Anda di halaman 1dari 11

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 5, Nomor 1, Januari-April 2017

Capacity Building Organisasi dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas


Pucang Sewu Kota Surabaya

Annisa Mustika Rachmawati


Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract

The purpose of this research is to elaborate and identify the implementation process of organisation
capacity building for healthcare services at Puskesmas Pucang Sewu Surabaya particullary on individual and
organization level of implementation. This research is a descriptive qualitative type and held in Puskesmas Pucang
Sewu Surabaya and key informant were choosen purposively. The research has shown that the implementation
process of organization capacity building in Puskesmas Pucang Sewu Surabaya is not implemented or optimally.
This result implies in the organization structure which still not well structured and effective as the coordination
between personnels are weak. Thus, the delegation of staff's responsibility is weak and minimum usage of staff's
capability. This condition are impulsed because the organization planning and strategy are not well prepared or
even conducted thus the healthcare services are commonly lack-performed.

Keywords: Capacity Builiding, Healthcare Service

PENDAHULUAN rangka meningkatkan derajad kesehatan yang tinggi


Kesehatan dianggap sebagai salah satu sesuai dengan harapan masyarakat. Hal tersebut
aspek penting dari tujuh belas tujuan untuk mencapai dijelaskan secara eksplisit dalam Undang-Undang
Sustainable Development Goals (SDG’s) yaitu No. 23 tahun 2014 tetang Pemerintahan Daerah,
menjamin hidup yang sehat serta mendorong dimana perwujudan otonomi yang merupakan
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. pemberian hak dan kewenangan daerah dalam wujud
Karena kesehatan merupakan salah satu ukuran tugas dan kewajiban harus dilakukan dalam
dalam perkembangan suatu bangsa. Sehingga upaya memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
peningkatan kesehatan selalu digalakkan demi harapan masyarakat lokal. Pemerintah pusat
mencapai kehidupan yang lebih baik bagi bertanggung jawab secara nasional atas keberhasilan
masyarakat.. Terwujudnya masyarakat yang sehat bidang kesehatan. Sedangkan pelaksanaan
dan mandiri adalah kehendak semua pihak, tidak operasional diserahkan kepada Pemrintah Daerah dan
hanya bagi orang perorangan tetapi juga keluarga, masyarakat. Melalui penyelenggaraan kesehatan yang
kelompok hingga masyarakat. Untuk dapat baik dengan mempertimbangkan administrasi
mewujudkan keadaan sehat tersebut, maka perlu kesehatan yang tepat, mudah dan tidak berbelit
dilakukan upaya-upaya seperti memelihara dan diharapkan pelayanan kesehatan dapat diakses dan
meningkatkan kesehatan serta perbaikan dalam dirasakan oleh masyarakat. Kebijakan otonomi
pelayanannya. Mengingat bahwa kesehatan daerah diakui telah membuka sejumlah harapan dan
merupakan basic need dalam masyarakat yang perubahan baru kearah yang lebih baik dan
keberadaannya sangat dibutuhkan. Disamping itu, demokratis, memberikan nilai tambah dan
pelayanan kesehatan adalah suatu urusan otonom keuntungan dalam berbagai aspek yakni politik,
yang paling banyak memiliki tantangan yang budaya, dan ekonomi. Otonomi daerah diyakini
kompleks sehingga semua masalah yang dihadapi menjadi saranan peningkatan kesejahteraan
tidak bisa ditunda penyelesaiannya, apabila terjadi masyarakat lokal serta perbaikan layanan agar dapat
penundaan maka akan menimbulkan permasalahan berjalan lebih optimal dan efektif dengan
baru memberikan kewenangan kepada daerah otonom dan
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah satuan kerja perangkat daerah di bawahnya untuk
harus secara sinergis melaksanakan pembangunan mengelola kepentingan dan kebutuhan mereka
kesehatan yang terencana, terpadu dan selaras dalam khususnya pada bidang kesehatan.

1
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 5, Nomor 1, Januari-April 2017

Meskipun otonomi daerah telah berjalan kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya
lebih dari 10 tahun dan mampu memberi nilai kesehatan serta penyelenggaraan Pusat Kesehatan
tambah, namun masih terdapat hambatan yang Masyarakat (Puskesmas). Pelayanan Kesehatan
tercermin pada ketidaksiapan dan ketidakmampuan Masyarakat merupakan upaya yang diberikan oleh
sumberdaya birokrasi lokal dalam memberikan Puskesmas kepada masyarakat yang mencakup
pelayanan kesehatan. Sehingga, sampai saat ini citra perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,
yang kurang baik terhadap pemerintah masih pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem. Ada
terdengar di masyarakat ditambah lagi dengan dua fungsi puskesmas yakni sebagai penyelenggaraan
rendahnya mutu pelayanan publik yang diberikan UKM dan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
oleh aparatur, sehingga menimbulkan keluhan dan Berkaitan dengan hal tersebut, kinerja
kekecewaan yang diakibatkan munculnya fenomena- Puskesmas perlu mendapat perhatian yang lebih,
fenomena yang terjadi pada pelayanan kesehatan di mengingat bahwa Puskesmas adalah sarana kesehatan
Indonesia, tak terkecuali pelayanan kesehatan di yang paling dekat dengan masyarakat dimana
Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Seringkali, pelayanannya dapat langsung menyentuh masalah
masyarakat masih memandang sebelah mata kesehatan di masyarakat. Puskesmas memiliki
kehadiran Puskesmas karena belum sepenuhnya pelayanan kesehatan yang berfungsi kuratif,
memberikan kontribusi yang maksimal dalam preventif, promotif dan rehabilitatif serta berperan
memberikan pelayanan kepada masyarakat. dalam menggerakan dan memantau penyelenggaraan
Terdapat fenomena-fenomena permasalahan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
yang terjadi di beberapa Puskesmas di Indonesia, dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
terdapat beberapa fenomena yang terjadi, yaitu di mampu berperan aktif dalam memperjuangkan
Aceh, kota Sigli, terdapat 25 Puskesmas dari 26 kepentingan yang berhubungan dengan kesehatan.
puskesmas masih menggunakan air tidak steril dari Seiring dengan berjalannya waktu, saat ini
sumur galian untuk melayani kepentingan pasien dan pemerintah daerah terus melakukan upaya
mencuci semua alat medis di puskesmas karena pembangunan dan pembenahan terhadap puskesmas
belum meratanya pembangunan sumur bor di setiap agar menjadi lebih baik, dalam segi kompetensi
puskesmas. Kemudian, masalah pelayanan kesehatan sumber daya manusia, prosedur kebijakan yang tepat,
juga terjadi di Puskesmas II Banguntapan Bantul, perencanaan dan penilaian program kerja yang
dimana Puskesmas tersebut menolak pasien kritis terarah serta memiliki transparansi informasi yang
hingga meninggal karena kendala prosedur dapat diakses oleh masyarakat luas. Upaya-upaya
penggunaan fasilitas BPJS serta kurangnya tersebut mendapat dukungan dari pemerintah pusat
komunikasi yang terjalin antara masyarakat dengan dengan dikeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan
pihak Puskesmas terkait. Selain itu, di Kota Malang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang
yang memiliki 30 Puskesmas terdapat masalah akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik
kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan yang mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri dokter
mengakibatkan pemberian pelayanan kesehatan tidak gigi.
optimal. (www.sindonews.com) Berangkat dari hal tersebut, peneliti
Dengan kondisi tersebut Pemerintah Daerah mencoba menelaah tentang Kota Surabaya sebagai
memerlukan upaya untuk mewujudkan Puskesmas Ibu kota yang terletak di provinsi Jawa Timur yang
dengan aparatur dan tenaga kesehatan yang merupakan kota Metropolitan di Indonesia, dimana
profesioal dan berintegritas tinggi. Sebagai sarana terdapat masyarakat yang tinggal dengan mobilisasi
pelayanan kesehatan di sektor local, Puskesmas tinggi dengan kebutuhan yang serba cepat dan instan,
memiliki peran dan fungsi penting yakni sebagai unit sehingga perlu diperhatikan taraf dan kualitas
pelaksana teknis (UPTD) memiliki tanggung jawab kesehatan masyarakatnya. Oleh karena itu, peran
untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan di puskesmas dibutuhkan untuk mencegah masyarakat
suatu wilayah kerjanya serta sebagai unit pelaksana dari penurunan kesehatan. Terdapat 73 Puskesmas
tingkat pertama yang menjadi ujung tombak yang tersebar di setiap wilayah kecamatan di Kota
pembangunan kesehatan Indonesia sehingga dapat Surabaya, dimana mayoritas Puskesmas tersebut
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan sudah memiliki pelayanan kesehatan yang layak dan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya baik. Diantara ke 73 Puskesmas tersebut, peneliti
kesehatan masyarakat yang optimal. memilih satu Puskesmas yang terletak di wilayah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Surabaya Timur, yakni Puskesmas Pucang Sewu.
tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Alasan peneliti memilih instansi tersebut karena
(Puskesmas) menetapkan bahwa sebagai salah satu memiliki beberapa prestasi yang dapat dijadikan
jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, contoh bagi Puskesmas lain, diantaranya merupakan
Puskemas memiliki peranan penting dalam sistem Puskesmas Terbaik Se-Jawa Timur pada tahun 2014

2
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 5, Nomor 1, Januari-April 2017

dan Puskesmas Terbaik se-Jawa Timur 2014 kategori dilakukan di Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya
Pelayanan Primer Terbaik tingkat Puskesmas. Di dengan teknik pemilihan informan yang dilakukan
samping itu, Puskesmas Pucang Sewu dijadikan secara purposive karena hanya terdapat beberapa
sebagai salah satu Puskesmas percontohan bagi pihak yang mengetahui dan memahami tentang
program BPJS Kesehatandan berkesempatan untuk bagaimana pelaksanaan capacity building level
mendapat kunjungan dari Presiden RI ke-6 beserta organisasi itu berjalan dan bagaimana proses
Menteri Kesehatan guna melakukan peninjauan pada transformasinya khusunya dalam bidang pelayanan
pelaksanaan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) serta kesehatan yang ada di Puskesmas Pucang Sewu.
melakukan penyuluhan tentang BPJS serta memiliki Teknik pengumpulan data menggunakan data primer
laboratorium yang menjadi rujukan 4 (empat) dan data sekunder. Teknik pemeriksaan keabsahan
puskesmas lain diantaranya Puskesmas Jemursari, data menggunakan teknik triangulasi sumber dan
Puskesmas Menur, Puskesmas Klampis Ngasem dan triangulasi teknik pengumpulan data. Teknik analisis
Puskesmas Ngagel Rejo. Selain itu, Puskesmas data terdiri dari reduksi data, penyajian data dan
Pucang Sewu merupakan Puskesmas dengan predikat penarikan kesimpulan.
akreditasi Puskesmas Utama.
Guna menjaga kualitas layanan Pengembangan Kapasitas
kesehatannya, penting untuk dilakukan serangkaian Brown (2001:25) mendifinisikan capacity
upaya yang terdiri dari pembenahan struktur buiding sebagai suatu proses yang dapat
organisasi, mekanisme kerja, budaya organisasi, meningkatkan kemampuan seseorang, suatu
sistem anggaran atau nilai serta sarana dan prasarana. organisasi, dan suatu sistem untuk mencapai tujuan
Keseluruhan upaya tersebut tercakup dalam yang dicita-citakan. Berangkat dari hal di atas,
pengembangan kapasitas, yang sering dimaknai Merilee S. Grindle (1997:23) menyebutkan capacity
sebagai sebuah strategi untuk meningkatkan building merupakan upaya yang ditunjukan untuk
effisiensi, efektivitas, dan responsivitas kinerja. mengembangkan suatu strategi guna meningkatkan
Melalui capacity building atau pengembangan efisiensi, efektifitas, dan responsivitas kinerja
kapasitas ini diharapkan dapat membenahi pemerintah. Efisiensi disini dalam hal waktu dan
Puskesmas Pucang Sewu sebagai organisasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai
kesehatan pemerintah yang dapat dijadikan cerminan mencapai outcome, efisiensi berupa kepantasan usaha
sebagai sebuah pemerintahaan yang baik (Good yang dilakukan demi hasil yang diinginkan serta
Governance), strategi yang dapat dilakukan guna responsivitas bagaimana menyesuaikan antara
mewujudkan hal tersebut adalah dengan kebutuhan dan kemampuan untuk maksud tersebut.
mempersiapkan organisasi berdasarkan dimensi- Definisi lain tentang capacity building yang
dimensi, faktor pengaruh dan persyaratan dalam dikemukakan oleh Morisson (2001:42) yaitu melihat
capacity building. Penelitian ini berangkat dari sisi capacity building sebagai suatu proses untuk
organisasi, kepemimpinan, pemberdayaan dan dari melaksanakan sesuatu, atau serangkaian gerakan,
sisi individu secara internal yang diantaranya visi, perubahan multi level di dalam individu, kelompok-
misi, komunikasi, hubungan kerja dan suasana kelompok, organisasi-organisasi dan sistem-sistem
kondusif serta individu secara eksternal yang terdiri dalam rangka untuk memperkuat kemampuan
dari, stakeholder dan adanya interaksi antara penyesuaian individu dan organisasi sehingga dapat
pengguna dan pemberi layanan. Oleh karena itu tanggap terhadap perubahan lingkungan yang ada.
setiap organisasi publik harus menentukan secara Dalam pencapaiaannya tingkatan capacity
jelas visi dan misinya, perbaikan pemberian building tidak hanya sebagai proses pembelajaran
pelayanan, struktur organisasi, hingga dilakukan yang dapat meningkatkan kemampuan organisasi
pengembangan sumber daya manusianya. dimana pada penerapannya dapat diukur sesuai
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dengan tingkat pencapaian yang diinginkan dan
penulis dapat merumuskan permasalahan yaitu, ditentukan untuk jangka panjang atau jangka pendek.
Bagaimana proses pelaksanaan pengembangan Proses capacity building dalam lingkup terkecil
kapasitas (capacity building) pada Puskesmas Pucang merupakan proses yang berhubungan dengan
Sewu Surabaya dalam pelayanan kesehatannya. pembelajaran dalam individu, pada tingkat kelompok,
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan organisasi hingga sistem. Dalam jangka waktu yang
dan menjelaskan fenomena apa yang terjadi dalam panjang dan terus-menerus, maka pengembembangan
proses pelaksanaan pengembangan kapasitas pada kapasitas memerlukan aktivitas yang adaptif untuk
Puskesmas Pucang Sewu Surabaya dalam pelayanan meningkatkan kapasitas di semua stakeholdernya.
kesehatan. Metode penelitian yang digunakan dalam Merille S. Grindle (1997:25) mengungkapkan bahwa
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif ”Capacity Building is the cominatioan of strategy
dengan tipe penelitian deskriptif. Lokasi penelitian direncted to improve efficiency, effectiveness from the

3
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 5, Nomor 1, Januari-April 2017

government performance, with attention focused on Setelah diuraikan beberapa tingkatan yang
these dimensions : ada dalam capacity building yang terdiri dari
1. Development of the human resource tingkatan indiviu, tingkatan organisasi, dan tingkatan
2. Strengthening oganitation, and sistem, maka ketiganya diharapkan dapat
3. Reformation of institution dilaksanakan secara efektif dan berkesinambungan.
Apabila pada masing- masing tingkatan yakni
Penjelasan Grindle sudah cukup jelas bahwa individu akan mendapatkan aspek pembelajaran
tingkaan dari capacity bilding terdiri atas (1) dalam mendapatkan sumber daya yang berkualitas
Pengembangan sumber daya manusia, (2) penguatan guna terciptanya ketrampilan di dalam diri masing-
organisasi dan (3) reformasi kelembagaan. Dari masing individu tersebut, mendapatkan penambahan
bebrapa uraian mengenai capacity building tersebut pengetahuan dan teknologi serta meningkatnya nilai
di atas, akan dapat dikemukakan tingkatan-tingkatan tingkah laku.
dalam penembangan kapasitas yang harus Kemudian pada tingkatan organisasi yang
dilaksanakan secara berkesinambungan yang terdiri berhubungan dengan sumber daya organisasi, budaya
dari 3 (tiga) tingkatan menurut Mowbray, terdiri dari: organisasi, tatalaksana, struktur organisasi dan
1. Tingkatan dan Dimensi Individu, adalah pengambilan keputusan. Tingkatan selanjutnya
tingkatan dalam sistem yang paling kecil, adalah pada lingkup sistem, dimana merupakan
dalam tingkatan ini. Aktivitas capacity lingkup yang terpenting dalam pembahasan ini,
building yang ditekankan ada aspek meliputi kerangka kerja yang berkaitan dengan
memberi pembelajaran kepada individu regulasi, kebijakan-kebijakan dan kondisi dasar yang
dalam rangka mendapatkan sumber daya mendukung tercapainya obyektivitas. Maka dari itu
manusia yang berkualitas dalam ruang peneliti memfokuskan penelitiannya hingga
lingkup penciptaan peningkatan mengerucut pada tingkatan organisasi dan individual,
ketrampilan-ketrampilan dalam diri individu, yaitu capacity bilding organisasi dan sumber daya
penambahan pengetahuan dan teknologi manusia dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang berkembang saat ini, peningkatan Pucang Sewu Kota Surabaya. Kemudian pada subbab
tngkah laku untuk memberikan tauladan dan selanjutnya, akan dibahas lebih mendalam tentang
motivasi pengembangan kapasitas di tingkat organisasi dan
2. Tingkatan dan Dimensi pengembangan individu.
kapasitas pada kelembagaan atau organsasi
terdiri dari atas sumber daya organisasi, HASIL DAN PEMBAHASAN
budaya organisasi, ketatalaksanaan, struktur
organisasi atau sistem pengambilan Visi, Misi dan Strategi
keputusan. Pada setiap Organisasi dalam mencapai
3. Tingkatan dan dimensi pengembangan suatu tujuan diperlukan adanya perencanaan dan aksi
kapasitas pada sistem merupakan tingkatan nyata untuk dapat mewujudkannya dengan
yang paling tinggi dimana seluruh didasarkan pada satu pemikiran dan keyakinan atas
komponen masuk didalamnya. Tingkatan apa yang akan dilakukan oleh organisasi tersebut.
sistem, seperti kerangka kerja yang Serangkaian keyakinan tersebut dapat diwujudkan
berhubungan dengan pengaturan, kebijakan- kedalam bentuk tulisan maupun dokumen yang
kebijakan dan kondisi dasar yang mencerminkan gagasan dasar yang sama bahwa
mendukung pencapaian obyektivitas perlunya untuk membuat pernyataan visi dan misi.
kebijakan tertentu. Gagasan tersebut nantinya akan menjadi salah satu
tolak ukur atau parameter dalam melihat gambaran
proses capacity building organisasi. Oleh karena itu,
visi dan misi harus berkaitan dan berpengaruh
terhadap lancar atau tidaknya proses capacity
building dalam lingkup organisasi.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka
Puskesmas Pucang Sewu Surabaya juga telah
memiliki pernyataan misi yang dibuat berdasarkan
atas-cita-cita dan landasan kerja yang harus
Gambar I.2 Tingkatan Capacity dijalankan dan didukung oleh keseluruhan anggota
Building Sumber: Soeprapto (2006:16) organisasi dan secara tersirat menyatakan apa yang
harus dicapai dan kegiatan apa saja yang harus
dilaksanakan. Sesuai dengan data yang sudah

4
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 5, Nomor 1, Januari-April 2017

disajikan pada subbab sebelumnya, visi dan misi Puskesmas Pucang Sewu, diantaranya sebagai
organisasi yang dimiliki Puskesmas Pucang Sewu berikut:
harus dijalankan dengan baik dan tepat. Oleh Memberikan pelayanan kesehatan yang
karenanya dalam pengembangan kapasitasnya, bermutu, terjangkau, merata bagi keluarga dan
diharapkan semua elemen dapat terlibat dan mampu masyarakat.
melaksanakannya dengan konsisten terhadap visi dan Meningkatkan kemandirian dan peran serta
misi yang diemban. masyarakat untuk mewujudkan perilaku hidup
Sementara itu, setiap organisasi mempunyai bersih dan sehat.
tujuan dan alasan yang berbeda dan unik untuk Mengembangkan pelayanan kesehatan demi
keberadaan dan keeksistensiannya. Keunikan tersebut terwujudnya kepuasan masyarakat.
harus dapat tercermin dalam visi dan misi. Secara Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
teoritis sesuai dengan pernyataan menururt Wibisono dengan sumber daya manusia (SDM) yang
yang mangatakan bahwa visi merupakan rangakian berkompeten, cerdas dan peduli pada
kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian seuah masyarakat.
orgnisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa Berkaitan dengan pembahasan misi di atas,
depan. Pernyataan visi yang baik mengungkapkan Gaspersz () mengatakan bahwa, misi adalah suatu
tentang pelanggan, produk atau jasa, teknologi, pernyataan mengenai konsep bisnis dan tujuan-tujuan
pemikian untuk bertahan hidup, pemikiran untuk yang bersifat strategis termasuk menfaat-manfaat
anggota organisasi, pemikiran untuk citra masyarakat yang diberikan kepada pelanggan dari pasar.
dan organsasi tersebut. Pernyataan misi dari organisasi, utamanya di tingkat
Sesuai dengan itu apabila dikaitkan dengan unit sektor publik menentukan batas dan maksud
visi Puskesmas Pucang Sewu Surabaya, bahwa aktivitas yang dilakukan. Jadi perumusan misi
”Menjadi Puskesmas Pilihan Masyarakat dengan merupakan bentuk realisasi yang akan menjadikan
Pelayanan Prima dan Bermutu Untuk Mewujudkan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan
Kecamatan Sehat” itu memiliki maksud tersendiri jasa layanan yang prima dan berkualitas demi
bagi organisasi ini. Sebagai oeganisasi atau UPTD memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
yang berada dibawah naungan Institusi masyarakat.
kepemerintahan, Puskesmas Pucang Sewu ingin Berdasarkan uraian misi-misi di atas, dapat
dapat langsung menjangkau masyarakat secara lebih dilihat bahwa Puskesmas Pucang Sewu ingin befokus
dekat untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan pada tiga cakupan misi. Pertama, berfokus pada
sadar akan kesehatan mereka khususnya di pelayanan kesehatannya. Pelayanan kesehatan
Kecamatan Gubeng Kota Surabaya dengan merupakan salah satu jenis layanan publik yang
memberikan performa pelayanan kesehatan secara merupakan ujung tombak dalam pembangunan
prima dan bermutu untuk meyakinkan kepada kesehatan masyarakat khususnya di wilayah kerja
masyarakat bahwa Pusksmas Pucang Sewu menjadi Puskesmas Pucang Sewu. Kemudian, fokus yang
pilihan yang tepat untuk mewujudkan kesehatan yang kedua pada sumber daya manusia yakni
menyeluruh bagi setiap anggota keluarganya. pengembangan pada kualitas pegawai dan tenaga
Puskesmas Pucang Sewu mengedepankan pelayanan kesehatan yang bertugas untuk memberikan
kesehatan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan pelayanan kesehatan secara prima. Pegawai dituntut
atas produk layanan yang diberikan. Guna untuk memiliki keahlian dan berkompeten pada
mewujudkan kepuasan masyarakat secara kontinyu, bidang kerja yang diembannya sehinga terwujud
Puskesmas berupaya untuk melakukan keprofesionalan. Agar terjaganya keprofesionalan
pengembangan pelayanan kesehatan mereka, yang tersebut maka Puskesmas Pucang Sewu mengadakan
tertulis pada misi mereka. Apabila semua upaya pelatihan atau workshop secara berkala.
tersebut dapat terlaksana, diharapkan masyarakat Fokus yang ketiga adalah peran masyarakat.
juga ikut berpartispasi dalam memanfaatkan sarana Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi
dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan di tingkat
meningkatkan kemandirian masyarakat untuk kecamatan, dengan harapan masyarakat dapat
mewujudkan perilaku hidup sehat. berperan serta dalam mewujudkan kehidupan sehat
Segala upaya yang dilakukan oleh dan bersih. Kemudian masyarakat dapat berperan
Puskesmas Pucang Sewu dalam mencapai vsi serta dalam memberikan masukan agar Puskesmas
bersama adalah dengan membuat serangkaian misi Pucang Sewu dapat terus melakukan perubahan ke
organisasi. Misi yang diusung ini merupakan hasil arah yang lebih baik lagi kedepannya. Misi ini dapat
pemikiran bersama yang berisi tentang penjabaran diwujudkan dengan berupa keikutseraan masyarakat
lebih lanjut mengenai tujuan-tujuan kedepan yang dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
ingin dicapai. Berikut ini misi yang dimiliki oleh Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) serta

5
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 5, Nomor 1, Januari-April 2017

sumbangan ide dan gagasan baik dari tokoh agar mempermudah anggota organisasi dalam
masyarakat maupun warga mayarakat secara umum. melaksanakan segala tugas dan pekerjaan organisasi.
Dengan begitu, komunikasi akan terjalin dengan baik Dari hasil observasi dan wawancara,
sehingga masyarakat dapat menerima segala bentuk diketahui bahawa Puskesmas Pucang Sewu Surabaya
sosialisasi kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas memiliki struktur organisasi yang jelas dan sesuai
Pucang Sewu. dengan kondisi eksternal dan interalnya. Pembuatan
Selain visi dan misi, sebuah organisasi juga struktur organisasi ini berpedoman pada Peraturan
memiliki strategi. Strategi merupakan rencana Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
spesifik yang sengaja dibuat untuk mencapai tujuan Tahun 2015 pasal 34 yang menyebutkan bahwa
ke arah masa depan yang dijadikan sebagai pedoman terdiri atas: Kepala Puskesmas, Kepala sub. bagian
aturan main di dalam organisasi. Hal tersebut tata usaha, penanggungjawab UKM,
menjadi cerminan atas kesiapan organisasi untuk penanggungjawab UKP serta penanggungjawab
memahami bagaimana, kapan dan dimana harus jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
bersaing manjadi organisasi yang kompetitif serta pelayanan kesehatan.
menegerti maksud tujuan serta arah yang akan dituju. Sebagai Puskesmas yang sudah
Tak terkecuali Puskesmas Pucang Sewu juga tidak terakerditasi, terdapat pembentukkan struktur
terlepas dari peran strategis dalam keberlangsungan organisasi Tim manajemen Mutu Pelayanan
organisasinya. Kesehatan yang terdiri dari kepala puskesmas, ketua
tim manajemen mutu empat coordinator, tiga
Struktur Organisasi penanggungjawab dimana memiliki tupoksi
Sebuah organisasi memiliki struktur pengendalian dan monitoring terhadap berjalanya
organisasinya masing-masing yang sesuai dengan manajemen mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
pembagian kerja serta fungsi dalam melakukan Pucang Sewu. Keberadaan dua struktur tersebut
kegiatan yang sudah dikoordinasikan, oleh karenanya memang sangat penting bagi Puskesmas ini, karena
struktur memegang peran penting dalam jalannya untuk mengetahui kompleksitas tupoksi yang ada
sebuah organisasi. Struktur memungkinkan sebuah pada setiap bidang kerja.
organisasi untuk mencapai visi dan misi dengan Menyambung hal di atas, struktur organisasi
didukung adanya orientasi yang ingin dicapai dengan merupakan komponen yang penting dalam organisasi
seiring dengan berdirinya organisasi. Orientasi sebagai kerangka kerja formal organisasi berdasarkan
tersebut akan lebih mudah dicapai jika terdapat kerangka kerja tersebut kemudian tugas-tugas
pembagian kerja yang diimplementasikan dalam pekerjaan dapat dikelompokkan sesuai dengan
sebuah struktur. pernyataan (Robbins, et.al 2007:6) yang
Capacity building memiliki kaitan dengan mengatakan bahwa struktur organisasi bertujuan
struktur organisasi, dimana capacity building untuk menetapkan bagaimana tugas dan pekerjaan
merupakan sebuah proses pembelajaran yang dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan.
berkesinambungan untuk melakukan pengembangan Sejauh pelaksanaannya, peneliti
kapasitas, maka dari itu agar dapat berjalan, menyimpulkan bahwa ditemukan penerapan
diperlukan sebuah frame dalam skala kecil sesuai pengambangan kapasitas pada aspek ini tidak sesuai
dengan kondisi organisasi yang berdasar pada dengan teori yang dikemukakan Robbins, karena
struktur organisasi. Semakin kompleks struktur struktur organisasi disini tidak berjalan lancar yang
organisasi sebuah institusi atau organisasi dapat mengakibatkan koordinasi tidak optimal. Sehingga
menunjukkan tupoksi yang lebih beragam. Hal menghambat pelaksanaan kegiatan pelayanan
tersebut memberi implikasi bahwa banyak hal yang kesehatan di Puskesmas Pucang Sewu tidak bisa
harus diperhatikan guna mengembangkan kapasitas mengoptimalkan koordinasi tugas yang diharapkan.
organisasinya. Menurut AIDSTAR-Two. (2011)
Oleh karena itu dibutuhkan manajemen guna terdapat beberapa karakteristik yang harus dimiliki
menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat oleh sebuah organisasi di dalam mengembangkan
(The Right Man in The Right Place). Untuk mencapai kapasitas organisasi sistem manajemen sumber daya
tujuan tersebut, diperlukan sebuah struktur sebagai manusia, diantaranya sebagai berikut.
penjabaran strategi organisasi ke dalam proses
pelaksanaannya di lapangan dengan maksud agar a. Organisasi harus memiliki kebijakan yang jelas
tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan dan lengkap serta memiliki kearsipan yang baik.
efisien melalui pembuatan stuktur yang fleksibel Segala kebijakan yang ada
untuk menyesuaikan dengan kondisi yang dinamis. didokumentasikan dengan berupa uraian langkah atau
Sehingga sebuah struktur formal sangat diperlukan prosedur yang harus dilaksanakan dan diindahkan
oleh pegawai. Setiap lapisan dan elemen yang ada di

6
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 5, Nomor 1, Januari-April 2017

organisasi ini harus memahami kebijakan dan Puskesmas sebagai organisasi yang berada di bawah
prosedur yang sudah ditetapkan. Melakukan evaluasi naungan institusi negara memiliki sistem anggaran
secara berulang juga menjadi hal yang penting karena terpusat, yakni dibawah wewenang walikota.
dengan seiring waktu dan beragam masalah yang Penyusunan anggaranpun memiliki kompleksitas
terus berkembang maka bukan hal yang tidak yang tinggi. Anggaran Puskesmas Pucang Sewu
mungkin peraturan dapat berubah dan dilakukan Surabaya yang berurusan dengan pelayanan
penyesuaian. kesehatan, memiliki cakupan kegiatan beragam,
membutuhkan anggaran yang juga tinggi karena
b. Sistem perekrutan yang jelas kebutuhan masyarakat yang juga tinggi. Sehingga
Perekrutan yang dilakukan haruslah melalu Puskesmas Pucang Sewu mengalami kendala
proses sesuai dengan pedoman-pedoman yang pengalokasian dana yang tidak merata pada
diterapkan, berjalan konsisten dan bersifat transparan. pengadaan sarana dan prasarana sebagai penunjang
Bagian yang bertanggung jawab dalam perekrutan berjalannya pelayanan kesehatan. Adapun upaya
hendaknya memiliki strategi-strategi yang tepat untuk yang dilakukan untuk mengatasi sementara situasi
mempertahankan pegawai yang memiliki ketrampilan tersebut dengan mengajukan permohonan pengajuan
dan pengetahuan dan kapabilitas yang cakap. anggaran melalui program jaring aspirasi masyarakat
yang di fasilitasi Pemerintah Kota Surabaya.
c. Adanya penilian kinerja pegawai yang baik.
Penilaian kinerja adalah proses evaluasi Kepemimpinan
terhadap pegawai seberapa baik mereka mengerjakan Salah satu hal yang mendukung proses
pekerjaan mereka dengan dibandingkan terhadap capacity buiding organisasi berjalan dengan baik
suatu standar. Penilaian dan evaluasi ini digunakan adalah dengan adanya kepemimpinan yang berjalan
untuk melihat peristiwa atau fenomena yang terkait sesuai dengan visi dan misi awal yang diusung.
dengan sumber daya manusia di organisasi ini. Di Pemimpin memainkan peran yang penting dalam
dalam proses penilaian kinerja ini diharapkan membantu organisasi untuk mencapai sebuah tujuan
pegawai memberikan umpan balik kinerja yang yang telah disepakati bersama. Dalam kenyataannya,
bermanfaat untuk kemajuan organisasi. seorang pemimpin dapat mempengaruhi moral,
Dalam pelaksanaan sistem kepegawaian ini, kepuasan kerja dan kualitas kehidupan kerja serta
Puskesmas Pucang Sewu sudah melakukan upaya terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Gaya
beberapa hal yang dianggap penting. Sejalan dengan kepemimpinan Kepala Puskesmas mendapat
teori di atas bahwa Puskesmas ini berupaya tanggapan yang positf bagi masing-masing pegawai.
mengoptimalkan pegawai untuk menyelenggarakan Tanggapan yang positif tersebut ditandai dengan sifat
pelayanan kesehatan. Puskesmas Pucang Sewu adil dalam pembagian tugas, jujur, terbuka dan dalam
memiliki melakukan upaya untuk mempertahankan menentukan keputusan diambil berdasarkan
kinerja pegawai yang ada, melalui kepatuhan dalam pertimbangan dari keseluruhan aspek baik dari
penerapan sistem pemberian insentif berbasis pada pegawai serta keadaan yang sebenarnya.
kinerja yang dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya, Menurut Riyadi (2003) menjelakan bahwa
yakni e-performance. kepemimpinan yang dipersyaratkan dalam proses
Namun tidak seluruh karakteristik yang pengembangan kapasitas adalah keterbukaan
dikemukakan teori di atas dimiliki oleh Puskesmas (openness), perhatian (carrying), penghormatan
Pucang Sewu karena ditemukan kendala kekurangan terhadap harkat dan martabat (dignity) penghormatan
personil yang berdampak pada tidak terlaksananya kepada orang lain (respect to people). Melihat uraian
proses pelayanan kesehatan dengan optimal. tersebut menunjukkan bahwa kepala Puskesmas
Berdasarkan pengamatan peneliti, Puskesmas Pucang sudah cukup baik dalam mengayomi dan memimpin
Sewu belum memiliki strategi untuk mengatasi seluruh pegawai di Puskesmas Pucang Sewu dan
kendala tersebut sehingga berpengaruh pada perlu dipertahankan kemampuannya tersebut. Pada
pelaksanaan kegiatan pelayanan yang merupakan saat ditemukannya pegawai yang mengalami
tujuan dari Puskesmas Pucang Sewu. Puskesmas kesulitan, kepala Puskesmas akan memberikan
hanya menunggu kewenangan dari Dinas Kesehatan pengarahan dan bimbingan secara langsung kepada
Kota Surabaya untuk melakukan penambahan dan individu tersebut sehingga dapat ditemukan
pengurangan pegawai. pemecahan masalahnya.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam Kepemimpinan seorang Kepala Puskesmas
mengembangkan kapasitas organisasi pada sistem sebagai pimpinan di Puskesmas Pucang Sewu dimana
manajemen yaitu penganggaran. Penganggaran menjadi kepanjangan tangan seorang walikota dan
menjadi penting karena dengan adanya anggaran hal- Kepala Dinas Kesehatan yang menaungi serta
hal yang menjadi suatu prioritas dapat terlaksana. sebagai perantara langsung kepada masyarakat terkait

7
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 5, Nomor 1, Januari-April 2017

urusan pelayanan kesehatan. Diharapkan agar operasional pelayanan yang hrus dipatuhi dalam
seorang Kepala Puskesmas harus benar-benar pelaksanaannya. Serta pelayanan yang diberikan
mengerti terhadap seluruh seluk beluk organisasi Puskesmas Pucang Sewu mudah dijangkau oleh
yang dipimpinnya, mulai dari karakteristik masyarakat dengan mengigat letaknya yang strategis
pegawainya, kemajuan dan prestasi yang dapat diraih berada di tengah perkotaan yang padat penduduk dan
organisasi tersebut serta dapat memahami dengan yang paling terpenting biaya pelayanan yang
baik keadaan dan karakteristik masyarakat di wilayah terjangkau serta kemudahan untuk menggunakan
kerjanya tersebut. Sehingga kepemimipinan seorang jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah.
Kepala Puskesmas dapat berjalan dengan lancar dan Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
dipertanggungjawabkan. proses penerapan pengembangan kapasitas yang ada
Sesuai dengan Peraturan Walikota Surabaya di Puskesmas Pucang Sewu berpengaruh terhadap
yang berlaku yakni Perwali Kota Surabaya No. 80 performance pemberian pelayanan kesehatan bagi
Tahun 2008 tentang organisasi UPTD Pusat masyarakat.
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada Dinas
Kesehatan Kota Surabaya. Di dalamnya berisi Pengetahuan
tentang tentang kedudukan Puskesmas sebagai UPTD Individu merupakan salah satu komponen
yang bertanggung jawab menyelenggarakan yang penting dalam suatu organisasi, khususnya
pembangunan kesehatan yang berada dibawah dan dalam mencapai tujuan dari organisasi tersebut.
dipertanggungjawabkan kepada Kepala Dinas yang Pencapaian tersebut akan terpenuhi dengan aadanya
dipimpin oleh Kepala UPTD yang juga bertanggung daya dukung dari tingkat pengetahuan yang dimiliki
jawab kepada kepala Dinas yang dimana mampu oleh setiap individu. Pengetahuan yang baik dan
melaksanakan pemberdayaan masyarakat, mumpuni akan dapat mendorong kinerja organisasi
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal menjadi lebih baik lagi kedepannya. Sehingga dapat
layanan kesehatan dengan memberikan ide dan meminimalisir terjadinya kendala yang mampu
gagasannya. mempengaruhi proses operasional organisasi
tersebut.
Pelayanan Kesehatan Menurut Notoatmodjo (2007:140)
Pelayanan Publik khusunya di bidang pengetahuan memiliki definisi yakni hasil penginderaan
kesehatan merupakan pelayanan vital karena manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek
menyangkut kemaslahatan hidup orang banyak, melalui indera yang dimilikinya, sehingga menghasilkan
.
pelayanan kesehatan merupakan hasil interaksi dari pengetahuan. Dari pengertian tersebut, dapat dipahami
berbagai aspek yakni petugas kesehatan yang dari definisi tersebut bahwa pegetahuan dapat diperoleh
memberikan layanan jasa secara langsung kepada melalui sebuah proses,
pengguna layanan, sistem pelayanan kesehatan, dimana proses tersebut dilakukan melalui
fasilitas, sarana dan prasarana. Mengacu pada teori penginderaan yang dilakukan oleh individu dengan
yang diungkapkan oleh Azwar yang mengatakan cara membiasakan diri untuk terus belajar.
bahwa pelayanan kesehatan yang baik harus Berkaitan dengan pembahasan di atas,
mempunyai persyaratan pokok, menurutnya pengetahuan yang dimiliki para pegawai dapat
persyaratan pokok yang memberi pengaruh kepada dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat gambaran
masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap proses capacity building sebagai sebuah proses
penggunaan jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini pembelajaran pada organisasi Puskesmas Pucang
puskesmas, yakni (1) ketersediaan dan Sewu Surabaya. Oleh karenanya, pengetahuan yang
kesinambungan pelayanan, (2) kewajaran dan dimiliki seorang pegawai berpengaruh terhadap
penerimaan masyarakat (3) mudah dicapai kelancaran atau tidaknya proses capacity building
masyarakat, (4) mudah dijangkau, (5) mutu. dalam tingkatan individu ini. Strategi yang dilakukan
Hasil observasi dan wawancara, diketahui oleh Puskesmas adalah upaya yakni memberikan
bahwa Puskesmas Pucang Sewu Surabaya memiliki teguran dan evaluasi langsung diberikan oleh kepala
pelayanan kesehatan yang memenuhi persyaratan puskesmas apabila terdapat pegawai yang tidak
pokok di atas, diantaranya ketersedian dan mengerjakan tupoksinya dengan tepat karena tidak
kesinambungan pelayanan kesehatan dengan maksud sepenuhnya memahami tupoksi yang diemban
bahwa semua jenis pelayanan kesehatan yang Sejalan dengan hal tersebut, dalam
dibutuhkan masyarakat di wilayah kerjanya, yang penerapannya peneliti melihat bahwa pegawai
mencakup pelayanan yang berkaitan dengan UKM Puskesmas Pucang Sewu memiliki pemahaman yang
dan UKP, kemudian pelayanan kesehatan yang baik terhadap tupoksi masing-masing dengan melihat
diberikan sudah sesuai dengan budaya dan ondisi bagaimana mereka, menunjukkan pemahaman
masyarakat karena sudah disesuaikan dengan standar tentang rincian tugas apa yang harus dikerjakan pada

8
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 5, Nomor 1, Januari-April 2017

saat itu juga dan cara mereka menerapkan Motivasi


pengetahuan mereka dalam melayani masyarakat Motivasi yang diberikan kepada pegawai
sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan di dalam organisasi memiliki peranan yang penting
Puskesmas dengan prima. Sehingga kegiatan dalam upaya pengembangan kapasitas sebuah
pelayanan dapat berjalan dengan lancar secara terus- organisasi, khususnya pada tingkatan individu.
menerus. Hal tersebut sesuai dengan penyataan Sehingga dapat dipahami bahwa motivasi mampu
Broussine dalam Irianto bahwa kapasitas yang memberikan sebuah dorongan terhadap indiviu untuk
dibutuhkan aparat atau pegawai dalam melaksanakan mencapai kinerja yang lebih baik sehingga dapat
tupoksinya secara efektif dikelompokkan kedalam terciptanya optimalisasi kinerja.
dimensi kapasitas untuk memelihara personal Berhubungan dengan capacity building pada
perspektif melalui memelihara dan meningkatkan level individu ini, dengan dilakukannya penerapan
self-knowledge. motivasi kepada setiap anggota organisasi diharapkan
mampu meningkatkan kinerja organisasi secara
Ketrampilan maksimal, dengan adanya motivasi tersebut tujuan
Menurut Connerly (2005:94) Ketrampilan organisasi akan terarah pada suatu arah yang positif
adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk sesuai dengan yang diharapkan. Pemberian motivasi
melaksanakan beberapa tugas yang merupakan dengan baik mampu dijadikan parameter dalam
pengembangan dari hasil training dan pengalaman melihat gambaran capacity building sebagai proses
yang didapat karena ketrampilan juga merupakan pembelajaran yang dilakukan dalam organisasi ini.
faktor yang dapat meningkatkan produktivitas serta Berkaitan dengan hal tersebut, penerapan
kinerja. Sejalan dengan pernyataan di atas, sebagai capacity building pada Puskesmas Pucang Sewu pada
bentuk upaya nyata yang dilakukan oleh Puskesmas aspek motivasi dapat memperlancar berlangsungnya
Pucang Sewu dalam rangka meningkatkan seluruh kegiatan pelayanan kesehatan dan kegiatan
kemampuan dan profesionalisme para pegawai yang akreditasi. Pada pembahasan aspek ini, berdasarkan
terfokus pada ketrampilan individu, adalah dengan data yang diperoleh dilapangan, bahwa dibenarkan
melaksanakan kegiatan training atau pelatihan. adanya pemberian motivasi kepada seluruh pegawai
Dengan diadakannya pelatihan tersebut, di Puskesmas Pucang Sewu, dimana pemberian
diharapkan para pegawai merasakan dampak motivasi tersebut dilakukan sebagai upaya untuk
positifnya, yakni membantu mereka dalam memaksimalkan kegiatan pelayanan dan pelaksanaan
melaksanakan tupoksi dan bidang kegiatan yang penilaian akreditasi. Dibutuhkan sikap professional,
dikerjakan karena meningkatnya ketrampilan yang empati serta sepenuh hati dalam memberikan suatu
dimiliki. Seiring dengan semakin berkembangnya pelayanan bagi masyarakat.
pengetahuan di era globalisasi ini. Puskesmas Pucang Pemberian motivasi pada pegawai
Sewu menyelenggarakan pelatihan tersebut secara Puskesmas Pucang Sewu dilakukan secara langsung
berkesinambungan dan kontinyu. Kepala Puskesmas oleh kepala puskemas kepada pegawainya. Beliau
mengatakan bahwa pelatihan-pelatihan tersebut mengadakan pertemuan mingguan guna mendengar
bersifat wajib dan ditujukan kepada seluru pegawai langsung keluhan dan kendala yang dihadapi oleh
tak terkecuali Kepala Puskesmas Pucang Sewu itu pegawainya serta memberikan motivasi-motivasi
sendiri dengan tujuan agar pelaksanaan tugas yang terkait tupoksi yang diemban oleh masing-masing
sudah ditetapkan terus berlangsung dengan lancar. pegawai. Tak jarang para pegawai terlihat mengalami
Upaya tersebut menjadi sebuah sarana dalam proses penurunan kinerja karena banyaknya pekerjaan yang
pembelajaran bagi individu guna mencapai tingkat menumpuk dan dikejar waktu sehingga menimbulkan
ketrampilan yang dibutuhkan oleh organisasi. tekanan tersendiri bagi mereka, khususnya pada saat
Menurut data yang didapat di lapangan agenda akreditasi Puskesmas yang diadakan selama
yakni para pegawai Puskesmas Pucang Sewu sudah kurang lebih tiga hari dan memakan waktu lebih dari
mampu memecahkan masalah yang ada di lapangan tiga bulan untuk masa persiapan yang meliputi
sesuai dengan kapasitas dan tanggung jawabnya. penyiapan dokumen, pelatihan atau workshop untuk
Mereka mampu memecahkan permasalahan dengan mempelajari pedoman pelaksanaan akreditasi.
baik. Menerapkan informasi dan pengetahuan yang Terdapat penerapan budaya kerja yang
didapat saat mengikuti pelatihan. Dari penjelasan diterapkan oleh Puskesmas Pucang Sewu Surabaya
tersebut dapat dilihat pentingnya peran dari yang terdiri dari 5 (lima) yakni: professional, disiplin,
ketrampilan individu dalam sebuah organisasi, karena jujur, cepat tanggap, ramah dan sopan, serta
ketrampilan individu mampu mempengaruhi kinerja menjalankan komitmen bersama. Keseluruhan poin
dan stabilitas dari aktivitas operasioanl organisasinya. tersebut dijadikan sebagai usaha untuk memotivasi
para pegawai agar terus mampu meningkatkan
kapasitas dan kinerjanya. Selain menjadi sebuah

9
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 5, Nomor 1, Januari-April 2017

motivasi, budaya kerja tersebut digunakan sebagai layanan kesehatan dan penanganan pasien sebagai
acuan bagi seluruh anggota Puskesmas Pucang Sewu konsumen.
Surabaya untuk terus mempertahankan konsisitensi
dalam bekerja guna memberikan pelayanan yang 2. Pengembangan kapasitas pada Puskesmas
prima bagi masyarakat. Pucang Sewu di tingkatan organisasi,
Berdasarkan penjelasan di atas, mengenai
bagaimana penerapan motivasi yang dilakukan Penerapan capacity building berdasarkan aspek
Puskesmas Pucang Sewu dan bentuk kepatuhan visi, misi dan strategi di Puskesmas Pucang
pegawai terhadap motivsi yang diberikan serta Sewu Surabaya
upaya-upaya yang telah dilakukan saat ditemui Capacity building sebagai sebuah proses
kendala, maka dapat disimpulkan bahwa capacity pembelajaran untuk mengembangkan strategi guna
building yang ada pada tingkat individu di aspek meningkatkan responsivitas kinerja. Salah satu
motivasi ini dapat dikatakan sudah berjalann dengan bentuknya yaitu dengan adanya proses perumusan
baik. visi dan misi yang melibatkan stakeholder terkait dan
Setelah selesai melakukan penelitian dapat perubahan visi dan misi yang mengikuti
ditarik kesimpulan, bahwa pelaksanaan capacity perkembangan masyarakat dan isu yang dihadapi.
building di level organisasi dan individu yang ada di Konsistensi Puskesmas Pucang Sewu dalam
Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya adalah melaksanakan visi dan misi dapat dilihat dari
sebuah proses pembelajaran dengan didalamnya bagaimana pelaksanaan kegiatan yang berpedoman
terdapat upaya pengembangan sumber daya dan pada strategi yang, digunakan untuk mengoptimalkan
penguatan organisasi. Selanjutnya, penjelasan dari layanan kesehatan dengan mengembangkan daya
kesimpulan penelitian “capacity building organisasi dukung layanannya secara bertahap berupa penetapan
dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Pucang target pencapaian yang distandarkan, sarana dan
Sewu Kota Surabaya” adalah sebagai berikut: prasarana yang memadai dan terjalinnya komunikasi
1. Pengembangan kapasitas pada Puskesmas yang baik dalam keterlibatan seluruh stakeholder
Pucang Sewu di tingkatan Individu terkait.
Aspek Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai Penerapan pengembangan kapasitas dalam
Puskesmas Pucang Sewu terhadap tupoksi masing- aspek struktur organisasi tidak berjalan.
masing serta pelaksanaan program-program
kesehatan sudah cukup baik., selanjutnya adanya Struktur organisasi yang ada sudah
upaya yang dilakukan oleh pegawai adalah memaparkan garis komando serta kejelasan mengenai
peningkatan self-knowledge melalui penyerapan dasar pembentukan struktur Puskesmas Pucang
pengetahuan baru seraya melaksanakan aktivitas Sewu. Namun pelaksanaan struktur organisasi
sesuai tupoksi dan memelihara keyakinan diri, bahwa tersebut tidak berjalan efektif dan efisien. Proses
pegawai percaya pada kemampuan dan pengetahuan koordinasi tidak optimal karena kurangnya personil
yang dia miliki. Hal tersebut tentu dapat mendorong yang mengharuskan pegawai memiliki jabatan ganda
peningkatan kinerja organisasi dan peningkatan dengan tupokis ganda serta berbeda-beda sehungga
kualitas pelayanan yang diberikan kepada berdampak pada terhambatnya pelaksanaan
masyarakat. pelayanan kesehatan.
Aspek Ketrampilan
Upaya pengembangan kapasitas dalam Pengembangan kapasitas pada aspek sistem
aspek ini adalah dengan memberikan kesempatan manajemen yang ada di Puskesmas Pucang
pegawai untuk mengikuti pelatihan/workshop secara Sewu telah berjalan tetapi masih lemah
berkala guna meningkatkan dan memperbaharui Pengembangan kapasitas dalam konteks ini,
kemampuan secara teknis pegawai sehingga mampu peneliti membagi menjadi dua yang terdiri dari
memecahkan masalah yang timbul secara riil sistem kepegawaian dan sisitem anggaran, sebagai
dilapangan. berikut :
Aspek Motivasi a. Terdapat kendala kekurangan pegawai
Penerapan motivasi yang ada pada karena penempatan dan perhitungan
Puskesmas Pucang Sewu dapat dilihat dari kebutuhan pegawai tidak sesuai dengan
bagaimana kepatuhan pegawai terhadap penerapan pedoman penyusunan perencanaan
motivasi dalam menjalankan aktivitas yang tertuang kebutuhan sumber daya manusia kesehatan
dalam budaya kerja yang dimiliki oleh Puskesmas yang tertuang dalam Permenkes No. 33
dimana dapat membantu kelancaran peemberian Tahun 2015 sehingga berdampak pada
tertundanya kegiatan dan program layanan

10
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 5, Nomor 1, Januari-April 2017

kesehatan karena kurangnya personil yang yang cukup memadai sehingga dapat memberikan
berkompeten untuk bertanggungjawab pada kenyamanan kepada masyarakat serta fasilitas
kegiatan tersebut pelayanan yang menjadi kebutuhan masyarakat dapat
b. Sistem kepegawaian di Puskesmas ini, ditemukan pada Puskesmas Pucang Sewu.
berupaya untuk mempertahankan
produktivitas pegawainya melalui pemberian
sistem insentif yang berbasis pada DAFTAR PUSTAKA
keunggulan kinerja yang diberikan dalam
bentuk gaji. AIDSTAR-Two. 2011. Organizational apacity
c. Karakter Puskesmas Pucang Sewu yang Building Framwork: A Foundation for
padat penduduk menyebabkan kebutuhan Stronger, More Sustainable HIV/AIDS
akan layanan kesehatan juga tinggi sehingga Program Organization & Networks.
mempengaruhi kebutuhan anggaran. Mnagement Science for Health, Washington
d. Tingginya kebutuhan anggaran berakibat (DC), Hal. 7
pada alokasi dana yang tidak merata
khususnya dalam alokasi pengadaan sarana Brown, Lisanne, et. Al, 2001. Measuring Capacity
dan prasarana yang mendukung berjalannya Building, Carolina population Center,
kegiatan pelayanan kesehatan University of North Carolina, Chapel Hill.
e. Anggaran dana yang dialokasikan kepada Hal. 8
Puskesmas Pucang Sewu tidak merata, yakni
pada anggaran yang berkaitan dengan sarana Grindle, M.S. 1997. Getting Good Government
dan prasarana. Pengadaan barang tersebut Capacity Building In The Public Sector Of
tidak dapat diwujudkan karena anggaran Developing Countrie, Boston, MA : Harvard
tersebut sudah terbagi di kegiatan-kegiatan Institute for International Development
utama yang pada akhirnya tidak sampai pada
poin anggaran yang paling dasar, yakni Jusuf Irianto, Manajemen SDM Berbasis Kompetensi
pengadaan alat kesehatan. untuk Aparat Birokrasi. Kalamsasi. Vol. I,
No. 2, Jurnal Ilmu Administrasi Negara.
Pengembangan kapasitas organisasi Puskesmas FISIP. Unv. Muhammadiyah. Sidoarjo. Hal.
Pucang Sewu dalam kepemimpinan 167
Mowbray, M. (2005). Community Capacity Building
Kepemimpinan menjadi sebuah faktor atau or State Opportunism?. Community
aspek yang paling berpengaruh dalam proses Development Journal, 40(3), 255–264.
capacity building disini, gaya kepemimpinan kepala
puskesmas dapat diterima oleh seluruh pegawai, Soeprapto, Riyadi. 2006.Banking Assets and Liability
karena kepala puskesmas, dapat memposisikan Management. Edsi Ketiga. Penerbit Fakultas
dirinya selain sebagai leader dan juga sebagai helper. Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta .
Kepala Puskesmas Pucang Sewu akan memberikan
bimbingannya secara langsung kepada pegawai yang Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2014, Undang-
dirasa memiliki kesulitan dan mengalami penurunan Undang No.75 tahun 2014,
kinerja, Pada pendelegasian wewenang sudah terlihat http://www.depkes.go.id/resources/downloa
ketika kepala puskesmas melakukan upaya d/peraturan/PMK-No-75-Th-2014-ttg-
komunikasi dua arah dengan pegawainya mengenai Puskesmas.pdf/diakses pada 23 February
tugas yang akan didelegasikan dengan 2015, 12,30
mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya
untuk ditunjuk meng-handle pekerjaan tertentu. Siger, Pelayaan Kesehatan masih buruk,
http://haluanlampung.com/index.php/siger/4
Pengembangan kapasitas organisasi Puskesmas 96-pelayanan-kesehatan-masih-buruk,
Pucang Sewu pada tingkat organisasi dan diakses pada 07 April 2015, 09:20
individu berpengaruh pada pelayanan kesehatan. Sindo News,
http://daerah.sindonews.com/read/1055040/
Pengembangan kapasitas pada kedua 22/tolak-pasien-kritis-kepala-puskesmas-
tingkatan yaitu organisasi dan individu berpengaruh banguntapan-ii-dipindah-1445420032, di
pada peningkatan performance pelayanan kesehatan, akses pada 27 Januari 2017
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Hal
tersebut juga didukung dengan sarana dan prasarana

11

Anda mungkin juga menyukai