Nim : 1183311061
Jawaban:
2. Deskripsi:
a. Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses kegiatan yang berlangsung secara terkontrol
dan teratur, dengan beberapa orang saling bertatap muka digabung menjadi satu
kelompok atau kelompok kecil yang saling berinteraksi mengungkapkan pemikiran
masing-masing. Diadakannya diskusi kelompok kecil, agar peserta didik dapat saling
bertukar informasi ataupun pengalaman, sehingga peserta didik mampu menyelesaikan
atau memecahkan suatu masalah.
b. Guru diperlukan untuk memberikan kesempatan diskusi dalam pembelajaran untuk:
Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
Membantu siswa belajar berpikir secara kritis
Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun
teman-teman
Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri
maupun dari pelajaran sekolah
Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
c. Manfaat diskusi bagi siswa, yaitu
Dapat saling menghargai pendapat orang lain
Dapat menahan rasa ego yang ada dalam diri
Dapat menyelesaikan masalah yang sedang didiskusikan
Dapat mempererat hubungan antara yang satu dengan yang lain atau membuat
lebih akrab.
Dapat belajar untuk memahami karakter
Dapat menambah wawasan
Dapat bertukar ilmu
Dapat belajar dalam berpendapat
Dapat berbicara didepan orang lain dengan baik, mulai dari sopan santun, etika,
sampai penyusunan kalimat atau dalam merangkai kata-kata.
Dapat berinteraksi sosial dengan baik lewat komunikasi yang baik.
d. Beberapa prinsip dalam membimbing diskusi kelompok kecil yang harus diperhatikan
adalah :
Laksanakan diskusi dengan suasana yang menyenangkan.
Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan.
Rencanakan diskusi kelompok kecil dengan sistematis.
Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi.
e. Adapun tahap-tahap dalam kegiatan diskusi kelompok, yaitu:
1) Memusatkan perhatian peserta didik. 1) Merumuskan dan topik yang akan
dibahas pada awal diskusi, dinyatakan melalui pernyataan dan pertanyaan yang
meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik. 2) Mengemukakan masalah-masalah
khusus. 3) Catat perubahan-perubahan yang tidak relevan atau menyatakan kembali
bila terjadi penyimpangan diskusi dari tujuan atau masalah pokok yang sedang
dipecahkan. 4) Rangkum hasil pembicaraan diskusi yang telah dilakukan.
2) Memperjelas pendapat peserta didik. Adapun cara untuk membantu
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik, yaitu: 1) Mengurai kembali
gagasan peserta didik yang kurang jelas menjadi lebih jelas sehingga semua
anggota kelompok menjadi paham. 2) Pendidik meminta peserta didik komentar
melalui pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau
mengembangkan ide-ide tersebut. 3) Menguraikan gagasan peserta didik dengan
memberikan informasi-informasi tambahan atau contoh-contoh dilingkungan
sekitar yang sesuai dengan topiik bahasan, sehingga semua kelompok memperoleh
pengetahuan yang lebih jelas dan
3) Menganalisis pandangan peserta didik. Pada kegiatan diskusi akan ada banyak
perbedaan pendapat di antara anggota kelompok. Dengan adanya perbedaan
pendapat tersebut, pendidik hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan
pendapat tersebut dengan cara sebagai berikut: 1) Meneliti apakah alasan tersebut
mempunyai dasar yang kuat atau tidak. 2) Memperjelas kembali hal-hal yang
disepakati maupun yang tidak disepakati sebelumnya.
4) Meningkatkan kontribusi peserta didik. Yakni, 1) Pendidik bisa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang menantang agar peserta didik berpikir secara kritis. 2)
Memberikan contoh-contoh secara verbal yang sesuai dengan topik bahasan secara
tepat. 3) Pendidik memberikan waktu peserta didik untuk berpikir. 4) Memberikan
apresiasi.
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi. Yakni, 1) Mencoba memancing
pendapat peserta didik yang enggan berpartisipasi dalam diskusi dengan mengarah
langsung dengan bijaksana. 2) Mencegah terjadinya pembicaraan yang serentak
dengan memberi kesempatan kepada peserta didik yang pendiam terlebih dahulu. 3)
Secara bijaksana mencegah peserta didik yang sering memonopoli pembicaraan. 4)
Pendidik dapat meminta peserta didik untuk berkomentar tentang pendapat
temannya sehingga interaksi peserta didik dapat ditingkatkan.
6) Menutup diskusi. Yakni, 1) Dengan adanya bantuan peserta didik, membuat
rangkuman hasil diskusi yang telah dilakukan. 2) Memberi gambaran tentang tindak
lanjut hasil diskusi atau tentang topik yang akan dibahas 3) Mengajak peserta didik
untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai.
f. Syarat-syarat kelompok yang efektif, yaitu:
Adanya hubungan yang sehat dan akrab antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa
Siswa belajar dengan kecepatan, kemampuan, cara dan minat sendiri
Siswa mendapatkan bantuan sesuai dengan kebutuhannya
Siswa dilibatkan dalam perencanaan belajar
Guru dapat memainkan berbagai peran.
3. Pendidik harus memiliki keahlian dalam mengelola dan mengkondisikan kelas secara baik.
Jika pendidik tidak mampu mengelola maupun mengkondisikan kelas secara baik, bisa
dipastikan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan tidak akan optimal dicapai.Dalam
menjalankan profesinya seorang pendidik sering mengalami masalah bagaimana mengelola
kelas, seperti bagaimana menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam kegiatan
pembelajaran sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan pembelajaran. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan aspek pendidikan
yang sering dijadikan perhatian khusus oleh pendidik dalam rangka menyampaikan
informasi pembelajaran kepada peserta didik. Sebab, pada hakikatnya penyebab kegagalan-
kegagalan yang terjadi pada seorang pendidik dalam melakukan kegiatan pembelajaran di
kelas sering berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas.
Berikut tahap-tahap nya:
1) Keantusiasan, merupakan hal yang harus dilakukan dalam menciptakan iklim
belajar yang kondusif dan menyenangkan. Hal ini harus diberikan seorang pendidik
kepada setiap peserta didiknya.
2) Seorang pendidik harus melakukan variasi dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan, seperti selalu bervariasi dalam menggunakan metode, strategi dan media
pembelajaran. Hal ini sangat berguna dalam mengelola kelas, khususnya untuk
membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.
3) Penggunaan kata-kata, tindakan atau bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah belajar peserta didik, sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya tingkah yang menyimpang ketika proses belajar mengajar berlangsung.
4) Pendidik di awal kegiatan pembelajaran hendaknya menekankan kepada
peserta didik hal-hal yang positif dan menghindari terjadinya pemusatan perhatian
peserta didik pada hal-hal negatif. Cara guru memelihara suasana positif antara lain
dengan memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku peserta didik yang positif dan
menghindari ocehan atau celaan atau tingkah laku kurang wajar serta memberikan
penguatan terhadap tingkah laku peserta didik yang positif.
5) Menanamkan sikap disiplin kepada setiap peserta didik dengan selalu
mendorong dan membiasakan setiap peserta didik melaksanakan disiplin. Dengan
menanamkan disiplin kepada setiap peserta didik maka keadaan kelas dapat dikelola
dengan baik oleh guru dan proses belajar mengajar bisa berjalan optimal.
4. Pendidik dapat mempraktikannya agar mendorong proses belajar berjalan dengan baik
setelah mengetahui media pembelajaran yang di dapatkan. Perlu diketahui bahwa dalam
metode pembelajaran, posisi dari media pembelajaran cukup penting yakni sebagai alat
dalam proses komunikasi. Tanpa adanya suatu media, maka komunikasi yang terjalin antara
guru dan murid tidak akan berjalan dengan baik. Beberapa jenis dari media pembelajaran
yang bisa dipraktikan dalam berbagai keadaan, yaitu media visual, media audial, projected
still media, dan projected motion media. Media yang paling sering ditemukan disatuan
pendidikan adalah media cetak (buku). Media lain gambar, model, overhead projector (ohp),
dan obyek-obyek nyata.
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara yang digunakan
guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan metode pembelajaran
yang tepat maka terciptalah proses belajar mengajar semakin efektif dan efisien. Sehingga
murid pun bisa belajar dengan baik. Dengan menggunakan metode pembelajaran dapat
disusun penyampaian materi yang bagus dan juga menarik. Ada juga beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk megimplementasikan strategi pembelajaran, yaitu
metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, dan metode simulasi
5. Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan berlatih membaca puisi, siswa mampu mendeklamasikan puisi dengan
pelafalan dan intonasi yang tepat
2. Melalui kegiatan membuat karya seni mozaik, siswa mampu membuat karya seni
aplikasi dengan teknik yang benar
3. Dengan bekerja kelompok dengan temannya, siswa dapat membuat mozaik yang telah
disediakan guru dengan baik
4. Dengan mengamati gambar cita-cita seseorang, siswa dapat membuat puisi berdasarkan
gambar yang sudah tertera dengan benar.