Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Keterampilan-Keterampilan Dasar Guru Dalam Pelajaran”

MK : Profesi Keguruan

Dosen Pengampu:

Hasirah, S.Pd.I.,M.Pd.I

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Isma Yuliza (201210354)

Kenti Lailatul Ngaliah (201210334)

Indah Febriani Putri (201210358)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN AJARAN 2022/2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................2

A. Latar Belakang ...........................................................................................................2


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3

A. Keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran..............................3


B. Keterampilan guru dalam bertanya ............................................................................5
C. Keterampilan memberi penguatan .............................................................................7
D. Keterampilan mengadakan variasi .............................................................................9

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................12

Kesimpulan ............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................13

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut pendapat Helmiati (2013:28), penguasaan keterampilan dasar mengajar
menjadi salah satu persyaratan utama dalam proses pembelajaran di samping persyaratan
yang lain. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga
pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Sebagai seorang pendidik ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya
pendidik memiliki keterampilan dasar dalam mengajar. Ketampilan ini sangatlah penting
diterapkan karena untuk memudahkan proses pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran
yang kreatif, efektif dan efesien tergantung pada keterampilan seorang pendidik dalam
mengajar. Suksesnya pembelajaran didalam kelas tergantung bagaimana pendidik
mengelola pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, keterampilan dasar mengajar sangat
bagus diimplementasikan dalam pendidikan.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam
mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi
menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan
dan nilai-nilai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keterampilan seorang guru dalam membuka dan menutup pembelajaran?
2. Seperti apa keterampilan seorang guru dalam bertanya di depan peserta didiknya?
3. Apa yang dilakukan guru dalam keterampilan penguat (memberi keyakinan) terhadap
peserta didik?
4. Apa keterampilan guru terhadap mengadakan variasi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran


Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mempersiapkan mental dan menimbulkan perhatian siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa
terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran semacam itu tidak
saja harus dilakukan guru pada awal jam pelajaran tetapi juga pada awal setiap penggal
kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Untuk menyiapkan
mental siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha
dengan memberi acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai
siswa dengan bahan baru yang akan dipelajari. Siswa yang mentalnya siap untuk belajar
adalah mereka yang telah mengetahui tujuan pelajaran, mengetahui masalah-masalah
pokok yang harus diperhatikan, mengetahui langkahlangkah kegiatan belajar yang akan
dilakukan, dan mengetahui batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai
pelajaran tersebut. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang
akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan rasa ingin tahu, bersikap
hangat dan antusias, memvariasikan cara mengajarnya, menggunakan alat-alat bantu
mengajar, memvariasikan pola interaksi dalam kelas, dan sebagainya. Siswa yang
perhatian motivasinya telah timbul nampak asyik dalam melakukan tugas, semangat dan
kualitas responnya tinggi, ada pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, dan cepat
mereaksi terhadap saran-saran guru.
Kegiatan membuka pelajaran tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti
menertibkan siswa, mengisi daftar hadir, menyampaikan pengumuman, menyuruh
menyiapkan alat-alat pelajaran dan buku-buku yang akan dipakai dan lain sebagainya yang
tidak berhubungan dengan penyampaian materi pelajaran. Kegiatan membuka pelajaran
ada kaitannya langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk me-
ngakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui

3
tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau
menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran
yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup
pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir
setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti
halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup
urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada
kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
Namun demikian, dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha
membuka dan menutup pelajaran tersebut. Setelah melakukan tugas rutin seperti
menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran
guru langsung saja masuk pada kegiatan inti pelajaran. Misalnya guru berkata: “Anak-anak
hari ini pak guru akan mengenalkan macam-macam bangun ruang, bangun ruang adalah
...” Setelah pelajaran usai guru tidak melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung
berkata: “Anak-anak waktunya sudah habis, pelajaran ini kita lanjutkan besok. Selamat
siang anak-anak. Selain itu, dalam inti pelajaran yang bermaksud mengajarkan macam-
macam bangun ruang dengan sifat-sifatnya, guru menerangkan terus sampai selesai tanpa
ada usaha merangkum ciri-ciri bangun ruang. Disamping itu, guru juga tidak melakukan
kegiatan membuka pelajaran sebelum menerangkan pengertian bangun ruang. Prosedur
mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa siap untuk menerima pelajaran
dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Sebagai akibatnya
adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak
bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras untuk
memahaminya.
Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan
menutup pelajaran antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum
mempunyai keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka
dan menutup pelajaran ini dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru untuk
memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif. (WA ODE ASRIANI, 2020;2-4)

4
Pentingnya menutup kegiatan pembelajaran menurut Saud (2012:56-58) antara lain
sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat keberhasilan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam memberikan kegiatan pembelajaran pada anak.

3. Membantu anak agar mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah


dikuasainya dengan hal-hal yang baru saja dipelajarinya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa usaha yang dapat dilakukan dalam menutup
kegiatan pembelajaran antara lain adalah merangkum kembali apa yang dijelaskan pada
inti kegiatan pembelajaran dan mengadakan evaluasi dengan tanya jawab pada anak dalam
mengakhiri proses belajar mengajar. Sehingga tercapai tujuan pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan pendapat Umar dan Syambasril (2014:74), bahwa seorang guru harus
menguasai komponenkomponen membuka dan menutup pembelajaran dengan baik agar
dalam proses pembelajaran anak akan tertarik dan termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran antara lain sebagai berikut.

1. Menyiapkan anak secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

2. Melakukan apersepsi, yaitu mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan kegiatan yang akan
dilakukan.

3. Menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

4. Bersama-sama dengan anak atau sendiri membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

5. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

6. Menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.

B. Keterampilan guru dalam bertanya


Sukirman dan Kasmad (2006:178) mengungkapkan, “keterampilan bertanya adalah
pertanyaan pokok atau dasar yang berfungsi sebagai stimulus untuk merangsang
munculnya respon atau jawaban dari siswa. Komponen-komponen keterampilan bertanya
sebagai berikut;
5
a. Pengungkapan Pertanyaan Secara Jelas dan Singkat
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara singkat jelas dan singkat, dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa.
b. Pemberian Acuan
Sebelum mengajukan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan berupa
pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan, yang
berfokus sempit sesuai tujuan khusus diskusi. Proses semacam ini yang dimaksud
dengan pemusatan (focusing).
c. Pemusatan
Pertanyaan dibedakan berdasarkan ruang lingkupnya terdiri dari pertanyaan luas dan
pertanyaan sempit. Pemakaiannya tergantung dari tujuan pertanyaan dan pokok yang
hendak ditanyakan. Pada umumnyadimulai pada yang berfokus luas kemudian diikuti
yang lebih khusus/sempit sesuai dengan tujuan tanya jawab.
d. Pemindahan Giliran
Pertanyaan yang diajukan guru biasanya pertanyaan yang luas dan itu harus di jawab
oleh beberapa siswa, karena jawaban yang diberikan siswa belum tentu benar atau
salah. Jadi guru bisa menggunakan komponen pemindahan giliran. Pada pemindahan
giliran, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab pertnyaan yang sama.
e. Penyebaran
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran guru menyebarkan
giliran secara acak. Beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan giliran
menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula.
f. Pemberian Waktu Berpikir
Sesudah mengajukan satu pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlumemberikan
waktu beberapa detik untuk berpikir, sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk
menjawabnya.
g. Pemberian Tuntutan
Bila seorang siswa memberikan jawaban yang salah, atau tidak dapat memberikan
jawaban, guru hendaknya memberikan tuntutan kepada siswa itu agar dapat
menemukan jawaban yang benar. Ada tiga cara yang dapat dipakai guru dalam
memberikan tuntutan ini.

6
 Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan itu dengan cara lain yang lebih
sederhana dan dengan susunan kata yang lebih mudah dipahami siswa.
 Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang jawabannya dapat
dipakai menuntun siswa menemukan jawaban pertanyaan semula. Jadi
pertanyaan lain itu masih berhubungan dengan pertanyaan sebelumnya.
 Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan
pertanyaan itu.

C. Keterampilan memberi penguatan


1. Pengertian
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakahbersifat verbal
yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guruterhadap tingkah laku siswa,
yang bertujuan untuk memberikan informasiatau umpan balik (feed back) bagi
sipenerima (siswa) atas perbuatannyasebagai suatu dorongan ataupun koreksi. Atau
penguatan adalah responterhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinanberulang kembali tingkah laku tersebut. Penguatan dapat dilakukansecara
verbal, nonverbal, dengan prinsip penghangatan, keantusiasan,kebermaknaan, dan
menghindari penggunaan respon yang negatif.
Penguatan merupakan penghargaan terhadap tingkah laku danpenampilan siswa.
Secara psikologis setiap orang mengharapkan adanyapenghargaan terhadap sesuatu
usaha yang telah dilakukannya. Melaluipenghargaan yang diperolehnya, seseorang
akan merasakan hasilperbuatannya tersebut dihargai dan oleh karenanya akan menjadi
pemacuuntuk berusaha meningkatkan prestasi atau berbuat yang terbaik
dalamhidupnya. Penghargaan yang diberikan terhadap seseorang yang
telahmenunjukkan perbuatan baik, tidak selalu harus dalam bentuk materi akan tetapi
dapat dilakukan dalam bentuk-bentuk lain seperti memberikapujian, dengan ucapan
terima kasih, bagus, sikapmu sangat baik, hal inidiharapkan orang yang mendapat
penghargaan merasa dihargai.
Dalam konsep ajaran islam hal tersebut di tuangkan dalam Q.S. An-Nahl?16:125:

7
‫س ُۗ ُن ا َِّن َربَّكَ ُه َو ا َ ْعلَ ُم‬
َ ْ‫سنَ ِة َو َجا ِد ْل ُه ْم ِبالَّتِ ْي ِه َي اَح‬
َ ‫ظ ِة ا ْل َح‬َ ‫س ِب ْي ِل َر ِبكَ ِبا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َم ْو ِع‬ َ ‫ع ا ِٰلى‬
ُ ‫ا ُ ْد‬
‫س ِب ْي ِل ٖه َو ُه َو ا َ ْع َل ُم ِبا ْل ُم ْهت َ ِد ْي َن‬
َ ‫ض َّل ع َْن‬
َ ‫ِب َم ْن‬

Artinya:” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah danpelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik.Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.”

Bila mencoba mengkaji ayat tersebut sepintas yang dapatdigambarkan bahwa muatan yang
terkandung didalamnya adalah misidakwah, akan tetapi kalau dianalisa sedetail mungkin, maka
maknahikmah dan pelajaran yang baik sekaligus bertahan yang baik berimplikasikepada
bagaimana seorang guru dalam memberikan pelajaran kepadaanak didik, dan ketika mereka telah
melakukan dan menunjukkan karyakarya apa yang seharusnya diperbuat oleh seorang guru, dan
inilah yangkemudian penulis asumsikan kedalam kemampuan memberi penguatan kepada siswa.

2. Tujuan pemberian penguatan


Memberi penguatan dalam kegiatan belajar-mengajarkelihatannya sederhana, yaitu
merupakan tanda persetujuan guruterhadap tingkah laku siswa, yang antara lain
dinyatakan dalam bentukkata-kata, membenarkan kata-kata pujian, senyumlah, atau
anggukan.Walau demikian banyak guru tidak melaksanakannya. Tidak jarang ditemui
guru-guru yang hanya memberikan komentar negatif terhadap tingkah laku siswa yang
salah, dan jarang sekali atau tidak pernah memberikan respon positif terhadap tingkah
laku siswa yang baik.Padahal harus disadari oleh para guru bahwa pemberian
penguatan dalam kelas akan mendorong siswa meningkatkan usahanya dalam kegiatan
belajar mengajar dan mengembangkan hasil belajarnya. Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman serta latihan teratur dan terarah agar guru-guru atau calon-calon guru
menguasai cara memberikan penguatan dan dapat menerapkannya dalam kegiatan
belajar mengajar. (MULISA FERTI, 2018;8-10)
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai kurang lebih empat tujuan,
yaitu:
a. Meningkatkan perhatian siswa.
b. Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa.

8
c. Memudahkan siswa untuk belajar.
d. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif, serta
mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.
Dari tujuan yang tertulis diatas dapat diketahui bahwa tujuanmempunyai dampak
atau pengaruh berupa sikap positif terhadap proses belajar peserta didik.

D. Keterampilan mengadakan variasi


Keterampilan mengadakan variasi merupakan kemampuan guru dalam mendesain
proses pembelajaran yang menyenangkan dengan memfasilitasi siswa melalui berbagai
metode, strategi, model dan media pembelajaran. Pembelajaran yang bervariasi akan lebih
banyak melibatkan siswa sehingga siswa tidak hanya menerima materi namun juga menjadi
pelaku yang akan memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Namun dalam proses
mendesain pembelajaran guru harus mengetahui dahulu karakter dan kecenderungan gaya
belajar siswa agar proses pembelajaran yang didesain sesuai dengan keadaan siswa. Usaha-
usaha tersebutlah yang menjadikan guru sebagai fasilitator yang membuat pembelajaran
yang tepat bagi setiap siswanya.
Variasi dapat diwujudkan dengan melakukan perubahan-perubahan atau perbedaan
perbedaan yang sengaja dibuat untuk memberikan kesan unik. Variasi ini dilakukan untuk
memfasilitasi siswa belajar agar siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik mereka.
Maka variasi yang hendak dilakukan juga memerlukan pertimbangan agar tidak
menghilangkan tujuan utama yakni siswa tetap dapat mencapai tujuan pembelajaan dengan
cara yang menyenangkan.
Variasi dalam mengajar memiliki beberapa komponen. Variasi dalam mengajar ini
meliputi semua gaya mengajar, metode, media dan alat pembelajaran yang digunakan
sebagai sarana penyampaian materi.(ANISA NUR SAIDA, 2019;14-19).
Soetomo (1993:100) mengemukakan bahwa pemberian variasi dalam proses
belajar sebagai perubahan pengajaran dengan tujuan untuk menghilangkan kebosanan dan
kejenuhan peserta dalam menerima materi. Komponen-komponen keterampilan
mengadakan variasi;

1. Variasi dalam Gaya Mengajar

9
a) Penggunaan Variasi suara

Contoh; memberikan tekanan tinggi, rendah, cepat, lambat, senang atau sedih pada kata-
kata tertentu.

b) Pemusatan Perhatian

Memberi peringatan pada kata atau kalimat, menunjuk gambar yang di tampilakan.
Contoh; "nah ini penting sekali", dengar baik-baik, materi ini agak sulit dimengerti"

c) Kesenyapan

Adanya kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja selagi guru menerangkan sesuatu
merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian.

d) Mengadakan Kontak Pandang

Guru berinteraksi dengan siswanya dapat melalui kontak pandang dengan melihat ke mata
siswanya untuk menunjukkan hubungan yang akrab dengan mereka.

e) Gerakan Badan dan Mimik

Pada komponen ini sangat penting dalam berkomunikasi karena dapat menyampaikan arti
dari pesan lisan yang dimaksudkan.

f) Pergantian Pososi Guru dalam Kelas

Guru bisa berada di depan, belakang, bagian kiri atau kanan, atau di antara siswa.

2. Variasi dalam Penggunaan Media dan Bahan Ajar

a) Variasi Alat/Bahan yang Dapat Dilihat

Contoh; benda (objek) sederhana, grafik, gambar dipapan tulis, televisi, peta, poster dan
sebagainya.

b) Variasi Alat/Bahan yang Dapat Didengar

Contoh; radio, suara musik.

c) Variasi Alat/Bahan yang Dapat Diraba dan Dimanipulasi

10
Contoh; patung, alat mainan, binatang hidup yang kecil.

3. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa

Pola umum interaksi tersebut sangat beragam mulai dari situasi kegiatan yang sepenuhnya
didominasi oleh guru, sampai kepada kegiatan yang memungkinkan siswa bekerja sendiri-sendiri
secara bebas. Misalnya diskusi didalam kelas yang mana siswa berkesempatan mengemukakan
pendapatnya. Membaca dalam hati atau menyelesaikan tugas secara mandiri.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpilan

Keterampilan dasar mengajar merupakan sekumpulan keterampilan yang harus dikuasai


pendidik dalam penyampaian informasi pembelajaran. Keterampilan tersebut meliputi
keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
dan keterampilan menjelaskan.

12
DAFTAR PUSTAKA

ARMAYANTI, RIA. “keterampilan guru dalam melakukan kegiatan membuka dan menutup
pembelajaran di sd negeri 03 halu palik kabupaten bengkulu utara.” 2014.

Asriani,Waode. “keterampilan guru dalam membuka dan menutup kegiatan pembelajaran


kegiatan pembelajaran di teka harun ar-rasyid kota kendari.” 2020.

Ferti, Mulisa. “keterampilan guru memberikan penguatan dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa.” 2018

13

Anda mungkin juga menyukai