Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NENI OKTARI

NIM :856776606

MAKUL: PENELITIAN TINDAKAN KELAS

SOAL

1. Sebutkan pengertian dari :


a. Penelitian Tindakan Kelas
b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
c. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
d. Mengidentifikasi masalah PTK
e. Observasi terstruktur
2.a Sebutkan 5 Prinsip dasar Observasi meurut pendapat Hopkins
b Jelaskan dan berilah contoh 3 diantaranya
3. a Bu Ratna adalah seorang guru ang mengajar di TK Aisyiah di Lempuing.
Pada suatu hari Bu Ratna mengajarkan anak tentang berhitung. Tetapi fakta menunjukkan
bahwa banyak anak yang tidak bisa berhitung. Selain itu, hampir sebagian besar anak belum
dapat mengenal angka, apalagi kalau disuruh berhitung. Mereka tidak paham sama sekali.
Berdasarkan ilustrasi diatas masalah apa yanng dihadapi oleh Bu Ratna?
B Solusi apa yang diambil oleh Bu Ratna agar pembelajaran berhitung menjadi lebih menarik bagi
anak dan pada akhirnya anak-anak paham akan konsep berhitung.
c Berikan alasan anda mengapa menggunakan solusi tersebut
4.a Buatlah RPP perbaikan berdasarkan metode yang baru
b Alat evaluasi apa yang digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa

JAWABAN

a. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajar siswa meningkat.
b. Karateristik penelitian tindakan kelas yaitu:
 Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa
praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu
diselesaikan. Dengan perkataan lain, guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu
diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya selama ini, dan perbaikan
tersebut diprakarsai dari dalam diri guru sendiri (an inquiry of practice from within),
bukan oleh orang dari luar.
 Self-reflective inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri PTK
yang paling esensial. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari
lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden, maka PTK mempersyaratkan
guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri. Ini berarti, guru
mencoba mengingat kembali apa yang dikerjakannya di dalam kelas, apa dampak
tindakan tersebut bagi siswa, dan kemudian yang terpenting guru mencoba
memikirkan mengapa dampaknya seperti itu.
 Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini
adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan
interaksi.
 Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan
dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan.
Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola:
perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksirevisi (perencanaan ulang).

c. Langkah langkah dalam ptk yaitu (1). Merencanakan perbaikan,(2). Melaksanakan


tindakan, (3). Mengamati, (4). Melakukan refleksi

d. Mengidentifikasi masalah ptk adalah sebagai upaya untuk


menjelaskan masalah dan membuat penjelasan dapat diukur. Identifikasi ini
dilakukan sebagai langkah awal penelitian.

e. Observasi terstruktur adalah observasi terstruktur menggunakan instrumen


observasi yang trstruktur dan siap pakai sehingga pengamat hanya tinggal
membubuhkan tanda (v) pada tempat yang di sediakan.
2. lima prinsip dasar observasi menurut pendapat Hopkins yaitu:

• Perencanaan bersama
Observasi yang baik diawali dengan perencanaan bersama antara pengamat dengan
yang diamati, dalam hal ini antara teman sejawat yang akan membantu mengamati
dengan guru yang akan mengajar. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk
membangun rasa saling percaya dan menyepakati beberapa hal seperti fokus yang
akan diamati, pelajaran yang akan berlangsung, serta aturan lain seperti berapa lama
pengamatan akan berlangsung, bagaimana sikap pengamat kepada siswa, dan di mana
pengamat akan duduk.
• Fokus
Fokus pengamatan mungkin sangat luas atau umum, tetapi dapat pula sangat khusus
atau spesifik. Fokus yang luas akan menyebabkan pengamat lebih banyak
mengandalkan pertimbangan yang bersifat subjektif dalam menafsirkan data,
sehingga tidak akan banyak manfaatnya bagi guru yang diamati, kecuali jika berbagai
hal telah disepakati sebelumnya. Sebaliknya, fokus yang sempit atau spesifik akan
menghasilkan data yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan profesional guru.
• Membangun Kriteria
Observasi akan sangat membantu guru, jika kriteria keberhasilan atau sasaran yang
ingin dicapai sudah disepakati sebelumnya. Misalnya, guru menargetkan akan
melibatkan minimal 30 orang dari 35 orang siswanya dalam diskusi kelas. Dengan
kriteria seperti ini, pengamat dapat merekam data yang memang relevan. Atau,
sebelum pengamatan, pengamat dan guru menyetujui bahwa pengamat akan merekam
kebermaknaan respons siswa dengan cara mencatat kemunculannya dan Memberi
komentar.
• Keterampilan Observasi
Seorang pengamat yang baik memiliki minimal tiga keterampilan, yaitu: (1) dapat
menahan diri untuk tidak terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu
peristiwa; (2) dapat menciptakan suasana yang memberi dukungan dan menghindari
terjadinya suasana yang menakutkan guru atau siswa; dan (3) menguasai berbagai
teknik untuk menemukan peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam, serta
alat/instrumen perekam yang efektif untuk episode tertentu.
• Balikan (Feedback)
Hasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat, yang disajikan
dengan memperhatikan hal-hal yaitu diberikan segera setelah pengamatan, dalam
bentuk diskusi, Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam
secaracermat dan sistematis, data diinterpretasikan sesuai dengan kriteria yang sudah
disepakati sebelumnya, guru yang diamati diberi kesempatan pertama untuk
menafsirkan data, .diskusi mengarah kepada perkembangan strategi untuk
membangun apa yang telah dipelajari.

3. - Masalah yang dihadapi bu ratna


Kesulitan dalam menyampaikan pelajaran berhitung pada anak
- Solusi
a. Buat konsep belajar menyenangkan, yaitu tidak harus dibangku sekolah tetapi
belajar berhitung untuk anak bisa dilakukan di lingkungan sekitar kita.
b. Konsep dasar berhitung di kuatkan, agar anak mengerti bagaimana cara
menjumlahkan, mengurangi, mengali dan membagi.
c. Diterapkan di kehidupan sehari-hari agar anak mudah untuk belajar berhitung
- Alasan dari solusi
a. Melakukan pembelajaran menyenangkan karna seringkali seorang guru
mengajarkan suatu ilmu pengetahuan dengan konsep yang monoton sehingga
anak akan cepat bosan
b. Konsep dasar berhitung di kuatkan, karena kadang-kadang guru hanya
menyampaikan konsep dasarnya saja. Ketika pembelajaran mungkin saja anak
dapat menjawab so’al yang di berikan. Tetapi ketika anak pulang atau
melanjutkan aktivitasnya mereka akan lupa materi yang sudah dikerjakan di
sekolah
c. Diterapkan di kehidupan sehari-hari agar anak mudah untuk belajar berhitung,
maka bisa diterapkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti contoh dua
di tambah dua bisa kita ubah menjadi dua apael di tambah dua apel atau di
buat menjadi soal cerita.
4. A. Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran Perbaikan

Satuan Pendidikan : SDN NEGER 4 TUGUMULYO


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : I/2
Alokasi Waktu : 45 menit
a. Kompetensi Inti :
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua angka dalam
pemecahan masalah.

b. Kompetensi Dasar :
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.

c. Indikator :
Menjumlahkan dua angka dengan cara mendatar tanpa teknik menyimpan.
Menjumlahkan dua angka dengan cara bersusun pendek tanpa teknik menyimpan.
Mengurangkan dua angka dengan cara mendatar tanpa teknik meminjam.
Mengurangkan dua angka dengan cara bersusun pendek tanpa teknik meminjam.

d. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat :
Melakukan penjumlahan dua angka dengan cara mendatar tanpa teknik menyimpan.
Melakukan penjumlahan dua angka dengan cara bersusun pendek tanpa teknik
menyimpan.
Melakukan pengurangan dua angka dengan cara mendatar tanpa teknik meminjam.
Melakukan pengurangan dua angka dengan cara bersusun pendek tanpa teknik
meminjam.

e. Karakter siswa yang diharapkan :


Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Demokratif, Rasa Ingin tahu, Bersahabat, Menghargai
prestasi, Gemar membaca, Tanggung jawab.

f. Tujuan Perbaikan :
Meningkatkan pemahaman siswa mengenai penjumlahan dan pengurangan dua angka
menggunakan alat peraga kantong nilai.
Mendemonstrasikan hasil contoh soal.

g. Materi Pokok :
Penjumlahan dan pengurangan.

h. Kegiatan Pembelajaran :
Kegiatan awal (5 menit)
Memberi salam, menanyakan keadaan anak-anak dan mengkondisikan siswa untuk
siap belajar.

i. Mengajukan soal cerita berikut :


Jika Ibu mempunyai 20 buah piring dalam lemari, kemudian Ibu membeli lagi 12
buah piring, berapa banyak piring yang Ibu miliki sekarang?
Jika piring itu kemudian pecah 5 buah, berapa banyak lagi sisa piring yang Ibu miliki?
Bagaimanakah cara menghitung soal tersebut?
Operasi hitung apa saja yang digunakan?
Menyampaikan tujuan dan kegiatan yaitu anak-anak akan bermain dengan alat peraga
kantong nilai serta mendemonstrasikan cara pengerjaan soal.
Kegiatan inti (25 menit)
Guru menjelaskan cara menghitung penjumlahan dan pengurangan baik secara
mendatar dan bersusun pendek tanpa menyimpan dan meminjam dengan alat peraga
kantong nilai.
Guru mendemonstrasikan cara menghitung penjumlahan dan pengurangan tersebut.
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sambil didiskusikan apa dan bagaimana
cara menghitung penjumlahan dan pengurangan.
Hasil diskusi dimantapkan.
Siswa diberi soal latihan.
Kegiatan akhir (5 menit)
Membimbing siswa menyimpulkan matri pelajaran.
Memberikan pekerjaan rumah (PR).
Menutup pelajaran.
j. Metoda Pembelajaran :

Ceramah.
Tanya jawab.
Demonstrasi.
Diskusi.
Pemberian tugas.

k. Alat dan Sumber Belajar :


alat peraga kantong nilai.
Buku Matematika kelas 1.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

l. Penilaian :
Prosedur Test : Tes Akhir
Jenis Tes : Tertulis
Bentuk tes : Isian

B. Alat evaluasi apa yang digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa yaitu :
Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif dalam mengevaluasi keberhasilan
pembelajaran siswa. Tes berfungsi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap
materi  serta menentukan kedudukan siswa dalam kelompok atau tingkat pencapaian
terhadap seperangkat tujuan tertentu. Selain tes, terdapat pula beberapa alat evaluasi
yang dapat mengevaluasi hasil pembelajaran dapat digunakan dalam penelitian
tindakan kelas, seperti kuisioner, lembar observasi, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai