Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

RESUME
MODUL 8 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2

DISUSUN OLEH:
RANI RUSPITA (857494782)

UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA BANDUNG


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2022
MODUL 8
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2

KEGIATAN BELAJAR 1
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN


Kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki
inti kegiatan, sedangkan kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan
atau menindaklanjuti topik yang telah di bahas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kegiatan membuka dan menutup pelajaran adalah kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung
dengan pembahasan materi pelajaran.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran
adalah:
1. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran ;
2. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran ;
3. Memberikan gambaran yang jelas tentang batasan-batasan tugas yang harus dikerjakan
siswa;
4. Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah
dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari ;
5. Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau
dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah :
1. Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung ;
2. Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang telah
dijalani ;
3. Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja dikuasai.
B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
1. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
a. Menarik perhatian siswa. Dapat dilakukan dengan cara memvariasikan gaya
mengajar guru, menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik perhatian
siswa, dan menggunakan pola interaksi yang bervariasi
b. Menimbulkan motivasi. Dapat dilakukan dengan cara guru menunjukkan sikap
hangat dan antusias, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang
bertentangan, dan memperhatikan minat siswa,.
c. Memberi acuan. Dapat dilakukan dengan cara guru mengemukakan tujuan dan batas-
batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan
masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
d. Membuka kaitan agar pembelajaran menjadi bermakna. Dapat dilakukan dengan cara
mengaitkan materi baru dengan pengetahuan, pengalaman, minat, serta kebutuhan
siswa
2. Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali (review). Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu merangkum inti
pelajan atau membuat ringkasan
b. Menilai (mengevaluasi). Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya
tanya jawab lisan, mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru,
menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas, atau memberikan soal-soal
tertulis untuk dikerjakan oleh siswa.
c. Memberi tindak lanjut. Pemberian tindak lanjut dapat berupa tugas-tugas yang dapat
dikerjakan secara individual atau tufgas kelompok untuk merancang sesuatu atau
memecahkan masalah berdasarkan konsep yang dipelajari.

C. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN
1. Bermakna
Prinsip bermakna disini artinya kegiatan yang dilakuakn dalam membuka dan menutup
pelajaran relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai karakteritistik siswa
sehingga mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Berurutan dan Berkesinambungan
Prinsip berurutan dan berkesinambungan disini maksudnya adalah membuka dan
menutup kegiatan pelajaran merupakan bagian yang utuh dari kegiatan pembelajaran,
dan bukanlah kegiatan yang lepas-lepas dan berdiri sendiri.

KEGIATAN BELAJAR 2
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL

Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan keterampilan dasar


mengajar yang diperlukan untuk lebih meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Mengingat keterlibatan siswa dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat dituntut dalam
setiap pembelajaran, guru dituntut untuk menguasai keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil. Untuk itu, dalam Kegiatan Belajar 2 ini kita diajak untuk mengkaji dan berlatih
menerapkan kererampilan membimbing diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran.
Disini kita diharapkan mampu menerapkan keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil dalam pembelajaran yaitu :
1. Menjelaskan pentingnya keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bagi seorang
guru
2. Menjelaskan pengertian diskusi kelompok kecil
3. Memberikan contoh komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi
4. Menerapkan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dalam kegiatan
pembelajaran.

A. RASIONAL
Sesuai bunyi sila ke 4 pancasila yang berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Sila ini mengisyaratkan
kepada kita bahwa musyawarah dan mufakat adalah cirri khas kehidupan bangsa
Indonesia yang diterapkan untuk menghasilkan keputusan. Alasan lain pentingnya diskusi
kelompok di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan CBSA yang menuntut keterlibatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Disini siswa dituntut untuk lebih aktif dan diberi
kesempatan berpartisipasi dalam diskusi kelompok, siswa diharapkan berfikir secara
lebih kritis serta mampu mengungkapkan fikiran dan perasaan dengan baik. Berdasarkan
alas an-alasan tersebut kita dapat memahami bahwa diskusi kelompok kecil seyogyanya
ada di dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru berkewajiban untuk
membimbing kegiatan diskusi kecil tersebut agar siswa bisa memimpin kelompok diskusi
kecil sesuai dengan hakikat dan prinsip diskusi.

B. PENGERTIAN
Tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat
disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, berikut
syarat yang harus dipenuhi:
1. Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar 3-9 orang
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota kelompok
berkesempatan saling melihat, mendengar, sea berkomunikasi secara bebas dan langsung.
3. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kersa sama untuk
mencapainya.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya
tujuan kelompok.
Jadi, kelompok diskusi kecil harus memenuhi ke empat syarat tersebut.

C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL


Agar guru dapat membimbing diskusi kelompok secara efektif, ada 6 komponen
keterampilan yang perlu dikuasai guru, yaitu :
1. Memusatkan perhatian
Kegiatan diskusi kelompok kecil memusatkan perhatian harus dilakukan guru sejak
awal sampai akhir diskusi agar siswa tidak menyimpang dari topic yan dibahas/tujuan
yang ingin dicapai. Ada beberapa kegiatan memusatkan perhatian dengan cara :
a. Merumuskan tujuan pada awal diskusi, Hal ini dapat dilakukan dengan
mengemukakan tujuan yang ingin dicapai atau pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab melalui kegiatan diskusi, yang mana pertanyaan-pertanyaan haus jelas
sehingga dapat menggugah rasa ingin tahu para anggota kelompok.
b. Menyatakan dengan tegas masalah-masalah khusus yang sedang dibahas dan
menyatakan kembali jika apabila terjadi penyimpangan
c. Menandai terjadinya perubahan yang tidak relevan yang dapat membawa diskusi
kearah yang menyimpang. Bila ini terjadi, guru hendaknya menghentikan
penyimpangan dengan cara halus agar tidak menyinggung perasaan siswa.
d. Membuat rangkuman tentang pembahasan yang disepakati pada tahap-tahap tertentu,
sebelum melanjutkan pada tahap berikutnya.

2. Memperjelas masalah dan uraian pendapat


Dalam suatu diskusi sering sekali terjadi perdebatan yang disebabkan kurang jelasnya
gagasan atau ide yang dikemukakan oleh anggota. Oleh karena itu tujuan utama
memperjelas pendapat siswa adalah agar anggota kelompok mempunyai
persepsi/gambaran yang sama terhadap gagasan yang diajukan. Memperjelas masalah
dapat dilakukan dengan :
a. Menguraikan atau merangkum gagasan yang dikemukakan sehingga menjadi lebih
jelas
b. Meminta komentar siswa tentang gagasan yang diajukan dengan mengajukan
pertanyaan
c. Memberi informasi tambahan atau contoh yang dapat memperjelas gagasan yang
diajukan.

3. Menganalisis pandangan
Kita mungkin pernah terlibat dalam satu diskusi yang sengit karena terjadi perbedaan
pendapat yang cukup tajam diantara para peserta diskusi, dalam keadaan ini pemimpin
diskusi hendaknya mengatasi situasi ini agar anggota kelompok tetap berjalan dengan
baik. Cara mengatasi masalah ini dengan mengan menganalisis pandangan peserta
dilskuksn dengan :
a. Menganalisis pandangan siswa, dengan cara memberi alasan dan dasar pandangan
yang diajukan
b. Memperjelas ataumenguraikan inti gagasan siswa tentang hal-hal yang sudah
disepakati sebelumnya
4. Meningkatkan Urunan
Salah satu manfaat dari diskusi adalah melatih siswa untuk berfikir kritis dan
berpartisipasi secara aktif. Agar tujuan ini dapat tercapai, uraian tang diberikan siswa
lebih meningkat kualitasnya. Cara yang ditempuh guru untuk mempertajam atau
menyempurnakan uraian dengan :
a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mampu menantang siswa untuk berfikir
b. Memberikan contoh-contoh pada saat yang tepat
c. Mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak pendapat/jawaban

5. Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi


Guru sebagai pemimpin diskusi perlu berusaha mendorong dan menyebarkan kesempatan
berpartisipasi sehingga setiap anggota kelompok mempunyai peran dalam menghasilkan
keputusan atau kesimpulan.

6. Menutup Diskusi
untuk menutup diskusi, guru dapat melakukan beberapa hal yaitu :
a. Membuat rangkuman
b. Mengemukakan tindak lanjut
c. Menilai proses dan hasil diskusi

D. PRINSIP PENGGUNAAN
Prinsip-prinsip penggunaan adalah sebagai berikut
1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang kelas
yang siswanya sudah mampu ungkapkan fikiran dan perasaan secara lisan
2. Topic atau masalah yang didiskusikan harus masalah yang memerlukan
informasi/pendapat dari banyak orang untuk membahasnya.
3. Diskusi kelompok siswa SD masih banyak memerlukan bantuan guru. Oleh karena itu
hendaknya guru dapat memodelkan fngsi pimpinan diskusi kelompok sehingga secara
berangsur-angsur siswa dapat memimpin diskusi.
KEGIATAN BELAJAR 3
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

A. RASIONAL
Kegiatan pembelajaran akan berlangsung secara efektif jika faktor-faktor yang
mendukung berhasilnya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan. Guru memegang peranan
penting di dalam menciptakan iklim kelas yang kondusif. Oleh karena itu, merupakan
tuntutan yang wajar jika guru harus mampu mengatur barang dan orang hingga tercipta
iklim kondusif.

B. PENGERTIAN
Pengelolaan kelas dapat didefinisikan dengan berbagai cara tergantung dari
pendekatan yang dianut.
1. Pendekatan otoriter, mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai seperangkat kegiatan
yang dilakukan guru untuk menegakkan dan memelihara aturan di dalam kelas.
2. Pendekatan permisif, sebagai lawan dari pendekatan otoriter, mendefinisikan
pengelolaan kelas sebagai usaha guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa.
3. Pendekatan modifikasi tingkah laku, pendekatan ini mendefinisikan pengelolaan
kelas sebagai serangkaian kegiatan guru untuk meningkatkan munculnya perilaku
yang baik, dan mengurangi munculnya perilaku yang tidak diharapkan.
4. Penciptaan iklim sosioemosional, proses belajar yang dapat dimaksimalkan dalam
iklim kelas yang positif.
5. Perilaku siswa sebagai kelompok kelas mempunyai pengaruh pada terjadinya
pembelajaran.

C. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL


Kegiatan instruksional adalah kegiatan yang diarahkan untuk membantu siswa
menguasai kemampuan yang diharapkan, seperti memberikan penjelasan, mendiagnosis
kesulitan belajar, membimbing diskusi kelompok atau menyusun lembaran kerja. Kegiatan
instruksional menimbulkan masalah-masalah instruksional, sedangkan kegiatan pengelolaan
dapat menimbulkan masalah pengelolaan.
D. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN
Komponen keterampilan mengelola kelas dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu keterampilan yang bersifat preventif dan keterampilan yang bersifat represif.
1. Keterampilan yang bersifat Preventif
Keterampilan ini mencakup kemampuan guru untuk mencegah terjadinya gangguan
sehingga kondisi belajar yang optimal dapat diciptakan dan dipelihara. Untuk
mencegah munculnya gangguan-gangguan tersebut antara lain :
a. Menunjukkan sikap tanggap
b. Membagi perhatian
c. Memusatkan perhatian kelompok
d. Memberikan petunjuk yang jelas
e. Menegur
f. Memberi penguatan
2. Keterampilan yang bersifat Represif
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengatasi gangguan yang
muncul secara berkelanjutan sehingga kondisi kelas yang terganggu dapat
dikembalikan menjadi kondisi yang optimal. Ada 3 pendekatan yang dapat diterapkan
oleh guru dalam mengatasi gangguan berkelanjutan, yaitu :
a. Memodifikasi tingkah laku
b. Pengelolaan kelompok
c. Menemukan serta mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Agar mampu mengelola kelas secara efektif, guru harus memperhatikan berbagai hal
berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan guru sangat berperan dalam menciptakan iklim kelas
yang menyenangkan.
2. Kata-kata dan tindakan guru yang dapat menggugah siswa untuk belajar dan
berperilaku baik akan mengurangi kemungkinan munculnya perilaku yang
menyimpang.
3. Penggunaan variasi dalam mengajar dapat mengurangi terjadinya gangguan.
4. Keluwesan guru dalam kegiatan pembelajaran dapat mencegah munculnya gangguan.
5. Guru harus selalu menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan
perhatian pada hal-hal yang negative.
6. Guru hendaknya mampu menjadi contoh dalam menanamkan disiplin diri sendiri.
7. Guru hendaknya menghindari terjadinya hal-hal sebagai berikut :
a. Mencampuri kegiatan siswa secara berlebihan.
b. Kesenyapan.
c. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan.
d. Penyimpangan yang berlarut-larut dari pokok pembahasan.
e. Bertele-tele
f. Mengulangi penjelasan yang tidak perlu.

KEGIATAN BELAJAR 4
KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

Keterampilan adalah keterampilan standar yang harus dimiliki oleh setiap individu yang
berprofesi sebagai tenaga pendidik atau pola kegiatan yang bertujuan, dan memerlukan skill dan
koordinasi informasi yang dipelajari.
Mengajar adalah membimbing suatu kegiatan siswa dalam proses belajar, yang
merupakan pengaturan dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat
mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar dengan baik
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru membimbing murid
dalam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling
banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam mengajar
perorangan  adalah kemampuan guru dalam membimbing murid dalam belajar secara individual
terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau bermasalah.
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin
hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan
peserta didik.
A. RASIONAL
Guru sekolah dasar sebagai guru kelas memiliki tanggung jawab terhadap
pengelolaan suatu kelas secara penuh, dalam arti dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran.
Seorang guru SD memegang suatu kelas tertentu dalam kurun waktu tertentu maupun dalam
jangka waktu lama. Sementara jumlah guru SD biasanya sama dengan jumlah kelas yang ada
di SD tersebut. Bahkan banyak yang lebih sedikit dibandingkan jumlah kelas yang ada.
Meskipun jumlah guru sama banyak dengan jumlah kelas yang ada, namun sering
menghadapi permasalahan ketiadaan atau kekurangan guru pada waktu-waktu tertentu. Oleh
karena itu seorang guru harus memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan, sebagai bekal melaksanakan pembelajaran kelas rangkap.
Hal-hal berikut ini yang menjadi alasan perlunya pengajaran kelompok kecil dan
perorangan:
1. Pada dasarnya seorang siswa berbeda dengan siswa lainnya (individual differences),
sehinngga memerlukan perlakuan/layanan yang tidak harus sama.
2. Dalam pengajaran klasikal, perbedaan individual tidak mendapat perhatian guru. Karena
itu, diperlukan pengajaran perorangan.
3. Perbedaan individual perlu mendapat perhatian yang lebih manusiawi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Dalam kelompok kecil hubungan guru-siswa dan siswa-siswa, lebih akrab, sehingga,
mereka dapat saling membelajarkan, daya kreatif dan kepemimpinan siswa berkemban,
siswa aktif belajar secara optimal sesuai dengan kebutuhannya( kadar cbsa tinggi).
5. Belajar dalam kelompok kecil dan perorangan merupakan alternatif yang dapat
dikombinasikan dengan pengajaran klasikal.
6. Dengan demikian, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
merupakan suatu kebutuhan yang esensial bagi setiap guru yang profesional.

B. PENGERTIAN
Sebagai seorang guru SD, anda mungkin sudah sering melaksanakan pembelajaran
kelompok kecil dan perseorangan, namun anda mungkin tidak pernah memikirkan bahwa
anda menerapkan keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks, yaitu mengajar
kelompok kecil dan perseorangan
pengertian di atas dapat anda simak bahwa pengajaran kelompok kecil dan perseorangan ditandai
oleh hal-hal berikut:
1. Adanya hubungan antar pribadi yang sehat antara guru dan siswa serta antara siswa
dengan siswa. Siswa tidak saja belajar dari guru tetapi dari temannya sendiri.
2. Siswa mendapat kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat, cara dan kecepatannya
sendiri. Siswa yang ingin belajar sendiri mendapat kesempatan untuk belajar sendiri,
yang ingin berkelompok boleh bekerja dalam kelompok. Siswa yang lebih cepat selesai
dapat membantu temannya.
3. Siswa mendapat bantuan dari guru jika ia memerlukannya. Oleh karena itu, guru perlu
tanggap terhadap kesulitan/masalah yang di hadapi siswa sehingga dapat member
bantuan tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhannya.
4. Dalam batas-batas tertentu, siswa dapat dilibatkan dalam penentuan cara belajar, alat
yang akan digunakan, dan tujuan yang ingin dicapai.

C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar dari
perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi muncul.
Dalam mengorganisasi sepantasnya tidak monoton, berulang-ulang, dan menimbulkan
rasa kesal pada diri murid. Karena itu variasi pengorganisasian sangat penting dalam
upaya memelihara dan meningkatkan kualitas pembelajaran kelas rangkap.
Variasi pengorganisasian merupakan keterampilan guru di dalam menggunakan
bermacam-macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus
mengatasi kebosanan atau kejenuhan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas
belajar yang efektif.
Variasi pengorganisasian, mencakup penggunaan pola interaksi multi arah artinya
antara guru dengan murid, murid dengan guru atau murid dengan murid.
Pelajaran diawali dengan pertemuan kalsikal untuk memberi informasi dasar,
penjelasan tentang tugas yang akan dikerjakan, serta hal-hal lain yang dianggap perlu.
Dalam model ini, setelah pertemuan kelas, siswa diberi kesempatan untuk memilih :
1. Bekerja dalam kelompok
2. Bekerja dalam perorangan
Setelah waktu yang ditetapkan berakhir, pelajaran diakhiri dengan pertemuan kelas
kembali sebagai arena berbagai pengalaman, laporan atau pengukuhan hasil kerja.
Pertemuan yang diawali dengan pengarahan secara kalsikal, yang mungkin
mencakup informasi dasar, perundingan tentang tugas yang akan dikerjakan, cara kerja
dan sebagainya. Setelah ini kelas langsung bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
menyelenggarakan kontrak yang telah dibuatnya bersama dengan guru, sampai waktu
yang ditentukan berakhir. Laporan kelompok diserahkan kepada guru

Pertemuan yang diawali dengan pengarahan/informasi secara klasikal. Setelah itu


siswa langsung bekerja secara perorangan, dan kemudian bergabung dalam kelompok-
kelompok kecil untuk mengolah hasil yang telah dicapai. Pada akhir pertemuan, setiap
kelompok menyerahkan hasilnya kepada guru.
Setelah pertemuan dalam kelas besar yang merupakan awal kegiatan, siswa
langsung bekerja secara perorangan sampai batas waktu berakhir. Setiap siswa bekerja
sesuai kontrak yang telah dibuatnya bersama dengan guru.

D. KOMPONEN KETERAMPILAN
         Ada 4 (Empat) komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk pengajaran
kelompokkecil dan perorangan. Bila diteliti lebih jauh, pengajaran kelompok kecil dan
perorangan, masing-masing memerlukan keterampilan yang berhubungan dengan penanganan
tugas. Karena dalam bab ini diuraikan empat kelompok keterampilan, yaitu : Mengadakan
pendekatan secara pribadi, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
Komponen-komponen tersebut akan diuraikan secara terperinci sebagai berikut :
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Salah satu prinsip pengajaran kelompok keil dan perorangan adalah terjadinya hubungan
yang akrab dan sehat antara guru dan siswa dan siswa-siswa. Hal ini mungkin terwujud bila
guru memeiliki keterampilan berkomunikasi secara pribadi. Keterampilan ini
memungkinkan guru menciptakan suasana terbuka, hingga siswa benar-benar merasa bebas
dan leluasa mengemukakan segala pikiran dan permasalahan yang dimilikinya. Siswa
merasa yakin guru akan siap mendengarkan serta mempertimbangkan segala pendapatnya,
serta akan membantunya bila perlu. Siswa benar-benar merasa bahwa guru penuh perhatian
pada dirinya. Suasana seperti itu dapat diciptakan antara lain dengan cara berikut :
a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, baik dalam
kelompok kecil maupun perorangan.
b. Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa.
c. Memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa.
d. Membangun hubungan saling mempercayai. Siakp saling mempercayai ini dapat
ditunjukkan oleh guru secara verbal dan non verbal, misalnya dengan mimic (ekspresi
muka), ataupun kontak langsung dengan siswa (seperti : berbicara langsung, menepuk
bahu dan sebagainya).
e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk
mendominasi ataupun mengambil alih tugas siswa
f. Menerima perasaan isswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.
g. Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh pemahaman,
merasa dibantu, serta merasa menemukan alternative pemecahan masalah yang
dihadapinya.

2. Keterampilan Mengorganisasikan
        Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan, guru berperan sebagai organisator,
yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Untuk itu guru
memerlukan keterampilan berikut :
a. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, atau masalah yang akan
dipecahkan, sebelum kelompok/perorangan mengerjakan berbagai kegiatan yang
telah ditetapkan bersama
b. Memvariasikan kegiatan yang mencakup : penetapan/penyediaan ruangan kerja,
peralatan, cara kerja, aturan-aturan yang perlu dilaksanakan, serta alokasi waktu
untuk kegiatan tersebut
c. Membentuk kelompok yang tepat, dalam jumlah, tingkat kemampuan, dan lain-
lain hingga siap mengerjakan tugas-tugasnya dengan sumber yang sudah tersedia
d. Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan sertapenggunaan
materi dan sumber, hingga dapat memberikan bantuan pada saat yang tepat.
e. Membagi-bagikan perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, hingga
guru siap datang membantu siapa saja memerlukannya
f. Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa : laporan hasil
yang dicapai siswa, kemudian disertai penyimpulan tentang kemajuan yang
dicapai siswa dalam kegiatan tersebut. Hal ini sekaligus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling belajar.

3. Keterampilan Membimbing Dan Memudahkan Belajar


Keterampilan ini memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa
mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki keterampilan-keterampilan
berikut :
a. Memberikan penguatan yang sesuai dalam bentuk, kauntitas, dan kualitas ; karena pada
dasarnya penguatan merupakan dorongan yang penting bagi siswa untuk maju
b. Mengembangkan supervise proses awal yaitu sikap tanggap guru terhadap siswa secara
perorangan maupun keseluruhan, yang memungkinkan guru melihat atau mengetahui
apakah segala sesuatu berjalan dengan lancer dan memadai. Hal ini menuntut guru
berkeliling ke semua kelompok untuk melihat apakah siswa sudah mulai bekerja dengan
arah yang benar, memberi bantuan bila diperlukan, dan sebagainya. Dengan demikian
supervise proses awal menekankan kelancaran berlangsunya segala sesuatu yang perlu
dilaksanakan pada awal kegiatan. Bimbingan pertama ini merupakan jaminan bagi
tumbuhnya semangat dan kepercayaan diri siswa untuk melakukan kegiatan
c. Mengadakan supervise proses lanjut yang memusatkan perhatian pada penekanan dan
pemberian bantuan secara kolektif setelah kegiatan berlangsung beberapa lama. Hal ini
kemudian menuntut keterampilan guru untuk mengadakan interaksi guru-siswa. Interaksi
tersebut dapat berupa :
1) Memberikan pelajaran atau bimbingan tambahan (tutoring) kepada siswa tertentu,
baik secara perorangan maupun kelompok. Pelajaran atau bimbingan tersebut dapat
berupa suatu konsep atau keterampilan khusus
2) Melibatkan diri sebagai peserta dengan hak dan kewajiban yang sama dengan siswa.
Kehadiran guru dikelompok sebagai peserta aktif, akan merupakan motivasi bagi
siswa, hingga siswa menyadari potensinya sendiri.
3) Memimpin diskusi bila perlu
4) Bertindak sebagai katalisator, yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir
atau belajar melalui pertanyaan, komentar dan saran-saran
d. Mengadakan supervisi pemaduan, yang memusatkan perhatian pada penilaian pencapaian
tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyiapkan pelaksanaan
rangkuman dan pemantapan yang pada akhirnya memungkinkan siswa saling belajar,
serta memperoleh wawasan secara menyeluruh tentang kegiatan tersebut. Supervisi
pemanduan ini dilakukan guru dengan mendatangi setiap kelompok, menilai
kemajuannya, serta menyiagakan mereka untuk mengikuti kegiatan akhir. Salah satu cara
yang efektif untuk maksud ini, adalah mengingatkan siswa akan waktu yang masih tersisa
untuk menyelesaikan tugas.
Misalnya : “ Waktu tinggal 10 menit lahi “!
Pukul 10.00 semua kelompok sudah berkumpul di kelas, siap dengan laporannya!”
Pemunculan ketiga jenis supervisi ini (supervisi proses awal, proses lanjut, dan
pemaduan), dapat digambarkan sebagai berikut :

Kegiatan Awal
–        Penjelasan tugas
–        Pembagian tugas

1. Supervisi Proses Awal

Kegiatan Kelompok Berlangsung


Sesuai dengan pengarahan antara lain :
–        Kegiatan paralel
–        Kegiatan komplementer
–        Kegiatan berbeda penuh

2. Supervisi Proses Lanjut

Menyiapkan Kelompok Untuk Kegiatan Akhir


–        Kegiatan pada tujuan
–        Pengecekan kemajuan kelompok

3. Supervisi Pemaduan

Kegiatan Akhir
–        Laporan + Tanya jawab
–        Rangkuman
–        Pemantapan

4. Keterampilan Merencanakan Dan Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran


Tugas guru yang utama adalah membantu siswa melakukan kegiatan baik secara
perorangan, maupun secara berkelompok. Untuk maksud tersebut guru harus mampu
membuat perencanaan kegiatan belajar yang tepat bagi setiap siswa atau kelompok, dan
sekaligus mampu melaksanakannya. Untuk membuat perencanaan yang tepat guru dituntut
mampu mendiagnosis kemampuan akademik siswa, kemampuan memahami, gaya belajar,
kecenderungan minat, serta tingkat kedisipilinan siswa. Berdasarkan hasil diagnosis
tersebut, guru diharapkan mampu menetapkan kondisi dan tuntutan belajar yang
memungkinkan siswa memikul tanggung jawab belajarnya sendiri. Kondisi dan tuntunan
belajar ini dapat berupa : belajar mandiri, paket kegiatan belajar, belajar dengan tutor teman
sebaya, simulasi, belajar dengan bermain, dan sebagainya. Semuanya itu memandu siswa
untuk menghayati pengalaman bekerja sama ataupun bekerja dengan pengarahan sendiri.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran ini
mencakup :
a. Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran yang dapat dilakukan dengan diskusi
atau menyediakan bahan-bahan yang menarik dan yang mampu menstimulasi siswa
untuk mencapai tujuan tertentu
b. Merencanakan kegiatan belajar bersama siswa yang mencakup kriteria
keberhasilan, langkah-langkah kerja waktu serta kondisi belajar
c. Bertindak atau berperan sebagai penasihat bagi siswa bila diperlukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan berinteraksi aktif, menunjukkan mimik tanda setuju atau
menjawab pertanyaan. Disamping itu, guru perlu juga memberikan saran/nasihat
secara periodic yang didasarkan pada kemajuan mahasiswa, misalnya siswa yang
memilih belajar sendiri ternyata mengalami hambatan didalam proses belajarnya.
Dalam hal ini guru dapat menyarankan belajar yang lain. Bimbingan secara periodic
ini sangat berpengaruh pada kemajuan siswa karena waktu dapat digunakan secara
efektif, siswa segera dapat diarahkan kembali, dan dengan demikian gairah dan
semangat belajar dapat dipelihara
d. Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Hal ini berbeda dari
cara penilaian tradisional yang pada umumnya dilakukan oleh guru sendiri.
Membantu siswa menilai diri sendiri berarti memberi kesempatan kepada siswa
untuk memperbaiki dirinya sendri, yang sekaligus merupakan pencerminan
kerjasama guru dan siswa dalam situasi pendidikan yang manusiawi.
Dari empat kelompok keterampilan diatas ternyata di dalamnya mencakup
keterampilan dasar yang sebelumnya harus dikuasai oleh guru, yaitu keterampilan
bertanya, menjelaskan dan membimbing diskusi kelompok kecil. Dengan demikain,
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan dasar
tersebut. Setelah kelompok keterampilan diatas dapat diterapkan baik dalam pengajaran
kelompok kecil maupun dalam pengajaran perorangan dengan tekanan yang berbeda.
Dalam pengajaran kelompok kecil tekanan utama terletak pada penerapan keterampilan
mengorganisasikan serta membimbing dan memudahkan siswa belajar, sedangkan dalam
pengajaran perorangan tekanan itu terletak pada penerapan keterampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi serta keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.

E. HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


Agar dapat menggunakan pengajaran kelompok kecil dan perorangan secara
efektif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru seperti :
1. Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil atau
perorangan. Hal – hal yang bersifat umum seperti pengarahan, informasi umum dan
sebagainya diberikan dalam bentuk kelas besar.
2. Dalam pengajaran kelompok kecil langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru
adalah mengorganisasikan siswa, sumber, materi, ruangan serta waktu yang
ditentukan. Langkah ini merupakan landasan bagi berlangsungnya kegiatan.
3. Kegiatan pengajaran kelompok kecil yang efektif diakhiri oleh suatu kulminasi yang
dapat berupa rangkuman, pemantapan, laporan, dan sebagainya yang semuanya
memungkinkan siswa saling belajar.
4. Dalam pengajaran perorangan guru sangat perlu mengenal siswa secara pribadi,
hingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.
5. Kegiatan dalam pengajar perorangan dapat bekerja bebas dengan bahan yang telah
siap pakai ( misalnya dengan paket belajar atau dengan bahan yang disiapkan oleh
guru ), dapat pula bekerja dalam kelompok kecil, dengan demikian dalam situasi
pengajaran perorangan guru mungkin bekerja dengan satu orang siswa, 2 orang siswa,
atau mengunjungi tiap siswa dengan berbagai kegiatan bila muncul kebutuhan untuk
itu.

Anda mungkin juga menyukai