Anda di halaman 1dari 25

METODE DISKUSI MAMPU MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

TOPIK MEMAHAMI KEGIATAN JUAL BELI KELAS 3 SEMESTER 2


SD NEGERI 2 SAMPANG TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019
Oleh
SURYANI
NIM: 826259324
Email: suryani.hm67@gmail.com

ABSTRAK

Suryani, 2019. “ Metode Diskusi Mampu Meningkatkan Hasil Belajar IPS Topik
Memahami Kegiatan Jual Beli Kelas 3 Semester 2 SD Negeri 2 Sampang Tahun
Pelajaran 2018/2019”. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: (1)
Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas 3 Topik Memahami Kegiatan Jual Beli
Semester 2 SD Negeri 2 Sampang Tahun Pelajaran 2018/2019. (2) Menganalisis
hasil belajar siswa kelas 3 Topik Memahami Kegiatan Jual Beli Semester 2 SD
Negeri 2 Sampang Tahun Pelajaran 2018/2019 Menggunakan metode diskusi.
Penelitian ini dilakukan melalui proses pengkajian PTK yang meliputi pengkajian
berdaur PTK yang meliputi empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 siklus, dengan
merefleksi siklus I, guru kemudian melaksanakan siklus II. Dari hasil perbaikan
tersebut pada pra siklus/siklus awal nilai rata-rata 61,1 dengan ketuntasan
belajar 41,6%, siklus I nilai rata-ratanya adalah 69,4 dengan ketuntasan belajar
63,8% dan siklus II nili rata-rata adalah 77,2 dengan ketuntasan belajar 88,8%.
Dapat disimpulkan bahwa metode diskusi mampu meningkatkan hasil belajar IPS
topik memahami kegiatan jual beli kelas 3 semester 2 SD Negeri 2 Sampang
Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci: hasil belajar IPS, Metode Diskusi


BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan anak bangsa untuk mencapai
tujuan yang diharapkan maka, dibutuhkan suasana pembelajaran yang dapat
membuat siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Kualitas
dan mutu guruan menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa, yang semakin baik
kualitas dan mutu guruannya maka bangsa itu semakin maju, guruan di Indonesia
termasuk dalam kategori kualitas rendah, hal ini dapat dilihat dari berbagai
indikator salah satunya yaitu nilai pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
disekolah dasar yang tidak mencapai KKM. Mata pelajaran IPS masih dianggap
pelajaran tidak menarik oleh siswa mengakibatkan rendahnya minat siswa
terhadap pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga
kurang optimal dan siswa tidak diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran sehingga siswa cenderug bosan, jenuh dan malas.
Kondisi seperti ini terjadi di SD Negeri 2 Sampang Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada pembelajaran
IPS kelas 3 semester 2 topik Memahami Kegiatan Jual Beli, dari 36 siswa hanya
15 siswa yang mencapai KKM dan 21 siswa belum mencapai KKM. Ketuntasan
siswa dalam pembelajaran IPS topik Memahami Kegiatan Jual Beli baru
mencapai 41,6%. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di
tetapkan yaitu 75.
Berdasarkan keadaan tersebut maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut: 1) Minat siswa rendah terhadap pembeajaran IPS, 2) Guru kurang inovatif
dalam melakukan metode pembelajaran, 3) Metode pembelajaran kurang menarik,
4) Hasil belajar siswa rendah.
Rendahnya minat Siswa terhadap pembelajaran IPS yang berpengaruh pada
hasil belajar siswa, setelah dianalisa dan ditemukan beberapa kemungkinan-
kemungkinan yaitu, metode dan metode pembelajaran masih terfokus pada guru
dan siswa tidak mempunyai kesempatan untuk aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran.
Dengan menggunakan metode diskusi diharapkan dapat mengoptimalkan
pemahaman siswa, karena metode diskusi siswa dilatih untuk bisa berinteraksi
sesama siswa untuk mengembangkan atau mengeluarkan ide-ide dan gagasan,
melatih kemampuan berpikir setiap siswa, Hal ini secara tidak langsung
meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik pembelajaran yang akan
berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS topik
Memahami Kegiatan Jual Beli.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, peneliti ingin mengatasi
permasalahan tersebut dengan perbaikan metode pembelajaran. Mencermati
kelebihan metode diskusi diatas, peneliti tertarik melakukan suatu penelitian
tindakan kelas dengan judul “Metode Diskusi Mampu Meningkatkan Hasil
Belajar IPS Topik Memahami Kegiatan Jual Beli Kelas 3 Semeter 2 SD Negeri 2
Sampang Tahun Pelajaran 2018/2019”.
A. Rumusan Masalah
1. Apakah metode diskusi mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 topik
Memahami Kegiatan Jual Beli semester 2 SD Negeri 2 Sampang tahun
pelajaran 2018/2019?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 Topik memahami
kegiatan jual beli semester 2 SD Negeri 2 sampang tahun pelajaran
2018/2019 menggunakan metode diskusi ?
B. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas 3 Topik Memahami Kegiatan Jual
Beli Semester 2 SD Negeri 2 Sampang Tahun Pelajaran 2018/2019 !
2. Menganalisis hasil belajar siswa kelas 3 Topik Memahami Kegiatan Jual Beli
Semester 2 SD Negeri 2 Sampang Tahun Pelajaran 2018/2019 Menggunakan
metode diskusi !
C. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Manfaat bagi siswa
a. Siswa aktif dan senang dalam mengikuti proses pembelajaran
b. Meningkatknya motivasi belajar siswa
c. Memperdalam pengetahuan siswa tentang topik yang disampaikan guru
2. Manfaat bagi guru
a. Guru mempunyai kesempatan untuk berperan aktif dalam
mengembangkan pengetahuan
b. Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga kualitas
pembelajaran meningkat
3. Manfaat bagi sekolah
a. Membantu dan meningkatkan kualitas guruan di sekolah
b. Meningkatnya hubungan yang sehat yang tumbuh dari rasa membutuhkan
sehingga terjadi kemajuan bagi sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Diskusi
1. Pengertian Metode Diskusi
Menurut Ahmadi dalam M Ahmad, S Tambak dan Siwal (2018) Metode
pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada murid didalam kelas, baik secara
individual mauapun kelompok agar pelajaran itu dapat di serap, dipahami dan
di manfaatkan oleh murid dengan baik. Diskusi secara umum di artikan
terjadinya interaksi dua orang atau lebih dalam bentuk pengetahuan,
musyawarah ataupun ilmu tertentu yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang benar.
2. Tujuan penerapan metode diskusi:
a. Dengan diskusi murid didorong menggunakan pengetahuan dan
pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada
pendapat orang lain.
b. Murid mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu
untuk melatih kehidupan yang demokratis. Dengan demikian murid
melatih diri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan tentang
suatu masalah bersama.
c. Diskusi memberikan kemungkinan pada murid untuk belajar berpartisipasi
dalam pembicaraan.
3. Manfaat atau fungsi diskusi:
a. Melatih kemampuan berpikir setiap murid sehingga pikiran menjadi luas
tidak terbatas
b. Menanamkan sikap demokrasi karena akan terbiasa mengemukakan
pendapat saat sedang berdiskusi
c. Membiasakan sikap saling menghargai pendapat orang lain
d. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman
e. Melatih kemampuan berbicara didepan orang banyak
4. Prosedur metode diskusi
Pembelajaran menggunakan metode diskusi yang dilaksanakan secara
efektif akan berdampak banyak kepada pengalaman siswa. Hal-hal yang harus
dipersiapkan antara lain:
a. Guru menyampaikan tujuan yang diharapkan
b. Membentuk kelompok dan menentukan jumlah murid tiap kelompok
c. Menentukan tugas yang harus dilaksanakan tiap kelompok
d. Melaksanakan diskusi kelompok
e. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
f. Memberikan tanggapan terhadap kelompok lain
g. Menyimpulkan hasil diskusi
5. Kelebihan dan kelemahan metode diskusi
a. Kelebihan metode diskusi
1. Metode diskusi melibatkan semua murid segara langsung dalam proses
belajar
2. Setiap murid dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan
bahan pelajarannya masing-masing
3. Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara
berpikir dan sikap ilmiah
b. Kelemahan metode diskusi
1. Tidak bisa dipakai pada kelompok yang besar
2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
3. Dapat dikuasai olehoang-orang yang suka berbicara
4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal
B. Peningkatan Hasil belajar
1. Pengertian hasil belajar
Secara umum hasil belajar diartiakan sebagai perubahan prilaku dan
kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar yang
wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang
disebabkan oleh pengalaman. Menurut Nasution dalam Ida (2018)
mengatakan Hasil Belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan
atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran yang lazim diperoleh
dari nilai tes atau angka yang di berikan guru.
2. Jenis-jenis hasil belajar
a. Informasi Verbal
b. Ketrampilan Intelektual
c. Strategi kognitif
d. Keterampilan motorik
e. Sikap
3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara resmi di gunakan di indonesia sejak
tahun 1975. IPS adalah istilah terjemahan dari social studyes yaitu ilmu
pengetahuan tentang sosial kemasyarakatan. Nasution dalam Dena Julianti
(2018) mendefinisikan IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan
suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam
lingkungan fisik maupun dalam lingkungan sosialnya. Bahan ajarnya di ambil
dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi,
antropologi dan tata negara.
4. Kegiatan Jual Beli
Kegiatan jual beli merupakan kegitan yang terjdi sehari-hari di masyarakat,
dalam memenuhi kebutuhan hidup maka seseorang akan melakukan kegiatan
jual beli Secara umum jual beli diartikan pemindahan hak milik berupa
barang atau harta kepada pihak lain dan menggunakan uang sebagai salah
satu alat tukarnya. Jual beli menurut Wahbah al-Zuhaily dalam Heldayanti
(2017) mengartikan mengganti dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang
lain.
BAB III
PELAKSANAAN
A. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan
sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas
karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan
mengenai populasi, sampel dan teknik sampling (acak/non-acak) yang
digunakan. Peran subjek penelitian adalah memberikan tanggapan dan
informasi terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan
masukan kepada peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD
Negeri 2 Sampang Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. Dengan jumlah
siswa sebanyak 36 siswa. siswa laki-laki berjumlah 22 dan siswa perempuan
berjumlah 14.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Sampang Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen. Sekolah ini terletak didaerah pegunungan Desa
Sampang Rt 04 Rw 04 Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. berada
dipinggir jalan desa sekitar 5 Km dari Kota Kecamatan Sempor dan
merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian kurang lebih 1500. Ke 36
siswa tersebut sebagian besar bertempat tinggal di desa Sampang sekitar
lingkungan sekolah. siswa terjauh kurang lebih 1 Km dari sekolah dengan
berjalan kaki. dan plosok. Sekolah ini terdiri dari 7 ruang kelas,1 ruang guru,1
ruang kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 dapur, 2 toilet
guru 5 toilet siswa dan 1 garasi sepeda motor. Kelas yang digunakan untuk
penelitian adalah kelas 3. Kondisi didalam kelas terdapat 19 meja dan 37
kursi, serta meja guru dan kursinya. Tersedia juga 1 papan tulis, 1 lemari yang
digunakan untuk menyimpan buku-buku tugas siswa maupun buku-buku
pendukung pembelajaran lainnya. Dinding kelas juga terdapat berbagai
penunjang pembelajaran. No Hp. Kepala Sekolah SD Negeri 2 Sampang
081215484357.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019
sejak bulan Februari sampai April. adapun kegiatan penelitian dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Persiapan awal = minggu ke tiga di bulan Pebruari
b. Penyusunan RPP = minggu kesatu bulan Maret
c. Pembelajaran Pra Siklus = minggu kedua bulan Maret
d. Penyusunan RPP Perbaikan 1, Pembelajaran Perbaikan 1 dan
Penyusunan RPP perbaikan 2 = minggu ketiga bulan maret
e. Pembelajaran perbaikan 2 = minggu keempat bulan Maret
f. Pembuatan laporan = minggu kedua bulan April
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Kemmis & Taggart.
Kemmis dan Taggart dalam Maulana 2018, mengatakan bahwa penelitian
tindakan adalah suatu siklus spiral yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan /observasi dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti
dengan siklus spiral berikutnya.

Berdasarkan pengamatan tersebut maka akan dapat ditentukan perbaikan


pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus perbaikan yang terdiri dari empat
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, mengamati (observasi), dan
refleksi. Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart
dalam Maulana 2018, pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-
untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian
tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada
kesempatan ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Pada gambar di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri
dari dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk
pelaksanaan sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung kepada masalah yang
perlu diselesaikan.

Refleksi dilakukan dengan cara merenungkan kembali proses pembelajaran


baik mengenai kekurangannya maupun keberhasilan pembelajaran bagi siswa.
Dengan demikian akan dapat diketahui kelemahan dan tindakan pembelajaran
yang perlu diperbaiki pada tahap berikutnya.

1. SIKLUS I
a. Perencanaan
Langkah-langkah yang di lakukan pembelajaranan sebagai berikut:
1) Mempersiapkan RPP
2) Menyusun RPP perbaikan
3) Menyiapkan metode
4) Menyiapkan alat peraga
5) Menyiapkan berbagai keperluan untuk menunjang kelancaran dalam
proses pembelajaran
b. Pelaksanaan dan Pengamatan
1) KegiatanAwal (10 menit)
a) Salam pembuka
b) Berdo’a
c) Mengabsen kehadiran siswa
d) Apresiasi
e) Motivasi
2) Kegiatan inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan kegiatan jual beli
(2) Guru bersama siswa mengamati contoh gambar pasar, warung,
swalayan, koperasi, dan toko.
(3) Guru menjelelaskan masing-masing tempat jual beli beserta
cirinya serta menjelaskan kelebihan dan kekurangannya dari
masing masing tempat jual beli
b) Elaborasi
(1) Setelah siswa mengamati dan mendeskripsikan gambar-gambar
tersebut, guru memberikan lembar kerja Siswa
(2) Siwa mengerjakan lembar kerja siswa secara berkelompok
(3) Bersama guru, siswa mengoreksi dan membahas lembar kerja
siswa setelah selesai dikerjakan
c) Konfirmasi
(1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
(2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan,
pemahaman, memberikan penguatan dan menyimpulkan materi
pelajaran yang telah di bahas
(3) Kegiatan Penutup (10 menit)
(a) Guru menyampaikan ulang secara singkat kesimpulan
materi yang telah dibahas tadi
(b) Guru memberikan PR
(c) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam
c. Refleksi
Membuat kesimpulan awal yang didasarkan dari data observasi dan hasil
belajar siswa yang telah di analisa terlebih dahulu kemudian di koreksi
kelemahan dan kekurangannya untuk dapat menentukan perencanaan
tindakan perbaiakan pada siklus 2.
2. SIKLUS II
a. Perencanaan
Langkah-langkah yang di lakukan pembelajaran sebagai berikut:
1) Mempersiapkan RPP
2) Menyusun RPP perbaikan
3) Menyiapkan metode
4) Menyiapkan alat peraga
5) Menyiapkan berbagai keperluan untuk menunjang kelancaran dalam
proses pembelajaran
b. Pelaksanaan dan pengamatan
1) KegiatanAwal (10 menit)
a) Salam pembuka
b) Berdo’a
c) Mengabsen kehadiran siswa
d) Apresiasi
e) Motivasi
2) Kegiatan inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan kegiatan jual beli
(2) Guru bersama siswa mengamati contoh gambar pasar, warung,
swalayan, koperasi, dan toko.
(3) Guru menjelelaskan masing-masing tempat jual beli beserta
cirinya serta menjelaskan kelebihan dan kekurangannya dari
masing masing tempat jual beli
b) Elaborasi
(1) Setelah siswa mengamati dan mendeskripsikan gambar-gambar
tersebut, guru memberikan lembar kerja siswa
(2) Siwa mengerjakan lembar kerja siswa secara berkelompok
(3) Bersama guru, siswa mengoreksi dan membahas lembar kerja
siswa setelah selesai dikerjakan
c) Konfirmasi
(1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
(2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan,
pemahaman, memberikan penguatan dan menyimpulkan materi
pelajaran yang telah di bahas
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru menyampaikan ulang secara singkat kesimpulan materi yang
telah dibahas tadi
b) Guru memberikan PR
c) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam
c. Refleksi
Berdasarkan data hasil belajar siswa alam proses pembelajaran IPS,
selanjutnya dilakukan analisis data sebagai data kajian untuk melakukan
refleksi sehingga dapat diketahui perkembangan yang di peroleh dari
penerapan metoe diskusi siklus II
C. Teknik Analisis Data
1. Data
Pada dasarnya data adalah kumpulan informasi atau keterangan –
keterangan dari suatu hal yang diperoleh melalui pengamatan atau pencarian
ke sumber – sumber tertentu. Data yang diperoleh dapat menjadi suatu
anggapan atau fakta karena memang belum diolah lebih lanjut. Setelah diolah
melalui penelitian atau percobaan maka suatu data dapat menjadi bentuk yang
lebih kompleks seperti suatu database, informasi atau bahkan solusi untuk
masalah tertentu.
Dari segi bahasa kata “data” diambil dari kata “datum” yang dalam bahasa
romawi diartikan sebagai sesuatu yang diberikan. Oleh karena itu definisi
sesungguhnya dari data adalah diberikan bukan memberikan, karena jika
memberikan maka data itu sudah menjadi informasi yang baku dan diakui
kebenarannya. Istilah data memang lebih banyak ditemui pada bidang
komputer atau dalam lingkup suatu penelitian.
Menurut bahasa data adalah bentuk jamak dari kata datum ( bahasa latin )
yang berarti sesuatu yang diberikan sedangkan menurut istilah data adalah
kumpulan informasi atau keterangan-keterangan yang diperoleh dari
pengamatan. Informasi itu bisa berupa angka, lambang atau sifat.
Menurut Webster New World Dictionary dalam Prayogi 2018, pengertian
data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu
yang diketahui atau dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan
fakta (bukti). Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan. Data bisa juga didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau
nilai yang diperoleh dari pengamatan (obsevasi) suatu objek. Data yang baik
adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu dan
mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang
suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu data primer
dan skunder.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari subjek
penelitian, data tersebut berisi nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar
IPS topik pokok Memahami Kegiatan Jual Beli yang dilakukan pada akhir
setiap siklus. Nilai hasil belajar diasumsikan merupakan pencerminan apa
yang telah dicapai siswa dalam belajar IPS.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain salah satu data
sekunder yaitu data hasil observasi yang dijadikan penilaian bagi peneliti
mengenai kegiatan belajar mengajar ( sikap siswa dan guru ) yang
dijalankan dengan metode diskusi.
2. Sumber dan Obyek Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan 2 sumber data yaitu :
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti atau petugasnya dari sumber pertamanya. Adapun yang
menjadi sumber data primer daam penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru dan siswa kelas 3 SD Negeri 2 Sampang.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga ikatakan
data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Adapun yang
menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil ulangan
siswa.
Pada penelitian ini penulis menggunakan 2 obyek data yaitu:
a. Siswa
Untuk mendapatkan data selama kegiatan belajar mengajar.
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode diskusi
terhadap kegiatan proses belajar mengajar
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Pengertian
wawancara menurut Moleong (2002:135) dalam Satria 2018 adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara dapat dilakukan jika ada
dua pihak yang saling terkait yaitu pewawancara (interviewer) dalam hal
ini dilakukan langsung oleh peneliti dan terwawancara (interviewee) atau
orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh
pewawancara dalam hal ini diperankan oleh sumber data. Metode ini
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang struktur organisasi,
sarana prasarana, keadaan warga belajar dan problem-problem yang
dihadapi oleh sekolah.
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti
apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat
menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material
lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang
akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting
masalah yang ingin digali dari responden.
Salah satu teknik pengumpulan data untuk mengetahui hal-hal yang
lebih dalam dari responden dengan cara melakukan wawancara atau
tanya jawab secara lisan oleh dua orang atau lebih berhadapan secara
fisik sehingga mendapatkan data yang diinginkan. Wawancara ini
merupakan wawancara bebas yaitu melakukan tanya jawab dengan guru
kelas tentang permasalahan yang ada di kelas 3 khususnya mata
pelajaran IPS topik memahami kegiatan jual beli.
4. Validitas data
Menurut kamus bahasa Indonesia validitas diartikan sebagai sifat
benar, menurut bukti yang ada, logika berfikir atau kekuatan hukum.
Menurut Diknas bahwa validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk
mengukur sasarannya. Sedangkan menurut Wiki pedia Indonesia
diterjemahkan kesahihan, kebenaran yang diperkuat oleh bukti atau data.
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya (Azwar, 1986 dalam Nadya 2019). Sedangkan menurut Arikunto
dalam Arif 2017 validitas adalah Validitas adalah suatu ukuran
yangmenunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrument.
Kegunaan validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi
ukurnya dan validitas menggunakan alat ukur teknik korelasi product
moment seperti dikemukakan oleh Karl Person.
Validitas data dilakukan untuk mengetahui tingkat keabsahan data
yang diterima yaitu dengan tringgulasi sumber maksudnya data tersebut
dicek pada respondent pertama pada waktu yang berbeda. Jadi teknik yang
digunakan pada penelitian ini yaitu :
a. Menggunakan teknik deskripsi komparatif refleksi
b. Membandingkan data kondisi awal dengan siklus 1
c. Membandingkan data siklus I dengan siklus II
d. Membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa validitas
adalah suatu ukur yang menunjukkan tingkat ketepatan dan kesahihan
suatu instrumen. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur, jadi validitas menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
5. Analisis data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditentukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh
data. Kegunaan analisis data adalah sebagai bahan masukan untuk
mengambil keputusan, perencanaan, pemantauan, pengawasan,
penyusunan laporan, penyusunan statistik guruan, penyusunan program
rutin, dan pembangunan peningkatan program guruan dan pembinaan
sekolah.
Analisis data pada teknik ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Hasil tes siklus I dianalisis dengan cara menghitung nilai rata-rata
Siswa
b. Hasil tes siklus II dianalisis dengan cara menghitun nilai rata-rata
semua Siswa
c. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes pada tiap siklus dianalisa
dengan analisis deskriptif komperatif yaitu dengan membandingkan
hasil tes pada kondisi awal dan hasil tes pada akhir setiap siklus.
Perbandingan yang dilakukan adalah dengan membandingkan jumlah
siswa yang berhasil tuntas dan nilai rata-rata pada setiap siklus.
Sedangkan hasil pengamatan, observasi, dan wawancara dianalisis
dengan analisis kuantitatif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berikut ini Penerapan metode diskusi pada mata pelajaran IPS Kelas 3 semester 2
dengan topik Memahami Kegiatan Jual Beli
1. Kegiatan Pra Siklus
Sebelum dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti
melakukan observasi hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri 2 Sampang. Pada
kondisi awal, peneliti mengajar masih menggunakan metode ceramah
bervariasi, sebagian besar siswa belum menunjukan keaktifan selama
pembelajaran dan cenderung pasif.
Berhubungan dengan kondisi tersebut, maka peneliti melakukan pre-test
atau tes awal pada tanggal 6 Maret 2019 untuk mengetahui dan memperoleh
gambaran terhadap hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian atau
tindakan. Pada pelaksanaan tes awal diikuti oleh semua siswa kelas 3 dengan
mengerjakan soal materi Jual Beli. Berdasarkan hasil tes awal/pre-test, nilai
rata-rata yang diperoleh siswa pada pelajaran IPS sebelum dikenai tindakan
yaitu 61,1. Nilai rata-rata tes awal tersebut belum memenuhi KKM yaitu 75.
2. Kegiatan Siklus 1
a) Perencanaan.
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan diskusi. Adapun
perencanaan pada siklus I dengan alokasi waktu 2 x 35 menit sekali
pertemuan.
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2019 dengan pokok
bahasan “Jual Beli”. Tahap awal dalam perencanaan dilaksanakan peneliti
dengan mengkaji Kurikulum Tingkat Satuan Guruan kelas 3 semester 2
tahun 2007 sebagai dasar dalam pengambilan SK dan KD mata pelajaran
IPS. Tahap perencanaan selanjutnya antara lain: menyusun RPP dan
skenario pembelajaran sesuai dengan kurikulum dan silabus,
mempersiapkan instrumen penelitian, mempersiapkan alat dokumentasi
dan media pembelajaran dan melakukan koordinasi dengan teman sejawat.
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen tes dan non tes.
Instrumen tes dalam penelitian ini adalah lembar soal evalusi tentang jual
beli yang akan dikerjakan oleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran.
b) Pelaksanaan dan Pengamatan.
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2019 dengan alokasi
waktu yang direncanakan 2 x 35 menit yaitu pukul 09:30-10.40 WIB
diikuti oleh 36 Siswa. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan menggunakan
metode diskusi.
c) Refleksi
Dari siklus 1 dapat diperoleh nilai bahwa sebanyak 23 siswa atau 63,8%
dari siswa kelas 3 mendapatkan nilai di atas KKM (75), sedangkan 13
siswa lainnya atau 36,2% dari siswa kelas 3 mendapatkan nilai di bawah
KKM. Hasil tes siklus 1 menunjukan bahwa siswa kelas 3 sudah mampu
mengikuti kegiatan pembelajaran dalam materi jual beli.
3. Kegiatan siklus 2
a. Perencanaan.
Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dengan diskusi. Adapun
perencanaan pada siklus 2 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit sekali
pertemuan.
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2019 dengan pokok
bahasan “Jual Beli”. Tahap awal dalam perencanaan dilaksanakan peneliti
dengan mengkaji Kurikulum Tingkat Satuan Guruan kelas 3 semester 2
tahun 2007 sebagai dasar dalam pengambilan SK dan KD mata pelajaran
IPS. Tahap perencanaan selanjutnya antara lain: menyusun RPP dan
skenario pembelajaran sesuai dengan kurikulum dan silabus,
mempersiapkan instrumen penelitian, mempersiapkan alat dokumentasi
dan media pembelajaran dan melakukan koordinasi dengan teman sejawat.
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen tes dan non tes.
Instrumen tes dalam penelitian ini adalah lembar soal evalusi tentang jual
beli yang akan dikerjakan oleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan dan Pengamatan.
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2019 dengan alokasi
waktu yang direncanakan 2 x 35 menit yaitu pukul 09:30-10:40 WIB
diikuti oleh 36 Siswa. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan menggunakan
metode diskusi.
c. Refleksi
Dari hasil kegiatan Siklus 1 banyak siswa yang memiliki nilai dibawah
KKM, untuk itu peneliti melakukan kegiatan lanjutan yaitu dengan
melakukan kegiatan Siklus 2. Dari hasil siklus 2 dijelaskan bahwa
sebanyak 32 siswa atau 88,8% dari siswa kelas 3 mendapatkan nilai di atas
KKM (75), sedangkan 4 siswa lainnya atau 11,2% dari siswa kelas 3
mendapatkan nilai di bawah KKM. Hasil tes siklus 2 menunjukan bahwa
siswa kelas 3 sudah mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
materi jual beli.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil pembelajaran IPS tentang topik Memahami Kegiatan Jual Beli kelas 3
SD Negeri 2 Sampang Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan penerapan
metode diskusi sebagai pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus II sebagai
berikut:
1. Penerapan metode diskusi pada pembelajaran IPS kelas III semester 2
topik Memahami Kegiatan Jual Beli
Penerapan metode diskusi pada pembelajaran IPS kelas 3 semester 2 topik
Memahami Kegiatan Jual Beli memiliki empat aspek yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah metode diskusi
meliputi 3 tahap yang pertama yaitu persiapan (mengkondisikan siswa,
memberikan penjelasan masalah yang akan didiskusikan), yang kedua yaitu
pelaksanaan diskusi (siswa melakukan diskusi dan guru tentang jalanya
diskusi) dan yang ketiga yaitu evaluasi (membuat kesimpulan hasil diskusi
dan menilai hasil diskusi. Pada pembelajaran pra siklus, pada pelaksanaannya
belum menggunakan metode diskusi hal ini yang menyebabkan siswa kurang
tertarik terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu, hasil belajar siswa
rendah sehingga perlu melakukan perbaikan dan perubahan metode
pembelajaran untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
Pada pembelajaran siklus I, pelaksanaanya sudah menggunakan metode
diskusi kelompok kecil yang terdiri dari 3-7 siswa dalam setiap kelompok.
Beberapa siswa mulai tertarik terhadap proses pembelajaran dan ada
peningkatan hasil belajar walaupun hanya sebagian kecil sehingga perlu
dilanjut ke siklus II.
Pada pembelajaran siklus II, pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode diskusi kelompok kecil yang terdiri dari 3-7 siswa dalam setiap
kelompok disertai bimbingan. Berdasarkan pengamatan, sebagian besar siswa
tertarik terhadap proses pembelajaran. Hasil belajar siswa memuaskan dan
peneliti berhenti di siklus II.
2. Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran kelas 3 semester 2
topik Memahami Kegiatan Jual beli
a. Siklus I
Sebelum dilakukan perbaikan siklus 1 pembelajaran jumlah siswa yang
tuntas sebanyak 15 siwa dan 21 siswa belum tuntas atau 41,6% siswa tuntas
dan 58,4% belum tuntas. Nilai rata- rata kelas 61,1. Setelah diadakan
perbaikan siklus I, dengan menggunakan metode diskusi dalam bentuk
kelompok kecil, jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 23 siswa dan
13 siswa belum tuntas atau 63,8% tuntas dan 36,2% belum tuntas. Nilai rata-
rata kelas 69,4 Belum tercapainya ketuntasan yang ditentukan maka perlu
adanya perbaikan lanjutan guna untuk meningkatkan pemahaman siswa dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Siklus II
Kelompok kecil dengan bimbingan peneliti, pembelajaran seperti ini
terbukti dapat meningkatkan minat siswa selama proses pembelajaran. Pada
perbaikan pembelajaran siklus II, semua siswa melakukan pengamatan
secara langsung terhadap kegiatan jual beli yang ada di lingkungan sekitar
mereka dalam hal ini peniliti menggunakan alat bantu berupa gambar
tentang kegiatan jual beli yang ada di pasar, sehingga hasil belajar
meningkat dan pembelajaran lebih bermakna. Hasil belajar siswa mengalami
peningkatan, yaitu 32 dari 36 siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Walaupun masih ada 4 siswa yang
belum tuntas, hal ini dikarenakan faktor intelegensi siswa tersebut memang
rendah. Sedang tingkat minat siswa pada pembelajaran siklus II mencapai
88,8%. Dengan nilai rata-rata kelas 77,2.
Berdasarkan dari pelaksanaan pembelajaran tersebut dapat dijelaskan
bahwa metode diskusi mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS topik Memahami Kegiatan Jual Beli. Hal ini terlihat dari
peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus 1 kemudian siklus 2
yang mengalami kenaikan. Pada siklus 2 hasil belajar siswa melebihi target
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Penerapan metode diskusi pada pembelajaran IPS topik Memahami
Kegiatan Jual Beli di SD negeri 2 Sampang terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada setiap
siklus mulai pra siklus sampai perbaikan siklus II. Pada studi awal belum
menggunakan metode diskusi, sehingga siswa kurang tertarik pada proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa rendah. Pada siklus I sudah menggunakan
metode diskusi kelompok kecil, dan beberapa siswa mulai tertarik dengan proses
pembelajaran dan ada peningkatan hasil belajar siswa walaupun hanya sebagian
kecil. Pada siklus II menggunakan metode diskusi kelompok kecil disertai
bimbingan, dan sebagian besar siswa tertarik dengan proses pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa memuaskan.
Dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPS topik Memahami Kegiatan Jual Beli. Pada studi
awal, dari 36 siswa rata-rata hasil belajar kelas sebesar 61,1. Pada perbaikan siklus
I, rata-rata hasil belajar kelas naik menjadi 69,4 dan pada perbaikan siklus II rata-
rata hasil belajar kelas naik menjadi 77,2. Demikian juga dengan presentase
ketuntasan dari 41,6% pada studi awal naik menjadi 63,8% pada perbaikan siklus
I dan meningkat pada perbaikan siklus II menjadi 88,8%.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Setelah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) menggunakan penerapan metode diskusi pada siswa
kelas 3 SD Negeri 2 Sampang, peneliti akan memberikan saran kepada beberapa
pihak sebagai berikut:
1. Siswa
Siswa hendaknya lebih semangat dan proaktif dalam mengikuti pembelajaran
kemudian berani bertanya kepada guru tentang bagian-bagian yang belum di
pahami.
2. Guru
guru harus merencanakan atau mempersiapkan metode pembelajaran yang
bervariasi dan tepat sesuai dengan karakteristik siswa maupun mata pelajaran
yang akan di sampaikan supaya siswa tertarik dan tidak merasa bosan atau
jenuh dalam mengikuti pembelajaran.
3. Sekolah
Sekolah di harapkan dapat menfasilitasi dan mendukung guru untuk
meningkatkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model/metode
pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan karakteristik siswa demi
peningkatan pemahaman dan peningkatan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, dkk. 2017. Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar di Perpustakaan Sekolah


Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP
Negeri 1 Praya Barat. JISIP Vol. 1 No. 2. November 2017.

Blezynsky, Nadya. 2019. Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit


Dengan Metode Quality Function Deployment (Qfd) ( Studi Kasus : Rsud
Ngantang). Bachelors Degree (S1) thesis, University of Muhammadiyah
Malang.

Heldayanti. 2017. Jual beli Baju Secara Grosiran Menurut Hukum Islam Studi
kasus di Toko Edwin dan Toko Aisyah Pasar Tengah Bandar Lampung.

Ida Ayu P. 2018. Penerapan metode pembelajaran diskusi dan regristasi dalam
meningkatkan hasil belajar pendidikan agama hindu siswa kelas IV Sd
Negeri 2 Tumbu Karangasem. Jurnal Vol 4 No 1.

Julianti, D. 2018. Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Ips Melalui
Strategi Peer Lessons Dengan Media Permainan Ular Tangga. Madrosatuna,
Jurnal Vol 1 No 1, 41-61.

M Ahmad, S Tambak, dan Siwal. 2018. Penerapan metode diskusi dalam


meningkatkan belajar murid pada pembelajaran fiqh. Jurnal Al-Hikmah Vol.
15 No. 1 April 2018.

Panji maulana, MT Hartono Ikhsan. 2018. Penerapan Model Think Talk Write
untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi
di sekolah dasar. Jurnal ilmiah Pendidikan Dasar Vol III No 2, Desember
2018.

Prayogi L, Arief S, Eko P. 2018. Klasterisasi Data Supplier Menggunakan


Algoritma Fuzzy C Means Studi Kasus: PT. Jogja Rekayasa Engineering.
Jurnal Teknologi Informasi Vol. XIII Nomor 3, Novwmber 2018.

Satria E, dan Sari. 2018. Penggunaan Alat Peraga Dan Kit Ipa Oleh Guru Dalam
Pembelajaran Di Beberapa Sekolah Dasar Di Kecamatan Padang Utara Dan
Nanggalo Kota Padang. Ikraith-Humaniora, Vol. 2, No. 2, Juli 2018

Wahid, abdul. 2019. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sd Melalui Metode


Diskusi Pada Mata Pelajaran PKN. Jurnal ilmu pendidikan dasar vol, 2. No,
1. April 2019.

Anda mungkin juga menyukai