Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Mata Kuliah Teknologi Adaptif Dan Media
Pembelajaran Asistif
Program Studi Pendidikan Luar Biasa

Dosen Pengampu: Ibu Teti Ratnawulan

Disusun oleh:

Kelompok 2

Samsul Hidayat NIM.


Shintia Nurazizah NIM. 41032102211125
Muthi Auliya NIM.
Ervi Siti Nurfatwah NIM. 41032102211121

Kelas BI-V

PENDIDIKAN LUAR BIASA (PLB)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang melimpah patut kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa dan Maha
segala-galanya, karena begitu besar kasih-Nya akan dunia ini sehingga pada detik inipun Tuhan
tidak berhenti untuk mengasihi kita semua. Kasihnya yang begitu tulus layaknya air yang
mengalir tiada hentinya, hendaknya kita umat-Nya pun selalu mengasihi sesama seperti kita
mengasihi diri kita sendiri. Ciptaan Tuhan amat sangat beraneka ragam sehingga ada manusia
yang diciptakan seperti tanpa cela dan ada pula yang diciptakan dengan disertai dengan segala
macam anugerah seperti hambatan dan kelainan-kelainan yang sering kita jumpai, namun
hambatan-hambatan tersebut bukanlahah sebuah masalah melainkan sebuah anugrah bagi
mereka yang mengalami, bagi orang-orang sekitarnya dan orang-orang yang berkecimpung
didalam lingkaran tersebut. Dalam hambatan-hambatan tersebut Tuhan juga menyertai kita
semua untuk menjadi berkat bagi mereka untuk membantu mengatasi dan menangani masalah
yang mereka alami, karena itu hendaklah kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan yang nyata
dalam segala tindakan yang kita lakukan untuk sesama kita.
Pada kesempatan ini kami akan membuat makalah dengan judul “Teknologi Adaptif Dan Media
Pembelajaran Asistif Bagi Anak Tunanetra”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
ibu Teti Ratnawulan selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Adaptif Dan Media
Pembelajaran Asistif , karena berkat beliau kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini
dengan baik, meskipun di dalam makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan. Terlepas dari
itu semua kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dari materi yang kami
sampaikan melalui makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua

Bandung 19 Oktober 2023


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAULUAN

A. Latar Belakang

Identifikasi dini Anak Berkebutuhan Khusus dimaksudkan sebagaisuatu upaya


seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikanlainnya) untuk melakukan proses
penjaringan terhadap anak yang mengalamikelainan/penyimpangan (phisik, intelektual,
social, emosional/ tingkah laku)seawal mungkin dalam rangka pemberian layanan pendidikan
yang sesuai.
Perkembangan identifikasi dan asesmen dalam hal ini pada anak tunanetra menitik
beratkan pada kondisi dan kemampuan anak. Selain hal itu,ada hal penting yaitu bakat dan
ketrampilan anak. Beberapa aspek ini akan menjadi Feedback untuk memaksimalkan
pendidikan pada anak agar dapatselaras dan optimal.
Identifiksi dan asesmen ini menjadi hal pokok untuk dilakukan dalamupaya
penanganan terhadap anak tunanetra. Konsep utamanya ialahmengetahai kondisi dan potensi
kemudian memaksimalakan potensi berdasarkan kondisi.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud tunanetra?
2. Apakah yang menjadi penyebab tunanetra?
3. Bagaimana karakteristik anak dengan ketunanetraan?
4. Apa dampak dari ketunanetraan?
5. Bagaimana pembelajaran yang tepat untuk anak tunanetra?

C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan tunanetra
2. Menjelaskan penyebab terjadinya tunanetra
3. Menyebutkan karakteristik tunanetra
4. Menjelaskan dampak dari ketunanetraan
5. Menjelaskan strategi pembelajaan bagi anak tunanetra
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Tunanetra

Kata tunanetra berasal dari kata tuna yang berarti rusak, luka, kurangsedangkan
netra berarti mata. Sehingga, tunanetra berarti rusak matanya.Menurut Frans. Harsana
Sasraningrat (1981:169), tunanetra adalah suatukondisi dari dria penglihatan yang
tidak berfungsi sebagaimana mestinya.Kondisi itu disebabkan karena kerusakan pada
bola mata, syaraf optik, danatau bagian otak yang mengolah stimulus visual. Menurut
A Zahl (1962:15)dalam bukunya Blindness. Seseorang dikatakan buta apabila
memilikiketajaman penglihatan 20/200 atau kurang pada mata lebih baik
setelahdikoreksi dengan tepat, atau keterbatasan dalam bidang penglihatan
sedemikian rupa sehingga diameter dari bidang penglihatan yang paling
lebarmembentuk sudut tidak lebih dari 20 derajat.
Berdasarkan beberapa batasan pandangan para ahli tersebut, maka dapatdijelaskan
bahwa tunanetra tidak dapat disamakan dengan buta.
 Buta merupakan salah satu tingkat ketnanetraan.
 Tunanetra adalah kondisi dria penglihatan yang karena sesuatu halmengalami
luka/kerusakan baik struktural dan atau fungsional, sehingga tidak berfungsi
sebagai mestinya

B. Penyebab Terjadinya Tunanetra


Tunenatra dapat disebabkan oleh beberapa hal tergantung pada lokasi geografis, status
sosial dan ekonomi, usia, dan penyakit tertentu yang bisa menyebabkan seorang anak
mengalami tunanetra. Berikut adalah penyebab anak tunanetra, dilansir dari laman
Kemdikbud, Senin (20/03/2023).

1. Infeksi atau keracunan yang dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung.

 Dapat terjadi pada saat seseorang sedang mengandung, mengalami keracunan


atau infeksi, sehingga janin ikut terkena infeksi atau keracunan.
 Infeksi dan atau keracunan yang langsung menyerang mata atau pembuluh
darah mata.

2. Penyakit atau kondisi baik langsung maupun tidak langsung.

 Penyakit atau kondisi yang langsung misalnya, Gloucoma, katarak, dsb.


 Penyakit atau kondisi yang tidak langsung misalnya penyakit gula atau diabetes.
3. Kecelakaan, yaitu trauma, luka, terkena benda tajam, bahan kimia, dll.

4. Kekurangan vitamin A, ini dapat menyebabkan kerusakan bahkan kebutaan jika


tidak tertangani. Vitamin A digunakan oleh tubuh sebagai pengganti sel-sel yang rusak, jika yang
rusak tidak terobati maka akan jadi rusak permanen.

5. Faktor-faktor keturunan (herediter) misal: Gloucoma.

6. Kondisi Pathologik yang tidak jelas penyebabnya.

C. Klasifikasi Tunanetra

1. Berdasarkan kemampuan melhat


a. Buta (Blind)
b. Kurang penglihatan (Low vision )
2. Berdasarkan sudut media
a. Pembaca huruf braile
b. Pembaca huruf visual
3. Berdasarkan kemampuan terhadap persepsi cahaya
a. Tidak ada persepsi cahaya ( no light perception )
b. Memiliki persepsi cahaya ( light perception )
c. Mampu memproyeksi cahaya ( light projection )
4. Berdasarkan tingkat ketajaman penglihatan
a. 20/20 feet- 20/50 feet
b. 20/70 feet – 20/200 feet
c. 20/200 feet atau lebih
d. Tingkat ketajaman nol
5. Berdasarkan saat terjadinya ketunanetraan
a. Tunanetra prenatal
b. Tunanetra natal
c. Tunanetra postnatal

D. Pengertian Asesment Anak Tunanetra

Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis, Assesmen adalah “Proses
sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorangsaat itu, sebagai bahan untuk
menentukan apa yang sesungguhnyadibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru
akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan
kenyataan objektif”.
Menurut Robeth M Smith (2002), Asesment adalah suatu penilaian yang
komprehenshif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan
kekuatan yang mana hasil keputussannya dapat digunakanuntuk layanan pendidikan
yang dibutuhkan sebagai anak dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran
terhadap anak tunanetra.

E. Tujuan Asesmen

Asesmen yang dilakukan setelah deteksi


1. Untuk menyaring kemampuan anak tunanetra
Hal ini dimaksud untuk mengetahui kemampuan anak dalam setiap aspek
sehingga guru bisa menentukan bagaimana pengajaran yang akan diberikan
terhadap anak tersebut.
2. Untuk keperluan pengklasifikasian,penenpatan dan penentuan progam pendidikan
anak tunanetra
3. Untuk menentukan arah dan kebutuhan pendidikan anak tunanetra.
Arah atau tujuan pendidikan anak tunanetra pada dasarnya sama dengan
arah/tujuan pendidikan pada umumnya. Hanya saja, mengingat kemampuan anak
tunanetra yang terbatas, maka perlu dirumuskan tujuan khusus yang yang
disesuaikan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
4. Untuk mengembangkan progam pendidikan yang diindividualisasikan atau IEP
(Individualized Educational Progam). Dengan data yang diperoleh sebagai hasil
asesmen dapat diketahui kemampuan dan ketidakmampuan anak tunanetra.
Akibat dari pengembangan progam yang didasarkan pada hasil asesmen, maka
muncul rumusan progam yang disesuaikan dengan kemampuan anak.
5. Untuk mengembangkan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi pengajaran.

Anda mungkin juga menyukai