RESUME
MODUL 8 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2
DISUSUN OLEH:
RANI RUSPITA (857494782)
KEGIATAN BELAJAR 1
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
C. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN
1. Bermakna
Prinsip bermakna disini artinya kegiatan yang dilakuakn dalam membuka dan menutup
pelajaran relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai karakteritistik siswa
sehingga mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Berurutan dan Berkesinambungan
Prinsip berurutan dan berkesinambungan disini maksudnya adalah membuka dan
menutup kegiatan pelajaran merupakan bagian yang utuh dari kegiatan pembelajaran,
dan bukanlah kegiatan yang lepas-lepas dan berdiri sendiri.
KEGIATAN BELAJAR 2
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
A. RASIONAL
Sesuai bunyi sila ke 4 pancasila yang berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Sila ini mengisyaratkan
kepada kita bahwa musyawarah dan mufakat adalah cirri khas kehidupan bangsa
Indonesia yang diterapkan untuk menghasilkan keputusan. Alasan lain pentingnya diskusi
kelompok di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan CBSA yang menuntut keterlibatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Disini siswa dituntut untuk lebih aktif dan diberi
kesempatan berpartisipasi dalam diskusi kelompok, siswa diharapkan berfikir secara
lebih kritis serta mampu mengungkapkan fikiran dan perasaan dengan baik. Berdasarkan
alas an-alasan tersebut kita dapat memahami bahwa diskusi kelompok kecil seyogyanya
ada di dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru berkewajiban untuk
membimbing kegiatan diskusi kecil tersebut agar siswa bisa memimpin kelompok diskusi
kecil sesuai dengan hakikat dan prinsip diskusi.
B. PENGERTIAN
Tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat
disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, berikut
syarat yang harus dipenuhi:
1. Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar 3-9 orang
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota kelompok
berkesempatan saling melihat, mendengar, sea berkomunikasi secara bebas dan langsung.
3. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kersa sama untuk
mencapainya.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya
tujuan kelompok.
Jadi, kelompok diskusi kecil harus memenuhi ke empat syarat tersebut.
3. Menganalisis pandangan
Kita mungkin pernah terlibat dalam satu diskusi yang sengit karena terjadi perbedaan
pendapat yang cukup tajam diantara para peserta diskusi, dalam keadaan ini pemimpin
diskusi hendaknya mengatasi situasi ini agar anggota kelompok tetap berjalan dengan
baik. Cara mengatasi masalah ini dengan mengan menganalisis pandangan peserta
dilskuksn dengan :
a. Menganalisis pandangan siswa, dengan cara memberi alasan dan dasar pandangan
yang diajukan
b. Memperjelas ataumenguraikan inti gagasan siswa tentang hal-hal yang sudah
disepakati sebelumnya
4. Meningkatkan Urunan
Salah satu manfaat dari diskusi adalah melatih siswa untuk berfikir kritis dan
berpartisipasi secara aktif. Agar tujuan ini dapat tercapai, uraian tang diberikan siswa
lebih meningkat kualitasnya. Cara yang ditempuh guru untuk mempertajam atau
menyempurnakan uraian dengan :
a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mampu menantang siswa untuk berfikir
b. Memberikan contoh-contoh pada saat yang tepat
c. Mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak pendapat/jawaban
6. Menutup Diskusi
untuk menutup diskusi, guru dapat melakukan beberapa hal yaitu :
a. Membuat rangkuman
b. Mengemukakan tindak lanjut
c. Menilai proses dan hasil diskusi
D. PRINSIP PENGGUNAAN
Prinsip-prinsip penggunaan adalah sebagai berikut
1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang kelas
yang siswanya sudah mampu ungkapkan fikiran dan perasaan secara lisan
2. Topic atau masalah yang didiskusikan harus masalah yang memerlukan
informasi/pendapat dari banyak orang untuk membahasnya.
3. Diskusi kelompok siswa SD masih banyak memerlukan bantuan guru. Oleh karena itu
hendaknya guru dapat memodelkan fngsi pimpinan diskusi kelompok sehingga secara
berangsur-angsur siswa dapat memimpin diskusi.
KEGIATAN BELAJAR 3
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
A. RASIONAL
Kegiatan pembelajaran akan berlangsung secara efektif jika faktor-faktor yang
mendukung berhasilnya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan. Guru memegang peranan
penting di dalam menciptakan iklim kelas yang kondusif. Oleh karena itu, merupakan
tuntutan yang wajar jika guru harus mampu mengatur barang dan orang hingga tercipta
iklim kondusif.
B. PENGERTIAN
Pengelolaan kelas dapat didefinisikan dengan berbagai cara tergantung dari
pendekatan yang dianut.
1. Pendekatan otoriter, mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai seperangkat kegiatan
yang dilakukan guru untuk menegakkan dan memelihara aturan di dalam kelas.
2. Pendekatan permisif, sebagai lawan dari pendekatan otoriter, mendefinisikan
pengelolaan kelas sebagai usaha guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa.
3. Pendekatan modifikasi tingkah laku, pendekatan ini mendefinisikan pengelolaan
kelas sebagai serangkaian kegiatan guru untuk meningkatkan munculnya perilaku
yang baik, dan mengurangi munculnya perilaku yang tidak diharapkan.
4. Penciptaan iklim sosioemosional, proses belajar yang dapat dimaksimalkan dalam
iklim kelas yang positif.
5. Perilaku siswa sebagai kelompok kelas mempunyai pengaruh pada terjadinya
pembelajaran.
KEGIATAN BELAJAR 4
KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
Keterampilan adalah keterampilan standar yang harus dimiliki oleh setiap individu yang
berprofesi sebagai tenaga pendidik atau pola kegiatan yang bertujuan, dan memerlukan skill dan
koordinasi informasi yang dipelajari.
Mengajar adalah membimbing suatu kegiatan siswa dalam proses belajar, yang
merupakan pengaturan dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat
mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar dengan baik
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru membimbing murid
dalam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling
banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam mengajar
perorangan adalah kemampuan guru dalam membimbing murid dalam belajar secara individual
terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau bermasalah.
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin
hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan
peserta didik.
A. RASIONAL
Guru sekolah dasar sebagai guru kelas memiliki tanggung jawab terhadap
pengelolaan suatu kelas secara penuh, dalam arti dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran.
Seorang guru SD memegang suatu kelas tertentu dalam kurun waktu tertentu maupun dalam
jangka waktu lama. Sementara jumlah guru SD biasanya sama dengan jumlah kelas yang ada
di SD tersebut. Bahkan banyak yang lebih sedikit dibandingkan jumlah kelas yang ada.
Meskipun jumlah guru sama banyak dengan jumlah kelas yang ada, namun sering
menghadapi permasalahan ketiadaan atau kekurangan guru pada waktu-waktu tertentu. Oleh
karena itu seorang guru harus memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan, sebagai bekal melaksanakan pembelajaran kelas rangkap.
Hal-hal berikut ini yang menjadi alasan perlunya pengajaran kelompok kecil dan
perorangan:
1. Pada dasarnya seorang siswa berbeda dengan siswa lainnya (individual differences),
sehinngga memerlukan perlakuan/layanan yang tidak harus sama.
2. Dalam pengajaran klasikal, perbedaan individual tidak mendapat perhatian guru. Karena
itu, diperlukan pengajaran perorangan.
3. Perbedaan individual perlu mendapat perhatian yang lebih manusiawi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Dalam kelompok kecil hubungan guru-siswa dan siswa-siswa, lebih akrab, sehingga,
mereka dapat saling membelajarkan, daya kreatif dan kepemimpinan siswa berkemban,
siswa aktif belajar secara optimal sesuai dengan kebutuhannya( kadar cbsa tinggi).
5. Belajar dalam kelompok kecil dan perorangan merupakan alternatif yang dapat
dikombinasikan dengan pengajaran klasikal.
6. Dengan demikian, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
merupakan suatu kebutuhan yang esensial bagi setiap guru yang profesional.
B. PENGERTIAN
Sebagai seorang guru SD, anda mungkin sudah sering melaksanakan pembelajaran
kelompok kecil dan perseorangan, namun anda mungkin tidak pernah memikirkan bahwa
anda menerapkan keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks, yaitu mengajar
kelompok kecil dan perseorangan
pengertian di atas dapat anda simak bahwa pengajaran kelompok kecil dan perseorangan ditandai
oleh hal-hal berikut:
1. Adanya hubungan antar pribadi yang sehat antara guru dan siswa serta antara siswa
dengan siswa. Siswa tidak saja belajar dari guru tetapi dari temannya sendiri.
2. Siswa mendapat kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat, cara dan kecepatannya
sendiri. Siswa yang ingin belajar sendiri mendapat kesempatan untuk belajar sendiri,
yang ingin berkelompok boleh bekerja dalam kelompok. Siswa yang lebih cepat selesai
dapat membantu temannya.
3. Siswa mendapat bantuan dari guru jika ia memerlukannya. Oleh karena itu, guru perlu
tanggap terhadap kesulitan/masalah yang di hadapi siswa sehingga dapat member
bantuan tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhannya.
4. Dalam batas-batas tertentu, siswa dapat dilibatkan dalam penentuan cara belajar, alat
yang akan digunakan, dan tujuan yang ingin dicapai.
C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar dari
perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi muncul.
Dalam mengorganisasi sepantasnya tidak monoton, berulang-ulang, dan menimbulkan
rasa kesal pada diri murid. Karena itu variasi pengorganisasian sangat penting dalam
upaya memelihara dan meningkatkan kualitas pembelajaran kelas rangkap.
Variasi pengorganisasian merupakan keterampilan guru di dalam menggunakan
bermacam-macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus
mengatasi kebosanan atau kejenuhan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas
belajar yang efektif.
Variasi pengorganisasian, mencakup penggunaan pola interaksi multi arah artinya
antara guru dengan murid, murid dengan guru atau murid dengan murid.
Pelajaran diawali dengan pertemuan kalsikal untuk memberi informasi dasar,
penjelasan tentang tugas yang akan dikerjakan, serta hal-hal lain yang dianggap perlu.
Dalam model ini, setelah pertemuan kelas, siswa diberi kesempatan untuk memilih :
1. Bekerja dalam kelompok
2. Bekerja dalam perorangan
Setelah waktu yang ditetapkan berakhir, pelajaran diakhiri dengan pertemuan kelas
kembali sebagai arena berbagai pengalaman, laporan atau pengukuhan hasil kerja.
Pertemuan yang diawali dengan pengarahan secara kalsikal, yang mungkin
mencakup informasi dasar, perundingan tentang tugas yang akan dikerjakan, cara kerja
dan sebagainya. Setelah ini kelas langsung bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
menyelenggarakan kontrak yang telah dibuatnya bersama dengan guru, sampai waktu
yang ditentukan berakhir. Laporan kelompok diserahkan kepada guru
D. KOMPONEN KETERAMPILAN
Ada 4 (Empat) komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk pengajaran
kelompokkecil dan perorangan. Bila diteliti lebih jauh, pengajaran kelompok kecil dan
perorangan, masing-masing memerlukan keterampilan yang berhubungan dengan penanganan
tugas. Karena dalam bab ini diuraikan empat kelompok keterampilan, yaitu : Mengadakan
pendekatan secara pribadi, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
Komponen-komponen tersebut akan diuraikan secara terperinci sebagai berikut :
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Salah satu prinsip pengajaran kelompok keil dan perorangan adalah terjadinya hubungan
yang akrab dan sehat antara guru dan siswa dan siswa-siswa. Hal ini mungkin terwujud bila
guru memeiliki keterampilan berkomunikasi secara pribadi. Keterampilan ini
memungkinkan guru menciptakan suasana terbuka, hingga siswa benar-benar merasa bebas
dan leluasa mengemukakan segala pikiran dan permasalahan yang dimilikinya. Siswa
merasa yakin guru akan siap mendengarkan serta mempertimbangkan segala pendapatnya,
serta akan membantunya bila perlu. Siswa benar-benar merasa bahwa guru penuh perhatian
pada dirinya. Suasana seperti itu dapat diciptakan antara lain dengan cara berikut :
a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, baik dalam
kelompok kecil maupun perorangan.
b. Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa.
c. Memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa.
d. Membangun hubungan saling mempercayai. Siakp saling mempercayai ini dapat
ditunjukkan oleh guru secara verbal dan non verbal, misalnya dengan mimic (ekspresi
muka), ataupun kontak langsung dengan siswa (seperti : berbicara langsung, menepuk
bahu dan sebagainya).
e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk
mendominasi ataupun mengambil alih tugas siswa
f. Menerima perasaan isswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.
g. Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh pemahaman,
merasa dibantu, serta merasa menemukan alternative pemecahan masalah yang
dihadapinya.
2. Keterampilan Mengorganisasikan
Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan, guru berperan sebagai organisator,
yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Untuk itu guru
memerlukan keterampilan berikut :
a. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, atau masalah yang akan
dipecahkan, sebelum kelompok/perorangan mengerjakan berbagai kegiatan yang
telah ditetapkan bersama
b. Memvariasikan kegiatan yang mencakup : penetapan/penyediaan ruangan kerja,
peralatan, cara kerja, aturan-aturan yang perlu dilaksanakan, serta alokasi waktu
untuk kegiatan tersebut
c. Membentuk kelompok yang tepat, dalam jumlah, tingkat kemampuan, dan lain-
lain hingga siap mengerjakan tugas-tugasnya dengan sumber yang sudah tersedia
d. Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan sertapenggunaan
materi dan sumber, hingga dapat memberikan bantuan pada saat yang tepat.
e. Membagi-bagikan perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, hingga
guru siap datang membantu siapa saja memerlukannya
f. Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa : laporan hasil
yang dicapai siswa, kemudian disertai penyimpulan tentang kemajuan yang
dicapai siswa dalam kegiatan tersebut. Hal ini sekaligus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling belajar.
Kegiatan Awal
– Penjelasan tugas
– Pembagian tugas
3. Supervisi Pemaduan
Kegiatan Akhir
– Laporan + Tanya jawab
– Rangkuman
– Pemantapan