Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BAHASA INDONESIA

ARTIKEL ILMIAH
TENTANG

Hubungan antara sering nya remaja mengakses media sosial Instagram


dengan Body Image

NAMA : Kemilau Senja Berlian Agustina

NPM : 19081012

PROGRAM STUDI : Psikologi

MATA KULIAH : Bahasa Indonesia

DOSEN PEMBINA : Surya Priyambudi, M.Pd.

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA 2019
Hubungan antara sering nya remaja mengakses media sosial Instagram
dengan Body Image
Kemilau Senja Berlian Agustina

Program Studi Psikologi,Universitas Wijaya Putra Surabaya.

Email: ksbamargono@gmail

ABSTRAK

Fokus permasalahan dalam artikel ini adalah psikologi remaja,karakteristik,dan


permasalahannya.Maka dijelaskan bahwa remaja adalah masa yang penuh dengan
permasalahan.Tujuan artikel ini yaitu ingin mengetahui tentang psikologi remaja,karakteristik,dan
permasalahannya.Permasalahan tentang remaja ini sering terjadi di lingkungan sekolah dan teman
sepermainan.Permasalahan ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi tentang permasalahan
remaja.Merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan
pada diri remaja.Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan
dengan karakteristik yang ada pada kepercayaan diri remaja.Permasalahan akibat perubahan fisik
banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas.permasalahan lain nya
adalah ketika remaja yang menjadi pengguna sosial media seperti instagram.menurut peneritian
Fardouly dkk (2018) tentang pengaruh Instagram terhadap body image pada remaja di Amerika dan
Australia. Hasilnya menyebut bahwa penggunaan Instagram beresiko meningkatkan kemungkinan
objektifikasi diri, dan membanding-bandingkan diri dengan selebriti dunia maya. Selain itu juga
ditemukan bahwa remaja perempuan yang intens menggunakan Instagram merasa ada yang kurang
dengan tubuhnya.

Kata kunci:penggunaan instagram,body image


ABSTRACT

The focus of the problem in this article is adolescent psychology, characteristics, and problems. Then
it is explained that adolescents are a period full of problems. The purpose of this article is to find out
about adolescent psychology, characteristics, and problems. Problems about adolescents often occur
in school environments and gamemates. These problems can be used to identify adolescent problems.
Summarizing some of the characteristics of adolescents that can cause various problems in
adolescents. Some of the adolescent problems that arise are usually related to the characteristics of
adolescent self-confidence. Problems caused by physical changes are mostly felt by early adolescents
when they experience puberty. Another problem is when teenagers who become social media users
such as Instagram. The results suggest that the use of Instagram risks increasing the possibility of
self-objectification, and comparing oneself with virtual celebrities. In addition, it was also found that
girls who intensely used Instagram felt something was lacking in their bodies.

Keywords: use of instagram, body image


PENDAHULUAN

Menurut Gerungan (1986) kenakalan remaja muncul akibat terjadinya interaksi sosial diantara
individu sosial dengan kelompok sebaya. Peran interaksi dengan kelompok sebaya tersebut dapat
berupa imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati.

Remaja dapat meniru (imitasi) kenakalan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Sementara itu sugesti
bahwa kebutuhan-kebutuhan dan penggunaan NAPZA adalah remaja yang semula baik menjadi
nakal. Kuatnya pengaruh kelompok sebaya yang mengarahkan remaja nakal atau tidak juga
ditentukan bagaiman persepsi remaja terhadap kelompok teman sebaya tersebut.

Teman sebaya adalah tempat memperoleh informasi yang tidak didapat di dalam keluarga, tempat
menambah kemampuan dan tempat kedua setelah keluarga yang mengarahkan dirinya menuju
perilaku yang baik serta memberikan masukan (koreksi) terhadap kekurangan yang dimilikinya, tentu
saja akan membawa dampak positif bagi remaja yang bersangkutan.

Remaja memiliki kecenderungan bahwa teman sebaya adalah tempat untuk belajar bebas dari orang
dewasa, belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar berbagi rasa, bersikap sportif,
belajar, menerima dan melaksanakan tanggung jawab. Belajar berperilaku sosial yang baik dan belajar
bekerjasama.
Saat ini remaja selalu dikaitkan dengan teknologi dan juga sosial media yang didukung dengan gadget
yang sangat canggih. Dari berbagai fenomena yang hadir saat ini diantaranya adalah dengan semakin
maraknya beberapa media social yang sangat digandrungi oleh remaja seperti facebook, twitter, path,
instagram dan lain-lain. Berikut dengan berbagai jenis gadget dan smartphone yang mereka gunakan
untuk mengakses media sosial tersebut.

Instagram di era saat ini sangat diminati karena media sosial ini lebih fokus pada foto dan video yg
berdurasi pendek dibandingkan media sosial lain yang berfokus pada kicauan, perkataan atau status
sehingga instagram lebih mudah di gunakan dan dinikmati, ditambah para artis lokal maupun manca
negara serta klub – klub olah raga international saat ini telah memiliki akun instagram sehingga para
siswa dapat mengetahui kegiatan idolanya melalui foto dan video yang di unggah akun tersebut.Para
siswa juga bisa mengunggah foto atau video yang unik dan menarik baik itu dirinya, orang lain,
bangunan atau sebuah momen sehingga para pengguna instagram lain dapat melihatnya dan membuat
akunnya menjadi lebih terkenal.
METODE PENELITIAN

Terdapat dua jenis metode penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif, sehingga jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, karena data penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik.. Dengan data – data numerikal atau angka yang diolah
peneliti menganalisisnya dengan menggunakan metode 1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfa Beta, 2012), h.7. 2 Ibid., h.7 63 statistika. Setelah peneliti
memperoleh hasilnya, akan lebih baik jika disertai dengan grafik, table, bagan, gambar atau
tampilan lainnya. Pendekatan kuantitatif ini menggunakan jenis kuantitatif korelasional. Menurut
Arikunto, “Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih tanpa melakukan perubahan,
tambahan/manipulasi terhadap data yang sudah ada”.Berdasarkan definisi tersebut maka
penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi, karena penelitian ini menghubungkan dua
variable yaitu variable X (Popularitas) dengan variable Y (Percaya diri).

Menurut Sugiyonopenelitian ,menggunakan Angket merupakan teknik pengumpulan data yang


dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Angket diguanakan untuk mencari hubungan antara variabel X
(Popularitas) dengan Variabel Y (Percaya diri) pada Management Putri Hijab Provinsi Lampung
Angkatan 2017. Dari angket tersebut responden memilih satu dari lima pilihan jawaban yang ada
pada angket dengan menggunakan skala likert, skala likert adalah dimana memberikan skorsing
atau nilai jawaban. Skala Likert yang dibagikan kepada responden berisikan pernyataan yang
positif (favorable) dan pernyataan yang negative (unfavorable) serta memiliki 8 Sugiyono, loc. Cit
9 Ibid, h.199 67 lima alternative jawaban yang masing – masing diberi skor yaitu sangat tidak
setuju (STS), tidak setuju (TS), kurang setuju (KS), setuju (S), Sangat setuju (SS) .

Dalam penulisan ini, dengan menggunakan skor 1-5 dengan banyaknya item 45 untuk angket
percaya diri, maka interval kriteria dapat di tentukan dengan cara berikut :

a. Skor tinggi = 5 x 45 = 225

b. skor terendah = 1 x 45 = 45

c. rentang = Skor tertinggi – skor terendah rentang = 225 – 45 = 180/3 (dibagi 3 karena
menentukan 3 skala yaitu tinggi, sedang dan rendah), 180/3 = 60 .

Jadi rentangnya adalah 60. Rumus interval yang digunakan adalah sebagai berikut :

Berikut dengan angket popularitas yang menggunakan skor 1-5 dengan banyaknya item 26 untuk
angket popularitas, maka interval kriteria dapat di tentukan dengan cara berikut :

a. Skor tinggi = 5 x 26 = 130

b. skor terendah = 1 x 26 = 26 68
c. rentang = Skor tertinggi – skor terendah rentang = 130 – 26 = 104/3 (dibagi 3 karena
menentukan 3 skala yaitu tinggi, sedang dan rendah), 104/3 = 34,67 = 35 .

Jadi rentangnya adalah 35

PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi pola pikir dan juga kebiasaan remaja masa kini.

Terbukti dengan maraknya teknologi digital seperti handphone, play station, game online dan sebagainya

menjadikan anak muda berkembang semakin cepat. Beberapa faktor eksternal dalam perkembangan mental

remaja.

Nalar dan kedewasaan tumbuh seiring dengan perkembangan teknologi, terbukti anak balita usia 2 tahun

saja sudah bisa menggunakan gadget sebagai media untuk menonton video dan mendengar musik. Nah,

artikel kali ini akan membahas mengenai pengaruh kepercayaan diri terhadap intensitas penggunaan media

sosial pada remaja :

1. Remaja Kian Kritis

Salah satu keuntungan yang di dapat dengan semakin majunya teknologi dalam mengembangkan media

sosial. Remaja semakin memiliki ide dan pikiran yang kritis, kreatif, dan inovatif. Semakin banyak

pelajaran yang ia temukan melalui media sosial, bisa menambah dan memperluas pengetahuan mereka

dalam banyak hal.

Sehingga apa yang tidak sesuai dengan kondisi yang ia tahu, maka ia akan semakin banyak ingin tahu dan

menolak begitu saja jawaban yang tidak sesuai dengan pengetahuannya. Pengaruh dan dampak positif dan

negatif budaya asing bagi remaja.

2. Perkembangan Trend Dunia Mudah Diketahui

Pengaruh berikutnya yaitu mereka cenderung mudah mengetahui perkembangan trend dunia. Tidak hanya

dunia lokal saja namun juga dunia internasional, apapun jenis informasinya mereka sudah tahu lebih dulu.

Karena melalui media sosial apapun informasi begitu bebas diterima oleh remaja, mulai dari hal yang baik

sampai kepada hal buruk sekalipun. Berikut dampak positif dan negatif pergaulan bebas bagi remaja.

3. Koneksi Semakin Pesat


Memiliki jaringan media sosial yang banyak tentu berpengaruh pada koneksi, remaja tidak hanya memiliki

satu akun saja untuk mengaktifkan jaringan media sosial. Contohnya seperti Facebook, Twitter, Instagram,

YouTube dan sebagainya, dengan media itu remaja memulai jejaring pertemanan yang luas. Tidak hanya

teman dalam satu lingkungan saja, namun seluruh dunia bisa terjangkau.

Apabila remaja tersebut aktif dalam sebuah komunitas maka akan menambah sejarah koneksi yang

semakin luas. Pentingnya peran orang tua dalam pembentukan identitas remaja yang positif.

4. Dampak Negatif Semakin Banyak Remaja Menjadi Malas

Pengaruh kepercayaan diri selanjutnya pada remaja yang berdampak negatif seperti remaja menjadi lebih

malas. Setiap saat hanya media sosial yang ia kerjakan, maka untuk melakukan aktivitas lain cenderung

malas atau sungkan. Hal ini jika dibiarkan begitu saja tanpa ada batasan maka bisa berdampak kepada

penyakit malas dan jatuh kepada penyakit kejiwaan dan sosial.

Karena sebagai keluarga harus berperan aktif mengganti kesibukan mereka dengan mengalihkan pada

kegiatan lain seperti olah raga, musik, atau komunitas aktif. Hal yang harus menjadi perhatian

yaitu pengaruh negatif kenakalan remaja dalam masyarakat.

5. Antipati Terhadap Kehidupan Sosial

Dampak buruk lainnya akibat pengaruh media sosial yaitu dapat menimbulkan perasaan antipati terhadap

lingkungan dan pergaulan. Karena remaja sibuk dengan dunianya, ia akan malas untuk berteman, bergaul

dan memperhatikan lingkungan sekitarnya. Menurutnya dunia media sosial lebih asyik ketimbang dunia
luar, hal inilah yang saat ini sedang terjadi.

Fenomena remaja kekinian yang cenderung asyik dengan gadgetnya ketimbang bermain atau berbicara

dengan lawan jenis. Jika terus terjadi, bisa saja dunia remaja akan hilang dan diganti dengan dunia internet

yang bisa mengganggu jiwa remaja. Dampak juga pengaruh remaja terhadap media massa masa kini.

6. Menjadi Lupa Segalanya

Pengaruh lain yang bisa saja terjadi akibat media sosial yaitu remaja bisa menjadi lupa diri akan segalanya.

Termasuk waktu belajar, mengerjakan tugas sekolah, membantu orang tua, bermain dan sebagainya.

Remaja yang sudah menjadi addict atau kecanduan media sosial bisa berjam – jam asyik menggunakan

media tersebut.
KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara intensitas penggunaan media sosial
instagram dengan harga diri, subjek penelitian memiliki intensitas penggunaan media sosial instagram
yang tergolong sedang dan memiliki harga diri yang tergolong tinggi. Berdasarkan hasil penelitian,
penulis mengajukan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu bagi remaja yang menggunakan
media sosial instagram dapat menggunakan untuk hal-hal yang positif. Saran bagi guru bimbingan
dan konseling diharapkan mampu mengoptimalkan perannya untuk membimbing dan mengarahkan
siswa untuk lebih meningkatkan harga diri dengan cara, memberikan dukungan sosial seperti
menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri
dan dapat mengaktualisasikan dirinya dalam tindakan. Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat memperluas ruang lingkup penelitian dan mengaitkannya dengan faktor lain selain intensitas
penggunaan media sosial instagram yang diantaranya adalah budaya, perbandingan sosial, dukungan
emosional dan prestasi
DAFTAR PUSTAKA

Beauty Manumpil, Yudi Ismanto dkk. Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Tingkat Prestasi
Siswa Di SMA Negeri 9 Manado, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi, ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3, Nomor 2, April 2015, h. 4

Galih, Adinda. (2016). Hubungan antara penggunaan instagram dan body image. Journal psikologi.
Surabaya: Universitas Airlangga.

Aprilia,Anisa,(2018).https://lifestyle.okezone.com/read/2018/01/26/196/1850711/dampak-
mengerikan-media-sosial-terhadap-rasa-percaya-diri-remaja

Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta, Rineka Cipta: 2010) h.4

Ibid., h. 173

Dewi, Rosa. (2017). Hubungan popularitas di media sosial dengan kepercayaan diri putri hijab.
Lampung.

Sabarini,Rini.https://dosenpsikologi.com/pengaruh-kepercayaan-diri-terhadap-intensitas-
penggunaan-media-sosial-pada-remaja

Anda mungkin juga menyukai