Oleh:
Kelompok 10
Dosen Pengampu :
Erwatul Efendi, S.Pd.i, M.Pd.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 10
II
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................1
A. Latar Belakang...............................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................2
B. Keterampilan Bertanya...................................................9
E. Keterampilan Menjelaskan...........................................18
A. Kesimpulan...................................................................34
B. Saran.............................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................36
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan pilar utama dalam pembentukan generasi masa
depan, dan kualitas pengajaran menjadi faktor kunci dalam menentukan
keberhasilan proses pembelajaran. Memahami keterampilan mengajar adalah
langkah awal yang esensial bagi setiap pendidik yang berkomitmen untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Keterampilan mengajar
tidak sekadar berkaitan dengan kemampuan menyampaikan informasi,
melainkan juga melibatkan aspek-aspek psikologis, sosial, dan teknologis
yang semakin penting di era digital ini.
Dalam mengembangkan keterampilan mengajar, pendidik perlu
memahami bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Oleh
karena itu, kemampuan untuk beradaptasi dan mengakomodasi kebutuhan
individu menjadi kunci keberhasilan. Selain itu, penggunaan teknologi
menjadi semakin integral dalam proses pembelajaran, memerlukan
penguasaan keterampilan digital agar pengajaran dapat relevan dan menarik
bagi generasi pelajar masa kini.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mengajar. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup
pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran
tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang
diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka
pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan
kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada
kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
3
Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-
tugas yang akan dikerjakan.
Siswa mengetahui dengan pasti batas-batas tugas yang akan
dikerjakan.
Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-
pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-
bagian dari suatu mata pelajaran.
Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang
telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang
masih asing baginya.
Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-
keterampilan atau konsep-konsep yang tercakup dalam suatu
peristiwa.
Siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam
mempelajari pelajaran itu, Sedangkan guru dapat mengetahui
tingkat keberhasilannya dalam mengajar.
4. Prinsip-Prinsip Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Sebagaimana keterampilan mengajar lainnya, ada prinsip-
prinsip yang mendasari penggunaan komponen keterampilan membuka
dan menutup pelajaran yang harus dipertimbangkan oleh guru. Prinsip-
prinsip itu adalah sebagai berikut:
Bermakna
4
Aktivitas yang ditempuh oleh guru dalam memperkenalkan
dan merangkum kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya
merupakan bagian dari kesatuan yang utuh. Dalam mewujudkan prinsip
berurutan dan berkesinambungan ini perlu diusahakan suatu susunan
yang tepat, berhubungan dengan minat siswa, ada kaitannya yang jelas
antara satu bagian dengan bagian lainnya, atau ada kaitannya dengan
pengalaman dan pengetahuan yang telah dimilki siswa.
5
Guru dapat menggunakan alat-alat bantu mengajar seperti
gambar, model, skema, dan sebagainya untuk menarik perhatian siswa,
serta dapat pula menimbulkan motivasi dan memungkinkan terjadi kaitan
antara hal-hal yang telah diketahui dengan hal-hal baru yang akan
dipelajari.
b. Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran adalah
memilih secara hati-hati hal-hal yang menjadi perhatian siswa. Hal-hal
yang menjadi perhatian siswa itu hendaknya dapat digunakan untuk
menimbulkan motivasi. Dengan adanya motivasi itu, pembelajaran
menjadi dipermudah. Oleh karena itu, guru hendaknya melakukan
berbagai cara untuk menimbulkan motivasi itu. Sedikitnya ada 4 (empat)
cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu:
6
Guru dapat membangkitkan motivasi siswa dengan cara
menimbulkan rasa ingin tahu dan keheranan pada siswa.
7
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas. Misalnya dengan
mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal positif dari sifat-sifat
tentang sesuatu konsep, manusia, benda, gambar-gambar, dan
sebagainya. Di samping hal-hal positif, kemudian siswa perlu pula
diingatkan untuk menemukan hal-hal yang negatif, yang hilang atau yang
kurang lengkap.
d. Membuat kaitan
Jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru,
guru perlu menghubungkannya dengan hal-hal yang telah dikenal siswa
atau dengan pengalaman-pengalaman, minat, dan kebutuhan-kebutuhan
siswa. Hal itulah yang disebut bahan pengait. Contoh usaha-usaha guru
untuk membuat kaitan:
1) Membuat kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang
telah dikenal siswa. Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali
sampai seberapa jauh pelajaran yang diberikan sebelumnya telah
dipahami. Caranya, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada
siswa, tetapi dapat pula merangkum isi materi pelajaran terdahulu secara
singkat.
8
3) Guru menjelaskan konsep atau pengertiannya lebih dahulu sebelum
menyajikan bahan secara terperinci. Hal ini dilakukan karena bahan
pelajaran yang akan dijelaskan sama sekali baru.
B. Keterampilan Bertanya
Dengan pertanyaan dosen dapat mengaktifkan mahasiswa sehingga
terlibat optimal dalam pembelajaran, di samping dapat mengecek pemahaman
mahasiswa terhadap materi yang sedang dibahas. keterlibatan ini akan mampu
meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar karena ia merasa ikut berperan
dalam pembelajaran. perlu dikatakan, bahwa dalam konteks ini, yang dimaksud
dengan pertanyaan adalah semua pertanyaan dosen yang meminta respon dari
mahasiswa. dengan demikian, kalimat perintah dan kalimat tanya, dalam konteks
ini, termasuk ke dalam jenis pertanyaan.
9
Ketiga, penerapan pendekatan yang berpusat pada kegiatan pembelajaran
menuntut keterlibatan mahasiswa secara mental intelektual. salah satu ciri dari
pendekatan ini yaitu adanya keberanian mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan
tentang hal-hal yang memang perlu dipertanyakan. hal ini hanya mungkin terjadi
jika dosen sendiri menguasai keterampilan bertanya yang mampu menggugah
keinginan siswa untuk bertanya.
Fungsi pertanyaan
10
Keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai
berikut:
11
keterampilan bertanya dasar. Adapun komponen bertanya lanjut adalah
sebagai berikut:
12
4. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong
munculnya perilaku posesif
5. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa
6. Memelihara iklim kelas yang kondusif.
Komponen keterampilan memberi penguatan
a) Penguatan Verbal
2. Gerak mendekati
13
melalui gerak mendekati. tujuan gerak mendekati adalah memberikan perhatian,
menunjukkan rasa senang akan pekerjaan mahasiswa, bahkan juga memberi rasa
aman kepada mereka.
3. Sentuhan
Selain kedua jenis penguatan diatas, ada satu cara pemberian penguatan
yang disebut dengan penguatan tak penuh. sesuai dengan penguatan tak penuh.
sesuai dengan namanya, penguatan tak penuh diberikan untuk jawaban atau
respons mahasiswa yang hanya sebagian benar, sedangkan bagian lainnya masih
perlu diperbaiki. untuk itu dosen berkata: “Bagian pertama dari jawaban anda
sudah benar, tetapi alasan yang saudara berikan belum tepat”. Selanjutnya dosen
meminta mahasiswa lain untuk memperbaiki jawaban yang belum tepat tersebut.
14
dengan demikian mahasiswa mendapatkan balikan atas jawabannya sehingga
dapat menjadi penguatan yang bermakna.
15
antara respons yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan, supaya
jelas sasaran penguatan-nya.
5. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi. Pemberian
penguatan sebaiknya dilakukan secara bervariasi agar dampak positifnya
tinggi serta menghindari kejenuhan. penguatan verbal dengan kata-kata
yang sama dan terus-menerus akan kehilangan makna hingga tidak berarti
apa-apa bagi siswa. Demikian juga penguatan non verbal yang dilakukan
secara terus-menerus akan membosankan dan tidak berdampak apa-apa,
bahkan mungkin akan menimbulkan respons negatif, misalnya menjadi
bahan tertawaan. oleh karena itu, variasi dalam memberikan pengetahuan
menjadi penting.
1. Variasi dalam gaya mengajar, Yang dapat divariasikan berkaitan dengan gaya
mengajar, yang ialah sebagai berikut:
16
Variasi suara, suara dosen dapat dijadikan merupakan faktor yang
sangat penting di dalam kelas karena sebagian besar kegiatan kelas
bersumber dari hal-hal yang disampaikannya secara lisan. oleh sebab
itu dalam mengelola kelas dosen perlu melakukan berbagai cara untuk
menghasilkan suara yang bervariasi, misalnya suara yang direkam.
Pemusatan perhatian, yaitu dengan mengucapkan kata-kata tertentu
secara khusus disertai isyarat atau gerakan seperlunya misalnya, dosen
mengucapkan, “Jangan lupakan ini!”, sambil menggaris bawahi kata-
kata yang dimaksud.
Kesenyapan, yaitu diam sejenak sambil memberi kesempatan untuk
mengendapkan materi yang dipelajari, atau untuk menghentikan
keramaian kelas.
Mengadakan kontak pandang, merupakan salah satu cara dalam
mengelola pembelajaran dengan berbagai tujuan antara lain mengecek
pemahaman siswa atau memberi perhatian khusus, membangun
keakraban hubungan antara dosen dan mahasiswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Variasi gerakan badan dan mimik, merupakan alat komunikasi yang
efektif yang dapat mengkomunikasikan pesan secara lebih efektif
dibandingkan dengan ucapan yang bertele-tele.
Perubahan dalam posisi dosen, harus dilakukan dengan tujuan tertentu
serta terkesan wajar dan tidak dibuat-buat.
2. Variasi dalam penguatan media dan bahan pelajaran,
17
Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat dilihat, Contohnya : gambar-
gambar, ukiran, peta, globe, dan semua alat yang dapat dilihat manusia
Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat didengar, Contohnya :
rekaman suara bintang, rekaman pidato, rekaman nyanyian, rekaman kuis
atau ujian listening, radio, dll.
Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat diraba dan dimanipulasi,
Contohnya : biji-bijian, binatang kecil yang hidup, patung, alat mainan,
alat-alat laboratorium, globe, dll.
3 Variasi variasi dalam pola interaksi dan kegiatan,
Prinsip penggunaan
18
E. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah
penyajian informasi secara lisan yang diorganisir dengan sistematis
untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan
yang lainnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang
diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh
atau dengan suatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang
terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang sesuai
dengan tujuan yang diinginkan merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang
penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam
kelas. Dan biasanya guru lebih mendominasi pembicaraan dan
mempunyai pengaruh atau dapat mempengaruhi siswa melalui
penjelasan dan perkataan yang disampaikannya,sehingga kadangkala
siswa menuruti apa yang diutarakan oleh guru, dengan kata lain siswa
mempercayai bahwa penjelasan dari guru itu benar, misalnya dalam
memberikan fakta, ide atau pendapat. Oleh karena itu penjelasan guru
haruslah tidak rancu dimana bisa mengakibatkan salah pengertian bagi
siswa. Hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya
agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru
sehingga bermakna bagi siswa.
a. Tujuan Memberikan Penjelasan
Membimbing siswa untuk dapat memahami ilmu pengetahuan
secara objektif dan bernalar
Melatih siswa untuk senantiasa berkonsentrasi dalam menyimak
penjelasan guru sehingga melibatkan mereka untuk berpikir
sambil memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
Untuk mendapat respon dan timbal balik siswa mengenai tingkat
pemahamannya serta untuk mengatasi kesalahpahaman mereka
Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses
19
penalaran dengan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan
masalah tersebut
20
tema yang akan dibicarakan hari tersebut). Kadangkala
pertanyaan juga dipandang sebagai pertanyaan dengan maksud
agar perhatian siswa terpusat pada bahan pelajaran yang akan
disampaikan. Dan biasanya siswa jika dihadapkan dengan suatu
pertanyaan mereka akan takut jika tidak bisa menjawabnya. Oleh
karena itu mereka akan selalu mengulangi bahan yang telah
disampaikan untuk mempersiapkan diri jika suatu saat guru
menanyakannya dalam kelas (sewaktu berlangsungnya jam
pelajaran).
Penjelasan
Tidak sepenuhnya pertanyaan dari guru dapat terjawab oleh
siswa. Dengan berbagai teknik bertanya secara tidak langsung
berarti siswa dapat memiliki sebagian bahan pelajaran yang akan
diberikan oleh guru di kelas. Sehingga guru harus menjelaskan
dengan memberikan keterangan secukupnya terhadap sebagian
lain pelajaran yang direncanakan. Contoh: “dipegunungan
banyak sekali pepohonan, penduduknya sedikit dan udaranya
segar. Sedangkan di Jakarta pepohonan sedikit, penduduknya
banyak dan udaranya kotor karena mobil-mobil dan mesin
pabrik mengeluarkan udara kotornya. Sehingga udara terasa
semakin panas dan kita menghirup udara kotor yang bisa
menyesakan pernapasan”.
Memberikan contoh
Pemahaman siswa terhadap konsep baru dapat ditingkatkan
melalui pemberian contoh yang jelas dan nyata yang sedapat
mungkin diambil dari kehidupan sehari-hari yang sekiranya
mudah dicerna atau dipahami oleh siswa tersebut. Pemberian
contoh yang dikaitkan dengan proses pengambilan kesimpulan
dan dari pengambilan kesimpulan dikembangkan dengan contoh
yang lebih dalam akan memberikan penjelasan yang efektif dan
efisien. Sehingga memudahkan siswa dalam merangkaikan
21
pikirannya untuk mencapai pemahaman yang mendalam.
Contoh: “semua benda-benda yang terbuat dari besi dapat ditarik
oleh magnet. Paku, peniti dan anak kunci terbuat dari besi. Jadi
benda tersebut dapat ditarik oleh magnet. (cara induktif) “kertas
lipat, sedotan plastik dan pensil warna tidak dapat ditarik oleh
magnet. Benda-benda tersebut bukan terbuat dari besi. Jadi
benda-benda yang tidak terbuat dari besi tidak dapat ditarik oleh
magnet. (cara deduktif)
d. Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik
terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan yang menerima
pesan. Yang berkenaan dengan isi pesan atau materi meliputi
penganalisaan masalah secara keseluruhan,penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dan
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
Misalnya kita menganalisa tema dan sub tema yang akan
dibicarakan kepada anak TK serta kemampuan-kemampuan yang
ada pada program kegiatan belajar yang meliputi pengembangan
bahasa, daya pikir, keterampilan dan jasmani serta bagaimana
hubungannya dengan tema dan sub tema yang akan dibicarakan.
Mengenai yang berhubungan dengan yang menerima pesan
(siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaanperbedaan
pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti usia, jenis
kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat, minat serta
lingkungan belajar anak.
22
dan menghindari ucapan-ucapan seperti: ”ee”, ”aa”, ”mm”,
”kira-kira”, ”umumnya”, ”seringkali” dan istilah-istilah yang
tidak dapat dimengerti oleh anak
Pengguanaan contoh dan ilustrasi: dalam memberikan
penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada
hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
Pemberian tekanan: dalam memberikan penjelasan, guru
harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah-masalah
pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting.
Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat
lisan seperti “yang terpenting adalah” atau “perhatikan
dengan baik,anak-anak. Yang ini agak sukar”.
Penggunan balikan: “guru hendaknya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman,
keraguan atau ketidakjelasan ketika penjelasan itu diberikan.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
seperti: “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu
tadi?” dan sebagainya.
F. Keterampilan Bimbingan Diskusi Kelompok
Pengertian Diskusi
Diskusi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang berbentuk kelompok untuk bertukar pikiran, gagasan, dan informasi
secara lisan dan bertatap muka untuk mencari kesepakatan dalam menyelesaikan
suatu masalah. Berdiskusi dapat memperluas pengetahuan dan pengalaman.
diskusi kelompokyang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok.
23
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah
melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial,
serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian, diskusi kelompok dapat
meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi,
termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
24
member dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh
perhatian, memberikan waktu berpikir, dan meningkatkan partisipasi
siswa.
4. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi. Yaitu melalui memancing
pendapat peserta didik yang kurang berpartisipasi, mendorong peserta
didik untuk mengomentari pendapat temannya, meminta pendapat
peserta didik ketika terjadi kebuntuan.
5. Menutup kegiatan diskusi. Yaitu dengan cara merangkum hasil
diskusi, tindak lanjut, menilai proses diskusi kelompokyang telah
dilakukan.
Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi
1. Rumuskan tujuan dan topic yang akan dibahas pada awal diskusi.
2. Kemukakan masalah-masalah khusus.
3. Catat perubahan atau penyimpangan diskusi kelompokdari tujuan.
4. Rangkum hasil pembicaraan dalam diskusi.
Memperluas masalah atau urunan pendapat
25
2. Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide
tersebut.
3. Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan
atau contoh-contoh yang sesuai hingga kelompok memperoleh
pengertian yang lebih jelas.
Menganalisis pandangan siswa
26
4. Mendorong siswa untuk mengomentari urunan temannya hingga
interaksi antarsiswa dapat ditingkatkan.
Menutup diskusi
27
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan
suatu problem bersama-sama.
4. Melatih siswa untuk ber diskusi kelompokdibawah asuhan guru.
5. Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri,
menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
6. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat,
kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
7. Mengembangkan rasa solidaritas/toleransiterhadap pendapat yang
bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
8. Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
9. Ber diskusi kelompokbukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan
kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara
secara sistematis dan logis.
10. Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh
pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem
akan bertambah luas.
Kelemahan diskusi kelompokketika digunakan dalam metode
pembelajaran adalah sebagai berikut:
28
kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih
rendah, remeh, atau lebih bodoh.
Tujuan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
29
(Depdikbud, 1985) keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan
keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat
gangguan dalam proses belajar baik yang bersifat gangguan kecil dan sementara
maupun gangguan yang berkelanjutan.
30
harapan supaya terjadi suatu kondisi kelas yang kondusif, memaksimalkan sarana
dan prasarana, menjaga keterlibatan siswa, menciptakan dan mempertahankan
kondisi belajar yang optimal dan rasa nyaman dalam proses belajar mengajar.
Maka dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, perlu memperhatikan
komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal. Hal ini berkaitan dengan kemampuan seorang guru
dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran.
31
Memperlihatkan sikap yang tanggap dengan melihat secara jeli dan
seksama, mendekatkan diri, memberikan sebuah pernyataan, atau
memberi reaksi terhadap gangguan kelas.
Membagi perhatian secara visual dan verbal.
Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa dan
menuntut tanggungjawab siswa.
Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.
Menegur secara bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas, bukan berupa
peringatan atau ocehan, serta membuat aturan.
Memberikan penguatan seperlunya.
Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar
yang optimal.
Modifikasi tingkah laku. Dalam strategi ini, hal pokok yang harus
dikuasai seorang guru adalah mengajarkan tingkah laku baru yang
diinginkan dengan cara memberikan contoh, bimbingan dan
meningkatkan munculnya tingkah laku siswa yang baik dengan
memberikan penguatan.
Pengelolaan/ proses kelompok. Dalam strategi ini kelompok
dimanfaatkan dalam memecahkan masalah-masalah pengelolaan kelas
yang muncul, terutama melalui diskusi.
Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah. Dalam strategi ini perlu ditekankan bahwa setiap tingkahlaku
yang keliru merupakan gejala dari suatu permasalahan.
32
Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa
untuk berfikir.
Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
Keluwesan guru dalam pelaksanaan tugas.
Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif.
Penanaman disiplin diri sendiri.
Sedangkan prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh (Usman,
2013) adalah sebagai berikut:
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka kami dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
Secara keseluruhan, keterampilan mengajar mencakup berbagai
aspek, mulai dari memulai dan mengakhiri sesi pembelajaran dengan baik,
mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran, memberikan
penguatan positif, hingga kemampuan mengelola variasi dalam
pembelajaran. Keterampilan membuka dan menutup sesi mencerminkan
kemampuan pendidik dalam membangun ikatan dengan siswa dan
merumuskan pesan kunci. Keterampilan bertanya mengharuskan pendidik
untuk memilih pertanyaan yang sesuai dan memberikan umpan balik
konstruktif. Pemberian penguatan positif memotivasi siswa, sementara
penggunaan variasi dalam pembelajaran menjaga minat dan keterlibatan
siswa. Keterampilan menjelaskan membutuhkan kejelasan dalam
penyampaian informasi, dan keterampilan bimbingan diskusi kelompok
melibatkan kemampuan mendukung siswa dalam berkomunikasi dan
34
berkolaborasi. Terakhir, keterampilan mengelola kelas mencakup aspek-
aspek pengelolaan waktu, perilaku, dan pembentukan aturan kelas untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang efisien dan kondusif.
Kombinasi semua keterampilan ini mendukung penciptaan pengalaman
belajar yang positif dan berkesan bagi siswa.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis sangat mengharapkan agar makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya di kalangan mahasiswa,
sehing-ga kita mengetahui, mengerti memahami tentang Memahami
Keterampilan Mengajar. Kami menyadari bahwa makalah kami bukanlah
makalah yang sempurna maka dari itu kami mengharapkan kritik serta saran
yang bermanfaat serta membangun agar kelak dikemudian hari kami dapat
membuat makalah yang lebih baik. Kritik dan saran kami butuhkan, untuk
perbaikan makalah kami kedepannya.
35
DAFTAR PUSTAKA
36