Anda di halaman 1dari 47

Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Seseorang tidak bisa
memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika berada dalam kondisi tidak sehat.
Sehingga kesehatan merupakan modal setiap individu untuk meneruskan
kehidupannya secara layak.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga
negara memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan dasar, setiap individu bertanggung jawab
untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan orang-orang yang menjadi
tanggung jawabnya, sehingga pada dasarnya pemenuhan kebutuhan masyarakat
terhadap kesehatan adalah tanggung jawab setiap warganegara.
Meskipun upaya untuk memenuhi kebutuhan bidang kesehatan melekat
pada setiap warga negara, namun mengingat karakteristik barang/jasa kesehatan
tidak dapat diusahakan/diproduksi sendiri secara langsung oleh masing-masing
warga negara, melainkan harus ada pihak lain yang secara khusus memproduksi
dan menyediakan, maka penyediaan barang/jasa bidang kesehatan mutlak
memerlukan keterlibatan pemerintah untuk:
1. Menjamin ketersediaan barang/jasa kesehatan yang dapat diperoleh
warga negara yang memerlukan sesuai dengan kebutuhan; dan
2. Menyediakan barang/jasa kesehatan bagi warga negara yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan.
Mengingat kebutuhan warga negara terhadap barang/jasa kesehatan sangat
vital dan dengan karakteristik barang/jasa kesehatan yang unik dan kompleks,
maka peranan pemerintah di bidang kesehatan harus distandarisasi, agar warga
negara dapat memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan.
Sejak era reformasi urusan pemerintahan secara bertahap diserahkan dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dan hal ini sesuai dengan pasal 18
ayat (6) amandemen UUD 1945 yang menyatakan bahwa pemerintahan daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya. Peraturan terakhir yang mengatur tentang
pembagian urusan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang merupakan pengganti Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004. Pada Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, salah satu dari enam urusan concurrent (bersama) yang
bersifat wajib dan terkait dengan pelayanan dasar adalah urusan kesehatan.
Karena kondisi kemampuan sumber daya Pemerintah Daerah di seluruh
Indonesia tidak sama dalam melaksanakan ke enam urusan tersebut, maka
pelaksanaan urusan tersebut diatur dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
untuk memastikan ketersediaan layanan tersebut bagi seluruh warga negara.
SPM sekurang-kurangnya mempunyai dua fungsi yaitu (i) memfasilitasi
Pemerintah Daerah untuk melakukan pelayanan publik yang tepat bagi
masyarakat dan (ii) sebagai instrumen bagi masyarakat dalam melakukan kontrol
terhadap kinerja pemerintah dalam pelayanan publik bidang kesehatan.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu


pelayanan dasar minimal yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang
berhak diperoleh setiap warga negara.
Kebijakan mengenai SPM mengalami perubahan dengan ditetapkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal,
sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan kebijakan ini SPM Bidang
Kesehatan mengalami perubahan yang cukup mendasar dari SPM sebelumnya
sebagaimana ditetapkan dengan Permenkes Permenkes Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidnag Kesehatan.
Pada SPM yang lalu pencapaian target-target SPM lebih merupakan kinerja
program kesehatan, maka pada SPM yang sekarang pencapaian target-target
tersebut lebih diarahkan kepada kinerja Pemerintah Daerah, menjadi penilaian
kinerja daerah dalam memberikan pelayanan dasar kepada Warga Negara.
Selanjutnya sebagai bahan Pemerintah Pusat dalam perumusan kebijakan
nasional, pemberian insentif, disinsentif dan sanksi administrasi Kepala Daerah.
Dalam rangka penerapan SPM Bidang Kesehatan disusun Standar Teknis
Penerapan SPM yang menjelaskan langkah operasional pencapaian SPM Bidang
Kesehatan di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai acuan bagi pemerintah
daerah dengan memperhatikan potensi dan kemampuan daerah. SPM juga akan
berfungsi sebagai instrumen untuk memperkuat pelaksanaan Performance Based
Budgeting. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 juga mengamanatkan pada
Pemerintah Daerah untuk benar-benar memprioritaskan belanja daerah untuk
mendanai urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar yang
ditetapkan dengan SPM (pasal 298). Pengalokasian Dana Alokasi Khusus
(DAK) ke daerah akan berdasar pada kebutuhan daerah untuk pencapaian target-
target SPM. Daerah dengan kemampuan sumber daya yang kurang akan menjadi
prioritas dalam pengalokasian DAK.
Hal-hal tersebut di atas membuat seluruh elemen akan bersatu padu
berbenah untuk bersama-sama menuju pencapaian target-target SPM, termasuk
di dalamnya adalah pemenuhan sumber daya manusia kesehatan terutama di
level Puskesmas sesuai Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat. Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama akan menjadi unit terdepan dalam upaya pencapaian target-target SPM.
Implementasi SPM juga menjadi sangat strategis dalam kaitannya dengan
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Implementasi SPM akan
memperkuat sisi promotif–preventif sehingga diharapkan akan ber-impact pada
penurunan jumlah kasus kuratif yang harus ditanggung oleh JKN.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tentang
Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah
Daerah berisi arah kebijakan pembangunan daerah yaitu untuk menjamin
sinergisitas program pembangunan nasional dan daerah, di mana penyusunan
RKPD berdasarkan arah kebijakan pembangunan daerah dengan memperhatikan
prioritas dan sasaran pembangunan nasional. Arah kebijakan pembangunan
daerah tersebut berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemeritahan Daerah

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

bahwa terdapat 6 (enam) urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan


pelayanan dasar.
Pada perhitungan pembiayaan SPM, pemerintah daerah melakukan
pemetaan pembiayaan, karena terdapat sumber pembiayaan yang dapat
digunakan dalam penerapan SPM, tetapi dalam pola perhitungan SPM perlu
diperhatikan untuk tidak dobel counting pembiayaan, seperti yang telah
dialokasikan JKN maka tidak perlu ada di kebutuhan SPM, contoh : biaya obat
program, obat TB, vaksin yang dibiayai oleh pusat tidak perlu diperhitungkan,
selain itu untuk mengintegrasikan kegiatan-kegiatan yang sama pada kegiatan
SPM seperti pendataan, ATK, dll dalam satu penghitungan pembiayaan sehingga
alokasi dapat efisien dan efektif.
Untuk mengukur capaian pelaksanaan SPM Kabupaten/kota sebagai
evaluasi kinerja dari suatu daerah maka perlu disusun disusun Laporan
Pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan Kabupaten. Laporan ini menyajikan
pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2020
meliputi Alokasi Anggaran dan realisasi anggaran SPM sampai dengan target
SPM dan capaiannya serta menyajikan beberapa permsalahan dan kendala dalam
pelaksanaan SPM dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada dalam
pelaksanaan SPM di masa kondisi pandemi covid-19. Dimana adanya wabah
pandemi covid-19 ini jelas sangat siginifikan berpengaruh pada capaian kinerja
SPM Kabupaten Labuhanbatu.

Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup

Maksud Penyusunan Laporan Kinerja Pencapaian SPM 2021 dimaksudkan


untuk memberikan informasi mengenai capaian kinerja pelayanan dasar bidang
kesehatan tahun 2021 yang merupakan urusan wajib pemerintah daerah
khususnya Daerah Kabupaten Labuhanbatu sehingga pada akhirnya terjadi
pemerataan pelayanan publik dan menghindari kesenjangan pelayanan antar
daerah (provinsi dan kabupaten/kota).

Tujuan
Tujuan dari pelaporan Kinerja Pencapaian SPM 2021 adalah untuk mengetahui
dan mengevaluasi sejauh mana terwujudnya penerapan SPM di Daerah yang
efektif dan efisien dari segi sosialisasi, koordinasi, penyusunan kebijakan,
pelaksanaan, dan pelaporan. Sehingga kedepan diharapkan setiap tahapan dalam
penerapan SPM dapat dilaksanakan secara komprehensif (utuh) mulai dari
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan evaluasinya untuk mengetahui
sejauh mana pencapaian pelaksanaan pelayanan dasar dalam rangka perbaikan
kualitas pelayanan publik pada tahun berikutnya. Laporan Pencapaian SPM ini
nantinya akan menjadi bahan kajian untuk menetapkan kebijakan guna
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaporan kinerja pencapaian SPM 2021 adalah informasi
tentang kondisi aktual perkembangan penerapan SPM terutama dalam hal
pelaksanaan, penganggaran dan penerapan SPM Bidang Kesehatan Kabupaten
Labuhanbatu

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

1.2. Dasar Hukum


Dasar hukum penyelenggaran dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan ini adalah “
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2018
Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidnag
Kesehatan.
6. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 02 Tahun 2016 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Labuhanbatu
2016-2021;
8. Peraturan Bupati Nomor 30 Tahun 2016 Tentang Penetapan Renstra OPD
Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016-2021.

1.3. Kebijakan Umum


Visi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016-2021 sebagaimana tertuang
dalam RPJMD Kabuapten Labuhanbatu 2016-2021 adalah SATU TEKAD
BERSAMA RAKYAT MENUJU SEJAHTERA 2021, LABUHANBATU
SEMAKIN HEBAT LEBIH BERDAYA, dalam mencapai visi tersebut telah
ditetapkan 5 (lima) misi yang harus dilaksanakan yaitu :
Misi 1:
Menyelenggarakan Pemerintahan yang tanggap dan peduli untuk melayani
masyarakat serta membantu aparat hukum dalam memberantas KKN, mencegah
tindak kriminal dan menegakkan HAM secara profesional, berdedikasi, bersih
dan berwibawa

Misi 2:

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Menciptakan SDM berkualitas yang mampu menguasai dan menerapkan ilmu


pengetahuan dan teknologi/IPTEK yang mempunyai integritas, beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan dilandasi akhlak mulia sebagai
kunci untuk keberhasilan pelaksanaan program yang mandiri guna membentuk
karakter masyarakat Labuhanbatu yang mempunyai ciri khas berbudaya
Labuhanbatu, ramah, santun dan beretika
Misi 3:
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjamin/assurance,
terjangkau, merata dan berkeadilan sesuai dengan standart Internasional

Misi 4:
Membangun Perekonomian yang kuat untuk menjamin pemerataan kesejahteraan
masyarakat melalui Perluasan Lapangan Kerja, peningkatan kuantitas dan kualitas
produksi pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, penguatan lembaga
keuangan dan koperasi serta pengembangan potensi kawasan wisata

Misi 5:
Menciptakan sinergi pembangunan di bidang infrastruktur, pengendalian
pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016-2021 misi yang terkait


dengan bidang kesehatan adalah Misi 3 yaitu : Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu, terjamin/assurance, terjangkau, merata dan berkeadilan
sesuai dengan standar international.

Sejalan dengan grand strategy yang dikembangkan oleh Visi Pemerintah


Kabupaten Labuhanbatu tersebut maka VISI Dinas Kesehatan Kabupaten
Labuhanbatu adalah :

“MEWUJUDKAN MASYARAKAT LABUHANBATU SEHAT,


MANDIRI, DAN BERKEADILAN MENUJU SEJAHTERA DAN LEBIH
BERDAYA 2021 ”

Maksud dari visi tersebut adalah :


1. Masyarakat Labuhanbatu Sehat adalah suatu kondisi dimana
penduduk/masyarakat Labuhanbatu keadaan sehat jasmani, rohani dan sosial
yang merupakan aspek positif dan tidak hanya bebas penyakit serta kecacatan
yang merupakan aspek negatif sehingga mampu untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
2. Masyarakat Mandiri adalah suatu kondisi dimana masyarakat mempunyai
pengetahuan dan kemampuan untuk mempertahankan kualitas kesehatannya.
3. Sejahtera ditandai oleh semakin meningkatnya kualitas kehidupan yang
layak dan bermartabat serta memberikan perhatian utama pada terpenuhinya
kebutuhan dasar pokok manusia yang didukung oleh infrastruktur, sosial
budaya, ekonomi yang memadai.
4. Berkeadilan mengandung arti Pelayanan kesehatan yang tersedia adalah
pelayanan kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang


tersebar secara merata dan adil diseluruh wilayah Labuhanbatu
5. Lebih Berdaya mengandung arti suatu pernyataan yang lebih
energik/bertenaga menghadapi daya saing global.
6. 2021 mengandung arti Target Tahun tercapainya apa yang dicita-citakan

Sebagaimana tertuang di dalam RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Tahun


2016-2021 bahwa kebijakan umum Pemerintah Daerah merupakan arahan umum
dalam perencanaan pembangunan jangka menengah terkait dengan pencapaian
visi dan misi pembangunan Kabupaten Labuhanbatu. Sedangkan program
pembangunan, lebih diarahkan pada perumusan prioritas pembangunan sebagai
operasionalisasi visi dan misi pembangunan daerah. Arah kebijakan umum
pembangunan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu untuk jangka menengah
merupakan acuan bagi SKPD merumuskan program SKPD dan program lintas
SKPD guna mencapai kinerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dengan memperhatikan visi dan misi kepala daerah dan mencermati
gambaran umum daerah, maka Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu menetapkan
arah kebijakan umum dan program pembangunan. Penetapan program
pembangunan dan penanganan urusan pembangunan disesuaikan dengan misi
pembangunan daerah.

1.3. Arah Kebijakan

Dalam RPJMD 2016-2021 dicantumkan arah Kebijakan Pembangunan


Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu sebagai berikut :
1. Pengembangan pelayanan kesehatan ibu dan anak, remaja, lansia, kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana dipelayanan kesehatan dasar
2. Meningkatkan penanganan kasus gizi buruk dan kurang dan penyediaan
makanan tambahan, pendampingan kasus serta pemantauan/surveilans status
gizi.
3. Peningkatan mutu fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai standar
4. Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular
5. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
6. Peningkatan upaya dan fasilitasi Penyehatan Lingkungan dan sanitasi total
berbasis masyarakat
7. Peningkatan dan perluasan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat untuk
mencapai universal coverage

Strategi pembangunan daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten


Labuhanbatu dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran diwujudkan dalam
bentuk kebijakan-kebijakan dan program-program. Kebijakan merupakan
arah/ketentuan yang ditetapkan oleh instansi pemerintah sebagai dasar untuk
dijadikan pedoman, pegangan/petunjuk dalam melaksanakan program/kegiatan
guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam mewujudkan tujuan dan
sasaran. Kebijakan dan program pembangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten Labuhanbatu untuk mencapai sasaran meningkatnya aksesbilitas
masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah yang ditetapkan dengan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

kebijakan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik, dengan


program penyempurnaan sistem manajemen pelayanan publik. Sistem yang
demikian diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi
Laporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2020 diberbagai tingkatan
administrasi dalam rangka peningkatan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan daerah. SPM yang ditelah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu
acuan bagi Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu untuk menyusun perencanaan dan
penganggaran penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pemerintah Kabupaten
Labuhanbatu menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan
pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai
dengan Peraturan/Keputusan Menteri. Rencana pencapaian SPM dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). Target tahunan pencapaian SPM
dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), Kebijakan Umum Anggaran
(KUA), Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-
SKPD) sesuai klasifikasi belanja daerah dengan mempertimbangkan kemampuan
keuangan

Hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan


berdasarkan strategi dengan target capaian indikator kinerja untuk setiap program
pembangunan daerah pada Misi 3 disajikan dalam tabel berikut ini :

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Untuk Penetapan Target SPM Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut :

Standar Pelayanan Minimal


Batas
Jenis Pelayanan Target
No. Waktu
Dasar Indikator Capaian Capaian
(%)
1 Pelayanan 1 Persentase ibu hamil 100 2021
Kesehatan Ibu mendapatkan pelayanan
Hamil kesehatan ibu hamil
2 Pelayanan 2 Persentase ibu bersalin 100 2021
Kesehatan Ibu mendapatkan pelayanan
Bersalin persalinan
3 Pelayanan 3 Persentase bayi baru lahir 100 2021
Kesehatan Bayi mendapatkan pelayanan
Baru Lahir kesehatan bayi baru lahir
4 Pelayanan 4 Cakupan Pelayanan Kesehatan 100 2021
Kesehatan Balita Balita sesuai Standar
/Persentase anak usia 0-59
bulan yang mendapatkan
pelayanan kesehatan balita
sesuai standar
5 Pelayanan 5 Persentase anak usia 100 2021
Kesehatan Pada pendidikan dasar yang
Usia Pendidikan mendapatkan pelayanan
Dasar kesehatan sesuai standar
6 Pelayanan 6 Persentase orang usia 15–59 100 2021
Kesehatan Pada tahun mendapatkan skrining
Usia Produktif kesehatan sesuai standar
7 Pelayanan 7 Persentase warga negara usia 100 2021
Kesehatan Pada 60 tahun ke atas mendapatkan
Usia Lanjut skrining kesehatan sesuai
standard
8 Pelayanan 8 Persentase penderita Hipertensi 100 2021
Kesehatan yang mendapatkan pelayanan
Penderita kesehatan sesuai standar
Hipertensi
9 Pelayanan 9 Persentase penderita DM yang 100 2021
Kesehatan mendapatkan pelayanan
Penderita Diabetes kesehatan sesuai standar
Melitus
10 Pelayanan 10 Persentase ODGJ berat yang 100 2021
Kesehatan Orang mendapatkan pelayanan
Dengan Gangguan kesehatan jiwa sesuai standar
Jiwa Berat
11 Pelayanan 11 Persentase Orang terduga TBC 100 2021
Kesehatan Orang mendapatkan pelayanan TBC
Terduga sesuai standar
Tuberkulosis
12 Pelayanan 12 Persentase orang dengan risiko 100 2021
Kesehatan Orang terinfeksi HIV mendapatkan
Dengan Risiko pelayanan deteksi dini HIV

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Terinfeksi virus sesuai standar


yang melemahkan
daya tahan tubuh
manusia (Human
Immunodeficiency
Virus)

BAB II
PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Dalam rangka memberikan pelayanan dasar yang wajib diterima masyarakat,


maka sesuai dengan Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan
Minimal serta berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan maka Perangkat Daerah Dinas Kesehatan
Kabupaten Labuhanbatu berupaya menerapkan 1 (satu) bidang urusan SPM yaitu di
Bidang Kesehatan yang diuraikan sebagai berikut :

2.1. Jenis Pelayanan Dasar

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 Tentang


Standar Pelayanan Minimal, Jenis Pelayanan Dasar pada SPM kesehatan Daerah kabupaten/kota
terdiri atas:
1) Pelayanan kesehatan ibu hamil;
2) Pelayanan kesehatan ibu bersalin;
3) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
4) Pelayanan kesehatan balita;
5) Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
6) Pelayanan kesehatan pada usia produktif;
7) Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
8) Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
9) Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
10) Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
11) Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis;
12) Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan
daya tahan tubuh manusia (human immunodeficiency virus)

Pemerintah Daerah wajib memenuhi mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada
SPM bidang Kesehatan. Mutu Pelayanan Dasar untuk setiap Jenis Pelayanan Dasar
sebagaimana ditetapkan dalam standar teknis, sekurang-kurangnya memuat :
1) standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
2) standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan
3) petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.

Standar teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
RI nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Penerima Pelayanan Dasar untuk setiap Jenis Pelayanan Dasar yaitu Warga Negara
dengan ketentuan:

1) Ibu hamil untuk Jenis Pelayanan Dasar Pelayanan kesehatan ibu hamil;
2) Ibu bersalin untuk Jenis Pelayanan Dasar Pelayanan kesehatan ibu bersalin;

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

3) Bayi baru lahir untuk Jenis Pelayanan Dasar Pelayanan kesehatan bayi baru
lahir;
4) Balita untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan Kesehatan balita;
5) Usia pendidikan dasar untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan pada
usia pendidikan Dasar;
6) Usia produktif untuk Jenis Pelayanan Dasar Pelayanan kesehatan pada usia
produktif;
7) Usia lanjut untuk Jenis Pelayanan Dasar Pelayanan kesehatan pada usia
lanjut;
8) Penderita hipertensi untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan
penderita hipertensi;
9) Penderita diabetes melitus untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan
penderita diabetes Melitus
10) Orang dengan gangguan jiwa berat untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan
kesehatan orang Dengan gangguan jiwa berat;
11) Orang terduga tuberkulosis untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan
orang Terduga tuberkulosis; dan
12) Orang dengan risiko terinfeksi virus yang Melemahkan daya tahan tubuh
manusia (Human Immunodeficiency Virus) untuk Jenis Pelayanan Dasar
pelayanan kesehatan orang dengan risiko Terinfeksi virus yang melemahkan
daya tahan Tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus)

2.2. Target Pencapaian SPM

Mengacu Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar


Pelayanan Minimal dan Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan ,
bahwa target Pencapaian SPM untuk Bidang Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu
Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Target dan Saasaran Pencapaian SPM untuk Bidang Kesehatan
Tahun 2021

Standar Pelayanan Minimal


Jenis Pelayanan Target
No. Sasaran
Dasar Indikator Capaian
(%)
1 Pelayanan 1 Persentase ibu hamil 100 11358
Kesehatan Ibu mendapatkan pelayanan
Hamil kesehatan ibu hamil
2 Pelayanan 2 Persentase ibu bersalin 100 10841
Kesehatan Ibu mendapatkan pelayanan
Bersalin persalinan
3 Pelayanan 3 Persentase bayi baru lahir 100 10325
Kesehatan Bayi mendapatkan pelayanan
Baru Lahir kesehatan bayi baru lahir
4 Pelayanan 4 Cakupan Pelayanan Kesehatan 100 40133

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Kesehatan Balita Balita sesuai Standar


/Persentase anak usia 0-59
bulan yang mendapatkan
pelayanan kesehatan balita
sesuai standar
5 Pelayanan 5 Persentase anak usia 100 75830
Kesehatan Pada pendidikan dasar yang
Usia Pendidikan mendapatkan pelayanan
Dasar kesehatan sesuai standar
6 Pelayanan 6 Persentase orang usia 15–59 100 328374
Kesehatan Pada tahun mendapatkan skrining
Usia Produktif kesehatan sesuai standar
7 Pelayanan 7 Persentase warga negara usia 100 38102
Kesehatan Pada 60 tahun ke atas mendapatkan
Usia Lanjut skrining kesehatan sesuai
standard
8 Pelayanan 8 Persentase penderita Hipertensi 100 108199
Kesehatan yang mendapatkan pelayanan
Penderita kesehatan sesuai standar
Hipertensi
9 Pelayanan 9 Persentase penderita DM yang 100 5155
Kesehatan mendapatkan pelayanan
Penderita Diabetes kesehatan sesuai standar
Melitus
10 Pelayanan 10 Persentase ODGJ berat yang 100 388
Kesehatan Orang mendapatkan pelayanan
Dengan Gangguan kesehatan jiwa sesuai standar
Jiwa Berat
11 Pelayanan 11 Persentase Orang terduga TBC 100 7733
Kesehatan Orang mendapatkan pelayanan TBC
Terduga sesuai standar
Tuberkulosis
12 Pelayanan 12 Persentase orang dengan risiko 100 24348
Kesehatan Orang terinfeksi HIV mendapatkan
Dengan Risiko pelayanan deteksi dini HIV
Terinfeksi virus sesuai standar
yang melemahkan
daya tahan tubuh
manusia (Human
Immunodeficiency
Virus)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

2.3 Realisasi

Realisasi Capaian SPM Bidang Kesehatan Tahun 2021 terjadi penurunan dari
tahun sebelumnya dibeberapa indikator layanan hal ini disebabkan karena masih
berlangsungnya wabah pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pelayanan kesehatan
tidak berjalan optimal/terganggu. Sejak awal Maret 2020 sampai dengan akhir 2021.
Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daerah mulai dari
membatasi hubungan sosial (social distancing), menghimbau untuk bekerja di
rumah (work from home) bagi sebagian besar Aparatur Sipil Negara (ASN), meniadakan
kegiatan ibadah, dan meminta masyarakat untuk tetap di rumah serta mengurangi
aktivitas ekonomi di luar rumah. Kebijakan tersebut bermaksud baik, namun dampak dari
kebijakan tersebut memiliki resiko tinggi, hingga akhir Maret 2020 kebijakan pemerintah
bukan hanya social distancing  tapi dilanjutkan dengan Physical Distancing, dan juga
pemerintah telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB sebagai upaya
untuk membatasi atau menghentikan penyebaran Virus Corona., dan sampai dengan
tahun 2021 upaya pencegahan penyebaran dan kewasapadan terhadap Virus Corona tetap
dilakukan. walaupun ada kebijakan-kebijakan tersebut, penyelenggara pelayanan publik
tetap wajib memberikan layanan kepada masyarakat dan tetap harus mematuhi standar
pelayanan minimal dengan tetap memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing pihak
baik penyelenggara maupun masyarakat. Dinas Kesehatan segenap lingkup jajarannya
telah berupaya maksimal dimasa kondisi wabah pandemi covid-19 untuk memberikan
layanan kepada masyarakat Labuhanbatu dengan segala keterbatasan yang ada. Adapun
realisasi capaian SPM tahun 2021 adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Realisasi Capaian SPM Bidang Kesehatan Tahun 2021

Tahun 2021
Jenis Pelayanan Indikator Capaian Target
Dasar Sasaran Jumlah %
Absolut
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pelayanan Kesehatan Persentase ibu hamil 100 11358 10.624 93,54
Ibu Hamil mendapatkan pelayanan
kesehatan ibu hamil
Pelayanan Kesehatan Persentase ibu bersalin 100 10841 10.126 93,40
Ibu Bersalin mendapatkan pelayanan
persalinan

Pelayanan Kesehatan Persentase bayi baru lahir 100 10325 9.962 96,48
Bayi Baru Lahir mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir
Pelayanan Kesehatan Cakupan Pelayanan 100 40133 32.138 80,08
Balita Kesehatan Balita sesuai
Standar /Persentase anak
usia 0-59 bulan yang
mendapatkan pelayanan
kesehatan balita sesuai
standar

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Pelayanan Kesehatan Persentase anak usia 100 75830 51.100 67,39


Pada Usia pendidikan dasar yang
Pendidikan Dasar mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
Pelayanan Kesehatan Persentase orang usia 15– 100 328374 100.512 30,61
Pada Usia Produktif 59 tahun mendapatkan
skrining kesehatan sesuai
standar
Pelayanan Kesehatan Persentase warga negara 100 38102 30.203 79,27
Pada Usia Lanjut usia 60 tahun ke atas
mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standard
Pelayanan Kesehatan Persentase penderita 100 108199 26.281 24,29
Penderita Hipertensi Hipertensi yang
mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
Pelayanan Kesehatan Persentase penderita DM 100 5155 4.732 91,79
Penderita Diabetes yang mendapatkan
Melitus pelayanan kesehatan
sesuai standar
Pelayanan Kesehatan Persentase ODGJ berat 100 388 285 73,45
Orang Dengan yang mendapatkan
Gangguan Jiwa Berat pelayanan kesehatan jiwa
sesuai standar
Pelayanan Kesehatan Persentase Orang terduga 100 7733 1.591 20,57
Orang Terduga TBC mendapatkan
Tuberkulosis pelayanan TBC sesuai
standar

Pelayanan Kesehatan Persentase orang dengan 100 24348 9.543 39,19


Orang Dengan risiko terinfeksi HIV
Risiko Terinfeksi mendapatkan
virus yang pelayanan deteksi dini
melemahkan daya HIV sesuai standar
tahan tubuh manusia
(Human
Immunodeficiency
Virus)

Dari Data di atas diketahui bahwa 12 Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan
belum mencapai target 100% yaitu Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan
kesehatan ibu hamil, Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan,
Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir, Cakupan
Pelayanan Kesehatan Balita sesuai Standar /Persentase anak usia 12-59 bulan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan balita sesuai standar, Persentase anak usia
pendidikan dasar yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, Persentase
Orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar, Persentase orang
usia 15–59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar, Persentase warga
negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standard,

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Persentase penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai


standar, Persentase penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar dan Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan
deteksi dini HIV sesuai standar.

Selanjutnya secara lengkap hasil analisa capaian indikator kinerja SPM sebagai
berikut :
1. Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Ibu Hamil
Pelayanan kesehatan Ibu Hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan
antenatal sekurang-kurangnya 4 kali (K4) selama masa kehamilan, satu kali pada
Trimester Pertama, satu kali pada Trimester Kedua, dan dua kali pada trimester
ketiga. Dari 12.250 Ibu Hamil yang mendapat Pelayanan K1 Pada Tahun 2016
sebanyak 11.007 Ibu Hamil dan yang mendapatkan pelayanan Ibu Hamil adalah
sebanyak 9.966 Ibu Hamil atau sebesar 81,36% mengalami peningkatan Tahun
2017 dari 12.199 Ibu Hamil, yang mendapatkan pelayanan ibu hamil adalah
sebanyak 10.301 Ibu Hamil atau sebesar 84,44% dari jumlah seluruh Ibu Hamil.
Pada tahun 2018 Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ibu hamil
mengalami penurunan yaitu menjadi 82,66% atau sebanyak 10.037 Ibu Hamil dari
12.143 sasaran Ibu Hamil. Untuk Tahun 2019 indikator ini mengalami peningkatan
menjadi 89,94% dimana dari 12.086 sasaran ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan ibu hamil (K4) adalah sebanyak 10.870 ibu hamil. Selanjutnya ditahun
2020 menunjukkan penurunan sedikit dari tahun sebelumnya yaitu menjadi
84,60%. Tahun 2021 Pelayanan kesehatan Ibu Hamil diwujudkan melalui
pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 6 kali (K6) selama masa
kehamilan yaitu triwulan 1 dua kali (diperiksa dokter sekali), triwulan 2 sekali,
triwulan 3 tiga kali (sekali diperiksa dokter),persentase pelayanan kesehatan ibu
hamil meningkat dari tahun – tahun sebelumnya yaitu sebesar 93,54% ibu hamil
yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar dan jika dibandingkan dengan
target Kabupaten Tahun 2021 dan target SPM Nasional (100%), maka belum
mencapai target.

Permasalahan:
- Adanya Pandemi Covid-19 yang menyebabkan turunnya tingkat kunjungn K6 ibu
hamil dan pelaksanaan tugas tenaga kesehatan menjadi kurang optimal
- Di beberapa wilayah masih terdapat akses ke fasyankes yang sulit
- Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu hamil dalam pentingnya memeriksakan
diri ke petugas kesehatan di sarana pelayanan kesehatan dan kurang aktifnya
petugas kesehatan dalam mempromosikan kepada masyarakat khususnya ibu
hamil tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan
tiap semester kehamilan hingga proses persalinan serta faktor sosial budaya
- Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan fasyankes swasta ke
puskesmas, serta adanya ibu hamil yang mendapatkan pelayanan di fasyankes luar
wilayah kerja kabupaten.
- Masih Minimnya dana

Solusi:

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

- Perlu untuk lebih menggiatkan kegiatan luar gedung seperti pendataan, pelayanan
di Posyandu, kunjungan rumah, pelaksanaan kelas ibu hamil serta kemitraan bidan
dan dukun untuk meningkatkan cakupan pelayanan pada Ibu Hamil untuk
meningkatkan cakupan.
- Perlu disusun regulasi tentang sistem pencatatan dan pelaporan yang mengikat
fasyankes swasta untuk wajib lapor pelaksanaan SPM untuk layanan kesehatan
ibu hamil ke Puskesmas.
- Penyusunan Perencanaan Pembiayaan Kesehatan SPM yang lebih terarah serta
diperkuatnya dukungan dari Pemerintah Daerah dalam pembiayaan SPM
- Menguatkan kerjsama lintas Sektor serta kerjsama dengan faskes swasta

2. Persentase Ibu Bersalin Mendapatkan Pelayanan Persalinan


Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Dari 11.693 Ibu Bersalin pada Tahun 2016 sebanyak 81,77%
dengan jumlah Ibu Bersalin mendapatkan persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan sebanyak 9.561 orang, sedangkan Tahun 2017 mengalami Peningkat
sebanyak 84,93% dari 11.644 sasaran Ibu Bersalin yang mendapatkan pelayanan
persalinan sebanyak 9.833 orang di wilayah kerja Puskesmas se-Kabupaten
Labuhanbatu. Pada Tahun 2018 terjadi kenaikan persentase ibu bersalin
mendapatkan pelayanan persalinan yaitu menjadi 93,51% atau sebanyak 10.361
Ibu Bersalin yang mendapat pelayanan persalinan sesuai standar dari 11.599
sasaran bulin yang ada. Tahun 2019 mengalami sedikit penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu menjadi 91,62% dimana terdapat 10564 ibu bersalin
mendapatkan pelayanan persalinan dari sasaran 11530 ibu bersalin. Tahun 2020
menurun lagi menjadi 90,29% dari 11.479 ibu bersalin, kemudian di tahun 2021
terjadi kenaikan persentase untuk pelayanan ibu bersalin yaitu 93,40% dari 10.841
sasaran ibu bersalin. Bila dibandingkan dengan target kabupaten Tahun 2020 dan
target SPM Nasional 100% maka Kabupaten Labuhanbatu belum mencapai target.

Permasalahan:
- Masih adanya persalinan yang dibantu oleh dukun beranak, masih rendahnya
tingkat kesadaran ibu bersalin dalam pentingnya memeriksakan diri ke petugas
kesehatan di sarana pelayanan kesehatan setelah melaksanakan persalinan. Kurang
aktifnya petugas kesehatan dalam melaksanakan Home Visite pada ibu yang
selesai melakukan proses persalinan.
- Masih belum optimalnya pencatatan dan pelaporan dari fasilitas kesehatan swasta,
sehingga data laporan yang tercatat masih belum lengkap dan hal ini salah satu
penyebab capaian masih di bawah 100%, serta masih adanya ibu bersalin
mendapatkan pelayanan di luar wilayah kerja kabupaten.
- Ketersediaan alat persalinan dan pasca persalinan masih belum sesuai standar

Solusi:
- Lebih menggiatkan kegiatan luar gedung seperti pendataan, pelayanan di
Posyandu, kunjungan rumah, pelaksanaan kelas ibu hamil serta kemitraan bidan
dan dukun untuk meningkatkan cakupan pelayanan pada Ibu Bersalin.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

- Perlu disusun regulasi tentang sistem pencatatan dan pelaporan yang mengikat
faskes swasta untuk wajib lapor pelaksanaan SPM untuk layanan kesehatan ibu
hamil ke Puskesmas.
- Rencana Pemenuhan alat persalinan dan pasca persalinan sesuai standar

3. Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru


Lahir
Bayi merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gangguan kesehatan
maupun serangan penyakit. Oleh karena itu pelayanan kesehatan perlu diberikan
kepada bayi mulai dari lahir, sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan dini bila
ditemukan komplikasi pada bayi baru lahir. Jumlah Bayi di Kabupaten
Labuhanbatu Tahun 2016 adalah 11.036 Bayi, dengan Kunjungan Neonatal 1
sebanyak 9.444 bayi dan KN Lengkap sebesar 9.562 bayi atau 86,65% sedangkan
pada Tahun 2017 mengalami peningkatan dengan Jumlah Bayi Baru Lahir adalah
9.928 Bayi, dengan kunjungan neonatal (KN) Lengkap sebesar 9.695 Bayi atau
97,65% dan pada Tahun 2018 Persentase bayi baru lahir yang mendapat pelayanan
kesehatan bayi baru lahir (Kunjungan Neonatus Lengkap/KN Lengkap) mengalami
peningkatan kembali menjadi 99,84% atau sebanyak 10.326 bayi dari jumlah bayi
baru lahir 10.938 bayi. Tahun 2019 persentase untuk indikator ini adalah 94,66%
dengan jumlah bayi baru lahir 10.552 dan mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak 9.989 bayi. Sedangkan ditahun 2020 terjadi penurunan. Untuk tahun
2021 bayi baru lahir yang mendapatkan pelayanan standar sebanyak 96,48% dari
sasaran estimasi jumlah lahir hidup 10.325 bayi. Bila dibandingkan dengan Target
Kabupaten 2021 dan target SPM Nasional (100%), maka Kabupaten Labuhanbatu
belum mencapai target.

Permasalahan:
- Adanya Pandemi Covid-19 yang menyebabkan turunnya tingkat kunjungan bayi
baru lahir dan pelaksanaan tugas tenaga kesehatan menjadi kurang optimal
- Masih rendahnya kegiatan Home Visite oleh petugas kesehatan menyebabkan
kegiatan jumlah Kunjungan Neonatus Lengkap sulit untuk mengalami kenaikan.
- Kurangnya Informasi mengenai pelayanan bayi baru lahir
- Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan fasyankes swasta ke
puskesmas serta adanya bayi baru lahir mendapatkan pelayanan diluar wilayah
kerja kabupaten.

Solusi:
- Melihat capaian tersebut masih sangat diperlukan upaya lebih maksimal lagi
dalam peningkatan akses bayi untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar
100%. Adapun kegiatan yang perlu ditingkatkan adalah komitmen dengan
Puskesmas dalam kunjungan rumah (Home Visite) untuk kegiatan pelayanan
Kunjungan Neonatus Lengkap, pengoptimalan dana BOK Puskesmas dan JKN.
- Perlu disusun regulasi tentang SPM Bidang Kesehatan di tingkat Pemda termasuk
sistem pencatatan dan pelaporan yang mengikat faskes swasta untuk wajib lapor
pelaksanaan SPM untuk layanan kesehatan bayi baru lahir ke Puskesmas.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

4. Persentase Balita yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Balita Sesuai


Standar
Salah satu indikator yang ditetapkan pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan
terkait dengan upaya kesehatan anak adalah pelayanan kesehatan pada anak Balita.
Pelayanan kesehatan pada anak balita dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam
upaya meningkatkan kualitas hidup anak balita. Persentase Anak Usia 0-59 Bulan
yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Balita Sesuai Standar pada Tahun 2016
adalah 96,16% mengalami penurunan pada Tahun 2017 sebesar 88,57% dengan
target 100%. Pada Tahun 2018 terjadi penurunan menjadi 87,60 % atau sebanyak
47.977 balita yang mendapat pelayanan kesehatan balita sesuai standar dari 54.769
balita yang ada. Indikator ini mengalami penurunan di tahun 2019 menjadi
73,03%. Pada tahun 2020 terjadi kenaikan capaian menjadi 91,71% atau sebanyak
39.835 yang mendapat layanan sesuai standar dari 43.435 balita yang ada. Tahun
2021 persentase anak baita yang mendapat pelayanan sesuai standar sebanyak
80,08% dari 40.133 anak balita. Dibandingkan dengan target kabupaten Tahun
2021 dan target SPM Nasional 100% maka Kabupaten Labuhanbatu belum
mencapai target.

Permasalahan:
- Tingkat kesadaran ibu yang masih rendah terhadap pemanfaatan Posyandu dan
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dalam memeriksakan anak Balita dan
kurang maksimalnya kegiatan kunjungan rumah.
- Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan fasyankes swasta ke
puskesmas serta adanya balita mendapatkan pelayanan diluar wilayah kerja
kabupaten

Solusi:
- Meningkatkan upaya-upaya pelayanan kesehatan balita melalui kegiatan
pembinaan Posyandu, pembinaan anak prasekolah termasuk PAUD dan konseling
keluarga pada kelas ibu balita dengan memanfaatkan Buku KIA serta pemberian
vitamin A. Serta meningkatkan kembali komitmen dengan Lintas Sektor untuk
mendukung dan ikut berperan aktif dalam upaya-upaya peningkatan pelayanan
kesehatan Balita lengkap
- Perlu disusun regulasi tentang SPM Bidang Kesehatan di tingkat Pemda termasuk
sistem pencatatan dan pelaporan yang mengikat faskes swasta untuk wajib lapor
pelaksanaan SPM untuk layanan kesehatan balita ke Puskesmas

5. Persentase Anak Pendidikan Dasar yang Mendapatkan Skrining Kesehatan


Salah satu upaya kesehatan anak adalah intervensi pada anak usia sekolah dengan
pelayanan ini diharapkan anak siswa SD/sederajat kelas 1 dan kelas 7 yang
memiliki masalah kesehatan mendapatkan penanganan sedini mungkin. Pada
Tahun 2016 jumlah seluruh murid kelas 1 sampai dengan kelas 7 yang mendapat
pelayanan kesehatan terdapat sebesar 18.931 murid dengan capaian realisasi 100
sehingga target pada Tahun 2016 tercapai. Sedangkan pada tahun 2017 terjadi
sedikit penurunan menjadi 99,75% dengan target SPM Nasional 100% maka
capaian hampir mendekati target dengan persentase realisasi 99,75%. Persentase
Anak Pendidikan Dasar yang Mendapatkan Skrining Kesehatan pada Tahun 2018
mengalai penurunan sebesar 98,73% Dengan jumlah murid terdapat 14.995 anak

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

murid kelas 1 sampai dengan kelas 7 SD dan setingkat dan yang telah mendapat
pelayanan kesehatan adalah sebanyak 14.805 siswa. jika dibandingkan dengan
target Tahun 2018 dan SPM Nasional 100%, maka capaian hampir mendekati
target dengan persentase realisasi capaian 98,73%. Sedangkan pada Tahun 2019
mengalai peningkatan sebesar 100% Dengan jumlah murid terdapat 25.467 anak
murid kelas 1 sampai dengan kelas 7 SD dan setingkat dan yang telah mendapat
pelayanan kesehatan adalah sebanyak 25.467 siswa. Tahun 2020 mengalami
penurunan yang sangat signifikan yaitu hanya 21,55% dengan jumlah murid yang
mendapat pelayanan kesehatan adalah 6.010 siswa dari target 27.893 siswa/murid.
Pada tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 67,39% dengan jumlah murid
yang mendapat skrining kesehatan sebanyak 51.100 murid dari jumlah total anak
usia pendidikan dasar 75.830 anak. jika dibandingkan dengan target Tahun 2021
100% dan SPM Nasional 100%, maka capaian tidak mendapai target.

Permasalahan:
- Adanya Pandemi Covid-19 dan Keluarnya Kebijakan Dari Kementerian
Pendidikan untuk Belajar secara online yang menyebabkan pelaksanaan skrining
oleh petugas kesehatan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya hanya sebatas
pada jadwal yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah atau hanya pada saat anak
menghantar tugas belajar.
- Petugas untuk layanan Usia Pendidikan Dasar di Puskesmas terlibat juga sebagai
tim vaksinator sehingga terkendala dalam pelaksanaan layanan usia pendidikan
dasar
- Sarana dan prasarana pendukung untuk layanan usia pendidikan dasar belum
tersedia dengan lengkap.

6. Persentase Warga Negara Usia 15-59 Tahun Mendapatkan Skrining


Kesehatan
Pelayanan skrining kesehatan usia 15-59 tahun dilakukan di Puskesmas dan
jaringannya (Posbindu PTM) serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
bekerjasama dengan pemerintah daerah. Sesuai dengan Permenkes Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan target indikator Persentase Warga Negara Usia 15-59 Tahun
Mendapatkan Skrining Kesehatan adalah 100%. Jumlah penduduk usia 15-59 tahun
pada tahun 2017 sebanyak 286.540 jiwa dan yang mendapatka skrining kesehatan
sesuai standard adalah 9.288 jiwa, dengan cakupan persentase sebesar 3,24% dan
mengalami peningkatan di tahun 2018 dengan Jumlah penduduk usia 15-59 tahun
adalah sebanyak 308.756 jiwa dan yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar adalah 32.885 jiwa, maka Persentase Warga Negara Usia 15-59 Tahun
Mendapatkan Skrining Kesehatan Tahun 2018 adalah 10,65% target belum
tercapai. Tahun 2019 dengan Jumlah penduduk usia 15-59 tahun adalah sebanyak
300.629 jiwa dan yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar adalah
36.077 jiwa, maka Persentase Warga Negara Usia 15-59 Tahun Mendapatkan
Skrining Kesehatan. Tahun 2019 adalah 15,59% target belum tercapai. Tahun 2020
terjadi peningkatan capaian yaitu menjadi 56,70% atau sebanyak 173.089 orang

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

yang mendapat layanan dari target 305.290. Pada tahun 2021 terjadi penurunan
persentase usia produktif yang mendapatkan skrining keshatan sesuai standar
sebesar 30,61% atau 100.512 jiwa dari total estimasi usia produktif di Kabupaten
Labuhanbatu yaitu 328.374 jiwa. Dan Jika dibandingkan dengan target 2021 dan
Target SPM Nasional 100% angka ini belum mencapai target.

Permasalahan:
- Wabah Pandemi Covid-19 sehingga aktivitas layanan skrining tidak optimal
- Masih rendahnya kesadaran penduduk untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan dan belum optimalnya kegiatan PERKESMAS serta
home visite sehingga tidak seluruh penduduk usia 15-59 tahun mendapatkan
skrining kesehatan terlebih juga pada masa pandemi yang mengakibatkan
kurangnya masyarakat untuk melakukan pemeriksaan ke faskes.
- Informasi terkait layanan usia produktif masih belum optimal.
- Data Pelayanan dari jaringan dan fasyankes swasta ke puskesmas belum optimal
serta adanya usia produktif mendapatkan pelayanan diluar wilayah kerja
kabupaten dan data dari BPJS (pCare) belum bisa ditarik untuk pelaporan P2-
PTM.
- Posbindu yang ada belum sepenuhnya berjalan optimal serta jumlahnya masih
sangat kurang serta ketersedaiaan alat yang masih minim
- Petugas Posbindu tidak memiliki saran Komputer/Laptop untuk entry data.
- Dokter yang terlatih untuk pelayanan terpadu PTM masih terbatas.

Solusi:
- Meningkatkan kegiatan promosi kesehatan dan PERKESMAS di seluruh
Puskesmas se Kabupaten Labuhanbatu sehingga seluruh penduduk usia 15-59
tahun mendapatkan skrining kesehatan oleh petugas kesehatan yang berkompeten.
- Perlu disusun regulasi tentang SPM Bidang Kesehatan di tingkat Pemda termasuk
sistem pencatatan dan pelaporan yang mengikat faskes swasta untuk wajib lapor
pelaksanaan SPM untuk layanan kesehatan usia produktif
- Pengaktifan posbindu serta penyediaan alat posbindu

7. Persentase Warga Negara Usia 60 Tahun ke atas yang Mendapatkan Skrining


Kesehatan Sesuai Standar
Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia adalah pelayanan kesehatan sesuai (60
Tahun ke atas) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah Lansia
yang ada Tahun 2016 sebanyak 26.310 orang, dengan jumlah Lansia mendapat
pelayanan Kesehatan sebanyak 19.343 orang (73,52%) mengalami peningkatan
bila dibandingkan dengan Tahun 2017 sebanyak 60,48% dari jumlah lansia
sebanyak 27.915 orang, standar yang ada pada pedoman untuk usia lanjut dengan
jumlah Lansia mendapat pelayanan Kesehatan sebanyak 16.882 orang bila
dibandingkan pada Tahun 2018 data ini terjadi peningkatan menjadi 64,14%,
dimana jumlah lansia yang ada sebanyak 29.121 orang, dengan jumlah Lansia
mendapat pelayanan Kesehatan pada Tahun 2018 sebanyak 18.679 orang. Tahun
2019 indikator ini mengalami penurunan menjadi 73,59%. Tahun 2020 mengalami
peningkatan dengan capaian 70,59% atau sebanyak 23.449 lansia dari 33.220
lansia yang ada telah mendapat layanan kesehatan sesuai standar. Pada tahun 2021

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

skrining kesehatan lansia sesuai standar meningkat persentasenya menjadi 79,27%


atau sebanyak 30.203 Lansia yang mendapat skrining kesehatan sesuai standar dari
jumlah estimasi 38.102 Lansia. Jika dibandingkan dengan target Kinerja Tahun
2020 dan Target SPM Nasional sebesar 100%, Kabupaten Labuhanbatu masih
belum mencapai target.

Permasalahan:
- Kurangnya kesadaran dari penduduk usia lanjut untuk memeriksakan
kesehatannya terlebih dimasa pandemi covid-19. Kegiatan PERKESMAS masih
belum terlaksana dengan maksimal menyebakan rendahnya pelaksanaan kegiatan
kunjungan rumah yang didalamnya terdapat lansia menjadi salah faktor terbesar
indikator pelayanan kesehatan lansia tidak tercapai 100%.
- Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan fasyankes swasta ke
puskesmas serta adanya usia lanjut mendapatkan pelayanan diluar wilayah kerja
kabupaten
- Petugas untuk layanan Lansia di Puskesmas terlibat juga sebagai tim vaksinator
sehingga terkendala dalam pelaksanaan layanan usia pendidikan dasar

Solusi:
- Mengaktifkan kembali kegiatan PERKESMAS di Puskesmas untuk dapat
menjaring para lansia yang tidak bisa melakukan kunjungan ke Puskesmas. Hal
ini perlu mendapat perhatian khusus baik dari SKPD terkait maupun Pemerintah
Kabupaten dikarenakan indikator ini merupakan salah satu indikator yang
termasuk dalam SPM Nasional yang merupakan cermin hasil kerja pemerintah
kabupaten.
- Pengaktifan posyandu lansia dan pengoptimalan puskesmas santun lansia
- Perlu disusun regulasi tentang sistem pencatatan dan pelaporan yang mengikat
faskes swasta untuk wajib lapor pelaksanaan SPM untuk layanan kesehatan usia
lanjut

8. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan


Setiap penderita hipertensi wajib mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
dengan sasaran adalah penduduk usia 15 tahun ke atas. Target SPM sesuai
PERMENKES Nomor 4 tahun 2019 untuk indikator ini adalah 100% dan capaian
target Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2017 sebesar 6,9% dengan jumlah
prevalensi kasus hipertensi sebesar 23,8 % dimana jumlah penduduk usia 15
tahun ke atas sebanyak 318.224 jiwa, dan estimasi penderita hipertensi sebesar
75.737 dengan jumlah penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan
sebanyak 5.220 orang. Mengalami peningkatan yang signifikan pada Tahun 2018
adalah sebesar 9,96% dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas sebanyak
296.612 jiwa dan estimasi penderita hipertensi sebesar 70.593 orang dengan
jumlah penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 6.962
orang. Prevalensi kasus hipertensi di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2018 adalah
23,8% . Mengalami Penurunan yang signifikan pada Tahun 2019 adalah sebesar
6,7 % dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas sebanyak 332.032 jiwa dan
estimasi penderita hipertensi sebesar 103.327 orang dengan jumlah penderita

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 6.905 orang. Persentase


kasus hipertensi di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2020 yang dilayani adalah
45,00% dari target 11.711 orang. Tahun 2021, persentase penderita hipertensi
yang mendapat pelayanan sesuai standar menurun menjadi 24,29% atau sebanyak
26.281 penderita hipertensi dari total 108.199 estimasi penderita hipertensi di
Kabupaten Labuhanbatu. Jika dibandingkan dengan target 2021 maka belum
mencapai target 100%.

Permasalahan:
- Masih rendahnya kesadaran penduduk untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan.
- Adanya pandemi covid-19 menyebabkan rendahnya tingkat kunjungan ke faskes
serta pelayanan skrining oleh petugas yang menjadi tidak optimal
- kegiatan home visit belum dapat terlaksana secara optimal, sehingga tidak semua
penduduk usia 15 tahun keatas mendapat pemeriksaan kesehatan.
- Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan fasyankes swasta ke
puskesmas serta adanya penderita hipertensi mendapatkan pelayanan diluar
wilayah kerja kabupaten
- Posbindu yang ada belum sepenuhnya berjalan optimal serta jumlahnya masih
sangat kurang serta ketersedaiaan alat yang masih minim.

Solusi:
- Peyebarluasan informasi layanan kesehatan, Mengoptimalkan kembali kegiatan
PERKESMAS sehingga pelaksanaan home visite pun dapat terlaksana dengan
lebih baik.
- Perlu disusun regulasi tentang sistem pencatatan dan pelaporan yang mengikat
faskes swasta untuk wajib lapor pelaksanaan SPM untuk layanan kesehatan DM.
- Pengaktifan posbindu serta penyediaan alat posbindu serta perlu inovasi layana
keliling deteksi dini penyakit tidak mennular untuk meningkatkan cakupan
layanan.

9. Persentase Penyandang DM Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan


Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar bagi penyandang DM dinilai dari persentase penyandang
DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun. Estimasi Penderita DM Tahun 2017 sebesar 92,8%
dari jumlah estimasi penderita DM sebesar 3.182 dengan jumlah penyandang DM
yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 2.954 orang. Estimasi Penderita
DM Tahun 2018 adalah sebesar 3.256 dan jumlah penyandang DM yang
mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 2.734 orang. Sedangkan Pada Tahun
2019 Estimasi penderita DM adalah sebesar 6.910 dengan jumlah realisasi
penyandang DM yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 2.709 orang dan
persentase capaian 39,20%. Mengalami penurunan dari tahun sebelumnya,
sehingga didapat Persentase Penyandang DM Yang Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan yaitu sebesar 39,20%. Tahun 2021, terjadi peningkatan persentase
penderita DM yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar menjadi 91,79%
atau sebanyak 4,734 penderita DM dari total estimasi 5.155 penderita. Bila

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

dibandingkan dengan target nasional 100%, angka capaian tersebut masih belum
mencapai target.

Permasalahan:
- Adanya pandemi covid-19 menyebabkan rendahnya tingkat kunjungan ke faskes
serta pelayanan skrining oleh petugas yang menjadi tidak optimal
- Belum optimalnya kegiatan PERKESMAS dan home visite sehingga tidak seluruh
penderita DM dapat diberikan pelayanan kesehatan terutama yang tidak terdeteksi
oleh petugas kesehatan terdekat.
- Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan fasyankes swasta ke
puskesmas serta adanya penderita hipertensi mendapatkan pelayanan diluar
wilayah kerja kabupaten
- Posbindu yang ada belum sepenuhnya berjalan optimal serta jumlahnya masih
sangat kurang serta ketersedaiaan alat yang masih minim.

Solusi:
- Melaksanakan dan melakukan optimalisasi kegiatan PERKESMAS di seluruh
Puskesmas se Kabupaten Labuhanbatu sehingga seluruh penderita DM baik yang
melakukan kunjungan ataupun tidak berkunjung ke Puskesmas dapat terlayani
oleh petugas kesehatan yang berkompeten.
- Perlu disusun regulasi tentang sistem pencatatan dan pelaporan yang mengikat
faskes swasta untuk wajib lapor pelaksanaan SPM untuk layanan kesehatan DM.
- Pengaktifan posbindu serta penyediaan alat posbindu

10. Persentase ODGJ Berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa


Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ berat adalah pelayanan promotif dan
preventif yang bertujuan meningkatkan kesehatan jiwa ODGJ berat (psikotik) dan
mencegah terjadinya kekambuhan dan pemasungan. Sesuai dengan Permenkes
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan target indikator Persentase ODGJ Berat yang mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa adalah 100%. Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir dimana
tahun 2017 Jumlah ODGJ Berat terdapat 14.327 jiwa dengan capaian persentase
sebesar 100% dan seluruhnya mendapat pelayanan kesehatan jiwa sesuai standard
sedangkan Jumlah ODGJ Berat Tahun 2018 di Kabupaten Labuhanbatu adalah
sebanyak 376 jiwa, seluruh penderita (100%) telah mendapatkan pelayanan
kesehatan jiwa sesuai standar. Mengalami penurunan pada Tahun 2019 dengan
jumlah ODGJ Berat sebesar 153 jiwa, seluruh penderita telah mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dengan capaian sebesar 100%. Dan pada
tahun 2020 capaian mencapai 100% dari 202 orang sasaran seluruhnya mendapat
layanan kesehatan. Adapun program/kegiatan yang telah dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar antara lain Deteksi dini
gangguan mental emosional dan perilaku serta pelayanan kesehatan jiwa di
Puskesmas. Tahun 2021, persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar sebesar 73,45% atau sebanyak 285 penderita ODGJ berat
dari total estimasi sebanyak 388 orang, capaian tersebut belum mencapai target
SPM Nasional yaitu 100%.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Permasalahan:
- ODGJ berat masih dianggap aib bagi keluarga dan masyarakat sehingga masih
ditemukan ODGJ berat yang dipasung dan keluarga malu membawa penderita
ODGJ berat ke fasilitas kesehatan.
- Kurangnya pengetahuan keluarga untuk mendapatkan akses ke pelayanan
kesehatan
- Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung untuk layanan penderita ODGJ
berat belum tersedia dengan lengkap di semua Puskesmas
- Kurangnya SDM yang terlatih untuk layanan ODGJ berat di Fasyankes.

Solusi:
- Sosialisasi bagi Masyarakat untuk penanganan penderita ODGJ berat oleh petugas
kesehatan
- Pelacakan kasus penderita ODGJ berat dilakukan secara maksimal.
- Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk layanan ODGJ berat.
- Pelatihan dan penambahan SDM untuk layanan TB
- Pelatihan bagi petugas kesehatan untuk penderita ODGJ berat.

11. Persentase Orang Dengan TB Mendapatkan Pelayanan TB Sesuai Standar


Persentase kesembuhan penderita TB Paru BTA+ mejadi salah satu indikator yang
menjadi perhatian baik dari pemerintah Kabupaaten maupun pemerintah pusat.
Selama kurun waktu 4 tahun terakhir mengalami keadaan yang fluktuatif, dimana
tahun 2016 jumlah penderitaTB Paru BTA + yang menjalani pengobatan
sebanyak 596 penderita dan yang sudah sembuh sebanyak 562 penderita dengan
capaian persentase sebesar 94,30% dan mengalami peningkatan di tahun 2017
sebesar 100% dari jumlah penderita TB sebanyak 703 penderita dan seluruh
penderita TB telah mendapatkan pelayanan TB sesuai standar. Pada Tahun 2018
jumlah penderita TB adalah 630 orang dan yang mendapatkan pelayanan TB
sebanyak 630 orang. Mengalami peningkatan yang signifikan pada Tahun 2019
dengan jumlah terduga TB adalah sebanyak 5823 penderita dan sebanyak 3702
orang penderita TB telah mendapatkan pelayanan TB sesuai standar atau sekitar
63,58%. Dan ditahun 2020 mengalami penurunan menjadi 32,35% atau hanya
2039 dari sasaran orang terduga TB. Pada tahun 2021 persentasenya kembali
mengalami penurunan menjadi 20,57% aau sebanyak 1.591 orang terduga TB
yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Jika dibandingkan target
Kabupaten dan SPM Nasional (100%) maka belum mencapai target.

Permasalahan:
- Adanya pandemi covid-19 menyebabkan rendahnya tingkat kunjungan ke faskes
serta pelayanan skrining oleh petugas yang menjadi tidak optimal
- Target terduga TB sangat tinggi sehingga berdampak pada hasil capaian
- Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan fasyankes swasta ke
puskesmas serta adanya penderita TB mendapatkan pelayanan diluar wilayah
kerja Kabupaten

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

- Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung untuk layanan terduga TB belum


tersedia dengan lengkap di semua Puskesmas
- Adanya mutasi petugas TB dan kurangnya SDM pendukung untuk layanan
terduga TB di Puskesmas dan Faskes lainnya.
- Petugas TB di Puskesmas terlibat juga sebagai tim vaksinator sehingga terkendala
dalam pelaksanaan layanan terduga TB
- Operasional pelacakan kasus masih kurang
- Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan
penyakit TB

Solusi:
- Perlu disusun regulasi tentang sistem pencatatan dan pelaporan yang mengikat
faskes swasta untuk wajib lapor pelaksanaan SPM untuk layanan kesehatan DM.
- Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk layanan TB
- Pelatihan dan penambahan SDM untuk layanan TB
- Pengoptimalan dana BOK dan APBD

12. Persentase Orang Beresiko Terinfeksi HIV Mendapatkan Pemeriksaan HIV


Pelayanan Kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV sesuai standar adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil, pasien TB, pasien infeksi
menular seksual (IMS), waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan
lembaga pemasyarakatan, dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai kewenangannya
dan diberikan di FKTP (Puskesmas dan Jaringannya) dan FKTL baik pemerintah
maupun swasta serta di lapas/rutan narkotika. Sesuai dengan data yang dalam
kurun waktu 3 tahun terakhir yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten
Labuhanbatu dimana pada tahun 2016 jumlah orang yang berisiko terinfeksi HIV
adalah sebanyak 18.392 orang dan yang telah mendapatkan pemeriksaan HIV
adalah 9.573 orang (52%) dan mengalami peningkatan sebesar 96,74% pada tahun
2017 dengan jumlah orang yang beresiko terinfeksi HIV adalah sebanyak 21.474
orang dan yang mendapatkan pemeriksaan HIV adalah sebesar 20.774 orang.
Tahun 2018 jumlah orang yang beresiko terinfeksi HIV 11.860 orang dan yang
mendapatkan pemeriksaan HIV adalah 6.348 orang dengan persentase capaian
sebesar 53,52%. Mengalami penurunan pada tahun 2019 menjadi 51.85% dan di
tahun 2020 mengalami penurunan kembali menjadi 24,40% dari 27.276 orang
sasaran yang mendapat layanan hanya 6.656 orang. Tahun 2021 mengalami
peningkatan menjadi 39,19% dari 24.348 sasaran orang yang beresiko terinfeksi
HIV, masih jauh dari target SPM Nasional yaitu 100%.

Permasalahan:
- Adanya pandemi covid-19 menyebabkan rendahnya tingkat kunjungan ke faskes
serta pelayanan skrining oleh petugas yang menjadi tidak optimal karena petugas
pengelola HIV juga diperbantukan sebagai tim vaksinator sehingga terkendala
dalam deteksi dini HIV di wilayah kerja Puskesmas.
- Luasnya cakupan defenisi orang yang beresiko terinfeksi HIV menyebabkan
kegiatan pendataan dan pemeriksaannya juga memerlukan kerjasama dengan
banyak lintas sektor dan memerlukan Sumber Daya Manusia yang mencukupi

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

untuk pelaksanaan kerjasama ini sehingga seluruh orang beresiko sesuai defenisi
operasional dapat terlaksana.
- Kurang memadainya sarana dan prasarana di Puskesmas seperti Laptop dan
jaringan internet, sehingga terkendala dalam pelaporan secara online
- Kurangnya dukungan anggaran dalam pengelolaan SPM khususnya deteksi HIV
di Puskesmas
- Petugas HIV di Puskesmas terlibat juga sebagai tim vaksinator sehingga
terkendala dalam pelaksanaan layanan usia pendidikan dasar
- Kurangnya komitmen Kepala Puskesmas dalam meningkatkan capaian deteksi
dini orang yang beresiko terinfeksi HIV.

Solusi:
Meningkatkan peningkatan kerjasama antar lintas sektor terutama dengan LSM
yang bergerak di bidang HIV dan perlunya dukungan dana yang kuat baik dari
pemerintah Kabupaten maupun pemerintah Pusat.

2.3. Alokasi Anggaran

Alokasi anggaran tahun 2021 pembiayaan kesehatan Dinas Kesehatan


Kabupaten Labuhanbatu adalah berjumlah Rp. 164.511.145.145,- dengan realisasi
138.726.564.144 atau sekitar 72,63% yang bersumber dari APBD dan APBN
dengan rician sebagai berikut :

Tabel 2.3. Alokasi dan Realisasi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2021

NO KEGIATAN BERSUMBER DANA ANGGARAN


PAGU (Rp) REALISASI %

    2 3 4 5
I.  # PAD 16.160.500.000 11.642.299.144 72,04

  - Retribusi Pelayanan Kesehatan 160.500.000 21.735000 13,54

  - Pendapatan Dana Kapitasi JKN 16.000.000.000 11.620.564.144 72,63

II.  BELANJA 164.511.145.145 138.726.564.144 84,33

    # APBD (Dau) 129.268.830.145 110.730.585.380 85,66

* Gaji Dan Tunjangan 74.464.845.559 71.782.281.576 96,40

* Belanja Diluar Gaji Dan Tunjangan 54.803.984.586 38.948.303.804 71,07

    # Dak 35.242.315.000 27.995.625.376 79,44

    * Dak Fisik 19.633.495.000 16.419.161.579 83,63

  - Dak Reguler 12.319.036.000 9.884.816.761 80,24

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

    - Pelayanan Kesehatan Dasar 9.536.665.000 7.730.377.020 81,06

    - Pelayanan Kesehatan Kefarmasian 2.782.371.000 2.154.439.741 77,43

  - Dak Penugasan 7.314.459.000 6.534.344.818 89,33

    A. Intervensi Stunting 882.000.000 864.908.800 98,06


    B. Penurunan AKI/AKB 6.432.459.000 5.669.436.018 88,14
    * Dak Non Fisik 15.608.820.000 11.576.463.797 74,17

    - Bok Puskesmas 8.940.506.000 6.614.331.800 73,98

    - Bok Ukm Kabupaten 1.769.244.000 1.280.488.400 72,37

    - Bok Kefarmasian 102.913.000 102.913.000 100,00

    - Bok Stunting 673.476.000 398.477.700 59,17


    - Jampersal 3.191.259.000 2.985.477.097 93,55
    - Akreditasi Puskesmas 931.422.000 194.775.800 20,91

Alokasi anggaran program/kegiatan untuk pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan


Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2021 yang telah tertuang dalam anggaran APBD
Kabupaten Labuhanbatu TA 2021 adalah Rp. 8.093.590.302,- atau sekitar 8,98 % dari
Belanja Program dan Kegiatan diluar Gaji dan tunjangan Rp. 90.046.299.586,-. terjadi
penurunan sebesar 4,16% dari tahun 2020 dimana tahun 2020 alokasi SPM sebesar
13.14%. Sedangkan Realisasi anggaran SPM 2021 sebesar Rp. 6.833.432.919 atau
sekitar 84.43%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan Tahun 2021

Kabupaten Labuhanbatu
Nomor Indikator Kinerja SPM/Keluaran Anggaran 2021
Kegiatan Alokasi Realisasi %
Anggaran Satu Anggaran
Tahun (Rp.) (Rp.)
1 3 4 5 6,00
1. Persentase ibu bersalin mendapatkan 4.743.371.284 4.117.740.777 86,81
pelayanan persalinan (IKU Kabupaten)
2. Persentase ibu hamil mendapatkan 1.114.550.596 894.666.652 80,27
pelayanan ibu hamil
3. Persentase Bayi Baru Lahir mendapatkan 216.900.000 137.659.000 63,47
pelayanan kesehatan bayi baru lahir (IKU
Kabupaten)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

4. Persentase anak usia 0-59 bulan 372.699.800 244.892.600 65,71


mendapatkan pelayanan kesehatan balita
sesuai standar (IKU Kab)
5. Persentase warga negara usia 60 tahun ke 242.643.122 214.127.790 88,25
atas yang mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar
6. Persentase anak usia pendidikan dasar 295.600.000 220.050.800 74,44
yang mendapat skrining kesehatan sesuai
standar
7. Persentase penderita Hipertensi yang 100.000.000 100.000.000 100,00
mendapatkan pelayanan kesehatan
8. Persentase penyandang DM yang 100.000.000 99.897.600 99,90
mendapatkan pelayanan kesehatan
9. Persentase warga negara usia 15-59 tahun 299.988.200 262.385.200 87,47
mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar
10. Persentase orang dengan TB 199.924.000 173.848.200 86.96
mendapatkan pelayanan TB sesuai
standar (IKU Kab.)
11. Persentase orang beresiko terinfeksi HIV 336.847.300 305.142.900 90,59
mendapatkan pemeriksaan HIV
12. Persentase ODGJ berat yang 71.066.000 66.876.400 94,10
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa
sesuai standar
  Jumlah ............. 8.093.590.302 6.833.432.919 84,43

2.4. Dukungan Personil

Jumlah pegawai atau personil yang mendukung pelaksanaan SPM Kabupaten


Labuhanbatu adalah seluruh personil kesehatan yang bekerja baik di Dinas Kesehatan
dan Puskesmas serta jaringannya serta fasilitas kesehatan swasta Kabupaten
Labuhanbatu Tahun 2021 yaitu sebanyak 2.545 orang dengan perincian sebagai
berikut :

N0. TENAGA KESEHATAN JUMLAH


1 2 3
1 Dokter Umum 145
2 Dokter Gigi 21
3 Dokter Spesialis 65
4 perawat 730
5 Bidan 913
6 Kesehatan Masyarakat 137
7 Kesehatan Lingkungan 25
8 Gizi 41

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

9 Tenaga Kefarmasian 90
10 Teknik Bimedika, Keterapian Fisik dan 89
Keteknisian Medik
11 Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan 290
     
Jumlah 2.545

2.5. Permasalahan dan Solusi

Dalam penerapan SPM Bidang Kesehatan dapat disimpulkan secara umum


berbagai permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi yang yang dilakukan sebagai
berikut :

Permasalahan Solusi RencanaTindak lanjut


1. Pengumpulan Data
Data dari faskes swasta Perlu disusun regulasi tentang Menyampaikan
belum optimal sistem pencatatan dan pelaporan Permintaan data layanan
yang mengikat faskes swasta SPM ke Faskes Swasta
untuk wajib lapor pelaksanaan
SPM

2. Penghitungan Sosialisasi dan latih singkat Telah melaksanakan


Kebutuhan penghitungan kebutuhan SPM pertemuan Aplikasi
Pemahaman dan melalui aplikasi Siscobikes Kesehatan (Costing
kemampuan SDM untuk perencanaan tahun 2022 - SPM Siscobikes)
dalam melakukan 2026
perhitungan kebutuhan
Biaya Layanan SPM
masih kurang

3. Perencanaan dan Memaksimalkan dana APBD Penguatan usulan


Penganggaran dan luar APBD untuk kegiatan kegiatan SPM dari
Anggaran daerah yang SPM semua sumber dana
masih terbatas untuk
pembiayaan SPM
4. Pelaksanaan Penguatan untuk Kepala dan Akan menyampaikan
Pandemi Covid 19 Petugas layanan SPM bahwa surat perihal pentingnya
dengan target wajib layanan SPM juga tidak kalah pelaksanaan layanan
vaksinasi 70% sampai penting dan tidak boleh SPM.
akhir Desember 2021 dikesampingkan dengan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

sehingga petugas kegiatan lain.


pengampu layanan SPM
ikut dilibatkan sebagai
tim vaksinator

5. Lain -lain
Ketersediaan sarana dan
prasarana pendukung
untuk layanan SPM
belum tersedia dengan
lengkap untuk semua
Puskesmas

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

BAB III
PROGRAM DAN KEGIATAN

Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu sudah melaksanakan pengintegrasian


SPM ke dalam Dokumen perencanaan daerah (DOKRENDA) tahun 2021 yang
dimulai dari dokumen RPJMD, Renstra dan Renja PD Dinas Kesehatan Kabupaten
Labuhanbatu Tahun 2021. Adapun Program dan kegiatan yang terkait dengan
penerapan dan pencapaian SPM dapat diuraikan sebagai berikut :

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Tabel 3.1. Pengintegrasian SPM Ke dalam Dokumen Perencanaan Daerah (DOKRENDA) Tahun 2021

Pengintegrasian SPM Dokumen RPJMD/Renstra PD dan RKPD/Renja PD


SPM Bidang Kesehatan

No ISU SPM Bidang Kesehatan Program Kegiatan Sub Kegiatan Alokasi Anggaran
RPJMD Renstra RKPD Renja PD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Penanganan lintas sektor              
dalam pelayanan SPM
Bidang Kesehatan Kab/kota

TOTAL        
2 Perhitungan Sasaran SPM 1.02.02 Program 1.02.02.2.02. Penyedia 2.02.1. Pengelolaan Rp 132.879.000 6,511,434,568 388,873,500 388,873,500
Bidang Kesehatan Kab/Kota Pemenuhan Upaya Layanan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Ibu
serta perhitungan biaya Kesehatan Perorangan UKM dan UKP Rujukan Hamil
untuk pemenuhan SPM dan Upaya Kesehatan Tingkat Daerah
kesehatan Kab/kota Masyarakat Kabupaten/Kota
termasuk sarana dan 2.02.2. Pengelolaan Rp 3.814.865.179 4,052,923,300 4,052,923,300
prasarana terkait Pelayanan Kesehatan Ibu
Bersalin
2.02.3. Pengelolaan   216,900,000 216,900,000
Pelayanan Kesehatan
Bayi Baru Lahir
2.02.4. Pengelolaan    21,696,787 372,699,800 372,699,800
Pelayanan Kesehatan
Balita
2.02.5. Pengelolaan    4,944,678,951 173,100,000 173,100,000
Pelayanan Kesehatan
Usia Pendidikan Dasar
2.02.6. Pengelolaan     160,811,500 160,811,500
Pelayanan Kesehatan
Usia Produktif
2.02.7. Pengelolaan    31,751,971 218,609,000 218,609,000
Pelayanan Kesehatan
Usia Lanjut

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

2.02.8. Pengelolaan     100,000,000 100,000,000


Pelayanan Kesehatan
Penderita Hipertensi
2.02.9. Pengelolaan    
Pelayanan Kesehatan 100,000,000 100,000,000
Penderita Diabetes
Mellitus
2.02.10. Pengelolaan     38,199,500 38,199,500
Pelayanan Kesehatan
Penderita ODGJ Berat
2.02.11. Pengelolaan     160,500,000 160,500,000
Pelayanan Kesehatan
orang terduga
Tuberkulosis
2.02.12. Pengelolaan     287,797,300 287,797,300
Pelayanan Kesehatan
orang terduga
Tuberkulosis
2.01.14. Pengadaan Alat  Rp. 1.583.414.902  Rp. 1.583.414.902
Kesehatan / Alat
Penunjang Medik Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
2.01.25. Pelayanan Rp. 239.761.500 Rp. 239.761.500
Kesehatan Penyakit
Menular dan Tidak
Menular
TOTAL Rp Rp 8.093.590.302
8.093.590.302
3 Perhitungan dan kesiapan              
SDM kesehatan dalam
penanganan SPM Bidang
Kesehatan kab/kota (Jumlah
dan kualitas)

TOTAL Rp - Rp Rp Rp
- - -
4 Peran Desa/Kelurahan dalam              
Pencapaian Target 100%
SPM Bidang Kesehatan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

TOTAL Rp - Rp Rp Rp
- - -
5 Sistem Informasi Kesehatan 1.02.02 Program 1.02.02.2.03.Penyelengga 2.03.01. Pengelolaan Rp 45.000.000 Rp 45.000.000 Rp Rp
yang mendukung Pemenuhan Upaya raan Sistem Informasi Data dan Informasi 34.499.100 34.499.100
Akuntabilitas Pencapaian Kesehatan Kesehatan secara Keehatan
Target 100% SPM Bidang Perorangan dan Terintegrasi
Kesehatan Upaya Kesehatan
Masyarakat 2.03.02. Pengelolaan Rp 112.500.000 Rp 112.500.000 Rp 86.823.000 Rp 86.823.000
Sistem Informasi
Keehatan

TOTAL Rp 157.500.000 Rp 157.500.000 Rp 121.322.100 Rp 121.322.100

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Program/kegiatan untuk melaksanakan SPM Bidang Kesehatan


Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2021

No Indikator Kode Program Dan Anggaran 2021


Kinerja Prog/Keg Kegiatan Alokasi Realisasi %
SPM/Keluara Anggaran Anggaran
n Kegiatan Satu Tahun (Rp.)
(Rp.)
1 2 3 4 5 6 7
1. Persentase     4.743.371.284 4.117.740.777 86,81
ibu bersalin
mendapatkan
pelayanan
persalinan
    1.2.2.2.02.2 Pengelolaan 4.052.923.300 3.616.518.697 89,23
Pelayanan Kesehatan
Ibu Bersalin
    BOK Kabupaten, DAU 384.907.200 257.280.300 66,84
Kabupaten
BOK Puskesmas 476.757.100 373.761.300 78,40

    Pelayanan Jaminan 3.191.259.000 2.985.477.097 93,55


Persalinan
    1.2.2.2.01.14 Pengadaan Alat 690.447.984 501.222.080 72,59
Kesehatan/Alat
Penunjang Medik
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
    Set Pasca Persalinan 320.000.000 242.118.000 75,66

Set Persalinan 370.447.984 259.104.080 69,94

2. Persentase     1.114.550.596 894.666.652 80,27


ibu hamil
mendapatkan
pelayanan ibu
hamil
  1.2.2.2.02.1 Pengelolaan 388.873.500 274.788.100 70,66
Pelayanan Kesehatan
Ibu Hamil
    BOK Kabupaten, DAU 85.230.000 35.894.100 42,11
Kabupaten
    BOK Puskesmas 303.643.500 238.894.000 78,68
    1.2.2.2.01.14 Pengadaan Alat 725.677.096 619.878.552 85,42
Kesehatan/Alat
Penunjang Medik
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Set KIA dan KB 725.677.096 619.878.552 85,42


3. Persentase     216.900.000 137.659.000 63,47
Bayi Baru
  Lahir 1.2.2.2.02.3 Pengelolaan 216.900.000 137.659.000 63,47
mendapatkan Pelayanan Kesehatan
pelayanan Bayi Baru Lahir
kesehatan
bayi baru
lahir
    BOK Kabupaten, DAU 100.000.000 71.059.000 71,06
Kabupaten
BOK Puskesmas 116.900.000 66.600.000 56,97
4. Persentase     372.699.800 244.892.600 65,71
anak usia 0-
  59 bulan 1.2.2.2.02.4 Pengelolaan 372.699.800 244.892.600 65,71
mendapatkan Pelayanan Kesehatan
pelayanan Balita
kesehatan
balita sesuai
standar
    BOK Kabupaten, DAU 250.000.000 156.692.600 62,68
Kabupaten
BOK Puskesmas 122.699.800 88.200.000 71,88

5. Persentase     242.643.122 214.127.790 88,25


warga negara
usia 60 tahun
  1.2.2.2.02.7 Pengelolaan 218.609.000. 198.094.600 90,62
ke atas yang
Pelayanan Kesehatan
mendapatkan
pada Usia Lanjut
skrining
kesehatan
sesuai standar
    BOK Kabupaten, DAU 150.000.000 130.285.600 86,86
Kabupaten
    BOK Puskesmas 68.609.000 67.809.000 98,83

1.2.2.2.01.14 Pengadaan Alat 24.032.122 16.033.190 66,71


Kesehatan/Alat
Penunjang Medik
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Lansia KIT 24.032.122 16.033.190 66,71

6. Persentase     295.600.000 220.050.000 74, 44


anak usia
  pendidikan 1.2.2.2.02.4 Pengelolaan 173.100.000 100.458.800 58,04
dasar yang Pelayanan Kesehatan
mendapat pada Anak Usia
skrining Pendidikan Dasar
kesehatan
sesuai standar
    BOK Kabupaten, DAU 75.000.000 38.658.800 51,55
Kabupaten
    BOK Puskesmas 98.100.000 61.800.000 63,00
    1.2.2.2.01.14 Pengadaan Alat 122.500.000 119.592.000 97,63

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Kesehatan/Alat
Penunjang Medik
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
UKGS KIT 122.500.000 119.592.000 97,63

7. Persentase     100.000.000 100.000.000 100


penderita
  Hipertensi 1.2.2.2.02.8 Pengelolaan 100.000.000 100.000.000 100
yang Pelayanan Kesehatan
mendapatkan Penderita Hipertensi
  pelayanan DAU Kabupaten 100.000.000 100.000.000 100
kesehatan
8. Persentase     100.000.000 99.897.600 99,90
penyandang
  DM yang 1.2.2.2.02.9 Pengelolaan 100.000.000 99.897.600 99,90
mendapatkan Pelayanan Kesehatan
pelayanan Penderita DM
kesehatan
    DAU Kabupaten 100.000.000 99.897.600 99,90

9. Persentase     299.988.200 258.530.200 86,18


warga negara
  usia 15-59 1.2.2.2.02.6 Pengelolaan 160.811.500 127.119.500 79,05
tahun Pelayanan Kesehatan
mendapatkan pada Usia Poduktif
skrining
kesehatan
sesuai standar
    BOK Kabupaten, DAU 160.811.500 127.119.500 79,05
Kabupaten
    1.2.2.2.01.14 Pengadaan Alat 20.755.700 18.166.500 87,53
Kesehatan/Alat
Penunjang Medik
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
    Keperawatan KIT 20.755.700 18.166.500 87,53
1.2.2.2.01.25 Pelayanan Kesehatan 118.421.000 113.244.200 95,43
Penyakit Menular
dan Tidak Menular
Deteksi dini kanker 16.247.10 16.247.100 100
serviks dengan IVA 0
test
Deteksi Dini PTM 59.325.0 57.148.200 96,33
00
Refresh kader 13.896.4 10.896.400 78,41
posbindu PTM 00
Konsultasi Program 3.114.0 3.114.000 100
PTM 00
Kampanye pencegahan 25.838.5 25.832.500 100
PTM 00
10. Persentase     199.924.000 173.848.200 86,96
orang dengan
  TB 1.2.2.2.02.11 Pengelolaan 160.500.000 137.941.200 85,94
mendapatkan Pelayanan Kesehatan
pelayanan TB pada orang terduga

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

sesuai standar Tuberculosis


    BOK Kabupaten, DAU 150.000.000 130.941.200 87,29
Kabupaten
    BOK Puskesmas 10.500.000 7.000.000 66,67

    1.2.2.2.01.25 Pelayanan Kesehatan 39.424.000 35.907.000 91,07


Penyakit Menular
dan Tidak Menular
Monev program TB Rp Rp 100
11.187.000 11.187.000

Peran Kader peduli TB Rp Rp 84,02


22.009.000 18.492.000

Konsultasi program Rp Rp 100


TBC 6.228.000 6.228.000

11. Persentase     336.847.300 305.142.900 90,59


orang
  beresiko 1.2.2.2.02.12 Pengelolaan 287.797.300 263.133.400 91,43
terinfeksi HIV Pelayanan Kesehatan
mendapatkan pada orang berisiko
pemeriksaan terinveksi HIV
  HIV BOK Kabupaten, DAU 150.000.000 149.417.800 99,61
Kabupaten
    BOK Puskesmas 137.797.300 113.715.600 82,52

1.2.2.2.01.25 Pelayanan Kesehatan 49.050.000 42.009.500 85,65


Penyakit Menular
dan Tidak Menular
Kegiatan HIV/AIDS 49.050.000 42.009.500 85,65

12. Persentase     71.066.000 66.876.400 94,10


ODGJ berat
  yang 1.2.2.2.02.10 Pengelolaan 38.199.500 34.047.400 89,13
mendapatkan Pelayanan Kesehatan
pelayanan pada orang dengan
kesehatan gangguan jiwa berat
jiwa sesuai
standar
    DAU Kabupaten 25.000.000 24.706.000 98,82

  BOK Puskesmas 13.199.500 9.341.400 70,77

1.2.2.2.01.25 Pelayanan Kesehatan 32.866.500 31.129.000 94,71


Penyakit Menular
dan Tidak Menular
    Pelayanan terpadu 21.210.00 21.172.500 99,82
ODGJ 0

pertemuan koordinasi 11.656.50 9.956.500 85,42


penanggulangan ODGJ 0

   Jumlah ............. 8.093.590.302 6.833.432.919 84,43

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa anggaran program/kegiatan untuk


pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2021 yang telah
tertuang dalam anggaran APBD Kabupaten Labuhanbatu 2021 adalah Rp.
8.093.590.302, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 6.833..432.919 atau sebesar
84,43%.

BAB IV
PENUTUP

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

Laporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten


Labuhanbatu Tahun 2021 berisi informasi penerapan dan pencapaian SPM bidang
urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar kesehatan di Kabupaten
Labuhanbatu. Diharapkan dukungan dan perhatian semua pihak terkait dalam
mendorong penerapan dan capaian SPM ini sehingga dapat memenuhi target sesuai
yang telah ditetapkan.
Adapun kesimpulan dan saran yang dapat diberikan diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. 12 Indikator Kinerja SPM Bidang belum mencapai target 100%.

2. Alokasi anggaran pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu


yang telah tertuang dalam anggaran APBD Kabupaten Labuhanbatu TA 2021
adalah sebesar Rp. 8.093.590.302,- atau sekitar 8,98 % dari Belanja Program dan
Kegiatan diluar Gaji dan tunjangan Rp. 90.046.299.586,-. terjadi penurunan sebesar
4,16% dari tahun 2020 dimana tahun 2020 alokasi SPM sebesar 13.14% dengan
Realisasi anggaran SPM 2021 sebesar Rp. 6.833.432.919 atau sekitar 84.43%.

3. Pemerintah Pusat meminta Pemerintah Daerah untuk menerapkan SPM melalui


pengintegrasian indikator SPM ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran.
Akan tetapi penerapan SPM ini belum sepenuhnya menjadi dasar pertimbangan
dalam penetapan penganggaran oleh TAPD. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pemahaman yang sama dari Tim Anggaran Pemda terhadap urgensi penerapan
SPM di daerah, khususnya terhadap penganggaran SPM;

2. Adanya Pandemi Covid-19 yang menyebabkan pelaksanaan SPM tidak optimal

3. Terbatasnya anggaran pada tiap indikator/pelaksana menyebabkan target-target


yang telah ditetapkan belum tercapai, sehingga diperlukan alokasi dana yang
memprioritaskan terlaksananya program-program/indikator SPM,

4. Dokumen penerapan SPM Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota


seharusnya menjadi salah satu dasar pertimbangan pemerintah pusat dalam
menentukan perimbangan keuangan yang lebih adil dan transparan kepada daerah
(DAK);

5. Masih belum dipahaminya baik oleh pelaksana dalam hal ini aparatur terhadap
indikator dari masing-masing bidang yang harus dilaksanakan dan masih
terbatasnya kompetensi pegawai dalam menyiapkan database/baseline
menyebabkan indikator-indikator yang sebenarnya telah terlaksana menjadi tidak
terdokumentasi sehingga disarankan agar Pemerintah Daerah dapat melakukan
fasilitasi bimbingan teknis dan pendampingan konsultan terhadap Penerapan,
Penyusunan Laporan dan Perhitungan Pembiayaan (e-costing) SPM;

6. Perlu dilakukan pemenuhan sarana dan prasarana dan logistik pendukung untuk
penguatan kualitas pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas sehingga dapat
mendukung pelaksanaan SPM lebih baik.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

7. Meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam


pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan.

8. Penguatan koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam pelaksanaan SPM
Bidang Kesehatan.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46


Laporan Penerapan SPM Bidang Kesehatan 2021

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU 46

Anda mungkin juga menyukai