Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

PERTEMUAN KOORDINASI CAPAIAN STANDART PELAYANAM MINIMAL


DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGANJUK
SELASA, 31 OKTOBER 2023

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah
c. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standart Pelayanan Minimal
e. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standart Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standart Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Standart Pelayanan
Minimal

2. Gambaran Umum
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Seseorang tidak bias
memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga
kesehatan merupakan modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya secara
layak. Pemerintah mempunyai tanggungjawab untuk menjamin setiap warga Negara
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai kebutuhan. Sebagai suatu
kebutuhan dasar setiap individu bertanggungjawab untuk memenuhi hidup dirinya dan
orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya, sehingga pada dasarnya pemenuhan
kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan adalah tanggungjawab setiap warga Negara.
Meskipun untuk memenuhi kebutuhan bidang kesehatan melekat pada setiap
warga Negara, namun mengingat karakteristik barang/jasa kesehatan tidak dapat
diusahakan / diproduksi sendiri secara langsung oleh masing – masing warga Negara,
melainkan harus ada pihak lain secara khusus memproduksi dan menyediakan, maka
penyediaan barang / jasa bidang kesehatan mutlak memerlukan keterlibatan
pemerintah untuk :
1) Menjamin ketersediaan barang / jasa kesehatan yang dapat diperoleh warga
Negara yang memerlukan sesuai dengan kebutuhan
2) Menyediakan barang / jasa kesehatan bagi warga Negara yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan bidang kesehatan
Mengingat kebutuhan warga Negara terhadap barang / jasa kesehatan sanat
vital dengan karakteristik barang / jasa kesehatan yang unik dan komplek maka peranan
pemerintah di bidang kesehatan harus distandarisasi, agar warga Negara dapat
memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan.
Kebijakan mengenai SPM mengalami perubahan dengan ditetapkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standart Pelayanan Minimal
sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 18 ayat (1) Undang- undang nomor 14 tentang
Pemerintah Daerah. Dengan kebijakan ini SPM bidang kesehatan mengalami perubahan
yang cukup mendasar dari SPM sebelumnya sebagaimana ditetapkan dengan
Permenkes Nomor 43 tahun 2016 tentang Standart Pelayanan Minimal. Pada SPM yang
lalu pencapaian target-target SPM lebih merupakan kinerja program kesehatan, maka
pada SPM yang sekarang pencapaian target-target tersebut lebih diarahkan kepada
kinerja Pemerintah Daerah, menjadi penilaian kinerja daerah dalam memberikan
pelayanan dasar kepada warga Negara. Selanjutnya sebagai bahan Pemerintah Pusat
dalam perumusan kebijakan nasional, pemberian insentif, disinsentif dan sanksi
administrasi Kepala Daerah. SPM sekurang-kurangnya mempunyai dua fungsi yaitu :
1) Memfasilitasi Pemerintah Daerah untuk melakukan pelayanan public yang
tepat bagi masyarakat
2) Sebagai instrument bagi masyarakat dalam melakukan control terhadap
kinerja pemerintah dalam pelayanan public bidang kesehatan. Standart
Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan
dasar minimal yang merupakan urusan pemerintah wajib yang berhak
diperoleh setiap warga Negara. SPM akan berfungsi sebagai instrument
untuk memperkuat pelaksanaan Performance Based Budgeting
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Pedoman
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah berisi arah
kebijakan pembangunan daerah yaitu untuk menjamin sinergisitas program
pembangunan nasional dan daerah, dimana penyusunan RKPD berdasarkan arah
kebijakan pembangunan daerah dengan memperhatikan prioritas dan sasaran
pembangunan nasional. Arah kebijakan pembangunan daerah tersebut berpedoman
pada Sytandart Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan Undang – undang Nomor 23
Thaun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa terdapat 6 (enam) urusan pemerintahan
wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar.
Pada perhitungan pembiayaan pemerintah daerah melakukan pemetaan
pembiayaan karena terdapat sumber pembiayaan yang dapat digunakan dalam
penerapan SPM. Untuk mempermudah penghitungan pembiayaan daerah tersebut
disiapkan tools coosting SPM dalam bentuk system informasi yang berbeda. Sistem ini
digunakan untuk mempermudah daerah dalam perencanaan pelaksanaan SPM sehingga
diperlukan koordinasi dan persamaan persepsi pengelola prpgram dalam memahami
dalam pemenuhan capaian Standart Pelayanan Minimal (SPM).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Peserta mampu berkoordinasi dan mengatasi permasalahan tentang Standart Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan Definisi operasional Standart Pelayanan Minimal
b. Menjelaskan perolehan capaian data Standart Pelayanan Minimal
c. Menjelaskan identifikasi permasalahan Standart Pelayanan Minimal
d. Menjelaskan prioritas masalah Standart Pelayanan Minimal
e. Menjelaskan pemecahan masalah Standart Pelayanan Minimal
f. Menjelaskan rencana tindak lanjut masalah Standart Pelayanan Minimal
g. Menjelaskan perencanaan dalam menyelesaikan permasalahan Standart
Pelayanan Minimal
h. Menjelaskan pelaporan dan pencatatan Standart Pelayanan Minimal melaui
aplikasi e-SPM
i. Mengkoordinir tentang perencanaan dalam menyelesaikan Standart Pelayanan
Minimal

C. TEMPAT DAN WAKTU


Waktu dan tempat pelaksaan pertemuan ini :
Hari : Selasa
Tanggal : 31 Oktober 2023
Jam : 08.00-selrsai
Tempat : Ruang Rapat BPKAD

D. PESERTA DAN NARASUMBER


1. Peserta :
a. Kepala Bidang Kesmas
b. Kepala Bidang P2P
c. Kepala Bidang SDK
d. Kepala Tata Usaha Puskesmas ( 20 orang)
e. Koordinator SPM tingkat Puskesmas (20 orang)
f. Penanggung jawab Program KIA Puskesmas (20 orang)
g. Penanggung jawab Program PTM Puskesmas (20 orang)
h. Penanggung jawab Program KIA Puskesmas (20 orang)
i. Kepala UPT IFK
2. Narasumber
a. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk
b. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur 4 ( empat ) orang terdiri :
 Bidang Kesmas 1 (satu ) orang
 Bidang P2P 2 (dua ) orang
 Sekretariat 1 (satu) orang

E. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
 Diskusi

F. SUMBER DANA
Pertemuan ini diselenggarakan dengan biaya bersumber Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun
Anggaran 2023

G. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan pertemuan kiranya dapat dipakai sebagai pedoman dan apabila ada
hal-hal teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat kegiatan
JADWAL
PERTEMUAN KOORDINASI CAPAIAN STANDART PELAYANAM MINIMAL
DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGANJUK
SELASA, 31 OKTOBER 2023

Waktu Materi Fasilitator

07.30-08.00 Registrasi Peserta Panitia

08.00-08.30 Pembukaan Kadinkes

08.30-10.30 Penerapan SPM Bidang Kesehatan Sekretariat Dinkes Prop


Berdasarkan Permendagri 59 tahun 2021 Jatim

10.30-10.45 Coffee Break Panitia

10.45-11.45 SPM P2PM bidang Kesehatan Seksi P2PM Dinkes Prop


Jatim

11.45-12.15 ISHOMA Panitia

12.15-13.15 SPM P2PTM bidang Kesehatan Seksi P2PTM Dinkes Prop


Jatim

13.15-15.15 SPM Ibu hamil, Ibu Bersalin, Bayi Baru Seksi KGM Dinkes Prop
Lahir, Balita, Usia Produktif dan Usia Jatim
Lanjut

15.15-15.30 Penutup Panitia

Anda mungkin juga menyukai