Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR MEMBUKA DAN MENUTUP


PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :

Giat Saputra

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya saat proses pembelajaran berlangsung guru dituntut untuk


memiliki sejumlah keterampilan dalam mengajar peserta didiknya, seperti:
terampil membuka pelajaran, terampil menutup pelajaran, terampil
menjelaskan, terampil variasi gaya mengajar, terampil bertanya dan
memberi penguatan, dan terampil membimbing diskusi kelompok kecil.
Semua keterampilan itu harus bisa dilakukan oleh seorang guru di dalam
kegiatan belajar mengajar sehari-hari tentunya sesuai dengan prosedur
minimal (standar proses) yang telah ditetapkan, atau bahkan akan lebih baik
bila guru berkreativitas dan berinovasi lebih sesuai tuntutan perkembangan
zaman.

Namun demikian, masih banyak guru dalam pembelajaran sering tidak


melakukan usaha membuka dan menutup pelajaran tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan mental siswa tidak siap untuk menerima pelajaran dan
perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Sebagai
akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya
membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka akan
tidak berusaha keras untuk memahaminya.

Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan
menutup pelajaran antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang
belum mempunyai keterampilan untuk melaksanakannya. Karena
pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini dalam pembelajaran,
maka sangat perlu bagi setiap guru untuk memperoleh pengalaman serta
latihan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.
Dalam makalah ini, penulis mencoba memberikan informasi mengenai
keterampilan mentup pelajaran dari berbagai sumber. Karena keterampilan
menutup pelajaran adalah salah satu hal terpenting yang ada dalam kegiatan
belajar mengajar sehari-hari maka perlu diperhatikan dengan seksama setiap
bagian dari penutup.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah dijelaskan, maka secara garis
besar ada beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
2. Apa tujuan keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
3. Apa saja manfaat keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
4. Apa saja prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
5. Apa saja komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan membuka dan menutup
pelajaran.
2. Untuk mengetahui  tujuan keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
3. Untuk mengetahui manfaat keterampilan membuka dan menutup pelajaran
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup
pelajaran.
5. Mengetahui komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru


dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi peserta didik
agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya.
Kegiatan membuka pelajaran dilakukan pada awal perkuliahan. Pada saat ini
tenaga pendidik mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik
perhatian peserta didik, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi
yang telah dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan
dipelajarinya. Guru dikatakan telah membuka pelajaran apabila telah
berhasil membuka konflik psikis pada diri siswa siswa.
Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk
mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut
dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Seperti halnya kegiatan
membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru
tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal
kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti
halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak
mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi
kegiatan yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.

B. Tujuan Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Keterampilan membuka dan menutup pelajaran mempunyai beberapa
tujuan, antara lain:
1. Membantu mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat
membayangkan pelajara yang akan dipelajari.
2. Menimbulkan minat dan perhatian peserta didik pada apa yang akan
dipelajari.
3. Membantu peserta didik untuk mengetahui batas-batas tugas yang
akan dikerjakan.
4. Membantu peserta didik untuk mengetahui hubungan antara
pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal
baru yang akan dipelajari atau yang belum dipelajari atau yang
belum dikenalnya.
Tujuan keterampilan menutup pelajaran, antara lain:
1. Mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari
materi pelajaran.
2. Mengetahui tingkat keberhasilan tenaga pendidik dalam
pembelajaran.

C. Manfaat Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Manfaat keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran
mempunyai pengaruh terhadap proses dan hasil belajar, antaralain:
1. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-
tugas yang akan dikerjakan.
2. Siswa mengetahui dengan pasti batas-batas tugas yang akan
dikerjakan.
3. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-
pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-
bagian dari suatu mata pelajaran.
4. Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang
telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang
masih asing baginya.
5. Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan
atau konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.
6. Siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari
pelajaran itu, Sedangkan guru dapat mengetahui tingkat
keberhasilannya dalam mengajar.

D. Prinsip-Prinsip Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Sebagaimana keterampilan mengajar lainnya, ada prinsip-prinsip yang
mendasari penggunaan komponen keterampilan membuka dan menutup
pelajaran yang harus dipertimbangkan oleh guru. Prinsip-prinsip itu adalah
sebagai berikut:
1. Bermakna 
Dalam usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa guru
hendaknya memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan
pelajaran. Cara atau usaha yang sifatnya dicari-cari atau dibuat-buat
hendaknya dihindarkan. Cerita singkat atau lawakan yang tidak ada
hubungannya dengan pelajaran mungkin sementara bisa memikat
siswa tetapi akan gagal dalam mewujudkan kelangsungan
penguasaan pelajaran.
2. Berurutan dan berkesinambungan
Aktivitas yang ditempuh oleh guru dalam memperkenalkan dan
merangkum kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya
merupakan bagian dari kesatuan yang utuh. Dalam mewujudkan
prinsip berurutan dan berkesinambungan ini perlu diusahakan suatu
susunan yang tepat, berhubungan dengan minat siswa, ada kaitannya
yang jelas antara satu bagian dengan bagian lainnya, atau ada
kaitannya dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimilki
siswa.

E. Komponen-Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup


Pelajaran
1. Komponen-Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
Penerapan keterampilan membuka pelajaran pada awal suatu jam
pelajaran atau pada setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran, guru
harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen-komponen
keterampilan membuka pelajaran itu meliputi: menarik perhatian siswa,
menimbulkan motivasi, memberikan acuan dan membuat kaitan. Tiap
komponen terdiri dari beberapa kelompok aspek dan kegiatan yang
saling berhubungan. Sebagai keterampilan maka sifatnya integratif dan
ada beberapa komponen yang tumpang tindih. Komponen-komponen dan
aspek-aspeknya menurut Abimanyu (1985) adalah sebagai berikut:
a. Menarik perhatian siswa
Banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian
siswa, antara lain seperti berikut:
1. Gaya mengajar guru.
Guru hendaknya memvariasikan gaya mengajarnya agar dapat
menimbulkan perhatian siswa. Misalnya guru memilih posisi di
kelas dan memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasanya dia
kerjakan dalam membuka pelajaran.
2. Penggunaan alat bantu mengajar.
Guru dapat menggunakan alat-alat bantu mengajar seperti
gambar, model, skema, dan sebagainya untuk menarik perhatian
siswa, serta dapat pula menimbulkan motivasi dan
memungkinkan terjadi kaitan antara hal-hal yang telah diketahui
dengan hal-hal baru yang akan dipelajari.
3. Pola interaksi yang bervariasi. 
Variasi pola interaksi guru siswa yang biasa, seperti guru
menerangkan siswa mendengarkan, atau guru bertanya siswa
menjawab, hanya dapat menimbulkan rangsangan permulaan
saja. Siswa belum sepenuhnya dapat memusatkan perhatiannya
kepada hal-hal yang akan dipelajari. Oleh karena itu, agar siswa
dapat tertarik perhatiannya, guru hendaknya mengadakan pola
interaksi yang bervariasi dalam menyelenggarakan pembelajaran.
b. Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran adalah memilih
secara hati-hati hal-hal yang menjadi perhatian siswa. Hal-hal yang
menjadi perhatian siswa itu hendaknya dapat digunakan untuk
menimbulkan motivasi. Dengan adanya motivasi itu, pembelajaran
menjadi dipermudah. Oleh karena itu, guru hendaknya melakukan
berbagai cara untuk menimbulkan motivasi itu. Sedikitnya ada 4
(empat) cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu:
1. Dengan kehangatan dan keantusias.
Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat, dan
hangat. Sebab sikap yang demikian itu dapat menimbulkan
faktor-faktor dari dalam yang mendorong tingkah laku dan
kesenangan dalam mengerjakan tugas. Siswa akan timbul
motivasinya untuk belajar.
2. Dengan menimbulkan rasa ingin tahu
Guru dapat membangkitkan motivasi siswa dengan cara
menimbulkan rasa ingin tahu dan keheranan pada siswa.
3. Mengemukakan ide yang bertentangan
Untuk menimbulkan motivasi siswa, guru dapat melontarkan ide-
ide yang bertentangan dengan mengajukan masalah atau kondisi-
kondisi dari kenyataan sehari-hari.
4. Dengan memperhatikan minat siswa
Guru dapat menimbulkan motivasi siswa dengan cara
menyesuaikan topik-topik pelajaran yang diminati siswa.
c. Memberi acuan (structuring)
Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara
spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa
memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan
dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi
pelajaran. Untuk itu usaha dan cara yang dapat dilakukan oleh guru
adalah:
1. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
Guru hendaknya terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran
dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, agar
mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup
materi pelajaran yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang harus
dikerjakan.
2. Menyarankan langkah – langkah yang akan dilakukan
Pada permulaan atau pada saat-saat tertentu selama penyajian
pelajaran, siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi
pelajaran jika guru dapat memberi saran-saran tentang langkah-
langkah kegiatan yang akan dilakukan.
3. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas. Misalnya
dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal positif
dari sifat-sifat tentang sesuatu konsep, manusia, benda, gambar-
gambar, dan sebagainya. Di samping hal-hal positif, kemudian
siswa perlu pula diingatkan untuk menemukan hal-hal yang
negatif, yang hilang atau yang kurang lengkap.
4. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru sebelum mulai
menjelaskan materi pelajaran akan mengarahkan siswa dalam
mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari
d. Membuat kaitan
Jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, guru perlu
menghubungkannya dengan hal-hal yang telah dikenal siswa atau
dengan pengalaman-pengalaman, minat, dan kebutuhan-kebutuhan
siswa. Hal itulah yang disebut bahan pengait. Contoh usaha-usaha
guru untuk membuat kaitan:
1. Membuat kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari bidang studi
yang telah dikenal siswa. Dalam permulaan pelajaran guru
meninjau kembali sampai seberapa jauh pelajaran yang diberikan
sebelumnya telah dipahami. Caranya, guru dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada siswa, tetapi dapat pula merangkum
isi materi pelajaran terdahulu secara singkat.
2.  Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru
dengan pengetahuan yang telah diketahui. Hal ini dilakukan jika
bahan baru itu erat kaitannya dengan bahan pelajaran yang telah
dikuasai.
3. Guru menjelaskan konsep atau pengertiannya lebih dahulu
sebelum menyajikan bahan secara terperinci. Hal ini dilakukan
karena bahan pelajaran yang akan dijelaskan sama sekali baru.
2. Komponen-Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran
Menjelang akhir dari suatu pelajaran atau pada akhir setiap penggal
kegiatan, guru harus melakukan kegiatan menutup pelajaran. Hal ini
harus dilakukan agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang
pokok-pokok materi pelajaran yang telah dipelajari. Menurut Abimanyu
(1985) cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran ini
adalah sebagai berikut:
1. Meninjau Kembali
Menjelang akhir suatu jam pelajaran atau pada akhir setiap penggal
kegiatan, guru meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan
telah dikuasai siswa. Ada dua cara meninjau kembali penguasaan inti
pelajaran itu, yaitu merangkum inti pelajaran dan membuat
ringkasan.
2. Merangkum inti pelajaran.
Pada dasarnya kegiatan merangkum inti pelajaran ini terdapat
sepanjang proses pembelajaran. Misalnya, pada saat guru selesai
menjelaskan ciri-ciri bangun ruang kubus, atau jika guru membuat
kesimpulan secara lisan hasil diskusi yang ditugaskan pada siswa,
setelah selesai sejumlah pertanyaan dijawab oleh siswa, pada saat
menjelang pergantian topik bahasan, dan tentu saja pada saat
pembelajaran akan diakhiri. Selain guru, siswa dapat juga diminta
untuk membuat rangkuman secara lisan. Tetapi jika rangkuman yang
dibuat oleh siswa itu salah atau kurang sempurna, guru harus
membetulkan atau menyempurnakan rangkuman itu.
3. Membuat Ringkasan
Cara lain yang dapat ditempuh untuk memantapkan pokok-pokok
materi yang diajarkan adalah membuat ringkasan. Selain manfaat
tersebut, dengan ringkasan itu siswa yang tidak memiliki buku
sumber atau siswa yang lambat belajar dapat mempelajarinya
kembali. Pembuatan ringkasan itu dapat dilakukan oleh guru, dapat
pula dilakukan oleh siswa secara perorangan atau kelompok, dan
dapat pula dilakukan oleh guru dan siswa bersama-sama.
4. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah memperoleh
wawasan yang utuh tentang suatu konsep yang diajarkan selama satu
jam pelajaran atau sepenggal kegiatan tertentu adalah dengan
penilaian. Untuk maksud tersebut guru dapat meminta siswa
menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan atau mengerjakan
tugas-tugas. Bentuk-bentuk evaluasi itu secara terperinci adalah
sebagai berikut:
a. Mendemonstrasikan keterampilan.
Pada akhir kegiatan siswa dapat diminta untuk
mendemonstrasikan keterampilannya. Misalnya, setelah guru
selesai menerangkan konsep fisika, guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal di papan tulis.
b. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
 Misalnya, setelah guru menerangkan gerak lurus lalu siswa
disuruh menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan gerak
lurus.
c. Mengekspresikan pendapat siswa sendiri
Guru dapat meminta siswa untuk memberi komentar tentang
keefektifan sesuatu demonstrasi yang dilakukan guru atau siswa-
siswa lain.
d. Soal – soal tertulis
Guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan siswa.
Soal-soal tertulis itu dapat berbentuk uraian, tes objektif, atau
melengkapi lembaran kerja. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan
prakondisi peserta didik agar minat dan perhatiannya terpusat
pada apa yang akan dipelajarinya. Guru dikatakan telah membuka
pelajaran apabila telah berhasil membuka konflik psikis pada diri
siswa siswa. Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.

Tujuan keterampilan membuka pelajaran adalah untuk membantu


mempersiapkan diri, menimbulkan minat dan perhatian dalam
pelajaran, membantu peserta didik untuk mengetahui batas-batas
tugas yang akan dikerjakan, dan membantu peserta didik untuk
mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah
dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan  atau yang belum
dipelajari atau yang belum dikenalnya. Sedangkan tujuan
keterampilan menutup pelajaran adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran dan
mengetahui tingkat keberhasilan tenaga pendidik dalam
pembelajaran.

Manfaat keterampilan membuka dan menutup pelajaran untuk siswa


dapat menimbulkan perhatian dan motivasi, mengetahui batas-batas
tugas yang akan dikerjakan, mempunyai gambaran yang jelas
tentang pendekatan-pendekatan, mengetahui hubungan antara
pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai. dengan hal-hal baru,
dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau
konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa, dan dapat
mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran
itu, Sedangkan untuk guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya
dalam mengajar.

Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran ada


dua, yaitu “Bermakna” dan “Berurutan dan Berkesinambungan”.

Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi


menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan,
serta membuat kaitan. Sedangkan komponen-komponen
keterampilan menutup pelajaran meliputi meninjau kembali dan
mengevaluasi.

B. Saran
Dengan adanya keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
calon pendidik diharapkan untuk mempelajari, memahami, dan
mempraktekkannya dalam setiap proses pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Benson, Clarence H. 1980. Teknik Mengajar. Malang: Gandum Mas.


Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan  Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Sadiman , Aref S. dkk.. 1986. Media Pendidikan.Jakarta: Rajawali.
Silberman, Melvin L. 2005. Active Learning, terj. Muqowim dkk..
Yogyakarta:      Yappendis.
Soli, Abimanyu, PAH, D.N., Joni, R (ed.). 1985. Keterampilan Bertanya
Dasar  dan Lanjut. Jakarta: Tim Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga  Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai