Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL


BIDANG URUSAN KESEHATAN TAHUN 2023
SEMESTER I

PUSKESMAS PANDAK I

Jl Sedayu,Gesikan,Wijirejo, Pandak, Bantul Telp (0274) 6462442


Email : pusk.pandak1@bantulkab.go.id

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmad dan karunia-Nya,
penerapan serta pelaporan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Puskesmas Pandak I Tahun 2023 dapat terlaksana dengan baik.
Laporan Penerapan SPM ini memuat informasi terkait penerapan dan pencapaian
standar pelayanan minimal Pemerintah Kabupaten Bantul yang menjadi amanat Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.
Diharapkan dengan tersusunnya laporan ini dapat menjadi bahan informasi dan
evaluasi dalam pengambilan kebijakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Pandak I Disamping itu, juga sebagai bahan dalam pelaksanaan perencanaan dan
penganggaran dalam penerapan Standar Pelayanan Minimal tahun selanjutnya.
Kami menyadari bahwa penyajian informasi dalam laporan ini masih memiliki
kekurangan sehingga kami harapkan agar seluruh pihak terkait berkenan memberikan
informasi serta saran maupun masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja Puskesmas
Pandak Idalam memberikan pelayanan minimal bidang kesehatan yang menjadi hak
masyarakat di masa yang akan datang. Demikian dan terima kasih.

Bantul, Juli 2023


Kepala Puskesmas Pandak I

Dr. Lucia Sri Rejeki, MPH


NIP. 19661028 199603 2 002
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang – undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah daerah
mengamanatkan bahwa urusan kesehatan merupakan urusan yang dibagi antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/kota,
bersifat wajib dan terkait dengan pelayanan dasar. Untuk mencapai sasaran dan prioritas
pembangunan Nasional bidang kesehatan diperlukan pedoman Standar Pelayanan
Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Pemerintah mempunyai tanggung jawab
untuk menjamin setiap warga negara memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas
sesuai dengan kebutuhan. Peningkatan pemenuhan kebutuhan warga negara terhadap
barang dan jasa kesehatan sangat vital. Disisi lain karakteristik barang/jasa kesehatan
yang unik dan kompleks.
Penyelenggaraan urusan wajib oleh daerah merupakan perwujudan otonomi
yang bertanggungjawab, yang pada intinya merupakan pengakuan /pemberian hak dan
kewenangan daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah.
Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan yang selanjutnya disingkat SPM Bidang
Kesehatan merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. SPM sesuai
Permenkes No. 4 Tahun 2019 mengamanatkan target – target SPM lebih merupakan
kinerja Pemeritah Daerah, dan menjadi penilaian kinerja Daerah dalam memberikan
pelayanan dasar kepada warga negara.
SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
minimal. SPM Kesehatan dapat diuraikan secara sederhana ke dalam butir-butir sebagai
berikut :
1. Merupakan kewajiban bagi semua Pemerintah Daerah;
2. Hak setiap warga Negara untuk memperoleh Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan
oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang SPM;
3. Puskesmas sesuai kemampuan Puskesmas melayani Jenis Pelayanan Dasar yan
ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018

B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor44);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor75 Tahun 2014tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar
Pelayanan;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021
9. Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor 292 Tahun 2019 tentang Pembentukan Tim
Penerapan Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Bantul

C. KEBIJAKAN UMUM
Strategi pembangunan daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan diwujudkan dalam
bentuk kebijakan – kebijakan yang terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). Di dalam RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2022 – 2026,
pemerintah Kabupaten Bantul telah menetapkan SPM bidang Kesehatan sebagai salah
satu acuan dalam menyusun perencanaan dan penganggaran. RPJMD Kabupaten Bantul
Tahun 2022 – 2026 menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul yang memuat target tahunan pencapaian SPM dengan
mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan/Keputusan
Menteri. Untuk selanjutnya, rencana pencapaian SPM dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Perangkat Daerah (Renstra
OPD). Target tahunan pencapaian SPM dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja OPD), Kebijakan
Umum Anggaran (KUA), Rencana Kerja dan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah
(RKA-OPD)

D. ARAH KEBIJAKAN
SPM berfungsi sebagai instrumen untuk memperkuat pelaksanaan Performance
Based Budgeting. UU 23 Tahun 2014 juga mengamanatkan pada Pemda untuk benar-
benar memprioritaskan belanja daerah untuk mendanai urusan pemerintahan wajib yang
terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan SPM (pasal 298).
Berdasarkan berbagai program dan kebijakan tersebut di atas dan dengan
mempertimbangkan target dan rencana strategis ke depan, Maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul berupaya maksimal untuk mencapai standar minimal yang telah
ditetapkan Oleh kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dalam perencanaan dan
penganggaran untuk mencapai target-target yang telah di tetapkan dalam Renstra, SPM
menjadi prioritas utama.
BAB II
PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM

A. JENIS PELAYANAN DASAR


Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas:
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil
a. Pernyataan Standar
Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar. Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil
kepada semua ibu hamil di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu
kehamilan.
b. Pengertian
1) Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada
ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester
ketiga yang dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis
Kebidanan baik yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
maupun swasta yang memiliki Surat Tanda Register (STR).
2) Yang disebut dengan standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang
dilakukan kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10 T yaitu :
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;
b) Ukur tekanan darah;
c) Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)
d) Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
e) Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);
f) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan;
g) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
h) Tes laboratorium: tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),
pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi); yang pemberian
pelayanannya disesuaikan dengan trimester kehamilan.
i) Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan;
j) Temu wicara (konseling)
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu hamil dinilai dari cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil sesuai standar di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu
tahun.
d. Rumus Penghitungan Kinerja
Jumlah Ibu hamil
yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar
Presentase ibu di wilayah kerja kabupaten /kota
hamil tersebut dalam kurun waktu
mendapatkan satu tahun x100
=
pelayanan ibu Jumlah sasaran ibu hamil yang %
hamil sudah melahirkan
di wilayah Kabupaten/Kota
dalam kurun waktu satu tahun
yang sama

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin


a. Pernyataan standart
Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan Pelayanan Kesehatan
Ibu Bersalin kepada semua ibu bersalin di wilayah kerjanya dalam kurun waktu
satu tahun.
b. Pengertian
1) Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan yang dilakukan oleh
Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan yang bekerja di
fasilitas pelayanankesehatan Pemerintah maupun Swasta yang memiliki
Surat Tanda Register (STR) baik persalinan normal dan atau persalinan
dengan komplikasi.
2) Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi Polindes, Poskesdes, Puskesmas,
bidan praktek swasta, klinik pratama, klinik utama, klinik bersalin, balai
kesehatan ibu dan anak, rumah sakit pemerintah maupun swasta.
3) Standar pelayanan persalinan normal mengikuti acuan asuhan persalinan
normal yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun
2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Adapun untuk persalinan
dengan komplikasi mengikuti acuan dari Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Kesehatan Rujukan.
c. Defenisi Operasional Capaian Kinerja Capaian kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu bersalin dinilai dari
cakupan pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai standar di wilayah
kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Penghitungan Kinerja

Jumlah Ibu bersalin


yang mendapatkan pelayanan
persalinan
sesuai standar di fasilitas
Presentase ibu
kesehatan di wilayah kerja
bersalin
kabupaten / kota dalam kurun x100
mendapatkan
waktu satu tahun %
pelayanan =
Jumlah semua Ibu bersalin
persalinan
di wilayah Kabupaten/Kota
dalam kurun waktu satu tahun
yang sama

3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir


a. Pernyataan Standar
Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatanneonatal esensial
sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir kepada semua bayi 0 – 28 hari di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
1) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah pelayanan yang
diberikan pada bayi usia 0-28 hari dan mengacu kepada Pelayanan Neonatal
Esensial sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, dilakukan oleh Bidan dan
atau perawat dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Anak yang memiliki
Surat Tanda Register (STR).
2) Pelayanan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Polindes, Poskesdes,
Puskesmas, Bidan praktek swasta, klinik pratama, klinik utama, klinik bersalin,
balai kesehatan ibu dan anak, rumah sakit pemerintah maupun swasta),
Posyandu dan atau kunjungan rumah.
c. Defenisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan paket
pelayanan kesehatan bayi baru lahir dinilai dari persentase jumlah bayi baru lahir
usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai
standar di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Penghitungan Kinerja

Jumlah bayi baru lahir usia 0-28


hari
Yang mendapatkan
Presentase pelayanan kesehatan bayi lahir
bayi baru lahir sesuai standar dalam kurun
mendapatkan waktu satu tahun x100
pelayanan = Jumlah sasaran bayi baru lahir %
kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota
bayi baru lahir dalam kurun waktu satu tahun
yang sama

4. Pelayanan kesehatan balita;


a. Pernyataan standart
Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan anak balita
kepada semua balita di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
1) Pelayanan kesehatan balita sesuai standar adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada anak berusia 0-59 bulan dan dilakukan oleh Bidan dan atau
Perawat dan atau Dokter/DLP dan atau Dokter Spesialis Anak yang memiliki
Surat Tanda Register (STR) dan diberikan di fasilitas kesehatan pemerintah
maupun swasta, dan UKBM.
2) Pelayanan kesehatan, meliputi :
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun, pengukuran panjang/tinggi badan
minimal 2 kali setahun
b) Pemberian kapsul vitamin A 2 kali setahun.
c) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan kesehatan balita usia 0-59 bulan dinilai dari cakupan balita yang
mendapat pelayanan kesehatan balita sehat sesuai standar di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Penghitungan Kinerja
Jumlah balita usia 0-59 bulan
Presentase yang mendapatkan pelayanan
anak usia 0-59 kesehatan balita sesuai standar
bulan yang dalam kurun waktu satu tahun
x100
mendapatkan = Jumlah balita 0-59 bulan
%
pelayanan yang ada di wilayah kerja
balita sesuai dalam kurun waktu satu tahun
standar yang sama

5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar


a. Pernyataan Standar
Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib melakukan penjaringan
kesehatan kepada anak usia pendidikan dasar di wilayah kabupaten/kota
tersebut pada waktu kelas 1 sampai dengan kelas 9.
b. Pengertian
1) Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar adalah penjaringan kesehatan
yang diberikan kepada anak usia pendidikan dasar, minimal satu kali pada
kelas 1 sampai dengan kelas 9 yang dilakukan oleh Puskesmas.
2) Standar pelayanan penjaringan kesehatan adalah pelayanan yang meliputi :
a) Penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda klinis anemia);
b) Penilaian tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan napas)
c) Penilaian kesehatan gigi dan mulut
d) Penilaian ketajaman indera penglihatan dengan poster snellen
e) Penilaian ketajaman indera pendengaran dengan garputala
3) Semua anak usia pendidikan dasar di wilayah kabupaten/kota adalah semua
peserta didik kelas 1 sampai dengan kelas 9 di satuan pendidikan dasar yang
berada di wilayah kabupaten/kota.
c. Defenisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan skrining kesehatan anak usia pendidikan dasar dinilai dari cakupan
pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar sesuai standar di wilayah
kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun ajaran.

d. Rumus Penghitungan Kinerja


Jumlah anak usia Pendidikan
dasar kelas 1 sampai dengan
Presentase kelas 9 yang mendapatkan
anak usia pelayanan skrining di satuan
pendidikan Pendidikan dasar dalam kurun
dasar yang waktu satu tahun ajaran x100
=
mendapatkan Jumlah semua anak usia %
skrining Pendidikan dasar kelas 1
kesehatan sampai dengan kelas 9yang
sesuai standar ada di wilayah kerja kabupaten
dalam kurun waktu satu tahun
ajaran yang sama

6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif


a. Pernyataan standart
Setiap warga negara Indonesia usia 15–59 tahun mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib
memberikan skrining kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 15–59
tahun di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
1) Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun sesuai standar
a) Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun diberikan sesuai
kewenanganya oleh:

● Dokter;

● Bidan;

● Perawat;

● Nutrisionis/Tenaga Gizi.

● Petugas Pelaksana Posbindu PTM terlatih


b) Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun dilakukan di Puskesmas
dan jaringannya (Posbindu PTM) serta fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.
c) Pelayanan skrining kesehatan usia15–59 tahun minimal dilakukan satu
tahun sekali.
d) Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun meliputi:

● Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa tinggi


badan dan berat badan serta lingkar perut. Deteksi hipertensi dengan
memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan primer.

● Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes cepat gula


darah.

● Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku.

● Pemeriksaan ketajaman penglihatan

● Pemeriksaan ketajaman pendengaran

● Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis


dan pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30–59 tahun
2) Pengunjung yang ditemukan menderita kelainan wajib ditangani atau dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan skrining kesehatan warga negara berusia usia 15–59 tahun dinilai
persentase pengunjung usia 15–59 tahun yang mendapat pelayanan skrining
kesehatan sesuai estándar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Penghitungan Kinerja

Presentase
warga negara Jumlah orang usia 15-59 tahun
usia 15-59 mendapat pelayanan skrining
tahun kesehatan sesuai standar
mendapatkan dalam kurun waktu satu tahun x100
=
skrining Jumlah orang usia 15-59 tahun %
kesehatan yang ada di wilayah kerja dalam
sesuai standar kurun wakktu satu tahun yang
sama
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
a. Pernyataan Standart
Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib
memberikan skrining kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 60 tahun
ke atas di wilayah kerjanya minimal 1 kali dalam kurun waktu satu tahun.

b. Pengertian
1) Pelayanan skrining kesehatan warga negara usia 60 atas sesuai standar
adalah
a) Dilakukan sesuai kewenangan oleh :

● Dokter

● Bidan
● Perawat

● Nutrisionis/Tenaga Gizi

● Kader Posyandu lansia/Posbindu


b) Pelayanan skrining kesehatan diberikan di Puskesmas dan jaringannya,
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, maupun pada kelompok lansia,
bekerja sama dengan pemerintah daerah.
c) Pelayanan skrining kesehatan minimal dilakukan sekalisetahun.
d) Lingkup skrining adalah sebagai berikut :

● Deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah.

● Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadargula darah

● Deteksi kadar kolesterol dalam darah

● Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, termasuk


kepikunan menggunakan Mini Cog atauMini Mental Status
Examination (MMSE)/Test MentalMini atau Abreviated Mental Test
(AMT) dan GeriatricDepression Scale (GDS).
2) Pengunjung yang ditemukan memiliki faktor risiko wajib dilakukan intervensi
secara dini
3) Pengunjung yang ditemukan menderita penyakit wajib ditangani atau dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan skrining
kesehatan pada warga negara usia 60 tahun keatas dinilai dari persentase
pengunjung berusia 60 tahun keatas yang mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar minimal 1 kali di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Penghitungan Kinerja

Presentase Jumlah warga negara berusia


warga negara 60 tahun atau lebih yang
berusia 60 mendapat skrining kesehatan
tahun keatas sesuai standar dalam kurun
mendapat waktu satu tahun x100
=
skrining Jumlah warga negara usia 60 %
kesehatan tahun atau lebih yang ada di
sesuai wilayah kerja dalam kurun
standard waktu satu tahun ajaran
8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
a. Pernyataan Standar Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban
untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh
penderita hipertensi sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya.
b. Pengertian
1) Sasaran adalah penduduk usia 15 tahun ke atas
2) Penderita hipertensi esensial atau hipertensi tanpa komplikasi memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai standar; dan upayapromosi kesehatan melalui
modifikasi gaya hidup di FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
3) Penderita hipertensi dengan komplikasi (jantung, stroke danpenyakit ginjal
kronis, diabetes melitus) perlu dirujuk keFasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut
(FKTL) yang mempunyaikompetensi untuk penanganan komplikasi.
4) Standar.layanan kesehatan penderita hipertensi adalah:

● Mengikuti Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter di FKTP

● Pelayanan kesehatan sesuai standar diberikan kepada penderita


Hipertensi di FKTP.

● Pelayanan kesehatan hipertensi sesuai standar meliputi: pemeriksaan dan


monitoring tekanan darah, edukasi pengaturan diet seimbang, aktifitas
fisik, dan pengelolaan farmakologis

● Pelayanan kesehatan berstandar ini dilakukan untuk mempertahankan


tekanan darah pada <140/90 mmHg untuk usia di bawah 60 th dan
<150/90 mmHg untuk penderita 60 tahun ke atas dan untuk mencegah
terjadinya komplikasi jantung, stroke, diabetes melitus dan penyakit ginjal
kronis.

● Selama menjalani pelayanan kesehatan sesuai standar, jika tekanan


darah penderita hipertensi tidak bisa dipertahankan sebagaimana
dimaksud pada poinsebelumnya atau mengalami komplikasi, maka
penderita perlu dirujuk ke FKTL yang berkompeten
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar bagi penderita hipertensi, dinilai dari persentase
jumlah penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Jumlah penderita hipertensi
usia ≥ 15 tahun di dalam
wilayah kerja yang
mendapatkan pelayanan
Presentase kesehatan sesuai standar
penderita dalam kurun waktu satu tahun
Hipertensi yang = x100
Jumlah estimasi penderita
mendapatkan %
hipertensi usia ≥15 tahun yang
pelayanan berada di dalam wilayah
kesehatan kerjannya berdasarkan angka
sesuai standar prevalensi kab/kota dalam
kurun waktu satu tahun yang
sama.

9. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus


a. Pernyataan Standar
Setiap penderita diabetes melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban untuk memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penyandang diabetes melitus
sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya.
b. Pengertian
1) Sasaran indikator ini adalah penyandang DM di wilayah kerja kabupaten/kota.
2) Penduduk yang ditemukan menderita DM atau penyandang DM memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai standar dan upaya promotif dan preventif di FKTP.
3) Penduduk yang ditemukan menderita DM atau penyandang DM dengan
komplikasi perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan untuk penanganan
selanjutnya.
4) Setiap penyandang DM yang mendapatkan pelayanan sesuai standar termasuk
pemeriksaan HbA1C.
5) Bagi penyandang DM yang belum menjadi peserta JKN diwajibkan menjadi
peserta JKN.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar bagi penyandang DM dinilai dari persentase
penyandang DM yang mendapatkan pelayanan sesuai standar di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Penghitungan Kinerja:

Jumlah penderita diabetes x100


=
Presentase melitus usia ≥ 15 tahun di %
penderita DM dalam wilayah kerja yang
yang mendapatkan pelayanan
mendapatkan kesehatan sesuai standar
pelayanan dalam kurun waktu satu tahun
kesehatan Jumlah estimasi penderita
sesuai standar diabetes usia ≥15 tahun yang
berada di dalam wilayah
kerjannya berdasarkan angka
prevalensi kab/kota dalam
kurun waktu satu tahun yang
sama.

10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat


a. Pernyataan Standar Setiap ODGJ berat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar.
b. Pengertian Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ berat adalah:
1) Pelayanan promotif preventif yang bertujuan meningkatkan kesehatan jiwa ODGJ
berat (psikotik) dan mencegah terjadinya kekambuhan dan pemasungan
2) Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ berat diberikan oleh perawat dan dokter
Puskesmas di wilayah kerjanya
3) Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ berat meliputi:

● Edukasi dan evaluasi tentang: tanda dan gejala gangguan jiwa, kepatuhan
minum obat dan informasi lain terkait obat, mencegah tindakan pemasungan,
kebersihan diri, sosialisasi, kegiatan rumah tangga dan aktivitas bekerja
sederhana

● Tindakan kebersihan diri ODGJ berat


4) Dalam melakukan pelayanan promotif preventif diperlukan penyediaan materi
KIE dan Buku Kerja sederhana.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan
kesehatan ODGJ berat dinilai dengan jumlah ODGJ berat (psikotik) di wilayah kerja
nya yang mendapat pelayanan kesehatan jiwa promotif preventif sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun.
d.Rumus Perhitungan Kinerja

Presentase Jumlah ODGJ berat di wilayah


ODGJ berat kerja Kab/Kota yang x100
=
yang mendapatkan pelayanan %
mendapatkan kesehatan jiwa sesuai standar
pelayanan dalam kurun waktu satu tahun
kesehatan jiwa Jumlah ODGJ berat
sesuai standar berdasarkan proyeksi di
wilayah kerja Kab/Kota dalam
kurun

11. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis


a. Pernyataan Standar
Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar. Pemerintah
Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan
sesuai standar kepada seluruh orang dengan TB sebagai upaya pencegahan di
wilayah kerjanya.
b. Pengertian
1) Pelayanan Tuberkulosis Sesuai Standar adalah pelayanan kesehatan
diberikan kepada seluruh orang dengan TB yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan sesuai kewenangannya di FKTP (puskesmas dan jaringannya) dan
di FKTL baik pemerintah
2) Pelayanan yang diberikan sesuai Pedoman Penanggulangan TB yang berlaku
antara lain :

● Penegakan diagnosis TB dilakukan secara bakteriologis dan klinis serta


dapat didukung dengan pemeriksaan penunjang lainnya.

● Dilakukan pemeriksaan pemantauan kemajuan pengobatan pada akhir


pengobatan intensif, bulan ke 5 dan akhir pengobatan.
3) Gejala Utama TB adalah batuk selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti
dengan dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa
aktifitas fisik dan badan meriang lebih dari satu bulan.
4) Kegiatan Promotif dan preventif antara lain penemuan kasus secara dini,
penemuan kasus secara aktif, pemberian KIE untuk pencegahan penularan
dengan penerapan etika batuk, pengendalian faktor risiko dan pemberian obat
pencegahan.
5) Prinsip pelayanan TB adalah penemuan orang dengan TB sedini mungkin,
ditatalaksana sesuai standar sekaligus pemantauan hingga sembuh atau
“TOSS TB” (Temukan, Obati Sampai Sembuh).
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan orang dengan TB dinilai dari persentase jumlah orang yang
mendapatkan pelayanan TB sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu
satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah Orang terduga TBC


Persentase
mendapatkan pelayanan TBC
Orang terduga
standardalam kurun waktu satu x100
TBC =
tahun %
mendapatkan
Jumlah Orang terduga TBC
pelayanan TBC
mendapatkan pelayanan TBC
standar
standar dalam kurun waktu satu
tahun yang sama.

12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus)yang bersifat
peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif.
a. Pernyataan Standar
Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan)
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.
b. Pengertian
1) Pelayanan Kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV sesuai standar
adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil, pasien TB,
pasien infeksi menular seksual (IMS), waria/transgender, pengguna napza,
dan warga binaan lembaga pemasyarakatan, dilakukan oleh tenaga kesehatan
sesuai kewenangannya dan diberikan di FKTP (Puskesmas dan Jaringannya)
dan FKTL baik pemerintah maupun swasta serta dilapas/rutan narkotika
2) Pelayanan Kesehatan meliputi:
a) Upaya pencegahan pada orang yang memiliki risiko terinfeksi HIV
b) Pemeriksaan HIV ditawarkan secara aktif oleh petugaskesehatan bagi
orang yang berisiko dimulai dengan:

● pemberian informasi terkait HIV-AIDS

● pemeriksaan HIV menggunakan tes cepat HIV denganmenggunakan


alat tes sesuai standar nasional yang telah ditetapkan

● orang dengan hasil pemeriksaan HIV positif harus dirujuk ke fasilitas


yang mampu menangani untuk mendapatkan pengobatan ARV dan
konseling tentang HIV dan AIDS bagiorang dengan HIV (ODHA) dan
pasangannya

● orang dengan infeksi menular seksual (IMS), waria/transgender,


pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan dengan
hasil pemeriksaan HIV negatif harus dilakukan pemeriksaan ulang
minimal setelah tiga (3) bulan, enam (6) bulan dan 12 bulan
daripemeriksaan yang pertama.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pemeriksaan HIV terhadap orang berisiko terinfeksi HIV dinilai dari persentase
orang berisiko terinfeksi HIV yang datang ke fasyankes dan mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun
d. Rumus Penghitungan Kinerja

Persentase Jumlah orang dengan risiko


orang dengan terinfeksi HIV yang
risiko terinfeksi mendapatkan pelayanan sesuai
HIV standar dalam kurun waktu satu x100
=
mendapatkan tahun %
pelayanan Jumlah orang dengan risiko
deteksi dini HIV terinfeksi HIV dikab/kota dalam
sesuai standar kurun waktu satu tahun yang
sama

B. TARGET PENCAPAIAN SPM OLEH DAERAH


1. Target SPM Kabupaten Bantul
Penentuan taget SPM berdasarkan :
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil
Proyeksi sasaran pelayanan ibu hamil adalah 1,1 dikalikan jumlah Bayi Baru Lahir
Tahun 2023
b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
Proyeksi sasaran pelayanan ibu bersalin adalah 1,05 dikalikan jumlah Bayi Baru
Lahir Tahun 2023
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
Proyeksi sasaran pelayanan kesehatan bayi baru lahir adalah jumlah bayi baru
lahir tahun 2023
d. Pelayanan kesehatan balita
Proyeksi sasaran pelayanan kesehatan balita adalah jumlah balita tahun 2023
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
Sasaran adalah anak kelas 1 dan kelas 7 yang bersekolah di sekolah setingkat SD
dan SMP di Kabupaten Bantul
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
Proyeksi sasaran pelayanan kesehaatan pada usia produktif adalah jumlah usia
produktif menurut pendataan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
(PISPK) Tahun 2023
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
Proyeksi sasaran pelayanan kesehaatan pada usia lanjut adalah jumlah usia lanjut
menurut pendataan PISPK Tahun 2023
h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
Proyeksi sasaran kesehatan pada penderita hipertensi adalah jumlah penderita
hipertensi menurut pendataan PISPK Tahun 2023
i. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus
Proyeksi sasaran kesehatan pada penderita Diabetes Melitus adalah jumlah
penderita Diabetes Melitus menurut pendataan PISPK Tahun 2023
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
Proyeksi sasaran pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat adalah
jumlah orang dengan gangguan jiwa beratlanjut menurut pendataan PISPK Tahun
2023
k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis
Proyeksi sasaran pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis adalah jumlah
terduga tuberculosis dengan rumus 54% x ( jumlah penduduk x 71%) x 10
l. Pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi virus yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (HIV)
Proyeksi sasaran pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV) adalah 75% ibu hamil, pasien TB,
pasien IMS, dan populasi kunci.

2. Target capain SPM 2023


Target capaian SPM tahun 2022 ditetapkan semua 100 %.Adapun proyeksisasaran
dan target SPMTahun 2022 adalah seperti dalam tabel 1 berikut ini :
TABEL 1
PROYEKSI SASARAN SPM PUSKESMASTAHUN 2022
Sasaran
No Standar Target (%)
awal
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 286 100 %
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 286 100 %
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 285 100 %
4 Pelayanan kesehatan balita 1432 100 %
5 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 4311 100 %
6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif 7625 100 %
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 4899 100 %
8 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 1510 100 %
9 Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus 426 100 %
10 Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat 91 100 %
11 Pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis 338 100 %
Pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi virus
12 480 100 %
yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV)
C. REALISASI
Realisasi capaian SPM Bidang Urusan Kesehatan tahun 2023 adalah seperti dalam tabel
2 berikut ini :
TABEL 2
REALISASI CAPAIAN SPM BIDANG URUSAN KESEHATAN KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2023

JENIS CAPAIAN SPM TAHUN 2023 SEMESTER 1


NO STANDAR
KETERANGAN CAPAIAN %
PELAYANAN
Jumlah ibu hamil yang sudah
Pelayanan 286
bersalin dan memasuki trimester 3 48,60
1 kesehatan ibu
Jumlah ibu hamil mendapat layanan %
hamil. 139
kesehatan sesuai standar
Jumlah ibu bersalin. 286
Pelayanan
Jumlah ibu bersalin yang 48,95
2 kesehatan ibu
mendapatkan layanan kesehatan 140 %
bersalin.
sesuai standar
Jumlah bayi baru lahir. 285
Pelayanan
Jumlah bayi baru lahir yang 35,09
3 kesehatan bayi
mendapatkan layanan kesehatan 100 %
baru lahir.
sesuai standar
4 Pelayanan Jumlah balita. 1432 54,26
kesehatan Jumlah balita yang mendapatkan %
777
balita. layanan kesehatan sesuai standar
Pelayanan Jumlah Warga Negara usia
4311
kesehatan pendidikan dasar.
60,84
5 pada usia Jumlah Warga Negara usia
%
pendidikan pendidikan dasar yang mendapatkan 2623
dasar. layanan kesehatan sesuai standar
Pelayanan Jumlah Warga Negara usia produktif 7625
kesehatan Jumlah Warga Negara usia produktif 36,73
6
pada usia yang mendapatkan layanan 2801 %
produktif. kesehatan sesuai standar
Jumlah Warga Negara usia lanjut
yang telah mengakses pelayanan 4899
Pelayanan
kesehatan
kesehatan 64,58
7 Jumlah Warga Negara usia lanjut
pada usia %
yang mendapatkan layanan
lanjut. 3164
kesehatan sesuai standar

Jumlah Warga Negara penderita


Pelayanan 1510
hipertensi yang ditemukan
kesehatan 44,97
8 Jumlah Warga Negara penderita
penderita %
hipertensi yang mendapatkan 679
hipertensi.
layanan kesehatan sesuai standar
Pelayanan Jumlah Warga Negara penderita
426
kesehatan diabetes mellitus yang ditemukan
66,43
9 penderita Jumlah Warga Negara penderita
%
Diabetes diabetes melitus yang mendapatkan 283
Melitus. layanan kesehatan sesuai standar
Jumlah Warga Negara dengan
Pelayanan 91
gangguan jiwa berat yang ditemukan
kesehatan
Jumlah Warga Negara dengan 72,52
10 orang dengan
gangguan jiwa berat yang %
gangguan jiwa 66
mendapatkan layanan kesehatan
berat.
sesuai standar
Jumlah Warga Negara terduga
Pelayanan 177
tuberkulosis.
kesehatan 70,06
11 Jumlah Warga Negara terduga
orang terduga %
tuberkulosis yang mendapatkan 124
tuberkulosis.
layanan kesehatan sesuai standar
Jumlah Warga Negara dengan resiko
Pelayanan
terinfeksi virus yang melemahkan
kesehatan 325
daya tahan tubuh manusia (Human
orang dengan
Immunodeficiency Virus)
resiko terinfeksi
Jumlah Warga Negara dengan resiko 51,36
12 virus yang
terinfeksi virus yang melemahkan %
melemahkan
daya tahan tubuh manusia (Human
daya tahan 167
Immunodeficiency Virus) yang
tubuh manusia
mendapatkan layanan kesehatan
(HIV).
sesuai standar

Anda mungkin juga menyukai