Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RESUME MUDUL 4 DAN 5

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS (PDGK4407)

TUTOR:

VENI PURNAMASARI.,M.Pd

DI SUSUN OLEH:

EKA RUMANINGSIH

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

TINGGI UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MODUL 4
PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA

Kegiatan Belajar 1
Pengertian,klasifikasi, Penyebab Serta Cara Pencegahan Terjadinya
Ketunanetraan
A.    Definisi dan Klasifikasi Tunanetra
1.      Definisi legal berdasarkan Peraturan Perundang Undangan
Digunakan pada profesi Medis untuk menentukan apakah seseorang berhak
memperoleh akses keuntungan tertentu seperti : asuransi tertentu, bebas bea
transportasi dan untuk menentukan perangkat alat bantu yang sesuai dengan
kebutuhannya. Ada 2 aspek yang diukur :
a.       ketajaman penglihatan
b.      medan pandang
Cara yang paling umum untuk mengukur ketajaman mata dengan Kartu  Snelen yg
terdiri dari huruf huruf atau angka angka yang tersusun berbaris berdasarkan ukuran
besarnya. Klasifikasi ketajaman penglihatan menurut WHO:
Mata normal                : 6/6 hingga 6/18
Mata kurang awas       : <6/18 hingga >3/60
Buta                             : <3/60
2.      Definisi Edukasional/Fungsional
Secara edukasional, seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan
pembelajaran dia memerlukan alat bantu khusus, metode khusus atau teknik tertentu
sehingga dia dapat belajar
Klasifikasi Ketunanetraan:
1.      Klasifikasi berdasarkan waktu
a.       Tunanetra sebelum dan sejak lahir
b.      Tunanetra setelah lahir dan atau pada usia kecil
c.       Tunenatra pada usia sekolah atau pada masa remaja
d.      Tunanetra pada usia dewasa
e.       Tunanetra dalam usia lajut.
2.      Berdasarkan kemampuan daya  penglihatan:
a.       Tunanetra ringan
b.      Tunanetra setengah berat.
c.       Tunanetra berat.
3.      Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata
a.       Myopia, adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di
belakang retina.
b.      Hyperopia, adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di
depan retina.
c.       Astigmatisme, adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan
karena ketidak beresan pada kornea mata.

B.     Penyebab Terjadinya Tunanetra


1.      Albinisme
Penyebabnya kekurangan pigmen
a.       Penglihatan buruk
b.      Retinanya tdk sempurna
c.       Terlalu peka terhadap cahaya
d.      Matanya terus menerus berkedip
2.      Ambiyopia
Penyebabnya bawaan dari lahir atau bisa berkembang kemudian
3.      Buta Warna
Penyebabnya bisa dari keturunan, keracunan atau penyakit retina
4.      Cedera dan radiasi
Perlu pelindung mata pada saat bekerja :
Tukang las, Karyawan pabrik , Petugas foto sinar X pada laboratorium
5.      Devisiensi Vitamin A
kekurangan vit A yg akut menyebabkan (Xerophtalmia )

6.      Glaukoma
Cairan pada bagian depan mata tidak mengalir ke luar.
Gejala : Sering salah lihat, Perut mual
7.      Katarak
Penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman pengelihatan
berkurang, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna bayangan dan visi
kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata.
8.      Kelainan Mata Bawaan
Yaitu kelainan mata yang berasal dari bawaan lahir:
a.       Anirida : tidak ada iris
b.      Microphthalmos : mata yg sangat kecil
c.       Megalophthalmos : mata yg sangat besar dari lahir
d.      Anophthalmos : tidak ada bola mata
e.       Coloboma : retakan/celah pada iris
9.      Myopia
Mata Myopia adalah cacat mata tidak bisa melihat jauh, hal ini karena bayangan jatuh
pada depan retaina. Dapat ditolong dng kaca mata minus
10.  Mistagmus
Yaitu gerakan mata yang menghentak hentak / gerakan bola mata yg cepat tanpa
disengaja (di luar kemampuan)
11.  Ophthalmia neonatorum
Yaitu peradangan pada mata bayi yang baru lahir. Penyakit ini merupakan penyebab
umum ketunanetraan Penyakit ini bukan turunan, disebabkan oleh bakteri dari rongga
rahim ibu ke dalam mata bayi.
12.  Penyakit Kornea
Kornea mata merupakan bagian mata yg terdepan berfungsi sbg selaput jendela dan
pelindung tempat lewatnya sinar. Bila kornea mata rusak dapat dilakukan pertolongan
dengan pencakokan kornea mata
13.  Retinitis Pigmentosa
Retinitis pigmentosa adalah sederetan penyakit yang diwariskan secara genetik. Salah
satu ciri dari penyakit ini adalah degenerasi retina mata. Indikasi penyakit tersebut
pada awalnya adalah kesulitan melihat dengan jelas pada kondisi pencahayaan yang
kurang terang (temaram). Gejala ini akan berlanjut dengan
penyempitan jarak pandang hingga puncaknya adalah terjadi kebutaan pada usia paruh
baya.
14.  Retinopati Diabetika
Retinopati diabetik merupakan komplikasi kronis diabetes melitus berupa
mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan mikro vaskular pada retina
dengan gejala penurunan atau perubahan penglihatan secara perlahan.
15.  Retinopati of Prematurity
Retina adalah selembar tipis yang semitransparan, dan multilapis yang melapisi bagian
dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Penderita ini terjadi akibat persalinan
dng pembedahan , luka pada jaringan bola mata, dapat pula karena pembesaran
pembuluh darah pada mata

C.     Pencegahan Terjadinya ketunanetraan


Upaya WHO untuk menghindari kebutaan dapat dilakukan dengan :
a.       Memperkuat program kesehatan dasar mata
b.      Mengembangkan pelayanan terapi dan pembedahan ntuk menangani gangguan
mata yang dapat disembuhkan
c.       Mendirikan pusat pelayanan optik dan pelayanan penyandang tunanetra

Strategi pencegahan terhadap ketunanetraan:


a.       Pencegahan primer, yaitu pencegahan terjangkitnya penyakit
b.      Pencegahan sekunder, yaitu pencegahan timbulnya komplikasi yg mengancam
penglihatan.
c.       Pencegahan tersier, yaitu meminimalisir ketunanetraan

Sepuluh Strategi utama mencegah ketunanetraan


a.       Penggunaan prosedur yang sistematis
b.      Pemberian imunisasi
c.       Perawatan kehamilan yg tepat
d.      Perawatan bayi yg baru lahir
e.       Perbaikan gizi
f.       Pendidikan kpd masyarakat
g.      Penyuluhan genetika
h.      Perundang undangan
i.        Deteksi dini
j.        Meningkatkan higinis dan perawatan kesehatan
Kegiatan Belajar 2
Dampak Ketunanetraan thd kehidupan seseorang
A. Proses Penginderaan
Organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari luar diproses dalam otak.
Semua informasi yang akan diproses diotak melewati 3 prosesor dalam bentuk:
a.       Linguistik 
b.      Non linguistic
c.       Afektif
B.     Latihan Keterampilan Penginderaan
1.      Indra Pendengaran
Pengembangan ketrampilan mendengarkan secara bertahab akan membantu anda
sadar pola perilaku  tetangga anda dan kegiatan rutin mereka. Jika dilatih anak
tunanetra akan peka bunyi bunyi kecil di dalam rumahnya, seperti tetesan air, kran
bocor dsb
2.      Indra perabaan
Anak  tunanetra perlu dikenalkan indera peraba sehingga ia dapat mengenal berbagai
bentuk benda : kancing baju, uang, karpet, tikar dsb. Dapat juga dibantu dengan tongkat
untuk mengetahui sekitarnya: tanah becek, rumput, got, trotoar dsb.
3.      Indra Penciuman
Latihlah anak untuk membedakan barang, makanan, minuman dari baunya agar dapat
diketahui barang/benda dihadapannya.

4.      Sisa Indra Penglihatan


C.     Visualisasi, Ingatan Kinestetik, dan Persepsi obyek
a.       Visualisasi
Perlu dilatih dalam ingatan visualisasi  agar ia dapat mengenal :
1.      Benda disekelilingnya
2.      Mengingat letak benda disekelilingnya
3.      Jika masuk ke ruangan perlu disampaikan  gambaran tentang ruangan itu.
b.      Ingatan kinestetik
Perlu dilatih gerakan mengenai jalan belok lurus  dengan tepat tanpa memakai tongkat
c.       Persepsi obyek
Yaitu kemampuan yang memungkinkan individu tunanetra itu menyadari bahwa suatu
benda hadir disampingnya meskipun tidak memiliki penglihatannya.
D.    Bagaimana Membantu seorang tunanetra
1.      Cara menuntun orang tunanetra
-          Kontak pertama
-          Cara memegang
-          Posisi pegangan
-          Jalan sempit
-          Membuka/menutup pintu
-          Melewati tangga
-          Melangkahi lubang
-          Duduk di kursi
-          Naik ke dalam mobil
2.      Cara mengorientasikan
Jika anda ingin menunjukkan arah kepada seorang tunanetra, tidak bisa sekedar sambil
mengatakan “kesana” atau “kesini” tetapi harus lebih spesifik, misalnya 10 meter
kedepan, 5 langkah kekanan dan sebagainya.

Kegiatan Belajar 3
Pendidikan Bagi siswa Tunanetra di sekolah umum
1.      Kebutuhan khusus pendidikan siswa tunanetra
a.       Perlu mendapat intervensi efektif agar perkembangan sosial emosi dan
akademiknya optimal
b.      Berikan cara belajar melalui media alternatif menggunakan indera lain
c.       Memerlukan pengajaran individual
d.      Membutuhkan ketrampilan khusus serta buku materi dan peralatan khusus
e.       Terbebas dalam memperoleh info melalui belajar secara insidental
MODUL 5
PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNARUNGU

Anak tuna rungu merupakan anak berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan
dalam pendengarannya, sehingga berdampak negatif bagi perkembangannya.Oleh
karena itu perlu mendapatkan layanan pendidikan khusus pada sekolah khusus,
sekolah reguler maupun pendidikan inklusi.
Kegiatan Belajar 1
Definisi, klasifikasi, Penyebab Ketunarunguan
A.    Definisi
1.      Definisi Tunarungu
Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan “rungu”, tuna artinya kurang dan
rungu artinya pendengaran. Orang dikatakan tunarungu apabila ia tidak mampu
mendengar atau kurang mampu mendengar suara yang pada umumnya ada pada
ciri fisik orang tunarungu.
2.      Klasifikasi Tunarungu
a.       Anak tunarungu  berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran
1)      Anak tuna rungu ringan
·         Mengalami kehilangan pendengaran 27 – 40 db :
·         Mempunyai kesulitan mendengar bunyi – bunyi yang jauh,
·         Membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan
·         Memerlukan terapi bicara
2)      tunarungu sedang
·         Mengalami kehilangan pendengaran  41 – 55 db :
·         Mengerti bahasa percakapan,
·         Tidak dapat mengikuti diskusi kelas,
·         Membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara
3)      Tunarungu berat
·         Orang yang mengalami  kehilangan pendengaran 56 – 90 db :
·         Hanya bisa mendengar suara dari jarak yang dekat,
·         Masih punya sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan
menggunakan alat bantu dengar serta dengan cara yang khusus
4)      Tunarungu berat sekali 
·         Mengalami kehilangan pendengaran >91 db :
·         Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran,
·         Banyak bergantung pada penglihatan dari pada pendengaran untuk proses
menerima informasi
b.      Anak tunarungu berdasarkan saat terjadinya
1.      Ketunarunguan prabahasa, Yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi sebelum
kemampuan bicara dan bahasa berkembang
2.      Ketunarunguan pasca bahasa, Yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi
sebelum kemampuan bicara dan bahasa berkembang
c.       Berdasarkan letak gangguan pendengaran
1.      Tunarungu tipe konduktif , Yaitu tunarungu yang disebabkan oleh kerusakan
telinga bagian luar dan tengah
2.      Tunarungu tipe sensorineural , Yaitu tunarungu yang disebabkan oleh
kerusakan telinga bagian dalam serta syaraf pendengaran
3.      Tunarungu tipe campuran , Yaitu tunarungu yang disebabkan oleh kerusakan
telinga bagian luar dan tengah dan dalam/syaraf pendengaran

B.     Penyebab Terjadinya Tunarungu


1.      Penyebab Terjadinya Tunarungu Tipe Konduktif
a.       Kerusakan pada telinga luar karena :
·         Tidak terbentuk telinga bagian luar dari lahir
·         Terjadinya peradangan pada lubang telinga luar
b.      Kerusakan pada telinga bagian tengah
Penyebab : Benturan keras pada telinga karena jatuh, Peradangan/infeksi telingan
bag tengah, Otosclerosis terjadi pertumbuhan tulang pada kaki tulang stapes
2.      Penyebab tunarungu tipe Sensorineural
a.       Ketunarunguan disebabkan faktor genetik , Yaitu tunarungu yg disebbkan oleh
keturunan dari orang tua kepada anaknya.
b.      Ketunarunguan disebabkan faktor non genetik
·         Rubela campak jerman
·         Ketidaksesuaian darah ibu dengan anak
·         Meningitis
·         Trauma akustik

C.     Cara Mencegah Tunarungu


1.      Sebelum nikah
a.       menghindari pernikahan sedarah
b.      melakukan pemeriksaan darah dan konseling genetika
2.      Pada saat hamil
a.       Menjaga kesehatan dan periksa kehamilan
b.      Mengkonsumsi gizi seimbang
c.       Melakukan imunisasi anti tetanus
d.      Tidak boleh minum obat sembarangan
3.      Pada saat melahirkan
a.       Tidak menggunakan alat penyedot
b.      Jika ibu ada virus pada vagina maka lahirkan dng caesar
4.      Pada saat setelah melahirkan
a.       Melakukan imunisasi, jika anak flu berobat jangan kelamaan
b.      Menjaga telinga dari kebisingan

D.    Definisi Gangguan Komunikasi


a.       Definisi Gangguan Komunikasi :
Yaitu gangguan yang dialami seseorang dalam penyampaian informasi baik melalui
verbal,non verbal, tekanan, intonasi, kualitas suara dsb.
E.     Klasifikasi
1.      Gangguan Bicara (Gangguan artikulasi, Distorsi, Audisi)
2.      Gangguan Kelancaran (Gagap , Clutering (bicara terlalu cepat))
3.      Gangguan Suara (Kelainan kualitas suara , Kelainan pada titi nada suara ,
Kelainan intensitas suara, Fleksibelitas suara)

F.      Penyebab Gangguan Komunikasi


Kehilangan pendengaran , Kelainan organ Bicara , Gagguan emosi , Keterlambatan
perkembangan , Mental Retardasi , Kerusakan otak , Lingkungan

Kegiatan Belajar 2
Dampak Tunarungu dan Gangguan Komunikasi bagi Anak
A.    Dampak Tunarungu Bagi Anak
1.      Dampak Tunarungu terhadap perkembangan bicara dan bahasa
Kemampuan berbicara dan berbahasa diperoleh melalui proses peniruan bunyi-
bunyi bahasa. Kemampuan berbicara tersebut diperoleh melalui tahapan-tahapan
tertentu, tahapan normal ( Robert M. Smith, & John T. Neiswork) tersebut adalah
sebagai berikut :
a.      Fase Reflexive Vocalization ( 0 – 6 bulan)
b.      Fase babbling/vocal play ( 6 minggu 6 bulan)
c.       Fase lalling (6 – 9 bulan)
d.      Fase echolalic (9 – 12 bulan)
e.       Fase true speech ( 12 -18 bulan)
Kesulitan berkomunikasi yang dialami anak tunarungu, mengakibatkan mereka
memiliki kosakata yang terbatas, sulit mengartikan ungkapan bahasa yang
mengandung kiasan, kata-kata abstrak, serta kurang menguasai irama dan gaya
bahasa.
2.      Dampak tunarungu terhadap kemampuan akdemis
Perkembangan kecerdasan anak tunarungu tidak sama cepatnya dengan mereka
yang mendengar. Disamping itu , bahasa merupakan kunci masuknya berbagai
ilmu pengetahuan sehingga keterbatasan dalam kemampuan berbahasa
menghambat anak tunarungu untuk memahami berbagai pengetahuan lainnya.
Anak tunarungu cenderung memiliki prestasi akdemik yang rendah, disbanding anak
yang mendengar seusianya pada mata pelajaran yang bersifat verbal seperti
Bahasa Indonesia, IPA, IPS PKn, Matematika dan seni rupa.

3.      Dampak tunarungu terhadap kemampuan Sosial-Emosional


Pada umumnya, keluarga yang mempunyai anak tunarungu mengalami banyak
kesulitan untuk melibatkan anak tersebut dalam keadaan dan kejadian sehari-hari
agar ia tahu dan mengerti apa yang terjadi dilingkungannya. Apabila keluarga
memberikan perhatian dan dukungan yang penuh serta melaksanakan intervensi
dini, anak tunarungu dapat lebih menyesaikan diri dengan lingkungannya. Sikap
yang dimaksud adalah :
a.       Pergaulan yang terbatas pada sesame tunarungu
b.      Memliki sifat egosentris yang melebihi anak normal
c.       Memiliki perasaan takut
d.      Perhatian anak tunarungu sulit dialihkan
e.       Memiliki sifat polos
4.      Dampak tunarungu terhadap Aspek fisik dan kesehatan
Pada aspek fisik, anak tunarungu tidak banyak mengalami hambatan. Namun pada
sebagian tunarungu ada pula yang mengalami gangguan keseimbangan sehingga
cara berjalannya kaku dan agak membungkuk.
Pada aspek kesehatan, umumnya anak tunarungu dapat merawat diri sendiri.

B.     Dampak Gangguan Komunikasi Bagi Anak


1.      Hambatan dalam berinteraksi sosial
Seorang anak yang mengalami hambatan/gangguan dalam kemampuan
berkomunikasi, akan mengalami hambata dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
2.      Hambatan dalam perkembangan kemampuan akademik
Ilmu pengetahuan disampaikan melalui bahasa, sehingga untuk memahami
pengetahuan tersebut, seseorang harus memahami bahasa terlebih dahulu.
Gangguan dalam kemampuan berbahasa dapat menghambat seseorang dalam
mengembangkan kemampuan akademiknya.
Kegiatan Belajar 3
Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan Anak Tunarungu dan Anak dengan
Gangguan Komunikasi

A.    Kebutuhan Khusus Anak Tunarungu dan Anak dengan Gangguan Komunikasi


1.      Kebutuhan Khusus Anak Tunarungu
Masalah utama akibat ketunarunguan bukan terletak pada ketidskmampuannya
berbicara sebagai sarana komunikasi lisan, melainkan terhambatnya kemampuan
berbahasa secara keseluruhan.oleh karena itu anak tunarungu membutuhkan
layanan untuk mengembangkan kemampuan kebahasaannya, melalui layanan
Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) adalah layanan khusus yang
merupakan suatu kesatuan antara pembinaan komunikasi dan optimalisasi sisa
pengendaran untuk mempersepsi bunyi dan irama.
2.      Kebutuhan Khusus Anak dengan Gangguan Komunikasi
a.       Kebutuhan khusus anak dengan gangguan artikulasi
b.      Kebutuhan khusus anak gagap
c.       Kebutuhan khusus anak yang mengalami keterlambatan dalam komunikasi
verbal
d.      Kebutuhan khusus anak dengan gangguan komunikasi karena autis

B.     Profil Pendidikan Khusus Bagi Anak Tunarungu


1.      Sistem pendidikan bagi anak tunarngu
a.       System pendidikan segregasi
1)      Sekolah khusus
2)      Sekolah dasar luar biasa (SDLB)
3)      Kelas jauh/kelas kunjung
b.      System integrasi
c.       System pendidikan inklusif
2.      Metode komunikasi
a.       Metode oral-aural
b.      Metode manual (isyarat)
3.      Prinsip-prinsip pembelajaran siswa tuna rungu
a.       Apabila anda sedang memberikan penjelasan kepada siswa, hendaknya posisi
anda selalu berhadapan dengan siswa (face to face)
b.      Siswa tunarungu ditempatkan di bagian depan untuk mempermudah siswa
membaca ujaran guru
c.       Guru harus berbicara dengan tenang tidak boleh terlalu cepat
4.      Strategi Pembelajaran
a.       Strategi individualisasi
b.      Strategi kooperatif
c.       Strategi modifikasi perilaku
5.      Media pembelajaran
Media visual yang dapat digunakan antara lain gambar, grafik, realita, model atau
tiruan, slides.
Media audio yang dapat digunakan antara lain anata lain seperti program kaset suara
seperti membedakan suara binatang.
6.      Fasilitas pendukung
Adanya sumber yang dilengkapi dengan berbagai media, seperti mengembangkan
layanan kemampuan berkomunikasi oral.
7.      Penilaian (assessment)
Penilaian terhadap anak tunarungu dapat dilakukan dengan cara tes, pengamatan,
pemberian tugas, wawancara, portofolio,

C.     Profil Pendidikan Anak Dengan Gangguan Komunikasi


Pendidikan untuk anak dengan gangguan komunikasi tergantung jenis gangguan
komunikasi dan hambatan lain yang dialami anak tersebut, karena banyak
gangguan komunikasi yang merupakan hambatan utama yang dialami anak.
Mereka memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan hambatan utamanya serta
layanan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasinya.

Anda mungkin juga menyukai