DEFINISI
Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja
penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang
mencakup jenis pelayanan, indikator dan nilai
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal... (http://www.spm.depkes.go.id/index3.php
Spm adalah Suatu sistem yang digunakan oleh manajemen/pemilik perusahaan untuk menjamin
bahwa organisasi melaksanakan strateginya secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam proses perencanaan stratejik
Prinsip Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Di dalam menyusun Standar Pelayanan Minimal
(SPM) telah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Konsensus, Sederhana, Nyata,Terukur,Terbuka,Terjangkau,Akuntabel, Bertahap
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM SPM
Penyajian SPMKesesuaian SPM dengan perkembangan kebutuhan dan kemampuan SatkerRencana
Pencapaian SPMIndikator PelayananAdanya tandatangan pimpinan Satker dan Menteri terkait
Prinsip-prinsip dalam perencanaan dan penghitungan kebutuhan pemenuhan SPM bidang kesehatan adalah
sebagai berikut:
1. Dengan menerapkan SPM atau standar pelayanan akan mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas
pelayanan publik yang berkelanjutan (continuous improvement).
2. Peraturan pemerintah/kementerian terkait SPM dan standar lainnya, dimaksudkan sebagai alat untuk
meningkatkan mutu pelayanan KIA secara merata dan terfokus.
3. Penghitungan SPM menggunakan data yang valid dan mutakhir. Untuk itu ketersediaan data yang baik di
Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit menjadi persyaratan utama.
4. Penghitungan SPM berdasarkan pedoman peraturan regulasi Pemerintah yang berlaku dan mengacu
kepada kesenjangan (gap) antara capaian saat ini dengan sasaran yang ditetapkan secara nasional/ provinsi,
jadi bukan hanya apa yang diinginkan kepala dinas/puskesmas, kelompok warga, atau Bupati/ Walikota saja.
5. Penghitungan SPM dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri dengan membentuk Tim Penyusun SPM yang
terdiri dari berbagai unsur: eksekutif, legislatif, masyarakat (tokoh/ahli).
6. Memuat capaian sasaran SPM sehingga pendanaan/penganggaran bidang Kesehatan lebih diarahkan pada
peningkatan pelayanan publik, pemenuhan standar pelayanan minimal, dan pencapaian mutu kesehatan ibu
dan anak yang semakin tinggi.
7. Didasarkan pada regulasi daerah (Surat Keputusan, Peraturan bupati/walikota atau Peraturan daerah). Hal
ini diperlukan untuk menjamin penerapan SPM dapat berlangsung terus secara berkesinambungan.
8. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program SPM secara periodik diperlukan agar penerapan SPM dapat
tepat sasaran dan terus disempurnakan,
9. Pengelolaan setiap masukan dan pengaduan masyarakat secara jujur, agar bisa menjadi sumber perbaikan
yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat pengguna layanan (customer oriented)
Prof Judit mengusulkan lima prinsip regulasi pelayanan kesehatan yang responsif sebagai berikut:
1. Aksi regulasi berupa model piramida mulai dari yang bawah (pendekatan dari lunak ke tegas)
2. Terdapat kapasitas untuk meningkatkan regulasi ke arah yang lebih tegas (lebih tinggi di piramidanya)
3. Menggunakan banyak aktor regulasi (satu seringkali tidak cukup)
4. Menggunakan banyak mekanisme regulasi (satu seringkali tidak cukup)
5. Membangun kekuatan menggunakan dukungan/reward serta sangsi
5). Memenuhi (kuantitas) dan kualitas sarana dan prasarana yang digunakan untuk melakukan pelayanan
kesehatan. (Wijoyo, Djoko. 2008)
Proses pengumpulan data untuk analisis situasi dapat dilakukan dengn cara:
Mendengarkan keluhan masyarakat melalui pengamatan langsung kelapangan.
Membahas langsung masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang dikembangkan bersama
tokoh-tokoh formal dan informal masyarakat setempat.
Membahas program kesehatan masyarakat dilapangan bersama petugas lapangan kesehatan, petugas sektor
lain, atau bersama dukun bersalin yang ada diwilayah kerja puekesmas.
Membaca laporan kegiatan program kesehatan pada pusat0pusat pelayanan kesehatan di suatu wilayah.
Mempelajari peta wilayah, sensus penduduk, statistik kependudukan, laporan khusus, hasil survei, petunjuk
pelaksanaan (jutlak) program kesehatan, dan laporan tahunan
2. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah kesehatan dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain:
a. Laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada.
b. Survailance epidemilogi atau pemantauan penyebaran penyakit
c. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan.
d. Hasil kunjungan lapangan supervisi dan sebagainya.
3. Menetapkan prioritas masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan banyak masalah kesehatan yang menunggu untuk ditangani.
Karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga dan teknologi, maka tidak semua masalah tersebut dapat
dipecahkansekaligus (direncanakan pemecahannya). Untuk itu maka harus dipilih masalah yang mana yang
feasible untuk dipecahkan. Proses pemilihan prioritas masalah dapat dilakukan melalui dua cara, yakni:
a. Melalui teknik skoring, yakni memberikan nilai (scor) terhadp masalah tersebut dengan menggunakan
ukuran (parameter) antara lain:
Prevelensi penyakit (prevelence) atau besarnya masalah.
Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity).
Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of umeet need).
Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit).
Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility).
Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (reseources availability).
Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita, bila masalahnya besar diberi 5 paling
tinggi, dan bila sangat kecil diberi nilai 1. Kemudian nilai-nilai tersebut dijumlahkan. Masalah yang mempunyai
nilai tertinggi (terbesar) adalah yang di prioritaskan, masalah yang memperoleh nilai terbesar kedua dan
selanjutnya.
4. Menentukan tujuan
Menentukan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin
dicapai oeh perencanaan tersebut. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan maka akan semakin mudah
menentukan tujuan. Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secar kongkret dan dapat diukur.
Perumusan sebuah tujuan operasional program kesehatan harus bersifat SMART: spesific (jelas sasarannya dan
mudah dipahami oleh staf pelaksana), measurable (dapat diukur kemajuannya), appropriate (sesuai dengan
strategi nasional, tujuan program dan visi/misi institusi, dan sebagainya), realistic (dapat dilaksanakan sesuai
dengan fasilitas dan kapasitas organisasi yang ada), time bound (sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan
dapat direncanakan untuk mencapai tujuan program seuai dengan target waktu yang telah ditetapkan).
Kriteria penyusunan masing-masing tujuan sesuai dengan hierarkinya adalah sebagai berikut:
Goal (tujuan umum): bersifat jangka panjang, masih umum, abstrak, dan tidak terpengaruh oleh perubahan
situasi.
Tujuan kebijaksanaan: merupakan bagian dari goal, sasaran populasinya belum ada. Tujuan ini sudah bersifat
spesifik karena bersifat sektoral dan ditujukan untuk masyarakat di desa.
Tujuan program: target populasinya sudah lebih jelas, ada identifikasi dampak khusus yang dapat diukur jika
tujuan program tercapai.
Tujuan pelayanan: tujuan ini sudah memiliki kejelasan atau spesialisasi jenis dan tingkat pelayanan yang perlu
dilaksanakan.
Tujuan sumber: tujuan di sini memerlukan identifikasi masukan spesifik (input atau sumber daya tertentu)
untuk mencapai tujuan pelayanan.
Tujuan implementasi: tujuan di sini menjelaskan produk spesifik yang ingin di capai dan juga dapat di ukur.
11. Pelaksanaan
Melaksanakan semua kegiatan yang sudah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati.
12. Evaluasi
Rencana evalusi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh mana
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah dicapai.
Daftar Pustaka
1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni.Jakarta. PT Rineka Cipta.
2. Muninjaya, Gde. 2004.Manajemen Kesehatan : Edisi 2.jakarta. EGC
Lo 3 manajemen kesehatan
Manjemen kesehatan adalah suatu proses untuk menggerakkan sumber daya manusiadalam
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi semua kegiatanpelayanan kesehatan
dalam organiasi dalam upaya untuk:
Unsur-unsur manajemen
a. Manusia (Man)Pembangun organisasi kehesehatan seperti rumah sakit, Sumber daya
manusiamerupakan salah satu faktor yang sangat menentukan terlaksanananya manajemen.
b. Uang (money)Uamga atau anggran sangat diperlukan sebagai biaya yang harus dimiliki
organisasiuntuk melakukan pelayanan kesehatan, mulai dari perizinan, pembangunan
rumahsakit, peralatan, pembayaran tenaga kerja dan lain sebagainya.
c. Bahan baku (material)Meterial adalah obat-obatan yang digunakan organisasi kesehatan
untuk melakukankegiatan pelayanan kesehatan secara efisien.
d. Mesin (machine) Mesin adalah peralatan yang digunakan dalam pelayanan
kesehatan sepertiperalatan untuk perawatan gigi, peralatan untuk persalinan, peralatan
radiologi dansebagainya
e. Metode (Method)Metode adalah cara yang ditempuh untuk melaksanakan sesuatu
yang telahdirancang dengan baik sehingga tujuan akan dapat dicapai dengan tepat
sesuaidengan perencanaan semula. Metode yang digunakan dalammelaksanakanpelayanan
kesehatan dengan berperdoman pada SOP.(Standar Operational Procedure)
Tujuan umum. Tujuan Program Jaminan Mutu adalah untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
Tujuan Khusus. Tujuan khusus Program Jaminan Mutu dapat dibedakan atas lima macam Yakni : 1)
Diketahui masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan; 2) Diketahuinya penyebab
munculnya masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan; 3) Tersusunnya upaya
penyelesaian masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang ditemukan; 4)
Terselenggaranya upaya penyeleaian masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan
yang ditemukan; 5) Tersusunnya saran dan tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
Mengetahui kebutuhan dan harapan pasien /masyarakat yang menjadi pelanggan eksternal layanan
kesehatan.
Menggunakan semua kemampuan dan bakat orang yang terdapat dalam organisasi layanan kesehatan.
Membuat keputusan berdasarkan fakta atau data bukan perkiraan ataupun dugaan.
Bekerja dalam kelomok yang terdiri dari setiap orang yang terlibat dengan pengakuan bahwa semua
tenaga layanan kesehatan merupakan sumber daya mutu dan produktifitas sehingga setiap tenaga
kesehatan akan merasa bahwa kontribusinya kepada organisasi layanan kesehatan dihargai.
Menghindari pemborosan setiap bagian organisasi layanan kesehatan termasuk waktu, karena waktu
adalah uang.
Mengelola semua proses untuk menghasilkan apa yang dianggap penting mendorong orang jadi inovatif
dan kreatif.
Semua kegiatan haru dikerjakan.
Standar Mutu
Penyusunan standar
Mengukur apa yang tercapai
Membuat rencana peningkatan mutu layanan kesehatan
Melakukan peningkatan mutu layanan kesehatan yang diperlukan
Keberhasilan suatu upaya pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan perlu hal-hal berikut:
Standarisasi, untuk menjamin pelayanan kesehatan yang bermutu perlu ditetapkan standarisasi
fasilitas pelayanan kesehatan
Perizinan, setelah terpenuhi standarisasi perlu diikuti dengan perizinan yang akan ditinjau secara
berkala.
Sertifikasi, tindaklanjut dari perizinan, memberikan sertifikat kepada fasilitas dan atau profesi
kesehatan yang telah memenuhi persyaratan tertentu
Akreditasi, berntuk lain dari sertifikasi, diberikan kepada fasilitas atau profesi kesehatan setelah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Prioritas Masalah
Prioritas masalah merupakan tahap penetapan permasalahan yang ada di masyarakat yang telah
teridentifikasi pada tahap sebelumnya yaitu penyebaran kuesioner. Untuk menetapkan prioritas masalah ini
dilakukan melalui musyawarah masyarakat atau peserta yang berkecimpung didalam pembahasan masalah
tersebut. Prioritas masalah dapat ditentukan oleh :
Bila ada waktu tertentu (kejadian atau fenomena terjadi dalam batas waktu tertentu).
Berhubungan dengan masalah yang praktis.
Berhubungan dengan populasi yang secara luas.
Dapat mengisi kesenjangan yang terjadi sehingga menjawab atau memecahkan persoalan yang ada.
Dapat digeneralisasikan dan dimanfaatkan hasilnya.
Mempertajam definisi suatu konsep atau hubungan.
Mempunyai banyak implikasi pada masalah praktis yang luas.
Dapat memberikan kreasi untuk menyusun instrumen untuk observasi dan analisis.
Memberikan kesempatan untuk pengumpulan data.
Memberikan kemungkinan untuk eksplorasi.
Alternatif Pemecahan Masalah.
Setelah diketahui permasalahan yang paling prioritas dalam masyarakat, tahap selanjutnya adalah
menetukan pemecahan dari masalah yang ada pada masyarakat.
Alternatif pemecahan masalah ini dilakukan dengan menyampaikan beberapa penyelesaian masalah
yang nantinya akan dipilih berdasarkan kemampuan dan kemauan masyarakat setempat dan memperkirakan
efek atau akibat yang akan terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Dapat dianalisis dari segi apakah masalah tersebut telahmengancam secara jelas berapa banyak nyawa, jenis
penyakit yangmenyerang masyarakat (misalkan : penyakit SARS lebih berbahayadari penyakit panu), dan segi
keparahan atau kerusakan yang dapatmengindikasikan kegawatan
- Besar Masalah. Dilihat dari berapa banyak orang dalam suatu populasidalam wilayah dan
periode tertentu menderita atau terkena dampakdari penyakit atau suatu aktivitas yang
merugikan
Memilih masalah untuk diteliti merupakan tahap yang penting dalam melakukan penelitian, karena
pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang dijalankan adalah untuk menjawab pertanyaan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Memilih masalah juga merupakan hal yang tdiak mudah karena tidak adanya panduan
yang baku. Sekalipun demikian dengan latihan dan kepekaan ilmiah, pemilihan masalah yang tepat dapat
dilakukan. Menurut Abraham. L Bagaimana peneliti mencari masalah yang akan dikaji, beberapa panduan
pokok di bawah ini akan mempermudah bagi kita menemukan masalah:
a. Masalah sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar dua variable atau lebih
b. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan pada umumnya
diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya.
c. Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris, yaitu dimungkinkan adanya
pengumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan untuk menjawab masalah yang sedang
dikaji.
d. Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan etika.
. Cara Menetapkan Prioritas Masalah
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni :
1. Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia data yang cukup. Untuk itu
perlulah dilakukan pengumpulan data. Data yang perlu dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan
lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk keadaan geografis, keadan pemerintahan,
kependudukan, pendidikan, pekerjaan, mata pencaharian, sosial budaya, dan keadaan kesehatan.
2. Pengolahan Data
3. Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian data yang lazim dipergunakan yakni
secara tekstular, tabular dan grafikal.
4. Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah. Tidak semua masalah dapat diselesaikan.
Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah, dalam arti masalah yang paling penting untuk diselesaikan.
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang
dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai
dengan kurang penting. Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik, jelas ada
kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan secara sistematis.
Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni:
1. Besarnya masalah yang terjadi
2. Pertimbangan politik
3. Persepsi masyarakat
4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
1. Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk pelbagai parameter
tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah :
1. Besarnya masalah
2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3. Kenaikan prevalensi masalah
4. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5. Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan.
6. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah.
Siklus PDCA
1. Plan (Perencanaan)
Artinya merencanakan SASARAN (GOAL=TUJUAN) dan PROSES apa yang dibutuhkan untuk menentukan
hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan yang ditetapkan. PLAN ini harus diterjemahkan secara detil dan
per sub-sistem
Tahapan yang dilakukan :
1. Mengidentifikasi output pelayanan, siapa pengguna jasa pelayanan, dan harapan pengguna jasa pelayanan
tersebut melalui analisis suatu proses tertentu.
2. Mendeskripsikan proses yang dianalisis saat ini
Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang terlibat dalam prose tersebut.
Teknik yang dapat digunakan : brainstorming
3. Mengukur dan menganalisis situasi tersebut
Menemukan data apa yang dikumpulkan dalam proses tersebut
Bagaimana mengolah data tersebut agar membantu memahami kinerja dan dinamika proses
Teknik yang digunakan : observasi
Mengunakan alat ukur seperti wawancara
4. Fokus pada peluang peningkatan mutu
Pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan
Kriteria masalah : menyatakan efek atas ketidakpuasan, adanyagap antara kenyataan dengan yang diinginkan,
spesifik, dapat diukur.
5.Mengidentifikasi akar penyebab masalah
Menyimpulkan penyebab
Teknik yang dapat digunakan : brainstorming
Alat yang digunakan : fish bone analysis ishikawa
6.Menemukan dan memilih penyelesaian
Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah
Teknik yang dapat digunakan : brainstorming
Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu:
Judul rencana kerja (topic),
Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem statement),
Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai (goal, objective, and
target),
Kegiatan yang akan dilakukan (activities),
Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels)
Biaya yang diperlukan (budget),
Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone).
2. Do (Kerjakan)
Artinya MELAKUKAN perencanaan PROSES yang telah ditetapkan sebelumnya. Ukuran-ukuran proses ini
juga telah ditetapkan dalam tahap PLAN. Dalam konsep DO ini kita harus benar-benar menghindari penundaan,
semakin kita menunda pekerjaan maka waktu kita semakin terbuang dan yang pasti kerjaan akan bertambah
banyak.
Tahapan yang dilakukan :
1. Merencanakan suatu proyek uji coba
Merencanakan sumber daya manusia, sumber dana, dan sebagainya.
Merencanakan rencana kegiatan (plan of action)
2. Melaksanakan Pilot Project
Pilot Project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat ( 2 minggu)
3. Check (Evaluasi)
Artinya melakukan evaluasi terhadap SASARAN dan PROSES serta melaporkan apa saja hasilnya. Kita
mengecek kembali apa yang sudah kita kerjaan, sudahkan sesuai dengan standar yang ada atau masih ada
kekurangan.
Tahapan yang dilakukan
1. Evaluasi hasil proyek
Bertujuan untuk efektivitas proyek tersebut
Membandingkan target dengan hasil pencapaian proyek (data yang dikumpulkan dan teknik pengumpulan data
harus sama)
Target yang ingin dicapai 80%
Teknik yang digunakan: observasi dan survei
Alat yang digunakan: kamera dan kuisioner
2. Membuat kesimpulan proyek
Hasil menjanjikan namun perlu perubahan
Jika proyek gagal, cari penyelesaian lain
Jika proyek berhasil, selanjutnya dibuat rutinitas