Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PEMODELAN MATEMATIKA

Tentang

Model Matematika Kecanduan Terhadap Aibon

Disusun Oleh :

Titik Sandra : 1914040028

Dosen Pengampu :

Andi Susanto S.Si, M.Sc

TADRIS MATEMATIKA A

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1443 H / 2022 M
MODEL MATEMATIKA KECANDUAN TERHADAP AIBON

Model ini menceritakan tentang anak-anak jalanan yang kecanduan


menggunakan aibon. Aibon ini merupakan nama produk tekstil yang banyak
dikenal dimasyarakat. Aibon adalah produk bahan tekstil yang digunakan untuk
lem atau perekat. Penyalahgunaan lem aibon yang seharusnya digunakan untuk
merekatkan atau digunakan untuk lem, akan tetapi disalahgunakan untuk
dikonsumsi dengan dihirup. Penyalahgunaan ini mengakibatkan perubahan
perilaku anak jalanan atau sering disebut dengan istilah kecanduan.
Kandungan aibon yang mengakibatkan perilaku kecanduan adalah
Lysergic Acid Diethyilamide (LSD). Kandungan zat aditif berbahaya tersebutlah
yang mengakibatkan kecanduan atau ketagihan. Selain rasa candu yang muncul
akibat mengkonsumsi aibon, muncul juga dampak kerusakan sel-sel tubuh,
membuat tidak stabil dan sakit bahkan dapat menyebabkan meninggal.
Kecanduan akibat Lysergic Acid Diethyilamide (LSD) memperlihatkan
perilaku dalam system endemik. Oleh karenanya, untuk pemodelan matematika
dapat di peroleh. Model disusun dalam pembagian klaster populasi tertutup.
Populasi potensial, populasi pecandu aktif dan populasi pecandu yang berhenti.
Pada system model titik equilibrium yang memungkinkan muncul ada tiga, yaitu
E0, E1, dan E2. Sementara dari ketiga equilibrium tersebut yang asimtotik stabil
adalah E1. Diperoleh juga nilai Reproduction number (R0) yang sebesar R0 = 0.
01994301994. Dari nilai R0 yang diperoleh inilah dapat dinyatakan bahwa untuk
populasi pecandu aktif dapat direduksi.
Model matematika kecanduan terhadap aibon ini disajikan untuk
mengetahui kelakuan solusi model dan laju perubahan pecandu aktif jika
dilakukan pengontrolan dan jika tidak dilakukan pengontrolan.
Volume 2, No. 1, Maret 2020

Axiomath: Jurnal Matematika dan Aplikasinya, Vol 2, No 1, Maret 2020 10


MODEL MATEMATIKA KECANDUAN TERHADAP
AIBON
Pratama, R. A1), Ruslau, M. F. V2), Suryani, D. R3)

1)2)3)
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Musamus
Jln. Kamizaun Mopah Lama, Merauke

1)
pratama@unmus.ac.id
2)
maria_fkip@unmus.ac.id
3)
suryani_fkip@unmus.ac.id

Abstract— penelitian ini membahas model anak-anak ini dari tahun ke tahun terus meningkat
matematika kecanduan terhadap konsumsi secara signifikan sesuai dengan perkembangan
aibon. Dalam skema asumsi kasus kecanduan perkembangan kota megapolitan. Fokus penelitian
aibon mendekati kondisi riil. Kecanduan akibat ini akan membahas mengenai suatu prilaku anak-
senyawa Lysergic Acid Diethyilamide (LSD) anak yang didefinisikan sebagai anak-anak jalanan
memperlihatkan prilaku dalam system endemik. (Hamdan, 2015). Fenomena anak-anak jalanan ini
Oleh karenanya, untuk pemodelan matematika semakin hari semakin memprihatinkan. Anak
dapat di peroleh. Model disusun dalam jalanan adalah anak yang banyak menghabiskan
pembagian klaster populasi tertutup. Populasi waktu dijalanan.
potensial, populasi pecandu aktif dan populasi Sebab munculnya anak jalanan banyak di
pecandu yang berhenti. Pada sistem model titik jelaskan dalam jurnal-jurnal sosial. Akan tetapi
equilibrium yang memungkinkan muncul ada banyak peneliti bersepakat mendefinisikan faktor
tiga, yaitu 𝑬𝟎 , 𝑬𝟏 dan 𝑬𝟐 . Sementara dari ketiga utama yang mengakibatkan anak berada dan hidup
equilibrium tersebut yang asimtotik stabil adalah 𝑬𝟏 . dijalanan adalah problem psikososial dan problem
Diperoleh juga nilai Reproduction number (𝑹𝟎 ) sosial ekonomi. Problem psikososial merujuk pada
yaitu sebesar 𝑹𝟎 = 𝟎. 𝟎𝟏𝟗𝟗𝟒𝟑𝟎𝟏𝟗𝟗𝟒. Dari nilai 𝑹𝟎 keharmonisan hubungan sosial (Maududi, 2017).
yang diperoleh inilah dapat dinyatakan bahwa Hubungan sosial yang terbentuk pada keluarga dan
untuk populasi pecandu aktif dapat direduksi. lingkungan. Ketidakharmonisan atau kurangnya
Model matematika kecanduan terhadap aibon perhatian keluarga bisa menjadi anak-anak mencari
ini disajikan untuk mengetahui kelakuan solusi tempat pelarian dijalanan. Sementara untuk
model dan laju perubahan pecandu aktif jika problem sosial ekonomi lebih merujuk pada
diakukan pengontrolan dan jika tidak kemiskinan dan kesejahteraan keluarga atau
dilakukan pengontrolan. masyarakat. Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
menjadi masalah paling klasik, sehingga anak-anak
Kata Kunci— Model matematika, kecanduan, terpaksa mencari tambahan dan kelayakan
aibon. dijalanan.
United Nations (UN) menyampaikan
I. PENDAHULUAN perkiraannya bahwa, terdapat sekitar 150 juta anak
Usia-usia paling menentukan perkembangan jalanan secara global. Jumlah ini terus diperkirakan
manusia adalah pada usia anak-anak. Pada usia akan semakin bertambah setiap tahunnya
inilah proses pembelajaran dan pendidikan harus (UNICEF, 2001). Sementara dari jumlah global, di
benar-benar fokus membentuk karakter. Asia ada sekitar anak jalanan yang masih belum
Pembentukan karakter bisa melalui bidang mendapatkan hak-hak mereka (Abid & Aslam,
pendidikan formal dan keluarga (Labetubun, Ides, 2011). Sebagian anak jalanan adalah anak-anak
& Anggraeni, 2018). Kualitas usia anak-anak juga yang berusia belasan tahun, tetapi ada juga
banyak disebutkan menjadi penentu kualitas usia diantaranya yang berusia di bawah 10 tahun
remaja hingga dewasa. artinya bahwa, jika baik (Suharto, 2007).
proses pembentukan karakter anak-anak, maka Data Kementerian Sosial Republik Indonesia
akan baik pula karakter yang terbentuk di usia (2013) memperlihatkan jumlah anak jalanan tahun
dewasa (Hidaya & Mardliyah, 2020). 2013 mencapai kurang lebih 33.400 jiwa.
Dewasa ini usia anak-anak menjadi perhatian (Kemensos, 2013). Anak jalanan sangat berisiko
dunia internasional, hal ini dikarenakan banyaknya mengalami banyak permasalahan di kehidupan
usia anak-anak yang tidak mendapatkan jalanan. Masalah fisik dan mental menghantui
perkembangan yang sesuai dengan usianya. Jumlah kehidupan sehari-hari. Sementara disisi sosial

Axiomath: Jurnal Matematika dan Aplikasinya, Vol 2, No 1, Maret 2020 10


masyarakat anak jalanan selalu diidentikkan asumsi matematis. Simulasi numerik juga
dengan kebebasan, keliaran, berperilaku negatif, dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil yang
berkelahi, pengguna narkoba, seks bebas dan nge- diperoleh secara analitis pada bagian 3.
aibon.
Fokus penelitian ini adalah memperlihatkan II. METODEPENELITIAN
model matematika terhadap anak-anak jalanan A. Tahap Studi Literatur
yang menggunakan aibon. Aibon merupakan nama
Tahap studi literatur ini dilakukan untuk
produk tekstil yang banyak dikenal dimasyarakat.
menentukan identifikasi awal permasalahan.
Aibon adalah produk bahan tekstil yang digunakan
Permasalahan yang dimaksud adalah dinamika
untuk lem atau perekat. Penyalahgunaan lem aibon
kecanduan aibon yang di alami oleh populasi anak-
yang seharusnya digunakan untuk merekatkan atau
anak ajalanan di kota merauke secara khusus.
digunakan untuk lem, akan tetapi disalahgunakan
Setelah melakukan identifikasi pada konteks sistem
untuk dikonsumsi dengan dihirup. Penyalahgunaan
nyata di lingkungan, selanjutnya mencari sumber
ini mengakibatkan perubahan prilaku anak jalanan
referensi yang menunjang untuk peyelesaian
atau sering disebut dengan istilah kecanduan.
permsalahan penelitian. Sumber referensi ini
Kecanduan merupakan suatu prilaku yang sering
dikembangkan dari sistem endemik secara
terjadi atau dilakukan secara berulang-ulang pada
keseluruhan dalam dinamika populasi.
alam bawah sadar (Wjayanti, Nteseo, Aini, & Taha,
2020). Perilaku kecanduan ini sering sekali di B. Tahap Rancangan Penelitian
konotasikan pada sifat yang negatif atau prilaku Tahap rancangan awal penelitian adalah
yang tidak bagus untuk manusia. Beberapa bentuk menentukan sistem model endemik yang dipilih.
kecanduan yang sering kita dengar adalah Menyertakan asumsi yang digunakan dalam model
kecanduan narkoba atau kecanduan rokok. Bahkan populasi tersebut. Asumsi yang dibuat selalu
dalam konteks sosial dan agama kata kecanduan didekatkan pada kondisi riil yang sebenarnya. Pada
menjadi terminologi yang buruk di sosial tahap ini asumsi model endemik menjadi sangat
masyarakat. penting untuk keberlanjutan perhitungan hasil pada
Kandungan aibon yang mengakibatkan perilaku penelitian.
kecanduan adalah Lysergic Acid Diethyilamide
(LSD). Kandungan zat aditif berbahaya tersebutlah C. Tahap Kesimpulan
yang mengakibatkan kecanduan atau ketagihan. Tahap akhir dari penelitian ini adalah
Selain rasa candu yang muncul akibat kesimpulan yang diambil dari proses pebentukan
mengkonsumsi aibon, muncul juga dampak model dan simulasi numerik. Kesimpulan akan
kerusakan sel-sel tubuh, membuat tidak stabil dan mempertegas hasil yang dicapai dalam penelitian.
sakit bahkan dapat menyebabkan meninggal.
Kebanyakan yang mengkonsumsi aibon berada III. HASILDANPEMBAHASAN
pada rentang usia yang relatif masih belia atau A. Model Matematika
anak-anak. Usia yang seharusnya mendapatkan Banyak literatur yang mengkaji teori matematika
naungan pendidikan karakter yang layak seperti pada konsep pemodelan penyakit dan epidemi.
anak-anak lainya. Asumsi utama yang mendasari bentuk model ini
Tujuan dari artikel ini adalah menyajikan model adalah bahwa anak sehat melakukan interaksi
matematika untuk mempelajari atau dengan anak yang terinfeksi dan menjadi infektif.
mengambarkan sistem prilaku kecanduan terhadap Dinamika model kecanduan aibon sangat mirip
konsumsi aibon oleh anak-anak jalanan. Tentu dengan merokok dan epidemi (Kasbawati, 2017).
tidak semua usia anak-anak terpengaruh oleh Di sini juga diasumsikan anak yang bukan
prilaku konsumsi aibon. Oleh sebab itu definisi pengonsumsi aibon bertemu dengan pengonsumsi
anak-anak jalanan menjadi sangat penting dalam aibon aktif dan mulai mengkonsumsi aibon karena
penelitian ini. Artikel ini disusun sebagai berikut: pengaruh teman sebayanya (Pratama, Ruslau,
pada bagian 1, melakukan asumsi perilaku yang Nurhayati, & Laban, 2019). Berdasarkan model
sangat mendekati dengan kejadian sebenarnya. epidemi, diusulkan suatu bentuk model matematika
Pada bagian ini variabel-variabel model untuk mengambarkan kecanduan terhadap prilaku
matematika di asumsikan. Pada bagian 2, mencari konsumsi aibon oleh anak-anak jalanan.
kesetimbangan dan kestabilan dari model yang Pertimbangan untuk populasi yang ada pada
telah disusun. Pada bagain ini akan dicari nilai suatu wilayah dengan total populasi 𝑇 setiap saat 𝑡
eigen yang memperlihatkan model matematika (Ruslau, Pratama, Nurhayati, & Asmal, 2019).
kecanduan aibon menuju stabil. Pada bagian 3, Seluruh populasi dibagi menjadi anak yang tidak
rumusan 𝑅0 akan diperlihatkan dari model yang mengkonsumsi aibon, non-aibon (𝑁), anak yang
telah stabil (Nurhayati, Pratama, & Ruslau, 2019). merupakan pengonsumsi aibon (𝐻) dan anak yang
Pada bagian 4, diberikan simulasi numerik dari sudah berhenti mengkonsumsi aibon (𝑃). Untuk
variabel dalam model tersebut. Pengambilan asumsi angka kematian seimbang dengan angka
parameter dilakukan berdasarkan referensi dan kematian, sehingga total populasi konstan

Axiomath: Jurnal Matematika dan Aplikasinya, Vol 2, No 1, Maret 2020 11


(Pratama, Toaha, & Kasbawati, 2019). Perilaku 𝑑𝑛
non-aibon mulai mengkonsumsi aibon karena = 𝜑 − 𝛽𝑎𝑛 − 𝜑𝑛,
𝑑𝑡
pengaruh teman sebaya dan bergabung dengan 𝑑ℎ
kelompok anak konsumsi aibon dengan kecepatan = 𝛽ℎ𝑛 − 𝛾ℎ + 𝜌ℎ𝑝 + 𝜎𝑝 − 𝜑ℎ, (2)
𝑑𝑡
(𝛽𝑁𝐻/𝑇). 𝑑𝑝
= 𝛾ℎ − 𝜌ℎ𝑝 − 𝜎𝑝 − 𝜑𝑝,
Perilaku kecanduan yang telah menjadi 𝑑𝑡
kebiasaan anak-anak jalanan sangat sulit Menggunakan 𝑝 = 1 − ℎ − 𝑛, pada model (2)
dihilangkan secara psikologi. Anak yang sudah dibentuk diagram skematik untuk model (1) dapat
kecanduan LSD akan memiliki hasrat yang kuat, diperlihatkan sebagai berikut:
sehingga sulit untuk langsung berhenti 𝜎𝑃
mengkonsumsi aibon. Selain itu, pengaruh
interaksi teman sebaya juga menggoda kembali 𝛽𝐻𝑁
𝜑𝑇 𝛾𝐻
anak-anak aibon dengan tekat yang lemah untuk 𝑁 𝐻 𝑃
/𝑇
kembali kepada kelompok pengkonsumsi aibon. 𝜑𝑃
Penelitian ini juga dipertimbangkan perilaku 𝜑𝑁 𝜑𝐻
kambuh yang linier yaitu 𝜎𝑃 dan perilaku kambuh 𝛽𝐻𝑁
yang non-linier 𝜌𝑃𝐻/𝑇, keduanya menjadi bahan /𝑇
pertimbangan dalam proses pemodelan dalam Gambar 1. diagram skematik untuk model (1)
penelitian ini (Pratama, Palobo, & Ruslau, 2019). Model (2) dapat dibentuk kedalam model yang
Pada asumsi yang dijelaskan di atas, model lebih sederhana, untuk menyederhanakan
matematika untuk kecanduan aibon diberikan oleh perhitungan, yaitu
sistem nonlinier berikut persamaan diferensial 𝑑𝑛
biasa: = 𝜑 − 𝛽ℎ𝑛 − 𝜑𝑛,
𝑑𝑡
𝑑𝑁 𝑁𝐻 𝑑ℎ
= 𝜑𝑇 − 𝛽 − 𝜑𝑁, = 𝛽ℎ𝑛 − 𝛾ℎ + 𝜌ℎ(1 − ℎ − 𝑛) (3)
𝑑𝑡 𝑇 𝑑𝑡
𝑑𝐻 𝑁𝐻 𝑃𝐻 + 𝜎(1 − ℎ − 𝑛) − 𝜑ℎ,
=𝛽 − 𝛾𝐻 + 𝜌 + 𝜎𝑃 − 𝜑𝐻, (1)
𝑑𝑡 𝑇 𝑇
𝑑𝑃 𝑃𝐻 Pada model (3) selalu memiliki nilai
= 𝛾𝐻 − 𝜌 − 𝜎𝑃 − 𝜑𝑃,
𝑑𝑡 𝑇 equilibrium yang menunjukan bebas kecanduan
dimana, 𝑁(0) = 𝑁0 > 0, 𝐻(0) = 𝐻0 > 0, dan aibon yaitu 𝐸0 = (𝑛 = 1, ℎ = 0, 𝑝 = 0), dari
𝑃(0) = 𝑃0 ≥ 0. seluruh populasi bukan pecandu aibon. Model (3)
Dari model diatas, 𝜑 menunjukkan tingkat usia juga menunjukkan nilai equilibrium endemik yaitu
pertumbuhan anak pengonsumsi aibon dan angka 𝐸1 = (𝑛∗ , ℎ∗ , 𝑝∗ ).
kematian, yang diasumsikan identik. Konstanta 𝛽 Untuk menyelesaikan persamaan model (3)
adalah laju tingkat interaksi efektif, yang digunakan 𝑑𝑛/𝑑𝑡 = 0, 𝑑ℎ/𝑑𝑡 = 0, dan 𝑑𝑝/𝑑𝑡 =
merupakan gabungan dari jumlah rata-rata 0. Sementara untuk setiap nilai equilibrium dapat
interkasi yang berpengaruh untuk bukan pecandu diperlihatkan dalam bentuk 𝑥 = ℎ∗ , sebagai
aibon dalam satuan waktu 𝑡 dan kemungkinan berikut:
menjadi pecandu aibon setelah berinteraksi dengan 𝜑
ℎ∗ = (4)
pecandu aibon. Konstanta 𝛾 merupakan laju (𝛽𝑥 + 𝜑)
perubahan anak pecandu aibon yang telah berhenti, dengan melakukan subsitusi pada persamaan
akan tetapi tidak dapat dimasukan kedalam model untuk nilai 𝑛∗ = 𝑛, pada persamaan
kelompok potensial karena kebiasaan atau candu 𝜎
𝛽𝑛 − 𝛾 + 𝜌(1 − ℎ − 𝑛) + (1 − ℎ − 𝑛) − 𝜑 = 0
bisa kambuh kembali walaupun tanpa berinteraksi ℎ
dengan anak pecandu aktif. Konstanta 𝜎 dan 𝜌 Maka akan diperoleh persamaan kuadrat dalam 𝑥
merupakan laju tingkat kambuh karena dorongan yaitu,
LSD dan pengaruh teman sebaya. 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 (5)
dimana
B. Equilibrium dan Analisis Kestabilan. 𝑎 = 𝜌𝛽,
1. Equilibrium 𝑏 = (𝛾 + 𝜎 + 𝜑 − 𝜌)𝛽 + 𝜌𝜑,
Pada bagian ini akan diperoleh beberapa nilai 𝑐 = (𝛾 + 𝜎 + 𝜑 − 𝛽)𝜑 + 𝜎𝛽.
equilibrium yang digunakan untuk memperoleh dari bentuk diatas terlihat jelas bahwa untuk nilai
kestabilan model (1). Sebagai total populasi maka 𝑚 > 0 untuk semua nilai parameter yang
untuk 𝑁 + 𝐻 + 𝑃 = 𝑇 bernilai konstan untuk digunakan. Sementara untuk nilai pada parameter 𝑏
setiap waktu 𝑡. Disini juga dipertimbangkan untuk dan 𝑐 dapat bervariasi sesuai dengan parameter
𝑁/𝑇 = 𝑛, 𝐻/𝑇 = ℎ dan 𝑃/𝑇 = 𝑝 dimana 𝑛 + ℎ + yang berbeda. Untuk varibael penganti 𝑥± ,
𝑝 = 1, sehingga model baru yang terbentuk adalah menunjukan akar dari persamaan (5) yaitu:
−𝑏 ± √𝑏 2 + 4𝑎𝑐
𝑥± =
2𝑎

Axiomath: Jurnal Matematika dan Aplikasinya, Vol 2, No 1, Maret 2020 12


Dari bentuk 𝑥± diperlihatkan dua bentuk akar Sementara untuk titik equilibrium kedua yaitu
persamaan yang dapat mempengaruhi nilai 𝐸1 = (𝑛1∗ , ℎ1∗ , 𝑝1∗ ) memperlihatkan bahwa untuk
equilibrium positif dan negatif. Oleh karena itu jangka waktu yang lama dalam kumpulan anak-
pemilihan nilai dari 𝑥± akan di ambil nilai yang anak jalanan tersebut pecandu akan selalu ada dan
mengakibatkan equilibrium bernilai positif pada berpeluang untuk menyebabkan mempengaruhi
persamaan (4). atau menimbulkan pecandu aibon baru yang aktif.
Untuk titik equilibrium yang ketiga yaitu 𝐸2 =
2. Reproduction number (𝑅0 ) (−𝑛2∗ , − ℎ2∗ , 𝑝2∗ ) jelas bawah terdapat nilai yang
Pada persoalan prilaku kecanduan atau kebiasaan negatif sehingga tidak menjadi nilai yang
mengkonsumsi aibon, 𝑅0 dapat dinyatakan sebagai diperhitungkan. Titik equilibrium kedua ini
jumlah rata-rata kasus infeksi sekunder yang ditentukan dengan menganalisis kestabilan linier
dihasilkan oleh seorang pecandu aktif selama pada model (2) sama dengan nol. Adapun titik
seluruh periode interaksi dalam populasi yang equilibrium yang kedua berbentuk
sepenuhnya potensial. Nilai 𝑅0 pada sistem model 𝐸1 = (𝑛1∗ , ℎ1∗ , 𝑝1∗ ) masing-masing diperlihatkan
kecanduan diperoleh dari syarat kestabilan nilai 2𝑎
𝑛1∗ = −
yang tak endemik atau nilai endemik, karena stabil 𝑏 − 2𝑎 + √𝑏 2 + 4𝑎𝑐
atau tidaknya ditentukan melalui besar dan −𝑏 + √𝑏 2 + 4𝑎𝑐
kecilnya nilai 𝑅0 . Nilai 𝑅0 dianalisis untuk dapat ℎ1∗ =
2𝑎
menjelaskan representasi bentuk kestabilan 𝑏 2
+ 2𝑎𝑐 + 𝑏√𝑏 2 + 4𝑎𝑐
equilibrium, dengan syarat tetap yaitu 𝑝1∗ =
𝛾𝜎 (𝑏 − 2𝑎 + √𝑏 2 + 4𝑎𝑐)𝑎
𝑅0 = Dari penjelasan diatas terlihatlah bahwa nilai
(𝜑 + 𝛾)(𝜑 + 𝜎)
Dari bentuk komposisi 𝑅0 diatas dapat dilihat titik equilibrium yaitu 𝐸0 dan 𝐸1 menjadi fokus
bahwa rata-rata kasus infeksi sekunder yang penelitian untuk model kecanduan aibon. Matrik
𝛾 Jacobian akan diperlihatkan untuk melihat
dihasilkan sangat tergantung pada bentuk (𝜑+𝛾) dan
𝜎 𝛾
kesetabilan titik equilibrium yang tersedia.
(𝜑+𝜎)
. Bentuk (𝜑+𝛾)
merupakan besar laju Untuk matriks Jacobian (𝐽𝐸0 ) diperlihatkan
perubahan kasus yang berhenti mengkonsumsi 𝐽
aibon dalam setiap laju pertumbuhan populasi. −𝛽ℎ − 𝜑 −𝛽𝑛 0
𝜎
Sementara untuk (𝜑+𝜎) merupakan laju = [ 𝛽ℎ 𝛽𝑛 + 𝜌𝑝 − 𝜑 − 𝛾 𝜌ℎ + 𝜎 ]
0 −𝜌𝑝 + 𝛾 −𝜌ℎ − 𝜑 − 𝜎
pertumbuhan pecandu yang mengkonsumsi aibon
dengan memilih nilai equilibrium 𝐸0 =
kembali dalam setiap laju pertumbuhan populasi.
(𝑛0∗ , ℎ0∗ , 𝑝0∗ ) = (1,0,0) maka diperoleh bentuk
Secara umum, 𝑅0 komposisi sangat bergantung
matriks Jacobian baru dalam 𝐸0 yaitu
pada tiga variabel yaitu 𝛾, 𝜎 dan 𝜑. Besar dan
−𝜑 −𝛽 0
kecilnya nilai dari 𝑅0 sangat tergantung pada
𝐽𝐸0 = [ 0 𝛽 − 𝜑 − 𝛾 𝜎 ]
parameter 𝛾, 𝜎 dan 𝜑. Sementara, jika bentuk 𝑅0 =
0 𝛾 −𝜑 − 𝜎
1 maka yang merupakan titik bifurkasi sistem
(turning point), maka diperoleh persamaan 𝛾𝜎 = dari bentuk matriks (𝐽𝐸0 ) maka diperoleh
(𝜑 + 𝛾)(𝜑 + 𝜎). persamaan karakteristik model kecanduan aibon,
sebagai berikut
3. Analisis kestabilan 𝜆3 + 𝐴1 𝜆2 + 𝐴2 𝜆 + 𝐴3 ,
Bagian ini pembahasanya akan di fokuskan pada dimana
nilai equilibrium yang muncul dari sistem model 𝐴1 = (−𝛽 + 3𝜑 + 𝜎 + 𝛾),
(2). Sementara untuk bentuk analisisnya akan 𝐴2 = (−2 𝛽𝜑 − 𝛽𝜎 + 3𝜑 2 + 2𝜑𝜎 + 2𝜑𝛾),
difokuskan pada populasi anak-anak pengonsumsi 𝐴3 = (−𝛽𝜑 2 − 𝛽𝜑𝜎 + 𝜑 3 + 𝜎𝜑 2 + 𝛾𝜑 2 ).
aibon yang mengakibatkan muncul pecandu baru Untuk menjamin kestabilannya maka kreteria
yang aktif. Nilai equilibrium yang muncul pada Routh-Hurwitz digunakan sebagai syaratnya, yakni
model (2) ada sebanyak 3 buah titik equilibrium. 𝐴1 > 0, 𝐴2 > 0,𝐴3 > 0, dan 𝐴1 𝐴2 > 𝐴3 . Jadi, titik
Masing-masing titik equilibrium adalah 𝐸0 , 𝐸1 dan kesetimbangan 𝐸0 stabil asimtotik jika memenuhi
𝐸2 . kondisi:
Untuk 𝐸0 = (𝑛0∗ , ℎ0∗ , 𝑝0∗ ) = (𝑛0∗ , 0,0) −(𝐽11 + 𝐽22 + 𝐽33 ) > 0, 𝐽11 𝐽22 + 𝐽11 𝐽33 + 𝐽22 𝐽33 >
memperlihatkan bahwa titik endemik tersebut 𝐽12 𝐽21 + 𝐽23 𝐽32 , 𝐽11 𝐽23 𝐽32 > 𝐽11 𝐽22 𝐽33 + 𝐽13 𝐽32 𝐽21 ,
merupakan salah satu solusi equilibrium model (2) −(𝐽11 + 𝐽22 + 𝐽33 )(𝐽11 𝐽22 + 𝐽11 𝐽33 + 𝐽22 𝐽33 −
yang memberikan makna bahwa untuk suatu 𝐽23 𝐽32 ) > 𝐽11 𝐽23 𝐽32 − 𝐽11 𝐽22 𝐽33 − 𝐽13 𝐽32 𝐽21 .
jangka waktu yang lama kumpulan anak-anak Dalam deskripsi yang lebih detail akan
jalanan tertentu akan bebas dari pecandu yang aktif. diperlihatkan bentuk 𝐴1 𝐴2 − 𝐴3 yang bernilai
Titik equilibrium ini dapat ditentukan dengan positif menentukan suatu kreterinya dapat
menganalisis kestabilan linier pada model (2). terpenuhi. Dengan demikian pada equilibrium 𝐸0

Axiomath: Jurnal Matematika dan Aplikasinya, Vol 2, No 1, Maret 2020 13


terdapat nilai eigen yang bernilai positif dan negatif Persamaan karakteristik yang muncul dari
sekaligus. model (2) oleh parameter tersebut adalah 𝜆3 +
Sementara untuk matriks Jacobian (𝐽𝐸1 ) 0.7555545573 𝜆2 + 0.1775842156 𝜆 +
diperlihatkan 0.01215812025 = 0, nilai eigen dari persamaan
−𝛽ℎ − 𝜑 −𝛽𝑛 0 karakteristik tersebut adalah 𝜆1 = −0.12, 𝜆2 =
𝐽=[ 𝛽ℎ 𝛽𝑛 + 𝜌𝑝 − 𝜑 − 𝛾 𝜌ℎ + 𝜎 ] −0.3178 + 0.0183𝑖 dan 𝜆3 = −0.3178 −
0 −𝜌𝑝 + 𝛾 −𝜌ℎ − 𝜑 − 𝜎 0.0183𝑖. Diperlihatkan bahwa terdapat satu nilai
dengan memilih nilai equilibrium 𝐸1 = (𝑛1∗ , ℎ1∗ , 𝑝1∗ ) eigen yang negatif dan dua nilai eigen yang
maka diperoleh bentuk matriks Jacobian baru memiliki bagian real negatif. Memperlihatkan
dalam 𝐸1 yaitu bahwa untuk titik equilibrium 𝑛 − ℎ − 𝑝 menuju
−𝛽ℎ1∗ − 𝜑 −𝛽𝑛1∗ 0
kestabilan pada 𝐸1 = (𝑛1∗ , ℎ1∗ , 𝑝1∗ ).
𝐽𝐸1 = [ 𝛽ℎ1∗ 𝛽𝑛1∗ + 𝜌𝑝1∗ − 𝜑 − 𝛾 𝜌ℎ1∗ + 𝜎 ]
0 −𝜌𝑝1∗ + 𝛾 −𝜌ℎ1∗ − 𝜑 − 𝜎
dari bentuk matriks (𝐽𝐸1 ) maka diperoleh IV. KESIMPULAN
persamaan karakteristik model kecanduan aibon,
Hasil analisis di atas telah diperlihatkan
sebagai berikut
bahwa untuk rata-rata interaksi antar populasi
𝜆3 + 𝐴1 𝜆2 + 𝐴2 𝜆 + 𝐴3 , pecandu aktif dan populasi potensi dapat di kontrol
dimana
dalam waktu tertentu. Sementara untuk nilai 𝑅0
𝐴1 = (−𝛽 + 3𝜑 + 𝜎 + 𝛾),
yang muncul memperlihatkan untuk populasi
𝐴2 = (−2 𝛽𝜑 − 𝛽𝜎 + 3𝜑 2 + 2𝜑𝜎 + 2𝜑𝛾), pecandu aktif akan mengakibatkan pecandu aktif
𝐴3 = (−𝛽𝜑 2 − 𝛽𝜑𝜎 + 𝜑 3 + 𝜎𝜑 2 + 𝛾𝜑 2 ). akan hilang dari keberlangsungan populasi yang
Untuk menjamin kestabilannya maka kreteria ada. Hal ini menunjukkan bahwa untuk kondisi
Routh-Hurwitz digunakan sebagai syaratnya, yakni yang stasioner endemik suatu populasi pensial
𝐴1 > 0, 𝐴2 > 0,𝐴3 > 0, dan 𝐴1 𝐴2 > 𝐴3 . Jadi, titik tidak akan terjadi, yang berarti bahwa populasi
kesetimbangan 𝐸1 stabil asimtotik jika memenuhi pecandu aibon bisa direduksi dari model endemik.
kondisi:
−(𝐽11 + 𝐽22 + 𝐽33 ) > 0, 𝐽11 𝐽22 + 𝐽11 𝐽33 + 𝐽22 𝐽33 >
𝐽12 𝐽21 + 𝐽23 𝐽32 , 𝐽11 𝐽23 𝐽32 > 𝐽11 𝐽22 𝐽33 + 𝐽13 𝐽32 𝐽21 ,
−(𝐽11 + 𝐽22 + 𝐽33 )(𝐽11 𝐽22 + 𝐽11 𝐽33 + 𝐽22 𝐽33 −
𝐽23 𝐽32 ) > 𝐽11 𝐽23 𝐽32 − 𝐽11 𝐽22 𝐽33 − 𝐽13 𝐽32 𝐽21 . Dalam
deskripsi yang lebih detail akan diperlihatkan
bentuk 𝐴1 𝐴2 − 𝐴3 yang bernilai positif
menentukan suatu kreterinya dapat terpenuhi.
Dengan demikian pada equilibrium 𝐸1 terdapat
nilai eigen yang semua bernilai positif. Hal ini
memperlihatkan bahwa titik equilibrium
memperlihatkan kestabilan asimtotiknya.

C. Simulasi Numerik.

Pada bagian ini akan dilakukan simulasi dengan


parameter yang telah dipilih dari beberapa literatur
dan asumsi (Sharma & Misra, 2015). Adapun
beberapa parameter yang digunakan adalah,𝜑 =
0.12, 𝛽 = 0.46, 𝛾 = 0.042, 𝜌 = 0.34 dan 𝜎 =
0.01. Untuk nilai equilibrium yang diperoleh dari
simulasi tersebut masing-masing adalah
𝐸0 = (1,0,0),
𝐸1 =
(0.29268825, 0.63041855, 0.0768931919)
dan
𝐸1 = (−1.9139239, −0.39717046, 3.3110944).
Dengan parameter yang telah dipilih tersebut
diperoleh 𝑅0 = 0.01994301994. Nilai 𝑅0
menunjukan bahwa titik tetap tak endemik akan
stabil asimtotik secara lokal. Jadi untuk waktu yang
stasioner jumlah anak-anak pecandu aibon aktif
akan hilang sama sekali dari populasi sehingga
endemik tidak akan terjadi.

Axiomath: Jurnal Matematika dan Aplikasinya, Vol 2, No 1, Maret 2020 14


DAFTAR PUSTAKA predation response function and stage
structure for predator Analysis stability of
Abid, S., & Aslam, N. (2011). Internalizing and predator - prey model with Holling type I
Externalizing Problems in Children : a predation response function and stage
Comparison of Street and Non-Street. structure for predator. IOP Conf. Series:
(1969), 17–29. Earth and Environmental Science, 343, 8.
Hamdan, S. R. (2015). Pengaruh Peringatan https://doi.org/10.1088/1755-
Bahaya Rokok Bergambar Pada Intensi 1315/343/1/012161
Berhenti Merokok. MIMBAR, Jurnal Sosial Pratama, R. A., Toaha, S., & Kasbawati. (2019).
Dan Pembangunan, 31(1), 241. Optimal harvesting and stability of predator
https://doi.org/10.29313/mimbar.v31i1.1323 prey model with Monod-Haldane predation
Hidaya, N., & Mardliyah, U. (2020). Dampak response function and stage structure for
Penggunaan Lem Aibon pada Kalangan predator. IOP Conference Series: Earth and
Anak dibawah Umur. 17–30. Environmental Science, 279(1).
Kasbawati. (2017). Model Matematika Kecanduan https://doi.org/10.1088/1755-
Terhadap Rokok. 14(1), 28–36. 1315/279/1/012015
Kemensos. (2013). Peraturan Mentri Sosial Ruslau, M. F. V., Pratama, R. A., Nurhayati, &
Republik Indonesia No 01 Tahun 2013 (Vol. Asmal, S. (2019). Edge detection in noisy
53). images with different edge types. 343, 8.
https://doi.org/10.1017/CBO978110741532 https://doi.org/10.1088/1755-
4.004 1315/343/1/012198
Labetubun, R., Ides, S. A., & Anggraeni, L. D. Sharma, A., & Misra, A. K. (2015). Backward
(2018). Latar Belakang Remaja bifurcation in a smoking cessation model
Menggunakan Lem Aibon. Faletehan Health with media campaigns. Applied
Journal, 5(1), 1–9. Mathematical Modelling, 39(3–4), 1087–
https://doi.org/10.33746/fhj.v5i1.2 1098.
Maududi, R. Al. (2017). Model Matematika Kanker https://doi.org/10.1016/j.apm.2014.07.022
Paru-Paru Akibat Pengaruh Sisa Asap Suharto, E. (2007). MERETAS KEBIJAKAN
Rokok dan Pencegahanya. 2(1), 84–94. SOSIAL PRO POOR: Menggagas Pelayanan
Nurhayati, Pratama, R. A., & Ruslau, M. F. V. Sosial yang Berkeadilan. Development,
(2019). Analysis of a point on line segments (September), 1–19.
in geometry analytical concepts. IOP Conf. UNICEF. (2001). A study on street children in
Series: Earth and Environmental Science, Zimbabwe. Evaluation Report, (805), 89–
343, 8. https://doi.org/Diakses di 104. Retrieved from
10.1088/1755-1315/343/1/012227 https://www.unicef.org/evaldatabase/index_
Pratama, R. A., Palobo, M., & Ruslau, F. V. M. 14411.html
(2019). ANALISIS KESTABILAN MODEL Wjayanti, A. D., Nteseo, S., Aini, N., & Taha, D.
POPULASI SATU MANGSA-DUA (2020). Model Matematika Dinamika
PEMANGSA DENGAN TAHAPAN Populasi Perokok dengan Faktor Edukasi dan
STRUKTUR DAN PEMANENAN. Candy Treatment. ARTIKEL PREPRINT, 1–
MUSTEK ANIM HA, 8(3), 148–154. 8.
Pratama, R. A., Ruslau, M. F. V., Nurhayati, &
Laban, S. (2019). Analysis stability of
predator-prey model with Holling type I

Axiomath: Jurnal Matematika dan Aplikasinya, Vol 2, No 1, Maret 2020 15

Anda mungkin juga menyukai