Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
NURFANI ARDIANI
SYAMSIYAH
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran adalah:
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah:
1. Membuka Pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap awal penggal
kegiatan. Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka
pelajaran adalah sebagai berikut:
b. Menimbulkan motivasi
Cara menimbulkan motivasi ada bermacam-macam, diantaranya:
c. Memberi acuan
Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara, seperti berikut.
d. Membuat kaitan
Salah satu aspek yang membuat pelajaran jadi bermakna adalah jika pelajaran
tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Usaha guru untuk
mengaitkan pelajaran baru dengan pelajaran lama sering disebut sebagai menyajikan
bahan apersepsi yang dilakukan pada awal pelajaran.
2. Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan.
Agar kegiatan menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru diharapkan
menguasai cara menutup pelajaran sebagai berikut
b. Menilai (mengevaluasi)
Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut.
• Tanya jawab secara lisan, yang dilakukan guru kepada siswa secara
perorangan, kelompok, atau klasikal.
• Mendemonstrasikan keterampilan
• Mengaplikasikan ide baru
• Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas
• Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis pula.
A. RASIONAL
Untuk menguasai ketrampilan bermusyawarh atau berdiskusi diperlukan
diperlukan latihan secara sistematis karena keterampilan ini tidak dibawa sejak lahir.
Oleh karena itu, guru diharapkan memberikan kesempatan kepada para siswanya
untuk berlatih menguasai keterampilan ini dengan keterlibatan langsung dalam
berbagai diskusi kelompok.
Pentingnya diskusi kelompok di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan
CBSA yang menuntut keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
perkataan lain, dominasi guru didalam kelasharuslah dikurangi sehingga tersedia
kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi secara aktif.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam kaitan ini adalah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi kelompok. Melalui diskusi
kelompok diharapkan siswa dapat berfikir secara lebih kritis serta mampu
mengungkapakan pikiran dan perasaannya dengan baik.
B. PENGERTIAN
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan
memecahkan masalah. Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh
sekelompok kecil orang dapat disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut sebagai
diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus dipenuhi.
• Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
• Kemukakan masalah-masalah khusus
• Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan
• Rangkum hasil pembicaraan diskusi.
6. Menutup diskusi
• Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik
• Termotivasi oleh kehadiran teman
• Mengurangi sifat pemalu
• Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok,
• Meningkatkan pemahaman diri anak
• Melatih sisa untuk berfikir kritis
• Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya
• Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa
E. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat diterapkan secara
efektif, anda harus memperhatikan prinsip penggunaan diskusi, baik sebelum maupun
sesudah berlangsungnya diskusi. Prinsip penggunaan tersebut adalah sebagai berikut:
• Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang kelas
siswanya sudah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan
• Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topic / masalah yang memerlukan
informasi / pendapat dari banyak orang untuk membahasnya atau memecahkanya.
MODUL 8 : KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2
KB 3 : KETRAMPILAN MENGELOLA KELAS
Pengelolaan kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang
memungkinkan terciptanya dan terpeliharanya kondisi belajar yang optimal. Kondisi
belajar yang optimal sangat menentukan berhasilnya kegiatan pembelajaran.
Misalnya, pengaturan tempat duduk siswa yang sesuai dengan kegiatan yang
sedang berlangsung,ruangan kelas yang bersih dan terang, media pembelajaran yang
menarik dan hubungan timbal balik yang baik antara guru dengan murid. Oleh karena
itu, guru perlu menguasai ketrampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal
tersebut.
Kegiatan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua masalah , yaitu masalah
intruksional dan masalah pengelolaan. Guru harus dapat membedakan kedua masalah
tersebut agar dapat menangani secara tepat. Masalah instruksi harus diselesaikan
secara intruksional , sedangkan masalah pengelolaan harus diselesaikan secara
pengelolaan.
A. RASIONAL
Sebagai individu pada dasarnya manusia mempunyai karakteristik dan
kebutuhan sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yan lainnya. Di dalam kehidupan
sekolah, keanekaragaman karakteristik dan kebutuhan individu juga berlaku bagi
siswa. Ini berarti bahwa setiap siswa mempunyai karakteristik dan kebutuhan sendiri-
sendiri.
Namun nyatanya dalam kondisi sekolah saat ini, guru memperlakukan semua
siswa dengan cara yang sama. Kegiatan kelompok kecil dan perorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap kebutuhan siswa yang berbeda-
beda. Dari pihak siswa belajar dalam kelompok kecildan perorangan memungkinkan
mereka meningkatkan keterlibatannya dalam kegiatan pembelajaran.
Dari segi hubungan guru dengan siswa, penggunaan model kegiatan kelompok
kecil dan perorangan akan membuat hubungan lebih akrab, yang berarti guru dapat
mengenal siswanya lebih baik.
Dengan demikian, penggunaan kegiatan kelompok kecil dan perorangan
sebagai variasi dari kegiatan klasikal akan dapat mengurangi kelemahan kegiatan
klasikal, disamping memantapkan dampak positif yang ditimbulkannya yaitu
kebiasaan melakukan interaksi sosial pada kalangan yang lebih luas.
B. PENGERTIAN
Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks klasikal. Dalam
konteks ini, siswa tidak terus-menerus belajar dalam kelompok kecil atau perorangan.
Dengan demikian, para siswa akan mengalami kegiatan belajra secara klasikal, kolompok
kecil, dan perorangan sesuai dengan hakikat topik yang sedang dipelajari dan tujuan yang
ingin dicapai. Pengajaran kelompok kecil ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
• Terjadi hubungan atau interaksi yang akrab dan sehat antara guru dan siswa serta
siswa dengan siswa.
• Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kempuan, dan minatnya sendiri.
• Siswa mendapat bantuan dari guru dengan kebutuhannya.
• Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi
dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.
C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Penerapan belajar dalam kelompok kecil dan perorangan, di samping
menuntut perubahan peran guru, juga menuntut adanya perubahan dalam pengelolaan.
Pengaturan kesempatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, dan perorangan dapat
dibuat dengan berbagai variasi yang disesuaikan dengan hakikat topik yang dibahas,
tujuan yang ingin dicapai, kebutuhan siswa sendiri, serta ketersediaan waktu dan
fasilitas.
Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan kegiatan kelompok kecil
atau perorangan dan diakhiri dengan kegiatan klasikal atau kelompok besar. Yang
penting guru harus mengingat bahwa variasi yang dibuat akan membawa pengaruh
kepbkebutuhan siswa sendiri, serta ketersediaan waktu dan fasilitas.
Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan kegiatan kelompok kecil
atau perorangan dan diakhiri dengan kegiatan klasikal atau kelompok besar. Yang
penting guru harus mengingat bahwa variasi yang dibuat akan membawa pengaruh
kepada pengelolaan kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
D. KOMPONEN KETERAMPILAN
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari 4
komponen pokok yang sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
komponen yang berkaitan dengan penanganan orang dan tugas. Keempat kelompok
komponen keterampilan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi
Perlu diketahui bahwa salah satu persyaratan yang harus dipenuhi
dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya
hubungan yang sehat dan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan
siswa. Suasana yang demikian itu, dapat diciptakan dengan berbagai cara,
antara lain sebagai berikut :
• Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas atau masalah yang
akan dipecahkan.
• Memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan/penyediaan ruangan
kerja, peralatan, cara kerja, aturan yang perlu dilakukan, serta alokasi
waktu untuk kegiatan tersebut.
• Membentuk kelompok yang tepat dalam jumlah, tingkat kemampuan, dan
lain-lain.
• Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan belajar yang
dicapai.
• Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa.
• Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan
hasil yang dicapai siswa.
3) Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan
dapat membantu para siswa hingga dapat menyelesaikan tugasnya tanpa
mengalami frustasi.
Agar dapat melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai
keterampilan, antara lain sebagai berikut :
• Guru yang sudah terbiasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya mulai dengan
pengajaran kelompok kecil, kemudian perorangan.
• Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi umum sebaiknya
diberikan secara klasikal, sedangkan pembahasan lebih lanjut dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan kelompok kecil atau perorangan.
• Sebelum pengajaran kelompok kecil/perorangan dimulai, guru harus melakukan
pengorganisasian siswa, sumber, materi, rungan, serta waktu yang diperlukan.
• Kegiatan kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan
kulminasi yang dapat berupa rangkuman, laporan pemantapan, yang memberi
kesempatan siswa saling belajar.
• Agar pengajaran perorangan dapat berlangsung efekti, guru perlu mengenal siswa
secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.