Anda di halaman 1dari 9

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Keterampilan dasar menulis mengajar sangatlah penting bagi seorang guru yang
professional. Disamping menguasai substansi bidang studi yang dikuasainya keterampilan
dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan seorang guru
dalam proses belajar mengajar. Pada dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola
tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar tersebut.
Salah satunya adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang sangat penting didalam
proses pembelajaran. Membuka pelajaran diibaratkan sabagai kepala manusia yang
menggambarkan tidak hanya bentuk wajah, tapi juga suasana hati seseorang. Membuka
pelajaran memberi gambaran nyata tentang pelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini
membantu guru mendapatkan informasi langsung tentang yang akan kesiapan siswa
mengikuti pelajaran, sejauh mana siswa sudah mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan
hendak dicapai. Dengan demikian pembelajaran akan dimulai sesuai dengan kondisi awal
siswa dikelas tersebut.
A. Membuka pelajaran (set induction)
1. Pengertian membuka pelajaran
Membuka pelajaran adalah seberapa jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi
belajar mengajar untuk suatu jam pelajaran tertentu.
Menurut Soli Abimanyu membuka pelajaran adalah “kegiatan yang dilakukan oleh
untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada
hal – hal yang akan dipelajari.
Menurut Sanjaya membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah
mencapai kompetensi yang diharapkan, artinya kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian agar siswa terpusat pada hal –
hal yang akan dipelajarinya.
Membukan pelajaran (set induction), adalah aktivitas yang dilakukan guru untuk
menciptakan kondisi siap mental, menumbuhkan perhatian serta meningkatkan motivasi
siswa agar terpusat pada kegiatan belajar yang dilakukan. Kegiatan membuka pelajaran
bukanlah kegiatan basa – basi tanpa arah yang jelas. dengan membuka pelajaran
dimaksudkan untuk menkondisikan siap mental bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Oleh karna itu, siap guru dituntun melatih diri agar memiliki keterampilan membuka
pembelajaran dengan baik dan tepat.
Jika siswa sejak awal sudah memiliki kesiapan untuk belajar, maka tidak terlalu sulit
bagi guru untuk mengaktifkan siswa dalam langkah pembelajaran selanjutnya (kegiatan inti
pembelajaran). banyak orang beranggapan bahwa kesan pertama dari suatu bentuk hubungan
merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain,
bahwa kesan pertama yang baik akan membuahkan hasil yang baik.
Hubungan yang tercipta antara guru dan siswa pada waktu interaksi belajar mengajar
berlangsung, sesungguhnya ada dan dapat diamati tetapi dengan cara yang tidak langsung.
Kalimat – kalimat awal yang diucapkan guru menentukan keberhasilan jalannya
sebuah pelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran bergantung pada metode mengajar guru
diawal pelajaran. Seluruh persiapan dan rencana sebelum mangajar dapat menjadi tidak
berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.
Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menetapkan sikap dan
minat yang benar diantara anggota kelas.
Berdo’a dan ucapan yang lembut pada waktu pelajaran dimulai, misalnya “ selamat
pagi saudara / anak – anak” atau menanyakan siapa – siapa hari itu tidak masuk, apa
sebabnya tidak masuk dan lain sebagainya akan mempunyai arti yang penting bagi siswa.
Ucapan tersebut seakan – akan menandai bahwa interaksi belajar mengajar secara resmi
dibuka dan guru telah siap membimbing siswa dengan cinta dan kasih yang tulus. Pada diri
siswa akan tumbuh rasa hormat, senang, tentram dan bergairah dalam kelompok siswa yang
sedang belajar dengan mengorbankan exsistensi pribadinya.
2. Tujuan membuka pelajaran
Untuk menciptakan kondisi kesiapan mental siswa dalam mengikuti pembelajaran,
maka kegiatan membuka pelajaran tidak cukup hanya dengan melakukan kegiatan yang
bersifat adminitrasi :
· Mengecek kehadiran siswa
· Menyiapkan alat – alat pejaran
· Mempersiapkan buku sumber dan kegiatan adminitrasi lainnya.
Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada mengawali
pembelajaran, belum tentu akan mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental siswa
secara optimal. Dengan demikian, kegiatan membuka pembelajaran selain untuk
mempersiapkan hal – hal yang bersifat teknis adminitratif, terutama harus memfokuskan pada
upaya mengkondisikan kesiapan baik fisik dan mental, perhatian dan motivasi siswa untuk
mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Maka tujuan dari keterampilan membuka pelajaran adalah :
1. Membangkitkan motivasi dan perhatian
2. Membuat anak didik memahami bentuk tugas
3. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran
4. Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah dimiliki/
diketahui dengan yang akan dipelajari
5. Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau
dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
3. Prinsip-prinsip membuka pelajaran
Menurut Marno dan Idris (2008:92-93), ada lima prinsip penggunaan keterampilan
membuka pelajaran yaitu:
1. Singkat, padat dan jelas
2. Tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
3. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
4. Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
5. Mengikat perhatian anak
Sedangkan menurut Joni (1984:4-5), ada dua prinsip, yaitu:
1) Bermakna
Usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa, guru harus memilih cara yang relevan
dengan isi dan tujuan pembelajaran.
2) Berurutan dan berkesinambungan
Aktifitas-aktifitas membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru akan bermanfaat sesuai yang
diharapkan, apabila dilakukan sesuai hirarkinya. Guru dalam mengenalkan dan merangkum
kembali pokok-pokok pelajaran hendaknya merupakan bagian yang utuh. Hubungan antara
pendahuluan dengan inti pelajaran serta dengan tugas-tugasnya akan dikerjakan sebagai
tindak lanjut Nampak jelas dan logis.
4. Komponen-komponen dalam membuka pelajaran
Sebagaimana diketahui kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap awal
kegiatan. Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Menarik perhatian siswa
1. Memvariasikan gaya mengajar guru
Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik perhatian siswa
- Pola interaksi yang bervariasi
(djamarah, syaiful Bahri.2005) pembelajaran adalah suatu proses komonikasi, komonikasi
pembelajaran yang dikembangkan secara interaktif akan menarik perhatian siswa, karena
suasana pembelajaran tidak menonton, varisai komonikasi pembelajaran, misalnya kapan saat
yang tapat untuk klasikal, individu, kelompok.
- Tempat belajar, misalnya selaen belajar didalam kelas, juga untuk menarik perhatian siswa,
guru dapat merancang pembelajaran dilakukan diluar kelas, laboratorium, perpustakaan, atau
tempat belajar lainnya yang memungkin pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan
efesien.
b. Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:
- Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan
berkomonikasi secara kekeluargaan.
- Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus
yang sedang hangat dibicarakan.
c. Memberi acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat
dilakukan dengan cara:
- Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan.
- Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran ,sehingga siswa memahami apa
yang harus dilakukan.
- Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajran berlangsung
d. Membuat kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka pembelajran guru dapat melakukannya
dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah
dikuasai siswa siswi (pengetahuan siap) disamping itu perlu dikaitan dengan
pengalaman,minat,dan kebutuhan siswa siswi.Cara yang dapat dilakukan guru menurut
Mulyasa (2005:88) antara lain dapat berupa:
- Mengajukan pertanyaan apersepsi
- Mengulas sepintas garis besar isi pelajran yang telah lalu
- Mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan siswa siswi
- Menghubungkan hubungkan bahan pelajran yang sejenis dan berurutan
B. Menutup Pelajaran ( Closure )
1. Pengertian menutup pelajaran
Belajara dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah berhenti karena merupakan
suatu proses yang tidak berhenti atau merupakan suatu proses yang berkalanjutan menuju
kearah kesempurnaan.setiap kali berakhir dari suatu interaksi antara guru dan siswa,hanyalah
merupakan suatu terminal saja untuk kemudian beranjak keinteraksi selanjutnya pada hari
atau minggu lain, jadi akhir suatu pelajaran bukan bearti seluruh proses belajar atau interaksi
telah selesai sama sekali. Oleh karena itu,suatu kesan perpisahan yang baik pada akhir
pelajaran sangat diperlukan agar pertemuan pada kesempatan yang lain dapat diterima dan
berlangsung baik.
Mengakhiri pelajaran atau menutup pelajaran sama pentingnya dengan membuka
pelajaran, walau tentu saja berbeda tujuan dan fungsinya. Seperti juga dalam membuka
pelajaran, dalam rangka menutuo pelajaran seyogyanya dilakukan bersama-sama dimana
murid semua kelas yang dirangkap hadir dalam suatu ruangan atau satu tempat. Hal ini
dimaksudkan agar dapat mengontrol suatu episode pembelajaran untuk setiap kelas secara
utuh.
Menurut Soli Abimayu menutup pelajaran pada dasarnya adalah kegiatan yang
dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan init pembelajaran.
2. Tujuan menutup pelajaran:
- Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
- Mementapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
- Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah diperoleh siswa,
sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.
- Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan hasil
pembelajaran yang telah dicapai siswa.
3. Komponen-komponen menutup pelajaran
a. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran pada setiap akhir penggal
kegiatan guru hendaknya melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan siswa. Hal ini
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu merangkum dan membuat inti pelajaraan.
b. Menilai (mengevaluasi)
- Tanya jawab secara lisan yang dilakukan guru kepada siswa secara perorangan,kelompok
atau klasikal
- Mendemontrasikan ide baru pada situasi lain
- Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas. Dalam hal ini guru meminta siswa
memberikan pendapatnya tentang masalah yang baru saja dibahas, baik pendapat itu berupa
pendapat perorangan maupun pendapat kelompok
- Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis pula
c. Tindak lanjut
Altematif lain yang dapat dilakukann guru dalam mengakhiri pembelajaran adalah dengan
cara memberikan tindak lanjut (Aqib, zainal.2003). yang dimaksud dengan tindak lanjut yaitu
upaya menindak lanjuti terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, dengan
maksud untuk lebih memantapkan pemahaman siswa baik berkenaan dengan konsep-konsep
yang dipelajari maupun dalam rangka mengamlikasikan pemahaman konsep terhadap
pemecahan-pemecahan masalah praktis. Jika kegiatan tindak lanjut bisa berupa pekerjaan
rumah(pr), megerjakan tugas-tugas tertentu (proyek), melakukan opserfasi atau pengamatan,
wawan cara sederhana atau kegiatan lain atau yang sejenis
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_2TA6120233.pdf

minggu 5 maret 2023 21:05 wib

Keterampilan Dasar Mengajar Membuka


dan Menutup Pelajaran
editor Edi Elisa / kategori Pembelajaran Mikro / tanggal diterbitkan 7 Juli 2021 / dikunjungi: 17.64rb kali

Keterampilan dasar mengajar membuka dan menutup pelajaran merupakan salah satu dari
delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru atau seorang calon guru. 
Secara gari besar keterampilan ini dapat dibedakan menjadi dua kegiatan yaitu: keterampilan
membuka pelajaran dan keterampilan menutup pelajaran.

Membuka Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kemampuan seorang guru untuk menciptakan
suasana agar peserta didik siap secara mental dan terpusat pada hal-hal yang hendak dipelajari.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengemukakan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai, memberikan motivasi terhadap siswa yang berkaitan dengan materi
pelajaran, menarik perhatian siswa, ataupun memberikan gambaran mengenai manfaat materi
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Seringkali terjadi kesalahan pemahaman mengenai kegiatan membuka pelajaran. Misalnya


sebelum memulai pembelajaran guru melakukan kegiatan-kegiatan rutin seperti menertibkan
siswa, mengisi daftar hadir, menyampaikan pengumuman ataupun menyuruh siswa untuk
mempersiapkan buku pelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut sering dianggap sebagai kegiatan
membuka pelajaran. Padahal kegiatan-kegiatan rutin tersebut bukan termasuk kedalam kegiatan
membuka pelajaran. Karena tidak ada hubungannya dengan penyampaian materi pelajaran.
Kegiatan atau komponen termasuk kedalam membuka pelajaran yaitu:

1. Menarik perhatian siswa. Kegiatan menarik perhatian merupakan salah satu komponen yang
penting pada saat membuka pelajaran. Karna, ketika siswa telah tertarik pada sesuatu hal maka
mereka akan cenderung untuk lebih termotivasi dalam belajar. siswa akan terhindar dari
kebosanan dan cenderung bersikap aktif. Terdapat banyak cara untuk menarik perhatian siswa.
guru dapat mevariasikan gaya mengajar, menggunakan media, menggunakan alat peraga atau
alat bantu mengajar lainnya.
2. Menimbulkan motivasi. Menimbulkan motivasi siswa diawal pelajaran merupakan hal yang
harus dilakukan oleh guru. Karena jika siswa telah termotivasi terhadap materi pelajaran maka
pembelajaran akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Siswa akan lebih antusias terhadap
pelajaran sehingga pembelajaran akan berpusat kepada siswa. Terdapat beberapa cara yang
dapat dilakukan oleh guru dalam membangkitkan motivasi siswa. Seperti:
o Bersikap hangat dan antusias ketika mulai berbicara atau pada saat masuk kedalam
kelas. Misalnya melalui sikap bersahabat, tersenyum, hangat dan antusias namun tetap
harus tegas terhadap hal-hal yang berpotensi menggangu jalannya pembelajaran.
Dengan sikap yang seperti itu diharapkan dapat menimbulkan tingkah laku dan perasaan
senang dari dalam diri siswa sehingga siswa dengan sendirinya akan termotivasi
terhadap pelajaran. Hindari sikap yang menimbulkan kesan sangar, jutek ataupun sikap
tidak bersahabat. Karena sikap-sikap seperti itu dapat menyebabkan siswa merasa
tertekan serta ketakutan dan menjadikan belajar seolah-olah sebagai suatu paksaan dan
tidak menyenangkan.
o Menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa. Terdapat banyak cara yang dapat
dilakukan oleh seorang guru untuk menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa.
Misalnya dengan membawa alat peraga kedalam kelas. Dengan alat peraga tersebut,
maka akan menimbulkan tanda tanya kepada diri siswa mengenai untuk apa alat peraga
tersebut, apa fungsinya dan apa yang akan dilakukan guru dan apa yang harus siswa
lakukan dengan alat peraga tersebut. Disini alat peraga tidak harus yang berharga mahal
dan sulit didapat. Tetapi guru dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada
dilingkungan sekitar yang berkaitan dengan materi pelajaran tentunya. Dalam
menimbulkan rasa ingin tahu kepada siswa guru juga dapat melakukannya dengan cara
yang berbeda seperti memutar video, membawa bingkisan sebagai hadiah bagi siswa
yang berprestasi atau dengan cara lainya tergantung dari kreatifitas guru masing-
masing. Sebaiknya guru mengkombinasikan berbagai cara untuk menarik siswa agar
tidak terkesan monoton dan mudah ditebak oleh siswa.
o Melontarkan ide, pandangan ataupun pernyataan yang seolah-olah bertentangan.
Misalnya seperti ini. Dalam setiap diri siswa pasti berkeinginan untuk dapat sukses
dimasa depan terutama untuk menggapai cita-cita yang diinginkanya. Namun sering kali
banyak dari siswa hanya menjadikan cita-cita hanya sekedar cita-cita dan tidak
melakukan usaha lebih untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, sehingga mereka
hanya menganggap belajar hanya sebagai suatu kewajiban dan hal lumrah yang
dilakukan oleh setiap orang diusia mereka. disini guru dapat memberikan pandangan
yang positif kepada siswa tentang pentingnya suatu pendidikan sebagai sarana untuk
menggapai cita-cita dan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik masa depan.
guru dapat menceritakan kisah-kisah sukses dari tokoh-tokoh terkenal dan usaha luar
biasa apa yang mereka lakukan sebelum mereka sukses. sampaikan bahwa jika siswa
tidak perduli dengan diri mereka sendiri terutama, dalam hal belajar, belajar dan belajar
dan masih terus bermalas-malasan maka mereka akan sulit nantinya untuk mewujudkan
cita-cita mereka dimasa depan.
o Memperhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian siswa. Guru dapat
menggunakan isu-isu yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh masyarakat
sebagai bahan untuk meningkatkan motivasi siswa. Dalam hal ini guru sangat dituntut
untuk selalu mengikuti suatu perkembangan baik melalui televisi, koran, majalah
maupun dari media masa lainnya.
3. Memberikan Acuan /strukturing. Memberikan acuan merupakan suatu usaha untuk
memberikan gambaran yang jelas mengenai hal-hal apa yang akan dipelajari dan cara yang akan
ditempuh untuk mempelajari materi pelajaran tersebut. Apa saja yang dapat dilakukan oleh
seorang guru dalam memberikan acuan?
o Guru dapat mengemukan tujuan pembelajaran dan tugas-tugas apa saja yang akan
dikerjakan oleh siswa. menyampaikan tujuan pembelajaran dan tugas-tugas yang akan
dikerjakan siswa merupakan hal yang penting agar siswa memperoleh gambaran secara
untuh mengenai batasan-batasan pembelajaran dan apa yang akan dikerjakan siswa
nantinya.
o Guru dapat mengungkapkan masalah pokok yang akan dipelajari. hal ini bertujuan agar
siswa lebih fokus dan memperhatikan hal-hal penting dari suatu konsep, benda, gambar
dan lain sebagainya.
o Guru dapat menyampaikan pertanyaan-pertanyaan. Melalui pertanyaan-pertanyaan
diharapkan akan menimbulkan motivasi dan rasa keingintahuan yang besar terhadap
suatu materi pelajaran. Pertanyaan-pertanyaan diawal ini sebaiknya tidak langsung
dikonfirmasi oleh guru tentang jawaban yang benar atau salah, Tetapi dapat digantung
terlebih dahulu jawabanya dimana diberikan pemahaman kepada siswa untuk dapat
mengetahui jawabanya maka siswa harus mengikuti pelajaran dengan baik.
4. Membuat kaitan atau melakukan apresepsi. Membuat kaitan atau apresepsi ini dapat
dilakukan guru jika akan mengajarkan suatu pengetahuan atau konsep baru kepada siswa.
Kegiatan membuat kaitan atau apresepsi ini merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan
karena ketika guru akan mengajarkan hal baru atau konsep baru, bisa jadi tidak semua siswa
telah siap. atau bahkan siswa memiliki pemahaman yang berbeda-beda mengenai sesuatu hal
yang ada kaitannya dengan materi pelajaran. Sehingga sebelum dilajutkan ke materi pokok guru
perlu untuk menyatukan pemahaman seluruh siswa sehingga siswa memiliki pemahaman atau
presepsi yang sama atau hampir sama tetang sesuatu hal tersebut.

Sebagai contoh ketika guru ingin mengajarkan tentang desain rumah kepada siswa dari berbagai
latar belakang yang berbeda. maka diawal pelajaran guru harus memastikan terlebih dahulu apa
yang ada dipikiran siswa dan guru tentang rumah yang akan didesain adalah sama atau hampir
sama. Bisa jadi siswa yang berasal dari pelosok desa yang terpencil ketika disebut kata rumah
maka yang ada didalam benaknya adalah rumah terbuat dari kayu dengan ukuran kecil. Siswa
yang berasal dari keluarga mampu dan tinggal di kota mungkin yang terbayang dibenaknya
tentang rumah adalah sebuah bangunan yang besar. Sedangkan guru sendiri bisa jadi memiliki
presepsi yang berbeda tentang rumah. Melalui apresepsi ini guru harus mampu membawa
pikiran siswa tentang rumah seperti apa yang dipikirkan oleh guru. Sehingga nantinya ketika
masuk kedalam pembelajaran siswa tidak kesulitan untuk memahami apa yang diinginkan oleh
guru.

Pada kegiatan ini juga guru dapat mengecek kesiapan siswa untuk menerima materi baru yang
ada kaitannya dengan materi lama sebagai suatu materi prasyarat. Sebagai contoh ketika guru
ingin mengajarkan perkalian sebagai materi baru maka guru harus memastikan terlebih dahulu
bahwa siswa telah paham tentang materi penjumlahan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
cara memberikan pertanyaan-pertanyaan penyelidik diawal pembelajaran. Setelah guru yakin
bahwa semua siswa telah pamah mengenai materi penjumlahan, baru guru dapat mengajarkan
tentang materi perkalian.

Prinsi-prinsi dalam Membuka Pelajaran


1. Bermakna, yaitu apapun yang dilakukan oleh guru hendaknya memiliki relevansi terhadap
pembelajaran. Hindari kegiatan yang terkesan dibuat-buat untuk menarik perhatian siswa.
Perhatikan karakteristik siswa serta kondisi dan situasi pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Berkesinambungan, yaitu gagasan dalam membuka pembelajaran harus berhubungan erat
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang dipelajari. Dilakukan secara sistematis atau
terdapat kaitan yang jelas antara satu bagian dengan bagian selanjutnya. Sebaiknya kegiatan
dalam membuka pelajaran ini direncanakan dengan matang sehingga penerapannya terkesan
logis dan sistematis untuk hasil yang optimal.
3. Guru hedaknya bersikap luwes dan fleksibel atau tidak kaku. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
kemapuan dan pengalaman yang dimiliki oleh guru. Pengetahuan yang luas akan sangat
membatu guru dalam membuka suatu pelajaran. Dalam prinsip fleksibilitas, membuka pelajaran
tidak selalu dilakukan dengan mengungkapkan tujuan pembelajaran tetapi dapat
dikombinasikan dengan cara bertanya, membawa benda model atau alat peraga, melalui quis
dan sejenisnya yang relevan dengan materi pelajaran.
4. Sikap antusiasme dan kehangatan. Pada saat membuka pelajaran guru hendaknya menunjukkan
sikap antusias dan bersahabat terhadap siswa. Hindari sikap yang membawa kesan jutek atau
kesan tidak bersahat karna akan membuat diri siswa tertekan. Dengan sikap antusiasme dan
kehangatan diharapkan dapat meningkatkan motivasi yang tinggi kepada peserta didik untuk
mengikuti pelajaran.

Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Secara umum kegiatan menutup pelajaran dimaksudkan untuk
memberikan gambaran secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Seperti
halnya kegiatan membuka pelajaran kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencangkup urutan-
urutan kegiatan rutin seperti memberikan salam penutup dan memberikan tugas dirumah. Berikut
adalah kegiatan yang termasuk kedalam kegiatan menutup pelajaran:

1. Meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan. Dapat dilakukan dengan cara merangkum
inti pelajaran untuk menarik suatu kesimpulan yang mengacu pada tujuan pelajaran yang
hendak dicapai. Kegiatan menarik kesimpulan sebaiknya dilakukan oleh siswa dibawah
bimbingan guru. Hal ini bertujuan untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Melakukan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah
tercapai atau belum. Evaluasi dapat dilakukan untuk berbagai kepentingan seperti mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan atau dapat juga
sebagai balikan untuk memperbaiki program pembelajaran kedepannya. Evaluasi pada saat
menutup pelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memberikan pertanyaan
secara lisan, mengexplorasi pendapat siswa, atau meminta siswa untuk mendemonstrasikan
sesuatu.
3. Memberikan motivasi dan dorongan sosial dengan tujuan agar siswa lebih termotivasi lagi dalam
pembelajaran berikutnya. Dalam memberikan motivasi guru dapat memberikan pujian kepada
siswa di akhir pelajaran misalnya “wah diskusi hari ini sudah berjalan dengan sangat baik, saya
harap pertemuan berikutnya bisa dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi partisipasi dari
seluruh siswa!”.
4. Memberikan tindak lanjut. Disini guru dapat menyampaikan apa saja harus dipelajari siswa
dirumah termasuk implikasi atau penerapan dari materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Guru juga dapat menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya serta apa yg harus dipersiapkan oleh siswa.

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan yang sangat penting
untuk dikuasai oleh seorang guru. karna kegiatan membuka dan menutup pelajaran akan sangat
menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran. Jika seorang guru telah mampu
menimbulkan kesan yang mendalam pada saat membuka pelajaran maka siswa akan lebih
termotivasi untuk mengikuti pelajaran-pelajaran selanjutnya.

https://educhannel.id/blog/artikel/keterampilan-dasar-mengajar-membuka-dan-menutup-
pelajaran.html

minggu 5 maret 2023 21:07 wib

Anda mungkin juga menyukai