PUSKESMAS PANDAK I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmad dan karunia-Nya,
penerapan serta pelaporan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Puskesmas Pandak I Tahun 2023 dapat terlaksana dengan baik.
Laporan Penerapan SPM ini memuat informasi terkait penerapan dan pencapaian
standar pelayanan minimal Pemerintah Kabupaten Bantul yang menjadi amanat Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.
Diharapkan dengan tersusunnya laporan ini dapat menjadi bahan informasi dan
evaluasi dalam pengambilan kebijakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Pandak I Disamping itu, juga sebagai bahan dalam pelaksanaan perencanaan dan
penganggaran dalam penerapan Standar Pelayanan Minimal tahun selanjutnya.
Kami menyadari bahwa penyajian informasi dalam laporan ini masih memiliki
kekurangan sehingga kami harapkan agar seluruh pihak terkait berkenan memberikan
informasi serta saran maupun masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja Puskesmas
Pandak Idalam memberikan pelayanan minimal bidang kesehatan yang menjadi hak
masyarakat di masa yang akan datang. Demikian dan terima kasih.
A. LATAR BELAKANG
Undang – undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah daerah
mengamanatkan bahwa urusan kesehatan merupakan urusan yang dibagi antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/kota,
bersifat wajib dan terkait dengan pelayanan dasar. Untuk mencapai sasaran dan prioritas
pembangunan Nasional bidang kesehatan diperlukan pedoman Standar Pelayanan
Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Pemerintah mempunyai tanggung jawab
untuk menjamin setiap warga negara memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas
sesuai dengan kebutuhan. Peningkatan pemenuhan kebutuhan warga negara terhadap
barang dan jasa kesehatan sangat vital. Disisi lain karakteristik barang/jasa kesehatan
yang unik dan kompleks.
Penyelenggaraan urusan wajib oleh daerah merupakan perwujudan otonomi
yang bertanggungjawab, yang pada intinya merupakan pengakuan /pemberian hak dan
kewenangan daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah.
Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan yang selanjutnya disingkat SPM Bidang
Kesehatan merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. SPM sesuai
Permenkes No. 4 Tahun 2019 mengamanatkan target – target SPM lebih merupakan
kinerja Pemeritah Daerah, dan menjadi penilaian kinerja Daerah dalam memberikan
pelayanan dasar kepada warga negara.
SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
minimal. SPM Kesehatan dapat diuraikan secara sederhana ke dalam butir-butir sebagai
berikut :
1. Merupakan kewajiban bagi semua Pemerintah Daerah;
2. Hak setiap warga Negara untuk memperoleh Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan
oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang SPM;
3. Puskesmas sesuai kemampuan Puskesmas melayani Jenis Pelayanan Dasar yan
ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor44);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor75 Tahun 2014tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar
Pelayanan;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021
9. Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor 292 Tahun 2019 tentang Pembentukan Tim
Penerapan Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Bantul
C. KEBIJAKAN UMUM
Strategi pembangunan daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan diwujudkan dalam
bentuk kebijakan – kebijakan yang terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). Di dalam RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2022 – 2026,
pemerintah Kabupaten Bantul telah menetapkan SPM bidang Kesehatan sebagai salah
satu acuan dalam menyusun perencanaan dan penganggaran. RPJMD Kabupaten Bantul
Tahun 2022 – 2026 menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul yang memuat target tahunan pencapaian SPM dengan
mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan/Keputusan
Menteri. Untuk selanjutnya, rencana pencapaian SPM dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Perangkat Daerah (Renstra
OPD). Target tahunan pencapaian SPM dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja OPD), Kebijakan
Umum Anggaran (KUA), Rencana Kerja dan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah
(RKA-OPD)
D. ARAH KEBIJAKAN
SPM berfungsi sebagai instrumen untuk memperkuat pelaksanaan Performance
Based Budgeting. UU 23 Tahun 2014 juga mengamanatkan pada Pemda untuk benar-
benar memprioritaskan belanja daerah untuk mendanai urusan pemerintahan wajib yang
terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan SPM (pasal 298).
Berdasarkan berbagai program dan kebijakan tersebut di atas dan dengan
mempertimbangkan target dan rencana strategis ke depan, Maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul berupaya maksimal untuk mencapai standar minimal yang telah
ditetapkan Oleh kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dalam perencanaan dan
penganggaran untuk mencapai target-target yang telah di tetapkan dalam Renstra, SPM
menjadi prioritas utama.
BAB II
PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM
● Dokter;
● Bidan;
● Perawat;
● Nutrisionis/Tenaga Gizi.
Presentase
warga negara Jumlah orang usia 15-59 tahun
usia 15-59 mendapat pelayanan skrining
tahun kesehatan sesuai standar
mendapatkan dalam kurun waktu satu tahun x100
=
skrining Jumlah orang usia 15-59 tahun %
kesehatan yang ada di wilayah kerja dalam
sesuai standar kurun wakktu satu tahun yang
sama
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
a. Pernyataan Standart
Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib
memberikan skrining kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 60 tahun
ke atas di wilayah kerjanya minimal 1 kali dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
1) Pelayanan skrining kesehatan warga negara usia 60 atas sesuai standar
adalah
a) Dilakukan sesuai kewenangan oleh :
● Dokter
● Bidan
● Perawat
● Nutrisionis/Tenaga Gizi
● Edukasi dan evaluasi tentang: tanda dan gejala gangguan jiwa, kepatuhan
minum obat dan informasi lain terkait obat, mencegah tindakan pemasungan,
kebersihan diri, sosialisasi, kegiatan rumah tangga dan aktivitas bekerja
sederhana
12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus)yang bersifat
peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif.
a. Pernyataan Standar
Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan)
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.
b. Pengertian
1) Pelayanan Kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV sesuai standar
adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil, pasien TB,
pasien infeksi menular seksual (IMS), waria/transgender, pengguna napza,
dan warga binaan lembaga pemasyarakatan, dilakukan oleh tenaga kesehatan
sesuai kewenangannya dan diberikan di FKTP (Puskesmas dan Jaringannya)
dan FKTL baik pemerintah maupun swasta serta dilapas/rutan narkotika
2) Pelayanan Kesehatan meliputi:
a) Upaya pencegahan pada orang yang memiliki risiko terinfeksi HIV
b) Pemeriksaan HIV ditawarkan secara aktif oleh petugaskesehatan bagi
orang yang berisiko dimulai dengan: