Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL 2

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Oleh:

SLAMET WIDODO
NIM : 856782814

UPBJJ UT PALEMBANG

FALKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022.2
TUGAS TUTORIAL 2

Nama Mata Kuliah : Pengantar Pend. Anak Berkebutuhan Khusus


Sumber Materi : BMP PDGK4407
Modul 1 & 2
Masa Tutorial : 2012.2
Jumlah Soal : 6 (Enam)

Sumber Tugas
NO Tugas Tutorial
Tutorial

1 Sebutkan tiga penyebab terjadinya tunanetra dan Modul 4


bagaimana cara perawatannya!
Modul 5
2 Jelaskan apa yang dimaksud dengan visualisasi, ingatan
kinestetik, dan persepsi obyek, agar
individu tunanetra berfungsi dengan baik di dalam
lingkungannya?

3 Ada tiga strategi yang dapat diterapkan dalam


pembelajaran anak tunanetra, yaitu strategi
individualisasi, kooperatif, dan modifikasi. Jelaskan
maksud dari masing-masing strategi tersebut?

4 Ada empat upaya pencegahan terjadinya tunarungu,


yaitu sebelum nikah (pranikah), hamil
(prenatal), persalinan (natal), dan setelah kelahiran (post
natal). Berikan masing-masing satu
contoh dari upaya pencegahan terjadinya tunarungu!
5 Bagaimana dampak ketunarunguan dan gangguan
komunikasi terhadap pencapaian prestasi
akademik anak?
6 Jelaskan perbedaan antara sistem pendidikan integrasi
dengan sistem pendidikan inklusif bagi anak tunarungu!
1. Tiga Faktor penyebab tunanetra antara lain:

A. Pre-natal (dalam kandungan)


faktor penyebab tunanetra pada masa pre-natal sangat erat kaitannya dengan adanya riwayat
dari orangtuanya atau adanya kelainan pada masa kehamilan.
 Keturunan
Pernikahan dengan sesama tunanetra dapat menghasilkan anak dengan kekurangan yang
sama, yaitu tunanetra. Selain dari pernikahan tunanetra, juga akan mendapatkan anak tunanetra.
Ketunanetraan akiat faktor keturunan antara lain Retinitis Pigmentosa, yaitu penyakit pada retina
yang umumnya merupakan keturunan. Selain itu, katarak juga disebabkan oleh faktor keturunan.
 Pertumbuhan anak di dalam kandungan
Ketunanetraan anak yang disebabkan pertumbuhan anak dalam kandungan biasa disebabkan oleh:

 Ganggan pada saat ibu masih hamil;


 Adanya penyakit menahun, seperti TBC sehingga merusak sel-sel darah tertentu selama
pertumbuhan janin dalam kandungan;
 Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena rubella atau cacar air dapat
menyebabkan kerusakan pada mata, telinga, jantung, dan sistem susunan saraf pusat pada
janin yang sedang berkembang;
 Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasmosis, trachoma, dan tumor. Tumor dapat terjadi
pada otak yang berhubungan dengan indra penglihatan atau pada bola mata; dan
 Kekurangan vitamin tertentu dapat menyebabkan gangguan pada mata sehingga kehilangan
fungsi penglihatan.

B. Natal (saat kelahiran)

 Pengaruh alat bantu medis

Ibu yang mengalami kesulitan saat melahirkan biasanya dibantu dengan


menggunakan alat bantu medis. Alat ini berbentuk seperti tang untuk membenatu
mengeluarkan bayi. Sebab bila tidak dikeluarkan bayi akan kehabisan oksigen dan
dapat mengakibatkan kematian. Namun bila terjadi kesalahan dalam penggunaan alat
ini, seperti tidak sengaja menjepit syaraf mata akan menyebabkan kebutaan.

 Kecelakaan yang dialami anak, baik langsung dan tidak langsung mengenai bola
mata dapat menyebabkan ketunanetraan. Misalnya kepala terbentur benda keras,
bola mata yang kemasukan benda asing dan lain-lain.
C. Post-Natal

Post-natal merupakan masa setelah bayi dilahirkan. Tunanetra bisa saja terjadi pada masa
ini.

 Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat benturan alat-alat atau
benda keras;
 Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe sehingga baksil gonorrhoe
menular pada bayi, yang pada akhirnya setelah bayi lahir mengalami sakit dan berakibat
hilangnya daya penglihatan.
 Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan, misalnya:

1. Xeropthalmia, yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin A;


2. Trachoma, yaitu penyakit mata karena virus chilirnidezoon trachomanis;
3. Catarac, penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa mata menjadi
keru, akibatnya terlihat dari luar mata menjadi putih;
4. Diabetik Retinopathy, yaitu gangguan pada retina yang disebabkan oleh penyakit
diabetes melitus. Retina penuh dengan pembulu-pembulu darah dan dapat
dipengaruhi oleh kerusakan sistem sirkulasi hingga merusak penglihatan;
5. Macular Degeneration, yaitu kondisi umum yang agar baik, ketika daerah tengah
retina secara berangsur memburuk. Anak dengan retina degenerasi masih memiliki
kemampuan untuk melihat secara jelas objek-objek di bagian tengah bidang
penglihatan;
6. Retinopathy of prematurity, biasanya anak yang mengalami ini karena lahirnya
terlalu prematur. Pada saat lahir, bayi maih memiliki potensi penglihatan yang
normal. Bayi yang dilahirkan prematur biasanya ditempatkan pada inkubator yang
berisi oksigen dengan kadar tinggi sehingga pada saat bayi dikeluargakan dari
inkubator terjadi perubahan kadar oksigen yang dapat menyebabkan pertumbuhan
pembuluh darah menjadi tidak normal dan meninggalkan semacam bekas luka pada
jaringan mata. Peristiwa ini sering menimbulkan kerusakan pada selaput jala (retina)
dan tunanetra total.

 Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti masuknya benda keras atau
tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari kendaraan, dan lain-lain.
2. Visualisasi, ingatan kinestetik, dan persepsi obyek:

A. Visualisasi

Cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan didalam


lingkungannya, membantunya bergerak secara mandiri adalah dengan ingatan visual
(peta mental), ingatan kinestis, serta persepsi obyek.

B. Ingatan Kinestis

Ingatan Kinestis adalah ingatan tentang kesadaran gerak otot yang dihasilkan oleh
interaksi antara indra peraba dan keseimbangan (yang dikontrol oleh system
vestibular, yang berpusat dibagian atas dari telinga bagian dalam.

C. Persepsi Obyek (object Perseption)

Kemampuan persepsi objek ini perlu dilatihkan kepada anak-anak tunanetra.


Pengalaman menunjukkan bahwa mereka yang mampu menggunakan persepsi ini
dengan baik melindungi dirinya dari menabrak benda-benda besar, dan mendapatkan
rasa aman bila berjalan di sepanjang pagar tinggi atau dinding bangunan tanpa
meyentuh dengan tangannya atau tongkatnya.

3.Ada tiga strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran anak tunanetra yaitu:

A. Strategi Individual

Strategi individualisasi adalah strategi pembelajaran mempergunakan suatu program


yang disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan individu, baik karakteristik,
kebutuhan maupun secara perorangan. Strategi ini dikenal dengan Individualzed
Education Program (IEP) atau program Pendidikan Individualisasi (PPI). Strategi
individualisasi dilakukan secara perorangan, guru dapat memberikan pembelajaran
bahasa kepada anak tunanetra sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak
tersebut.

B. Strategi Kooperatif

Strategi kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menekankan gotong royong


saling membantu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran
kooperatif anak tunanetra dituntut untuk bekerja sama dengan anak lainnya dalam
pembelajaran bahasa, karena pada strategi ini anak harus saling membantu dalam
berkomunikasi secara langsung dengan anak yang lainnya sehingga pada strategi ini
terbentuklah bahasa anak.

C. Strategi Modifikasi

Strategi modifikasi adalah strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengubah


perilaku siswa kea rah yang lebih positif melalui conditioning atau pembiasaan, serta
membantunya untuk lebih produktif sehingga menjadi individu yang mandiri.
Strategi ini dapat diterapkan dalam meningkatkan keterampilan social anak
tunanetra. Pada strategi modifikasi guru mengubah perilaku siswa tunanetra dan ini
bisa dilakuakan untuk pembelajaran bahasa juga. Missalnya, guru mengubah bahasa
dari anak tersebut awalnya bahasa anak tersebut masih kurang menjadi baik.

4.Upaya pencegahan terjadinya tunanetra dan contohnya:

 Upaya yang dapat dilakukan pada saat sebelumnya nikah (pranikah).

o Menghindari pernikahan sedarah atau pernikahan dengan saudara dekat,


terutama pada keluarga yang mempunyai sejarah tunarungu.
o Melakukan pemeriksaan darah
o Melakukan konseling genetika

 Upaya yang dapat dilakukan pada waktu hamil, yaitu

o Menjaga kesehatan dan memeriksakan kehamilan secara teratur kepada


dokter kandungan/bidan
o Mengonsumsi gizi yang baik / seimbang
o Melakukan imunisasi tetanus

 Upaya yang dapat dilakukan pada saat melahirkan yaitu

o Pada saat melahirkan diupayakan tidak menggunakan alat penyedot.

 Upaya yang dapat dilakukan pada masa setelah lahir (post natal) yaitu

o Melakukan imunisasi dasar serta imunisasi rubella yang sangat penting,


terutama bagi wanita.
5. Dampak ketunarunguan dan gangguan komunikasi terhadap pencapaian prestasi

akademik anak:

A. Hambatan dalam Berinteraksi Sosial

Sebagai makhluk sosial, seorang manusia perlu berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk
mengadakan interaksi social tersebut diperlukan adanya kemampuan berkomunikasi yang
baik. Oleh karena itu, seorang anak yang mengalami hambatan/gangguan dalam kemampuan
berkomunikasi, akan mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

B. Hambatan dalam Pengembangan Kemampuan Akademik

Dalam pengembangan kemampuan akademik, kemampuan berbahasa baik secara reseptif


atau ekspresif memegang peranan penting. Ilmu pengetahuan disampaikan melalui bahasa,
sehingga untuk memahami pengetahuan tersebut, seseorang harus memahami bahasa
terlebih dahulu. Oleh karena itu, gangguan dalam kemampuan berbahasa dapat menghambat
seseorang dalam mengembangkan kemampuan akademiknya.

6. Perbedaan antara sistem pendidikan integrasi dengan sistem pendidikan inklusif bagi anak
tunarungu!
 SISTEM PENDIDIKAN INTEGRASI
Merupakan system pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa
tunarungu untuk belajar bersama-sama dengan siswa mendengar/normal disekolah
biasa atau regular.

a. Tingkat keterpaduannya bisa beragam dari keterpaduan minimal hingga keterpaduan


penuh.
b. Siswa lebih banyak dituntut untuk menyesuaikan diri dengan program yang ada.

 SISTEM PENDIDIKAN INKLUSIF


Merupakan pendidikan yang memberikan kesempatan bagi siswa tunarungu
untuk belajar bersama-sama dengan siswa mendengar disekolah biasa/regular.
a. Pendidikan inklusif lebih banyak menuntut sekolah untuk melakukan penyesuaian
baik dari segi kurikulum, sarana, dan prasarana, maupun sistem pembelajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan siswa tunarungu.
b. Siswa tunarungu benar-benar terpadu sepenuhnya.

Anda mungkin juga menyukai