Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

MICRO TEACHING

Tentang

Keterampilan Mengajar

Disusun Oleh :

Titik Sandra : 1914040028

Dosen Pengampu:

Dr. Nana Sepriyanti, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA (A)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVESITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1443 H/2022 M
KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْم‬


َّ ‫الرحْ َم ِن‬
َّ ِ‫س ِم هللا‬
ْ ‫ِب‬

Alhamdulillah penulis ucapakan kehadirat Allah SWT karena kasih


sayangnya penulis dapat membuat dan menyelesaikan makalah dengan judul
“Keterampilan Menjelaskan”. Selanjutnya sholawat berangkaikan salam kepada
tauladan umat sedunia yakni Nabi Muhammad SAW agar kelak kita mendapat
syafa’at darinya di akhirat nanti.

Penulis membuat makalah ini dalam rangka menyelesaikan tugas mata


kuliah “Micro Teaching” yang diampu oleh Ibu Dr. Nana Sepriyanti, S.Pd, M.Si.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati demi
perbaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak baik pembaca maupun dunia pendidikan.

Padang, 26 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Keterampilan Mengajar………………………………………….3


B. Macam-Macam Keterampilan Mengajar………………………………….4
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran …………………….4
2. Keterampilan Bertanya………………………….……….……............9
3. Keterampilan Menjelaskan…………….……………………………..13
4. Keterampilan Memberi Penguatan…………………………...............18
5. Keterampilan Mengadakan Variasi….……………………………….22
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil………………27
7. Keterampilan Mengelola Kelas……………………...……………….30
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan…………..35
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 38
B. Saran ........................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar
mengajar dirancang dan dijalankan secara professional. Mengajar merupakan
suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari
guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama
bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa.
Perkembangan Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun terus
mengalami suatu peningkatan. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa faktor-
faktor penunjang misalnya kurikulum pendidikan yang ideal, sarana prasarana
yang memadai di setiap sekolah dan yang terpenting ialah faktor pendidik atau
kinerja guru. Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam berlangsungnya
suatu pendidikan dan kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat juga
mempengaruhi perkembangan pendidikan.
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan,
motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau
lingkungan belajar, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam
mengembangkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan dasar mengajar
adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru. Penguasaan
terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan
pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar ini perlu dikuasi
oleh semua guru.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Keterampilan Mengajar?
2. Apa Saja Macam-Macam Keterampilan Mengajar?

C. Tujuan
1. Memahami dan Mengetahui Keterampilan Mengajar
2. Memahami dan Mengetahui Macam-Macam Keterampilan Mengajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Keterampilan Mengajar


Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks , tidak hanya
sekedar menyampaikan informasibaru dari guru kepada siswa. Banyak
kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan
hasil belajar lebih baikpada seluruh siswa. Mengajar adalah “segala upaya
yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk
terjadinya proses belajar sesuatu dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Keterampilan dalam makna yang luas diartikan sebagai keterampilan
demi kehidupan dan penghidupan yang bermartabatdan sejahtera lahir dan
batin. Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf
dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti
menulis, mengetik, olah raga dan sebagainya. Meskipun sikapnya motorik,
namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan
kesadaran yang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan
motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat di anggap
kurang atau tidak terampil.
Menurut Mulyasa keterampilan mengajar merupakan kompetensi
professional yang cukup komplek, sebagai interaksi dari berbagai kompetensi
guru secara utuh dan menyeluruh. Peguasaan terhadap keterampilan mengajar
tersebut harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang
sistematis agar terciptanya pembelajaran yang kreatif, professional, dan
menyenangkan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan mengajar adalah kemampuan seorang guru dalam

3
menyampaikan materi pelajaran seperti penguasaan materi pelajaran dan
memilih metode yang tepat untuk pembelajaran agar efektif dan efisien.1

B. Macam-Macam Keterampilan Mengajar


1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
a. Keterampilan Membuka Pelajaran
1) Pengertian Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran adalah seberapa jauh kemampuan guru
dalam memulai interaksi belajar mengajar untuk suatu jam
pelajaran tertentu. Menurut Soli Abimanyu membuka pelajaran
adalah “kegiatan yang dilakukan oleh untuk menciptakan suasana
siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada
hal-hal yang akan dipelajari.
Menurut Sanjaya membuka pelajaran atau set induction
adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan
sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan,
artinya kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan
suasana siap mental dan menimbulkan perhatian agar siswa terpusat
pada hal-hal yang akan dipelajarinya.
Membukan pelajaran (set induction), adalah aktivitas yang
dilakukan guru untuk menciptakan kondisi siap mental,
menumbuhkan perhatian serta meningkatkan motivasi siswa agar
terpusat pada kegiatan belajar yang dilakukan. Kegiatan membuka
pelajaran bukanlah kegiatan basa-basi tanpa arah yang jelas. dengan
membuka pelajaran dimaksudkan untuk menkondisikan siap mental

1
E Suryati. 2017. “Bab II Kerangka Teoritis, Keterampilan Mengajar”, diakses dari
https://repository.uir.ac.id/2222/3/BAB%20II.pdf, pada tanggal 26 Februari 2022, pukul 20.15

4
bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Oleh karna itu, siap guru
dituntun melatih diri agar memiliki keterampilan membuka
pembelajaran dengan baik dan tepat.
2) Tujuan Membuka Pelajaran
Tujuan dari keterampilan membuka pelajaran adalah :
a) Membangkitkan motivasi dan perhatian.
b) Membuat anak didik memahami bentuk tugas.
c) Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti
pelajaran.
d) Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan
yang sudah dimiliki/ diketahui dengan yang akan dipelajari.
e) Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang
akan diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
3) Prinsip-prinsip membuka pelajaran
Menurut Marno dan Idris (2008:92-93), ada lima prinsip
penggunaan keterampilan membuka pelajaran yaitu:
a) Singkat, padat dan jelas.
b) Tidak diulang-ulang atau berbelit-belit.
c) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak.
d) Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya.
e) Mengikat perhatian anak

Sedangkan menurut Joni (1984:4-5), ada dua prinsip, yaitu:

a) Bermakna
Usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa, guru harus
memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pembelajaran.
b) Berurutan dan berkesinambungan

5
Aktifitas-aktifitas membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru
akan bermanfaat sesuai yang diharapkan, apabila dilakukan
sesuai hirarkinya.
4) Komponen-komponen dalam membuka pelajaran
Sebagaimana diketahui kegiatan membuka pelajaran dapat
dilakukan pada setiap awal kegiatan. Komponen keterampilan yang
perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah sebagai
berikut:
a) Menarik perhatian siswa
 Memvariasikan gaya mengajar guru
 Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik
perhatian siswa
 Pola interaksi yang bervariasi
 Tempat belajar, misalnya selaen belajar didalam kelas, juga
untuk menarik perhatian siswa, guru dapat merancang
pembelajaran dilakukan diluar kelas, laboratorium,
perpustakaan, atau tempat belajar lainnya yang memungkin
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
b) Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan
dengan:
 Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat,
misalnya menyapa dan berkomonikasi secara kekeluargaan.
 Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa
untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat
dibicarakan.
c) Memberi acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang
akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan cara:

6
 Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas
yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan
pencapaian tujuan.
 Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran
,sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan.
 Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki
setelah pembelajran berlangsung.
d) Membuat kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka pembelajran guru dapat
melakukannya dengan menghubungkan antara materi yang akan
disampaikan dengan materi yang telah dikuasai siswa siswi
(pengetahuan siap) disamping itu perlu dikaitan dengan
pengalaman,minat,dan kebutuhan siswa siswi.

b. Keterampilan Menutup Pelajaran


1) Pengertian menutup pelajaran
Belajara dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah
berhenti karena merupakan suatu proses yang tidak berhenti atau
merupakan suatu proses yang berkalanjutan menuju kearah
kesempurnaan setiap kali berakhir dari suatu interaksi antara guru
dan siswa,hanyalah merupakan suatu terminal saja untuk kemudian
beranjak keinteraksi selanjutnya pada hari atau minggu lain, jadi
akhir suatu pelajaran bukan bearti seluruh proses belajar atau
interaksi telah selesai sama sekali.
Oleh karena itu, suatu kesan perpisahan yang baik pada
akhir pelajaran sangat diperlukan agar pertemuan pada kesempatan
yang lain dapat diterima dan berlangsung baik. Mengakhiri
pelajaran atau menutup pelajaran sama pentingnya dengan
membuka pelajaran, walau tentu saja berbeda tujuan dan

7
fungsinya. Seperti juga dalam membuka pelajaran, dalam rangka
menutuo pelajaran seyogyanya dilakukan bersama-sama dimana
murid semua kelas yang dirangkap hadir dalam suatu ruangan atau
satu tempat. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengontrol suatu
episode pembelajaran untuk setiap kelas secara utuh.
Menurut Soli Abimayu menutup pelajaran pada dasarnya
adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan
init pembelajaran.
2) Tujuan menutup pelajaran
a) Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi
pokok atau kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
b) Mementapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
c) Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang
telah diperoleh siswa, sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.
d) Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan
proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai siswa.
3) Komponen-komponen menutup pelajaran
a) Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran
pada setiap akhir penggal kegiatan guru hendaknya melakukan
peninjauan kembali tentang penguasaan siswa. Hal ini dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu merangkum dan membuat inti
pelajaraan.
b) Menilai (mengevaluasi)
 Tanya jawab secara lisan yang dilakukan guru kepada siswa
secara perorangan,kelompok atau klasikal
 Mendemontrasikan ide baru pada situasi lain.
 Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas.

8
 Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa
secara tertulis pula
c) Tindak lanjut
Altematif lain yang dapat dilakukann guru dalam mengakhiri
pembelajaran adalah dengan cara memberikan tindak lanjut.2

2. Keterampilan Bertanya
a. Pengertian keterampilan bertanya
Udin Syaefudin Saud menyatakan bahwa keterampilan
bertanya adalah setiap pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan
ilmu pada diri peserta didik. Hal senada juga dikemukakan oleh
Bukhari Alma bahwaketerampilan bertanya adalah cara-cara yang
dapat digunakan guru untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Keterampilan bertanya adalah kemampuan guru merangsang
siswa untuk mendorong siswa lebih berfikir kritis dan dapat
memperluas wawasan siswa. Maka keterampilan bertanya yang
dimiliki oleh guru berperan penting dalam proses pembelajaran.
Dengan kemampuan bertanya menggunakan berbagai jenis pertanyaan
dapat merangsang siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
b. Tujuan keterampilan bertanya
Adapun tujuan pertanyaan yang diajukan kepada siswa, yaitu:
1) Membangkitkan Minat dan Rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
masalah yang sedang dibicarakan.
2) Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah yang sedang
dibahas.

2
Syekhnurjati. “Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran” , diakses dari
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_2TA6120233.pdf, pada tanggal 26
Februari 2022, pukul 16.15

9
3) Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat
peserta didik belaja.
4) Mengembangkan cara berfikir peserta didik aktif. 5
5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengsimilasikan informasi.
6) Mendorong peserta didik mengemukakan pandangan dalam
diskusi.
7) Menguji dan mengukur hasil belajar peserta didik.
c. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya
Menurut E. Mulyasa komponen-komponen keterampilan bertanya
meliputi dua tingkatan yaitu:
1) Keterampilan Bertanya Dasar
Yaitu pertanyaan untuk mengembangkan kemampuan berfikir
dasar. Dihubungkan dengan taksonomi Bloom, kemampuan dasar
ini terdiri dari pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen
antara lain:
a) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat Pertanyaan
guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan oleh
siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
b) Pemberian acuan
Sebelum memberikan pertanyaan, guru perlu memberikan acuan
yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan
dengan jawaban yang diharapkan dari siswa.
c) Pemusatan
Pemusatan dapat dikerjakan dengan cara memberikan
pertanyaan yang luas yang kemudian mengubahnya menjadi
pertanyaan yang sempit.
d) Pemindahan giliran

10
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari
seorang siswa karena jawaban siswa atau belum memadai.
e) Penyebaran
Untuk menggunakan kata-kata yang mudah dipahami
melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pelajaran, guru
perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak
agar semua siswa mendapat giliiran secara merata.
f) Pemberian waktu berfikir
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru
perlu memberikan waktu beberapa detik untuk berfikir sebelum
menunjuk salah seorang siswa menjawabnya.
g) Pemberian tuntunan
Bila siswa menjawab salah atau tidak dapat menjawab, guru
hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar ia dapat
menemukan sendiri jawaban yang benar. Pemberian tuntunan
dapat dilakukan dengan pengungkapan pertanyaan dengan cara
lain dan pengungkapan penjelasan sebelumnya
2) Keterampilan bertanya lanjutan
Yaitu bertanya untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif
dan inovatif.Kemampuanini meliputi analisis, sintesis dan evaluasi.
Keterampilan bertanya lanjutan mempunyai beberapa komponen
antara lain:
a) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan.
b) Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung proses
mental yang berbeda-beda, dari proses mental yang rendah
sampai proses mental yang tinggi.
c) Pengaturan urutan pertanyaan.

11
d) Guru dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada
siswa dari tingkat mengikat, kemudian pertanyaan pemahaman,
penerapan, anlisis, sintesis dan evaluasi.
e) Penggunaan pertanyaan pelacak.
f) Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru,
tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru
dapat mengajukan pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut.
g) Peningkatan terjadinya interaksi
Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera
menjawab, tetapi melontarkannya kembali kepada siswa
lainnya.
d. Jenis-jenis Pertanyaan
Dilihat dari maksudnya pertanyaan terdiri dari:
1) Pertanyaan permintaan (compliance question), yaitu pertanyaan
yang mengandung unsur suruhan dengan harapan agar siswa dapat
mematuhi perintah yang diucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini
tidak mengharapkan jawaban dari siswa tetapi yang diharapkan
adalah tindakan siswa.
2) Pertanyaan retoris, yakni jenis pertanyaan yang tidak menghendaki
jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya.
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun, adalah pertanyaan yang
ditujukan untuk menuntun proses berfikir siswa, dengan harapan
siswa dapat memperbaiki atau menemukan jawaban sebelumnya.
4) Pertanyaan menggali, adalah pertanyaan yang diarahkan untuk
mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas
jawaban. Jenis pertanyaan ini sangat penting untuk meningkatkan
kemampuan berfikir siswa.

12
Ada beberapa hal yang harus dihindari oleh guru dalam
memberikan pertanyaan kepada peserta didik. Beberapa hal ini akan
sangat mempengaruhi efektivitas sebuah pertanyaan. hal-hal yang harus
dihindari oleh guru ialah sebagai berikut:

1) Mengulangi pertanyaan sendiri.


2) Menjawab pertanyaan sendiri.
3) Menggunakan pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
4) Menggunakan pertanyaan ganda.

Pertanyaan yang guru ajukan kepada siswa adalah pertanyaan


yang sesuai berdasarkan kemampuannya. Kemampuan kognitif adalah
kemampuan berkaitan dengan penalaran meliputi enam aspek, yaitu
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

e. Langkah-langkah keterampilan guru bertanya


Adapun langkah-langkah keterampilan guru bertanya adalah sebagai
berikut:
1) Langkah pertama: berikanlah kesempatan kepada siswa untuk lebih
banyak berbicara.
2) Langkah kedua: mempersiapkan pertanyaan saat merancang
pembelajaran.
3) Langkah ketiga: gunakan pertanyaan perancah (Scaffolding).
4) Komentar terhadap jawaban siswa.3

3. Keterampilan Menjelaskan
a. Pengertian keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan terkandung makna menyajikan
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk

3
http://repository.uin-suska.ac.id/12165/7/7.%20BAB%20II.pdf

13
menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya, hubungan antara teori dengan praktik atau hubungan teori
misalnya antara sebab dan akibat, atau dalil dan contoh.4
Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya
misalnya antara sebab dan akibat definisi dengan contoh atau dengan
sesuatau yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang
terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
b. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan
Komponen-komponen keterampilan menjelaskan diantaranya yaitu:
1) Komponen merencanakan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan
baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima
pesan.
a) Isi pesan (materi) meliputi:
 Analisis masalah secara keseluruhan. Dalam hal ini termasuk
menggidentifikasikan unsur-unsur apa yang akan
dihuubungkan dalam penjelasan tersebut.
 Penemuan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang
dikaitkan tersebut.
 Penggunaan hukum atau generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan.
b) Penerima pesan
Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan
penerima pesan. Penjelaan yang disampaikan tersebut sangat

4
Udin S. Winataputra, Strategi Belajar Mengajar, (Jakart: Universitas Terbuka, 2001), h. 60

14
tergantung pada kesiapan anak yang mendengarkannya. Hal ini
berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar
belakang serta lingkungan belajar. Oleh karena itu dalam
merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangkan
faktor-faktor tersebut diatas.
2) Penyajian suatu pesan
Setelah merencanakan penjelasan yang baik, pelaksanaan atau
penyajian diharapkan baik pula, sehingga dimengerti oleh siswa.
Penjelasan yang diberikan dapat dipahami sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, dalam penyajiannya suatu penjelasan dapat
ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
a) Kejelasan
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa
yag mudah dimengerti oleh siswa dan menghindari penggunaan
ucapan-ucapan dan istilah-istilah lain yang tidak dapat
dimengerti oleh siswa.
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi
Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-
contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat
ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
c) Pemberian tekanan
Dalam memberikan penjelasan, guru harus mengarahkan
perhatian siswa agar terpusat pada masalah pokok dan
mengurangi informasi yang tidak penting.
d) Penggunaan balikan
Guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidak
mengertiannya ketika penjelasan itu diberikan.

15
c. Prinsi-prinsip keterampilan menjelaskan
Menurut Wardani, sebagaimana yang dikutip oleh J.J. Hasibuan
menyatakan bahwa prinsip-prinsip menjelaskan perlu dipahami antara
lain:
1) Penjelasan dapat diberikan di awal, ditengah, atau diakhi jjam
pertemuan, tergantung pada keperluan.
2) Penjelasan dapat diselingi tanya-jawab.
3) Penjelasan harus relevan dengan tujuan pelajaran.
4) Penjelasan dapat diberikan bila ada pertanyaan dari siswa atau
direncanakan oleh guru.
5) Materi pelajaran harus bermakna bagi siswa.
6) Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan siswa.5
d. Tujuan keterampilan menjelaskan
Tujuan dari keterampilan menjelaskan materi yaitu:
1) Membimbing murid untuk memahami materi yang dipelajari.
2) Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-
masalah.
3) Untuk memberikan balikan kepada murid menggenai tingkat
pemahamannya dan untuk mengatasi kesalah fahaman mereka.
4) Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses
penalaran serta menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan
masalah.
5) Menolong siswa untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil,
dan prinsip-prinsip secara objektif dan bernalar.
e. Pentingnya keterampilan menjelaskan
Berikut alasan lain mengapa keterampilan menjelaskan perlu dikuasai
oleh guru yaitu:

5
J.J Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 71

16
1) Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar
penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada umumnya
pembicaraan lebih didominasi oleh guru dari pada oleh siswa.
2) Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi
muridnya.
3) Tidak semua murid dapat mengggali sendiri pengetahuan dari buku
atau dari sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu
menjelaskan hal-hal tertentu.
4) Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh
murid dalam belajar. Guru perlu membantu murid dengan cara
memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan
materi yang diperlukan.6
f. Tahapan-tahapan dalam keterampilan menjelaskan
1) Menyampaikan Informasi. Menyampaikan Informasi diartikan
memberitahu tentang materi atau informasi yang belum diketahui
sebelumnya dalam bentuk menyampaikan fakta dan memberikan
arahan serta disampaikan hanya untuk diketahui saja, dalam
pembelajaran menyampaikan informasi berarti memberitahu
tentang definisi atau pengertian dasar tentang materi yang akan
diajarkan.
2) Isi yang disampaikan menunjukkan “apa” atau “bagaimana”
sesungguhnya suatu hal itu terjadi. Guru mencoba menguraikan
istilah-istilah yang belum dikenal peserta didik juga menguraikan
pembelajaran baru dengan cara dikaitkan dengan pengalaman
peserta didik. Jadi, dalam hal ini isi bersifat tentang pengertian
ataupun istilah.

6
Moch Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 89

17
3) Isi yang disampaikan menunjukkan “mengapa” atau “untuk apa”
sesuatu terjadi demikian, yang menunjukkan hubungan atau
korelasi antara dua hal yang berkaitan atau lebih dan menunjukkan
suatu kausalitas (sebab-akibat).
4) Memberi Motivasi. Motivasi berarti dorongan atau penguatan,
berarti kemampuan untuk memberikan dorongan semangat agar
menimbulkan minat
5) Mengajukan Pendapat Pribadi. Sebaiknya didahului dengan kata-
kata “menurut pendapat saya sendiri” dan disertai alasan-alasan
fakta atau data yang mendukung pendapatnya itu.
6) Pemberian Contoh. Memberikan contoh yang nyata agar siswa
mendapatkan pemahaman yang baik dan meyakinkan peserta didik
terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari.
7) Tahap akhir dalam kegiatan menjelaskan adalah tahap latihan,
dengan latihan siswa secara individu atau dengan bimbingan guru
mencari hubungan sebab-akibat pada peristiwa yang lainnya.

4. Keterampilan Memberi Penguatan


a) Pengertian keterampilan memberi penguatan
Keterampilan memberi penguatan merupakan suatu alat
pendidikan yang menyenangkan berupa pujian, hadiah dan tanda
penghargaan yang bertujuan untuk memperkuat tingkah laku anak
didik yang sudah baik, atau juga sebagai suatu keterampilan yang
memberi penguatan berupa respon positif dari guru kepada anak didik
yang telah melakukan suatu perbuatan baik. Pemberian penguatan ini
dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak didik lebih giat
berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar dan siswa agar
mengulangi lagi perbuatan yang baik, walaupun pemberian penguatan

18
sangat mudah pelaksanaannya, namun kadang-kadang banyak diantara
guru yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada muridnya
yang melakukan perbuatan baik.
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon,
apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkh laku siswa, yang
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback)
bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagi suatu tindak
dorongan ataupun koreksi. Atau, penguatan adalah respon terhadap
suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut
dimaksudkan untuk mengajar atau membesarkan hati siswa agar lebih
giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.
b) Tujuan pemberian penguatan
Adapun tujuan pemberian penguatan antara lain sebagai berikut :
1) Meningkatkan perhatian murid.
2) Melancarkan/memudahkan proses belajar.
3) Membangkitkan dan mempertahankan motivasi.
4) Mengontrol/mengubah sikap yang mengganggu kelas ke arah yang
positif dan produktif.
5) Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar.
6) Mengarahkan pada cara berpikir kreatif, produktif dan penuh
inisiatif.
c) Prinsi-prinsip pemberian penguatan
Pemberian penguatan kepada murid-murid dilandasi oleh beberapa
prinsip, antara lain sebagai berikut:
1) Kehangatan
Pada saat memberikan penguatan, hendaknya menampakan
kehangatan sikap guru, baik dengan suara, mimik, maupun gerakan

19
badan (gestural). Pemberian penguatan disertai kehangatan
mempunyai pengaruh yang lebih kuat. Tentu saja, kehangatan yang
diberikan tersebut harus realistis, dalam arti tidak dibuat-buat, tidak
berlebihan dan diberikan secara tulus ikhlas.
2) Antusiasme
Sikap antusiasme guru dalam memberikan penguatan dapat
mendorong murid-murid untuk meningkatkan motivasi belajarnya.
Antusias guru dalam memberikan penguatan dapat menimbulkan
kesan pada murid-murid akan kesungguhan dan ketulusan guru.
d) Komponen keterampilan pemberian penguatan
Penerapan keterampilan dasar mengajar khususnya memberi
penguatan terdiri atas beberapa komponen yang disesuaikan dengan
usia murid, tingkat kematangan, kebutuhan dan latar belakang, tujuan
dan sifat tugas yang diberikan. Adapun komponen-komponen tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Penguatan verbal (verbal reinforcement)
Penguatan ini dapat berbentuk komentar pendek, pujian,
pengakuan atau dukungan yang dapat membesarkan hati murid dan
merupakan respon langsung terhadap urun pendapat, hasil
pekerjaan atau tingkah laku positif dari murid-murid.
2) Penguatan berupa mimik dan gerakan badan (gestural
reinforcement)
Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimic, gerakan wajah,
gerakan anggota badan dan sebagainya, yang dapat memberikan
kesan khusus bagi murid-murid yang bersangkutan.
3) Penguatan dengan cara mendekati (proximity reinforcement)
Guru mendekati murid untuk menyatakan adanya perhatian
dan kegembiraan terhadap hasil pekerjaan yang dicapainya.
4) Penguatan dengan sentuhan (contact reinforcement)

20
Guru dapat menyatakan penghargaan atau persetujuan kepada
murid dengan cara menepuk pundak, menjabat tangannya atau
mengangkat tangan murid yang menang (berhasil) dalam suatu
pertandingan/perlombaan atau yang berprestasi di kelas.
5) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan (activity
reinforcement)
Guru dapat menggunakan kegiatankegiatan atau tugas-tugas
tertentu yang disenangi murid. Misalnya: murid yang lebih dahulu
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dapat diminta untuk
membantu teman-temannya dalam pekerjaan tersebut.
6) Penguatan berupa simbol atau benda (token reinforcement)
Penggunaan penguatan ini dalam berbagai macam simbol atau
benda. Berupa simbol misalnya, komentar tertulis pada buku murid;
sedangkan yang berupa benda dalam bentuk kartu bergambar,
bintang, lencana dan benda-benda yang murah harganya tetapi
memiliki arti simbolis.
e) Cara penggunaan penguatan
Penggunaan Keterampilan mengajarkan penguatan yang efektif dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut:
1) Bervariasi
Penguatan yang diberikan merupakan kombinasi yang tepat
antara beberapa komponen. Misalnya antara penggunaan verbal
dengan gestural, penguatan verbal dengan gerakan mendekati
murid.
2) Diberikan dengan segera/langsung
Penguatan seharusnya diberikan segera setelah munculnya
tingkah laku atau respon murid yang diharapkan.
3) Penguatan tak penuh

21
Apabila murid memberikan jawaban yang sifatnya sebagian
benar, guru hendaknya jangan langsung member respon
menyalahkan murid tersebut.
4) Penguatan pada pribadi tertentu
Penggunaan penguatan harus jelas ditunjukan kepada murid
tertentu. Oleh karena itu pandangan guru harus jelas ditunjukan atau
diarahkan kepada murid yang memperoleh penguatan.
5) Penguatan kepada kelompok
Keberhasilan proses pembelajaran dapat dicapai oleh kelas
secara keseluruhan. Oleh karena itu, penguatan dapat diberikan
secara keseluruhan.7

5. Keterampilan Mengadakan Variasi


a. Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi
Menurut agung & wibawa, 2014 salah satu hal yang
mempengaruhi efektifitas kegiatan belajar di kelas adalah rasa bosan
yang timbul pada diri siswa., guru dituntut untuk kreatif di dalam kelas
untuk mengatasi atau mencegah datangnya rasa bosan pada siawa.
Kreativitas guru tersebut dapat di tuangkan dalam keterampilan guru
untuk melakukan variasi dalam mengajar.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa serta
mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Keterampilan mengadakan
variasi ini dapat juga dipakai untuk pengunaan keterampilan mengajar
yang lain, seperti dalam mengunakan ketrampilan bertanya memberi
pengutan, menjelaskan dan sebagainya (saud,2010:70).

7
Ni Kadek Wita Pradnyayoni. Keterampilan Dasar Mengajar Memberi Penguatan Pada Siswa Sekolah
Dasar. ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar. vol. 1 no. 1,( 2017), h. 1-48.

22
Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa Keterampilan
mengadakan variasi adalah suatu proses perubahan dalam
pembelajaran yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan dan
kebosanan serta berubahnya mood siswa dalam proses pembelajaran
untuk menerima bahan pengajaran yang di berikan guru dan
memusatkan perhatian siswa sehingga siswa agar dapat selalu aktif
dan terfokus dalam proses pembelajaran. Keterampilan mengadakan
variasi ini juga dapat digunakan untuk penggunaan lketerampilan
mengajar yang lain, seperti dalam menggunakan keterampilan
bertanya, memberi penguatan, menjelaskan dan sebagainya.
b. Tujuan mengadakan variasi
Dalam mengadakan variasi dalam sebuah pembelajaran guru perlu
mengerti dan memahami terlebih dahulu apa sebenarnya tujuan dari
mengadakan variasi tersebut. Setelah guru mengetahui hal tersebut
maka guru akan lebih mudah menerapkan pembelajaran di dalam kelas.
Adapun tujuan pokok dari pengadaan variasi dalam kelas antara
lain:
1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-
aspek pembelajaran.
2) Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan
belajar yang lebih baik.
3) Meningkatkan kadar CBSA dalam proses belajar mengajar dengan
melibatkan siswa dengan berbagai tingkat kognitif.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan variasi
Dalam mengadakan variasi di dalam proses belajar mengajar
seorang guru harus memperhatiakan hal-hal sebagai berikut :
1) Keterampilan mengajar variasi serta hubungannya dengan
keterampilan-keterampilan guru profesionnal lainnya, seperti

23
penguasaan berbagai metode mengajar dan keterampilan
mengajukan pertanyaan.
2) Penggunaan berbagai ketrampilan mengajar dengan variasi perlu
direncanakan sebelumnya dan sebaliknya dicantumkan dalam
satuan pelajaran yang harus disusun sebagai persiapan mengajar.
3) Penggunaan variasi sangat dianjurkan, tetapi harus luwes dan wajar
serta sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pemakaian variasi yang
berlebihan justru akan menimbulkan kebingungan dan mengganggu
proses belajar mengajar. oleh karena itu guru perlu memperhatikan
reaksi siswa, baik reaksi tingkah laku ataupun reaksi perhatian
siswa.
d. Komponen-komponen keterampilan mengajar mengadakan variasi
Variasi dalam mengajar dapat dilakukan dengan penggunaan suara
maupun dengan isyarat-isyarat non verbal, seperti pandangan mata,
ekspresi roman muka, gerak-gerik tangan atau kepala dan gerak badan.
Selain itu masi ada isyarat ekstra verbal yaitu intonasi dan warna serta
bunyian. Komponen utama dalam mengadakan variasi adalah :
1) Variasi dalam gaya mengajar
a) Penggunaan variasi suara.
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari
tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari gembira
menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-
kata tertentu.
b) Pemusatan perhatian siswa.
Guru dapat memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang
dianggap penting dapat dengan gaya bahasa menurut kebutuhan
anak.
c) Kesenyapan guru.

24
Adanya kesenyapan, atau “selingan diam” yang tiba-tiba dan
disengaja selagi guru menerangkan sesuatu, merupakan alat yang
baik untuk menarik perhatian siswa.
d) Mengadakan kontak pandang dan gerak.
Apabila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya,
sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke
mata murid-murid untuk menujukkan adanya hubungan yang
akrab dengan mereka.
e) Gerakan badan dan mimik.
Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan
badan adalah aspek yang sangat pentingdalam berkomunikasi.
Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti
dari pesan lisan yang di maksudkan.
f) Pergantian posisi guru di dalam kelas.
Pergantian guru di dalam kelas dapat di gunakan untuk
mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali dalam
menyampaikan pelajaran di dalam kelas, gerakan hendaknya
bebas,tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif.
2) Variasi dalam penggunaan media pembelajaran
Media pembelajaran, apabila di tinjau dari indera yang di gunakan,
dapat di golongkan ke dalam tiga bagian,yakni dapat di dengar,
dilihat, dan diraba. Pergantian penggunaan jenis yang lain
mengharuskan anak menyesuaikan inderanya, sehingga dapat
mempertinggi perhatisnya. Hal itu karena setiap mempunyai
perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Ada
anak yang termasuk tipe visual, auditif, atau motorik.
a) Variasi yang dapat dilihat.
Media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah:grafik, bagan,
poster, gambar, film, dan slide.

25
b) Variasi media yang dapat didengar.
Suara guru termasuk di dalam media komunikasi yang utama
didalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi,
puisi, sosiodrama, telepon, dapat di pakai sebagai penggunaan
indera dengan di variasikan dengan indera lainya.
c) Variasi media yang dapat diraba, di manipulasi dan di gerakan.
Yang termasuk di dalam hal ini, misalnya peragaan yang di
lakukan oleh guru atau siswa, model, patung, topeng, dan boneka
yang dapat di gunakan anak untuk di raba, di pergerakan dan di
manipulasi.
d) Variasi media yang dapat di dengar.
e) Media yang termasuk ini, misalnya film, televisi,slide projektor
yang di iringi penjelasan guru. Tentu saja penggunanyaa sesuai
dengan tujuan yang hendak di capai.
3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
nemiliki corak yang sangat beraneka ragam. Mulai dari kegiatan
yang di dominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang di
lakukan oleh siswa. Hal ini bergantung pada ketrampilan guru
dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Penggunaan variasi
pola interaksi guru-siswa dan siswa-siswa agar kegiatan
pembelajaran tidak menimbulkan kebosanan, kejenuhan. Suasana
kelas pun menjadi hidup.
a. Prinsip-prinsip penggunaan keterampilan mengadakan variasi
1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu
yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Penggunaan variasi yang wajar dan beragam dianjurkan
dalam prinsip ini. Sedangkan pemakaian yang berlebihan

26
akan menimbulkan kebingungan dan dapat mengganggu
proses belajar mengajar.
2) Variasi harus digunakan dengan lancar dan
berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian
siswa dan tidak mengganggu proses pembelajaran.
3) Variasi harus direncanakan secara baik, dan secara eksplisit
dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.8

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


a. Pengertian keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Membimbing diskusi kelompok berarti suatu proses yang
teratur dengan melibatkan kelompok peserta didik dalam interaksi
tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagi informasi
atau pengalaman mengambil keputusan. Drs. Muhammad Uzair
Usman mengatakan bahwa diskusi kelompok kecil adalah peserta
didik berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pembinaan
guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau
pengambilan keputusan, dilaksanakan dalam suasana terbuka.9
Menurut tim pengembang materi Akta IV UPI, bahwa yang
dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses pembicaraan
yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap
muka yang informasl dengan tujuan berbagi pengalaman atau
informasi, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Depdikbud merumuskan pengertian diskusi kelompok adalah
siswa melaksanakan diskusi dalam kelompok-kelompok kecil di

8
Afid Buharnuddin. 2017. “Keterampilan Mengadakan Variasi”, diakses dari
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2017/07/16/keterampilan-mengadakan-variasi/, pada tanggal
28 Februari 2022, pukul 20.15
9
Zainal Asril, Micro Teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan, (Jakarta: Rajawali
Pers,2012), h.79

27
bawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagi informasi,
memecahkan masalah atau mengambil keputusan (1985).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketrampilan membimbing
diskusi kelompok kecil adalah suatu ketrampilan yang harus dimiliki
oleh seorang guru untuk membina dan mengarahkan para siswanya
dalam melakukan diskusi dalam kelompok kecil, dimana diskusi
kelompok tersebut memiliki tujuan memecahkan masalah bersama,
dilakukan secara teratur, dilakukan dengan cara berbagi pengalaman
atau pengetahuan di anatara siswa secara langsung atau tatap muka.
b. Tujuan dan Manfaat Diskusi Kelompok
Kegiatan diskusi dalam proses pembelajaran dilakukan untuk
memberi kesempatan kepada siswa membahas suatu permasalahan
atau topik dengan cara setiap siswa mengajukan pendapat, saling tukar
pemikiran untuk memperoleh kesimpulan bersama dari diskusi yang
telah dilakukan. Ada pun tujuan dan manfaat diskusi antara lain:
1) Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai
terhadap pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta diskusi.
2) Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas
dan bertanggung jawab, terbiasa mengemukakan pendapat,
bertukar pikiran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
3) Mendorong pembelajaran secara aktif, yaitu siswa dalam
membahas suatu topik pembelajaran tidak selalu menerima dari
guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam kelompok siswa belajar
mengembangkan kemampuan berpikirnya, belajar memecahkan
masalah.
4) Menumbuhkan rasa percaya diri, yaitu dengan kebiasaan untuk
berargumentasi yang dilakukan antar sesama teman dalam
kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan terbinanya rasa

28
percaya diri siswa untuk mengajukan pendapat maupun mencari
solusi pemecahan
c. Langkah-langkah Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi dalam proses pembelajaran termasuk ke dalam satu
jenis metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk
diskusi diarahkan untuk terjadinya proses pembelajaran. Setiap metode
pembelajaran termasuk diskusi diarahkan untuk terjadinya proses
pembelajaran secara aktif dan efektif untuk mencapai tujuan
(kompetensi) pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu agar
kegiatan diskusi dapat berjalan dengan lancar, maka dalam
melaksanakan kegiatan diskusi tersebut harus memperhatikan atau
mengikuti beberapa aspek berikut :
1) Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi.
Kegiatannya antara lain : merumuskan tujuan dan topik yang akan
didiskusikan, mengembangkan masalah, catat kesalahan yang
menyimpang.
2) Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan
supaya jelas, menjelaskan gagasan peserta didik dengan
memberikan informasi yang jelas.
3) Menganalisis pendapat peserta didik, antara lain menganalisis
alasan yang dikemukakan memiliki dasar yang kuat, menjelaskan
hal-hal yang telah disepakati.
4) Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup mengajukan
beberapa pertanyaan menantang siswa untuk berpikir, memberikan
contoh-contoh verbal, memberikan waktu berpikir, dan memberi
dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh perhatian.
5) Meningkatkan partisipasi siswa.
6) Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi,
terkait dengan memancing semangat berpikir peserta didik,

29
memberikan kesempatan kepada yang belum berbicara, mengatur
jalannya sidang diskusi, dan mengomentari pendapat yang
dikemukakan.
7) Menutup diskusi merupakan kegiatan akhir dalam diskusi.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan guru saat membimbing diskusi
kelompok kecil
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan harus dihindari oleh seorang guru
dalam membimbing diskusi kelompok kecil yakni:
1) Mendominasi diskusi.
2) Membiarkan peserta didik memonopoli.
3) Membiarkan penyimpangan diskusi.
4) Membiarkan peserta didik tidak bertanya.
5) Tidak memperjelas dan mendukung alur berpikir siswa yang salah.
6) Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

7. Keterampilan Mengelola Kelas


a. Pengertian keterampilan mengelola kelas
Keterampilan dalam mengelola kelas merupakan suatu maslah
yang sering dialami guru karena dalam mengelola sebuah kelas
sangatlah tidak mudah dalam mengendalikan puluhan siswa dengan
karakter yang berbeda-beda dan latar belakang yang dimiliki setiap
siswa juga berbeda. Dalam pengelolaan kelas guru harus mampu
melakukan nya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
yang kondusif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
efisien dan efektif.
Menurut Asril (2011:72) mengatakan “pengelolaan kelas
merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang

30
optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan
ataupun melakukan kegiatan remedial”. Pendapat
Mulyasa (2016:91) mengatakan “ pengelolaan kelas mengarah
pada peran guru untuk menata pembelajaran secara kolektif atau
klasikal dengan cara mengelola perbedaan-perbedaan kekuatan
individual menjadi sebuah aktivitas belajar bersama”.
Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan guru untuk
menciptakan kondisi belajar yang optimal, dan meningkatkan prestasi
belajar siswa. Dan dengan mengelola kelas yang baik juga mampu
mencapai tujuan pembelajaran yang efisien dan efektif sehingga
pengelolaan kelas yang baik mampu untuk memberikan pengaruh
yang posistif bagi siswa dalam peningkatan prestasi belajar.
b. Prinsip-prinsip keterampilan pengelolaan kelas
Prinsip-prinsip pengelolaan kelas merupakan sebuah konsep
yang harus diterapkan di dalam proses belajar mengajar. Maka sangat
penting bagi guru untuk menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas.
Menurut Mulyasa (2016:91) ada enam prinsip-prinsip pengelolaan
kelas yaitu:
1) Hangat dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya
iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat
bagi kegiatan belajar-mengajar yang optimal. Guru yang bersifat
hangat dan akrab secara ajek menunjukkan antusiasmenya terhadap
tugas-tugas, terhadap kegiatan-kegiatan, atau terhadap siswanya
akan lebih mudah pula melaksanakan komponen keterampilan
tersebut secara berhasil.
2) Tantangan

31
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan
meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang. Perhatian dan
minat siswa akan terpelihara dengan kegiatan guru tersebut.
3) Bervariasi
Pengunaan variasi dalam media, gaya, dan interaksi mengajar-
belajar merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari
kejenuhan serta pengulangan-pengulangan aktivitas yang
menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku
positif siswa. Jika terdapat berbagai variasi maka proses menjadi
jenuh akan berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan
keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan mengganggu
kawannya.
4) Keluwesan
Dalam proses belajar mengajar guru harus waspada mengamati
jalannya proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan
munculnya gangguan siswa. Sehingga diperlukan keluwesan
tingkah laku guru untuk dapat merubah berbagai strategi mengajar
dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain.
5) Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus
menekankan kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin
menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.
6) Penanaman disiplin diri
Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk
mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk
melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika
guru sendiri yang menjadi contoh.
c. Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas

32
Komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas pada umumnya
bagi kepada dua bagian, yakni:
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
Keterangan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta aktivitas-
aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan antara lain:
a) Sikap Tanggap
Komponen ini ditunjukkan oleh tingkah laku guru bahwa guru
hadir bersama siswa. Guru tahu kegiatan siswa, apakah
memperhatikan atau tidak, tahu apa yang siswa kerjakan.
Seakan mata guru ada di belakang kepala, sehingga guru bisa
menegurnya walaupun sedang menulis di depan kelas.
b) Membagi perhatian
Pengeloaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi
perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam
waktu yang sama.
c) Pemusatan perhatian kelompok
Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan dari waktu ke
waktu, guru mampu memusatkan perhatian terhadap tugas-
tugas.10
d. Tujuan penggunaan pengelolaan kelas
Penggunaan komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai
tujuan, baik untuk siswa maupun untuk guru. Tujuan-tujuan yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
Keterampilan mengelola kelas untuk siswa bermaksud:

10
Asmadawati. Keterampilan Mengelola Kelas. Logaritma Vol. II, No.02, (juli 2014), h. 8-9

33
1) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu
terhadap tingkah lakunya serta sadar untuk mengendalikan dirinya.
2) Membantu siswa mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai
dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru
sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
3) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta
bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.

Bagi guru tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih


keterampilannya dalam:

1) Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara


kelancaran penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat
dan baik.
2) Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan
kompetensinya di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada
siswa.
3) Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku yang
menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan serta
memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi yang
dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku
siswa yang berlebih-lebihan atau terus menerus melawan di kelas.
e. Strategi pengelolaan kelas
Secara bahasa starategi diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau
cara. Sedangkan secara umum definisi dari starategi adalah suatu garis
besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sementara itu definisi starategi dalam kaitanya dengan
pembelajaran merupakan perancanaan yang berisi tentang rangkain
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

34
Dengan adanya pengelolaan kelas, pembelajaran sebagai suatu
proses memiliki starategi dalam upaya untuk menjadikan
pembelajaran yang efektif. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru
merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi
dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan


a. Pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Dengan melakukan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap
setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru
dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Menurut Mulyasa (2016:92) mengungkapkan bahwa
“Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan merupakan
suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap peserta didik dan menjalin hubungan yang
lebih akrab antara guru dan peserta didik maupun peserta didik dengan
peserta didik”.
b. Komponen-komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan
Ada beberapa komponen keterampilan mengajar kelompok dan
perseorangan yaitu:
1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi disini guru
harus menunjukkan kehangatan, member respon positif terhadap
buah pikiran siswa.
2) Keterampilan mengorganisasi

35
Selama kegiatan kelompok kecil dan perseorangan dilakukan,
disini guru berperan sebagai organisator yang mengatur kegiatan
dari awal sampai akhir.
3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Disini guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami
frustasi,dengan cara memberikan penguatan yang merupakan
dorongan yang penting bagi siswa untuk maju.
4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar
Tugas guru adalah membantu siswa melakukan kegiatan,baik
secara perorangan maupun kelompok. Untuk itu guru harus
membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar yang tepat bagi
setiap siswa dan kelompok serta mamp melaksanakannya.
c. Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
1) Tujuan keterampilan mengajar perorangan
a) Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada
siswa
b) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada
siswa.
c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif.
d) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa,
maupun antara siswa dengan siswa.
2) Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil
a) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika
kelompok .
b) Memberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih
memecahkan masalah dan cara hidup secara rasional dan
demokratis.

36
c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
sikap sosial dan semangat gotong royong.
d. Kelebihan dan kekerungan mengajar kelompok kecil dan perorangan
1) Kelebihan
a) Dalam proses mengajar ini memungkinkan penyerapan
pelajaran pada setiap siswa dapat lebih maksimal.
b) Guru dapat lebih mudah melakukan pendekatan pada setiap
masing-masing siswa sehingga guru dapat memahami karakter
masing-masing siswa, jadi guru lebih mudah menentukan
metode pembelajaran yang cocok untuk siswa.
2) Kekurangan
a) Pengembangan informasi kurang luas karena keterbatasan
siswa.
b) Kurangnya motivasi siswa dalam bersaing karena variasi
karakter siswa terbatas.
c) Kurangnya jiwa sosial pada siswa.

37
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan mengajar adalah kemampuan seorang guru dalam
menyampaikan materi pelajaran seperti penguasaan materi pelajaran dan
memilih metode yang tepat untuk pembelajaran agar efektif dan efisien.
Macam-macam keterampilan mengajar, yaitu:
1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
2. Keterampilan bertanya
3. Keterampilan menjelaskan
4. Keterampilan memberi penguatan
5. Keterampilan mengadakan variasi
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

B. Saran
Sebagai manusia biasa, pasti makalah ini jauh kata kesempurnaan baik
isi maupun penulisannya. Masih banyak yang kurang tepat bila dilihat dari
sudut kebahasaan. Tetapi pemakalah berusaha mencoba menghasilkan
makalah yang bermanfaat bagi orang lain. Semoga makalah ini dapat
membantu meningkatkan pengetahuan kita tentang pengaruh sarana dan
prasarana pendidikan bagi para peserta didik. Segala kritik dan saran akan
kami terima dengan lapang hati.

38
DAFTAR PUSTAKA

Asmadawati. 2014. Keterampilan Mengelola Kelas. Logaritma Vol. II, No.02

Asril, Zainal. 2012. Micro Teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman


Lapangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Hasibuan. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ni Kadek Wita Pradnyayoni. 2017. Keterampilan Dasar Mengajar Memberi


Penguatan Pada Siswa Sekolah Dasar. ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar.
vol. 1 no. 1.

Usman, Moch Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya

Winataputra, Udin S. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

https://repository.uir.ac.id/2222/3/BAB%20II.pdf

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_2TA6120233.pdf

http://repository.uin-suska.ac.id/12165/7/7.%20BAB%20II.pdf

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2017/07/16/keterampilan-mengadakan-
variasi/

39

Anda mungkin juga menyukai