Anda di halaman 1dari 5

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

SDIT INSAN MULIA OKU SELATAN


DENGAN METODE DISKUSI PADA MATERI SISTEM
PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan dan penelitian serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian guru
dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dalam bidang pengajaran yang
diajarkan dengan kemampuan metodologis secara professional. Dengan
kemampuan dan ketrampilan dalam memilih, menentukan dan
memutuskan bagi proses pengajaran yang dihadapi dalam melakukan
tugas secara profesional.
Upaya untuk menumbuh kembangkan profesionalitas guru selalu
berkesinambungan sesuai dengan perkembangan IPTEK, terutama dalam
menghadapi era Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan sekarang ini.
Dengan harapan guru yang berkompetensi dan profesional dapat
mengorganisasikan kelas dalam berinteraksi dengan siswa mampu untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan. Melalui berbagai metode
dan media pembelajaran guru diharapkan mampu menciptakan sumber
daya manusia yang baik, berpotensi, mandiri, bersikap kritis dalam
menghadapi segala perkembangan IPTEK dimasa yang akan datang
dengan penuh bijaksana dan berakhlak mulia.
Dalam melaksankan tugas di lapangan peneliti sebagai guru kelas
Sekolah Dasar masih banyak menemui berbagai kendala. Masih banyak
mata pelajaran yang belum sepenuhnya dikuasai siswa sesuai dengan
standar kompetensi yang diharapkan, SDIT Insan Mulia di kelas IV
terutama dalam mata pelajaran PKn tentang sistem pemerintahan desa dan
kecamatan dengan penguasaan materi masih rendah, hal ini dapat dilihat
dari rata-rata pencapaian nilai ketuntasan dengan tingkat ketuntasan 20%.
Dari jumlah 21 siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 hanya 4 siswa.
Untuk itu perlu mendapat penanganan dan perhatian peneliti. Selain
rendahnya prestasi belajar siswa, sikap masa bodoh siswa terhadap materi
dalam pembelajaran diabaikan.

1. Identifikasi Masalah
Masih banyak siswa yang belum menguasai konsep dengan benar
tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan. Melihat keadaan yang
demikian peneliti merasa prihatin dan ingin mencari cara terbaik untuk
memecahkan maslah tersebut. Salah satu cara yang peneliti tempuh adalah
melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK.
Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat peneliti ketika
merancang kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus.
PTK untuk mata pelajaran PKn berkenaan dengan itu laporan ini
memuat pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
temuan yang diperoleh, serta kesimpulan dan tindak lanjut.

2. Analisis Masalah
Setelah melakukan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dengan materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan di kelas IV semester
II, ternyata guru mengalami beberapa masalah yang sangat berpengaruh
pada keberhasilan siswa dalam memahami materi ini. Hal ini terlihat pada
hasil tes formatif yang sebagian besar siswa belum mencapai target
ketuntasan. Dari 21 siswa hanya 4 siswa ( 20% ) yang mencapai ketuntasan
belajar. Sedangkan 17 siswa ( 80% ) belum mencapai target sehingga
hasilnya belum memuaskan.
Selama pelajaran berlangsung siswa terkesan tidak memperhatikan
pelajaran, bahkan ada beberapa siswa yang bermain-main sendiri,
memperhatikan suasana di luar kelas, melamun, atau mengantuk, pada saat
guru menyampaikan pertanyaan, siswa tidak merespon dengan jawaban
yang diharapkan guru.
Dari hal tersebut peneliti dengan bantuan teman sejawat telah
mengidentifikasi permaslahan yang terjadi dalam pembelajaran tersebut
identifikasi penyebab masalahnya adalah sebagai berikut.
b. Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Guru dalam menjelaskan materi tidak menggunakan alat peraga yang
menarik.
d. Guru dalam memberikan tugas secara bergiliran kepada siswa tidak
merata.
e. Siswa kurang antusias / tidak berminat dalam menerima pelajaran.
f. Guru kurang tepat dalam dalam memilih metode.
g. Siswa kurang tertarik pada penjelasan guru.
h. Siswa tidak merespon pertanyaan yang diberikan guru.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan hasil identifikasi masalah dapat terungkap bahwa
ketidakberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran disebabkan
beberapa faktor diantaranya sebagai berikut.
a. Penggunaan metode ceramah yang dominan.
b. Guru menggunakan alat peraga yang tidak menarik.
c. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa sehingga setiap
pertanyaan guru mendapat respon dari siswa.
d. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif
berperan serta dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah penulis akan
melakukan perbaikan melalui PTK yang akan difokuskan sebagai berikut.
a. Menggunakan metode yang bervariasi (diskusi dengan tugas).
b. Menggunakan alat peraga yang menarik.
c. Memberikan motivasi kepada siswa.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif berperan serta
dalam pembelajaran.

Dengan demikian rumusan masalahnya sebagai berikut.


1. Bagaimana cara menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran PKn
terutama materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan ?
2. Bagaimana pengaruh penerapan metode diskusi pada materi sistem
pemerintahan desa dan kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan yang akan dicapai peneliti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran
yang juga merupakan pengalaman peneliti sebagai guru di SD adalah
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan cara menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran
PKn terutama materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan
2. Menganalisis pengaruh penerapan metode diskusi pada materi Sistem
Pemerintahan Desa dan Kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi Guru Kelas
a. Sebagai cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran PKn.
b. Memmperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Perbaikan ini akan
menimbulkan rasa puas bagi guru karena sudah melakukan sesuatu
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
c. Dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan
bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya.
d. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan sendiri.
e. Merupakan bahan diskusi dengan teman sejawat untuk meningkatkan
motivasi belajara siswa dalam pembelajaran yang kondusif.

2. Bagi Siswa
a. Merupakan alternatif untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran PKn sesuai dalam pembelajaran yang kondusif.
b. Memperbaiki praktek pembelajaran dengan sasaran akhir
memperbaiki belajara siswa, sehingga lebih dapat meningkatkan
kemampuan guru.
3. Bagi Penulis
a. Untuk meningkatkan pengetahuan dalam pembelajaran PKn sebagai
guru kelas, sehingga mampu menerapkan media pembelajaran yang
sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.
b. Untuk meningkatkan bekal dalam mengajar, juga dapat dijadikan
sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan melalui kegiatan
penelitian.
4. Bagi Sekolah
a. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan citra sekolah di
masyarakat, sehingga masyarakat simpati sebagai lembaga
pendidikan yang dipercaya untuk meningkatkan pendidikan di
lingkungannya.
b. Sekolah yang gurunya sudah mampu membuat inovasi / perubahan
maka perbaikan pembelajarannya memberi kesempatan yang besar
bagi guru dan sekolah untuk berkembang.
5. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dalam memilih dan menerapkan metode
dan media pembelajaran PKn serta menambah pengalaman pembelajaran
sebagai tugas profesional.

Anda mungkin juga menyukai