Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN
MATEMATIKA PADA KONSEP MELAKUKAN OPERASI
HITUNG CAMPURAN PADA SISWA KELAS 3
DI SDN TEMPUREJO VII

DISUSUN OLEH
Nama : AIMATUL MAGHFIROH
NIM : 837624592
Program : S1. PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JEMBER
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pelajaran berhitung adalah pelajaran yang banyak memerlukan keterampilan
berpikir dan berkonsentrasi, sebab materi-materi berhitung yang sangat padat
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, geometri dan sebagainya)
maka perlu adanya rumusan tujuan pelajaran berhitung yang terinci.
Dalam kenyataannya masih banyak sekali anak didik yang lemah dalam
pelajaran berhitung. Kadang-kadang mereka sangat pintar dalam pelajaran
hafalan, tetapi nilainya rendah pada pelajaran berhitung. Masalah ini memang
paling banyak menimpa pada anak SD Negeri Tempurejo VII
Sebagai anak didik ada yang berpendapat bahwa pelajaran berhitung adala
pelajaran yang paling sulit. Oleh karena itulah, diperlukan suatu metode belajar
yang tepat sehingga dapat meningkatkan daya serap anak didik pada pelajaran
berhitung. Berdasarkan hal di atas, maka penulis berusaha membuat suatu metode
yang tepat, dan sekaligus melakukan penelitian, sampai seberapa jauhkah daya
serap anak terhadap pelajaran berhitung dengan menggunakan metode diskusi.
Dari hasil penelitian ini, nantinya dapat diketahui peningkatan prestasi dan nilai
yang diperolah anak didik. Karena seperti diketahui, dengan menggunakan
metode ini , anak didik dituntut untuk berperan aktif dalam proses belajar
mengajar, sehingga nantinya anak didik terbiasa untuk berfikir dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.
Pada dasarnya, pendidikan berhitung pada siswa SD Negeri Tempurejo
VII mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Menanamkan pengertian bilangan dan kecakapan dasar berhitung.
2. Menumpuk dan mengembangkan kemampuan berfikir logis dan
kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari, baik pada masa sekarang dan masa mendatang.
3. Mengembangkan kemampuan dan sikap nasional, ekonomis dan
menghargai waktu.
4. Meletakkan landasan berhitung yang kuat untuk mempelajari
pengetahuan lebih lanjut.
Sehingga dengan diterapkan metode diskusi ini, diharapkan semua tujuan di
atas dapat tercapai, sehingga prestasi siswa dalam pelajaran berhitung dapat
tercapai.
Di SDN Tempurejo VII hasil ulangan Matematika masih rendah. Hanya
orang dari siswa di kelas 3 yang mendapat nilai rata-rata 6 ke atas. Untuk
meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, penulis mencoba
melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindak kelas. Adapun
perbaikan yang dilakukan meliputi : Perbaikan pembelajaran eksakta yang terdiri
dari dua siklus perbaikan pembelajaran, khusunya untuk mata pelajaran yang
hasilnya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran
dalam rangka meningkatkan dan meratakan taraf serap peserta didik.
Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat pada saat
melaksanakan kegiatan perbaikan, melalui kegiatan-kegiatan observasi dan
diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus
penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Matematika dan PPKn. Penulisan
laporan ini mencakup Pendahuluan, Kajian Teori, Perencanaan, Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran, Temuan hasil yang diperoleh, serta Kesimpulan dan
saran tindak lanjut.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan mendasar dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah “Bagaimana maningkatkan kemampuan berhitung pada siswa kelas
SDN Tempurejo VII, bertolak dari pemasalahan ini, maka dibutuhkan suatu
metode yang tepat yang mampu meningkatkan daya serap anak terhadap
mata pelajaran berhitung. Pada dasarnya masalah dalam penelitian ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
“Apakah dengan menerapkan metode diskusi dapat meningkatkan
kemampuan anak terhadap mata pelajaran berhitung di kelas 3?”

C. Tujuan Perbaikan
1. Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 3 khususnya
melalui penerapan metode diskusi.
b. Untuk meningkatkan daya serap anak terhadap mata pelajaran
berhitung di kelas 3
D. Manfaat Perbaikan
1. Bagi Guru
Mempermudah dalam penyampaian mata pelajaran kepada peserta
didik,
karena peserta didik telah aktif ikut dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi Siswa
- Dapat meningkatkan prestasi daya serap siswa dalam pelajaran
berhitung.
- Dapat menumbuhkan semangat dan kecerdasan belajar yang
tinggi dikalangan peserta didik
- Melatih siswa untuk mengeluarkan pendapatnya.
- Siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian
Metode diskusi adalah cara menyimpan pelajaran dimana guru bersama-
sama siswa saling mengadakan tukar menukar informasi, pendapat dan
pengalaman dalam rangka memecahkan persoalan yang dihadapi. Menurut
Winarno Surachmad dalam bukunya Pengantar Interaksi Mengajar Belajar,
Persoalan atau pertanyaan yang mempunyai kelayakan untuk didiskusikan
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
a. Menarik minat anak didik yang sesuai dengan tarafnya.
b. Mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat
dipertahankan kebenarannya.
c. Pada umumnya, tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar”, tetapi lebih
mengutamakan penalaran yang mempertimbangkan dan membandingkan.

2. Klasifikasi
Dalam melaksanakan metode diskusi pimpinan diskusi dapat dipegang oleh
guru atau meminta salah satu siswa / peserta didik. Sedangkan berdasarkan tehnik
pelaksanaannya menurut Moh. Ali diklasifikasikan menjadi dua yaitu
a. Debat
Dalam hal ini terjadi dua kelompok yang mempertahankan pendapatan masing-
masing yang bertentangan, sehingga pendengaran dijadikan sebagai kelompok
yang memutuskan mana yang benar dan mana yang salah dalam keputusan
akhir.
b. Diskusi
Pada dasarnya merupakan musyawarah untuk mencari titik pertemuan
pendapat, tentang suatu masalah. Ditinjau dari segi pelaksanaannya diskusi
dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu :
1. Diskusi kelas
Diskusikan kelas adalah semacam “brainstorming”(pertukaran
pendapat).Dalam hal ini guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas.
Jawaban dari siswa diajukan lagi kepada siswa lain sehingga terjadi
pertukaran pendapat secara serius dan wajar.
2. Diskusi kelompok
Dalam hal ini guru menyampaikan masalah, setelah kemudian dibagi
menjadi beberapa sub masalah setelah itu siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk membahas masing-masing sub, yang selanjutnya hasilnya
dilaporkan di depan kelas untuk ditanggapi.
3. Panel
Merupakan diskusi yang dilakukan oleh beberapa orang saja (3 sampai 7
orang) sedangkan siswa yang lain bertindak sebagai pendengar (audiens).
Ciri yang lain terdapat dalam panel ini dilakukan oleh orang-orang yang
benar-benar ahli memahami seluk beluk masalah yang didiskusikan, yang
tidak bertujuan untuk memperoleh kesimpulan akan tetapi merangsang
berpikiran agar siswa mendiskusikan lebih lanjut.
4. Konferensi
Dalam konferensi ini anggota duduk saling menghadap, mendiskusikan
sesuatu masalah, sehingga setiap peserta harus memahami bahwa
kehadirannya harus sudah mempersiapkan pendapat yang akan diajukan.
5. Symposium
Dalam pelaksanaannya dapat menempuh dua cara yaitu :
a. Mengundang dua pembicara atau lebih, dan setiap pembicara diminta
untuk menyajikan prasarana yang sama, namun dari sudut pandang yang
berbeda-beda.
b. Membagi masalah dalam beberapa aspek, setiap aspek dibahas oleh
seorang pemrasaran, selanjutnya disiapkan penyanggah umum yang akan
menyoroti prasaran-prasaran. Setelah selesai penyanggah umum
memberikan sanggahan, barulah pemrasaran diberikan kesempatan untuk
memberikan jawaban atas sanggahan tersebut.
6. Seminar
Merupakan pembahasan ilmiah yang dilaksanakan dalam meletakkan dasar-
dasar pembinaan tentang masalah yang dibahas. Ciri-ciri yang ada di
dalamnya adalah :
a. Pembahasan bertolak dari kertas kerja yang disusun oleh pemrasarana,
yang berisi uraian teoritas sesuai dengan tujuan dan maksud yang
terkandung dalam pokok seminar (tema).
b. Pelaksanaannya sering kali diawali dengan pandangan umum atau
pengarahan dari pihak tertentu yang berkepentingan.
3. Kerangka Konseptual / Definisi Operasional
A. Prinsip-prinsip Pengajaran Berhitung
Dengan pedoman pada ketujuh prinsip itu pengajar bisa manyampaikan
materi pelajaran berhitung dengan baik, jelas dan benar. Apabila dalam
penyampaian materi bisa baik, jelas dan benar, anakpun bisa memahami,
mengerti dan mengerjakan tugas dengan baik dan benar pula. Dengan
demikian anakpun bisa mengeterapkan pengetahuannya dalam kehidupan
sehari-hari. Pencapaian nilai hasil evaluasi akan meningkat.

B. Menggunakan Metode Yang Tepat


Pendidikan harus tau bahwa tidak ada satupun metode yang paling baik,
tanpa didukung oleh metode yang lain dalam proses belajar mengajar.
Misalnya dalam kegiatan pendidikan akan menggunakan metode ceramah.
Maka akan menjadikan akan duduk dengar catatan hafal (DDCH), sehingga
membosankan bagi anak akibatnya akan enggan belajar. Didalam
mengajarkan pelajaran penghitung hendaknya pendidik menggunakan
beberapa metode atau “multi metode” yaitu penggabungan beberapa metode
yang sesuai kebutuhan. Metode-metode itu antara lain metode ceramah,
metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode problem solving,
metode eksperimen dan sebagainya.
Dalam penggunaan metode hendaknnya disesuaikan dengan kebutuhan
sehingga kemungkinan siswa tertarik dengan pelajaran dan menimbulkan
minat untuk belajar lebih aktif dan kreatif.

C.Hambatan-hambatan Pelajaran Berhitung


Pelajaran hitung adalah pelajaran yang menurut sejumlah individu serta
berbagai unsur pendidikan lainnya yang memiliki kemampuan berpikir, latar
belakang pendidikan karakter dan temperamen yang berbeda. Sehingga
suatu system hambatan-hambatan pelajaran berhitung pada dasarnya
terdapat unsur-unsur yang saling berinteraksi didalamnya.
Untuk meniadakan hambatan-hambatan itu harus mengetahui kelemahan
yang terdapat pada unsur-unsur tersebut :
1. Guru menguasai materi
Dengan daya perubahan kurikulum yang baru, mau tidak mau guru
harus bisa menyesuaikan diri. Akhirnya juga akan mempengaruhi
proses belajar mengajar. Dengan latar pendidikan yang mayoritas
hanya SLTA, guru kurang begitu mampu menguasai materi yang
begitu banyak. Sehingga guru yang menguasai materi pelajaran
bahasa, mungkin kurang begitu menguasai materi pelajaran
berhitung. Guru yang menguasai materi pelajaran berhitung kurang
begitu menguasai pelajaran lainnya dan sebagainya. Akibatnya
dalam menyampaikan materi pada anak kurang jelas, akhirnya daya
serap anak kurang baik sekali.
2. Potensi anak kurang terbina
Menurut teori tabolarasa, anak diibaratkan kertas putih yang bersih,
jadi tergantung apa yang kita goreskan, itulah nanti hasilnya. Disini
orang tua, guru, lingkungan memegang peranan yang penting.
Bagaimana kita mengembangkan potensi anak secara baik.
3. Pendidikan orang tua rendah
Dengan latar belakang pendidikan orang tua yang mayoritas hanya
tamatan SD akan berpengaruh besar pada anak. Orang tua adalah
guru yang utama, sebab waktu yang terbanyak adalah dengan orang
tua (di rumah). Misalnya, anak kurang paham dengan mata pelajaran,
kemana dia akan bertanya, sedang orang tuanya tidak mengerti.
Pendidikan orang tua yang rendah dalam pendidikan anak sangat
jauh berbeda bila dibandingkan dengan orang tua yang
pendidikannya lebih tinggi.
4. Lingkungan sosial kurang mendukung
Pengaruh yang jelek dari lingkungan anak akan cepat berpengaruh
pada diri anak dari pada pengaruh yang baik. Anak yang belum kuat
pendiriannya akan mudah terbawa oleh lingkungan yang jelek.
Karena anak-anak SDN Tempurejo VII. bergaulnya masih didesa
yang disitu banyak tamatan SD yang tidak melanjutkan sekolah,
yang akhirnya mengganggu anak-anak yang masih sekolah. Anak
yang tidak melanjutkan sekolah hanya bermain kesana-kesini, sebab
selain masih kecil tenaganya pun belum mampu untuk bekerja
seperti orang dewasa.
Akibatnya hanya mengganggu di lingkungannya.

D. Upaya Upaya Peningkatan Daya Serap TerhadapPelajaran Berhitung


Menyadari akan kenyataan dan kelemahan-kelemahan tersebut diatas
maka dituntut adanya upaya peningkatan gaya serap pelajaran berhitung.
Upaya-upaya nyata untuk mengatasi hambatan-hambatan pelajaran
berhitung antara lain :
1. Mengadakan penataran-penataran bagi guru untuk mata pelajaran
berhitung. Dengan penataran pengetahuan guru akan bertambah dan
penguasaan materipun bertambah pula.
2. Pertemuan di KKG secara rutin untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi di lapangan.
3. Guru lebih sering membaca buku, Koran, majalah untuk
meningkatkan kemampuan dalam mengajar.
4. Guru memahami perbedaan bakat dan minat anak
5. Guru rajin mengadakan evaluasi yang selanjutnya mengadakan
perbaikan dan pengayaan.
6. Guru melakukan bimbingan dan penyuluhan pada anak.
7. Guru mau melakukan komunikasi dengan wali murid dan lingkungan
sekolah mengenai pendidikan.
Pada akhirnya, betapapun sempurnanya system dan mutu guru dalam
mengajar yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan tetapi sebenarnya
keberhasilan pendidikan di sekolah tidak hanya ditentukan oleh guru, melainkan
ditentukan oleh semua pihak. Sekolah adalah lembaga yang terintregasikan dalam
masyarakat.

G. Asumsi / Anggapan Dasar dan Hipotesis atau Premis dan Pertanyaan


Penelitian (kuantatif)
1. Asumsi / Anggapan Dasar
Dengan mendasarkan diri pada konsep diskusi yang terdiri dari berbagi
macam bentuk di atas, maka agar pelaksanaannya dapat lebih efektif
seorang tenaga pengajar harus memperhatikan beberapa hal. Diantaranya
adalah :
1. Persiapan / perencanaan diskusi
a. Tujuan diskusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih
terjamin.
b. Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu dan
jumlahnya disesuakan dengan sifat diskusi itu sendiri.
c. Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan
berlarut-larut.
2. Pelaksanaan diskusi
a. Membuat struktur kelompok (ketua / pimpinan, sekretaris,
anggota).
b. Membagi-bagi tugas dalam diskusi
c. Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi
d. Mencatat ide-ide / sarana-sarana yang penting
e. Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta
f. Menciptakan situasi yang menyenangkan
3. Tindak lanjutan diskusi
a. Membuat hasil-hasil / kesimpulan dari diskusi
b. Memberikan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya
c. Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi untuk dijadikan
bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang
akan datang.
4. Tujuan metode diskusi
a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi,
berbicara dan mengajukan pendapat sesuai dengan
kemampuannya.
c. Membina sikap toleransi terhadap pendirian orang lain atau
menghargai pendapat korang lain.
d. Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri
sendiri.
e. Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai
masalah yang “dilihat”, baik dari pengalaman sendiri maupun
dari pelajar sekolah.
f. Mempertinggi rasa tanggung jawab untuk melaksanakan
keputusa diskusi.

2. Hipotesis atau Premis


Hipotesis Tindakan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai
berikut :
“Apabila dalam proses belajar mengajar khususnya pelajaran berhitung
diterapkan metode diskusi, maka daya serap anak terhadap pelajaran
berhitung akan meningkat”.
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode diskusi
1. Prinsip-prinsip metode diskusi
a. Prinsip mengikutsertakan anak-anak dalam diskusi.
Pembicaraan jangan sampai diborong oleh beberapa orang
anak.
Perhatikan anak yang selalu diam, kadang-kadang ia
mempunyai pendapat yang baik. Dalam hal anak terus diam,
guru hendaknya menyuruh anak itu mengemukakan pendapatnya.
b. Diskusi yang baik tidak asal berbicara, ramai, diperlukan suatu
ketertiban, baik dalam bergilir mengemukakan pendapat maupun
memperhatikan orang yang sedang berbicara.
c. Pertanyaan atau persoalan hendaknya sesuai dengan tingkat
perkembangan dan pengalaman anak.
d. Guru sebagai pemimpin yang memberi kepercayaan kepada anak
untuk turut serta dalam diskusi guna mendorong dan merangsang
anak untuk melakukan sumbangan pikiran.
e. Menyetujui atau menentang pendapat orang lain, anak-anak
supaya tetap berlaku sopan dan hormat, pendapat jangan hanya
menang dan menyakiti atau mematahkan semangat orang.

3. Pertanyaan Penelitian
1. Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi
Secara umum langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam
melaksanakan metode diskusi adalah :
a. Menemukan masalah yang layak untuk didiskusikan.
b. Menjelaskan masalah tersebut.
c. Mengatur giliran pembicaraan.
d. Memberi kesempatan kepada orang-orang yang akan berbicara
secara bergiliran.
e. Mengembalikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa
kepada peserta diskusi.
f. Mengarahkan pembicaraan pada rel yang sebenarnya bila terjadi
penyimpangan pembicaraan.
g. Memimpin siswa dalam mengambil keputusan atau kesimpulan.
Dengan demikian peranan guru sebagai pemimpin diskusi
adalah :
a. Sebagai pengatur lalu pembicaraan.
b. Sebagai dinding penangkis, artinya menerima pertanyaan dari
anggota dan melemparkannya kembali kepada anggota yang lain.
c. Sebagai petunjuk jalan (guide) yang memberikan pengarahan
kepada anggota tentang masalah yang sedangkan didiskusikan,
sehingga tidak menyimpang dari pokok pembicaraan.
2. Keuntungan-keuntungan dan kelemahan metode diskusi
a. Keuntungan-keuntungan metode diskusi
1. Mempertinggi partisipasi anggota secara individu
2. Mempertinggi partisipasi kelompok secara keselurahan
b. Kelemahan-kelemahan metode diskusi
1. Tidak mudah bagi pemimpin diskusi untuk meramaikan arah
penyelesaian diskusi.
2. Tidak selalu mudah bagi anggota kelompok diskusi untuk
mengatur cara berpikir secara rapi, apalagi secara ilmiah.
BAB III

PELAKSANAAN DAN PERBAIKAN

A. Subyek Penelitian

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 3 SDN Tempurejo VII


Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember mulai tanggal 09 – 11 Nopember 2021.
Mata pelajaran dalam pembelajaran ini adalah Matematika tentang Melakukan
operasi hitung campuran

Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagai berikut :

A. Tanggal 09 Nopember 2021 mata pelajaran Matematika siklus I. masalah


yang ditemukan adalah penggunaan metode pembelajaran kurang
bervariasi pada konsep yang disampaikan yaitu “Melakukan operasi hitung
campuran”
B. Tanggal 11 Nopember 2021 Mata Pelajaran Matematika untuk siklus II
masalah yang diperbaiki penggunaan alat peraga

B. Deskripsi Persiklus

Berdasarkan analisis masalah dikemukakan di atas maka perlu dibuat rencana


perbaikan pembelajaran perbaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu :

a. Guru melakukan apersepsi mata pelajaran yang sebelumnya untuk


dikaitkan dengan pelajaran yang akan dipelajari
b. Guru menjelaskan materi dengan metode yang bervariasi ( ceramah, Tanya
jawab, pelatihan, penugasan dan Diskusi)
c. Guru menjelaskan cara menggunakan dan memelihara pada alat peraga
yang digunakan
d. Guru memperbanyak pemberian latihan dan pekerjaan rumah (PR)

Dalam prosedur pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan melalui langkah-langkah


diantaranya : merencanakan, mengamati, merefleksi. Pada pelaksanaan prosedur
umum pembelajaran meliputi :

Kegiatan awal

- Bertanya jawab tentang materi sebelumnya dengan materi yang akan


diajarkan
Kegiatan Inti

- Guru memberikan dan melibatkan siswa dalam pembelajaran

Kegiatan akhir

- Memberikan tes formatif dan penugasan (PR)

Berikut ini sajikan tabel : rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk
pembelajaran :

Siklus I

Rencana Tindakan Pengamatan Refleksi

Pembelajaran Guru Penjelasan konsep Contoh dan


konsep menjelaskan Melakukan latihan guru
Melakukan tentang operasi hitung masih kurang
operasi hitung Melakukan campuran bervariasi
campuran operasi hitung Guru menjelaskan sehingga anak
Cukup jelas campuran cukup jelas sesuai hanya dapat
sesuai dengan Guru dengan konsep mengerjakan
konsep yang memberikan yang diajarkan soal tes formatif
akan diajarkan contoh tentang Siswa dapat seperti yang
disertai contoh Melakukan mengikuti contoh dicontohkan
dan latihan operasi hitung yang diberikan Untuk siklus II
Penggunaan campuran guru guru perlu
alat peraga Guru Siswa dapat menggunakan
kurang baik memberikan 2 menjawab soal metode yang
soal untuk nilai rata-rata bervariasi
latihan tentang kurang dari 6,00 dalam
Melakukan pembelajaran
operasi hitung
campuran
Guru
memberikan tes
formatif

Siklus II
Rencana Tindakan Pengamatan Refleksi

Pembelajaran Guru mengulas Penjelasan konsep Pembelajaran


lanjutan konsep bagian konsep Melakukan operasi Melakukan
Melakukan Melakukan hitung campuran operasi hitung
operasi hitung operasi hitung Cukup jelas sesuai campuran
campuran campuran konsep yang dengan
Penjelasan cukup Guru diajarkan penjelasan cukup
jelas sesuai memberikan Siswa dapat sesuai dengan
dengan konsep tugas dengan melaksanakan tugas konsep yang
yang akan menggunakan yang diberikan guru diajarkan
diajarkan disertai alat peraga Siswa dapat Disertai
pemberina tugas Guru membagi mengerjakan soal bimbingan dan
dan latihan dan siswa menjadi latihan latihan, serta
penggunaan alat beberapa Nilai rata-rata di penggunaan alat
peraga berupa kelompok atas 6,00 peraga telah
gaya Guru berhasil
memberikan Perbaikan
tugas kepada pembelajaran
siswa secara melalui PTK
kelompok sampai dengan
Guru siklus II
memberikan
soal-soal latihan
tentang
Melakukan
operasi hitung
campuran
Guru
memberikan tes
formatif

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Persiklus
Berdasarkan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor pembelajaran
yang dilaksanakan sudah menunjukan kemajuan, dengan hasil sebagai berikut :

Mata Pelajaran Matematika

Pada siklus I nilai rata-rata 5,26 hal ini disebabkan bahwa dalam pembelajaran
ada kekurangan atau kelemahan, karena :

- Penggunaan metode tidak bervariasi


- Pemberian contoh sedikit
- Alat peraga kurang relevan

Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 7,21 hal ini menunjukan adanya
peningkatan karena :

- Penggunaan metode sudah bervariasi


- Pemberian contoh dan latihan diperbanyak
- Alat peraga cukup relevan
- Pemberian penugasan berupa PR
-
B. Pembahasan dari setiap siklus

Hasil pengolahan data dari kinerja gruru dapat dilihat dari hasil observasi
siklus I dan II yang dilaksanakan pada tanggal, 19 - 22 Nopember pada mata
Matematika sebagai berikut :

Lembar observasi I

Kemunculan
No Aspek yang diobservasi Komentar
Ada Tidak ada

Cukup jelas sesuai dengan


1 Penyampaian tujuan v konsep yang akan
diajarkan

Penjelasan konsep oleh Cukup jelas


2 v
guru

Contoh hanya satu


3 Pemberian contoh v sebaiknya contoh lebih
dari satu

4 Pemberian latihan v Latihan kurang bimbingan


guru

Alat peraga kurang


5 Penggunaan alat peraga v
lengkap

Penggunaan metode :

- Ceramah Penggunaan metode


6 v
- Demonstasi kurang bervariasi
- Tanya jawabDiskusi
-
Penguasaan konsep hasil
7 v Belum terlihat jelas
belajar

8 Aktifitas siswa v Baik

Lembar observasi II

Kemunculan
No Aspek yang diobservasi Tidak Komentar
Ada
ada

Cukup jelas sesuai dengan


1 Penyampaian tujuan v
konsep yang akan diajarkan

Penjelasan konsep oleh Cukup jelas sesuai dengan


2 v
guru konsep pembelajaran

Pemberian contoh lebih dari


3 Pemberian contoh v
satu dan cukup jelas

Cukup karena lebih dari 5


4 Pemberian latihan v
soal

Sesuai dengan kompetensi


5 Penggunaan alat peraga v
dasar

Penggunaan metode :
Sesuai dengan kompetensi
6 - Ceramah v
dasar dan pembelajaran
- Demonstasi
- Tanya jawab
Penguasaan konsep hasil
7 v Baik
belajar

Siswa aktif dan kreatif


8 Aktifitas siswa v
dalam proses pembelajaran

Berikut ini kami sajikan tabel nilai siswa pada waktu dilaksanakan PTK
melalui hasil observasi siklus I dan II, bahwa penguasaan konsep hasil belajar
pada mata pelajaran Matematika ada peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel nilai siswa pada siklus I dan II

No Nama Siswa Siklus I Siklus II

1 Andi Sugandi 6 7

2 Andi Saputra 7 9

3 Ayu Sutiawatini 5 7

4 Ayu Waras 5 7

5 A. Andriyani 5 8

6 Aldi 7 7

7 Anis Nurbaetillah 4 6

8 Deden Andriansyah 6 8

9 Dani Hidayat 4 6

10 Edwin Sutiawan 4 7

11 Erdiansyah 5 7

12 Enharuji 5 7

13 Hania 5 7

14 Imas Sarah 4 6

15 Imas Safitri 5 7

16 Intan Sohibah 6 7

17 Iik Nurapriani 5 7

18 Irfan Mulyadi 4 6

19 M. Basirudin 5 7

20 M. Rijal Abidin 5 7
21 M. Rubardi 6 7

22 M. Murhamudin 5 7

23 M. Supriatna 7 9

24 Yayan Yuliansyah 7 8

25 M. Octa Suryana 7 9

26 Mursidah 5 6

27 Mimi Haetami 6 8

28 Nurhayati 4 7

29 Nursyamsiah 6 8

30 Nurkomariah 6 7

31 Neng Aat 5 7

32 Novitasari 5 7

33 Nurul Syifa Hidayat 4 5

34 Nuriah 6 7

35 Nurpadilah 5 8

36 Rini 5 7

37 Siti Rumsanah 4 6

38 Siti Romsanah 5 6

39 Siti Suliah 6 7

40 Supriyadi 6 7

41 Siti Toyibah 5 6

42 Sopian 7 8

43 Supardi 5 8

44 Sanjaya 5 8

45 Mandalena 5 8

46 Sarpin 5 7

47 Sandra 6 7

48 Ulyadi 6 7

49 Siti Sartika 6 8

50 Suhebah 4 8

51 Yuyun S 5 8
52 Sutini 5 8

53 Adi Purnama 5 7

Jumlah 279 382

Rata-rata 5,26 7,21

Dengan melihat hasil observasi terhadap siswa pada mata pelajaran


Matematika pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan yang
cukup baik dengan meningkatnya kreatifitas anak belajar dan cepat memahami
konsep dengan menggunakan metode Diskusi

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah kami melaksanakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebanyak
dua siklus melalui perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan menjelaskan konsep yang baik serta menggunakan alat peraga tepat
atau relevan, belajar siswa lebih meningkat.
2. Dengan metode yang bervariasi pada pembelajaran dapat menghilangkan
kejenuhan pada siswa dalam pembelajaran
3. Dengan memberikan contoh-contoh dan latihan soal dari yang mudah
sampai yang sulit, siswa lebih cepat memahami materi pembelajaran
4. Selalu member motivasi positif agar siswa merasa lebih diperhatikan dan
timbul rasa percaya diri.

B. Saran

Dalam pelaksanaan pembelajaran sebaiknya :


1. Menggunakan alat peraga yang relevan
2. Member contoh dan latihan dengan mode yang bervariasi
Guru adalah seorang yang akan mendapat perhatian khusus dari siswa
siswinya, gerak-geriknya, tutur katanya serta banyak lagi yang akan ditiru oleh
siswa. Guru adalah seorang pendidik sekaligus juga pembimbing siswa, oleh
karena itu guru harus menjadi teladan tetapi guru juga mengakui kekurangan-
kekurangannya, maka perlu melakukan refleksi terhadap pembelajaran.
Untuk menjungjung kegiatan guru dalam peningkatan hasil belajar siswa
tidak terlepas dengan sarana dan prasarana yang harus disediakan oleh sekolah.
Guru juga harus menjalin keharmonisan dengan siswa. Guru harus memperbanyak
pengalaman mengajar, bertukar pikiran tentang tugas-tugas mengajar sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Triantoro M. 1996. Strategi Belajar Mengajar, Blitar : STKIP PGRI Blitar

Kasbolah, Kasihani 1999.Penelitian Tindakan Kelas, Malang : Departemen


Pendidikan Dan Kebudayaan.

Jurnal pendidikan 1992. Beberapa Inovasi Pendidikan. Ikatan Sarjana Pendidikan


Indonesia

Istifiadah, 1998. PelajaranBerhitung Media Pembinaan Pendidikan. Edisi April


No 1.

Anda mungkin juga menyukai