dr. Anita
Nip. 19840714 201705 2 003
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
1
Minimal yang merupakan salah satu syarat administrasi Puskesmas
BLUD dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang
Penerapan Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah, dijelaskan bahwa Standar
pelayanan mininal memuat batasan minimal mengenai jenis dan rnutu
layanan dasar yang harus dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD.
Standar pelayanan minimal diatur dengan Peraturan Kepala Daerah
untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan,
kemudahan dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Puskesmas mengemban tugas atas dua jenis SPM tersebut, karena
Puskesmas sebagai bagian dari Pemerintah Daerah yang harus memenuhi
hak-hak konstitusional masyarakat, juga sebagai UPTD yang menerapkan
BLUD. Sebuah Puskesmas BLUD melaksanakan selain sejumlah JPD
SPM Kesehatan, juga melaksanakan SPM Pelayanan lain, dan SPM
Pendukung yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas BLUD
tersebut. Dalam menyusun SPM Puskesmas BLUD tersebut, harus
mempergunakan bahasa awam dan mudah dimengerti dan dipahami
sehingga Puskesmas dan masyarakat penerima pelayanan memiliki
pemahaman tentang ukuran kinerja yang sama. SPM Kesehatan dapat
diuraikan secara sederhana ke dalam butir-butir sebagai berikut:
1. Merupakan kewajiban bagi semua Pemerintah Daerah;
2. Hak setiap warga Negara untuk memperoleh Jenis Pelayanan Dasar
yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018
tentang SPM;
3. Sebagai bagian dari Alat ukur kinerja Kepala Daerah;
2
4. Semua Daerah melaksanakan Jenis Pelayanan Dasar yang sama;
5. Kaitannya dengan Puskesmas, adalah bahwa melalui Puskesmas,
Kepala Daerah menjalankan kewajibannya menyediakan Pelayanan
Dasar Kesehatan SPM Kesehatan, masing-masing Puskesmas sesuai
kemampuan Puskesmas melayani Jenis Pelayanan Dasar yang
ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018,
sedangkan secara keseluruhan Puskesmas di Daerah tersebut
melalui Puskesmas-puskesmas tersebut harus mampu melayani
seluruh Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah dimaksud;
6. Terbatas Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018;
7. Pelaksanaan SPM Kesehatan dievaluasi secara nasional dan dapat
dilakukan perubahan jika dinilai perlu diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah;
8. Diutamakan untuk pelayanan Preventif promotif, sebagaimana
dirumuskan dalam Standar Teknis, yang dibuat oleh Kementerian
Teknis mengikuti perintah Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2018, dalam hal ini yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan;
9. Dapat berbeda antar Puskesmas tergantung kondisi, karakteristik,
cakupan layanan masing-masing puskesmas;
10. Tidak terbatas pada pelayanan kesehatan, dapat melakukan
pelayanan lain yang secara jelas dapat disediakan oleh Puskesmas,
dan dibutuhkan oleh konsumen Puskesmas (masyarakat, pasien
termasuk keluarganya) sebagai pendukung layanan utamanya;
11. Termasuk JPD SPM Kesehatan sesuai kemampuan, berakibat akan
dilakukan penyesuaian SPM Kesehatan, maka dilakukan
penyesuaian SPM Puskesmas BLUD;
12. Dapat dilakukan Perubahan SPM Puskesmas BLUD ketika dinilai
perlu untuk masing-masing Puskesmas, terutama ketika Rencana
Pengembangan Pelayanan Puskesmas BLUD yang tertera dalam
3
Renstra Puskesmas BLUD telah dapat direalisasikan dan menjadi
layanan rutin, maka layanan itu bisa dijadikan SPM Puskesmas
BLUD;
13. Ditetapkan oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah
meliputi pelayanan kesehatan komprehensif sesuai Tugas dan
Fungsi (Tusi) Puskesmas, bahkan dapat mencakup pelayanan non-
kesehatan.
B. TUJUAN
Adapun tujuan disusunnya Standar Pelayanan Minimal adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai pedoman bagi puskesmas dalam penyelenggaraan layanan
kepada masyarakat.
2. Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.
3. Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi anggaran
yang dibutuhkan.
4. Alat Akuntanbilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan layanannya.
5. Mendorong terwujudnya checks and balance.
6. Terciptanya transparasi dan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan puskesmas.
C. PENGERTIAN
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib
yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
SPM di Puskesmas menjadi acuan Puskesmas dalam mencapai
standar kinerja, membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP).
Ada 2 (dua) Jenis SPM yaitu SPM Kesehatan dan SPM (Puskesmas) BLUD:
1. SPM Kesehatan, sebagaimana diatur dalam PERATURAN
PEMERINTAH Nomor 2 Tahun 2018, Peraturan Menteri Dalam Negeri
4
Nomor 100 Tahun 2018, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4
Tahun 2019, adalah:
a. Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disingkat SPM
adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang
merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh
setiap Warga Negara secara minimal.
b. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan dasar Warga Negara.
c. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka
penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak
diperoleh oleh setiap Warga Negara secara minimal.
d. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas
barang dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya
secara minimal dalam Pelayanan Dasar sesuai standar teknis agar
hidup secara layak.
e. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang
wajib diselenggarakan oleh semua Daerah.
2. SPM BLUD, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 adalah Standar pelayanan mininal
memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar
yang harus dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah
yang akan menerapkan BLUD, untuk menjamin ketersediaan,
keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas
layanan umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas/Badan Daerah yang menerapkan BLUD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. SPM BLUD ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah.
5
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor25Tahun 2009 tentangPelayanan Publik.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum yang telah diubah kedua kalinya
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 Tentang Badan
Layanan Umum Daerah.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang
PerubahanKedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal.
12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/25/M.PAN/2/2012 Tentang Pelayanan Publik.
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
7/PER/25/M.PAN/2/2010 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik.
6
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM)
UPTPuskesmas adalah sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab II : STANDAR PELAYANAN MINIMAL.
A. JenisPelayanan
B. ProsedurPelayanan
C. StandartPelayanan Minimal Puskesmas
Bab III : RENCANA PENCAPAIAN SPM.
A. RencanaKegiatan PencapaianKinerja SPM
B. StrategiPencapaian SPM
Bab IV : SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
Memuat tentang rencana strategis dan penganggaran SPM,
monitoring dan pengawasan pelaksanaan SPM serta
Pengukuran capaian dan evaluasi kinerja.
Bab V : PENUTUP
Lampiran
7
a. Penjelasan Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas :
- Fokus mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang
terwujudnya tugas dan fungsi BLUD;
- Terukur merupakam kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
- Dapat dicapai merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional, sesuai dengan kemampuan dan tingkat
pemanfaatannya;
- Relevan dan dapat di andalkan merupakan kegiatan yang
sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas
dan fungsi BLUD;
- Tepat waktu atau kerangka waktu merupakan kesesuaian
jadwal dan kegiatan yang telah ditetapkan.
b. Kelengkapan jenis pelayanan sesuai dengan SPM yang
diberlakukan di Puskesmas.
c. Keterkaitan yang kuat antara SPM dengan Renstra Dinas
Kesehatan dan Anggaran Tahunan.
d. Pengesahan SPM oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala
Daerah.
Seluruh unsur diatas dapat dipahami dalam kebijakan Manajemen
Puskesmas (sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun
2016). Tim Puskesmas yang menyusun dan menyiapkan rancangan
Renstra Puskesmas perlu memahami kebijakan ini dan mengikuti
pedoman tersebut.
3. Puskesmas juga mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang akan
dikembangkan untuk dapat disediakan bagi semua warga di wilayah
kerja Puskesmas di masa mendatang. Jenis pelayanan ini yang akan
dimasukkan ke dalam Renstra Puskesmas sebagai Rencana
Pengembangan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
4. Puskesmas memilih Jenis Pelayanan angka 1, yang dapat dipastikan
pelaksanaannya dengan kualitas terbaik, untuk ditetapkan sebagai SPM
Puskesmas BLUD. Pemilihan ini dilaksanakan dengan pendampingan
oleh Dinas Kesehatan setempat.
8
5. Puskesmas menyusun Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Perkada),
dan mengusulkannya untuk diterbitkannya Perkada tentang SPM
Puskesmas BLUD. Proses ini dilaksanakan dengan pendampingan oleh
Dinas Kesehatan setempat.
6. Satu Perkada untuk satu Puskesmas BLUD, atau Satu Perkada untuk
semua atau beberapa Puskesmas BLUD. Dalam Perkada tersebut
diuraikan dengan jelas SPM masing-masing Puskesmas.
7. Kepala Daerah melakukan kajian yang diperlukan dalam menerbitkan
Peraturan Kepala Daerah (Perkada) SPM Puskesmas BLUD.
9
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. JENIS PELAYANAN
Ada dua jenis pelayanan yang dilakukan di puskesmas yaitu
Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan(UKP) dan Pelayanan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) meliputi:
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana bersifat UKM
4. Upaya Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan meliputi :
1. Upaya Pelayanan Tumbang
2. Upaya Pelayanan Kesehatan Sekolah (UKS)
3. Upaya Pelayanan Kesehatan Remaja
4. Upaya Pelayanan Kesehatan Lansia
5. Upaya Pelayanan Kesehatan Korban Kekerasan Tehadap anak dan
Perempuan (KTA/P )
6. Upaya Pelayanan Penyakit Tidak Menular (PTM)
7. Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa
8. Upaya Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga
9. Upaya Pelayanan Kesehatan Tradisional
10. Upaya Pelayanan Kesehatan MATRA (Bencana)
Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas meliputi:
1. Pelayanan Loket Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Pelayanan Umum
3. Pelayanan Gigi dan Mulut
4. Pelayanan Lansia
10
5. Pelayanan KIA yang bersifat UKP
6. Pelayanan Kesehatan MTBS
7. Pelayanan Akupresure
8. Pelayanan KB yang bersifat UKP
9. Pelayanan Tindakan/Gadar
10. Pelayanan Laboratorium
11. Pelayanan Farmasi
12. Pelayanan Persalinan
13. Pelayanan Konseling Sanitasi
14. Upaya Pelayanan Konseling Gizi
15. Upaya Konseling Kesehatan Remaja (KKR)
16. Pelayanan TB Paru/Kusta
17. Pelayanan Sore
18. Pelayanan persalinan dan IGD 1x 24 Jam
B. PROSEDUR PELAYANAN
Prosedur pelayanan di Puskesmas disusun dalam bentuk Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang dituangkan dalam dokumen Tata kelola
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
SOP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas. Tujuan penyusunan
Standar Operasional Prosedur di puskesmas adalah agar berbagai proses
kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan
aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan
standar yang berlaku.
11
Manfaat SOP bagi puskesmas adalah memenuhi persyaratan standar
pelayanan puskesmas, mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan
dan memastikan staf puskesmas memahami bagaimana melakukan
pekerjaannya.
Alur pelayanan di Puskesmas disusun untuk memberikan kejelasan
dan kemudahan bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan di
puskesmas. Terdapat beberapa alur pelayanan yang berlaku di
Puskesmas.
Tabel 1.
Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
NO JENIS MUTU PENERIMA PERSYARATAN TARGET CAPAIAN CAPAIAN
LAYANAN LAYANAN LAYANAN STANDAR KOTA PUSKESMAS
DASAR DASAR DASAR PALU 2022
2022
12
lahir bayi baru Kesehatan
lahir sesuai standar
13
hipertensi penderita Kesehatan
hipertensi sesuai standar
14
Profil Indikator Standar Pelayanan Minimal yang mengacu kepada
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 meliputi 12 (dua belas)
indikator yang harus dipenuhi puskesmas, sebagai berikut:
15
Numerator Jumlah ibu hamil diperiksa sesuai standar di wilayah
puskesmas selama periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah seluruh ibu hamil di wilayah puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Kohort ibu, buku KIA
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung jawab upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Pendaftaran Ibu Hamil
Kegiatan 2. Pemeriksaan Antenatal (Pemeriksaan dalam gedung
dan pemeriksaan luar gedung)
3. Pengisian dan pemanfaatan buku KIA
4. Pengisian Kartu Ibu dan Kohort
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
16
Numerator Jumlah ibu bersalin sesuai standar di wilayah puskesmas
selama periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah semua ibu bersalin di wilayah puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Kohort Ibu, Buku KIA
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Jawab Pengumpul
Data
Langkah-langkah 1. Pendataan Ibu Bersalin
Kegiatan 2. Pelayanan Persalinan
3. Pengisian dan Pemanfaatan Buku KIA
4. Pengisian Kartu Ibu dan Kartu Kohort
5. Rujukan Pertolongan Persalinan (jika diperlukan)
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
17
Numerator Jumlah bayi baru lahir dilayani sesuai standar di wilayah
puskesmas selama periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah semuabayi baru lahirdi wilayah puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Kohort Anak, Register Posyandu, Buku KIA
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Jawab
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Pendataan bayi baru lahir
Kegiatan 2. Pelayanan Kesehatan bayi baru lahir (pelayanan
dalam Gedung dan luar Gedung)
3. Pengisian dan pemanfaatan buku KIA
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Rujukan pertolongan kasus komplikasi pada bayi
baru lahir (jika diperlukan)
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
18
2) Pemberian vitamin A 2 kali setahun
3) Pemberian imunisasi dasar lengkap
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah balita 0-59 bulan mendapat pelayanan kesehatan
balita sesuai standar di wilayah puskesmas selama periode
waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah semuabalita 0-59 bulan di wilayah puskesmas
selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Kohort Anak, Register Posyandu, Buku KIA
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Jawab
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Pendataan balita 0-59 bulan
Kegiatan 2. Pelayanan Kesehatan balita (dalam Gedung dan
diluar Gedung)
3. Pengisian dan pemanfaatan buku KIA
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Pelayanan rujukan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
19
Operasional pendidikan dasar minimal 1 kali pada kelas 1 dan kelas 7
meliputi:
1. Penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda
klinis anemia)
2. Penilaian tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan
nafas)
3. Penilaian kesehatan gigi dan mulut
4. Penilaian ketajaman indera penglihatan dengan poste
snellen
5. Penilaian ketajaman indera pendengaran dengan garpu
tala
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 yang
mendapat pelayanan skrining kesehatan di satuan
pendidikan dasar di wilayah puskesmas selama periode
waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah semuaanak usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 di
wilayah puskesmas selama periode waktu 1 tahun yang
sama
Sumber Data Register Anak Sekolah
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Upaya Usaha Kesehatan Anak Sekolah
Jawab
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Koordinasikan dan pendataan sasaran
Kegiatan 2. Pelaksanaan skrining Kesehatan
3. Pencatatan dan pelaporan
4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil skrining kesehatan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
20
6. Pelayanan Kesehatan pada usia produktif (15-59 tahun)
Judul Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif 15-59 Tahun di
Puskesmas
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
pada usia produktif 15-59 tahun sesuai standar di wilayah
puskesmas
Definisi Pelayanan skrining kesehatan usia 15-59 tahun oleh tenaga
Operasional kesehatan (dokter, bidan, perawat, nutrisionis, petugas
Posbindu PTM) di puskesmas dan jaringan Posbindu di
wilayah Puskesmas minimal 1 tahun sekali meliputi:
1. Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan
memeriksa tinggi badan dan berat badan serta lingkar
perut
2. Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah
sebagai pencegahan primer
3. Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes
cepat gula darah
4. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku
5. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
6. Pemeriksaan ketajaman pendengaran
7. Deteksi dini kanker melalui pemeriksaan payudara klinis
dan pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30-59
tahun
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar di wilayah puskesmas
selama periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah penduduk usia 15-59 tahun yang ada di wilayah
puskesmas selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Posbindu, Register Rawat Jalan, Register IVA,
21
Register Anak Sekolah
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Surveilans PTM
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Skrining factor resiko penyakit tidak menular (Pria dan
langkah Wanita. Dengan pria usia 15-59 tahun dan Wanita usia
Kegiatan 30-50 tahun)
2. Konseling tentang faktor resiko dengan penyakit tidak
menular
3. Pelayanan rujukan kasus kefasilitas Kesehatan tingkat
pertama
4. Pencatatan dan pelaporan faktor resiko penyakit tidak
menular
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
22
3. Deteksi kadar kolesterol dalam darah
4. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku,
termasuk kepikunan menggunakan mini cog atau Mini
Mental Status Examination (MMSE/Test Mental Mini atau
Abreviated Mental Test (AMT) dan Geriatric Depression Scale
(GDS)
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar di wilayah puskesmas
selama periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah penduduk usia 15-59 tahun yang ada di wilayah
puskesmas selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register Posbindu, Register Rawat Jalan, Register Posyandu
Lansia
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Surveilans PTM
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Pendataan sasaran lansia
langkah 2. Skrining Kesehatan lansia
Kegiatan 3. Pencatatan dsan pelaporan termasuk pemberian buku
Kesehatan lansia
4. Pelayanan rujukan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
23
8. Peayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
Judul Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi di Puskesmas
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
penderita hipertensi sesuai standar di wilayah puskesmas
Definisi Pelayanan kesehatan sesuai srandar pada penduduk usia > 15
Operasional tahun yang menderita hipertensi esensial atau hipertensi
tanpa komplikasi di wilayah Puskesmas meliputi:
1. Mengikuti Panduan Praktik Klinik agi Dokter di FKTP
2. Pelayanan kesehatan sesuai standar diberikan pada
penderita hipertensi di FKTP meliputi: pemeriksaan dan
monitoring Tekanan Darah, edukasi, pengaturan diet
seimbang, aktifitas fisik, dan pengelolaan farmakologis
3. Pelayanan kesehatan sesuai standar bertujuan untuk
mempertahankan TD pada <140/90 mmHg untuk usia di
bawah 60 tahun dan < 150/90 mmHg untuk penderita 60
tahun ke atas dan untuk mencegah komplikasi jantung,
stroke, diabetes melitus dan gagal ginjal kronis
4. Jika TD penderita hipertensi tidak bisa dipertahankan
sebagaimana dimaksud pada poin sebelumnya atau
mengalami komplikasi, maka penderita perlu dirujuk ke
FKTL yang berkompeten
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar di wilayah puskesmas selama
periode waktu 1 tahun
Denumerator Jumlah seluruh penderita hipertensi yang ada di wilayah
puskesmas selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register rawat jalan, register posbindu
Standart 100%
Penanggung Penanggung Jawab Surveilans PTM
Jawab
24
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Melakukan pendataan penderita hipertensi menurut
langkah wilayah kerja difasilitas kesehatan tingkat pertama
Kegiatan (FKTP)
2. Melakukan penemuan kasus hipertensi untuk seluruh
pasien usia >15 tahun di FKTP
3. Melakukan pelayanan Kesehatan sesuai standar berupa
edukasi untuk perubahan gaya hidup (diet seimbang),
istirahat yang cukup, aktifitas fisik dan Kelola stress)
serta kepatuhan minum obat dan atau terapi
farmatologi
4. Melakukan rujukan ke fasilitas Kesehatan rujukan
tingkat lanjut (FKTRL) sesuai kriteria
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
25
Pelayanan kesehatan penderita DM sesuai standar termasuk
pemeriksaan HbA1c.
Penderita DM yang belum menjadi peserta JKN diwajibkan
menjadi peserta JKN.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 1 tahun
Analisa
Numerator Jumlah penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar di wilayah puskesmas selama periode waktu 1
tahun
Denumerator Jumlah semua penderita DM di wilayah Puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register harian rawat jalan, register Posbindu
Standart 100%
Penanggung Penanggung jawab Surveilans PTM
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Melakukan pendataan penderita DM menurut wilayah
langkah kerja di fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FKTP)
Kegiatan 2. Melakukan skrining pendertita DM untuk seluruh
pasien di FKTP
3. Melakukan pelayanan Kesehatan sesuai standar berupa
edukasi tentang diet makanan dan aktifditas fisik serta
terapi farmakologi
4. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan
tingkat lanjut (FKTRL) untuk pencegahan komplikasi
5. Penyediaan peralatan Kesehatan DM
6. Penyediaan obat DM
7. Pencatatan dan pelaporan
8. Monitoring dan evaluasi
Monitoring Sistem Informasi Puskesmas
dan Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
26
10. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat
Judul Pelayanan kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
berat di puskesmas
Dimensi Kesinambungan Pelayanan
Mutu
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan
kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) beratdi
wilayah puskesmas
Definisi Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan promotif preventif
Operasional yang bertujuan meningkatkan kesehatan ODGJ berat
danmencegah kekambuhan pada penderita ODGJ berat di
wilayah Puskesmas yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
(dokter dan perawat) meliputi:
1. Edukasi dan evaluasi tentang tanda dan gejala gangguan
jiwa, kepatuhan minum obat dan informasilain terkait obat,
mencegah tindakan pemasungan, kebersihan diri,
sosialisasi, kegiatan rumah tangga dan aktivitas bekerja
sederhana dan/atau
2. Tindakan kebersihan diri ODGJ berat
Dalam melakukan pelayanan promotif preventif diperlukan
penyediaan materi KIE dan buku kerja sederhana
27
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Penderita ODGJ berat menurut data estimasi wilayah
langkah kerja FKTP
Kegiatan 2. Melakukan diagnosis terduga ODGJ berat dan
melakukan penatalaksana medis
3. Pelaksanaan kunjungan rumah (KIE keswa,melatih
perawatan diri,minum obat sesuai anjuran dokter dan
berkesinambungan,kegiatan rumah tangga dan aktifitas
bekerja sederhana)
4. Melakukan rujukan ke fasilitas Kesehatan rujukan
tingkat lanjut (FKTRL) atau rumah sakit jiwa (RSJ)
Monitoring Sistem Informasi Puskesmas
dan Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
28
Gejala utama TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau
lebih. Battuk dapat diikuti dengan dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari,
tanpa aktivitas fisik dan badan meriang lebih dari satu bulan.
Kegiatan promotif preventif antara lain penemuan kasus secara
dini, penemuan kasus secara aktif, pemberian KIE untuk
pencegahan penularan dengan penerapan etika batuk,
pengendalian faktor risiko dan pemberian obat pencegahan.
Prinsip pelayanan TB adalah penemuan penderita TB sedini
mungkin, ditatalaksana sesuai standar sekaligus pemantauan
hingga sembuh atau “TOSS TB” (Temukan, Obati Sampai
Sembuh).
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 1 tahun
Analisa
Numerator Jumlah orang terduga TB yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar di wilayah puskesmas selama periode
waktu 1 tahun
Denumerator 6 x target orang terduga TB di wilayah Puskesmas selama
periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register harian rawat jalan, register TB
Standart 100%
Penanggung Penanggung jawab P2 TB
Jawab
Pengumpul
Data
Langkah- 1. Pemeriksaan klinis (dalam Gedung dan luar Gedung)
langkah 2. Pemeriksaan penunjang
Kegiatan 3. Edukasi
4. Rujukan
Monitoring Sistem Informasi Puskesmas
dan Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
29
12. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV
Judul Pelayanan kesehatan orang dengan risiko Terinfeksi HIV
Dimensi Kesinambungan Pelayanan
Mutu
Tujuan Tergambarnya kinerja Puskesmas dalam upaya pelayanan orang
dengan risiko terinfeksi HIV di puskesmas
Definisi Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil, pasien
Operasional TB, pasien infeksi menular seksual (IMS), waria/transgender,
pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan,
oleh tenaga kesehatan sesuai Pedoman Pengendalian HIV AIDS
yang berlaku antara lain:
1. Pemberian Informasi terkait HIV AIDS
2. Pemeriksaan HIV menggunakan tes cepat HIV sesuai standar
3. Orang dengan hasil pemeriksaan hasil HIV positif, diberi
pengobatan ARV dan dilakukan konseling
4. Orang dengan hasil pemeriksaan IMS negatif, perlu di
periksa ulang minimal 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan dari
pemeriksaan pertama
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Setiap 1 tahun
Analisa
Indikator Persentasi orang beresiko terinfeksi HIV mendapatka
SPM pemeriksaan HIV sesuai standar
Numerator Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang medapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar 1 tahun
Denumerator Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV di wilayah Puskesmas
selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Register harian rawat jalan, register HIV
Standart 100%
Penanggung Penanggung jawab P2 HIV
Jawab
Pengumpul
Data
30
Langkah- 1. Penentuan sasaran
langkah 2. Pemetaan penemuan kelompok sasaran
Kegiatan 3. Promosi kesehatan dan penyuluhan
4. Jejaring kerja dan kemitraan
5. Sosialisasi dan pencegahahan
6. Pemeriksaan dan deteksi dini HIV (pelayanan dalam
Gedung dan luar Gedung)
7. Pencatatan dan pelaporan
8. Monitoring dan evaluasi
9. Penilaian kinerja SPM
10. Rujukan jika diperlukan
Monitoring Sistem Informasi Puskesmas
dan Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter
Manusia
31
BAB III
RENCANA PENCAPAIAN SPM
32
7 Pelayanan
kesehatan
pada usia 100% 99,93% 99,94% 99,96% 99,98% 100%
lanjut (>60 th)
8 Pelayanan
kesehatan 100% 25,98% 30,50% 60.00% 90,00% 100%
penderita
hipertensi
9 Pelayanan
kesehatan
penderita 100% 31,01% 50,00% 70,00% 90,00% 100%
Diabetes
Mellitus
10 Pelayanan
kesehatan
orang dengan 100% 81,63% 85,00% 90,00% 95,00% 100%
gangguan jiwa
(ODGJ) berat
11 Pelayanan
kesehatan
orang terduga 100% 39,93% 50,00% 80,00% 90,00% 100%
Tuberkulosis
(TBC)
12 Pelayanan
kesehatan
orang dengan 100% 53,88% 65,00% 75,00% 95,00% 100%
risiko terinfeksi
HIV
33
C. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Jenis Tahun (Rp)
No Pelayanan Satuan
2022 2023 2024 2025 2026
Dasar
1 Pelayanan
kesehatan Rupiah 19.350.000 152.946.633 160.593.965 168.623.663 177.054.846
ibu hamil
2 Pelayanan
kesehatan Rupiah 26.325.000 29.875.000 31.368.750 32.937.188 34.584.047
ibu bersalin
3 Pelayanan
kesehatan
Rupiah 8.875.000 2.100.000 2.205.000 2.315.250 2.431.012
bayi baru
lahir
4 Pelayanan
kesehatan Rupiah 36.750.000 212.516.633 223.142.465 234.299.588 246.014.567
balita
5 Pelayanan
kesehatan
pada usia Rupiah 8.775.000 30.825.000 32.366.250 33.984.563 35.683.791
pendidikan
dasar
6 Pelayanan
kesehatan
Rupiah 4.875.000 6.600.000 6.930.000 7.276.500 7.640.325
pada usia
produktif
7 Pelayanan
kesehatan
Rupiah 5.750.000 25.475.000 26.748.750 28.086.188 29.490.497
pada usia
lanjut
8 Pelayanan
kesehatan
penderita Rupiah 5.750.000 20.975.000 22.023.750 23.124.938 24.281.184
hipertensi
9 Pelayanan
kesehatan Rupiah 5.750.000 20.975.000 22.023.750 23.124.938 24.281.184
penderita
34
Diabetes
Melitus
10 Pelayanan
Kesehatan
orang
Rupiah 1.800.000 1.350.000 1.417.500 1.488.375 1.562.794
dengan
gangguan
jiwa berat
11 Pelayanan
kesehatan
Rupiah 5.175.000 13.950.000 14.647.500 15.379.875 16.148.869
orang
dengan TB
12 Pelayanan
kesehatan
orang
dengan Rupiah 5.175.000 2.700.000 2.835.000 2.976.750 3.125.588
risiko
terinfeksi
HIV
Jumlah 134.350.000 520.288.266 546.302.679 573.617.813 602.298.704
Tabel 2.
Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar
35
BAB IV
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
36
Puskesmas sesuai SPM tersebut dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan
kota Palu.
Disamping itu manajemen Puskesmas secara periodik (semesteran /
tahunan) membuat laporan pencapaian kinerja pelayanan Puskesmas
sesuai SPM yang ditetapkan, dan disampaikan ke Walikota sebagai
bahan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penyelenggaran
Puskesmas, serta informasi / bahan pencapaian kinerja urusan
kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas.
Berdasarkan laporan pencapaian kinerja (pelaksanaan SPM) Puskesmas,
Pemerintah Daerah melakukan evaluasi kinerja Puskesmas dengan
meminta bantuan instansi yang independen. Dari hasil evaluasi dapat
diketahui keberhasilan dan kegagalan Puskesmas dalam melaksanakan
SPM yang telah ditetapkan, dan kendala yang dihadapi dalam
pencapaiannya, sehingga Pemerintah Daerah dapat segera mengambil
langkah-langkah pembinaan serta menyediakan fasilitas dan sumber
daya yang diperlukan.
C. Pengukuran capaian kinerja dan evaluasi kinerja.
Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara
target indikator yang ditetapkan dengan capaiannya (realisasi) dan / atau
dengan membandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. Rumusan
dalam rangka pengukuran kinerja dilakukan sesuai dengan rumusan /
profil indikator kinerja mutu pelayanan berdasarkan indikator standar
pelayanan minimal.
Dalam rangka pengukuran kinerja pelayanan berdasarkan indikator
mutu SPM dibutuhkan terbangunnya pengelolaan data kinerja yang
memadai yang antara lain melalui pengelolaan sistem informasi
puskesmas yang memadai.
Pengukuran kinerja di UPTD Puskesmas Nosarara Kota Palu dilakukan
dengan mengukur terhadap pencapaian indikator Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
37
BAB V
PENUTUP
38
117
LAMPIRAN
SPM/INDIKATOR SASARAN/INDIKATOR PROGRAM/INDIKATOR KEGIATAN
Cakupan
Persentase remaja putri mendapat
2 pelayanan 8
TTD setiap minggu selama 1 tahun
kesehatan remaja
SPM INDIKATOR SASARAN INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR KEGIATAN
Persentase
sekolah 39 Ibu Hamil yang diperiksa HIV
Orang berisiko terinfeksi (SMP/SMA/seder
Pelayanan kesehatan orang dengan
13 HIV mendapatkan 16 ajat) yang
risiko terinfeksi HIV
pemeriksaan HIV mendapatkan Pasien TB yang mengetahui status
penyuluhan 40
HIV
HIV/AIDS)
INDIKATOR
SPM INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KEGIATAN
PROGRAM
B KEGIATAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DI PUSKESMAS NOSARARA
Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan 16 Mutu Pelayanan Puskesmas 19 Nilai IK Pelayanan kesehatan masyarakat
46
Puskesmas M puskesmas miskin non JKN
dalam Survey Pelayanan 24 jam (Bersalin) dan
47
Kepuasan IGD
Masyarakat Kejelasan informasi jenis
sesuai 48
pelayanan dan tarif pelayanan
metodologi
Kewajaran biaya pelayanan sesuai
penelitian
perwali No.17 tahun 2021
deskriptif 49
tentang perubahan retribusi jasa
kualitatif
umum.
50 Perilaku petugas pelayanan
51 Penanganan Pengaduan