Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP

IDENTITAS DIRI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia pada

program studi psikologi

Diajukan oleh:

NYAK SALSABILLA MANIRA

NPM.2309110036

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, hidayah, kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH MEDIA SOSIAL
TERHADAP IDENTITAS DIRI”. selanjutnya shalawat dan salam kepada junjungan alam
nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa syiar islam di atas muka bumi ini.

Dalam penyelesaian proposal ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Namun penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam isi maupun teknis
penulisannya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya
pandangan pikiran, berupa kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan
ini.

Banda aceh, 08 desember 2023

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Media sosial hadir menawarkan berbagai macam fitur dan fasilitas yang berbeda
dengan media sosial pendahulunya. Saat ini instagram memiliki jumlah pengguna aktif
dengan pertumbuhan yang lebih pesat daripada facebook. Berdasar survey yang dilakukan
oleh firma penelitian pemasaran, Global web index, pada kuartal keempat 2013, tercatat
facebook hanya memiliki pertumbuhan pengguna aktif sebesar 3 persen, sedangkan
instagram mencapai 23 persen. Pengguna aktif instagram yang dominan adalah remaja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan instagram oleh
remaja, dalam pembentukan identitas diri mereka.

Teori yang digunakan adalah teori interaksionalisme simbolik. Tipe penelitian


kualitatif ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
indepth interview dan studi pustaka, jumlah informan yang diambil adalah 5 orang remaja,
memiliki akun instagram dan merupakan pengguna aktif instagram.

Remaja memanfaatkan instagram sebagai sarana dalam mencari jati diri. Remaja yang
menggunakan media sosial instagram, memanfaatkan berbagai macam fasilitas yang dimiliki
oleh instagram untuk mengkontruksi identitas dirinya, dan sebagai wadah untuk unjuk diri.
Pembentukan identitas diri dalam media sosial instagram tersebut dipengaruhi oleh pikiran,
pengalaman, dan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, disarankan dalam memanfaatkan
media sosial instagram dapat dimanfaatkan dengan bijak, dan sesuai dengan norma budaya
yang ada di indonesia. Remaja dapat menggali lebih dalam potensi dirinya, dan mencari
berbagai macam informasi dalam instagram untuk menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan dalam hal positif.

Banyaknya mahasiswa yang memanfaatkan media sosial, di mana dalam sisi


positifnya dapat meningkatkan pengetahuan dan sisi yang sebaliknya memberikan pengaruh
negatif seperti kurangnya menghargai waktu dan terpaparnya pola perilaku mengikuti apa
yang menjadi trend media sosial. Keberadaan media sosial yang sudah menjadi bagian dari
pola kehidupan mahasiswa, sedikit banyak akan memberikan pengaruh dalam pembentukan
atau perubahan terhadap identitas diri pengguna media sosial. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi berkaitan dengan
pemanfaatan media sosial di kalangan mahasiswa dalam aspek perkembangan dan
pembentukan identitas diri.

Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang biasa
dikenal sebagai masa eksplorasi dalam pencarian identitas diri. Pada masa ini remaja
menggunakan segala fasilitas yang ada untuk memperkuat eksplorasinya, banyak remaja
yang menggunakan internet dengan media sosial sebagai fasilitas karena remaja yang hidup
pada zaman sekarang dihadapkan pada berbagai pilihan gaya hidup yang ditawarkan melalui
media (Santrock, 2012). Media baru seperti internet dan media sosial menghadirkan ruang
alternatif dimana identitas diri terbentuk secara nyata (Dempsey,2005). Hal ini diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan Ayun (2015) mengenai “Fenomena Remaja Menggunakan Media
Sosial dalam Membentuk Identitas Diri”. Hasil penelitiannya mengungkapkan para remaja
cukup terbuka di media sosial dalam menunjukkan identitas diri mereka. Selanjutnya hasil
penelitian yang dilakukan oleh Fadhal dan Lestari mengenai “Identifikasi Identitas Kaum
Muda di Tengah Media Digital” mengungkapkan pengembangan hubungan yang dilakukan
remaja melalui media sosial lebih dominan pada pencarian informasi identitas diri (Fadhal &
Lestari, 2012). Hasil kedua penelitian di atas mengungkapkan bahwa media sosial mampu
menunjukan dan memperkuat identitas diri.

1.2. PEMBATASAN MASALAH


Dari berbagai permasalahan yang telah diidentifikasikan sebelumnya, masalah yang
menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada Profil Celebrtiy Worship Remaja
Pengguna Instagram.

1.3. TUJUAN PENELITIAN


Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana personal branding yang
telah dilakukan oleh Venerabella Arin Christnandya Putri sebagai Master of
Ceremony melalui Instagram.

1.4. SUMBER DATA


Melalui media sosial, seseorang dapat melakukan kegiatan komunikasi sekaligus
mengungkapkan atau menunjukan identitas dirinya dalam hubungannya dengan
kehidupan sosial.Selain berusaha untuk mengenal identitas sendiri,manusia pun
berusaha untuk memberikan identitas pada orang lain .
BAB II

PEMBAHASAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tentang
identifikasi penyebab kecanduan dalam penggunaan media sosial, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Fitur online chat yang terdapat pada media sosial tidak berpengaruh
terhadap kecanduan media sosial, hal ini didukung dengan fungsi dari
online chat itu sendiri yaitu hanya digunakan untuk berkomunikasi
dengan orang lain secara virtual sehingga tidak membuat seseorang
merasa kecanduan menggunakan fitur online chat.
2. Fitur feed yang terdapat pada media sosial berpengaruh terhadap
kecanduan media sosial, hal ini dikarenakan fitur feed pada media sosial
dapat berupa suatu unggahan yang menarik, lucu, bermanfaat, dan
lainnya yang membuat seseorang menjadi kecanduan menggunakan
fitur feed dan susah untuk berhenti menggunakannya.
3. Fitur streaming yang terdapat pada media sosial berpengaruh terhadap
kecanduan media sosial, hal ini dikarenakan fitur streaming pada media
sosial digunakan untuk menonton video seperti film, series, hingga
konten yang bermanfaat sehingga membuat seseorang menjadi
kecanduan menggunakan fitur streaming. Hal lainnya yang mendukung
pernyataan ini yaitu setiap berakhirnya video yang ditonton maka akan
diberikan rekomendasi video lain yang berkaitan dengan video yang
sudah ditonton sebelumnya.
B. SARAN
Berdasarkan rumusan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran
atau rekomendasi sebagai berikut :
1. Guru Sosiologi, dapat mengintegrasikan mata pelajaran sosiologi dengan
pembinaan karakter sebagai upaya menghadapi perubahan gaya hidup akibat dari
perkembangan teknologi informasi khusunya media sosial. Guru mata pelajaran
sosiologi dapat memberikan contoh-contoh konkrit dalam setiap materi yang
menyangkut pergaulan remaja di era globalisasi. Pembinaan karakter melalui mata
pelajaran sosiologi dapat dilakukan dengan cara membiasakan kedisplinan terhadap
siswa, membiasakan siswa untuk selalu bersikap sesuai dengan nilai dan norma sopan
santun yang berlaku di masyarakat baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
2. Siswa SMA Negeri 5 Bandung, , perlu membangun kesadaran dan pemahaman
pada diri siswa sebagai seorang makhluk sosial mengenai pentingnya mempelajarai
sosiologi sebagai upaya menghadapai tantangan global dengan munculnya teknologi
informasi khususnya media sosial. Siswa juga harus memiliki pemahaman bagaimana
menggunakan dan memanfaatkan media sosial sebagai suatu sarana komunikasi
maupun informasi yang tepat. Melalui mata pelajaran sosiologi siswa diajarkan untuk
lebih mengetahui makna hubungan individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

C. PENUTUP
Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan dapat diambil
kesimpulan bahwa 3 dari 5 subjek telah berada pada open area A atau area terbuka,
memliki sifat ekstrovert dengan karakteristik terbuka dan menyukai aktivitas sosial
seperti mengunggah identitas diri, foto dan status dimedia sosial, 2 diantaranya berada
pada hidden area C atau area tersembunyi, memiliki sifat introvert dengan
karakteristik lebih tertutup dan menjaga privasi serta tidak menyukai aktivitas sosial
seperti dengan sengaja menutupi identitas dirinya, tidak mengunggah foto atau status,
ia hanya menggunakan media sosial untuk stalking di akun media sosial milik orang
lain. Semua subjek memiliki kesamaan yaitu menampilkan identitas samaran seperti
foto, nama, atau bio yang disamarkan dari aslinya, identitas diri samaran ditampilkan
diketiga media sosial yang digunakan yakni facebook, instagram, dan whatsapp.
Dalam penelitian ini pemanfaatan media sosial juga digunakan subjek sebagai wadah
untuk komunikasi, informasi, hiburan, dan tempat untuk melihat beranda orang lain
(stalking). Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor diantaranya lingkungan masyarakat
yakni pengaruh teman, faktor peran orangtua dalam membantu menentukan pilihan
beserta pendampingan, faktor dalam diri berupa pola pikir dalam memberikan
pemahaman diri dan penggunaan media sosial. Adapun dampak dari proses tersebut
adalah rencana kedepan yang dipilih remaja dalam menampilkan identitas diri
dimedia sosial berupa keputusan dalam menggunakan identitas berupa foto, bio
(alamat sekolah, tempat tinggal, tanggal 12 lahir, nama (username) yang disamarkan
dengan tujuan sebagai pengalihan positif untuk lebih berhati-hati menghindari adanya
tingkat kejahatan dalam bermedia sosial, pengalihan negative seperti prilaku ingin
terkenal karena kekhawatiran berlebih pada pengikut dimedia sosial hingga
kekhawatiran jika tidak dapat mengulik (stalking) akun media sosial milik orang lain.
Berdasarkan pada hasil penelitian serta kesimpulan yang didapatkan, dapat
disampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1) Bagi remaja peserta didik MA/SMK
dan sederajat pengguna media sosial yang menampilkan identitas samaran untuk
memahami dan memperkaya pengetahuan terkait pengenalan diri, penggunaan dan
pemanfaatan media sosial sebagai media untuk komunikasi, penyebaran informasi,
hiburan dengan baik, wadah untuk bebas berekspresi sesuai pada kenyataan yang
terjadi tanpa ada manipulasi untuk memperoleh tempat tersendiri dimedia sosial. 2)
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan mampu membahas secara mendalam mengenai
proses terbentukya identitas itu sendiri misalnya dalam hal identitas sebelumnya yang
ditampilkan dimedia sosial, mendalami identitas diri yang diharapkan kedepanya serta
faktor yang mempengaruhi terbentuknya identitas diri dari faktor eksternal yakni
keluarga, serta penggunaan informan penelitian yang lebih beragam dari berbagai
sekolah.

D. DAFTAR PUSTAKA
Adityaputry, R. (2017, Mei 23). Ini Media Sosial Paling Beresiko Untuk Kesehatan
Jiwa. Jakarta, Jakarta, Indonesia. Retrieved from
https://wolipop.detik.com/read/2017/05/23/075113/3508752/860/inimedia-sosial-
paling-berisiko-untuk-kesehatan

Anda mungkin juga menyukai