk/warga negara


Penderita Tekanan Darah Tinggi dengan usia 15 tahun ke
atas, sebagai upaya pencegahan sekunder (agar yang
bersangkutan tidak mengalami kondisi kesehatan lebih
lanjut), dimana pelayanan kesehatan tersebut meliputi:

a) Pengukuran tekanan darah; dilakukan minimal setiap


bulan satu kali, di fasyankes.
b) Edukasi perubahan gaya hidup (diet seimbang dan
aktivitas fısik), dan kepatuhan minum obat.
c) Terapi Farmakologiı ketika ditemukan hasil
pemeriksaan Tekanan Darah Sewaktu (TDS) lebih dari
140 mmHg
d) Penderita hipertensi dengan komplikasi dan tekanan
darah tidak bisa dipertahankan terkendali, maka
penderita dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
Frekuensi Setiap 1 Bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa Setiap 1 Tahun

Nomerator Jumlah penderita hipertensi usia ≥15 tahun di dalam


wilayah kerjanya yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun

Denumerator Jumlah seluruh penderita hipertensi usia ≥15 tahun yang


berada di dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahunan sama.

Sumber Data Register Rawat Jalan, Register Posbindu

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Surveilans PTM


Pengumpul Data

Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang dimiliki oleh


Kegiatan pemerintah daerah (Kepala Daerah hingga Desa/
Kelurahan), dan data yang dimiliki oleh Puskesmas
dapat diidentifikasi penduduk yang termasuk dalam
sasaran Penderita Hipertensi, Persebaran sasaran
menurut wilayah (desa/ kelurahan, RT/RW) dipetakan
oleh Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan
menyediakan tempat dan tim pelayanan kesehatan
Penderita Hipertensi.
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut
diinformasikan kepada pejabat wilayah administrasi
setempat (Kepala Desa dan Camat, serta pihak lain yang
terkait) agar para pihak tersebut membantu
menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat-tempat
pelayanan terdekat.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan
Sumber Daya yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan.
4) Setiap Penderita Hipertensi diberikan pelayanan
sebagaimana ditetapkan dalam Standar Jumlah dan
Kualitas Barang dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan
Penderita Hipertensi.
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan
sebagai Penderita Hipertensi mengalami penyakit atau
gangguan kesehatan /lebih berat/ besar, maka dilakukan
rujukan, sampai dipastikan bahwa telah memperoleh
pelayanan rujukan.
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter, Bidan, Perawat dan Tenaga Kesehatan Masyarakat

9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus

Judul Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus di


UPTD Puskesmas Sukadana

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya pelayanan penderita diabetes di puskesmas

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita


Diabetes Melitus dengan usia 15 tahun ke atas, sebagai
upaya pencegahan sekunder (agar yang bersangkutan tidak
mengalami kondisi kesehatan lebih lanjut), dimana
pelayanan kesehatan tersebut meliputi:

1) Pengukuran gula darah sewaktu (GDS); dilakukan setiap


bulan satu kati;
2) Edukasi perubahan gaya hidup dan atau nutrisi serta
aktivitas fisik;
3) Terapi Farmakologiı ketika ditemukan hasil
pemeriksaan GDS lebih dari 200 mg/dl.

Pelayanan kesehatan penyandang Diabetes Melitus di


wilayah kerja Puskesmas sesuai standar oleh tenaga
kesehatan sesuai kewenangannya (dokter, perawatı
nutrisionis

Frekuensi Setiap 1 Bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa Setiap 1 Tahun

Nomerator Jumlah penderita diabetes mellitus usia ≥15 tahun di dalam


wilayah kerjanya yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun

Denumerator Jumlah seluruh penderita diabetes mellitus usia ≥15 tahun


yang berada di dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahunan yang sama.

Sumber Data Register Harian Rawat Jalan, Register Posbindu

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Surveilans PTM


Pengumpul Data

Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang dimiliki oleh


Kegiatan pemerintah daerah (Kepala Daerah hingga Desa/
Kelurahan)ı dan data yang dimiliki oleh Puskesmas
dapat diidentifikasi penduduk yang termasuk dalam
sasaran Penderita Diabetes Melitus Persebaran sasaran
menurut wilayah (desa/ kelurahan, RT/RW) dipetakan
oleh Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan
menyediakan tempat dan tim pelayanan kesehatan
Penderita Diabetes Melitus
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut
diinformasikan kepada pejabat wilayah administrasi
setempat (Kepala Desa dan Camat, serta pihak lain yang
terkait) agar para pihak tersebut membantu
menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat-tempat
pelayanan terdekat.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan
Sumber Daya yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan;
4) Setiap Penderita Diabetes Melitus Diberikan pelayanan
sebagaimana ditetapkan dalam Standar Jumlah dan
Kualitas Barang dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan
Penderita Diabetes Melitus,
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan
sebagai Penderita Diabetes Melitus mengalami penyakit
atau gangguan kesehatan lebih berat/besar, maka
dilakukan rujukan, sampai dipastikan bahwa telah
memperoleh pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter, Bidan, Perawat, Tenaga Kesehatan Gizi dan Tenaga
Kesehatan Masyarakat ( yang terlatih )

10. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat

Judul Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa


(ODGJ) Berat di UPTD Puskesmas Sukadana

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya pelayanan kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa
ODGJ berat di Wilayah puskesmas

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan oleh dokter atau perawat terlatih atau
tenaga kesehatan terlatih Lainnya kepada ODGJ Berat
meliputi:

1) pemeriksaan kesehatan jiwa, yang mencakup :


a) pemeriksaan status mental, dan
b) Wawancara;
2) edukasi kepatuhan minum obat (serta kebersihan diri)
3) Melakukan rujukan, jika diperlukan
Frekuensi Setiap 1 Bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa Setiap 1 Tahun

Nomerator Jumlah ODGJ Berat di Wilayah kerja Puskesmas yang


mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun

Denumerator Jumlah seluruh penderita ODGJ berat di wilayah kerja


Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun yang sama

Sumber Data Register Harian Rawat Jalan, Register Kesehatan Jiwa

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kesehatan Jiwa


Pengumpul Data

Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang dimiliki oleh


Kegiatan pemerintah daerah (Kepala Daerah hingga Desa/
Kelurahan) dapat diidentifikasi penduduk yang
termasuk dalam sasaran Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ) Berat, Persebaran sasaran menurut
wilayah (desa/ kelurahan, RT/RW) dipetakan oleh
Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan
menyediakan tempat dan tim pelayanan kesehatan
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut
diinformasikan kepada pejabat wilayah administrasi
setempat (Kepala Desa dan Camat, serta pihak lain
yang terkait) agar para pihak tersebut membantu
menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat-
tempat pelayanan terdekat.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan
Sumber Daya yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan;
4) Setiap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat
diberikan pelayanan sebagaimana ditetapkan dalam
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan atau Jasa
Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) Berati
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan
sebagai Orang Dengan Gangguan -jiwa (ODGJ)
Berat mengalami penyakit atau gangguan kesehatan
lebih berat/ besar, maka dilakukan rujukan, sampai
dipastikan bahwa telah memperoleh pelayanan
rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter, Perawat dan Tenaga Kesehatan terlatih (untuk
kesehatan jiwa)

11. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis (TB)

Judul Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis


(TB) di UPTD Puskesmas Sukadana

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya pelayanan penderita TB di Puskesmas

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan berupa pelayanan penapisan bag orang


terduga tuberkulosis untuk memastikan bahwa yang
bersangkutan mengalami/menderita tuberkulosis atau tidak,
yang meliputi :

1) Pemeriksaan Klinis, mencakup pemeriksaan gejala dan


tanda;
2) Pemeriksaan penunjang, mencakup pemeriksaan dahak
dan atau bakteriologis dan atau radiologis;
3) Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan;
4) pelayanan merujuk orang yang sudah positif
Tuberkulosis untuk memperoleh pengobatan Anti
Tuberkulosis (OAT) dan Pemantauan Pengobatan;
dimana pelayanan tersebut diberikan kepada setiap orang
yang terduga Tuberkulosis, yaitu orang yang menunjukkan
tanda-tanda batuk selama lebih dari 2 (dua) minggu, disertai
gejala lainnya.

Pelayanan diberikan oleh dokter / perawat terlatih, analis


serta tenaga kesehatan lainnya sesuai kewenangan dan
kompetensi nya.

Frekuensi Setiap 1 Bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa Setiap 1 Tahun

Nomerator Jumlah orang terduga TB yang mendapatkan pelayanan


kesehatan sesuai standar di wilayah puskesmas selama
periode waktu 1 tahun

Denumerator Jumlah seluruh orang terduga TB di wilayah Puskesmas


selama periode waktu 1 tahun yang sama

Sumber Data Register harian rawat jalan, register TB

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab P2 TB


Pengumpul Data

Langkah-langkah 1) Berdasarkan data yang dimiliki oleh Puskesmas atas


Kegiatan penduduk yang berada di wilayah kerjanya, diketahui
bahwa terdapat penderita Tuberkulosis dan
persebarannya menurut wilayah (desa/ kelurahan,
RT/RW); berdasarkan data itu dapat dipetakan orang
orang yang kontak erat dengan penderita Tuberkulosis
tersebut, pemetaan oleh Puskesmas untuk mengukur
beban pelayanan dan menyediakan tempat dan tim
pelayanan kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis.
2) Peta persebaran sasaran pelayanan tersebut
diinformasikan kepada pejabat wilayah administrasi
setempat (Kepala Desa dan Camat, serta pihak Iain yang
terkait) agar para pihak tersebut membantu
menghadirkan sasaran pelayanan pada tempat tempat
pelayanan terdekat.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan
Sumber Daya yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan;
4) Setiap Orang Terduga Tuberku/osis diberikan pelayanan
sebagaimana ditetapkan dalam Standar Jumlah dan
Kualitas Barang dan atau Jasa Pelayanan Kesehatan
Orang Terduga Tuberku/osis,
5) Setelah dipastikan bahwa yang bersangkutan adalah
positif menderita Tuberkulosis, maka dilakukan rujukan,
sampai dipastikan bahwa telah memperoleh pelayanan
rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter (termasuk dokter spesialis paru atau penyakit
dalam), perawat, analis laboratorium, penata rontgen dan
tenaga kesehatan masyarakat terlatih

12. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV

Judul Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi


HIV di UPTD Puskesmas Sukadana

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan

Tujuan Tergambarnya kinerja UPTD Puskesmas Sukadana dalam


upaya pelayanan orang dengan risiko terinfeksi HIV di
Puskesmas

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang dilakukan meliputi :

1) edukasi perilaku berisiko, dan


2) skrining dengan pemeriksaan tes cepat HIV, minimal
satu kali dalam satu tahun.
Pelayanan tersebut diberikan kepada orang dengan risiko
terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh
manusia (Human Immunodeficiency Virus), yaitu :

1) perempuan hamil, sekali selama kehamilan, sebelum


kehamilan berakhir, utamakan ketika kontak pertama
dengan petugas;
2) pasien Tuberkulosis, yang sedang dalam pengobatan
Tuberkulosis;
3) pasien Infeksi Menular Seksual (IMS), selain HIV, yang
sedang dalam pengobatan IMS tersebut;
4) penjaja seks, yaitu seseorang yang melakukan hubungan
seksual dengan orang Iain sebagai sumber kehidupan
utama maupun tambahan, dengan imbalan tertentu
berupa uang, barang, atau jasa;
5) lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), yaitu
lelaki yang pernah berhubungan seks dengan lelaki
Iainnya; sekali, sesekali atau secara teratur; apapun
orientasi seksnya (heteroseksual, homoseksual, atau
biseksual);
6) transgender / waria, yaitu orang yang memiliki identitas
gender atau ekspresi gender yang berbeda dengan jenis
kelamin atau seksnya yang ditunjukkan saat lahir,
kadang disebut juga transeksual
7) Penggunan napza suntik (penasun), yaitu orang yang
terbukti memiliki riwayat menggunakan narkotika dan
atau zat adiktif suntik Iainnya;
8) Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), yaitu orang
Yang dalam pembinaan pemasyarakatan
KemenKumHAM dan telah mendapatkan vonis tetap.
Pelayanan diberikan Oleh dokter / perawat terlatih, analisis
serta tenaga kesehatan Iainnya sesuai kewenangan dan
kompetensi nya.

Frekuensi Setiap 1 Bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa Setiap 1 Tahun

Nomerator Persentase orang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan


pemeriksaan HIV sesuai standar 1 Tahun

Denumerator Jumlah orang berisiko terinfeksi HIV yang mendapatkan


pemeriksaan HIV sesuai standar 1 tahun

Sumber Data Register harian rawat jalan, register HIV

Standar 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab P2 HIV


Pengumpul Data

Langkah-langkah 1) Berdasarkan data kependudukan yang dimiliki Oleh


Kegiatan pemerintah daerah (Kepala Daerah hingga Desa/
Kelurahan) dapat dilakukan Oleh Puskesmas identifikasi
penduduk yang termasuk dalam sasaran Orang Dengan
Risiko Terinfeksi HIV. Persebaran sasaran menurut
wilayah (desa/ kelurahan, RT/RW) dipetakan oleh
Puskesmas untuk mengukur beban pelayanan dan
menyediakan tempat dan tim pelayanan kesehatan
Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV.
2) Peta persebaran sasaran layanan tersebut
diinformasikan kepada pejabat wilayah administrasi
setempat (Kepala Desa dan Camat, serta pihak Iain yang
terkait seperti LSM dan organisasi komunitas) agar para
pihak tersebut membantu menghadirkan sasaran
pelayanan pada tempat-tempat pelayanan terdekat.
Informasi tentang sasaran, harus disesuaikan dengan
strategi pelayanan Orang Dengan Risiko Terinfeksi
HIV, tidak semua data-informasi disampaikan kepada
semua orang.
3) Puskesmas mengatur penugasan Tim Pelayanan dan
Sumber Daya yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan;
4) Setiap Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV diberikan
pelayanan sebagaimana ditetapkan dalam Standar
Jumlah dan Kualitas Barang dan atau Jasa Pelayanan
Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV,
5) Jika ditemukan kondisi tertentu yang dikategorikan
sebagai Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV
mengalami penyulit atau gangguan kesehatan lebih
berat/ besar, maka dilakukan rujukan, sampai dipastikan
bahwa telah memperoleh pelayanan rujukan;
6) Dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi

Sumber Daya Manusia Dokter (termasuk dokter spesialis paru atau penyakit
dalam), perawat, bidan, analis laboratorium, penata rontgen
dan tenaga kesehatan masyarakat terlatih

I. PELAYANAN GAWAT DARURAT


1) Kemampuan menangani life saving

Judul Kemampuan menangani life saving

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas


dalam memberikan pelayanan gawat darurat
pada bayi, anak, orang dewasa, dan ibu
melahirkan

Definisi Operasional Life saving adalah upaya penyelamatan jiwa


manudia dengan urutan circulation, airway,
dan breath

Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan

Periode Analisa Tiga bulan sekali

Numerator Jumlah alat yang dimiliki di UGD dalam


rangka penyelematan jiwa

Denominator Jumlah alat yang seharusnya dimiliki dalam


rangka penyelamatan jiwa sesuai dengan
standar alat Puskesmas

Sumber Data Daftar inventaris alat di UGD

Standar 100 %

Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP


pengumpulan data
2) Pemberi pelayanan kegawat-daruratan bersertifikat

Judul Pemberi pelayanan kegawat-daruratan yang


bersertifikat

Dimensi Mutu Kompetensi teknis

Tujuan Tersedianya pelayanan gawat darurat oleh


tenaga yang kompeten dalam bidang kegawat-
daruratan

Definisi Operasional Tenaga kompeten adalah tenaga pemberi


pelayanan gawat darurat yang sudah memiliki
sertifikat pelatihan ATLS/ BTLS/ ACLS/
PPGD/ GELS yang masih belaku

Frekuensi Pengumpulan Setiap tiga bulan


Data

Periode Analisa Tiga bulan sekali

Numerator Jumlah tenaga yang bersertifikat ATLS/ BTLS/


ACLS/ PPGD/ GELS yang masih berlaku.
Dokter internship diakui telah bersertifikat
kegawat-daruratan karena baru lulus UKDI

Denominator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan


kegawat-daruratan

Sumber Data Kepegawaian

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepegawaian


pengumpulan data
3) Waktu tanggap pelayanan dokter di Gawat Darurat

Judul Waktu tanggap pelayanan dokter di Gawat


Darurat

Dimensi Mutu Keselamatan dan efektivitas

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat,


responsif, dan mampu menyelamatkan pasien
gawat darurat

Definisi Operasional Waktu tanggap adalah waktu yang dibutuhkan


mulai pasien datang di IGD sampai mendapat
pelayanan dokter

Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan


Data

Periode Analisa Tiga bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak


kedatangan semua pasien yang di sampling
secara acak sampai dilayani dokter

Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling


(minimal n = 50)

Sumber Data Sampel

Standar ≤ 5 menit

Penanggung jawab Koordinator Unit Gawat Darurat (UGD)


pengumpulan data

4) Jam buka pelayanan gawat darurat

Judul Jam buka pelayanan gawat darurat

Dimensi Mutu Keterjangkauan

Tujuan Tersedianya pelayanan gawat darurat 24 jam di


setiap Puskesmas

Definisi Operasional Jam buka 24 jam adalah Gawat Darurat selalu


siap memberikan pelayanan selama 24 jam penuh

Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan


Data

Periode Analisa Tiga bulan sekali

Numerator Jumlah hari buka IGD 24 jam dalam sebulan

Denominator Jumlah hari dalam satu bulan

Sumber Data Laporan bulanan

Standar 24 jam

Penanggung jawab Koordinator Unit Gawat Darurat (UGD)


pengumpulan data

5) Tidak adanya Penarikan Biaya

Judul Tidak adanya keharusan membayar

Dimensi Mutu Akses dan keselamatan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang mudah


diakses dan mampu segera memberikan
pertolongan pada pasien gawat darurat

Definisi Operasional Kesehatan gratis yang dipelopori PERBUB


tahun 2009 sesuai visi dan misi bupati.

Frekuensi Pengumpulan Data Tiga bulan

Periode Analisa Tiga bulan

Numerator Jumlah pasien gawat darurat yang berobat

Denominator Jumlah seluruh pasien yang datang di gawat


darurat

Sumber Data Survei

Standar 100 %
Penanggung jawab Koordinator Unit Gawat Darurat (UGD)
pengumpulan data

6) Kepuasan pasien pada gawat darurat

Judul Kepuasan pasien pada gawat darurat

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang


mampu memberikan kepuasan pelanggan

Definisi Operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi


pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan
oleh dokter, perawat, petugas loket, dan fasilitas
pelayanan gawat darurat

Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan


Data

Periode Analisa Tiga bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien


gawat darurat yang di survey

Denominator Jumlah seluruh pasien gawat darurat yang di


survei (minimal n = 50)

Sumber Data Survei

Standar ≥ 70 %

Penanggung jawab Koordinator Unit Gawat Darurat (UGD)


pengumpulan data

II. PELAYANAN RAWAT JALAN


1) Pemberi Pelayanan di Poli

Judul Ketersediaan Pelayanan


Dimensi Mutu Akses dan mutu

Tujuan Tersedianya Pelayanan poli oleh tenaga medis


yang kompeten di Puskesmas

Definisi Operasional Pemberi pelayanan di Poli adalah pelayanan


oleh dokter.

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah hari buka poli yang dilayani dokter


dalam 1 bulan

Denominator Jumlah hari buka poli di Puskesmas dalam 1


bulan yang sama

Sumber Data Register rawat jalan

Standar 100 % Dokter

Penanggung jawab Koordinator Rawat Jalan


pengumpulan data

2) Pemberi pelayanan di KIA


Judul Pemberi Pelayanan di KIA

Dimensi Mutu Kompetensi teknis

Tujuan Tersedianya Pelayanan KIA oleh tenaga bidan


yang kompeten/ terlatih

Definisi Operasional Klinik KIA adalah klinik pelayanan Ibu, Bayi,


dan Anak di Puskesmas yang dilayani oleh
bidan terlatih

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif hari buka klinik KIA yang


dilayani oleh bidan terlatih dalam waktu satu
bulan

Denominator Jumlah hari kerja dalam satu bulan yang sama

Sumber Data Register rawat jalan KIA

Standar 100 % Bidan

Penanggung jawab Koordinator Rawat Jalan


pengumpulan data

3) Jam buka pelayanan dengan ketentuan

Judul Jam Bula Pelayanan dengan Ketentuan

Dimensi Mutu Akses

Tujuan Tersedianya Pelayanan Poli pada hari kerja di


setiap Puskesmas

Definisi Operasional Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya


pelayanan poli oleh tenaga dokter. Jam buka
antara pukul 08.00 s/d 12.00 setiap hari kerja
kecuali Jum’at pukul 08.00 – 11.00

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah hari pelayanan rawat jalan yang buka


sesuai ketentuan dalam satu bulan

Denominator Jumlah hari pelayanan rawat jalan dalam satu


bulan

Sumber Data Register rawat jalan

Standar 100 %

Penanggung jawab Koordinator Rawat Jalan


pengumpulan data
4) Kepatuhan handhygiene

Judul Kepatuhan hand hygiene

Dimensi Mutu Kesehatan dan efektivitas

Tujuan Tersedianya Pelayanan Poli Puskesmas yang


mendukung keselamatan pasien dan efektivitas
pelayanan melalui cuci tangan

Definisi Operasional Kepatuhan hand hygiene adalah kepatuhan


petugas poliklinik terhadap ketentuan cuci
tangan

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah petugas rawat jalan yang mematuhi


ketentuan cuci tangan

Denominator Jumlah seluruh petugas rawat jalan

Sumber Data Survei Petugas Rawat Jalan

Standar 100 %

Penanggung jawab Koordinator Rawat Jalan


pengumpulan data

5) Waktu tunggu rawat jalan

Judul Waktu tunggu rawat jalan


Dimensi Mutu Akses

Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat jalan pada hari


kerja di Puskesmas yang mudah dan cepat
diakses oleh pasien

Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan


mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh
dokter

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat


jalan yang disurvei

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang di


survei

Sumber Data Survei pasien rawat jalan

Standar ≤ 30 menit

Penanggung jawab Koordinator Rawat Jalan


pengumpulan data

6) Penanganan Diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis

Judul Penegaan Diagnosis TB melalui


pemeriksaan mikroskopis

Dimensi Mutu Efektivitas, Kesinambungan layanan

Tujuan Kepastian penegakan diagnosis tuberculosis

Definisi Operasional Penegakan diagnosis tuberculosis secara


mikroskopis adalah dengan ditemukannya
mycobacterium tuberculosis melalui
pemeriksaan mikroskopis
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pasien tersangka tuberculosis yang


didiagnosis tuberculosis ditegakkan melalui
pemeriksaan tuberculosis

Denominator Jumlah seluruh pasien tersangka tuberculosis

Sumber Data Rekam medis pasien

Standar 100 %

Penanggung jawab Koordinator Rawat Jalan


pengumpulan data

7) Pasien Rawat Jalan TB yang ditangani dengan strategi DOTS

Judul Pasien Rawat Jalan TB yang ditangani


dengan strategi DOTS

Dimensi Mutu Akses, efisiensi, efektivitas

Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi


pasien tuberculosis dengan strategi DOTS

Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan tuberculosis dengan


strategi DOTS adalah pelayanan tuberculosis
dengan 5 strategi DOTS adalah pelayanan
tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan
tuberculosis nasional. Penegakan diagnosis dan
follow up pengobatan pasien tuberculosis harus
melalui pemeriksaan mikroskopis tuberculosis,
pengobatan harus menggunakan paduan obat
anti tuberculosis yang sesuai dengan standar
penanggulangan tuberculosis nasional, dan
semua pasien yang tuberculosis yang dioabti
dievaluasi secara kohort sesuai dengan
penanggulangan tuberculosis nasional.

Frekuensi Pengumpulan Tiap tiga bulan


Data

Periode Analisa Tiap tiga bulan

Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis


yang ditangani dengans strategi DOTS

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis


yang ditangani di Puskesmas dalam waktu tiga
bulan

Sumber Data Register rawat jalan

Standar 100 %

Penanggung jawab Koordinator Rawat Jalan


pengumpulan data

8) Peresepan obat sesuai formularium

Judul Peresepan Obat sesuai Formularium

Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada


pasien

Definisi Operasional Formularium adalah daftar obat-obatan yang


digunakan di Puskesmas dengan mengacu pada
Formularium nasional

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah resep yang diambil sebagai sampel


yang sesuai dengan formularium dalam satu
bulan

Denominator Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai


sampel dalam satu bulan (minimal 50 sampel)

Sumber Data Kamar obat

Standar 100 %

Penanggung jawab Koordinator Obat


pengumpulan data

9) Pencatatan dan pelaporan TB di Puskesmas

Judul Pencatatan dan pelaporan TB di Puskesmas

Dimensi Mutu Efektivitas

Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB


di Puskesmas

Definisi Operasional Pencatatan dan pelaporan TB adalah pencatatan


dan pelaporan semua pasien TB yang berobat
rawat jalan di Puskesmas

Frekuensi Pengumpulan 3 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang


dicatatat dan dilaporkan

Denominator Jumlah seluruh kasus TB rawat jalan di


Puskesmas

Sumber Data Rekam Medik

Standar 100 %
Penanggung jawab Koordinator Rawat Jalan
pengumpulan data

10) Kepuasan pasien pada rawat jalan

Judul Kepuasan Pasien pada rawat jalan

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang


mampu memberikan kepuasan pelanggan

Definisi Operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi


pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan
oleh dokter, perawat, petugas loket dan fasilitas
Puskesmas

Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan


Data

Periode Analisa Tiga bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan


pasien rawat jalan yang di survei

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang di


survei (minimal n = 50)

Sumber Data Survei

Standar ≥ 90 %

Penanggung jawab Koordinator Rawat Jalan


pengumpulan data

11). Pelayanan Poli MTBS


Judul Pelayanan di Poli MTBS

Dimensi Mutu Kompetensi teknis

Tujuan Tersedianya Pelayanan MTBS oleh tenaga


perawat yang kompeten/ terlatih

Definisi Operasional Poli MTBS adalah poli pelayanan Bayi umur


2bulan – 2 tahun dan Anak di Puskesmas yang
dilayani oleh perawat terlatih

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif hari buka poli MTBS yang


dilayani oleh bidan terlatih dalam waktu satu
bulan

Denominator Jumlah hari kerja dalam satu bulan yang sama

Sumber Data Register rawat jalan MTBS

Standar ≥ 90 %

Penanggung jawab Koordinator Rawat Jalan


pengumpulan data

III. PERSALINAN
1) Pemberi pelayanan persalinan normal

Judul Pemberi pelayanan persalinan normal

Dimensi Mutu Kompetensi teknis

Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh


tenaga yang kompeten

Definisi Operasional Pemberi pelayanan persalinan normal adalah


dokter umum (asuhan persalinan normal) dan
bidan terlatih

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah dokter dan bidan yang memenuhi


kualifikasi menolong persalinan

Denominator Jumlah seluruh dokter dan bidan yang


memberikan pertolongan persalinan normal

Sumber Data Kepegawaian

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepegawaian


pengumpulan data

2) Pelayanan kontrasepsi oleh dokter umum atau bidan terlatih

Judul Pelayanan kontrasepsi oleh dokter umum


atau bidan terlatih

Dimensi Mutu Kompetensi teknis, keselamatan

Tujuan Tergambarnya profesional dalam pelayanan


kontrasepsi

Definisi Operasional Pelayanan kontrasepsi adalah pelayanan oleh


dokter umum atau bidan yang telatih

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif peserta KB kontrasepsi yang


ditangani oleh tenaga yang kompeten dalam
satu bulan

Denominator Jumlah seluruh peserta KB kontrasepsi dalam


satu bulan
Sumber Data Survei

Standar 100 %

Penanggung jawab Koordinator KIA-KB


pengumpulan data

3) Kepatuhan hand hygiene

Judul Kepatuhan hand hygiene

Dimensi Mutu Keselamatan dan efektivitas

Tujuan Tersedianya pelalayanan persalinan Puskesmas


yang mendukung keselamatan pasien melalui
cuci tangan

Definisi Operasional Kepatuhan hand hygiene adalah kepatuhan


petugas penolong persalinan terhadap
ketentuan cuci tangan

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah petugas penolong persalinan yang


mematuhi ketentuan cuci tangan

Denominator Jumlah seluruh petugas penolong persalinan

Sumber Data Survei petugas penolong persalinan

Standar 100 %

Penanggung jawab Koordinator KIA-KB


pengumpulan data

4) Kematian ibu karena persalinan

Judul Kematian ibu karena persalinan


Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengetahui mutu pelayanan Puskesmas


terhadap pelayanan kasus persalinan

Definisi Operasional Kematian ibu melahirkan yang disebabkan


karena pendarahan. Pendarahan adalah
pendarahan yang terjadi pada saat kehamilan
semua skala persalinan dan nifas

Frekuensi Pengumpulan Tiap bulan


Data

Periode Analisa Tiap tiga bulan

Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena


pendarahan

Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan


pendarahan

Sumber Data Rekam Medik Puskesmas

Standar 0%

Penanggung jawab Koordinator KIA-KB


pengumpulan data

5) Kepuasan pasien pada persalinan

Judul Kepuasan pasien pada persalinan

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu


pelayanan persalinan

Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas


oleh pelanggan terhadap pelayanan persalinan

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan


Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari
pasien yang di survei (dalam presen)

Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal


50)

Sumber Data Survei

Standar ≥ 80 %

Penanggung jawab Koordinator KIA-KB


pengumpulan data

IV. PELAYANAN LABORATORIUM SEDERHANA


1) Fasilitas dan Peralatan

Judul Fasilitas dan Peralatan

Dimensi Mutu Keselamatan dan efektivitas

Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan Puskesmas


untuk memberikan pelayanan laboratorium
sederhana

Definisi Operasional Fasilitas dan peralatan laboratorium sederhana


adalah ruang, mesin, dan peralatan yang harus
tersedia untuk pelayanan laboratorium
sederhana baik cito maupun elektif sesuai
standar pelayanan Puskesmas

Frekuensi Pengumpulan Tiga bulan sekali


Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali

Numerator Jenis dan jumlah fasilitas, mesin, dan peralatan


pelayanan laboratorium yang dimiliki
Puskesmas

Denominator Jenis dan jumlah fasilitas, mesin, dan peralatan


pelayanan laboratorium yang seharusnya
dimiliki Puskesmas

Sumber Data Inventaris laboratorium

Standar Sesuai dengan standar Puskesmas

Penanggung jawab Koordinator Laboratorium


pengumpulan data

2) Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium

Judul Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium

Dimensi Mutu Efektivitas, kesinambungan pelayanan,


efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan


laboratorium

Definisi Operasional Pemerikasaan laboratorium yang dimaksud


adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium
sederhana. Waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium
adalah tenggang waktu mulai pasien diambil
sampel sampai dengan menerima hasil
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil


pelayanan laboratorium pasien yang disurvei
dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium


yang di survei dalam bulan tersebut

Sumber Data Survei

Standar ≤ 120 menit

Penanggung jawab Koordinator Laboratorium


pengumpulan data

3) Tidak adanya kejadian tertukar specimen

Judul Tidak adanya kejadian tertukar specimen


pemeriksaan

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan


pengelolaan specimen laboratorium

Definisi Operasional Kejadian tertukar specimen pemeriksaan


laboratorium adalah tertukarnya specimen milik
orang yang satu dengan orang lain

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan dan sentinel event


Data
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event

Numerator Jumlah seluruh specimen laboratorium yang


diperiksa dikurangi jumlah specimen yang
tertukar

Denominator Jumlah seluruh specimen laboratorium yang


diperiksa

Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar 100 %

Penanggung jawab Koordinator Laboratorium


pengumpulan data

4) Kemampuan memeriksa HIV-AIDS

Judul Kemampuan memeriksa HIV-AIDS

Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan

Tujuan Tergambarnya kemampuan laboratorium


Puskesmas dalam memeriksa HIV-AIDS

Definisi Operasional Pemeriksaan laboratorium HIV/AIDS adalah


pemeriksaan skrining HIV kepada pasien yang
diduga mengidap HIV/AIDS

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Ketersediaan peralatan untuk pemeriksaan


Elisa tes

Denominator 1

Sumber Data Catatan di laboratorium

Standar Tersedia

Penanggung jawab Koordinator Laboratorium


pengumpulan data

5) Kemampuan Mikroskopis TB Paru

Judul Kemampuan Mikroskopis TB Paru

Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan

Tujuan Tergambarnya kemampuan laboratorium


Puskesmas dalam memeriksa mikroskopis
tuberkulosis paru

Definisi Operasional Pemeriksaan mikroskopis tuberculosis paru


adalah pemeriksaan mikroskopis untuk
mendeteksi adanya mycobacterium
tuberculosis pada sediaan dahak pasien

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Ketersediaan tenaga terlatih, peralatan, dan


reagen untuk pemeriksaan tuberculosis

Denominator Sesuai dengan standar Puskesmas

Sumber Data Catatan di laboratorium

Standar Tersedianya tenaga, peralatan, dan reagen

Penanggung jawab Koordinator Laboratorium


pengumpulan data

6) Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium

Judul Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil


pemeriksaan laboratorium

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan
laboratorium

Definisi Operasional Kesalahan administrasi dalam pelayanan


laboratorium meliputi kesalahan identifikasi,
kesalahan registrasi, kesalahan pelabelan
sampel, dan kesalahan penyerahan hasil
laboratorium

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pasien yang diperiksa tanpa kesalahan


administrasi dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium


dalam bulan tersebut

Sumber Data Catatan di laboratorium

Standar 100 %

Penanggung jawab Koordinator Laboratorium


pengumpulan data

7) Kepuasan pasien pada pelayanan laboratorium sederhana

Judul Kepuasan pasien pada pelayanan


laboratorium sederhana

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap


pelayanan laboratorium

Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas


oleh pelanggan terhadap pelayanan
laboratorium

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari


pasien yang disurvei (dalam presentase)

Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal


50)

Sumber Data Survei

Standar ≥ 80 %

Penanggung jawab Koordinator Laboratorium


pengumpulan data

V. PELAYANAN FARMASI
1. Pengelolaan Sediaan farmasi Dan BMHP
Judul Kepuasan pasien pada pelayanan Farmasi

Dimensi Mutu Efektivitas

Tujuan Tergambarnya kemampuan farmasi Puskesmas


dalam pengelolaan sedian dan BMHP

Definisi Operasional Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP adalah


sistem penyimpanan dapat dilakukan dengan
memperhatikan kelas terapi obat, bentuk
sediaan, stabilitas obat yang harus dilaksanakan
secara terstruktur serta menggunakan proses
yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan
kendali biaya.

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Ketersediaan tenaga farmasi dan apoteker


Denominator Sesuai dengan standar Puskesmas

Sumber Data Catatan di farmasi

Standar Tersedianya tenaga kefarmasian

Penanggung jawab Koordinator Farmasi


pengumpulan data

2. Pelayanan Farmasi Klinik


Judul Kepuasan pasien pada pelayanan Farmasi

Dimensi Mutu Efektivitas dan kenyamanan

Tujuan Tergambarnya kemampuan farmasi Puskesmas


dalam pelayanan farmasi klinik

Definisi Operasional Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian


dari pelayanan kefarmasian yang lansung dan
bertanggung jawab kepada pasien berkaitan
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien.

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari


pasien yang disurvei (dalam presentase)

Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal


50)

Sumber Data Survei

Standar ≥ 80 %

Penanggung jawab Koordinator Farmasi


pengumpulan data
VI. PELAYANAN KESEHATAN JIWA
1. Konseling Penderita dan Keluarga
Judul Kepuasan pasien pada pelayanan kesehatan
jiwa

Dimensi Mutu Kepuasan dan kenyamanan

Tujuan Tergambarnya kemampuan petugas konseling


terhadap pelayanan kesehatan jiwa

Definisi Operasional Konseling kesehatan jiwa adalah sebuah


metode dalam pendekatan dan memberikan
keperayaan terhapat penderita dan keluarga.

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Ketersediaan tenaga dokter dan perawat jiwa

Denominator Sesuai dengan standar Puskesmas

Sumber Data Catatan di rumah jiwa

Standar Tersedianya tenaga kesehatan jiwa

Penanggung jawab Koordinator rumah kesehatan jiwa


pengumpulan data

2. Pelayanan Rawat Inap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)


Judul Kepuasan pasien pada pelayanan kesehatan
jiwa

Dimensi Mutu Kepuasan dan kenyamanan


Tujuan Tergambarnya kemampuan petugas dalam
merawat Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ)

Definisi Operasional Gangguan kesehatan mental yang dibiarkan


tanpa penanganan dapat berkembang menjadi
kondisi yang disebut sakit jiwa, beberapa orang
bisa saja mengalami hal tersebut akibat tekanan
dan berbagai persoalan hidup yang dialami.

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Ketersediaan tenaga dokter dan perawat jiwa

Denominator Sesuai dengan standar Puskesmas

Sumber Data Catatan di rumah jiwa

Standar Tersedianya tenaga kesehatan jiwa

Penanggung jawab Koordinator rumah kesehatan jiwa


pengumpulan data

VII. PELAYANAN PEMERIKSAAN HAJI


1. Kepuasan Dalam pemeriksaan kesehatan Calon Jemaah haji
Judul Kepuasan pasien pada pelayanan
pemeriksaan calon jemaah haji

Dimensi Mutu Kepuasan dan kenyamanan

Tujuan Tergambarnya kemampuan petugas dalam


memberikan pelayanan kepada pasien calon
jemaah haji.

Definisi Operasional Penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan calon


jemaah haji bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang
sebaik-baiknya bagi jemaah haji pada bidang
kesehatan, sehingga jemaah haji dapat
menunaikan ibadahnya sesuai dengan
ketentuan ajaran agama islam.

Frekuensi Pengumpulan 1 tahun


Data

Periode Analisa 1 tahun sekali

Numerator Ketersediaan tenaga dokter dan perawat terlatih

Denominator Sesuai dengan standar Puskesmas

Sumber Data Catatan rekam medic calon jemaah haji

Standar Tersedianya tenaga terlatih

Penanggung jawab Koordinator kesehatan calon jemaah haji


pengumpulan data
BAB III

RENCANA PENCAPAIAN SPM

A. RENCANA PENCAPAIAN INDIKATOR SPM

Jadwal Rencana Pencapaian Indikator SPM dibuat berdasarkan dokumen Rencana


Strategis Dinas Kesehatan dan Keluarga BerencanaKabupaten/Kota Kayong Utara untuk
mencapai target sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019.

Pelayanan UKM

Tabel 2. Rencana Pencapaian Idikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota
Kayong Utara

No Indikator Capaian Capaian Capaian Target Target2023


puskesmas puskesmas puskesmas 2022
2019 2020 2021

1 Pelayanan Kesehatan 84,54% 90,69 98,48% 99,56% 100%


Ibu Hamil (K4)
%

2 Pelayanan Kesehatan 82,23% 92,29% 86,56% 90,45% 100%


Ibu Bersalin

3 Pelayanan Kesehatan 71,52 77,09% 91,17% 98,25% 100%


Bayi Baru Lahir (KN
%
Lengkap)

4 Pelayanan Kesehatan 87,56% 90.15% 97,59% 99% 100%


Balita (0-59 Bulan)

5 Pelayanan Kesehatan 91,08% 69,11% 88,19% 99% 100%


Pada Usia Pendidikan
Dasar (Penjaringan
Pada Kelas 1 dan 7)

6 Pelayanan kesehatan 113% 98.15% 99,25% 99,86% 100%


pada usia produktif
(15-59 Tahun)

7 Pelayanan kesehatan 75,96% 33,36% 60% 86,15% 100%


pada usia lanjut (> 60
Tahun)

8 Pelayanan Kesehatan 50% 65% 78% 85% 100%


Penderita Hipertensi

9 Penlayanan 65% 75% 85% 97% 100%


Kesehatan Penderita
Diabetes Melitus

10 Pelayanan Kesehatan 100% 100% 100% 100% 100%


Orang Dengan
Gangguan Jiwa
(ODGJ) Berat

11 Pelayanan Kesehatan 50% 65% 78% 85% 100%


Orang Terduga
Tuberkulosis (TBC)

12 Pelayanan Kesehatan 85% 90% 95% 98% 100%


Orang Dengan Risiko
Terinfeksi HIV

Pelayanan UKP

Tabel 3. Rencana Pencapaian Idikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Keluarga
BerencanaKabupaten/Kota Kayong Utara

No Indikator Capaian Capaian Capaian Target Target2023


puskesmas puskesmas puskesmas 2022
2019 2020 2021

1 Pelayanan Gawat 85% 90% 95% 99% 100%


Darurat

2 Pelayanan Rawat Jalan 95% 97% 98% 99% 100%

3 Persalinan 90% 88% 95% 99% 100%

4 Pelayanan 93% 96% 98% 99% 100%


Laboratorium
Sederhana

5 Pelayanan Farmasi 93% 95% 98% 99% 100%

6 Pelayanan Kesahatan 52% 75% 80% 90% 100%


Jiwa

7 Pelayanan Pemeriksaan 93% 95% 98% 99% 100%


haji
B. STRATEGI PENCAPAIAN SPM BERDASARKAN RENCANA STRATEGIS

Strategi pencapaian SPM dilaksanakan melalui program kegiatan yang disusun dalam
Rencana Strategis puskesmas. Kesesuaian Rencana Strategis puskesmas dengan SPM
sebagaimana dalam lampiran.

Pendanaan Indikatif
Indikator Kinerja,
Tujuan, Sasaran,
No Program dan Kegiatan Program 2022 2023 2024 2025
(Outcome),
Kegiatan (Output)
Targ
  Target Rp. Target Rp. Target Rp. Rp.
et

PROGRAM
PENGELOLAAN
KESEHATAN
1                  
MASYARAKAT UPTD
PUSKESMAS
SUKADANA (UKM)

Persentase ibu hamil


1 Kegiatan Pelayanan UKM 25% 4..200.000 25% 95% 95%
KEK ditemukan

Persentase Ibu
2 Kegiatan Pelayanan UKM 92% 93% 95% 95%
Hamil K4

Persentase ibu hamil


3 Kegiatan Pelayanan UKM mendapatkan TTD 98% 31.200.000 98% 98% 98%
90 hari

Persentase ibu hamil


4 Kegiatan Pelayanan UKM KEK mendapatkan 95% 3.150.000 95% 95% 95%
makanan tambahan

Cakupan komplikasi
5 Kegiatan Pelayanan UKM kebidanan yang 98% 0 97% 98% 98%
ditangani
Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
6 Kegiatan Pelayanan UKM tenaga kesehatan 93% 0 94% 95% 95%
yang memiliki
kompetensi
kebidanan

Cakupan peserta KB
7 Kegiatan Pelayanan UKM 72% 0 72% 72% 75%
aktif

Persentase remaja
putri mendapat TTD
8 Kegiatan Pelayanan UKM 44,9% 10.800.000 5% 5% 5%
setiap minggu setiap
1 tahun

Persentase bayi baru


9 Kegiatan Pelayanan UKM 6,53% 3.150.000 50% 50% 50%
lahir mendapat IMD

Cakupan neonatus
10 Kegiatan Pelayanan UKM dengan komplikasi 85% 0 88% 90% 90%
yang ditangani
Kegiatan Pelayanan UKM
Cakupan pelayanan
kesehatan balita (0-
11 6,53% 27.300.000 83% 84% 85%
59 bulan) sesuai
standar

Persentase balita
gizi buruk yang 100
12 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 1.275.000 100% 100%
mendapatkan %
perawatan
Persentase balita 6-
59 bulan
13 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 96% 97% 97%
mendapatkan
vitamin A
14 Kegiatan Pelayanan UKM Cakupan 46% 10.800.000 100% 100% 100
penjaringan
kesehatan siswa SD,
%
SMP, SMA
sederajat

Persentase kader
15 Kegiatan Pelayanan UKM 9,90% 30.612.000 10% 10% 10%
UKS

Persentase jumlah
16 Kegiatan Pelayanan UKM posyandu lansia 62,9% 0 25% 30% 35%
PURI

Peningkatan
17 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 0 92% 93% 94%
Posyandu PURI

Pelaksanaan MMD 100


18 Kegiatan Pelayanan UKM 40% 100% 100%
di desa %

Peningkatan jumlah
19 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 0 53% 54% 55%
poskesdes PURI

Peningkatan
20 Kegiatan Pelayanan UKM pembentukan 100% 0 33% 34% 35%
poskestren

Persentase desa 100


21 Kegiatan Pelayanan UKM 59% 6.300.000 100% 100%
ODF %

Persentase rumah
22 Kegiatan Pelayanan UKM tangga yang 94,88% 30% 35% 40%
melaksanakan CTPS
Persentase SAB
23 Kegiatan Pelayanan UKM memnuhi syarat 100% 79% 80% 81%
kesehatan
Persentase rumah
tangga yang
24 Kegiatan Pelayanan UKM 74,12% 79% 80% 81%
melaksanakan
pengelolaan sampah
Persentase rumah
tangga yang
25 Kegiatan Pelayanan UKM melaksanakan 80,92% 79% 80% 95%
pengelolaan limbah
cair rumah tangga
Persentase TTU
yang memenuhi
26 Kegiatan Pelayanan UKM 81,6% 69% 70% 71%
syarat kesehatan
lingkungan

Cakupan PHBS di
27 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 58% 60% 62%
institusi pendidikan

Cakupan PHBS di
28 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 88% 90% 92%
institusi kesehatan

Cakupan PHBS di
29 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 56% 58% 60%
institusi tempat kerja
Cakupan PHBS di
30 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 68% 70% 72%
TTU
Cakupan PHBS di
31 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 38% 40% 42%
pesantren
Persentase bayi usia
0-11 bulan
32 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 93% 94% 95%
mendapatkan
imunisasi campak
Persentase
terlaksananya
penanggulangan
33 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 86% 88% 90%
krisis kesehatan dan
bencana di wilayah
kondisi matra
Persentase
pembinaan
34 Kegiatan Pelayanan UKM 90% 86% 88% 90%
kesehatan jamaah
haji
Pelayanan kesehatan
100
35 Kegiatan Pelayanan UKM orang terduga 45,60% 100% 100%
%
Tuberkulosis (TB)
sesuai standar
Pemeriksaan kontak
36 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 14.400.000 88% 89% 90%
kasus kusta baru
Penyelidikan 100
37 Kegiatan Pelayanan UKM 44,4% 3.000.000 100% 100%
epidemiologi DBD %
Terlaksananya
fogging pada kasus
DBD sesuai hasil PE 100
38 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 6.300.000 100% 100%
(Perlu SE bupati %
dan rekomendasi
DPRD)
Ibu hamil yang
39 Kegiatan Pelayanan UKM 83,5% 0 40% 43% 45%
diperiksa HIV
Pasien TB yang
40 Kegiatan Pelayanan UKM mengetahui status 100% 0 35% 40% 45%
HIV
Kunjungan rumah 100
41 Kegiatan Pelayanan UKM 63% 0 100% 100%
ODGJ Berat %
Pemberdayaan
kelompok
42 Kegiatan Pelayanan UKM masyarakat terkait 25% 0 35% 35% 35%
program kesehatan
jiwa
Proporsi kelompok
khusus yang
43 Kegiatan Pelayanan UKM melaksanakan 0% 24.300.000 10% 12% 14%
kegiatan Posbindu
PTM
Kegiatan Pelayanan UKM
Cakupan pelayanan
44 21% 0 15% 20% 20%
penderita Hipertensi

Cakupan pelayanan
45 Kegiatan Pelayanan UKM 98% 0 15% 20% 20%
DM
Monitoring /
46 Kegiatan Pelayanan UKM inspeksi jasa boga / 100% 60% 60% 60%
katering
Monitoring /
47 Kegiatan Pelayanan UKM inspeksi rumah 75% 7.500.000 60% 60% 60%
makan / restoran
Monitoring /
48 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 12.000.000 60% 60% 60%
inspeksi DAM
Monitoring /
inspeksi kantin /
49 Kegiatan Pelayanan UKM 85,71% 60% 60% 60%
sentra makanan
jajan
Pembinaan RS,
klinik, DPM dan
100
50 Kegiatan Pelayanan UKM BPM jejaring UPTD 95% 100% 100%
%
Puskesmas
Sukadana
Pendataan tenaga
100
51 Kegiatan Pelayanan UKM kesehatan di wilayah 100% 0 100% 100%
%
kerja

Pembinaan sarana 100


52 Kegiatan Pelayanan UKM 100% 7.200.000 100% 100%
kefarmasian %

Pembinaan penyehat
53 Kegiatan Pelayanan UKM 0% 70% 75% 80%
tradisional
 
    Rp900.000.
    Rp Rp R
000

PROGRAM
B PENGELOLAAN BLUD
                 
UPTD PUSKESMAS
SUKADANA (UKP)

Pelayanan kesehatan
masyarakat miskin Rp46.800.0 100
54 Kegiatan Pelayanan UKP 10% 100% Rp49.140.000 100% Rp51.597.000 Rp54.
non JKN dan non 00 %
subsidi

100
55 Kegiatan Pelayanan UKP Pelayanan 24 jam 100% Rp 0 100% Rp75.600.000 100% Rp79.380.000 Rp83.
%
Kejelasan informasi
Rp16.000.0 100
56 Kegiatan Pelayanan UKP jenis pelayanan dan 100% 100% Rp16.800.000 100% Rp17.640.000 Rp18.
00 %
tarif pelayanan

Kewajaran biaya
57 Kegiatan Pelayanan UKP pelayanan (SPP No 97,7% Rp500.000 80% Rp525.000 82% Rp552.000 83% Rp579
4)

Perilaku petugas
58 Kegiatan Pelayanan UKP 96,6% Rp500.000 80% Rp525.000 82% Rp552.000 83% Rp579
pelayanan

Penanganan
Rp4.000.00
59 Kegiatan Pelayanan UKP pengaduan (SPP No 100% 80% Rp4.200.000 82% Rp4.410.000 83% Rp4.6
0
6

Cakupan rujukan Rp172.800. Rp177.660.00 100 Rp195


60 Kegiatan Pelayanan UKP 97,95% 100% 100% Rp186.543.000
pasien gawat darurat 000 0 % 0

Kepatuhan petugas Rp28.310.0 100


61 Kegiatan Pelayanan UKP 91% 100% Rp29.725.500 100% Rp31.211.775 Rp31.
menggunakan APD 00 %

Ratio rujukan non Rp3.000.00


62 Kegiatan Pelayanan UKP 2,4% <5% Rp3.150.000 <5% Rp3.150.000 <5% Rp3.3
spesialistik 0

Rp14.500.0
63 Kegiatan Pelayanan UKP Prolanis 92,7% 50% Rp15.225.000 50% Rp15.225.000 50% Rp15.
00

Angka kontak Rp28.350.0


64 Kegiatan Pelayanan UKP 158% 150 Rp29.767.500 150 Rp31.255.875 150 Rp32.
komunikasi 00

Bed Occupation Rp100.000. Rp105.000.00 Rp115


65 Kegiatan Pelayanan UKP 25% 30% 40% Rp110.250.000 50%
Rate (BOR) 000 0 0

Rp486.760. Rp507.318.00 Rp556


Rp531.766.650
000 0 93
D. RENCANA ANGGARAN BIAYA

Tabel 4. Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar

N JENIS SATUA TAHUN (Rp)


o LAYANA N
2019 2020 2021 2022 2023
N
DASAR

1 Pelayanan Rupiah 4.250.00 4.500.000 5.000.000 5.500.000 6.000.000


Kesehatan 0
Ibu Hamil

2 Pelayanan Rupiah 50.000.0 62.500.00 75.000.00 80.000.00 100.000.0


Kesehatan 00 0 0 0 00
Ibu
Bersalin

3 Pelayanan Rupiah 10.000.0 12.500.00 15.000.00 16.000.00 20.000.00


Kesehatan 00 0 0 0 0
Bayi Baru
Lahir

4 Pelayanan Rupiah 4.250.00 4.500.000 5.000.000 5.500.000 6.000.000


Kesehatan 0
Balita

5 Pelayanan Rupiah 3.000.00 3.500.000 4.000.000 4.500.000 5.000.000


Kesehatan 0
Pada Usia
Pendidika
n Dasar

6 Pelayanan Rupiah 5.500.00 6.000.000 6.500.000 7.000.000 7.500.000


Kesehatan 0
Pada Usia
Produktif

7 Pelayanan Rupiah 2.500.00 3.000.000 3.500.000 4.000.000 4.500.000


Kesehatan 0
Pada Usia
Lanjut

8 Pelayanan Rupiah 2.500.00 3.000.000 3.500.000 4.000.000 4.500.000


Kesehatan 0
Pada
Penderita
Hipertensi

9 Pelayanan Rupiah 3.000.00 3.500.000 4.000.000 4.500.000 5.000.000


Kesehatan 0
Penderita
Diabetes
Melitus

10 Pelayanan Rupiah 5.000.00 5.500.000 6.000.000 6.500.000 7.000.000


Kesehatan 0
Orang
Dengan
Gangguan
Jiwa Berat

11 Pelayanan Rupiah 3.500.00 4.000.000 4.500.000 5.000.000 5.500.000


Kesehatan 0
Orang
Dengan
TB

12 Pelayanan Rupiah 2.500.00 3.000.000 3.500.000 4.000.000 4.500.000


Kesehatan 0
Orang
Dengan
Risiko
Terinfeksi
HIV

JUMLAH 96.000.0 115.500.0 135.500.0 146.500.0 175.500.0


00 00 00 00 00
Tabel 5. Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Belanja

N JENIS TAHUN (Rp)


o BELANJA
2018 2019 2020 2021 2022

1 Belanja Rp.820.913. Rp.737.315. Rp.839.498. Rp.907.339. Rp.1.463.000.


Pegawai/Jas 096 810 185 775 000
pel dan
Honor
(PNS)

2 Belanja
Barang dan
- - - - -
Jasa (Jaspel
non PNS)

3 Belanja Rp.29.795.9 Rp. Rp. Rp. 790.000 Rp.100.168.80


Modal 13 213.946.598 78.128.555 0

JUMLAH 850.709.009 951.262.408 917.626.740 908.129.775 1.563.168.800


BAB IV

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA

A. Rencana Strategis dan Penganggaran SPM


1. Rencana Strategis Pencapaian SPM
a. Rencana pencapaian SPM UPTD Puskesmas Sukadana mengacu pada batas waktu
pencapaian yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan
Pemerintah Pusat (secara nasional).
b. UPTD Puskesmas Sukadana dalam menentukan rencana pencapaian dan penerapan
SPM mempertimbangkan:
 Kondisi awal tingkat pencapaian pelayanan dasar;
 Target pelayanan dasar yang akan dicapai; dan
 Kemampuan, potensi, kondisi, karakteristik, prioritas UPTD Puskesmas Sukadana
dan komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat serta Pemerintah Pusat.
c. Rencana pencapaian SPM UPTD Puskesmas Sukadana mengacu pada batas waktu
pencapaian SPM dengan memperhatikan analisis kemampuan dan potensi UPTD
Puskesmas Sukadana.
d. Rencana pencapaian dan penerapan SPM UPTD Puskesmas Sukadana dilaksanakan
secara bertahap berdasarkan pada analisis kemampuan dan potensi UPTD Puskesmas
Sukadana.
e. Jangka waktu rencana pencapaian SPM yang ditetapkan UPTD Puskesmas Sukadana
digunakan untuk mengukur kepastian urusan wajib daerah yang berbasis pada
pelayanan dasar.

2. Penganggaran SPM
a. Pendanaan yang berkaitan dengan rencana pencapaian dan penerapan SPM
UPTDPuskesmas Sukadana dapat dibebankan dari sumber dana dari Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat, dan sumber dana lainnya yang sah yang
dituangkan dalam Rencana Bisnis Anggaran (RBA) UPTDPuskesmas Sukadana.
b. Penyusunan RBA, program dan kegiatan yang terkait dengan pencapaian SPM
mengacu pada indikator kinerja, capaian atau target kinerja, analisis standar belanja
dan satuan harga.
c. RBA UPTD Puskesmas Sukadana menggambarkan secara jelas program dan kegiatan
pencapaian dan penerapan SPM
RENCANA PENGANGGARAN SPM
UPTD PUSKESMAS SUKADANA

JENIS TAHUN (Rp)


Sumber
NO LAYANAN SATUAN
2019 2020 2021 2022 2023 Dana
DASAR

Pelayananan
1 Rupiah 25.000.000 35.000.000 45.000.000 55.000.000 65.000.000 Dana BLUD
Gawat Darurat
Pelayananan Rupiah
 Dana
2 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000
Rawat Jalan BLUD

Pelayananan Rupiah
 Dana
3 Laboratorium 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000
BLUD
sederhana
Rupiah 50.000.000 62.500.000 75.000.000 80.000.000 100.000.000  Dana
4 Persalinan
BLUD

B. Monitoring dan Pengawasan Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal


1. Monitoring Pelaksanaan SPM
Monitoring dan pengawasan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal UPTDPuskesmas
Sukadana dilakukan secara berkala setiap tahun secara berjenjang menggunakan sistem
pencatatan dan pelaporan yang berlaku pada setiap jenis layanan dasar. Monitoring dan
pengawasan akan dilakukan oleh berbagai pihak antara lain:
1. UPTD Puskesmas Sukadana bertanggung jawab terhadap pelaksanaan monitoring dan
pengawasan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal dari seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada. UPTD Puskesmas Sukadana melaporkan hasil monitoring dan
pengawasan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal kepada Dinas Kesehatan dan
Keluarga Berencana.
2. Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana ikut berperan dalam pelaksanaan monitoring
dan pengawasan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di UPTD
Puskesmas Sukadana. Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana melaporkan temuan hasil
pelaksanaan monitoring dan pengawasan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal ke
UPTD Puskesmas Sukadana untuk dilakukan perbaikan.
3. Dinas Inspektorat Daera juga ikut berperan dalam pelaksanaan monitoring dan
pengawasan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal bidang bidang kesehatan di UPTD
Puskesmas Sukadana .Dinas Inspektorat Daerah melaporkan temuan hasil pelaksanaan
monitoring dan pengawasan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal ke UPTD
Puskesmas Sukadana untuk dilakukan perbaikan.
Ruang Lingkup Pengukuran dan Evaluasi Kinerja BLUD Puskesmas Sukadana. UPTD
Puskesmas SukadanaKabupaten/Kota Kayong Utara Tahun 2021 meliputi Pengukuran dan
Evaluasi Kinerja pelaksanaan kegiatan, dimana akan dibandingkan antara rencana indikator
kinerja kegiatan BLUD tahun 2021 dengan realisasi / capaian kinerja kegiatan, dan evaluasi
kinerja program yang merupakan kumpulan capaian hasil kinerja kegiatan, serta evaluasi
kinerja kebijakan yang merupakan capaian hasil kinerja program-program yang tertuang
dalam Rencana Strategi Bisinis UPTD Puskesmas Sukadana . Ruang lingkup materi evaluasi
meliputi:
A. Evaluasi kegiatan
a. Evaluasi pelaksanaan program dari Rencana Bisnis Anggaran UPTD Puskesmas
Sukadana yang telah ditetapkan;
b. Evaluasi terhadap permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan;
c. Evaluasi terhadap langkah-langkah antisipasi dan pemecahan masalah yang dilakukan
pada pelaksanaan kegiatan;
d. Merumuskan saran, tindak lanjut dan harapan sebagai bahan masukan dalam
perencanaan kegiatan pada tahun-tahun mendatang.
e. Pengumpulan data rencana dan data realisasi program;
f. Melakukan evaluasi program, yang menghasilkan rekomendasi-rekomendasi
perbaikan perencanaan kinerja yang dapat dilaksanakan.
g. Melakukan pemantauan atas rencana aksi yang dilaksanakan dalam rangka
mengendalikan kinerja yaitu kemajuan dan hambatan pencapaian kinerja.

B. Evaluasi Diri
a. Puskesmas melakukan evaluasi diri terhadap kinerja Puskesmas.
b. Puskesmas menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai kinerja, dan
melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan Standar Nasional Kesehatan.
c. Puskesmas melaksanakan:
 evaluasi proses pelayanan kesehatan secara periodik, sekurang-kurangnya dua
kali dalam setahun;
 evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-kurangnya satu kali
dalam setahun, pada akhir tahun anggaran Puskesmas.
d. Evaluasi diri Puskesmas dilakukan secara periodik berdasar pada data dan informasi
yang sahih
C. Evaluasi Pendayagunaan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan
a. Evaluasi pendayagunaan kesehatan dan tenaga kesehatan direncanakan secara
komprehensif pada setiap akhir semester dengan mengacu pada Standar Kesehatan
dan Tenaga Kesehatan,
b. Evaluasi pendayagunaan kesehatan dan tenaga kesehatan meliputi kesesuaian
penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, dan kinerja kesehatan dan
tenaga kesehatan dalam pelaksanaan tugas.
c. Evaluasi kinerja kesehatan harus memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan-
perubahan pengguna jasa kesehatan.

Hasil monitoring dan evaluasi penerapan dan pencapaian SPM dipergunakan oleh UPTD
Puskesmas Sukadana sebagai:
a. Bahan masukan bagi pengembangan kapasitas UPTD Puskesmas Sukadana
b. Bahan pertimbangan dan pengawasan atas penerapan SPM UPTD Puskesmas Sukadana

2. Pembinaan dan Pengawasan


Salah satu tugas Pemerintah Pusat sebagaimana telah diamanahkan dalam Undang-
undang Nomor 23 tahun 2014 adalah melakukan pembinaan dan pengawasan pada
Pemerintah Daerah. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan
dilaksanakan secara berjenjang sebagai berikut:
a. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri melaksanakan
pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Daerah provinsi secara umum;
b. Menteri kesehatan melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan SPM bidang
kesehatan Daerah Provinsi secara teknis;
c. Gubernur melaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan SPM bidang
kesehatan Provinsi oleh Organisasi Perangkat Daerah provinsi;
d. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melaksanakan pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota secara umum dan teknis;
e. Bupati melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Bidang Kesehatan
Daerah Kabupaten oleh Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten dan Walikota
melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Bidang Kesehatan Daerah
Kota oleh Organisasi Perangkat Daerah Kota;
f. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
g. Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah yang tidak melaksanakan SPM dijatuhi
sanksi administrative yang diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dalam negeri.
BAB V

PENUTUP

Standar Pelayanan Minimal (SPM) disusun untuk memberikan panduan arah kebijakan
pelayanan kesehatan di Puskesmas untuk dapat terlaksananya kebijakan dalam Standar
Pelayanan Minimal perlu mendapat dukungan dan partisipasi seluruh pegawai/karyawan
Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah baik bersifat materiil, administratif
maupun politis.

Standar Pelayanan Minimal puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola puskesmas
sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan
kewenangan organ puskesmas serta perubahan lingkungan.
PROGRAM PENGELOLAAN KESEHATAN MASYARAKAT
UPTD PUSKESMAS SUKADANA

SPM INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR KEGIATAN


SASARAN PROGRAM
A KEGIATAN
UPAYA
KESEHATAN
MASYARAKA
T DI
PUSKESMAS

Pelayanan 1 AKI 1 Cakupan 1 Persentase ibu hamil


Kesehatan Ibu pelayanan nifas yang memenuhi 10T
Hamil (K4),
Pelayanan
Kesehatan Ibu
bersalin
2 Persentase Ibu Hamil
4 Persentase ibu hamil
KEK mendapatakan
makanan tambahan
5 Cakupan pertolongan
persalinan di fasilitas
kesehatan
6 Cakupan peserta KB
aktif
2 Cakupan 7 Persentase remaja putri
pelayanan mendapat TTD setiap
kesehatan minggu selama 1 tahun
remaja
Pelayanan 2 AKB 3 Pelayanan KN 8 Persentase bayi baru lahir
kesehatan baru Lengkap mendapat IMD
lahir (KN
Lengkap)
9 Cakupan neonatus
dengan komplikasi yang
ditangani
Pelayanan 3 Persentase 4 Persentase 10 Cakupan pelayanan
Kesehatan Balita Balita Gizi Balita Gizi kesehatan balita (0-59
(0-59 bulan) Buruk Kurang bulan) sesuai standar
11 Persentase balita gizi
buruk yang mendapat
perawatan
12 Persentase balita 6-59
bulan mendapatkan
vitamin A
Pelayanan 4 Cakupan 5 Persentase 13 Cakupan penjaringan
kesehatan pada pelayanan Sekolah kesehatan siswa SD,
usia pendidikan kesehatan setingkat SD, SMP, Sma sederajat
dasar usia sekolah SMP, SMA
(penjaringan dan remaja yang
pada kelas 1 dan melaksanakan
7) pemeriksaan
penjaringan
kesehatan
14 Persentase kader UKS
Pelayanan 5 Pelayanan 6 Pelayanan 15 Persentase jumlah
kesehatan pada kesehatan kesehatan pada posyandu lansia PURI
usia lanjut (>60 usia lanjut pra lansia
th) usia (>60 th)
Persentase desa 6 Persentase 7 Pencapaian desa 16 Peningkatan Posyandu
siaga desa siaga siaga PURI
17 Pelaksanaan MMd di
Desa
18 Peningkatan jumlah
poskedes PURI
19 Peningkatan
pembentukan poskestren
Persentase desa 7 Persentase 8 Persentase 20 Persentase desa Odf
STBM dan desa STBM rumah tangga
PHBS dan PHBS STBM
21 Presentase rumah tangga
yang melaksanakan
CTPS
22 Persentase SAB
memenuhi syarat
kesehatan
23 Persentase rumah tangga
yang melaksanakan
pengelolaan sampah
24 Persentase rumah tangga
yang melaksanakan
pengelolaan limbah cair
rumah tangga
9 Persentase TTU 25 Persentase TTU yang
sanitasi dasar memenuhi Syarat
kesehatan lingkungan
10 Persentase 26 Cakupan PHBS di
rumah tangga institusi pendidikan
ber PHBS
27 Cakupan PHBS di
institusi kesehatan
28 Cakupan PHBS di
institusi tempat kerja
29 Cakupan PHBS di TTU
30 Cakupan PHBS di
pesantren
Pencapaian 8 Persentase 11 Persentase bayi 31 Persentase bayi usia 0-11
desa/kelurahan desa UCI mendapatkan bulan mendapatkan
UCI IDL imunisasi campak
Penanggulangan 9 Penanggulan 12 Persentase 32 Persentase terlaksananya
KLB < 24 jam gan KLB < penyakit potensi penanggulangan krisis
24 jam wabah yang kesehatan dan bencana di
dilakukan PE wilayah kondisi matra
33 Persentase pembinaan
kesehatan jamaah haji
Pelayanan 1 Angka 13 Notifikasi kasus 34 Pelayanan kesehatan
kesehatan orang 0 keberhasilan TB yang diobati orang terduga
terduga (CNR) tuberkulosisi sesuai
Tuberkulosis standar
(TB)
1 RFT Rate 14 Kasus Defaulter 35 Pemeriksaan kontak
1 Penderita kusta kasus kusta baru
Kusta
Case Fatality 1 Case Fatality 15 Insiden / angka 36 Penyelidikan
Rate DBD 2 Rate DBD kesakitan DBD Epidemiologi DBD
37 Terlaksananya fogging
pad akasus DBD sesuai
hasil PE (Perlu SE bupati
dan rekomendasi DPRD)
Pelayanan 1 Orang 16 Persentase 38 Ibu Hamil yang diperiksa
kesehatan orang 3 berisiko sekolah HIV
dengan risiko terinfeksi (SMP/SMA/Sed
terinfeksi HIV HIV erajat) yang
mendapatkan mendapatkan
pemeriksaan penyuluhan
HIV HIV/AIDS
39 Pasien TB yang
mengetahui status HIV
Pelayanan 1 Cakupan 17 Cakupan 40 Kunjungan rumah ODGJ
kesehatan ornag 4 temuan kasus pelayanan Berat
dengan pemasungan kesehatan ODGJ
gangguan jiwa pad aODGJ Berat
(ODGJ) berat berat
41 Pemberdayaan kelompok
masyarakat terkait
program kesehatan jiwa
Pelayanan 1 42 Proporsi kelompok
kesehatan pada 5 khusus yang
usia produktif melaksanakan kegiatan
(15-59 tahun), Posbindu PTM
Pelayanan
kesehatan
penderita
hipertensi,
Pelayanan
kesehatan
penderita
Diabetes Melitus
43 Cakupan pelayanan
penderita hipertensi
44 Cakupan pelayanan DM
1 Penyehatan 19 Monitoring/ 45 Monitoring/inspeksi jasa
6 makanan dan Inspeksi kesling boga/katering
minuman di TPM
46 Monitoring /inspeksi
rumah makan/restoran
47 Monitoring/inspeksi
DAM
48 Monitoring/inspeksi
kantin/sentra makanan
jajan
Fasilitas 1 Fasilitas 20 Persentase 49 Pembinaan RS, klinik,
pelayanan 7 Pelayanan klinik dan RS DPM dan BPM jejaring
kesehatan, kesehatan, yang memiliki puskesmas
tenaga kesehatan tenaga ijin operasional
dan kesehatan
fasyankestrad dan
memiliki ijin fasyankestrad
memiliki ijin
21 Tenaga 50 Pendataa tenaga
Kesehatan kesehatan di wilayah
memiliki ijin kerja
22 Persentase 51 Pembinaan sarana
sarana kefarmasian
kefarmasian
yang berijin
23 Persentase 52 Pembinaan penyehat
penyehat tradisional
tradisional
berijin/terdaftar
PROGRAM PENGELOLAAN BLUD UPTD PUSKESMAS SUKADANA

SPM INDIKATO INDIKATOR INDIKATOR


R SASARAN PROGRAM KEGIATAN

A Kepuasan 18 Mutu 24 Nilai IKM 53 Pelayanan kesehatan


Masyarakat Pelayanan puskesmas masyrakat miskin non
Terhadap Puskesmas dalam survey JKN
Pelayanan kepuasan
Puskesmas masyarakat
sesuai
metodologi
penelitian
deskriptif
kualitatif

54 Kejelasan informasi jenis


pelayanan dan tarif
pelayanan

55 Kewajaran biaya
pelayanan
(SPERATURAN
PEMERINTAH No 4)

56 Perilaku petugas
pelayanan

57 Penanganan pegaduan
(SPERATURAN
PEMERINTAH No 6)

58 Cakupan rujukan pasien


gawat darurat
25 Adanya 59 Kepatuhan petugas
program menggunakan APD
pencegahan dan
Pengendalian
Infeksi

26 Utilitas peserta 60 Ratio Rujukan No


JKN di Spesialistik
Puskesmas

61 Rasio peserta Prolanis


terkendali

62 Angka kontak

B Kegiatan Tata 63
Usaha Dan
Administrasi
Manajemen Di
Puskesmas

27 Tersedianya Tersedianya 9 jenis


SDM sesuai tenaga kesehatan di
standar Puskesmas sesuai standar

64 Adanya dokter gigi di


puskesmas

65 Adanya apoteker di
puskesmas

28 Persentase 67 Persentase alat kesehatan


sarana terpenuhi
prasarana dan
alkes terpenuhi

68 Persentase sarana
prasarana terpenuhi

29 Persentase obat 69 Persentase obat terpenuhi


dan BMHP
terpenuhi
70 Persentase BMHP
terpenuhi

19 Mutu 30 Persentase 71 Persentase alata


Pelayanan Pusling seuai kesehatan Pusling
Jaringan standar terpenuhi
Puskesmas

31 Persentase 72 Persentase alat kesehatan


Pustu sesuai Pustu terpenuhi
standar

32 Persentase 73 Persentase alat kesehatan


praktek bidan praktik bidan desa
desa sesuai terpenuhi
standar

20 Manajemen Perencanaan Tersusunnya RUK, RPK


Puskesmas tahunan dan RPK
Bulanan

Penggerakan Terlaksananya lokmin


Pelaksanaan bulanan dan tribulanan

Pengawasan, Tersusunnya penilaian


pengendalian, kinerja Puskesmas yang
dan penilaian telah mendapatkan
feedback dari dinkes
kab/kota

Anda mungkin juga menyukai