Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SEJARAH MATEMATIKA

Tentang

Sejarah Perkembangan Matematika Pada Zaman Alexandria

Kelompok 5 :

Bilqis Aulia Azzzahra :1914040036


Gusti Rahmi : 1914040022
Khoirotun Nikmah Rkt : 1914040015
Nia Feronika : 1914040014
Ninik Yumariza :1914040029
Sulaiman Nasution :1714040077

Dosen Pengampu :

Chritina Khaidir, M.Pd

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA (A)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVESITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1442 H/2021
KATA PENGANTAR

‫س ِم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬


ْ ِ‫ب‬
Alhamdulillah penulis ucapakan ke hadirat Allah SWT. Karena kasih sayang nya penulis
dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya sholawat berangkaikan salam kepada
tauladan umat sedunia yakni Nabi Muhammad saw. Agar kelak kita mendapat syafa’at darinya di
akhirat nanti. Penulis membuat makalah ini dalam rangka menyelesaikan tugas yang di berikan
oleh Ibuk Chritina Khaidir, M.Pd Dalam mata kuliah “Sejarah Matematika”. Dengan judul
makalah Sejarah Perkembangan Matematika Pada Zaman Alexandria

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dengan bertambahnya pengetahuan
tentang Sejarah Perkembangan Matematika Pada Zaman Alexandria . Penulis juga
menyadari bahwa manusia tidak luput dari kelasahan dan kekhilafan. Begitu juga dengan makalah
ini tentu masih ada kelasahan dan kekurangan di dalamnya, baik dari materi maupun penulisan
nya. Maka dari itu penulis memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi siapa pun yang ingin
memberikan kritik dan saran yang membanagun bagi penulis.

Senin , 27 September 2021

Kelompok V

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB 1 : PENDAHULUAN .........................................................................................

A. Latar Belakang .............................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................... 5

BAB II : PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. Perkembangan Matematika Zaman Alexandria ............................................ 6


B. Para penemu pada masa alexandria .............................................................. 8
C. Karya-karya matematika pada zaman Alexandria......................................... 18

BAB III : PENUTUP .................................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika pada zaman sekarang sudah sangat jauh berkembang. Hal ini merupakan
sumbangih dari matematikawan terdahulu pada zaman alexandria. Geometri Euclide
misalnya, dipelajari di sekolah-sekolah menengah. Juga masih banyak lagi karya-karya
penemu lainnya yang melatar belakangi perkembangan matematika modern. Pada zaman
alexandria sangat terkenal dengan perpustakaannya yaitu perpustakaan Alexandfria.
Banyak karya-karya matematikawan disana yang membantu perkembangan matematika
selanjutnya. Sampai masa Ptolemi III tercatat sekitar 700.000 buku tersimpan di sana. Dari
tradisi kepustakaan ini dari Alexandria muncul ilmuwan-ilmuwan terkenal yang berjasa
bagi kesejahteraan manusia di dunia.
Muncullah Archimedes, seorang ahli Matematika abad ketiga sebelum Masehi yang
menghasilkan banyak penemuan ilmiah; Aristarchis dari Samos, astronom abad ketiga
SM, orang pertama yang berspekulasi bahwa planet-planet mengitari matahari,
menggunakan trigonometri untuk menghitung jarak dan ukuran matahari dan bulan;
Euclides, penemu ilmu geometri, matematika dan arsitektur; Erasthostenes, Mr Beta, ahli
ilmu falak, sejarah dan filsafat; Earasthotenes, ahli ilmu bumi dan astronomi; dan lain-lain.
Oleh banyak persona kota ini mulai dibangkitkan kembali. Lukisan tentang zaman
keemasan Alexandria telah diabadikan oleh penulis-penulis semacam E.M. Forster dan
Cavafy. Atas prakarsa UNESCO bekerjasama dengan pemerintah Mesir dan berbagai
organisasi yang mempunyai perhatian terhadap ilmu pegetahuan dan teknologi, muncullah
ide untuk menghidupkan kembali perpustakaan ini. Merogoh kocek sebanyak 220 juta
dolar Amerika, perpustakaan ini didesain modern. Dalam bulan Oktober 2002 dibuka
kembali perpustakaan masa lalu, di dalamnya berisi sekitar 400.000 buku ditambah sistem
komputer modern dan mutakhir memungkinkan pengunjung mengakses koleksi
perpustakaan lain, koleksi utama dititikberatkan pada peradaban Mediterania bagian timur.
Perpustakaan baru memiliki kapasitas 8.000.000 buku. Perpustakaan ini menyediakan 500
unit komputer untuk memudahkan para pengunjung mencari katalog, dilengkapi ruang

4
konferensi dan pustaka Thaha Husein bagi tuna netra, pustaka anak-anak, museum
peninggalan kuno, manuskrip serta 5 lembaga riset.

B. Rumusan masalah
1. Bagaiman perkembangan Matematika Zaman Alexandria ?
2. Siapa aja para penemu pada masa alexandria ?
3. Karya-karya matematika apa saja yg ada pada zaman Alexandria?

C. Tujuan
1. Mengetahu agaiman perkembangan Matematika Zaman Alexandria ?
2. Mengetahui para penemu pada masa alexandria ?
3. Meengetahui karya-karya matematika apa saja yg ada pada zaman Alexandria?

5
BAB III

PEMBAHASAN
A. Perkembangan Matematika Zaman Alexandria
Alexandria merupakan salah satu contoh pembangunan kota berbudaya di dunia
yang berhasil, sehingga termasuk dalam kategori kota budaya dunia. Alexandria memiliki
latar sejarah kejayaan yang sampai sekarang masih bertahan.  Meskipun mengalami masa
masa turun naik dalam sejarah penentuan identitas  kota tersebut.  Setelah ditaklukkan oleh
Alexander yang Agung atau Iskandar Zulkarnain tahun 331 SM,  kota ini dijadikan Ibukota
Mesir Kuno pada zaman hellenistik yang disimbolkan melalui monumen Pharaos.1
Pada sekitar akhir abad keempat S.M., pusat kegiatan matematika berpindah dari
Yunani ke Mesir. Pertempuran Chaeronea, yang dimenangkan oleh Philip dari Macedonia
pada tahun 338 S.M., menjadi saksi pudarnya kebebasan Yunani dan runtuhnya kecerdasan
pikiran produktif di sana. Dua tahun kemudian, Philip dibunuh oleh seorang bangsawan yang
tidak puas atas kekuasaannya, dan selanjutnya pemerintahan Yunani diteruskan oleh
puteranya yang berusia 20 tahun, Alexander Agung. Raja muda ini berhasil menaklukkan
sebagian besar dunia yang dikenal ketika itu dengan hanya memerlukan waktu 12 tahun,
mulai dari 334 S.M. hingga wafatnya pada tahun 323 S.M., saat dia baru berusia 33 tahun.
Karena pasukannya didominasi orang Yunani, maka dia menyebarkan kebudayaan Yunani di

1
http://sejarahmatematika1.blogspot.com/2015/04/sejarah-matematika-pada-zaman-alexandria.html

6
sebagian besar wilayah Timur Dekat. Apa yang selanjutnya terjadi adalah lembaran baru
dalam sejarah, dikenal sebagai Zaman Hellenistik, yang berlangsung selama tiga abad,
sampai berdirinya Kekaisaran Romawi.2
Kota ini menjadi kota pusat pendidikan dunia pada masa itu. Alexander berusaha
memadukan unsur-unsur budaya Timur dengan budaya Yunani dan Romawi yang menjadi
inspirasi nantinya untuk kebudayaan Barat. Kota ini dibagun atas kemauan Alexander the
Great dengan bantuan Denokrates yang mampu mengubah Alexandria dari perkampungan
nelayan sebagai kota yang terkenal sebagai kota jawa dalam sejarah peradaban manusia.
Selama hampir 1000 tahun Alexandria menjadi ibukota Mesir hingga  pada tahun 21 H (621
M),  ibukota Mesir dipindahkan dari Alexandria ke Kairo.
Dahulunya kota ini dilengkapi dengan sebuah perpustakaan.. Perpustakaan tersebut
dilengkapi dengan buku-buku berbahasa Yunani dan juga kita kitab dari India serta beberapa
peninggalan Mesir Kuno. Ptolemy membangun sebuah institusi belajar yang agung--gerbang
utamanya berhiaskan patung patung Muses, para dewi penjaga seni dan ilmu pengetahuan.
Karena patung tersebut, institusi ini kemudian dikenal sebagai Museum Alexandria, di mana
aspek-aspek penelitian dan pengajaran dari universitas digabungkan dengan kegiatan-
kegiatan yang kita kaitkan dengan museum-museum masa kini. Museum Alexandria juga
adalah sebuah institusi yang ditunjang negara, pada awalnya oleh raja-raja dari dinasti
Ptolemy dan selanjutnya, setelah Romawi menaklukkan Mesir, oleh bantuan dari kaisar
Romawi sendiri.
Museum Alexandria memiliki taman botani, kebun binatang, dan perpustakaan, yang
selanjutnya menjadi bagian paling terkenalnya. Bahkan, kebanyakan orang membicarakan
Perpustakaan Alexandria dan lupa bahwa ia merupakan bagian dari institusi yang lebih besar.
Salah satu tujuan dari perpustakaan di Museum tampaknya adalah mengumpulkan segala
sesuatu yang telah ditulis dalam bahasa Yunani, mulai dari naskah paling kuno hingga naskah
terbaru, Pada suatu waktu, perpustakaan tersebut dapat menampung setengah juta papirus.
Dikisahkan bahwa untuk menambah koleksi papirusnya, perahu-perahu yang memasuki
pelabuhan Alexandria harus menjual naskah-naskah mereka kepada perpustakaan, atau
mengizinkan perpustakaan untuk membawanya sementara untuk disalin; setelah selesai,
salinan-salinan diberikan kepada para pemilik naskah aslinya. Perpustakaan di Museum

2
Prof Wahyudin, Hakikat, Sejarah, dan Filsafat Matematika, Penerbit Mandiri, Bandung, 2013, hal. 101

7
Alexandria terus berkembang sedemikian besar hingga bangunan perpustakaan tambahan
dibangun di Kuil Sarapis di dekatnya pada tahun 235 S.M.3

1. Pusat Pembelajaran Museum di Alexandria


Monumen besar dari kehebatan Alexander Agung di Mesir adalah sebuah kota
yang masih menggunakan namanya, Alexandria. Saat merebut pelabuhan-pelabuhan
bangsa Phoenicia pada penaklukan Mediterania Timur, Alexander secara cepat melihat
potensi daerah itu sebagai kota maritim baru di dekat muara barat Sungai Nil.
Setelah Alexander wafat, salah satu jenderalnya yang bernama Ptolemy menjadi
gubernur di Mesir dan menyelesaikan pembangunan Alexandria. Kota tersebut memiliki
keuntungan sebagai pelabuhan besar dan menjadi dermaga bagi 1200 kapal, sehingga ia
dapat disebut sebagai persinggahan pusat perdagangan dunia-titik pertemuan perdagangan
Asia, Afrika, dan Eropa. Alexandria segera menjadi cemerlang dan jauh melebihi Athena,
yang statusnya telah turun menjadi kota provinsi yang miskin. Selama hampir seribu
tahun.
Alexandria menjadi pusat kebudayaan Hellenistik dan berkembang pada masa-
masa belakangan dari dinasti Ptolemy menjadi sebuah kota sangat besar dengan jumlah
penduduk sekitar satu juta orang. Setelah dikuasai oleh bangsa Arab pada tahun 641 M,
pembangunan Kairo pada tahun 969 M, dan penemuan rute pelayaran yang melalui
Tanjung Harapan, Alexandria menjadi tersisihkan, dan pada saat ekspedisi Napoleon tiba
di sana, populasinya telah berkurang hingga tinggal 4000 orang saja.4
Dinasti Ptolemy awal mencurahkan diri untuk menjadikan Alexandria sebagai
pusat kehidupan intelektual bagi seluruh kawasan timur Mediterania. Di sini mereka
membangun sebuah pusat pembelajaran yang besar benama Museum pelopor universitas
modern. Para cendikiawan terdepan pada masa itu ilmuwan, penyair, seniman, dan penulis
berdatangan ke Alexandria melalui undangan istimewa dari dinasti Ptolemy, yang
menawarkan keramah-tamahan selama mereka mau tinggal di sana. Di Museum, mereka
memiliki waktu luang untuk menyelenggarakan studi. memiliki akses ke perpustakaan-
perpustakaan terbaik, dan kesempatan untuk mendiskusikan berbagai hal dengan para ahli
lainnya. Selain bebas dari biaya penginapan dan tagihan pajak, para undangan dijamin
3
Ibid, hal. 99
4
Ibid, hal. 102

8
untuk mendapatkan gaji tetap, dan satu-satunya hal yang dimintakan adalah bahwa mereka
harus rutin mengajar di sekolah itu sebagai timbal baliknya. Para anggota pengajar di
Museum hidup dalam kemewahan yang disediakan oleh raja, ruang ruang perkuliahan
disediakan untuk mereka berdiskusi, tempat berjalan-jalan dengan tiang tiang tinggi di
kanan-kirinya, dan aula makan yang luas, di mana mereka mendapatkan jamuan makan
bersama. Penyair Theocritus, yang menikmati karunia tersebut, menyanjung Ptolemy
sebagai "pembayar terbaik yang dapat dimiliki oleh seorang yang bebas." Orang bijak
lainnya, Ctesibius dari Chalcis, ketika ditanya apa yang diperolehnya dari filsafat, dengan
berkelakar menjawab, "Makan malam gratis."
Dibangun sebagai monumen kemegahan dinasti Ptolemy, Museum merupakan
tonggak bersejarah bagi perkembangan sains. Museum dimaksudkan terutama sebagai
institusi untuk penelitian dan pengembangan pengetahuan, daripada untuk pendidikan; dan
selama dua abad para sarjana dan ahli sains berbondong-bondong pergi ke Mesir. Pada
puncaknya, pusat pembelajaran ini memiliki beberapa ratus ilmuwan ahli, yang
keberadaannya kemudian menarik banyak siswa untuk mengembangkan kemampuan di
sana. Meski salah satu puisi yang ada ketika itu terkesan menghina Museum sebagai
sarang burung di mana para sarjana menggemukkan badan mereka sendiri sambil
berargumentasi tentang perkara-perkara sepele, tetapi sains dan matematika terus
berkembang hingga mencapai kesuksesan yang luar biasa. Bahkan, seringkali dikatakan
bahwa dalam sejarah matematika hanya ada satu periode sekitar 200 tahun yang sebanding
kesuburannya dengan periode 300-100 S.M., yaitu periode dari Kepler hingga Gauss
(1600-1850 M).
Para cendikiawan tidak dapat melakukan semua itu tanpa buku, sehingga hal
pertama yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan naskah-naskah yang telah ada
sebelumnya. Saat naskah-naskah sudah cukup berlimpah, sebuah bangunan dibutuhkan
untuk menyimpannya. Dibangun hampir bersamaan dengan Museum dan berada di
sebelahnya adalah perpustakaan besar Alexandria yang menyimpan koleksi terbanyak dari
karya-karya bangsa Yunani yang masih ada. Memang sebelumnya telah ada perpustakaan,
tetapi tidak satu pun yang memiliki sumber-sumber seperti yang dimiliki dinasti Ptolemy.
Naskah-naskah secara resmi dicari dari berbagai penjuru dunia, dan diperoleh kemudian
diperbanyak secara ketat oleh agen-agen yang ditugaskan untuk meminjam karya-karya

9
tua dan menyalinnya, jika buku-buku itu tidak bisa diperoleh dengan cara lain; para
pengelana ke Alexandria harus memberikan buku apa saja yang belum ada di
perpustakaan. Sekelompok penulis terlatih membuat katalog-katalog buku, mengedit teks-
teksnya yang tidak dalam keadaan baik, dan menjelaskan karya-karya masa lalu yang tidak
mudah dipahami oleh generasi baru Yunani.5

2. Kehidupan dan Tulisan-Tulisan Euclid


Sebelum Museum kemudian dilupakan pada tahun 641 M, pusat pembelajaran
tersebut telah menghasilkan banyak ilmuwan berbeda yang kemudian menentukan
perkembangan matematika selama berabad-abad: Euclid, Archimedes, Eratosthenes,
Apollonius, Pappus, Claudius Ptolemy, dan Diophantus. Dari semua ilmuwan tersebut,
Euclid (sekitar 300 S.M.) berada pada jajaran yang istimewa. Para generasi penerus
mengenal Euclid sebagai penulis Elements of Geometry, risalah matematika tertua dari
bangsa Yunani yang sampai kepada kita secara lengkap. Elements adalah kompilasi dari
fakta-fakta matematis paling penting pada masa itu, yang disusun menjadi 13 bagian, atau
buku. (Penjelasan sistematis dan terperinci tentang geometri telah muncul di Yunani sejak
abad kelima S.M., tetapi tidak ada yang terpelihara, dan alasan yang jelas bahwa semua itu
digantikan oleh Elements karya Euclid.) Meski kebanyakan materinya diambil dari
sumber-sumber terdahulu, pengaturan logis teorema-teorema dan pengembangan bukti-
buktinya menunjukkan kejeniusan sang penulis. Euclid menggabungkan kumpulan
penemuan terpisah menjadi sistem deduktif tunggal yang didasarkan pada sekumpulan
postulat, definisi, dan aksioma awal.
Hanya sedikit buku yang dianggap lebih penting bagi pemikiran dan pendidikan
dunia Barat dibandingkan Elements. Hampir tidak ada buku lain yang beredar atau
dipelajari sedemikian luas. Selama 20 abad, enam buku pertama adalah buku-buku
pengantar lazim untuk geometri. Sebanyak lebih dari seribu edisi Elements telah muncul
sejak pertama kali dicetak pada tahun 1482, dan sebelum itu salinan-salinan naskah
mendominasi kebanyakan pengajaran matematika di Eropa. Sayangnya, tidak ada satu pun
salinan yang telah ditemukan itu berasal dari masa ketika Euclid masih hidup. Hingga
tahun 1800-an, kebanyakan edisi dalam bahasa Latin dan Inggris didasarkan terutama pada

5
Ibid, hal. 103

10
revisi bahasa Yunani yang disusun oleh Theon dari Alexandria (sekitar tahun 365 M), 700
tahun setelah karya aslinya ditulis. Meski demikian, pada tahun 1808, terungkap bahwa
sebuah naskah Vatican yang Napoleon persembahkan ke Paris menunjukkan versi lebih
tua dari karya Theon; dari sini, para ilmuwan mampu untuk merekonstruksi apa yang
muncul sebagai teks definitif.6
Meski kepopuleran Euclid, baik di masa kuno maupun zaman modern, hampir
terletak pada Elements, tetapi sesungguhnya dia menulis sedikitnya 10 karya lain yang
meliputi berbagai topik yang luas. Teks Yunani dari karyanya yang berjudul Data,
kumpulan dari 95 latihan yang mungkin dimaksudkan bagi para pelajar yang telah
menyelesaikan Elements, adalah satu-satunya teks lain yang ditulis Euclid tentang
geometri murni yang masih bertahan. Sebuah risalah, Conic Sections (irisan kerucut), yang
merupakan fondasi dari keempat buku pertama karya Apollonius untuk bidang ilmu yang
sama, telah hilang tidak tergantikan, dan begitu pula serangkaian karya tiga volume yang
disebut Porisms (istilah porism dalam matematika Yunani berarti 'corollary'). Karya yang
disebut belakangan adalah kehilangan yang terdalam, karena buku tersebut tampaknya
membahas geometri tingkat lanjut, barangkali suatu wujud kuno untuk geometri analitik.
Seperti para matematikawan besar lainnya dari Yunani Kuno, sangat sedikit yang
kita ketahui tentang kehidupan pribadi Euclid. Bahwa Euclid mendirikan sebuah sekolah
dan mengajar di Alexandria adalah hal yang pasti, tetapi tidak ada hal lainnya yang kita
ketahui selain itu. Namun demikian, komentator Proclus telah menceritakan kepada kita,
bahwa Euclid hidup pada masa Ptolemy I. Hal ini mengindikasikan bahwa Euclid aktif
pada paruh pertama abad ketiga S.M. Barangkali dia telah menerima pelatihan matematika
di Athena dari para murid Plato. Dua anekdot yang memberikan titik terang mengenai
kepribadian Euclid sampai pula kepada kita. Pertama, Proclus yang menulis komentar
terhadap Elements menyatakan bahwa Raja Ptolemy pernah bertanya kepada Euclid
apakah ada cara yang lebih singkat untuk mempelajari geometri daripada harus
mempelajari Elements terlebih dahulu, dan dia menjawab, "Tidak ada jalan khusus,
bahkan bagi keluarga kerajaan, untuk menuju geometri." Ini menyimpulkan suatu

6
Ibid, hal. 104

11
pandangan bahwa matematika tidak pandang bulu matematika tidak membeda-bedakan
satu orang dari orang lainnya.7
Cerita lain berkaitan dengan seorang remaja yang mulai belajar geometri dari
Euclid dan bertanya, setelah menyelesaikan teorema pertama, "Tetapi apa yang akan saya
dapatkan dengan mempelajari semua ini?" Setelah menegaskan bahwa pengetahuan layak
dikejar demi pengetahuan itu sendiri, Euclid lalu memanggil pelayannya dan berkata,
"Berikan kepada orang ini sekeping koin, karena dia harus mendapatkan keuntungan dari
apa yang dia pelajari." Sikap ini mungkin diambil dari pepatah perkumpulan Pythagoras
yang dapat kurang lebih diterjemahkan sebagai, "Satu diagram dan satu langkah (dalam
pengetahuan), bukannya satu diagram dan sekeping koin."

3. Tiga Belas Buku Elements of Geometry


Di perpustakaan Museum, Euclid memiliki akses ke tiga ratus tahun perkembangan
geometri Yunani. Naskah-naskah mengenai geometri yang tersedia baginya dapat dibagi
menjadi tiga kategori luas. Kelompok pertama adalah karya-karya yang berfokus pada satu
topik tertentu. Risalah-risalah ini dimaksudkan bagi insan terpelajar yang sudah memiliki
dasar yang kuat dalam geometri dan biasanya sukar untuk dipahami oleh pelajar
umumnya, sehingga terdapat jenis tulisan yang kedua: tulisan commentary, yang mengkaji
karya orang lain dan menjelaskannya secara terperinci. Karya Data yang ditulis oleh
Euclid adalah suatu kajian yang terpusat pada aspek-aspek tertentu dari geometri yang
diperlukan oleh pelajar tingkat lanjut, dan buku ini adalah sebuah contoh bentuk
'commentary' tersebut.
Jenis teks ketiga yang tersedia bagi Euclid adalah teks-teks pengantar, misalnya
Elements karya Hippocrates. Suatu ketika, Euclid memutuskan untuk menulis Elements-
nya sendiri. Hal tersebut mungkin karena dia telah tidak puas dengan karya para
pendahulunya, atau dia hanya ingin membuat versi karyanya sendiri untuk geometri
bangsa Yunani, dan hasilnya adalah bukuteks yang paling laku terjual sepanjang masa,
masih dicetak setelah lebih dari dua ribu tahun.8
Pengaruh dari Elements tidak dapat terlalu dibesar-besarkan. Kajian geometri
Euclid, dan terutama enam buku pertamanya, merupakan bagian penting dari kuadrivium
7
Ibid, hal. 105
8
Ibid.

12
zaman pertengahan, studi yang berkorespondensi dengan jenjang sarjana pada zaman
modern. Geometri Euclid menjadi standar dengan mana keketatan matematis diukur
sampai dengan abad kedelapan belas, dan barulah pada abad ke-19 bermunculan
tantangan-tantangan matematis yang serius kepada Euclid.
Elements karya Euclid dibagi menjadi tiga belas buku, yang panjang masing-
masingnya adalah sekitar satu bab buku modem. Meski karya tersebut biasanya dipandang
sebagai sebuah bukuteks geometri, kita harus mengingat bahwa bagi bangsa Yunani,
"geometri" adalah sains matematis dengan ruang lingkup luas. Garis besar kajian Elements
adalah:

a. Buku I: geometri bangun-bangun rektilinear (terbentuk dari garis-garis lurus)


b. Buku II: proposisi-proposisi aljabar geometrik
c. Buku III: geometri lingkaran-lingkaran
d. Buku IV: segibanyak-segibanyak yang terlukis dengan tali burur lingkaran
e. Buku V: teori proporsi-proporsi
f. Buku VI: bangun-bangun yang sebangun
g. Buku VII-X: teori bilangan
h. Buku XI-XII: geometri bangun ruang
i. Buku XIII: bangun-bangun ruang beraturan
Dengan demikian, hanya separuh lebih sedikit dari buku-buku Elements yang
secara khusus membahas tentang geometri dalam pemaknaan modern saat ini.9

B. Para penemu pada masa alexandria


1. Euclide (300 SM)
Euclide menulis sekitar 12 buku yang terdiri dari bermacam-macam cabang ilmu
pengetahuan seperti matematika, fisika, astronomi dan musik. Tetapidari seluruh karyanya
itu yang palin terkenal adalah karyanya “The Elements”. Buku Elements
adalahkaryayangsangatpopuler,dimana semenjak di publisir pada tahun lebih kurang 300
SM, masih digunakan orang dan diakui sebagai karya besar dan tidak ada tandingannya.

9
Ibid, hal. 106

13
Sampai saat ini karya euclide ini telah dicetak ulang lebih dari seribu kali, dan selama
2000 tahun buku ini mendominasi semua pengajaran geometri. Buku karya asli euclide ini
tidak ditemukan lagi sekarang, yang dapat dibaca hanyalah yang duah diterjemahkan
kedalam bahasa arab, kemudian diterjemahkan lagi kedalam bahasalatin.
Euclide memberikan 5 prostulate (dalil) dan 5 common nation (aksioma), dimana
Euclide tidak menjelaskan perbedaan antara prostulate dan common nation ini. Kelima
prostulate Euclide ini adalah :
1) Melalui dua titik dapat dibuat sebuahgaris
2) Dalam suatu garis lurus dapat dibuat tak terhingga banyaknya gris-garis lurus
secarakontinu
3) Suatu lingkaran dapat dilukis dengan sembarang titik pusat dan jari-jaritertentu
4) Semua dusut siku-siku adalahsama
5) Apabila suatu garis memotong dua garis lainnya dan membuat sudut dalam kedua garis
itu jumlahnya lebih kecil dari dua sudut siku-siku, kedua garis apabila dioeroanjang
akan bertemu pada suatu titik, yaitu pada bagian (arah) dimana jumlah kedua sudutnya
lebih kecil dari dua sudutsiku-siku.
Kelima common nation tersebut adalah :
1) Suatu yang sama dengan yang lainnya adalah sama satu samalainnya
2) Apabila yang sama ditambahnkan dengan yang sama, maka sisanya adalahsama
3) Apabila yang sama dikurang yang sama, maka sisanya adalahsama
4) Sesuatu yang serupa denga yang lainnya adalah sma satu samalainnya
5) Keseluruhan lebih besar dari sebagian

2. Archimedes (267-212 SM)


Sesudah Euclid muncul beberapa matematician yang terkenal yang pada umumnya
adalah guru besar atau alumni dari unversitas alexandria. Diantara matematician besar ini
adalah Archimedes, orang matematician terbesar sepanjang zaman. Archimedes dilahirkan
kira-kira pada tahun 267 sebelum masehi di Syroouse (Cicilia) dan juga meninggal disana
pada umur sekitar 75 tahun. Menurut sejarah, Archimedes meninggal karena dibunuh
tentara romawi ketika berlangsungnya perang Punic (Punicia) kedua antara romawi
dengan Chortago tahun 214-212 SM. Archimedes yang berpihak kepada Chartagoo

14
membantu tentara Chartagoo dengan menciptakan alat-alat perang yang canggih untuk
masa itu untuk menghancurkan pasukan dan kapal-kapal perang romawi. Tetapi karena
kekuatan tentara lebih besar, Cartago jatuh juga ketangan tentara romawi dibawah
pimpinan jenderal Marcallus dan Archimedes ditangkap dan dibunuh.
Archimedes adalah anak seorang astronomer, oleh karena itu Archimedes juga
mempunyai pengetahuan dan reputasi yang cukup lumayan dalam bidang astronomi.
Tetapi karyanya yang menonjol bukanlah dalam bidang geometri, melainkan dalam bidang
matematika dan fisika. Archimedes pernah belajar di Alexandria, dan setelah kembali dia
melanjutkan karyanya dalam bidang matematika dan fisika disana. Diantara temannya di
Alexandria adalah canon, Dosithous (pewaris Euclid) dan Eratontenes dan hasil-hasil
penemuan yang diperolehnya selalu dikomunikasikannya dengan teman- temannya di
Alexandria.
Archimedes banyak menulis buku tentang matematika dan fisika yang sebagian
besar dapat ditemukan. Dalam bidang fisika Archimedes menulis :
1. On The Equilibrium of planes (keseimbanganbidang-bidang).
2. On Floating bodies (tubuh-tubuh yang merapung)

3. Eratoshtenes (270-190SM)
Eratosthenes dikenal sebagai ilmuwan paling terkemuka pada masanya, karya-
karyanya dalam bidang geografi, filsafat, sejarah, astronomi, matematika, dan kritik
kesusastraan. Erastothenes diberi julukan “pentathis” yaitu nama yang diberikan kepada
orang-orang yang mau mencoba berbagai hal. Buku aku 3 volume eratostheles berjudul
geographica.Eratosthenes memiliki keahlian dalam bermacam-macam cabang ilmu
pengetahuan, seperti misalnya kesusastraan, astronomi, sejarah dan atletik. Karyanya yang
sangat meninjol adalah aproksimasinya tentang panjang keliling bumi. Eratoshtenes
memperdiksi keliling bumi dengan membansingkan jarak antara dua tempat di bumi dan
sudut yang dibuat kedua tempat itu dengan matahari. Pada suatu hari yang
cerahEratosthenesmataharibersinar tegaklurus (membuatsudut90ᵒ) dikota Syrene.
Dalam bidang matematika, Eratosthenes terkenal dengan penemuannya tentang
bagaimana menemukan bilangan prima yang terkenal dengan nama “saringan

15
Eratosthenes”. Untuk menentukan bilangan-bilangan prima yang lebih jecil dari 100
misalnya, Eratosthenes melakukannya sebagai berikut :
1. Mula-mula disusun suatu barisan bilangan asli dari 1 sampai dengan100.
2. Pertama kali dicoret bilangan 1, karena 1 bukanlah bilangan prima.
3. Bilangan 2 adalah bilangan prima, maka semua kelipatan 2 dicoret karena bukan
bilangan prima.
4. Bilangan 3 adalah bilangan prima, maka semua kelipatan 3 dicoret.
5. Bilangan 5 adalah bilangan prima, maka semua kelipatan 5 dicoret.

4. Apollonius (262-190 SM)


Ahli geometri yang termasyhur pada periode 300 hingga 200 S.M. adalah
Apollonius, tokoh lebih muda yang sezaman dengan Archimedes. Apollonius lahir di kota
Perga, Yunani, dekat pantai tenggara Asia Minor. Saat masih remaja, dia pergi ke
Alexandria mungkin untuk belajar di Museum kepada para penerus Euclid dan menetap di
sana selama bertahun-tahun untuk mengajar dan menyusun konsep awal dari karya
terkenalnya Conics (Kerucut). Selanjutnya, Apollonius pindah ke Pergamun, yang
memiliki universitas dan perpustakaan yang baru didirikan mengikuti apa yang telah
dibangun di Alexandria. Ketika berada di sana, dia berkenalan dengan ahli geometri
Eudemus dari Pergamum, kepada siapa dia dedikasikan ketiga buku pertama Conica.
Apollonius menulis 11 karya, tetapi hanya 2 yang bertahan, dan dia pada
khususnya termasyhur karena Conics. Di dalam karya tersebut terdapat 389 proposisi yang
disusun ke dalam delapan buku. Empat buku pertama telah sampai kepada kita dalam
tulisan asli Yunani, tiga buku berikutnya terpelihara dalam terjemahan Arab, sementara
satu lagi hilang. Studi tentang tiga kurva yang kita sebut "irisan-irisan kerucut" bukan
topik baru bagi Apollonius, meski memang dia yang pertama kali memperkenalkan istilah-
istilah parabola, hiperbola, dan elips. Buku Commentary karya Proclus menjelaskan
kepada kita bahwa Menaechmus, salah seorang murid Eudoxus dan anggota Akademi
Plato, menemukan kurva kurva tersebut pada sekitar tahun 350 S.M. Empat buku pertama
Conics merupakan paparan dan pengembangan yang sistematik dari apa yang telah beredar
sebelumnya, sedangkan buku-buku sisanya berfokus pada materi asli darinya. Pembahasan
Apollonius tentang teori kerucut sedemikian dikagumi hingga adalah dia, bukan Euclid,

16
yang pada zaman kuno mendapatkan gelar Ahli Geometri Besar. Apollonius
mendefinisikan kerucut lingkaran sebagai bangun yang dibentuk oleh garisyang berotasi
membentangi sebuah lingkaran, sementara garis tersebut juga melalui sebuah titik tetap
yang tidak berada pada bidang dari lingkaran itu. Kerucut lingkaran tegak adalah bangun
kerucut lingkaran yang sumbunya tegak lurus terhadap bidang dari lingkarannya. Dengan
metode “penerapan luas” yang diajukan oleh Euclid, Apollonius berhasil menurunkan
sebentuk padanan geometris bagi persamaan-persamaan Cartesius unnsk kerucut.
Perhatikan, misalnya, permasalahan parabola.

5. Aristarchus (310-230SM)
Aristarchus dari samos (310-230 SM) dalam karyanya yang berjudul “on the size
and distances of the sun and moon”. Menyatakanketika bulan setengah penuh,maka sudut
yang di buat oleh bumi matahari adalah 30. Dalam trigonometri sekarang ini berarti bahwa
ratio jarak bumi terhadap bulan dan jarak bumi terhadap matahari adalah sin 3° pada waktu
itu belum ada daftar tabel trigonometri. Aristarchus menggunakan teorema yang ekivalen
dengan rumus trigonometri sebagai berikut :
sin A A tgA
< <
sin B B tgB
Aristarchus dari samos (310-230 SM) dalam karyanya yang berjudul “on the size and
distances

Of the sun and moon”. Menyatakan

Ketika bulan setengah penuh,maka sudut yang di buat oleh bumi matahari adalah 3”.
Dalam trigonometri sekarang ini berarti bahwa ratio jarak bumi terhadap bulan dan jarak
bumi terhadap matahari adalah sin 3” pada waktu itu belum ada daftar tabel trigonometri.

6. Hipparchus (140 SM)


Sekitar tahun 140 SM Hipparchus dari Nicaea menyususn tabel trigonometri
sehingga dia dinamakan “bapak trigonometri”.Hipparchus adalah orang yang pertama

17
membuat tabel mendetail untuk setiap derajatnya. Hipparchus menggunakan tabel dalam
perhitungan-perhitungan astronominya, tetapi tidak diketahui dari mana hipparchus
mendapatkan sumber-simber aslinya dari tabel ini.
Hipparchus adalah figur transisi astronomi babylonia. Dimana astronomi babylonia
sudah sangat maju semenjak sekitar tahun 270 SM. Konstribusi hipparchus yang utama
dalam bidang astronomi adalah pengorganisasiannya tentang data-data yang diperoleh dari
babylonia. Kemudian memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Konstribusi yang lain dari
hipparchus adalah membagi sudut lingkaran atas 360°.yang berguna dalam menyusun
tabel tali busumya. Kemungkinan hipparchus memperolehnya dari Hypsicles, yang
terlebih dahulu membagi lingkaran atas 360 bagian seperti yang sudah dirintis oleh
astronomi babylonia. Karya hipparchus ini terdiri dari 12 buku yang berhubungan dengan
konstruksi tali busur tapi sayangnya semua karya ini tidak dapat ditemukan lagi, yang ada
sekarang hanyalah dalam bentuk komentar-komentar dari matematician sesudahnya.
7. Minelaus (+100 SM)
Minelaus dari Alexandria (±100 tahun sesudah maschi) memiliki karya yang
berhubungan dengan tali busur dalam lingkaran yang terdiri dari 6 buku. Karya lain dari
Minelaus tentang matematika dan astronmi adalah “Element of Geometry” (unsur-unsur
geometri) dan “Sphaerica”. Sayangnya karya Minelaus “tali busur dalam lingkaran” dan
“Element of Geometry” tidak dapat ditemukan, hanya diketahui berdasarkan komentar
komentar dari matematician yunani dan arab. Ratusan tahun kemudian satu-satunya karya
Minelaus yang dapat ditemukan sekarang hanyalah "Sphacrica", tetapi yang sudah disalin
dalam bahasa arab.
Sphaerica ini terdiri dari tiga buku: Buku pertama membicarakan tentang dasar dari
segitiga bola, yang analog dengan buku I Elements Euclid tentang segitiga-segitiga pada
bidang datar. Dalam buku I ini terdapat suatu teorema bahwa" Dua segitiga bola adalah
sama dan sebangun apabila sudut-sudut yang sepadan adalah sama".Buku kedua berisi
tentang aplikasi dari geometri bola untuk fenomena-fenomena astronomi.Buku ketiga
berisi teorema yang sekarang dikenal dengan nama " theorema Minelaus" tentang tali
busur dalam lingkaran.
8. Ptolemy (±150 SM)

18
Ptolemy dari alexandria tahun 150 setelah maschi karyanya mathematical Syntaxis
adalah karya yang paling terkenal dalam zaman yunani di bidang trigonometri. Buku
Mathematical syntaxis atau "kumpulan matematika" ini terdiri dari 13 buku yang disusun
berdasarkan tulisan Hipparchus. Buku karyaPtolemy ini adalah merupakan karya dalam
bidang astronomi yang terbesar di zamannya, melebihi semua karya penulis-penulis
lainnya sehingga karyanya ini oleh komentator disebut "Magiste", atau "yang terbesar" dan
translator arab menyebutnya dengan "Almagest" yaitu nama yang dikenal sekarang ini.
Tentang kehidupan Ptolemy ini tidak banyak diketahui, baik tahun kelahiran
maupun tahun meninggalnya yang diketahui orang hanyalah bahwa Ptolemy melakukan
observasi ke Alexandria dari tahun 127 M sampai tahun 151 M, dan oleh karena itu
diperkirakan dia lahir pada tahun-tahun terakhir i abad pertama, dan menurut penulis
Suida, Ptolemy masih hidup pada waktu pemerintahan Marcus Aurolius (memerintah dari
tahun 161 sampai dengan 180 M). Beruntung sekali karya Ptolemy ini tidak hilang.
sehingga dapat dibaca seluruh isi dari Almagest ini, bukan hanya tabel-tabel
trigonometrinya tetapi juga metode yang digunakan dalam konstruksinya.
9. Heron
Heron adalah matematikawan Yunani kuno dan insinyur yang aktif di kota
kelahirannya yaitu Alexandria, Mesir Romawi. Dia dianggap sebagai eksperimenter besar
kuno dan karyanya merupakan perwakian dari tradisi keilmuan yunani. Heron terkenal
dalam sejarah matematika karena rumusnya :
k =√ s ( s−a ) ( a−b ) ( s−c )

Ini dibuktikan secara trigonometri, tetapi Heron membuktikannya dengan


menggunakan geometry konvensional. Karya Heron Netrica ini, sama halnya dengan
Method di karya Archimedes, menghilang lebih kurang 18 abad,barulah ditemukan
kembali diKonstantiapel dalam suatu naskah yang ditulis sekitar tahun 1100. Dalam besar
kuno dan karyanya merupakan perwakilan dari tradisi keilmuan Yunani. Heron tekenal
dalam sejarah matematika karena rumusnya : Dimana a,b,c adalah sisi segitiga dan s
adalah setengah jumlah segitiga sisinya. Walaupun rumus ini sudah dikenal oleh
Archimedes sebelumnya, tetapi rumus ini baru di demonstrasikan (dibuktikan) oleh Heron
dalam bukunya “Netrica”.

19
Dalam bukunya “ Pneumatica” Heron mendeskripsikan sekitar seratus mesin dan
permainan seperti pipa hisap, mesin pembuka pintu candi dengan api, dan organ angin.
Heron terkenal dalam sejarah ilmu pengetahuan alam karena penemuannya mesin uap
sederhana, termometer sederhana, dan penemuan mekanikanya yang berdasarkan kepada
sifat-sifat cairan dan hukum mekanika sederhana bukunya Dioptra berhubungan dengan
deskripsi dan aplikasi teknik mesin. Karya Heron Catoptrics atau refleksi adalah
berhubungan dengan pemantulan cahaya. Walaupun hukum refleksi untuk cahaya sudah
dikenal oleh Euclid dan Aristoteles, Heron adalah orang yang perta nemperlihatkanny
dengan. penjelasan geometry sederhana, hukum refleksi itu adalah : " apabila cahaya
datang dari suatu sumber cahaya S kepada cermin MH', dan mata dari peninju adalah E,
maka lintasan yang terpendek SPE adalah apabila sudut SPM sama dengan EPM".

C. Karya-karya matematika pada zaman Alexandria


1. Karya Euclide
Euclide menulis sekitar 12 buku yang terdiri dari bermacam-macam cabang ilmu
pengetahuan seperti matematika, fisika, astronomi dan musik. Tetapidari seluruh karyanya
itu yang palin terkenal adalah karyanya “The Elements”. Buku Elements adal h karya yang
sanga tpopuler,dimana semenjak dipublisir pada tahun lebih kurang
300 SM, masih digunakan orang dan diakui sebagai karya besar dan tidak ada
tandingannya. Sampai saat ini karya euclide ini telh dicetak ulang lebih dari seribu kali,
dan selama 2000 tahun buku ini mendominasi semua pengajaran geometri.
Buku elements bukanlah sekedar rangkuman dari pengetahuan geometri saja, melainkan
adalah merupakan buku pengntar yang meliputi semua matematika elementer, yaitu terdiri
dari ilmu bilangan (aritmatika), geometri (bidang datar dan ruang), dan aljabar. Tidak
semua isi elements ini adalah karya asli eatau penemuan euclide sendiri, tetapi merupakan
kumpulan dar hasil-hasil karya matematician sebelumnya ditambah dengan penemuan
euquidos. Buku elements ini terdiri dari 13 buku (jilid) yaitu:
Buku I

20
Isinya mulai dari aksioma, defenisi dan dalil-dail geometri. Terdapat 48 dalil geometri
dalam buku ini. 26 dalil pertama berisi tentang segitiga, antara lain tentang dalil dua
segitiga yang kongruen. Dalil 27-32 mengenai kesejajaran dan jumlah sudut segiitga
adalah . Dalil 33-48 mengenai jajaran genjang, segitiga siku-siku, dan bujursangkar dan
luasnya. Dalil 47 adalah mengenai teorema phitagoras dan dalil 48 mengenai kebalikan
torema itu.
Buku II
Terdapat mengenai transformasi aljabar, seperti perhitungan a(b+c) atau (a+b)2 dan hal
tersebut memberikan penyelesaian pada pers. Kuadrat secara umum yang dimisalkan
dengan x2 = a(a-x) dan beberapa dalil mengenai aljabar geometri dan identitas aljabar.
Buku III
Dalam buku ini terdapat dalil-dalil mengenai lingkaran, tali busur, garis singgung dan
pengukur sudut.
Buku IV
Di dalam buku ini dibahas mengenai lukisan geometri menggunakan alat Euclide. Dengan
alat Euclide melukis segitiga, segilima, segiempat, segi enam, dan segi limabelas beraturan
dengan membagi-bagi busur lingkaran, melukis segi (n) beraturan. Sehingga sampai abad
delapan belas dianggap bahwa semua segi banyak dapat dilukis dengan alat Euclide. tetapi
pada tahun 1796, Carl Frederich Gauss membuktikan suatu segi banyak beraturan yang
banyak sisinya bilangan prima dapat dilukis bila bilangan prima itu
f(n)= n+ 1. Untuk n = 0, 1, 2, 3, 4 berturut-turut didapat segi 3, 5, 17, 257, 65.537.
Buku V
Buku ini berisi landasan tentang perbandingan teori Eudoxian mengenai perbandingan
diperjalas sehingga kehebohan penemuan bilangan irrasional oleh sekolah Pythagoras
dapat dipecahkan. Perbandingan dua besaran A dan B yang sejenis (sama-sama ruas garis,
luas dan sebagainya) sama dengan perbandingan dari besar C dan D yang sejenis. Buku VI
Buku ini berisi tentang bentuk kesamaan yang disajikan dengan sempurna dan homogen.
Penggunaan fakta/keterangan penting seperti pada persamaan kuadrat yang diaplikasikan
untuk menghitung luas. Dan metode ini digunakan untuk menentukan luas dari jajaran
genjang sehingga diketahui bahwa sudut yang salilng berhadapan memiliki besar yang
sama. Serta dibahas juga mengenai teori-teori tentang proporsi-proporsi dalam geometri.

21
Buku VII - IX
Buku ini membahas tentang teori bilangan yang berisi tentang landasan fakta sederhana
dari teori bilangan phytagoras yang sekarang disebut Algoritma Euclid. Yang dapat
diketahui dengan pembagian silang untuk menentukan FPB ( faktor persekutuan terbesar)
dan KPK (kelipatan persekutuan terkecil). Dalam hal ini juga ditambahkan bukti mengenai
keunikan faktorisasi prima menjadi faktor prima, perhitungan pangkat dan akar,
penjumlahan deret geometri terhingga dan bukti teori eksistensi pada bilangan prima yang
tak terhingga. Selanjutnya telah dijelaskan pada teorema phytagoras mengenai bilangan
ganjil dan bilangan genap. Dalam buku ke IX ditemukan dalil mengenai pembentukan
bilangan genap sempurna, seperti 6 = 1+2+3 = jumlah faktor-faktornya. Jika Sn = 2n-1
adalah bilangan prima maka 2n-1.Sn adalah bilangan sempurna.
Buku X
Buku ini berdasarkan pada studi sebelumnya pada Theaetetus, studi nya dimulai dengan
penelitian yang lama, Sulit sekali untuk dapat melihat secara keseluruhan karena bentuk
yang tidak praktis dan tujuan akhir yang berupa jenis bilangan irrasional.
Buku XI
Buku ini berisi tentang beberapa data yang melibatkan prinsip dualitas yang mengacu pada
garis lurus dan bidang. Selanjutnya teorema yang paling penting pada trigonometri dan
yang terakhir teorema permukaan yang sejajar
Buku XII
Buku ini berisi tentang perhitungan volume, dilanjutkan dengan membandingkan
lingkaran dengan kuadrat diameternya sedangkan bola dengan pangkat tiga dengan
diameternya.Kemudian hubungan antara tabung dengan garis tegak pada kerucut, yang
semuanya dibuktikan dalam teori Eudoxian. Namun yang terpenting adalah keberhasilan
Euclid dalam menentukan volume piramid.
Buku XIII
Buku ini berdasarkan studi dari Eudoxus yang mengupas fakta mengenai penyelesaian
bentuk-bentuk umum pada bangun ruang.

2. Karya Archimedes

22
Archimedes banyak menulis buku tentang matematika dan fisika yang sebagian besar
dapat ditemukan. Dalam bidang fisika Archimedes menulis :
a. On The Equilibrium of planes (keseimbanganbidang-bidang).
b. On Floating bodies (tubuh-tubuh yang merapung)

Dalam bidang matematika, Archimedes banyak sekali menghasilkan karya tulis, baik
berbentuk buku, maupun berupa paper karya-karya Archimedes ini antara lain :

a. Psamites Atau Sand Reckoner berisi tentang sistem aritmatika, archimedes


mengaprosimasikan panjang keliling lingkaran bumi adalah 300.000 mill (pada
waktu itu orang hanya memperkirakan sekitar 30.000 mill).
b. Quadrature of parabola (mengkuadrat para bola) buku ini berhubungan dengan
metode penghapusan (yaitu kalkulus integral) dan berisi 24 proposisi tentang irisan
kerucut.
c. On the measurament of acircle ( mengukur lingkaran), menggunakan segi banyak
luar dan segi banyak dalam beraturan lingkaran untuk menentukan panjang keliling
lingkaran itu.
d. On spiral berisi 28 Dalil mengenai sifat – sifat kurva spiral yang dikenal sekarang
sebagai spiral Archimedes dengan persamaan polar r = kθ.
e. On the sphere and cylinder (tentang bola dan slinder) berisi 60 proposisi yang
berhubungan dengan geometri tiga dimensi atau geometri ruang.
f. On conoids spheroids berisi 40 proposisi yang berhubungan dengan isi bidang yang
diputar.
3. Karya Eratosthenes
Dalam bidang matematika, Eratosthenes terkenal dengan penemuannya tentang
bagaimana menemukan bilangan prima yang terkenal dengan nama “saringan
Eratosthenes”. Untuk menentukan bilangan-bilangan prima yang lebih jecil dari 100
misalnya, Eratosthenes melakukannya sebagai berikut :
a. Mula-mula disusun suatu barisan bilangan asli dari 1 sampai dengan100.
b. Pertama kali dicoret bilangan 1, karena 1 bukanlah bilangan prima.
c. Bilangan 2 adalah bilangan prima, maka semua kelipatan 2 dicoret karena bukan
bilangan prima.

23
d. Bilangan 3 adalah bilangan prima, maka semua kelipatan 3 dicoret.
e. Bilangan 5 adalah bilangan prima, maka semua kelipatan 5 dicoret.

Karya lain dari Eratosthenes adalah “On Mean and Loci” tetapi sayang karyanya ini
tidak dapat ditemukan. Begitu juga karyanya “On Measurement oh The Earth” juga
hilang. Tetapibeberapa bagian dari buku ini dapat ditemukan dalam karya-karya
matematician sesudahnya, seperti Heron dan Ptolemy.

4. Karya Apollonius
Karya Apollonius dalam bidang matematika adalah:
a. Buku quick delivery sekarang tidak ditemukan lagi berisi mode bagaimana
melakukan kalkulasi secara cepat.
b. Buku Cutting Off a Ratio tetapi sudah bukan dalam naskah asli, melainkan sudah
diterjemahkan kedalam bahasa Arab, kemudian diterjemahkan lagi dalam bahasa
latin, buku ini berisi 181 proposisi berhubungan dengan soal-soal matematika
umum mengenai penyelesaian persamaan kuadrat jenis ax2– bx =c.
c. Buku cutting of an Area (on spatial section) berisi 124 proposisi yang pada
umumnya berhubungan dengan problem yang hampir bersamaan dengan karyanya
cutting of a ratio.

d. Buku Tangencies berisi 124 proposisi. Buku ini berhubungan dengan probem
berhubungan dengan bagaimana melukis suatu lingkaran yang menyinggung
tiga unsur yang diketahui : titik, garis lurus, dan lingkaran.
e. Buku on Vergingaberisi 125 proposisi yang berhubungan dengan inklinasi yang
hanya dapat dilakukan dengan menggunakan jangka dan mistar saja.
f. Buku Plane Loci berisi 147 proposisi.slah satu teoremanya
g. Buku Conics terdiri dari 8 buku.

5. Karya Manelaus
Ia mempunyai karya buku yg bernama Sphairecia yg terdiri dari 3 buku yaitu:
a. Buku pertama membicarakan tentang dasar dari segitiga bola
b. Buku kedua berisi tentang aplikasi dari geometri bola untuk fenomena - fenomena
astronomi .
c. Buku ketiga berisi teorema yang sekarang dikenal dengan nama “ theorema Minelaus”

24
tentang tali busur dalam lingkaran .

6. Karya Ptolemy
Disamping “Almagest” , Ptolemy juga menulis beberapa karya yang juga tidak kalah
pentingnya seperti almagest sendiri. Diantara karya Ptolemy itu adalah :
a. Geography
merupakan biblenya geographers, seperti halnya almagest bagi astromer , yang terdiri
dari 8 buku. Buku Geography ini hanya bisa diperoleh darisalinannya dalam bahasa
arab, sedangkan buku aslinya tidak ditemukan .
b. Optics

Dalam buku ini terdapat tabel untuk refraksi cahaya dari udara ke air , dari udara ke
kaca dan air ke kaca.
c. Tetrabiblos dan Quadripartium.

terdiri dari 4 buku , berisi tentang matematika yang dihubungkan dengan mistik dan
agama serta astropologi.

7. Karya Hermon

Buku Netrica yang terdiri dari tiga buku ini tidak banyak terdapat Demonstrasi
( pembuktian ) yaitu:

a. Buku I Netrica berisi tentang pengukuran luas bujursangkar , empatpersegi


panjang,segitiga, trapezoid, segibanyak beraturan mulai dari segitiga segitiga
sama sisi sampai kepada dodecagon , lingkaran dan segmen-segmennya,ellips,
segmen parabola, permukaan silinder,kerucut, dan permukaan bola.

b. Buku II berisi tentang pengukuran isi kerucut,silinder,jajaran genjang,


prisma,pyramida, kerucut terpancung dan piramida terpancung, bola, segmen
bola, bidang lima beraturan dan isi beberapa primatoida.

c. Buku III berisi tentang pembagian luas satu bagian dengan bagian yang lain.
Karya-karya lain dari Heron adalah :
a. Geometrica
b. Pnoumatics
c. Dioptra

25
d. Catoptrica
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah matematika pada zaman Alexandria sangat memperngaruhi perkembangan


matematika modern. Zaman Alexandria ini berada di bawah kekuasaan raja Alexandria
(Iskandar Agung). Pada zaman ini terdapat sebuah perpustakaan terbesar di dunia yaitu
perpustkaan Alexandria yang banyak memuat karya-karya ilmuwan.
Beberapa matematikawan pada zaman Alexandria yaitu :
1. Euclide
2. Archimedes
3. Erastoshtenes
4. Apollonius
5. Aristarchus
6. Hipparchus
7. Minelaus
8. Ptolemy
9. Heron
Karya dari para matematikawan ini sampai sekarang masih digunakan namun dalam
bahasa yang lebih sederhana danmodern.

B. Saran
Dengan berbagai uraian diatas tentunya tidak lepas dari berbagai kekurangan baik dari segi
materi, teknik penulisan, dan sebagainya. Untuk itu sangat diharapkan saran maupun kritik
yang mampu membangun dalam memperbaiki makalah selanjutnya baik dari dosen
pembimbing maupun dari teman-teman.

26
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuddin. Hakikat, Sejarah, dan Filsafat Matemtaika. 2013. Bandung: Mandiri


G, Mukhtar. Sejarah Matematika. 1988. Padang : Universitas Negeri Padang
http://dhiiashintapratiwi.blogspot.com/2013/05/euclid-of-alexandria.html?m=1
https://pdfcoffee.com/makalah-zaman-alexandria-pdf-free.html
http://radyosuyoso.blogspot.com/2008/04/alexandria-simbol-kecemerlangan

27

Anda mungkin juga menyukai