TUJUAN
1. Mengetahui pengertian keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
3. Mengetahui apa saja komponen keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
4. Mengetahui bagaimana contoh penerapan keterampilan membuka dan menutup
pelajaran.
B. MATERI
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mempersiapkan mental dan menimbulkan perhatian siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa
terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran semacam itu tidak saja
harus dilakukan guru pada awal jam pelajaran tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan dari
inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Untuk menyiapkan mental siswa terhadap
hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha dengan memberi acuan dan
membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dengan bahan baru yang akan
dipelajari. Siswa yang mentalnya siap untuk belajar adalah mereka yang telah mengetahui tujuan
pelajaran, mengetahui masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan, mengetahui langkah-
langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan mengetahui batas-batas tugas yang harus
dikerjakan untuk menguasai pelajaran tersebut. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi
siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan
rasa ingin tahu, bersikap hangat dan antusias, memvariasikan cara mengajarnya, menggunakan
alat-alat bantu mengajar, memvariasikan pola interaksi dalam kelas, dan sebagainya. Siswa yang
perhatian motivasinya telah timbul nampak asyik dalam melakukan tugas, semangat dan kualitas
responnya tinggi, ada pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, dan cepat mereaksi terhadap
saran-saran guru.
Inti dari kegiatan keterampilan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik
perhatian siswa memotivasi memberi acuan tentang tujuan, pokok persoalan yang akan dibahas,
rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan topik
baru, menganggapi situasi baru. Wardani (1984) mengemukakan bahwa inti keterampilan
membuka adalah menyiapkan mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang akan
dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan dibicarakan, dan
membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Efektivitas proses dapat dikenali dari ketepatan langkah-langkah belajar
siswa,sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal.
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian
siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Usaha-usaha yang dapat
dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan
dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan
membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir
jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan
selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup
pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi
kegiatan yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
Namun demikian, dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha membuka dan
menutup pelajaran tersebut. Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan kelas, mengisi
daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran guru langsung saja masuk pada
kegiatan inti pelajaran. Misalnya guru berkata: “Anak-anak hari ini bu guru akan mengenalkan
tentang bentuk pangkat, akar,dan logaritma adalah ...” Setelah pelajaran usai guru tidak
melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung berkata: “Anak-anak waktunya sudah habis,
pelajaran ini kita lanjutkan besok. Selamat siang anak-anak”. Selain itu, dalam inti pelajaran
yang bermaksud mengajarkan macam-macam bangun ruang dengan sifat-sifatnya, guru
menerangkan terus sampai selesai tanpa ada usaha merangkum ciri-ciri bangun ruang.
Disamping itu, guru juga tidak melakukan kegiatan membuka pelajaran sebelum menerangkan
pengertian bangun ruang. Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa
siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari. Sebagai akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya
membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras
untuk memahaminya.
Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup
pelajaran antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai keterampilan
untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini dalam
pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru untuk memperoleh pengalaman serta latihan
yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.
a. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas yang akan
dikerjakan.
b. Siswa mengetahui dengan pasti batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
c. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin
diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari suatu mata pelajaran.
d. Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan
hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang masih asing baginya.
e. Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep
yang tercakup dalam suatu peristiwa, serta
f. Siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu,
Sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.
1. Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan penggunaan
keterampilan membuka pelajaran .artinya, cara guru dalam memilih dan meerapkan komponen
keterampilan membuka pelajaran mempunyainilai yang sangat tepat bagi siswa dalam
mengondisikankesiapan dan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu,
dalam memilih jenis kegiatan untuk membuka pelajaran,perlu mempertimbangkan relevansinya
dengan tujuan membuka pelajaran tersebut.
Keberhasilan kegiatan membuka pelajaran ini, dapat ditengarai dengan adanya
menskemakan satuan-satuan bahasa yang akan dipelajari, yaitu munculnya pusat perhatian anak,
terutama mata pelajaran yang akan dipelajari. Untuk memperoleh kebermaknaan yang dimaksud,
guru dapat memilih kegiatan ataupun keterangan yang ada kaitannya dengan materi
pelajarannya.
2. Kontinu ( Berkesinambungan )
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu (berkesinambungan).
Artinya, antara gagasan pembukaan dengan pokok bahasan tidak terjadi garis pemisah. Oleh
karena itu, gagasan pembukaan dengan pokok bahasan dari segimateri harus harus ada
relevansinya. Disarankan bahwa gagasan pembuka harus memiliki tingkat inklusivitas yang lebih
tinggi/umum dibandingkan pokok bahasan itu sendiri. Terutama sekali gagasan pembuka yang
berbentuk bahan pengait.
3. Fleksibel ( Penggunaan secara Luwes )
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak terputus-
putus atau lancer. Kelancaran ( Fluency ) dalam susunan gagasan, ide, atau cerita dapat
memudahkan peserta didik dalam mengonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat pula
dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan dipelajari.
Faktor penting yang dapat menjamin kelancaran dalam mengungkapkan gagasan
pembuka adalah penguasaan dalam pembuka. Karena itu pengetahuan yang luas yang dimiliki
oleh guru dapat membantu penguasaan penggunaan keterampilan pembuka pelajaran. Dalam
konteks fleksibilitas membuka pelajaran ini, membuka pelajaran tidak selalu harus dengan
mengungkapkan gagasan, namun bisa dengan bertanya, membawa benda model, menunjuk siswa
untuk menjadi model, memberikan teka-teki, dan sejenisnya yang relefan dengan pokok bahasan.
4. Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengomuniakasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru danhasil ini akan berpengaruh
pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Antusiasme dan kehangatan dapat
ditunjukkan misalnya bertanya kabar peserta didik, menanyakan mengapa teman mereka tidak
bisa masuk, atau bercerita sedikit yang dapat menyentuh perasaan, atau kegiatan lain yang
menujukkan rasa simpati dan empati dalam rangka menciptakan antusiasme dan kehangatan.
2. Menimbulkan motivasi
Motivasi siswa dalam proses belajar mengajar selalu berubah-rubah yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal seperti cara mengajar yang menjenuhkan dan lain-lain.
Beberapa cara untuk menimbulkan motivasi siswa antara lain :
a. Besemangat dan antusias artinya guru harus terlihat semangat dalam mengajar, guru
mampu mengkondisikan suatu masalah dengan profesinya, guru harus terlihat
cerah,ramah, berwibawa serta jelas dalam mengucap intonasi kata dalam mengajar.
b. Menimbulkan rasa ingin tau (cutiosity), misalnya guru dalam pembelajaran berlangsung
guru sering menceritakan peristiwa yang aktual yang menimbulkan suatu pertanyaan
atau dengan cara menunjukkan suatu model atau gambar yang dapat merangsang siswa
untuk bertanya.
c. Mengemukakan ide yang menantang (Chaltenge) misalnya guru mengajukan masalah
sebagai berikut setiap mahasiswa memiliki sebuah cita-cita tetapi mengapa mahasiswa
masih cenderung malas dalamberusaha?setiap siswa itu memiliki suatu keinginan untuk
bejara tetapi mengapa masih malas untuk belajar? Dan mengapa kadang siswa yang
belajar juga masih belum tentu bisa dengan apa yabg dipelajari nah... mengapa itu?
d. Memperhatikan minat (interest) dan menfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian
siswa misalanya dalam memulai atau dalam pelajaan berlangsung guru sering kali
membicarakan suatu peristiwa yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh
masyarakat , baik itu sebuah peristtiwa atau pun mode, sehingga dalam hal ini guru
dituuntut dalam mengikuti suatu perkembangan baik dari TV,internet, surat
kabar,majalah dan sebagainya.
Catatan:
1. Untuk keperluan ini dipersiapkan model-model bangun ruang kubus dan balok, benda-
benda kubus dan balok yang ada di lingkungan siswa, serta gambar-gambar model kubus
dan balok (kotak pasta gigi, kotak korek api, dadu, kotak susu, kotak kue, dll).
2. Usaha rutin guru seperti selamat pagi, mengabsen, mengatur tempat duduk, memeriksa
alat-alat belajar, dan sebagainya tidak dicantumkan dalam naskah pembicaraan guru ini.
G: Anak-anak, hari ini kita akan melanjutkan pelajaran matematika. Perhatikan baik-baik benda-
benda yang ibu bawa ini, coba sebutkan satu persatu nama benda ini! Ya, kamu Tuti!
T: Kotak pasta gigi, kotak korek api, dadu, kotak susu, kotak kue.
G: Ya, benar sekali jawabanmu Tuti. Benda-benda ini ada hubungannya dengan materi yang
akan kita bahas hari ini. (Guru menuliskan topik di papan tulis). Dalam pembelajaran ini ibu
mengharapkan kalian mengetahui hal-hal sebagai berikut: (guru mengucapkan lalu menulis di
papan tulis)
Perbedaan bangun kubus dan bangun balok
Nah anak-anak marilah kita mulai membicarakan tentang ciri-ciri bangun kubus, dan bangun
balok. Siapa yang mau mencoba menjelaskan mengapa bangun ini disebut kubus dan ini disebut
balok? Ya, Tuti!
T: Balok panjang dan kubus pendek.
G: Siapa lagi yang ingin mencoba menjawab? (belum ada tanda-tanda siswa akan menjawab).
Coba kalian bandingkan rusuk setiap kubus dan rusuk setiap balok. Bagaimana Ida?
I: Rusuk kubus lebih pendek dari rusuk balok
G: Marilah sekarang kita ukur panjang masing-masing rusuk setiap bangun ini. (Guru
membagikan model-model bangun kubus dan balok perkelompok) Amati baik-baik bangun
tersebut lalu ukurlah rusuk-rusuknya dan tuliskan dibuku hasil ukurannya. Untuk kegiatan ini ibu
beri waktu 10 menit. Ada yang masih kurang jelas? (Siswa mengukur rusuk-rusuk kubus dan
rusuk balok dengan mistar, guru berkeliling mengawasi dan memberi bantuan bila diperlukan)
Nah anak-anak, siapa yang igin mencoba melaporkan hasil pengukurannya? ... Heni.
H: Semua rusuk kubus sama panjang, sedangkan rusuk balok tidak.
G: Ya, betul. Siapa lagi yang ingin menambahkan menambah jawaban Heni? Nah anak-anak
kalau kita lihat hasil pengukuran setiap kelompok, maka dapat kita simpulkan bahwa: keenam
rusuk kubus sama panjang, sedangkan rusuk balok tidak sama panjang. Ada yang ingin
bertanya?
S: Tidak bu, sudah jelas (hampir bersama-sama)
G: Nah anak-anak, kalian sudah mengetahui perbedaan rusuk kubus dan rusuk balok, sekarang
coba anak-anak lihat bagaimana dengan masing-masing sisinya? Bandingkan lah semua sisinya,
apa yang dapat kalian simpulkan?
H: Sisi kubus sama besar dan sisis balok tidak sama besar
G: Bagus sekali Heni.
Nah anak-anak, kalian sudah mengetahui beda kubus dan balok, siapa yang dapat menyimpulkan
apa perbedaan kubus dan balok? ... Ani!
A: Kubus mempunyai rusuk dan sisi yang sama ukurannya, sedangkan balok tidak sama
ukurannya.
G: Pintar sekali kamu Ani! Untuk memperdalam materi kita hari ini, coba kalian di rumah
menuliskan bermacam jenis benda yang ada di rumahmu yang berbentuk kubus dan balok.
C. EVALUASI
1. Apa pengertian keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
2. Apa saja prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
3. Apa saja komponen keterampilan membuka dan menutup pembelajaran?
4. Bagaimana contoh penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
5. DAFTAR TUJUAN
Sukirman dadang. 2016. Keterampilan Dasar Mengajar. Dari
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33383063/Makalah_ket_das_mengaj
ar.pdf?response-content-disposition=inline%3B%20filename
%3DKETERAMPILAN_DASAR_MENGAJAR_Oleh_Dadang.pdf&X-Amz-
Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A%2F20190902%2Fus-east-
1%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20190902T231525Z&X-Amz-
Expires=3600&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=2775bd8005c2fb9f11e7877e557e92c2bc9823d394c6fd3687d391b6d47224d0,
Diakses tanggal 3 September 2019.
Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta : Tiara Wancana.
Thea toha. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran. Dari
https://sites.google.com/site/tohathea/rpp, Diakses tanggal 3 September 2019.
Keterampilan Dasar Mengajar. Dari https://civitas.uns.ac.id/anggunyusnia/wp-
content/uploads/sites/328/2017/05/Keterampilan-Dasar-Mengajar.pdf, Diakses tanggal 3
September 2019.