Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Enersia Publika, Vol. 5, No.

1, Juni 2021, Hal 330-341

ANALISIS KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS DEPOK II KECAMATAN DEPOK


KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Yansen Mandacan, Faizal Aco


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Korespondensi penulis: yansenmandacan123@gmail.com, faizalaco20@gmail.com

Abstrak
Salah satu bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah
pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Reformasi di bidang kesehatan dilaksanakan
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.951/Menkes/SK/VI/2000 yaitu bahwa “tujuan pembangunan
kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja Pegawai Puskesmas Depok II


Kecamatan Depok Kabupaten Sleman D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan tekni
sampel penelitian Jenuh menurut Sugiyono, yaitu berjumlah 27 orang. Analisis yang digunakan
adalah Analisis Deksriptif Kuantitatif.

Hasil penelitian menunujukkan bahwa Kemampuan Kerja pegawai dinilai “BAIK” di


tandai oleh tingginya Keterampilan pegawai dalam mengerjakan tugasnya. Selain itu, baiknya
Pendidikan dan Kerjasama yang tercipta mempermudah pegawai dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi, termasuk Pengalaman Kerja pegawai dalam bekerja. Motivasi Kerja dinilai
sangat baik di tandai oleh baiknya Pengarahan yang diberikan pemimpin kepada pegawainya.
Selain itu, tingginya Penghargaan yang diberikan sehingga pegawai merasa nyaman bekerja dan
tidak terbebani, termasuk Rangsangan Materiil yang diberikan kepada pegawai.
Kesempatan/Peluang Kerja dinilai baik di tandai oleh baiknya Pendistribusian Pekerjaan dan
Wewenang yang dilakukan pimpinan sehingga membuat pekerjaan pegawai tidak menumpuk
dan cepat terselesaikan.

Kata Kunci: Analisis, Kinerja, Pegawai

Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 330
Abstract

One of a from of public service that is carried out by the government is the fulfillment of
a need community health. In the field of health reform was implemented to improve health care
and made it more efficient, effective as well within reach of all members of the community. As set
out in minister for health decree of the republic of Indonesia no.951/Menkes/SK/VI/2000 that
development goals health is to increase public awareness, the will and the ability of people to a
healthy life for every optimal community of health care be a reality.
This study attempts to analyze the employee performance puskesmas depok sub district
sleman district DI Yogyakarta. Used the sample research saturates, according to sugiyono the
were the 27. The analysis used is deksriptif quantitative analysis.
Research civil seryants at the office is good in mark by high skill employees do duty in
addition, education and cooperation that created ease in solving the problems faced by
employess, including experience in working civil servants at the office. Motivation to work very
well in the mark by good leader briefing given to employees. In addition, the awards are given so
employess feel good work and not burdened, including stimulation material given to employees.
The opportunity is/employment opportunities in mark by the distribution of the good work done
so as to make the work of civil servants not accumulate and quickly resolved.

Key Words: Analysis, Performance, The Employee

Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 331
A. Latar Belakang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh
Pelayanan publik merupakan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota adalah
tanggung jawab Pemerintah dan dilaksanakan pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan
oleh Instansi Pemerintah, baik itu pusat kebudayaan, pertanian, perhubungan, industry
maupun daerah serta di lingkungan Badan dan perdagangan, penanaman modal,
Usaha Milik Negara (BUMN). Pelayanan lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan
publik berbentuk pelayanan barang publik tenaga kerja. Berdasarkan undang-undang
maupun pelayanan jasa. Saat ini Masyarakat tersebut, bidang kesehatan menempati urutan
semakin terbuka dalam memberikan kritik kedua (setelah bidang pekerjaan umum) dari
bagi pelayanan publik. Oleh sebab itu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan
substansi administrasi sangat berperan dalam oleh pemerintah daerah kabupaten dan kota.
mengatur dan mengarahkan seluruh kegiatan Ini berarti bahwa dalam rangka Otonomi
organisasi pelayanan dalam mencapai tujuan. Daerah, Pemerintah Kabupaten dan
Salah satu bentuk pelayanan publik Pemerintah Kota bertanggung jawab
yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah sepenuhnya dalam penyelenggaraan
pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
Reformasi dibidang kesehatan dilaksanakan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya,
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan dengan memberikan pelayanan yang
menjadikannya lebih efisien, efektif serta memuaskan.
dapat dijangkau oleh seluruh lapisan Adapun proses pelayanan kesehatan
masyarakat. Seperti yang tertuang dalam dan kualitas pelayanan berkaitan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik ketersediaan sarana kesehatan yang terdiri
Indonesia No.951/Menkes/SK/VI/2000 yaitu dari pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas,
bahwa “tujuan pembangunan kesehatan Balai Pengobatan), pelayanan rujukan (rumah
adalah untuk meningkatkan kesadaran, sakit), ketersediaan tenaga kesehatan,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi peralatan dan obat-obatan. Kinerja pelayanan
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan menyangkut hasil pekerjaan, kecepatan kerja,
masyarakat yang optimal”. pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
Dengan meningkatnya tingkat harapan pelanggan, dan ketepatan waktu
pendidikan dan keadaan sosial dalam dalam menyelesaikan pekerjaan.
masyarakat maka, meningkat pula kesadaran Pemerintah telah berusaha memenuhi
akan arti hidup sehat dan keadaaan tersebut kebutuhan masyarakat akan pelayanan
menyebabkan tuntutan masyarakat akan kesehatan dengan mendirikan Rumah Sakit
pelayanan kesehatan yang bermutu, nyaman dan Pusat Kesehatan Masyarakat
dan berorientasi pada kepuasankonsumen (PUSKESMAS) di seluruh wilayah
semakin mendesak dimana diperlukan kinerja Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana
pelayanan yang tinggi. Sesuai dengan teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 bertanggung jawab menyelenggarakan
tentang Pemerintahan Daerah pada Bab IV pembangunan kesehatan di suatu wilayah
pasal 11 ayat (2) ditetapkan bahwa bidang kerja tertentu.

Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 332
Pusat Kesehatan Masyarakat pasien kepada Puskesmas tersebut sehingga
(PUSKESMAS) sebagai salah satu sarana dapat menjadi masukan untuk peningkatan
kesehatan yang memberikan pelayanan kinerja pelayanan.
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran Puskesmas Depok II merupakan
yang sangat strategis dalam mempercepat puskesmas yang dibangun oleh Pemerintah
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. pada tahun 1979 pertama kali difungsikan
Oleh karena itu Puskesmas dituntut untuk sebagai Puskesmas Pembantu sejak tahun
memberikan pelayanan yang bermutu yang 1983 sampai dengan sekarang telah berfungsi
memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan sebagai Puskesmas Depok II dan pada tahun
standar yang ditetapkan dan dapat 1986 / 1987 Puskesmas Pembantu Depok II
menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya. dibangun, dengan visi “Mitra Masyarakat
Puskesmas berfungsi sebagai: (1) sehat mandiri, bermutu dan berkeadilan”.
Pusat penggerak pembangunan berwawasan Setiap harinya Puskesmas Depok II selalu
kesehatan, (2) pusat pemberdayaan keluarga melayani ratusan Pasien yang bukan hanya
dan masyarakat dan (3) Pusat pelayanan dari warga kecamatan Depok saja banyak
kesehatan strata pertama. Namun, sampai saat mahasiswa dari luar daerah yang berobat ke
ini usaha pemerintahdalam memenuhi Puskesmas Depok atau sekedar ingin
kebutuhan masyarakat akan kesehatan masih membuat surat keterangan sehat. Ditambah
belum dapat memenuhi harapan masyarakat. saat sekarang ini pasien disinyalir membludak
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada dikarenakan pandemi virus Corona yang
tanggal 25 Januari 2020, rata-rata anggota tentunya menuntut kinerja ekstra.
masyarakat yang mengeluh dan merasa tidak
puas dengan pelayanan yang diberikan oleh B. Tinjauan Pustaka
Puskesmas milik pemerintah ini baik itu dari
B.1 Definisi Kinerja
segi pemeriksaan yang kurang diperhatikan
Istilah kinerja berasal dari kata job
oleh petugas kesehatan, lama waktu
performance atau actual performance yang
pelayanan, keterampilan petugas,
artinya prestasi kerja atau prestasi
sarana/fasilitas, serta waktu tunggu untuk
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
mendapatkan pelayanan.
Setiap organisasi atau lembaga menjalankan
Rendahnya kinerja pelayanan akan
seluruh kegiatan operasionalnya untuk
membangun citra buruk pada Puskesmas,
mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.
dimana pasien yang merasa tidak puas akan
Setiap organisasi atau lembaga tersebut terdiri
menceritakan kepada rekan-rekannya. Begitu
dari elemen para pelaku / pegawai yang
juga sebaliknya, semakin tinggi kinerja
memiliki tugas dari tanggungjawabyang harus
pelayanan yang diberikan akan menjadi nilai
dilakukan secara sendiri-sendiri maupun
plus bagi Puskesmas, dalam hal ini pasien
berkelompok dengan tujuan yang akan
akan merasa puas terhadap pelayanan yang
dicapai.
diberikan oleh Puskesmas. Puskesmas dapat
Mangkunegara (2016:67) pengertian
mengetahui kinerja pelayanan dari para
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja
pasien melalui umpan balik yang diberikan
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 333
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan dan pengetahuan”. Dari pendapat
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang tersebut dapat dipahami bahwa
diberikan kepadanya. kemampuan mempunyai unsure-unsur
pengetahuan dan keterampilan yang
Menurut Sedarmayanti (2010:260),
diberikan kepada setiap pegawai agar
“kinerja (performance) berasal dari kata “to
dapat bekerja dengan efektif.
perform”. Arti kata performance merupakan
2. Motivasi Menurut Hasibuan (2006:141)
kata benda (noun) di mana salah satu arti
Motivasi berasal dari kata Latin
adalah “thing done” (sesuatu hasil yang telah
“Movere” yang berarti “dorongan atau
dikerjakan). Pengertian kinerja adalah hasil
daya penggerak” motivasi ini hanya
kerja secara kualitas dan kuantitas yang
diberikan kepada Manusia, khususnya
dicapai oleh seorang pegawai dalam
kepada para bawahan atau pengikut.
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
Motivasi ini penting karena dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya
motivasi diharapkan setiap individu
(Mangkunegara, 2016:67). Kinerja adalah
karyawan mau bekerja keras dan antusias
hasil dari suatu proses yang mengacu dan
untuk mencapai produktivitas yang
diukur selama periode waktu tertentu
tinggi. Tingkah laku seseorang di
berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang
pengaruhi serta diransang oleh
telah ditetapkan sebelumnya (Edison, 2016:
keinginan, kebutuhan, tujuan dan
190).
keputusannya. Pendapat diatas diartikan
Berdasarkan paparan tersebut, kinerja bahwa motivasi merupakan alat
adalah suatu hasil yang dicapai seseorang pendorong seorang pegawai untuk
dalam melaksanakan tugas berdasarkan bekerjasama dengan pegawai lainnya
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan sehingga dapat menciptakan kinerja yang
serta waktu menurut standar yang telah terintegrasi dan menghasilkan hasil
ditetapkan perusahaan. Menurut Robbins produksi yang mencapai tingkat
dalam Rivai (2005:15) kinerja diartikan kepuasan yang maksimal. Motivasi
sebagai fungsi dari interaksi antara merupakan hal yabng dapat mendorong
kemampuan (Ability), motivasi (Motivation) pegawai untuk bekerja lebih baik
dan kesempatan (Opportunity), atau Kinerja = dibandingkan yang sebelumnya sesuai
f(AxMxO). Pendapat tersebut memberikan dengan tugas dan tanggungjawab yang
ketegasan bahwa kinerja mempunyai kolerasi diberkan sebelumnya yang didasarkan
serta saling mendukung satu sama lain antara: atas motif internal pegawai maupun
motif eksternal pegawai.
1. Kemampuan menurut Menurut Thoha
3. Opportunity Menurut Robbins dalam
(1994:154) kemampuan didefinisikan
Rivai (2005:15) mengatakan bahwa
sebagai berikut: “kemampuan adalah
peluang atau kesempatan (opportunity)
suatu kondisi yang menunjukkan unsure
kerja ialah tingkat-tingkat kinerja yang
kematangan yang berkaitan pula dengan
tinggi yang sebagian merupakan fungsi
pengetahuan dan keterampilan yang
dari adanya rintanga-rintangan yang
dapat diperoleh dari pendidikan, latihan

Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 334
mengendalikan pegawai. Meskipun memiliki konsentrasi diri yang baik.
seorang individu mungkin bersedia dan Konsentrasi yang baik ini merupakan
mampu, boleh saja ada rintangan yang modal utama individu manusi untuk
menjadi penghambat. oleh sebab itu mampu mengelolah dan
semakin tinggi kemampuan, motivasi mendayagunakan potensi dirinya secara
dan kesempatan pegawai makan akan optimal dalam melaksanakan kegiatan
dapat menciptakan kinerja yang tinggi atau aktifitas kerja sehari-hari dalam
pula. Pendapat tesebut dapat di mencapai tujuan organisasi. Dengan kata
asumsikan bahwa peluang atau lain tanpa adanya konsentrasi yang baik
kesempatan merupakan sistem yang ada dari individu dalam bekerja, maka
dalam sebuah organisasi baik itu sifatnya pimpinan mengharapkan mereka dapat
formal maupun nonformal yang daoat bekerja produktif dalam mencapai tujuan
mempengaruhi intensitas kinerja pegawai organisasi, konsentrasi individu dalam
dalam artian apabila kemampuan dan bekerja sangat dipengaruhi kemampuan
motivasi kerja tidak sesuai dengan sistem potensi, yaitu kecerdasa pikiran dan
yang ada di dalam organisasi tersebut kecerdasan emosi. Pada umumnya
maka intensitas kinerja pegawai tersebut individu yang mampu bekerja dengan
akan berkurang, sebaliknya apabila penuh konsentrasi apabila ia memliki
kemampuan dan motivasi kerja pegawai tingkat intelegensi minimal normal
sesuai dengan sistem yang ada dalam dengan kecerdasan emosi yang baik.
organisasi tersebut maka tentu saja
intensitas kinerja pegawai tersebut akan 2.Faktor Lingkungan
meningkat. Faktor lingkungan kerja organisasi
sangat menunjang bagi induvidu dalam
B.2 Faktor yang Mempengaruhi Capaian mencapai prestasi kerja. Faktor
Kinerja lingkungan organisasi yang dimaksud
antara lain uraian jabatan yang jelas,
Menurut Wiliam Stem dalam
autoritas yang memadai, target kerja
Mangkunegara (2016:16) faktor-faktor
yang menantang, pola komunikasi kerja
penentu prestasi kerja individu atau pegawai
efektif, hubungan kerja harmonis, iklim
adalah faktor individu dan faktor lingkungan
kerja respek dan dinamis, peluang
kerja organisasinya. Pendapat tersebut dapat
berkaris dan fasilitas kerja yang relative
diasumsikan bahwa:
memadai. Sekalipun jika faktor
1.Faktor Individu lingkungan organisasi kurang
Secara psikologis, individu yang normal menunjang, maka bagi individu yang
adalah individu yang memiliki integritas memiliki tingkat kecerdasan emosi yang
yang tinggi antara fungsi psikid (rohani) yang baik, sebenarnya tetap dapat
dan fisiknya (jasmani). Dengan adanya berprestasi dalam bekrja hal ini bagi
integritas yang tinggi antara fungsi psikis individu tersebut lingkungan organisasi
dan fisik, maka individu tersebut itu dapat diubah dan bahkan dapat

Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 335
diciptakan oleh dirinya serta merupakan a. Sebagai pusat pengembangan
pemacu (pemotivator) tantangan bagi kesehatan masyarakat di wilayah
dirinya dalam berprestasi di kerjanya.
organisasinya prestasi kerja itu tidak b. Membina peran serta masyarakat di
hanya berkaitan dengan kuantitas tapi wilayah kerjanya dalam rangka
juga dengan kualitas pekerjaan yang meningkatkan kemampuan untuk
dapat diselesaikan dalam kurunwaktu hidup sehat.
tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli c. Memberikan pelayanan kesehatan
tersebut maka penulis dapat secara menyeluruh kepada
menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang masyarakat di wilayah kerjanya
mempengaruhi kinerja pegawai adalah 2. Kedudukan
disiplin, motivasi, kemampuan kerja a. Kedudukan dalam bidang
pegawai, individu, psikologis dan administrasi, Puskesmas merupakan
lingkungan kerja serta faktor organisasi. perangkat Pemda/Kota dan tanggung
Jadi disiplin, motivasi, motivasi, jawab langsung baik secara teknis
kemampuan kerja pegawai, individu, medis maupun secara administratif
psikologis dan lingkungan kerja serta kepada dinas kesehatan kota.
faktor organisasi mempunyai hubungan b. Dalam hirarki pelayanan kesehatan,
yang positif terhadap kinerja pegawai. seseuai SKN maka Puskesmas
berkedudukan pada tingkat fasilitas
B.3 Tinjauan Puskesmas kesehatan pertama.
Menurut Azrul Azwar (1994:125)
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) B.3.2 Pelayanan Kesehatan Puskesmas
adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan Dalam SKN disebutkan bahwa upaya
masyarakat yang amat penting di Indonesia. pelayanan kesehatan dilaksanakan dan
Adapun yang dimaksudkan dengan dikembangkan berdasarkan suatu bentuk atau
PUSKESMAS ialah suatu unit pelaksanaan pola upaya pelayanan kesehatan Puskesmas,
fungsional yang berfungsi sebagai pusat peran serta masyarakat dan rujukan upaya
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan kesehatan. Pelayanan kesehatan melalui
peran serta masyarakat dalam bidang Puskesmas di kecamatan merupakan upaya
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu, yang paling dekat
tingkat pertama yang menyelenggarakan dengan masyarakat, pengembangan
kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan pemulihan. Pembinaan, pengembangan
berkesinambungan pada suatu wilayah dengan pelayanan Puskesmas diselenggarakan
tertentu. melalui 18 kegiatan kelompok.
Adapun program kesehatan dasar
adalah minimal yang harus dilaksanakan
B.3.1 Fungsi dan Kedudukan Puskesmas setiap Puskesmas yang terkemas dalam Basic
1. Fungsi six yaitu:
a. Promosi Kesehatan (Promkes)

Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 336
b. Kesehatan lingkungan (Kesling) digunakan oleh Dinas Kesehatan
c. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kabupaten/Kota untuk menilai kinerja
termasuk KB Puskesmas. Fungsi pengawasan yang ada
d. Perbaikan Gizi dalam PKP diharapkan dapat dijadikan
e. Pemberantasan penyakit menular sebagai bahan pembinaan terhadap
(P2M) implementasi fungsi Puskesmas. Ada tiga
f. Pengobatan ruang lingkup kegiatan Puskesmas yang
dinilai dalam PKP yakni:
B.3.3 Kinerja Puskesmas
Pemerintah Daerah Provinsi, dan a. Penilaian terhadap pencapaian
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta pelayanan kesehatan
b. Manajemen Puskesmas dan
fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat
c. Mutu pelayanan Puskesmas
lanjutan milik Pemerintah dan Pemerintah
Daerah melakukan pembinaan dan
C. Metodologi Penelitian
pengawasan terhadap penyelenggaraan
C.1 Metode Pengumpulan Data
Puskesmas, sesuai dengan tugas dan fungsi
Metode pengumpulan data yang
masing-masing. Tugas utama pemerintah
digunakan adalah dengan Kuesioner. Metode
daerah Kabupaten/Kota dalam pembinaan dan
Kuesioner menurut Arikunto (2006:151)
pengawasan puskesmas yaitu salah satunya
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
melakukan monitoring dan evaluasi kinerja
digunakan untuk memperoleh informasi dari
puskesmas di wilayah kerjanya secara berkala
responden dalam arti laporan tentang
dan berkesinambungan (Permenkes No. 75,
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
2014).
Kuesioner terdiri dari serentetan
Selain itu berdasarkan hasil survey
pertanyaan/pernyataan dimana responden
pada tahun 2018 terhadap kepuasan
hanya memberikan tanda cek (v) pada pilihan
masyarakat terhadap pelayanan yang telah
jawaban yang telah disiapkan.
dilakukan oleh pihak puskesmas
menggunakan pedoman dari Peraturan
C.2 Rancangan Analisis Data
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Untuk menganalisa data yang telah
Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2014
terkumpul, digunakan teknik analisis dengan
dengan hasil tingkat kepuasan masyarakat
menggunakan metode deskriptif kuantitatif
mencapai 73,65%, meskipun masih termasuk
dengan menggunakan table distribusi
dalam kategori baik namun terdapat beberapa
frekuensi yaitu menganalisa data dengan cara
indikator dimana masih termasuk dalam
mendeskripsikan atau menggambarkan data
kategori cukup seperti dari indikator waktu
yang telah terkumpul dan menyajikan dalam
pelayanan, perilaku petugas kesehatan dan
bentuk angkaangka, hasilnya diuraikan secara
sarana dan prasarana.
deskriptif dengan memberikan gambaran
Selama ini untuk menilai kinerja
mengenai kinerja pegawai Puskesmas Depok
Puskesmas digunakan instrumen Penilaian
II.
Kinerja Puskesmas (PKP). PKP merupakan
satu-satunya instrumen kinerja yang
Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 337
D. Hasil dan Pembahasan
D.1 Hasil Karakteristik Responden Berdasarkan tabel D.2 dapat diketahui
Berdasarkan angket dari hasil interview dari sebagian besar Pegawai Puskesmas Depok II
berusia antara 41-50 dan > 50 tahun masing-
27 Responden diperoleh data tentang jenis
masing sebanyak 10 orang atau sebesar 37,04
kelamin responden penelitian. Karakteristik %. Dengan sebagian besar usia tersebut
responden berdasarkan jenis kelamin dapat menyiratkan bahwa sebagian besar
dilihat pada tabel D.1 berikut: Responden menjelang pensiun.

Tabel D.1 3.Karaktertistik Responden Berdasarkan


Karakteristik esponden Pendidikan Terakhir
berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan angket dari hasil
Jenis Jumlah Responden interview dari 27 Responden diperoleh data
Kelamin Frekuensi Prosentase tentang Pendidikan Terkahir responden
(%) penelitian. Karakteristik responden
Laki-laki 14 51,85 berdasarkan Pendidikan Terakhir dapat dilihat
Perempuan 13 48,15 pada tabel D.3
Jumlah 27 100
Sumber: Data Primer (diolah, 2020) Tabel D.3 Karakteristik
Responden berdasarkan
Berdasarkan tabel D.1 dapat diketahui Pendidikan Terakhir
sebagian besar responden adalah laki-laki Pendidikan Jumlah Responden
Terakhir Frekuensi Prosentase
sebanyak 14 orang atau 51,85 %.
(%)
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia SMA/Sederajat 9 33,33
Berdasarkan angket dari hasil Diploma/Sarjana 13 48,15
interview dari 27 Responden diperoleh data S2 5 18,52
tentang usia responden penelitian. Jumlah 27 100
Karakteristik responden berdasarkan usia Sumber: Data Primer (diolah, 2020)
dapat dilihat pada tabel D.2. Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui
bahwa mayoritas responden berpendidikan
Tabel D.2 Karakteristik terkahir D3/S1 sebanyak 13 orang atau
Responden berdasarkan usia 48,15%.
Usia Jumlah Responden
Frekuensi Prosentase 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa
(%) Kerja
21-30 2 7,41 Berdasarkan angket dari hasil
tahun interview dari 27 Responden diperoleh data
31 - 40 5 18,51 tentang Masa Kerja responden penelitian.
tahun
Karakteristik responden berdasarkan Masa
41 - 50 10 37,04
tahun Kerja dapat dilihat pada tabel D.4
>50 tahun 10 37,04
Jumlah 27 100 Tabel D.4 Karakteristik Responden
Sumber: Data Primer (diolah, 2020) berdasarkan Masa Kerja

Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 338
Masa Kerja Jumlah Responden Berdasarkan penjelasan di Bab
(Tahun) Frekuensi Prosentase sebelumnya maka ditarik kesimpulan sebagai
(%) berikut:
≤5 1 3,70 1. Kemampuan Kerja pegawai dinilai
6-10 3 11,11 “BAIK” di tandai oleh tingginya
11-15 6 22,22 Keterampilan pegawai dalam mengerjakan
>15 17 62,96
tugasnya. Selain itu, baiknya Pendidikan
Jumlah 27 100
dan Kerjasama yang tercipta
Sumber: Data Primer (diolah, 2020)
mempermudah pegawai dalam
Berdasarkan tabel D.4 dapat diketahui
menyelesaikan masalah yang dihadapi,
bahwa sebagian besar Pegawai memiliki masa
termasuk Pengalaman Kerja pegawai
kerja lebih dari 15 tahun sebanyak 17 orang
dalam bekerja.
atau 62,96 %.
2. Motivasi Kerja dinilai “SANGAT BAIK”
D.2 Hasil Penelitian Tiap Aspek di tandai oleh baiknya Pengarahan yang
D.2.1 Aspek Kemampuan diberikan pemimpin kepada pegawainya.
Berikut digambarkan tabel mengenai Selain itu, tingginya Penghargaan yang
tanggapan responden sebanyak 27 pegawai diberikan sehingga pegawai merasa
tentang Pengalaman di Puskesmas Depok II, nyaman bekerja dan tidak terbebani,
sebagai berikut: termasuk Rangsangan Materiil yang
Tabel D.5. Deskripsi Pernyataan diberikan kepada pegawai.
Kemampuan 3. Kesempatan/Peluang Kerja dinilai
“BAIK” di tandai oleh baiknya
Kemam Kemam Kemam Kemam Pendistribusian Pekerjaan dan Wewenang
puan.1 puan.2 puan.3 puan.4 yang dilakukan pimpinan sehingga
Mean 4.19 4.41 3.89 4.00 membuat pekerjaan pegawai tidak
menumpuk dan cepat terselesaikan.
Median 4.00 4.00 4.00 4.00
Minimu 4 4 3 3
E.2 Saran
m
Dilihat dari hasil penelitian dan
Maximu 5 5 5 5
kesimpulan maka dapat disampaikan beberapa
m
saran sebagai berikut:
Sumber: Data Primer (diolah,2020) 1. Untuk meningkatkan kemampuan pegawai
Berdasarkan tabel D.5. Nilai rata-rata maka harus dilakukan cara penempatan
dari pernyataan tentang kemampuan pegawai pegawai sesuai dengan latar belakang
(1) adalah 4,19. pendidikannya, memberikan kesempatan
kepada pegawai untuk mengikuti
pendidikan pelatihan secara khusus sesuai
E. Penutup
dengan keahlian dan tugasnya, kemudian
E.1 Kesimpulan membangun kerjasama antara pegawai
dalam bentuk kekeluargaan sehingga

Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 339
antara pegawai yang satu dengan yang Edison, Emron. Yohny anwar, Imas
lainnya merasa lebih dekat sehingga ketika komariyah. 2016. Manajemen Sumber
terjadi masalah dapat diselesaikan dengan Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.
cepat. Faizal Aco (2019, Desember). Mitigasi
2. Untuk meningkatkan motivasi kerja Bencana Berbasis Dana Desa Dalam
pegawai maka dilakukan dengan cara Menghadapi Bahaya Tebing Rawan
pimpinan memberikan penghargaan Sepanjang Pantai di Gunung Kidul.
kepada pegawai yang memiliki Jurnal Enersia Publika, Hal 139-155.
kemampuan dan memiliki prestasi,
memberikan pengarahan tentang teknis Hasibuan, Malayu S. P, 2006, Manajemen
pekerjaan yang akan dilakukan oleh Dasar, Pengertian, dan. Masalah, Edisi
pegawai secara berkala dan terus menerus, Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
memberikan tambahan pendapatan diluar Henti, Faizal Aco, Idham Ibty (2020,
Desember). Hubungan Kepatuhan
gaji (insentif) kepada semua pegawai
Penggunaan Dana Desa Terhadap
secara proporsional.
Program Mitigasi Bencana “Studi Kasus
3. Untuk meningkatkan
Di Desa Kemadang Kecamatan
kesempatan/peluang kerja pegawai maka Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul
harus dilakukan dengan cara membagi Yogyakarta” Jurnal Enersia Publika,
habis tugas yang ada di puskesmas Hal 197-211.
sehingga setiap pegawai mendapatkan Mangkunegara, Anwar Prabu. 2016.
tugasnya masing-masing, kemudian dari Manajemen Sumber Daya Manusia
pembagian tugas tersebut harus dijelaskan Perusahaan. Bandung: PT. Remaja
kepada setiap pegawai batasa-batasan Rosdakarya
tugas yang telah dan akan dikerjakan
Noor Widayati, Faizal Aco (2019, Desember).
sehingga pada saat mengerjakan tugas Pemanfaatan Dana Desa (DD) Di Desa
tidak tumpang tindih wewenang tugas Argomulyo Kecamatan Cangkringan
antara pegawai yang satu dengan pegawai Kabupaten Sleman. Jurnal Enersia
lainnya. Publika, Hal 156-175.
Rivai, Veithzal & Ahmad Fawzi Mohd. Basri.
2005. Performance Appraisal: Untuk
DAFTAR PUSTAKA
Sistem Yang Tepat Untuk Menilai
BUKU Kinerja Karyawan dan Meningkatkan
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Daya Saing Perusahaan. Jakarta: PT.
Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Raja Grafindo Persada Rivai, Veithzal.
2005. Manajemen Sumber Daya
Azwar, Azrul., 1994. Pengantar Administrasi Manusia Untuk Perusahaan
Kesehatan, Edisi ketiga, Ciputat: Dari teori Ke Praktik. Jakarta: PT. Raja
Tangerang Grafindo Persada
Dharma, Agus.1995. Manajemen Personalia. Serdamayanti. 2014. Manajemen Sumber
Jakarta: Erlangga Daya Mamusia dan Produktivitas Kerja.
Jakarta: Mandar Maju.

Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 340
Singarimbun, Masri & Effendi Sofian. 2009.
Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES
Soeprihanto.2001. Penilaian Kinerja dan
Pengembangan Karyawan. Yogyakarta:
BPFE
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif.
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Thoha, Miftah. 2006. Kepemimpinan dalam
Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Thoha, Miftah.2004. Perilaku Organisasi
Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16
Tahun 2014

Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik Page 341

Anda mungkin juga menyukai