Anda di halaman 1dari 15

A.

TUJUAN
1. Mengetahui pengertian keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
3. Mengetahui apa saja komponen keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
4. Mengetahui bagaimana contoh penerapan keterampilan membuka dan menutup
pelajaran.

B. MATERI

2.1 Pengertian Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar
yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif, efisien dan menarik. Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru
dalam memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa sehingga
siswa siap mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran
merupakan keterampilan  membantu siswa dalam menemukan konsep, prinsip, dalil, hukum atau
prosedur dari inti pokok bahasan yang telah dipelajari.
Pada dasarnya keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah keterampilan yang
berkaitan dengan kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam memulai dan
mengakhiri suatu pelajaran. Soli, Ambimanyu (2008) secara singkat mengemukakan bahwa
membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap
mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti
pelajaran.
Hal senada juga disampaikan oleh Wardani dan Julaeha (2007) bahwa kegiatan membuka
pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti kegiatan (kegiatan inti)
sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan atau menindaklanjuti topik
yang akan dibahas.
A. Membuka Pelajaran
Kegiatan membuka pembelajaran didefinisikan sebagai alat atau proses yang
memasukkan peserta didik ke dalam keadaan penuh perhatian dan belajar (Brown, 1991:98).
Dengan demikian secara teknis, kegiatan membuka pembelaiaran diartikan sebagai aktivitas
pengajar untuk menciptakan suasana siap rnental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar
terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam
membuka pelajaran adalah dengan :
1. menarik perhatian siswa,
2. memotivasi siswa,
3. memberi acuan/struktur pelajaran dengan menujukkan tujuan atau kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar, serta pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja, dan
pembagian waktu,
4. mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru, atau
5. menanggapi situasi kelas.
Dalam usaha menarik perhatian dan memotivasi siswa, guru dapat menggunakan alat bantu
seperti alat peraga/surat kabar/gambar-gambar,dan kemudian guru dapat menceritakan kejadian
aktual, atau guru dapat memberi contoh atau perbandingan yang menarik. Tetapi, hendaknya
diperhatikan semua cara itu harus relevan dengan isi dan indikator kompetensi hasil belajar yang
akan dipelajari siswa.
Dalam usaha mengaitkan antara pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai siswa,
guru hendaknya mengadakan apersepsi. Apersepsi merupakan mata rantai penghubung antara
pengetahuan siap siswa yang telah dimiliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan
atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau materi baru yang akan dipelajari siswa.
Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Dalam keterampilan membuka pelajaran harus memberikan pengantar atau pengarahan terhadap
materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya.

Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mempersiapkan mental dan menimbulkan perhatian siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa
terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran semacam itu tidak saja
harus dilakukan guru pada awal jam pelajaran tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan dari
inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Untuk menyiapkan mental siswa terhadap
hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha dengan memberi acuan dan
membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dengan bahan baru yang akan
dipelajari. Siswa yang mentalnya siap untuk belajar adalah mereka yang telah mengetahui tujuan
pelajaran, mengetahui masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan, mengetahui langkah-
langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan mengetahui batas-batas tugas yang harus
dikerjakan untuk menguasai pelajaran tersebut. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi
siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan
rasa ingin tahu, bersikap hangat dan antusias, memvariasikan cara mengajarnya, menggunakan
alat-alat bantu mengajar, memvariasikan pola interaksi dalam kelas, dan sebagainya. Siswa yang
perhatian motivasinya telah timbul nampak asyik dalam melakukan tugas, semangat dan kualitas
responnya tinggi, ada pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, dan cepat mereaksi terhadap
saran-saran guru.

Inti dari kegiatan keterampilan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik
perhatian siswa memotivasi memberi acuan tentang tujuan, pokok persoalan yang akan dibahas,
rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan topik
baru, menganggapi situasi baru. Wardani (1984) mengemukakan bahwa inti keterampilan
membuka adalah menyiapkan mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang akan
dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan dibicarakan, dan
membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar
mengajar.

Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Efektivitas proses dapat dikenali dari ketepatan langkah-langkah belajar
siswa,sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal.

Sementara tujuan khusus membuka pelajaran dapat diperinci sebagai berikut :

a. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas pembelajaran


yang akan dikerjakan.
b. Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
c. Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang
mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran.
d. Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-
hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya.
e. Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-
konsep yang trcantum dalam suatu peristiwa.
f. Peserta didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu,
sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar (Hasibuan , dkk.,
1991: 120).
B. Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pengarahan perhatian
peserta didik ke pada penyelesaian tugas tertentu atau urutan kegiatan pembelajaran. Secara
teknis kegiatan membuka pembelajaran dimaksudkan adalah kegiatan yang dilakukan pengajar
unluk mengakhiri kegiatan pembelajaran Kegiatan menutup pembelajaran merupakan kegiatan
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari peserta didik mengetahui
tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan pengajar dalam proses pembelajaran.

Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian
siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Usaha-usaha yang dapat
dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan
dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan
membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir
jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan
selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup
pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi
kegiatan yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.

Namun demikian, dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha membuka dan
menutup pelajaran tersebut. Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan kelas, mengisi
daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran guru langsung saja masuk pada
kegiatan inti pelajaran. Misalnya guru berkata: “Anak-anak hari ini bu guru akan mengenalkan
tentang bentuk pangkat, akar,dan logaritma adalah ...” Setelah pelajaran usai guru tidak
melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung berkata: “Anak-anak waktunya sudah habis,
pelajaran ini kita lanjutkan besok. Selamat siang anak-anak”. Selain itu, dalam inti pelajaran
yang bermaksud mengajarkan macam-macam bangun ruang dengan sifat-sifatnya, guru
menerangkan terus sampai selesai tanpa ada usaha merangkum ciri-ciri bangun ruang.
Disamping itu, guru juga tidak melakukan kegiatan membuka pelajaran sebelum menerangkan
pengertian bangun ruang. Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa
siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari. Sebagai akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya
membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras
untuk memahaminya.

Menutup Pembelajaran bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dajam pencapaian kompetensi.


2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajar dalam melaksanakan kegiatar
pembelajaran.
3. Membuat rantai kompetensi antam kompetensi yang sekarang sedang dipelajai dan
kompetensiserta materi pada kegiatan yang akan datang.
4. Menjelaskan hubungan antara pengalaman belajar yang telah dialami dengan pengalaman
baru yang akan dialami/dipetajarj pada kegiatan yang akan datang.

Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup
pelajaran antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai keterampilan
untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini dalam
pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru untuk memperoleh pengalaman serta latihan
yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.

2.2  Prinsip-Prinsip Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Penggunaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran,
mempunyai pengaruh positif terhadap proses dan hasil belajar. Pengaruh positif itu antara lain:

a. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas yang akan
dikerjakan.
b. Siswa mengetahui dengan pasti batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
c. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin
diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari suatu mata pelajaran.
d. Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan
hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang masih asing baginya.
e. Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep
yang tercakup dalam suatu peristiwa, serta
f. Siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu,
Sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.

Sebagaimana keterampilan mengajar lainnya, ada prinsip-prinsip yang mendasari


penggunaan komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran yang harus
dipertimbangkan oleh guru. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:

1.      Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan penggunaan
keterampilan membuka pelajaran .artinya, cara guru dalam memilih dan meerapkan komponen
keterampilan membuka pelajaran mempunyainilai yang sangat tepat bagi siswa dalam
mengondisikankesiapan dan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu,
dalam memilih jenis kegiatan untuk membuka pelajaran,perlu mempertimbangkan relevansinya
dengan tujuan membuka pelajaran tersebut.
Keberhasilan kegiatan membuka pelajaran ini, dapat ditengarai dengan adanya
menskemakan satuan-satuan bahasa yang akan dipelajari, yaitu munculnya pusat perhatian anak,
terutama mata pelajaran yang akan dipelajari. Untuk memperoleh kebermaknaan yang dimaksud,
guru dapat memilih kegiatan ataupun keterangan yang ada kaitannya dengan materi
pelajarannya.
2.      Kontinu ( Berkesinambungan )
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu (berkesinambungan).
Artinya, antara gagasan pembukaan dengan pokok bahasan tidak terjadi garis pemisah. Oleh
karena itu, gagasan pembukaan dengan pokok bahasan dari segimateri harus harus ada
relevansinya. Disarankan bahwa gagasan pembuka harus memiliki tingkat inklusivitas yang lebih
tinggi/umum dibandingkan pokok bahasan itu sendiri. Terutama sekali gagasan pembuka yang
berbentuk bahan pengait.
3.      Fleksibel ( Penggunaan secara Luwes )
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak terputus-
putus atau lancer. Kelancaran ( Fluency ) dalam susunan gagasan, ide, atau cerita dapat
memudahkan peserta didik dalam mengonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat pula
dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan dipelajari.
Faktor penting yang dapat menjamin kelancaran dalam mengungkapkan gagasan
pembuka adalah penguasaan dalam pembuka. Karena itu pengetahuan yang luas yang dimiliki
oleh guru dapat membantu penguasaan penggunaan keterampilan pembuka pelajaran. Dalam
konteks fleksibilitas membuka pelajaran ini, membuka pelajaran tidak selalu harus dengan
mengungkapkan gagasan, namun bisa dengan bertanya, membawa benda model, menunjuk siswa
untuk menjadi model, memberikan teka-teki, dan sejenisnya yang relefan dengan pokok bahasan.
4.      Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengomuniakasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru danhasil ini akan berpengaruh
pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Antusiasme dan kehangatan dapat
ditunjukkan misalnya bertanya kabar peserta didik, menanyakan mengapa teman mereka tidak
bisa masuk, atau bercerita sedikit yang dapat menyentuh perasaan, atau kegiatan lain yang
menujukkan rasa simpati dan empati dalam rangka menciptakan antusiasme dan kehangatan.

o Prinsip-Prinsip Teknis dalam Penggunaan Keterampilan Membuka Pelajaran


Prinsip-prinsip teknis dalam membuka pelajaran dapat diuraikan sebagai berikut :
a.      Singkat, padat dan jelas
b.      Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
c.      Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
d.     Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
e.      Mengikat perhatian anak

2.3  Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


A. Komponen Beterampilan Membuka Pelajaran
Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi dua kategori  yaitu: kategori yang
berpengaruh pada proses asimilasi dan akomodasi ide, dan kategori yang berpengaruh pada
motivasi siswa dalam belajar .
Komponen-komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi :
1.      Membangkitkan Perhatian /minat siswa
Beberapa cara  yang digunakan oleh guru dalam membangkitkan perhatian dan minat
siswa dalam mengikuti pelajaran:
a. Variasi gaya mengajar guru misalnya dengan berdiri ditengah-tengah kemudian berjalan
kebelakang atau kesamping dengan memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasa dan
intonasi serta ekspresi dalam mengajar sangat membantu dalam mengajar.
b. Penggunaan alat bantu mengajar  seperti ilustrasi,model, skema, surat kabar dan
sebagainya.
c. Variasi dalam pola interaksi misalnya guru dalam pembelajarn berlangsung sering
melakukan tanya jawab antara guru daansisswa serta guru harus mampu mengumpan
siswa agar kreatif dalam bertanya sehingga tercipta diskusi kecilantara guru dan siswa

2.      Menimbulkan motivasi
Motivasi siswa dalam proses belajar mengajar selalu berubah-rubah yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal seperti cara mengajar yang menjenuhkan dan lain-lain.
Beberapa cara untuk menimbulkan motivasi siswa antara lain :
a. Besemangat dan antusias artinya guru harus terlihat semangat dalam mengajar, guru
mampu mengkondisikan suatu masalah dengan profesinya, guru harus terlihat
cerah,ramah, berwibawa serta jelas dalam mengucap intonasi kata dalam mengajar.
b. Menimbulkan rasa ingin tau (cutiosity), misalnya guru dalam pembelajaran berlangsung
guru sering  menceritakan peristiwa yang aktual yang menimbulkan suatu pertanyaan
atau dengan cara menunjukkan suatu model atau gambar yang dapat merangsang siswa
untuk bertanya.
c. Mengemukakan ide yang menantang (Chaltenge) misalnya guru mengajukan masalah
sebagai berikut setiap mahasiswa memiliki sebuah cita-cita tetapi mengapa mahasiswa
masih cenderung malas dalamberusaha?setiap siswa itu memiliki suatu keinginan untuk
bejara tetapi mengapa masih malas untuk belajar? Dan mengapa kadang siswa yang
belajar juga masih belum tentu bisa dengan apa yabg dipelajari nah... mengapa itu?
d. Memperhatikan minat (interest) dan menfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian
siswa  misalanya dalam memulai atau dalam pelajaan berlangsung guru sering kali
membicarakan suatu peristiwa yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh
masyarakat , baik itu sebuah peristtiwa atau pun mode, sehingga dalam hal ini guru
dituuntut dalam mengikuti suatu perkembangan baik dari TV,internet, surat
kabar,majalah dan sebagainya.

3.      Memberi acuan atau struktur


Usahanya dilakukan dengan memberikan gambaran kepada peserta didik mengenai yang
akan dipelajari dengan cara mengemukakan secara spesifik dan singkat. Antara lain dengan:
a. Mengemukakan kompetensi dasar, indikator belajar, dan batas-batas tugas.
b. Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan.
c. Mengajukan pertanyaan pengarahan
4.Melakukan apersepsi (apperception)
Melakukan apersepsi (apperception):Artinya mengaitkan antara kompetensi terdahulu
dengan yang akan dipelajari. Apersepsi ini sangat penting digunakan pada saat pengajar ingin
memulai pembelajaran. Apersepsi dapat dilakukan antara lain dengan cara menjelaskan
kaitan antara pengetahuan yang dimiliki peserta didik, kemudian membandingkan atau
mempertentangkan antara pengetahuan yang telah diketahui peserta didik tersebut dengan
pengetahuan, konsep atau kompetensi baru yang akan dipelajari atau harus dikuasai oleh
peserta didik. Beberapa cara yang dilakukan guru dalam menunjukkan kaitan sebagai
berikut :
a. Mencari batu loncatan artinya guru harus mampu membuat siswa untuk mengkaitkan
antara materi yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-harinya.contohnya guru akan
menerangkan tentang peluang dalam perhitungan maka ia perlu memikirkan kapan dan
untuk apa materi peluang diajarkan serta kapan ilmu itu akan diterapkan oleh siswa.
b. Mengusahakan kesinambungan artinya seorang guru saat ingin melanjutkan materi
selanjutnya guru perlu mengadakan sebuah meninjauan kembali tentang materi yang
sudah di pelajari untuk membuat kaitan antara materi yang sudah dipelajari dengan
maateri yang akan dipelajari contohnya mengetahui kemampuan siswa tentang
penjumlahan sebagai syarat untuk membahas perkalian.
c. Membandingkan atau mempertentangkan yang artinya guru membandingkan atau
mempertentangkan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, misalnya dalam
pelajaran yang lalu perhitungan peluang yang digunakan dengan kehidupan sehari-hari
dengan perhitungan peluang yang tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (Closure), kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah mengakhiri
pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi edukatif. Usaha menutup pelajaran dimaksudkan
untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari anak didik, mengetahui
tingkat pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses interaksi edukasi.
Usaha guru mengakhiri kegiatan interaksi edukatif :
1. Merangkum/membuat garis-garis besar  persoalan yang baru dibahas.
2. Mengkonsolidasikan perhatian anak didik pada hal-hal pokok oleh pembelajaran yang
bersangkutan.
3. Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga merupakan
suatu kebutuhan yang beerarti dalam memahami materi yang baru dipelajari.
4. Memberi ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan serta dipelajari
kembali dirumah
Cara-cara yang digunakan oleh guru dalam menutup pelajaran antara lain :
a). Review ( Melihat / meninjau kembali )
Guru meninjau kembali, apakah inti pelajaran yang telah diajarkan itu telah dikuasai oleh
siswa atau belum. Adapun cara meninjau kembali adalah:
1)      Merangkum inti pelajaran
Meninjau kembali pelajaran yang telah diberikan dapat dilaksanakan dengan merangkum
inti pokok pelajaran. Guru dapat meminta siswa membuat rangkuman baik secara lisan ataupun
tertulis. Rangkuman ini dapat dilakukan secara individu atau kelompok, dapat dilakukan oleh
guru, guru bersama siswa, atau guru menyuruh siswa (disempurnakan oleh guru).
2)      Membuat ringkasan
Dengan membuat rinkasan, siswa dapat memantapkan penguasaan inti dari pokok-pokok
materi pelajaran yang telah dipelajari. Disamping itu, dengan ringkasan, siswa yang tidak
memiliki buku sumber telah memiliki bahan untuk dipelajari kembali. Ringkasan dapat dibuat
oleh guru, guru bersama siswa secara kelompok, atau siswa sendiri secara individual.
Pokok-pokok pelajaran sebaiknya ditulis dipapan tulis secara skematis atau dengan kata-
kata kunci supaya ada dukungan visual. Jika ternyata rangkuman yang dibuat itu salah atau
kurang lengkap, guru dapat melengkapi atau membetulkan.
Untuk menutup pelajaran guru sebaiknya mengulangi kembali hal-hal yang dianggap
penting, atau kunci bahan pelajaran yang diberikan. Hal ini dapat dilakukan setiap saat selesai
memberikan satu konsep ataupun pada akhir pelajaran.
Caranya, dengan bertanya, membahas bagian-bagian dan suatu topik, meminta
mengungkapkan kembali bahan pelajaran yang baru didiskusikan, membuat rangkuman bahan
pelajaran lebih baik dilaksanakan secara tertulis daripada secara lisan.
b). Mengevaluasi
Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang
sudah diajarkan, guru melakukan penilaian/evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah sebagai
berikut :
1. Mendemonstrasikan keterampilan
2. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
3. Mengekspresikan pendapat siswa sendiri
4. Soal-soal tertulis atau lisan
Evaluasi dapat dilakukan dengan :
1. Meminta anak didik mendemonstrasikan ketrampilan yang baru saja dipelajari.
2. Meminta anak didik mengaplikasikan konsep atau ide yang baru pada situasi yang
berbeda.
3. Meminta anak didik mengekspresikan pendapat sendiri.
4. Meminta anak didik mengerjakan soal tertulis, baik objektif maupun subjektif.
c). Memberi dorongan psikologi atau sosial
Unsur manusiawi dalam interaksi guru-siswa adalah saling menghargai dengan
memberikan dorongan psikologis atau social yang dapat menunjang tercapainya tujuan
pengarajaran. Hal ini dapat dilakukan guru dalam setiap akhir pelajaran dengan kata-kata pujian.
Memberikan dorongan psikologis atau social dapat dilakukan dengancara antara lain :
1. Memuji hasil yang dicapai oleh peserta didik dengan memberikan pujian maupun hadiah.
2. Mendorong untuk lebih semangat belajar mencapai kopetensi yang lebih tinggidengan
menunjukkan pentingnya materi yang dipelajari.
3. Memberikan harapan-harapan positif terhadap kegiatan belajaryang baru saja
dilaksanakan.
4. Meyakinkan akan potensi dan kemampuan peserta didik terhadap keberhasilan
pencapaian kompetensi belajar dalam menumbuhkan rasa percaya diri.
d). Melakukan penilaian
Dengan berbagai jenis serta teknik, misalnya mendemonstrasikan keterampilan, meminta
peserta didik mengaplikasikan ide baru dalam situasi yang lain, mengekspresikan pendapat
peserta didik sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis serta mengekspresikan ide baru dalam
situasi lain soal tertulis.
 e). Memberikan tugas-tugas yang relevan
Yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan/pemahaman konsep yang dikaji. (sesuai,
bermakna, dan bermanfaat).

2.4  Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pelajaran


Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada setiap awal dan akhir
pelajaran. Artinya sebelum guru menjelaskan sebuah materi terlebih dahulu guru harus dapat
mengkondisikan mental dan menarik perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari.
Contohnya dengan menimbulkan motivasi dan memberi acuan  atau struktur pelajaran dengan
menunjukkan tujuan atau kopetensi dasarsecara indikator hasil belajar, pokok persoalan yang
akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu belajar kepada siswa. Demikian pula sebelum
mengakhiri pelajaran, terlebih dahulu guru harus menutup pelajaran, misalnya dengan
memberikan rangkuman atau mengadakan evalusi.
Pelaksanaan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan juga pada setiap awal dan
akhir penggal kegiatan inti pelajaran. Artinya, seorang  guru dalam mengwali dan mengakhiri
satu penggal inti pokok-pokok materi pelajaran juga harus melakukan kegiatan membuka dan
menutup pelajaran. Contohnya, membuka pelajaran dengan mengaitkan antara inti pokok materi
yang sudah dikuasai siswa misalnya materi definisi dan kegunaan transformasi dalam kehidupan
sehari-hari  dengan inti pokok materi  yaitu pemecahan masalah dalam bentuk soal.dan setiap inti
pokok materi yang sudah dipelajari siswa juga harus dituup dengan sebuah pemantapan atau
evaluasi materi dengan cara mengajukkan sebuah pertanyaan dan memberikan kesimpulan
materi tersebut.
Contoh Penerapan Keterampilan Membuka dan Menutup
Dalam menerapkan keterampilan membuka dan menutup pelajaran pada pembelajaran
matematika, cobalah Anda ajak teman sejawat untuk melaksanakan simulasi. Sepuluh siswa
sebagai murid, empat teman sejawat untuk mengobservasi dan satu orang sebagai guru. Dari
prosedur yang dilakukan observasilah kegiatan tersebut dengan menggunakan lembar observasi
keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Berikut ini contoh skenario membuka dan
menutup pelajaran untuk pelajaran kelas 4.

Catatan:

1. Untuk keperluan ini dipersiapkan model-model bangun ruang kubus dan balok, benda-
benda kubus dan balok yang ada di lingkungan siswa, serta gambar-gambar model kubus
dan balok (kotak pasta gigi, kotak korek api, dadu, kotak susu, kotak kue, dll).
2. Usaha rutin guru seperti selamat pagi, mengabsen, mengatur tempat duduk, memeriksa
alat-alat belajar, dan sebagainya tidak dicantumkan dalam naskah pembicaraan guru ini.
G: Anak-anak, hari ini kita akan melanjutkan pelajaran matematika. Perhatikan baik-baik benda-
benda yang ibu bawa ini, coba sebutkan satu persatu nama benda ini! Ya, kamu Tuti!
T: Kotak pasta gigi, kotak korek api, dadu, kotak susu, kotak kue.
G: Ya, benar sekali jawabanmu Tuti. Benda-benda ini ada hubungannya dengan materi yang
akan kita bahas hari ini. (Guru menuliskan topik di papan tulis). Dalam pembelajaran ini ibu
mengharapkan kalian mengetahui hal-hal sebagai berikut: (guru mengucapkan lalu menulis di
papan tulis)
Perbedaan bangun kubus dan bangun balok
Nah anak-anak marilah kita mulai membicarakan tentang ciri-ciri bangun kubus, dan bangun
balok. Siapa yang mau mencoba menjelaskan mengapa bangun ini disebut kubus dan ini disebut
balok? Ya, Tuti!
T: Balok panjang dan kubus pendek.
G: Siapa lagi yang ingin mencoba menjawab? (belum ada tanda-tanda siswa akan menjawab).
Coba kalian bandingkan rusuk setiap kubus dan rusuk setiap balok. Bagaimana Ida?
I: Rusuk kubus lebih pendek dari rusuk balok
G: Marilah sekarang kita ukur panjang masing-masing rusuk setiap bangun ini. (Guru
membagikan model-model bangun kubus dan balok perkelompok) Amati baik-baik bangun
tersebut lalu ukurlah rusuk-rusuknya dan tuliskan dibuku hasil ukurannya. Untuk kegiatan ini ibu
beri waktu 10 menit. Ada yang masih kurang jelas? (Siswa mengukur rusuk-rusuk kubus dan
rusuk balok dengan mistar, guru berkeliling mengawasi dan memberi bantuan bila diperlukan)
Nah anak-anak, siapa yang igin mencoba melaporkan hasil pengukurannya? ... Heni.
H: Semua rusuk kubus sama panjang, sedangkan rusuk balok tidak.
G: Ya, betul. Siapa lagi yang ingin menambahkan menambah jawaban Heni? Nah anak-anak
kalau kita lihat hasil pengukuran setiap kelompok, maka dapat kita simpulkan bahwa: keenam
rusuk kubus sama panjang, sedangkan rusuk balok tidak sama panjang. Ada yang ingin
bertanya?
S: Tidak bu, sudah jelas (hampir bersama-sama)
G: Nah anak-anak, kalian sudah mengetahui perbedaan rusuk kubus dan rusuk balok, sekarang
coba anak-anak lihat bagaimana dengan masing-masing sisinya? Bandingkan lah semua sisinya,
apa yang dapat kalian simpulkan?
H: Sisi kubus sama besar dan sisis balok tidak sama besar
G: Bagus sekali Heni.
Nah anak-anak, kalian sudah mengetahui beda kubus dan balok, siapa yang dapat menyimpulkan
apa perbedaan kubus dan balok? ... Ani!
A: Kubus mempunyai rusuk dan sisi yang sama ukurannya, sedangkan balok tidak sama
ukurannya.
G: Pintar sekali kamu Ani! Untuk memperdalam materi kita hari ini, coba kalian di rumah
menuliskan bermacam jenis benda yang ada di rumahmu yang berbentuk kubus dan balok.

C. EVALUASI
1. Apa pengertian keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
2. Apa saja prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
3. Apa saja komponen keterampilan membuka dan menutup pembelajaran?
4. Bagaimana contoh penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
5. DAFTAR TUJUAN
Sukirman dadang. 2016. Keterampilan Dasar Mengajar. Dari
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33383063/Makalah_ket_das_mengaj
ar.pdf?response-content-disposition=inline%3B%20filename
%3DKETERAMPILAN_DASAR_MENGAJAR_Oleh_Dadang.pdf&X-Amz-
Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A%2F20190902%2Fus-east-
1%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20190902T231525Z&X-Amz-
Expires=3600&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=2775bd8005c2fb9f11e7877e557e92c2bc9823d394c6fd3687d391b6d47224d0,
Diakses tanggal 3 September 2019.
Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta : Tiara Wancana.
Thea toha. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran. Dari
https://sites.google.com/site/tohathea/rpp, Diakses tanggal 3 September 2019.
Keterampilan Dasar Mengajar. Dari https://civitas.uns.ac.id/anggunyusnia/wp-
content/uploads/sites/328/2017/05/Keterampilan-Dasar-Mengajar.pdf, Diakses tanggal 3
September 2019.

Anda mungkin juga menyukai