Anda di halaman 1dari 53

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


ridho- Nya Standar Pelayanan Minimal (SPM) UPTD Puskesmas Nosara
telah tersusun. Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas dituntut untuk memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Dalam rangka peningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat maka UPTD Puskesmas Nosarara akan diselenggarakan
dengan pola pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Oleh
karena itu guna memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi untuk
ditetapkan sebagai Unit UPTD yang menerapkan pola pengelolaan
keuangan BLUD, maka Puskesmas Nosarara menyusun Standar
Pelayanan Minimal (SPM). SPM ini disusun untuk menjamin ketersediaan,
keterjangkauan dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas
kepada para pihak. Dengan disusunnya SPM diharapkan memacu
Puskesmas untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja
Puskesmas, serta memudahkan Puskesmas untuk menentukan strategi
dalam pelaksanaannya. Selain itu, SPM dapat menjadi pedoman/acuan
yang dapat digunakan untuk mengetahui hal-hal yang harus difasilitasi
oleh pemerintah daerah serta dalam rangka meningkatkan pembinaan.
Kami harapkan dokumen SPM yang telah tersusun ini dapat
dimanfaatkan oleh para pihak dalam rangka peningkatan pelayanan
kepada masyarakat.
Palu, ………………. 2023
Kepala UPTD Puskesmas Nosarara

dr. Anita
Nip. 19840714 201705 2 003
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................................ 4
C. Pengertian...................................................................................................... 4
D. Dasar Hukum ................................................................................................ 6
E. Sistematika Penyajian ............................................................................... 7
F. Cara Menyusun Dokumen SPM Puskesmas BLUD......................... 7
BAB STANDAR PELAYANAN MINIMAL ............................................. 10
A. Jenis Pelayanan ......................................................................................... 10
B. Prosedur Pelayanan ...................................................................................... 11
C. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas ......................................... 12
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM .................................................. 32
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM............................................... 32
B. Strategi Pencapaian SPM ................................................................................ 33
C. Rencana Anggaran Biaya ........................................................................ 34
BAB IV SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA......................................... 36
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 38
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut masyarakat


umum. Pemberi pelayanan publik selalu dihadapkan dengan norma,
aturan, standar, dan ukuran yang harus dipenuhi agar dalam
menjalankan pelayanan dapat diberikan secara akuntabel, bisa
dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi.
UPTD Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dari
Dinas Kesehatan yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan yang merupakan sarana pelayanan kesehatan
(perorangan dan masyarakat) strata pertama.
Disamping pelayanan yang berkualitas, pelayanan publik juga
dituntut untuk memberikan pelayanan yang aman (safety), sehingga
tidak terjadi sesuatu tindakan yang membahayakan maupun mencederai
pelanggan, oleh karena itu perlu disusun sistem manajemen untuk
mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, yang meliputi:
identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko,
monitoring yang berkesinambungan, dan komunikasi. Untuk melakukan
monitoring yang berkesinambungan diperlukan adanya indikator (tolak
ukur) dan target (threshold) yang harus dicapai atau dipenuhi.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan
dan menjamin keamanan pasien dapat dilakukan dengan standardisasi
pelayanan. Bagaimana penerapan standar pelayanan tersebut apakah
telah dapat menjamin kepuasan pelanggan dan keamanan pasien harus
dapat ditunjukkan dengan fakta, oleh karena itu pengukuran (indikator)
dan target pencapaian untuk tiap indikator perlu disusun, disepakati,
dan ditetapkan sebagai acuan.
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang
bermutu/dapat menjamin kepuasan pelanggan dan keamanan pasien
harus,maka UPTD Puskesmas perlu mengembangkan Standar Pelayanan

1
Minimal yang merupakan salah satu syarat administrasi Puskesmas
BLUD dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang
Penerapan Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah, dijelaskan bahwa Standar
pelayanan mininal memuat batasan minimal mengenai jenis dan rnutu
layanan dasar yang harus dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD.
Standar pelayanan minimal diatur dengan Peraturan Kepala Daerah
untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan,
kemudahan dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Puskesmas mengemban tugas atas dua jenis SPM tersebut, karena
Puskesmas sebagai bagian dari Pemerintah Daerah yang harus memenuhi
hak-hak konstitusional masyarakat, juga sebagai UPTD yang menerapkan
BLUD. Sebuah Puskesmas BLUD melaksanakan selain sejumlah JPD
SPM Kesehatan, juga melaksanakan SPM Pelayanan lain, dan SPM
Pendukung yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas BLUD
tersebut. Dalam menyusun SPM Puskesmas BLUD tersebut, harus
mempergunakan bahasa awam dan mudah dimengerti dan dipahami
sehingga Puskesmas dan masyarakat penerima pelayanan memiliki
pemahaman tentang ukuran kinerja yang sama. SPM Kesehatan dapat
diuraikan secara sederhana ke dalam butir-butir sebagai berikut:
1. Merupakan kewajiban bagi semua Pemerintah Daerah;
2. Hak setiap warga Negara untuk memperoleh Jenis Pelayanan Dasar
yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018
tentang SPM;
3. Sebagai bagian dari Alat ukur kinerja Kepala Daerah;

2
4. Semua Daerah melaksanakan Jenis Pelayanan Dasar yang sama;
5. Kaitannya dengan Puskesmas, adalah bahwa melalui Puskesmas,
Kepala Daerah menjalankan kewajibannya menyediakan Pelayanan
Dasar Kesehatan SPM Kesehatan, masing-masing Puskesmas sesuai
kemampuan Puskesmas melayani Jenis Pelayanan Dasar yang
ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018,
sedangkan secara keseluruhan Puskesmas di Daerah tersebut
melalui Puskesmas-puskesmas tersebut harus mampu melayani
seluruh Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah dimaksud;
6. Terbatas Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018;
7. Pelaksanaan SPM Kesehatan dievaluasi secara nasional dan dapat
dilakukan perubahan jika dinilai perlu diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah;
8. Diutamakan untuk pelayanan Preventif promotif, sebagaimana
dirumuskan dalam Standar Teknis, yang dibuat oleh Kementerian
Teknis mengikuti perintah Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2018, dalam hal ini yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan;
9. Dapat berbeda antar Puskesmas tergantung kondisi, karakteristik,
cakupan layanan masing-masing puskesmas;
10. Tidak terbatas pada pelayanan kesehatan, dapat melakukan
pelayanan lain yang secara jelas dapat disediakan oleh Puskesmas,
dan dibutuhkan oleh konsumen Puskesmas (masyarakat, pasien
termasuk keluarganya) sebagai pendukung layanan utamanya;
11. Termasuk JPD SPM Kesehatan sesuai kemampuan, berakibat akan
dilakukan penyesuaian SPM Kesehatan, maka dilakukan
penyesuaian SPM Puskesmas BLUD;
12. Dapat dilakukan Perubahan SPM Puskesmas BLUD ketika dinilai
perlu untuk masing-masing Puskesmas, terutama ketika Rencana
Pengembangan Pelayanan Puskesmas BLUD yang tertera dalam

3
Renstra Puskesmas BLUD telah dapat direalisasikan dan menjadi
layanan rutin, maka layanan itu bisa dijadikan SPM Puskesmas
BLUD;
13. Ditetapkan oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah
meliputi pelayanan kesehatan komprehensif sesuai Tugas dan
Fungsi (Tusi) Puskesmas, bahkan dapat mencakup pelayanan non-
kesehatan.

B. TUJUAN
Adapun tujuan disusunnya Standar Pelayanan Minimal adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai pedoman bagi puskesmas dalam penyelenggaraan layanan
kepada masyarakat.
2. Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.
3. Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi anggaran
yang dibutuhkan.
4. Alat Akuntanbilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan layanannya.
5. Mendorong terwujudnya checks and balance.
6. Terciptanya transparasi dan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan puskesmas.

C. PENGERTIAN
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib
yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
SPM di Puskesmas menjadi acuan Puskesmas dalam mencapai
standar kinerja, membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP).
Ada 2 (dua) Jenis SPM yaitu SPM Kesehatan dan SPM (Puskesmas) BLUD:
1. SPM Kesehatan, sebagaimana diatur dalam PERATURAN
PEMERINTAH Nomor 2 Tahun 2018, Peraturan Menteri Dalam Negeri

4
Nomor 100 Tahun 2018, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4
Tahun 2019, adalah:
a. Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disingkat SPM
adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang
merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh
setiap Warga Negara secara minimal.
b. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan dasar Warga Negara.
c. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka
penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak
diperoleh oleh setiap Warga Negara secara minimal.
d. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas
barang dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya
secara minimal dalam Pelayanan Dasar sesuai standar teknis agar
hidup secara layak.
e. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang
wajib diselenggarakan oleh semua Daerah.
2. SPM BLUD, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 adalah Standar pelayanan mininal
memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar
yang harus dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah
yang akan menerapkan BLUD, untuk menjamin ketersediaan,
keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas
layanan umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas/Badan Daerah yang menerapkan BLUD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. SPM BLUD ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah.

5
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor25Tahun 2009 tentangPelayanan Publik.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum yang telah diubah kedua kalinya
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 Tentang Badan
Layanan Umum Daerah.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang
PerubahanKedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal.
12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/25/M.PAN/2/2012 Tentang Pelayanan Publik.
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
7/PER/25/M.PAN/2/2010 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik.

6
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM)
UPTPuskesmas adalah sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab II : STANDAR PELAYANAN MINIMAL.
A. JenisPelayanan
B. ProsedurPelayanan
C. StandartPelayanan Minimal Puskesmas
Bab III : RENCANA PENCAPAIAN SPM.
A. RencanaKegiatan PencapaianKinerja SPM
B. StrategiPencapaian SPM
Bab IV : SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
Memuat tentang rencana strategis dan penganggaran SPM,
monitoring dan pengawasan pelaksanaan SPM serta
Pengukuran capaian dan evaluasi kinerja.
Bab V : PENUTUP
Lampiran

F. CARA MENYUSUN DOKUKEN SPM PUSKESMAS BLUD


1. Puskesmas mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang saat ini telah
mampu disediakan bagi semua warga yang berada di wilayah kerja
Puskesmas, atau pengguna Puskesmas. Jenis Pelayanan itu
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas BLUD, yaitu
Fungsi Pelayanan dan Fungsi Pendukung. Untuk semua jenis
pelayanan tersebut agar dituliskan Standar Pelayanan Minimal-nya,
yaitu penjelasan bagaimana prosedur/langkah-langkah bagaimana
setiap pelaksanaan tersebut dilaksanakan.
2. Memperhatikan Modul Penilaian dan Penetapan Badan Layanan
Umum Daerah (sesuai SE Menteri Dalam Negeri Nomor 981/1010/SJ
dan Nomor 981/1011/SJ) tertanggal 6 Februari 2019, dimana Surat
Edaran ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD, maka bagian SPM ini
agar memperhatikan adanya:

7
a. Penjelasan Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas :
- Fokus mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang
terwujudnya tugas dan fungsi BLUD;
- Terukur merupakam kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
- Dapat dicapai merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional, sesuai dengan kemampuan dan tingkat
pemanfaatannya;
- Relevan dan dapat di andalkan merupakan kegiatan yang
sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas
dan fungsi BLUD;
- Tepat waktu atau kerangka waktu merupakan kesesuaian
jadwal dan kegiatan yang telah ditetapkan.
b. Kelengkapan jenis pelayanan sesuai dengan SPM yang
diberlakukan di Puskesmas.
c. Keterkaitan yang kuat antara SPM dengan Renstra Dinas
Kesehatan dan Anggaran Tahunan.
d. Pengesahan SPM oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala
Daerah.
Seluruh unsur diatas dapat dipahami dalam kebijakan Manajemen
Puskesmas (sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun
2016). Tim Puskesmas yang menyusun dan menyiapkan rancangan
Renstra Puskesmas perlu memahami kebijakan ini dan mengikuti
pedoman tersebut.
3. Puskesmas juga mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang akan
dikembangkan untuk dapat disediakan bagi semua warga di wilayah
kerja Puskesmas di masa mendatang. Jenis pelayanan ini yang akan
dimasukkan ke dalam Renstra Puskesmas sebagai Rencana
Pengembangan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
4. Puskesmas memilih Jenis Pelayanan angka 1, yang dapat dipastikan
pelaksanaannya dengan kualitas terbaik, untuk ditetapkan sebagai SPM
Puskesmas BLUD. Pemilihan ini dilaksanakan dengan pendampingan
oleh Dinas Kesehatan setempat.

8
5. Puskesmas menyusun Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Perkada),
dan mengusulkannya untuk diterbitkannya Perkada tentang SPM
Puskesmas BLUD. Proses ini dilaksanakan dengan pendampingan oleh
Dinas Kesehatan setempat.
6. Satu Perkada untuk satu Puskesmas BLUD, atau Satu Perkada untuk
semua atau beberapa Puskesmas BLUD. Dalam Perkada tersebut
diuraikan dengan jelas SPM masing-masing Puskesmas.
7. Kepala Daerah melakukan kajian yang diperlukan dalam menerbitkan
Peraturan Kepala Daerah (Perkada) SPM Puskesmas BLUD.

9
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

A. JENIS PELAYANAN
Ada dua jenis pelayanan yang dilakukan di puskesmas yaitu
Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan(UKP) dan Pelayanan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) meliputi:
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana bersifat UKM
4. Upaya Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan meliputi :
1. Upaya Pelayanan Tumbang
2. Upaya Pelayanan Kesehatan Sekolah (UKS)
3. Upaya Pelayanan Kesehatan Remaja
4. Upaya Pelayanan Kesehatan Lansia
5. Upaya Pelayanan Kesehatan Korban Kekerasan Tehadap anak dan
Perempuan (KTA/P )
6. Upaya Pelayanan Penyakit Tidak Menular (PTM)
7. Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa
8. Upaya Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga
9. Upaya Pelayanan Kesehatan Tradisional
10. Upaya Pelayanan Kesehatan MATRA (Bencana)
Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas meliputi:
1. Pelayanan Loket Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Pelayanan Umum
3. Pelayanan Gigi dan Mulut
4. Pelayanan Lansia

10
5. Pelayanan KIA yang bersifat UKP
6. Pelayanan Kesehatan MTBS
7. Pelayanan Akupresure
8. Pelayanan KB yang bersifat UKP
9. Pelayanan Tindakan/Gadar
10. Pelayanan Laboratorium
11. Pelayanan Farmasi
12. Pelayanan Persalinan
13. Pelayanan Konseling Sanitasi
14. Upaya Pelayanan Konseling Gizi
15. Upaya Konseling Kesehatan Remaja (KKR)
16. Pelayanan TB Paru/Kusta
17. Pelayanan Sore
18. Pelayanan persalinan dan IGD 1x 24 Jam

Dalam melaksanakan UKM dan UKP tersebut, Puskesmas harus


menyelenggarakan kegiatan:
1. Manajemen Puskesmas
2. Pelayanan kefarmasian
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Pelayanan laboratorium
5. Kunjungan keluarga

B. PROSEDUR PELAYANAN
Prosedur pelayanan di Puskesmas disusun dalam bentuk Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang dituangkan dalam dokumen Tata kelola
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
SOP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas. Tujuan penyusunan
Standar Operasional Prosedur di puskesmas adalah agar berbagai proses
kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan
aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan
standar yang berlaku.

11
Manfaat SOP bagi puskesmas adalah memenuhi persyaratan standar
pelayanan puskesmas, mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan
dan memastikan staf puskesmas memahami bagaimana melakukan
pekerjaannya.
Alur pelayanan di Puskesmas disusun untuk memberikan kejelasan
dan kemudahan bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan di
puskesmas. Terdapat beberapa alur pelayanan yang berlaku di
Puskesmas.

C. STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS


Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas mengacu kepada
Standar Pelayanan Minimal yang diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal.

Tabel 1.
Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
NO JENIS MUTU PENERIMA PERSYARATAN TARGET CAPAIAN CAPAIAN
LAYANAN LAYANAN LAYANAN STANDAR KOTA PUSKESMAS
DASAR DASAR DASAR PALU 2022
2022

1 Pelayanan Sesuai Ibu hamil Setiap ibu hamil


Kesehatan standar mendapatkan
100% 98,64% 97,07%
ibu hamil pelayanan pelayanan
antenatal antenatal sesuai
standar

2 Pelayanan Sesuai Pelayanan


Kesehatan standar persalinan
100% 100% 97,16%
ibu pelayanan sesuai standar
bersalin persalinan

3 Pelayanan Sesuai Bayi baru lahir Setiap bayi baru


Kesehatan standar lahir
100% 100% 98,17%
bayi baru pelayanan mendapatkan
Kesehatan pelayanan

12
lahir bayi baru Kesehatan
lahir sesuai standar

4 Pelayanan Sesuai Balita Setiap balita


Kesehatan standar mendapatkan
100% 88,19% 80,18%
balita pelayanan pelayanan
Kesehatan Kesehatan
balita sesuai standar

5 Pelayanan Sesuai Anak pada usia Setiap anak


Kesehatan standar pendididkan pada usia
100% 64,04% 74,60%
pada usia skrining dasar Pendidikan
Pendidikan Kesehatan dasar
dasar usia mendapatkan
Pendidikan skrining
dasar Kesehatan
sesuai standar

6 Pelayanan Sesuai Warga negara Setiap warga


Kesehatan standar Indonesia usia negara
pada usia skrining 15 s.d 59 tahun Indonesia usia
produktif Kesehatan 15 s.d 59 tahun 100% 13,25% 11,39%
usia mendapatkan
produktif skrining
Kesehatan
sesuai standar

7 Pelayanan Sesuai Warga Negara Setiap warga


Kesehatan standar Indonesia usia negara
pada usia skrining 60 tahunb ke Indonesia usia
lanjut Kesehatan atas 60 tahun ke
usia lanjut atas
100% 74,05% 99,93%
mendapatkan
skrining
Kesehatan
sesuai standar

8 Pelayanan Sesuai Penderita Setiap penderita


Kesehatan standar hipertensi hipertensi
100% 41,79% 25,98%
penderita pelayanan mendapatkan
Kesehatan pelayanan

13
hipertensi penderita Kesehatan
hipertensi sesuai standar

9 Pelayanan Sesuai Penderita Setiap penderita


Kesehatan standar Diabetes Diabetes
100% 55,53% 31,01%
penderita pelayanan Melitus Melitus
Diabetes Kesehatan mendapatkan
Melitus penderita pelayanan
Diabetes Kesehatan
Melitus sesuai standar

10 Pelayanan Sesuai Orang dengan Setiap orang


Kesehatan standar gangguan jiwa dengan
orang pelayanan (ODGJ) berat gangguan jiwa
dengan Kesehatan (ODGJ) berat 100% 25,31% 81,63%
gangguan jiwa mendapatkan
jiwa berat pelayanan
sesuai standar

11 Pelayanan Sesuai Orang dengan Setiap orang


Kesehatan standar TB dengan TB
100% 83,01% 39,93%
orang pelayanan mendapatkan
dengan TB Kesehatan pelayanan TB
TB sesuai standar

12 Pelayanan Pelayanan Orang berisiko Setiap orang


Kesehatan Kesehatan terinfeksi HIV ( berisiko
terinfeksi HIV (
orang orang ibu hamil,
ibu hamil,
dengan dengan pasien TB, pasien TB,
risiko risiko Pasien IMS, Pasien IMS,
waria/ 100% 100% 53,88%
terinfeksi terinfeksi waria/
Transgender,
HIV HIV Transgender, penggunaan
penggunaan napza, dan
warga binaan
napza, dan
Lembaga
warga binaan pemasyarakatan
Lembaga mendapatkan
pemasyarakatan pemeriksaan
HIV sesuai
standar

14
Profil Indikator Standar Pelayanan Minimal yang mengacu kepada
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 meliputi 12 (dua belas)
indikator yang harus dipenuhi puskesmas, sebagai berikut:

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K4)


Judul Pelayanan kesehatan ibu hamil (K4) di Puskesmas
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
pemeriksaan antenatal ibu hamil di puskesmas
Definisi Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil di wilayah kerja
Operasional puskesmas minimal 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali
selama kehamilan trimester pertama, satu kali selama
kehamilan trimester kedua dan dua kali pada trimester
ketiga oleh tenaga kesehatan meliputi kegiatan 10 T yaitu:
1. Timbang Berat Badan dan ukur Tinggi Badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur LILA/Lingkar Lengan Atas)
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin
(DJJ)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) jika diperlukan
7. Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet selama
kehamilan
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, pemeriksaan
Hemoglobulin (Hb), pemeriksaan golongan darah jika
belum diperiksa sebelumnya, pemeriksaan protein urin
jika ada indikasi, yang pemberian pelayanan disesuaikan
dengan umur kehamilan
9. Tata laksana kasus sesuai kewenangan
10. Temu wicara (konseling)
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 1 tahun

15
Numerator Jumlah ibu hamil diperiksa sesuai standar di wilayah
puskesmas selama periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah seluruh ibu hamil di wilayah puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Kohort ibu, buku KIA
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung jawab upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Pendaftaran Ibu Hamil
Kegiatan 2. Pemeriksaan Antenatal (Pemeriksaan dalam gedung
dan pemeriksaan luar gedung)
3. Pengisian dan pemanfaatan buku KIA
4. Pengisian Kartu Ibu dan Kohort
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin


Judul Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin di Puskesmas
Dimensi Mutu Keselamatan dan Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya penanganan
ibu bersalin sesuai standar di wilayah puskesmas
Definisi Persalinan sesuai standar yang dilakukan oleh tenaga
Operasional kesehatan (bidan, dokter, dokter spesialis kebidanan) di
fasilitas pelayanan kesehatan (Polindes, Poskesdes,
puskesmas, Bidan Praktek Swasta, klinik pratama, klinik
utama, klinik bersalin, balai kesehatan ibu dan anak,
Rumah Sakit) mengikuti acuan Asuhan Persalinan Normal
dan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Rujukan
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun

16
Numerator Jumlah ibu bersalin sesuai standar di wilayah puskesmas
selama periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah semua ibu bersalin di wilayah puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Kohort Ibu, Buku KIA
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Jawab Pengumpul
Data
Langkah-langkah 1. Pendataan Ibu Bersalin
Kegiatan 2. Pelayanan Persalinan
3. Pengisian dan Pemanfaatan Buku KIA
4. Pengisian Kartu Ibu dan Kartu Kohort
5. Rujukan Pertolongan Persalinan (jika diperlukan)
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir (KN Lengkap)


Judul Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir di Puskesmas
Dimensi Mutu Keselamatan dan Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya penanganan
bayi baru lahir sesuai standar di wilayah puskesmas
Definisi Pelayanan yang diberikan kepada bayi usia 0-28 hari sesuai
Operasional standar mengacu kepada Pelayanan Neonatal Essensial oleh
tenaga kesehatan (bidan, perawat, dokter, dokter spesialis
anak) di fasilitas pelayanan kesehatan (Polindes, Poskesdes,
puskesmas, Bidan Praktek Swasta, klinik pratama, klinik
utama, klinik bersalin, balai kesehatan ibu dan anak,
Rumah Sakit, Posyandu, kunjungan rumah)
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisis Setiap 1 tahun

17
Numerator Jumlah bayi baru lahir dilayani sesuai standar di wilayah
puskesmas selama periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah semuabayi baru lahirdi wilayah puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Kohort Anak, Register Posyandu, Buku KIA
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Jawab
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Pendataan bayi baru lahir
Kegiatan 2. Pelayanan Kesehatan bayi baru lahir (pelayanan
dalam Gedung dan luar Gedung)
3. Pengisian dan pemanfaatan buku KIA
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Rujukan pertolongan kasus komplikasi pada bayi
baru lahir (jika diperlukan)
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

4. Pelayanan Kesehatan Balita (0-59 bulan)


Judul Pelayanan Kesehatan Balita di Puskesmas
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
balita sesuai standar di wilayah puskesmas
Definisi Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anak berusia
Operasional 0-59 bulan oleh tenaga kesehatan (bidan, perawat, dokter,
dokter spesialis anak) di fasilitas pelayanan kesehatan
(Polindes, Poskesdes, puskesmas, Bidan Praktek Swasta,
klinik pratama, klinik utama, klinik bersalin, balai
kesehatan ibu dan anak, Rumah Sakit, Posyandu,
kunjungan rumah) meliputi :
1) Penimbangan minimal 8 kali setahun, pengukuran
panjang/tinggi badan minimal 2 kali setahun

18
2) Pemberian vitamin A 2 kali setahun
3) Pemberian imunisasi dasar lengkap
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah balita 0-59 bulan mendapat pelayanan kesehatan
balita sesuai standar di wilayah puskesmas selama periode
waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah semuabalita 0-59 bulan di wilayah puskesmas
selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Kohort Anak, Register Posyandu, Buku KIA
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Jawab
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Pendataan balita 0-59 bulan
Kegiatan 2. Pelayanan Kesehatan balita (dalam Gedung dan
diluar Gedung)
3. Pengisian dan pemanfaatan buku KIA
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Pelayanan rujukan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

5. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar (penjaringan kelas 1 dan 7)


Judul Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar di
Puskesmas
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
pada usia pendidikan dasar sesuai standar di wilayah
puskesmas
Definisi Penjaringan kesehatan yang diberikan kepada anak usia

19
Operasional pendidikan dasar minimal 1 kali pada kelas 1 dan kelas 7
meliputi:
1. Penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda
klinis anemia)
2. Penilaian tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan
nafas)
3. Penilaian kesehatan gigi dan mulut
4. Penilaian ketajaman indera penglihatan dengan poste
snellen
5. Penilaian ketajaman indera pendengaran dengan garpu
tala
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 yang
mendapat pelayanan skrining kesehatan di satuan
pendidikan dasar di wilayah puskesmas selama periode
waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah semuaanak usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 di
wilayah puskesmas selama periode waktu 1 tahun yang
sama
Sumber Data Register Anak Sekolah
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Upaya Usaha Kesehatan Anak Sekolah
Jawab
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Koordinasikan dan pendataan sasaran
Kegiatan 2. Pelaksanaan skrining Kesehatan
3. Pencatatan dan pelaporan
4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil skrining kesehatan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

20
6. Pelayanan Kesehatan pada usia produktif (15-59 tahun)
Judul Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif 15-59 Tahun di
Puskesmas
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
pada usia produktif 15-59 tahun sesuai standar di wilayah
puskesmas
Definisi Pelayanan skrining kesehatan usia 15-59 tahun oleh tenaga
Operasional kesehatan (dokter, bidan, perawat, nutrisionis, petugas
Posbindu PTM) di puskesmas dan jaringan Posbindu di
wilayah Puskesmas minimal 1 tahun sekali meliputi:
1. Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan
memeriksa tinggi badan dan berat badan serta lingkar
perut
2. Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah
sebagai pencegahan primer
3. Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes
cepat gula darah
4. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku
5. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
6. Pemeriksaan ketajaman pendengaran
7. Deteksi dini kanker melalui pemeriksaan payudara klinis
dan pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30-59
tahun
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar di wilayah puskesmas
selama periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah penduduk usia 15-59 tahun yang ada di wilayah
puskesmas selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Posbindu, Register Rawat Jalan, Register IVA,

21
Register Anak Sekolah
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Surveilans PTM
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Skrining factor resiko penyakit tidak menular (Pria dan
langkah Wanita. Dengan pria usia 15-59 tahun dan Wanita usia
Kegiatan 30-50 tahun)
2. Konseling tentang faktor resiko dengan penyakit tidak
menular
3. Pelayanan rujukan kasus kefasilitas Kesehatan tingkat
pertama
4. Pencatatan dan pelaporan faktor resiko penyakit tidak
menular
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

7. Pelayanan Kesehatan pada Lanjut Usia (>60 tahun)


Judul Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut > 60 Tahun di
Puskesmas
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
pada usia lansia >60 tahun sesuai standar di wilayah
puskesmas
Definisi Pelayanan skrining kesehatan usia>60 tahun oleh tenaga
Operasional kesehatan (dokter, bidan, perawat, nutrisionis, kader
posyandu lansia/posbindu) di puskesmas dan jaringan
Posbindu di wilayah Puskesmas minimal 1 tahun sekali
meliputi:
1. Deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah
2. Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadar gula
darah

22
3. Deteksi kadar kolesterol dalam darah
4. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku,
termasuk kepikunan menggunakan mini cog atau Mini
Mental Status Examination (MMSE/Test Mental Mini atau
Abreviated Mental Test (AMT) dan Geriatric Depression Scale
(GDS)
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar di wilayah puskesmas
selama periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah penduduk usia 15-59 tahun yang ada di wilayah
puskesmas selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Posbindu, Register Rawat Jalan, Register Posyandu
Lansia
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Surveilans PTM
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Pendataan sasaran lansia
langkah 2. Skrining Kesehatan lansia
Kegiatan 3. Pencatatan dsan pelaporan termasuk pemberian buku
Kesehatan lansia
4. Pelayanan rujukan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

23
8. Peayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
Judul Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi di Puskesmas
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
penderita hipertensi sesuai standar di wilayah puskesmas
Definisi Pelayanan kesehatan sesuai srandar pada penduduk usia > 15
Operasional tahun yang menderita hipertensi esensial atau hipertensi
tanpa komplikasi di wilayah Puskesmas meliputi:
1. Mengikuti Panduan Praktik Klinik agi Dokter di FKTP
2. Pelayanan kesehatan sesuai standar diberikan pada
penderita hipertensi di FKTP meliputi: pemeriksaan dan
monitoring Tekanan Darah, edukasi, pengaturan diet
seimbang, aktifitas fisik, dan pengelolaan farmakologis
3. Pelayanan kesehatan sesuai standar bertujuan untuk
mempertahankan TD pada <140/90 mmHg untuk usia di
bawah 60 tahun dan < 150/90 mmHg untuk penderita 60
tahun ke atas dan untuk mencegah komplikasi jantung,
stroke, diabetes melitus dan gagal ginjal kronis
4. Jika TD penderita hipertensi tidak bisa dipertahankan
sebagaimana dimaksud pada poin sebelumnya atau
mengalami komplikasi, maka penderita perlu dirujuk ke
FKTL yang berkompeten
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar di wilayah puskesmas selama
periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah seluruh penderita hipertensi yang ada di wilayah
puskesmas selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register rawat jalan, register posbindu
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Surveilans PTM
Jawab

24
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Melakukan pendataan penderita hipertensi menurut
langkah wilayah kerja difasilitas kesehatan tingkat pertama
Kegiatan (FKTP)
2. Melakukan penemuan kasus hipertensi untuk seluruh
pasien usia >15 tahun di FKTP
3. Melakukan pelayanan Kesehatan sesuai standar berupa
edukasi untuk perubahan gaya hidup (diet seimbang),
istirahat yang cukup, aktifitas fisik dan Kelola stress)
serta kepatuhan minum obat dan atau terapi
farmatologi
4. Melakukan rujukan ke fasilitas Kesehatan rujukan
tingkat lanjut (FKTRL) sesuai kriteria
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes


Judul Pelayanan kesehatan penderita diabetes di puskesmas
Dimensi Kesinambungan Pelayanan
Mutu
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
penderita diabetes di puskesmas
Definisi Pelayanan kesehatan penyandang Diabetes Melitus di wilayah
Operasional kerja Puskesmas sesuai standar oleh tenaga kesehatan sesuai
kewenangannya (dokter, perawat, nutrisionis) meliputi 4
(empat) pilar penatalaksanaan yaitu:
1. Edukasi
2. Aktivitas fisik
3. Terapi nutrisi medis
4. Intervensi farmakologis
Penderita DM dengan komplikasi perlu dirujuk ke fasilitas
kesehatan rujukan.

25
Pelayanan kesehatan penderita DM sesuai standar termasuk
pemeriksaan HbA1c.
Penderita DM yang belum menjadi peserta JKN diwajibkan
menjadi peserta JKN.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 1 tahun
Analisa
Numerator Jumlah penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar di wilayah puskesmas selama periode waktu 1
tahun
Denumerator Jumlah semua penderita DM di wilayah Puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register harian rawat jalan, register Posbindu
Standart 100%
Penanggung Penanggung jawab Surveilans PTM
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Melakukan pendataan penderita DM menurut wilayah
langkah kerja di fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FKTP)
Kegiatan 2. Melakukan skrining pendertita DM untuk seluruh
pasien di FKTP
3. Melakukan pelayanan Kesehatan sesuai standar berupa
edukasi tentang diet makanan dan aktifditas fisik serta
terapi farmakologi
4. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan
tingkat lanjut (FKTRL) untuk pencegahan komplikasi
5. Penyediaan peralatan Kesehatan DM
6. Penyediaan obat DM
7. Pencatatan dan pelaporan
8. Monitoring dan evaluasi
Monitoring Sistem Informasi Puskesmas
dan Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

26
10. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat
Judul Pelayanan kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
berat di puskesmas
Dimensi Kesinambungan Pelayanan
Mutu
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) beratdi
wilayah puskesmas
Definisi Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan promotif preventif
Operasional yang bertujuan meningkatkan kesehatan ODGJ berat
danmencegah kekambuhan pada penderita ODGJ berat di
wilayah Puskesmas yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
(dokter dan perawat) meliputi:
1. Edukasi dan evaluasi tentang tanda dan gejala gangguan
jiwa, kepatuhan minum obat dan informasilain terkait obat,
mencegah tindakan pemasungan, kebersihan diri,
sosialisasi, kegiatan rumah tangga dan aktivitas bekerja
sederhana dan/atau
2. Tindakan kebersihan diri ODGJ berat
Dalam melakukan pelayanan promotif preventif diperlukan
penyediaan materi KIE dan buku kerja sederhana

Frekuensi Setiap 1 bulan


Pengumpulan
Data
Periode Setiap 1 tahun
Analisa
Numerator Jumlah ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan
jiwa promotif preventif sesuai standar di wilayah puskesmas
selama periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah semua ODGJ berat di wilayah Puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register harian rawat jalan, register kesehatan jiwa
Standart 100%
Penanggung Penanggung jawab kesehatan jiwa

27
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Penderita ODGJ berat menurut data estimasi wilayah
langkah kerja FKTP
Kegiatan 2. Melakukan diagnosis terduga ODGJ berat dan
melakukan penatalaksana medis
3. Pelaksanaan kunjungan rumah (KIE keswa,melatih
perawatan diri,minum obat sesuai anjuran dokter dan
berkesinambungan,kegiatan rumah tangga dan aktifitas
bekerja sederhana)
4. Melakukan rujukan ke fasilitas Kesehatan rujukan
tingkat lanjut (FKTRL) atau rumah sakit jiwa (RSJ)
Monitoring Sistem Informasi Puskesmas
dan Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

11. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis (TB)


Judul Pelayanan kesehatan orang terduga Tuberkulosis (TB) di
puskesmas
Dimensi Kesinambungan Pelayanan
Mutu
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
penderita TB di puskesmas
Definisi Pelayanan kesehatan pada penderita TB di wilayah Puskesmas
Operasional oleh tenaga kesehatan sesuai Pedoman Penanggulangan TB
yang berlaku antara lain:
1. Penegakan diagnosis secara bakteriologis dan klinis serta
dapat didukung dengan pemeriksaan penunjang lainnya
2. Dilakukan pemeriksaan pemantauan kemajuan pengobatan
pada akhir pengobatan intensif, bulan ke-5 dan akhir
pengobatan
3. Pengobatan dengan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis
(OAT) dengan panduan OAT standar

28
Gejala utama TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau
lebih. Battuk dapat diikuti dengan dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari,
tanpa aktivitas fisik dan badan meriang lebih dari satu bulan.
Kegiatan promotif preventif antara lain penemuan kasus secara
dini, penemuan kasus secara aktif, pemberian KIE untuk
pencegahan penularan dengan penerapan etika batuk,
pengendalian faktor risiko dan pemberian obat pencegahan.
Prinsip pelayanan TB adalah penemuan penderita TB sedini
mungkin, ditatalaksana sesuai standar sekaligus pemantauan
hingga sembuh atau “TOSS TB” (Temukan, Obati Sampai
Sembuh).
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 1 tahun
Analisa
Numerator Jumlah orang terduga TB yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar di wilayah puskesmas selama periode
waktu 1 tahun
Denumerator 6 x target orang terduga TB di wilayah Puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register harian rawat jalan, register TB
Standart 100%
Penanggung Penanggung jawab P2 TB
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Pemeriksaan klinis (dalam Gedung dan luar Gedung)
langkah 2. Pemeriksaan penunjang
Kegiatan 3. Edukasi
4. Rujukan
Monitoring Sistem Informasi Puskesmas
dan Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

29
12. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV
Judul Pelayanan kesehatan orang dengan risiko Terinfeksi HIV
Dimensi Kesinambungan Pelayanan
Mutu
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan orang
dengan risiko terinfeksi HIV di puskesmas
Definisi Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil, pasien
Operasional TB, pasien infeksi menular seksual (IMS), waria/transgender,
pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan,
oleh tenaga kesehatan sesuai Pedoman Pengendalian HIV AIDS
yang berlaku antara lain:
1. Pemberian Informasi terkait HIV AIDS
2. Pemeriksaan HIV menggunakan tes cepat HIV sesuai standar
3. Orang dengan hasil pemeriksaan hasil HIV positif, diberi
pengobatan ARV dan dilakukan konseling
4. Orang dengan hasil pemeriksaan IMS negatif, perlu di
periksa ulang minimal 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan dari
pemeriksaan pertama
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 1 tahun
Analisa
Indikator Persentasi orang beresiko terinfeksi HIV mendapatka
SPM pemeriksaan HIV sesuai standar
Numerator Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang medapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar 1 tahun
Denumerator Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV di wilayah Puskesmas
selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register harian rawat jalan, register HIV
Standart 100%
Penanggung Penanggung jawab P2 HIV
Jawab
Pengumpul
Data

30
Langkah- 1. Penentuan sasaran
langkah 2. Pemetaan penemuan kelompok sasaran
Kegiatan 3. Promosi kesehatan dan penyuluhan
4. Jejaring kerja dan kemitraan
5. Sosialisasi dan pencegahahan
6. Pemeriksaan dan deteksi dini HIV (pelayanan dalam
Gedung dan luar Gedung)
7. Pencatatan dan pelaporan
8. Monitoring dan evaluasi
9. Penilaian kinerja SPM
10. Rujukan jika diperlukan
Monitoring Sistem Informasi Puskesmas
dan Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia

31
BAB III
RENCANA PENCAPAIAN SPM

A. RENCANA PENCAPAIAN INDIKATOR SPM


Jadwal rencana pencapaian indikator SPM dibuat berdasarkan
dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Palu tahun 2021-2026
untuk mencapai target sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan no. 4
Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Standar Target Capaian
No Indikator
Capaian 2022 2023 2024 2025 2026
1 Pelayanan
kesehatan 100% 97,07% 97,50% 98,00% 99,00% 100%
ibuhamil (K4)
2 Pelayanan
Kesehatan Ibu 100% 97,16% 97,50% 98,00% 99,00% 100%
Bersalin
3 Pelayanan
Kesehatan Bayi 100% 98,17% 98,50% 99,00% 99,50% 100%
Baru Lahir (KN
Lengkap)
4 Pelayanan
Kesehatan 100% 80,18% 80,50% 90,00% 90,50% 100%
Balita (0-59
bulan)
5 Pelayanan
kesehatan
pada usia
pendidikan 100% 74,60% 80,50% 90.00% 90,50% 100%
dasar
(penjaringan
pada kelas 1
dan 7)
6 Pelayanan
kesehatan
pada usia 100% 11,39% 30,00% 60,00% 90,00% 100%
produktif (15-
59 thn)

32
7 Pelayanan
kesehatan
pada usia 100% 99,93% 99,94% 99,96% 99,98% 100%
lanjut (>60 th)

8 Pelayanan
kesehatan 100% 25,98% 30,50% 60.00% 90,00% 100%
penderita
hipertensi
9 Pelayanan
kesehatan
penderita 100% 31,01% 50,00% 70,00% 90,00% 100%
Diabetes
Mellitus
10 Pelayanan
kesehatan
orang dengan 100% 81,63% 85,00% 90,00% 95,00% 100%
gangguan jiwa
(ODGJ) berat
11 Pelayanan
kesehatan
orang terduga 100% 39,93% 50,00% 80,00% 90,00% 100%
Tuberkulosis
(TBC)
12 Pelayanan
kesehatan
orang dengan 100% 53,88% 65,00% 75,00% 95,00% 100%
risiko terinfeksi
HIV

B. STRATEGI PENCAPAIAN SPM BERDASARKAN RENCANA STRATEGIS

Strategi pencapaian SPM dilaksanakan melalui program kegiatan


yang disusun dalam Rencana Strategis puskesmas. Kesesuaian Rencana
Strategis puskesmas dengan SPM sebagaimana dalam Lampiran.

33
C. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Jenis Tahun (Rp)

No Pelayanan Satuan
2022 2023 2024 2025 2026
Dasar
1 Pelayanan
kesehatan Rupiah 19.350.000 152.946.633 160.593.965 168.623.663 177.054.846
ibu hamil
2 Pelayanan
kesehatan Rupiah 26.325.000 29.875.000 31.368.750 32.937.188 34.584.047
ibu bersalin
3 Pelayanan
kesehatan
Rupiah 8.875.000 2.100.000 2.205.000 2.315.250 2.431.012
bayi baru
lahir
4 Pelayanan
kesehatan Rupiah 36.750.000 212.516.633 223.142.465 234.299.588 246.014.567
balita
5 Pelayanan
kesehatan
pada usia Rupiah 8.775.000 30.825.000 32.366.250 33.984.563 35.683.791
pendidikan
dasar
6 Pelayanan
kesehatan
Rupiah 4.875.000 6.600.000 6.930.000 7.276.500 7.640.325
pada usia
produktif
7 Pelayanan
kesehatan
Rupiah 5.750.000 25.475.000 26.748.750 28.086.188 29.490.497
pada usia
lanjut
8 Pelayanan
kesehatan
penderita Rupiah 5.750.000 20.975.000 22.023.750 23.124.938 24.281.184
hipertensi

9 Pelayanan
kesehatan Rupiah 5.750.000 20.975.000 22.023.750 23.124.938 24.281.184
penderita

34
Diabetes
Melitus
10 Pelayanan
Kesehatan
orang
Rupiah 1.800.000 1.350.000 1.417.500 1.488.375 1.562.794
dengan
gangguan
jiwa berat
11 Pelayanan
kesehatan
Rupiah 5.175.000 13.950.000 14.647.500 15.379.875 16.148.869
orang
dengan TB
12 Pelayanan
kesehatan
orang
dengan Rupiah 5.175.000 2.700.000 2.835.000 2.976.750 3.125.588
risiko
terinfeksi
HIV
Jumlah 134.350.000 520.288.266 546.302.679 573.617.813 602.298.704

Tabel 2.
Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar

Jenis Tahun (Rp)


No Pelayanan Satuan
2022 2023 2024 2025 2026
Dasar
1 Belanja Rupiah
Pegawai
205.164.034 218.334.000 229.250.700 240.713.235 252.748.896
/Jaspel dan
Honor(PNS)
2 Belanja
Barang dan
Jasa Rupiah 125.271.374 101.890.212 106.984.722 112.333.958 117.950.656
(Jaspel non
PNS)
3
Belanja 48.657.700
Rupiah 48.657.700 51.090.585 53.645.114 56.327.369
Modal

Jumlah 379.093.108 368.881.912 387.326.007 406.692.307 427.026.921

35
BAB IV
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA

Secara umum, akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu


organisasi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan da n sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan. Akuntabilitas keberhasilan dan / atau kegagalan dihasilkan dari
adanya sistem akuntabilitas kinerja yang meliputi penyusunan rencana
strategis, rencana kinerja, penetapan kinerja, pelaksanaan kinerja dan
pengukuran kinerja serta pelaporan hasil kinerja yang merupakan
pertanggungjawaban kinerja. Disamping itu juga dilakukan monitoring
terhadap pelaksanaan dan capaian kinerja yang telah ditetapkan. SPM
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem akuntabilitas suatu
puskesmas, yaitu sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan
Puskesmas. Pelaksanaan penyusunan Sistem Akuntabilitas kinerja
pencapaian SPM meliputi:
A. Pengintegrasian rencana pencapaian SPM ke dalam dokumen
perencanaan Puskesmas (RSB dan RBA).
Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskesmas dibuat untuk jangka panjang
lima tahunan dan diselaraskan dengan RPJMD Kota Palu. Sedangkan
RBA adalah dokumen perencanaan bisnis dan pengangaran tahunan
yang merupakan penjabaran RSB berisi program, kegiatan, target kinerja
dan anggaran Puskesmas. SPM digunakan sebagai acuan kerangka
pembiayaan dalam RSB khususnya dalam rangka penyediaan sumber
daya dalam rangka pencapaian indikator kinerja output maupun mutu
yang telah yang telah ditetapkan selama kurun waktu lima tahun

B. Monitoring dan pengawasan pelaksanaan SPM


Kepala Daerah/Walikota melaksanakan pengawasan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM Puskesmas di daerah
masing-masing, Oleh karena itu Pemerintah Daerah sangat berperan
dalam pelaksanaan monitoring dan pengawasan pelaksanaan Standar
Pelayanan Minimal. Secara operasional penyelenggaraan pelayanan

36
Puskesmas sesuai SPM tersebut dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan
kota Palu.
Disamping itu manajemen Puskesmas secara periodik (semesteran /
tahunan) membuat laporan pencapaian kinerja pelayanan Puskesmas
sesuai SPM yang ditetapkan, dan disampaikan ke Walikota sebagai
bahan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penyelenggaran
Puskesmas, serta informasi / bahan pencapaian kinerja urusan
kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas.
Berdasarkan laporan pencapaian kinerja (pelaksanaan SPM) Puskesmas,
Pemerintah Daerah melakukan evaluasi kinerja Puskesmas dengan
meminta bantuan instansi yang independen. Dari hasil evaluasi dapat
diketahui keberhasilan dan kegagalan Puskesmas dalam melaksanakan
SPM yang telah ditetapkan, dan kendala yang dihadapi dalam
pencapaiannya, sehingga Pemerintah Daerah dapat segera mengambil
langkah-langkah pembinaan serta menyediakan fasilitas dan sumber
daya yang diperlukan.
C. Pengukuran capaian kinerja dan evaluasi kinerja.
Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara
target indikator yang ditetapkan dengan capaiannya (realisasi) dan / atau
dengan membandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. Rumusan
dalam rangka pengukuran kinerja dilakukan sesuai dengan rumusan /
profil indikator kinerja mutu pelayanan berdasarkan indikator standar
pelayanan minimal.
Dalam rangka pengukuran kinerja pelayanan berdasarkan indikator
mutu SPM dibutuhkan terbangunnya pengelolaan data kinerja yang
memadai yang antara lain melalui pengelolaan sistem informasi
puskesmas yang memadai.
Pengukuran kinerja di UPTD Puskesmas Nosarara Kota Palu dilakukan
dengan mengukur terhadap pencapaian indikator Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

37
BAB V
PENUTUP

Standar Pelayanan Minimal (SPM) disusun untuk memberikan panduan


arah kebijakan pelayanan kesehatan di Puskesmas untuk dapat terlaksananya
kebijakan dalam Standar Pelayanan Minimal perlu mendapat dukungan dan
partisipasi seluruh pegawai/karyawan Puskesmas serta perhatian dan
dukungan Pemerintah Daerah baik bersifat materiil, administratif maupun
politis.
Standar Pelayanan Minimal puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi
perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola
tata kelola puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan
dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organ puskesmas serta
perubahan lingkungan.

38
117
LAMPIRAN
SPM/INDIKATOR SASARAN/INDIKATOR PROGRAM/INDIKATOR KEGIATAN

SPM INDIKATOR SASARAN INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR KEGIATAN

KEGIATAN UPAYA KESEHATAN


A MASYARAKAT DI PUSKESMAS
NOSARARA

Persentase ibu hamil KEK


1
ditemukan
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K4), Cakupan
1 AKI, 1 2 Persentase Ibu Hamil K4
Pelayanan kesehatan ibu bersalin pelayanan nifas
Persentase ibu hamil mendapatkan
3
TTD 90 hari
Persentase ibu hamil KEK
4
mendapatkan makanan tambahan
Cakupan komplikasi kebidanan
5
yang ditangani
Cakupan pertolongan persalinan
6 oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
7 Cakupan peserta KB Aktif

Cakupan
Persentase remaja putri mendapat
2 pelayanan 8
TTD setiap minggu selama 1 tahun
kesehatan remaja
SPM INDIKATOR SASARAN INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR KEGIATAN

Persentase bayi baru lahir


Pelayanan kesehatan bayi baru lahir Pelayanan KN 9
2 AKB 3 mendapat IMD
(KN Lengkap) Lengkap
Cakupan neonatus dengan
10
komplikasi yang ditangani
Pelayanan Kesehatan Balita (0-59 Persentase Balita Gizi Persentase Balita Cakupan pelayanan kesehatan
3 4 11
bulan) buruk Gizi Kurang balita (0-59 bulan) sesuai standar
Persentase balita gizi buruk yang
12
mendapatkan perawatan
Persentase balita 6-59 bulan
13
mendapatkan vitamin A
Persentase Cakupan penjaringan kesehatan
Sekolah setingkat 14
siswa SD, SMP, SMA sederajat
Pelayanan kesehatan pada usia Cakupan pelayanan SD, SMP dan SMA
pendidikan dasar (penjaringan pada 4 kesehatan usia sekolah 5 yang
kelas 1 dan 7) dan remaja melaksanakan
pemeriksaan 15 Persentase kader UKS
penjaringan
kesehatan
Pelayanan
Pelayanan kesehatan pada usia lanjut Pelayanan kesehatan usia Persentase jumlah posyandu lansia
5 6 kesehatan pada 16
(>60 th) lanjut usia (>60 th) PURI
pra lansia
Persentase desa siaga aktif Purnama Persentase desa siaga Pencapaian desa
6 7 17 Peningkatan Posyandu PURI
Mandiri aktif Purnama Mandiri siaga aktif
SPM INDIKATOR SASARAN INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR KEGIATAN

18 Pelaksanaan MMD di desa


Peningkatan jumlah poskesdes
19
PURI
Peningkatan pembentukan
20
poskestren
Persentase
Persentase desa STBM
Persentase desa STBM dan PHBS 7 8 rumah tangga 21 Persentase desa ODF
dan PHBS
STBM
Persentase rumah tangga yang
22
melaksanakan CTPS
Persentase SAB memenuhi syarat
23
kesehatan
Persentase rumah tangga yang
24
melaksanakan pengelolaan sampah
Persentase rumah tangga yang
25 melaksanakan pengelolaan limbah
cair rumah tangga

Persentase TTU Persentase TTU yang memenuhi


9 26
sanitasi dasar syarat kesehatan lingkungan
Persentase
Cakupan PHBS di institusi
10 rumah tangga ber 27
pendidikan
PHBS
SPM INDIKATOR SASARAN INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR KEGIATAN

Cakupan PHBS di institusi


28
kesehatan
Cakupan PHBS di institusi tempat
29
kerja
30 Cakupan PHBS di TTU
31 Cakupan PHBS di pesantren

Persentase bayi Persentase bayi usia 0-11 bulan


Pencapaian desa/kelurahan UCI 8 Persentase desa UCI 11 32
mendapatkan IDL mendapatkan imunisasi campak

Persentase Persentase terlaksananya


Penanggulangan KLB < 24 penyakit potensi penanggulangan krisis kesehatan
Penanggulangan KLB < 24 jam 9 12 33
jam wabah yang dan bencana di wilayah kondisi
dilakukan PE matra
Persentase pembinaan kesehatan
34
jamaah haji
Notifikasi kasus Pelayanan kesehatan orang
Pelayanan kesehatan orang terduga Angka keberhasilan
10 13 TB yang diobati 35 terduga Tuberkulosis (TB) sesuai
Tuberkulosis (TB) pengobatan TB
(CNR) standar
Kasus defaulter Pemeriksaan kontak kasus kusta
11 RFT Rate penderita kusta 14 36
kusta baru
Insiden / angka
Case Fatality Rate DBD 12 Case Fatality Rate DBD 15 37 Penyelidikan Epidemiologi DBD
kesakitan DBD
SPM INDIKATOR SASARAN INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR KEGIATAN

Terlaksananya fogging pada kasus


38
DBD sesuai hasil PE.

Persentase
sekolah 39 Ibu Hamil yang diperiksa HIV
Orang berisiko terinfeksi (SMP/SMA/seder
Pelayanan kesehatan orang dengan
13 HIV mendapatkan 16 ajat) yang
risiko terinfeksi HIV
pemeriksaan HIV mendapatkan Pasien TB yang mengetahui status
penyuluhan 40
HIV
HIV/AIDS)

Cakupan 41 Kunjungan rumah ODGJ Berat


Cakupan temuan kasus
Pelayanan kesehatan orang dengan pelayanan
14 pemasungan pada ODGJ 17
gangguan jiwa (ODGJ) berat kesehatan ODGJ Pemberdayaan kelompok
berat
Berat 42 masyarakat terkait program
kesehatan jiwa
15 Persentase desa yang 18 Pelayanan
Pelayanan kesehatan pada usia
memiliki Posbindu PTM kesehatan usia Proporsi kelompok khusus yang
produktif (15-59 thn), Pelayanan
produktif 43 melaksanakan kegiatan Posbindu
kesehatan penderita hipertensi, PTM
Pelayanan kesehatan penderita
Diabetes Mellitus Cakupan pelayanan penderita
44
Hipertensi
45 Cakupan pelayanan DM
PROGRAM PENGELOLAAN BLUD PUSKESMAS NOSARARA

INDIKATOR
SPM INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KEGIATAN
PROGRAM
B KEGIATAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DI PUSKESMAS NOSARARA
Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan 16 Mutu Pelayanan Puskesmas 19 Nilai IK Pelayanan kesehatan masyarakat
46
Puskesmas M puskesmas miskin non JKN
dalam Survey Pelayanan 24 jam (Bersalin) dan
47
Kepuasan IGD
Masyarakat Kejelasan informasi jenis
sesuai 48
pelayanan dan tarif pelayanan
metodologi
Kewajaran biaya pelayanan sesuai
penelitian
perwali No.17 tahun 2021
deskriptif 49
tentang perubahan retribusi jasa
kualitatif
umum.
50 Perilaku petugas pelayanan

51 Penanganan Pengaduan

Cakupan rujukan pasien gawat


52
darurat
Adanya Program
Pencegahan dan Kepatuhan petugas menggunakan
20 53
Pengendalian APD
Infeksi
Utilisasi peserta 54 Ratio Rujukan Non Spesialistik
21
JKN di Puskesmas
55 Prolanis
56 Angka Kontak Komunikasi

C KEGIATAN TATA USAHA DAN ADMINISTRASI MANAJEMEN DI PUSKESMAS NOSARARA


22 Persentase SDM Rasio dokter terhadap peserta
57
terpenuhi JKN
58 Adanya dokter gigi di puskesmas

59 Adanya apoteker di Puskesmas


Persentase Persentase alat kesehatan
60
sarana prasarana terpenuhi
23
dan alkes
terpenuhi Persentase sarana prasarana
61
terpenuhi
24 Persentase obat
62 Persentase obat terpenuhi
dan BMHP
terpenuhi
63 Persentase BMHP terpenuhi

17 Mutu Pelayanan Jaringan Persentase


Persentase alat kesehatan Pusling
Puskesmas 25 Pusling sesuai 64
terpenuhi
standar
Persentase Pustu Persentase alat kesehatan Pustu
26 65
sesuai standar terpenuhi
Tersususnnya RUK, RPK tahunan
18 Manajemen Puskesmas 27 Perencanaan 66
dan Bulanan

Penggerakan Terlaksananya lokmin bulanan


28 67
Pelaksanaan dan tribulanan
Pengawasan Tersusunnya PKP yang telah
29 pengendalian 68 mendapatkan feedback dari kota
dan Penilaian Palu.

Anda mungkin juga menyukai