Anda di halaman 1dari 11

UPAYA-UPAYA PELENYAPAN PERADABAN DAN PENDIDIKAN

ISLAM

DOSEN PEMBIMBING
Taufik Helmi, M.A.

DISUSUN OLEH:

Mukhlisin (12070512286)
Diky Ramadhan (12070510815)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam tetap kami junjungkan kepada Nabi Agung Muhammad
S.A.W. yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang penuh ilmu ini. Makalah
yang berisikan tentang Upaya-Upaya Pelenyapan Peradaban dan Pendidikan Islam ini kami susun guna
memenuhi tugas dari bapak Taufik Helmi, M.A. yang senantiasa mendampingi kami untuk menimba
ilmu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala ikhtiar kita. Amin.

Kampar, 6 Aparil 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 2
2.1 Pemusnahan Karya-Karya Ulama .................................................................................................. 2
2.2 Demonologi Islam ......................................................................................................................... 3
2.3 Pembaratan Dunia Islam ............................................................................................................... 5
BAB III ...................................................................................................................................................... 7
PENUTUP ................................................................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan Islam sejak 14 abad silam mewarnai sejarah peradaban dunia. Bahkan, pesatnya
perkembangan itu, baik di barat maupun timur, pada abad kedelapan sampai 13 Masehi mampu
menguasai berbagai peradaban yang ada sebelumnya. Peradaban Islam dianggap sebagai salah satu
peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia. Saat ini tak ada yang menyangkal bahwa dunia
Islam sungguh-sungguh tertinggal dari Dunia Barat. Negara-negara Muslim hanya menjadi negara
dunia ke-3 yg masih berkutat pada masalah kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan bahkan
pertikaian sesama Umat Islam sendiri. Padahal sejarah mencatat bahwa Dunia Islam pernah mencapai
kejayaan dan memimpin peradaban dunia.
Jika kita menilik ke belakang, Peradaban Dunia Islam mengalami pukulan telak dalam kontestasi
peradaban. Yang pertama adalah pemusnahan karya-karya ilmiah. Kita tahu bersama bahwa Dunia
Islam pada abad pertengahan adalah penerima tongkat estafet tradisi pengetahuan Yunani. Pada
masanya ilmu pengetahuan tumbuh subur, bukan hanya pengetahuan mengenai agama saja, tetapi
juga ilmu-ilmu lain seperti filsafat, mantiq (logika), kedokteran, matematika, kimia, fisika, biologi,
astronomi, geografi, seni, sastra, dan banyak lagi. Yang kedua, demonology Islam, yakni Islam dirusak
karakternya dengan isu isu yang negatif yang justru bertolak belakang dengan ajaran Islam itu sendiri.
Yang ketiga, pembaratan Dunia Islam, Ada suatu pandangan bahwa Dunia Barat maju karena
meninggalkan agamanya, sedangkan Dunia Islam justru mundur ketika meninggalkan agamanya. Barat
justru maju karena mencontoh Dunia Islam pada abad pertengahan. Sayangnya memang barat benar-
benar total meninggalkan agama. Padahal yg harusnya ditinggalkan mestinya hanya kejumudan dalam
agama. Sedangkan Islam mundur justru karena meninggalkan tradisi intelektual yg sebelumnya sudah
dikembangkan. Tradisi itu selanjutnya diambil kembali oleh orang-orang barat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pemusnahan karya-karya ulama
2. Apa itu Demonologi Islam
3. Pembaratan Dunia Islam

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Pemusnahan karya-karya ulama
2. Untuk mengetahui apa itu Demonologi Islam
3. Untuk mengetahui Pembaratan Dunia Islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemusnahan Karya-Karya Ulama


Para sarjana Muslim dari berbagai jenis tradisi keilmuan: agama (naqliyyah), sastra, filsafat,
matematika, fisika, kedokteran, botani, hingga tasawuf, masing masing menyumbangkan kekayaan
khazanah ilmu pengetahuan Islam yang patut dibanggakan. Kekayaan khazanah intelektual Islam
klasik itu berasal dari dua sumber. Pertama, bersumber dari terjemahan-terjemahan manuskrip kuno
dari berbagai peradaban pra-Islam beserta komentar-komentar yang diberikan oleh ilmuwan Muslim.
Kedua, bersumber dari karya-karya ilmiah. Umumnya tokoh-tokoh sarjana Muslim itu melahirkan
anak-anak rohaninya, berupa ratusan karya ilmiah perbagai jenis imu pengetahuan selama hidupnya,
seakan-akan mereka hidup hanya untuk membaca, meneliti dan menulis belaka. Ibn Hazm misalnya,
diriwayatkan menulis empat ratus buku yang totalnya mencapai 80.000 halaman.
Pada Abad ke-13 jatuhnya kota Baghdad kepada Bangsa Mongol bukan saja mengakhiri Khilafah
Abbasiyah, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran Peradaban Islam. Sebab Baghdad saat
itu sebagai pusat Peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan ikut lenyap
dibumihanguskan Bangsa Mongol yang dipimpin hulagu khan, pemikirannya sangat dipengaruhi
Kristen dan budha yang sangat membenci Islam.1 Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang
berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Musta'shim, penguasa
terakhir Bani Abbas di Baghdad (1243 - 1258), betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu
membendung "topan tentara Hulagu Khan. Maka pada fase ini kota Baghdad yang dikenal dengan
kota ilmu pengetahuan dihancurkan sekejap mata.
Kebiadaban Bangsa mongol ditunjukkan dengan pembantaian Ratusan ribu mayat tanpa kepala
berserakan dan tumpang tindih memenuhi jalan-jalan, parit-parit dan lapangan-lapangan. Di
sekitarnya bangunan-bangunan megah dan indah banyak yang tinggal puingpuing dan rerontokan.
Asap masih mengepul dari bangunan bangunan yang dibakar. Tentara dari pangkat rendah sampai
tinggi sibuk memenggal kepala ribuan manusia dan kemudian memisahkan kepala yang terpisah dari
tubuhnya itu menurut kelompok: kepala wanita, anak-anak, orang tua, dipisahkan satu dari yang lain.
Sungai Dajlah atau Tigris berubah menjadi hitam disebabkan tinta ribuan manuskrip serta buku-
buku karya ulama Islam dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang dilempar ke dalamnya.
Perpustakaan, rumah sakit, mesjid, madrasah, tempat pemandian dan rumah para bangsawan, toko
dan rumah makan semuanya dihancurkan.2 Bayangkan, luas sungai Tigris yang hampir sama dengan
Nil (kedalamannya mencapai 10-11 meter) itu, dipenuhi buku untuk dijadikan jembatan. Anda bisa
membayangkan berapa besar jumlah buku yang ada saat itu. Ada satu kata kunci untuk memahami
cerita tersebut, yaitu: produktivitas tulisan para ulama. Banyaknya buku yang tersimpan
diperpustakaan Baghdad adalah salah satu bukti prokdutivitas ulama dalam bidang kepenulisan.
Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi mengapa Hulagu Khan sangat bernafsu
menaklukkan wilayah Muslim dan kejam setiap kali dia berhasil menguasainya, yaitu: Ibu Hulagu, istri
dan sahabat dekatnya, Kitbuqa termasuk Kristen fanatik yang memendam kebencian mendalam
terhadap orang Islam. Juga para penasehatnya banyak yang berasal dari Persia yang memang

1
Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta; Perdana Publishing, 2010), hal. 111.
2
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Riau: Yayasan Pusaka, 2013), hal. 135.

2
berharap dapat membalas dendam atas kekalahan mereka satu abad sebelumnya ketika Persia
ditaklukkan oleh pasukan Muslim pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
Sebelum jatuhnya Baghdad, bencana serupa menimpa sejumlah perpustakaan yang ada di
wilayah Islam. Di antaranya, pembakaran buku-buku tertentu di Al Hakam, Kordoba, pada abad ke-11.
DiRayy, hal itu terjadi pada 1027 Masehi. Pembakaran buku oleh tentara Salib di Tripoli, Lebanon.
Perpustakaan lainnya yang mengalami nasib serupa adalah Banu Ammar pada 1109 Masehi, Nishapur
pada 1153 Masehi, pembakaran Perpustakaan Ghazna pada 1155 Masehi, dan penghancuran
Perpustakaan Merv pada 1209 Masehi. Namun, setelah para penguasa Mongol memeluk Islam,
kondisi pun berubah. Mereka memberikan dukungan pengembangan tradisi ilmiah dan penulisan.
Pada abad ke-14, misalnya, di Mosul, banyak manuskrip ilmiah yang dihasilkan. Demikian pula, dengan
penulisan Alquran. Namun, Irak tak benar-benar pulih seperti sebelumnya.

2.2 Demonologi Islam


Istilah Demonology diartikan sebagai the study of demons (studi mengenai setan). Penggunaan
istilah "Demonologi Islam" mengacu pada pengertian asli demon dan demonology kita dapat
mengartikan sebagai pengkajian tentang "penyetanan Islam" atau "penghantuan Islam" yakni
penggambaran dan pencitraan Islam sebagai demon (setan, iblis atau hantu) yang jahat atau evil dan
kejam (cruel). Adapun jika kita merujuk pada pengertian demonology dari hasyim hamid ialah sebagai
Sebuah upaya sistematis untuk menjadikan islam dan pengikutnya agar dipandang sebagai ancaman
yang menakutkan. Ini merupakan strategi kaum zionis dan musuh Islam untuk menjatuhkan Islam
dengan perusakan karakter Islam itu sendiri dalam upayanya menghilangkan nilai-nilai Islam yang
telah tersebar di bumi ini yang mereka sebut dengan istilah the green menace (bahaya hijau). Dengan
tujuan menjadikan seorang muslim tersebut memiliki pandangan yang justru bertentangan dengan
agama yang ia anut atau memiliki sikap antipati terhadap segala hal yang berbau Islam.3
Demonologi Islam juga dapat dimaknai sebagai salah satu upaya kaum kuffar untuk dapat
mengontrol dunia melalui pemburukan citra Islam yang dipandang sebagai ancaman. Pembentukan
citra tersebut sangat bergantung pada media massa sebagai pembentuk makna, hingga akhirnya
terbentuknya opini publik tentang bahaya Islam. Melalui hal tersebut, akan memberikan legitimasi
dan justifikasi bagi kaum kuffar dan antek-anteknya untuk membuat kebijakan yang dapat membasmi
siapa saja yang menghalangi jalan mereka. Pelaku dari upaya ini tentu merupakan negara super power
yang memiliki semua instrumen untuk dapat melaksanakan strategi pelemahan umat islam.
Dalam perjalanannya, demonology Islam berlangsung melalui pencitraan negatif tentang Islam
dan para pemeluknya, melalui penjulukan-penjulukan "fundamentalisme Islam" (Islamic
fundamentalis), terorisme Islam (Islamic Terrorism), dan bom Islam (Islamic Bomb) yang dipopulerkan
media massa, dengan cara itu, barat pun berupaya menenggelamkan citra islam sebagai rahmatan lil
a'lamin dan sistem hidup way of life terbaik bagi umat manusia membuat masyarakat dunia memusuhi
dan memerangi Islam (menumbuhkan Islamiphobia ketakutan terhadap Islam), sekaligus mencegah
dan melindas isu kebangkitan Islam (The Revival of Islam).4
Pemburukan citra islam adalah bagian dari upaya barat khususnya negara adikuasa amerika
serikat yang menata dunia menurut kepentingan mereka, bahkan mengklaim sebagai pemegang
supremasi kebenaran, maka siapa saja yang berseberangan serta mengancam kepentingan mereka

3
Asep Syamsul, Demonology Islam: upaya barat membasmi kekuatan barat (Perpustakaan Nasionla;KDT 2008),
hal. 6.
4
Romli, Isu-isu Dunia Islam, (Yogyakarta; Dinamika, 19996), hal. 14.

3
dianggap berada dijalan yang sesat.5 Umumnya pembasmian kekuatan Islam itu dilakukan dengan
pembubaran organisasi pergerakan Islam, Pelarangan Atribut Islam (bendera, cara berpakaian, buku-
buku), pemenjaraan para tokoh Islam.
Apa yang menjadi sumber sehingga terjadi demonology Islam secara garis besarnya ada dua
sebab:
1. Dendam Historis
Selama berabad-abad, barat takluk dibawah hegemoni Khilafah Islam. dalam bentuk pengobaran
api perang terhadap umat Islam, yaitu dengan terjadinya perang salib (1096-1291M) yang
bertujuan utama penghancuran Islam, namun Islam gagal dilumpuhkan. Perang salib membentuk
fondasi pertama dan esensial untuk menentukan sikap eropa dan barat terhadap Islam.6 Benturan
Barat Islam sendiri terjadi terutama ketika Islam Masuk eropa malalui selat Gilbraltar dengan
serbuan bala tentara Islam ke Perancis, Kaum Kristen (Barat) menjadi benci sehingga menimbulkan
dendam berketurunan yang tiada habisnya sampai saat ini, dengan berbagai misi dijalankan untuk
menghancurkan islam, salah satunya kristenisasi Islam.
2. Kesalahpahaman Masyarakat Barat
Masyarakat barat umumnya melakukan kesalahan dalam memhami Islam hal itu terjadi karena
Barat mempelajari Islam dari buku atau tulisan tulisan orientalis yang mengkaji Islam dengan
tujuan untuk miskonsepsi terhadap Islam atau menyelewengkan ajaran Islam. ketika mengkaji
Islam mengambil pandangan dan analisis tidak objektif dan fair Citra Islam yang tampak dimata
orang-orang barat atau non muslim pada umumnya ialah kekejaman, kekerasan, fanatisme,
kebencian, keterbelakangan, dan entah apa lagi.
Hal itu diperparah dengan sajian media massa mereka menampilkan Islam tidak secara utuh.
Bahkan, Islam yang mereka kenalkan bukan Islam kebanyakan (sunni), melainkan Islam Syiah yang
hanya dianut oleh 10% kaum Muslim dunia. Kekeliruan lain dalam memahami Islam yang lain ialah
menyamakan Islam dengan perilaku Individu umat Islam. Misalnya, ketika ada sekelompok orang
Islam atau orang Islam yang melakukan kekerasan atau radikal kalau istilah yang popular saat ini,
maka cap 'teroris" pun dilekatkan pada Islam tanpa mau tahu mengapa aksi kekerasan itu terjadi.
Karenanya populeriah Istilah islam Teroris atau Isima Radical.
Fobi Islam atau Islamophobia, ketakutan terhadap Islam adalah produk utama Barat. Parahnya,
fobi Islam itu tidak saja melanda masyarakat barat dan eropa, tetapi juga negeri yang mayoritas
Islam Itu sendiri. Ini menjadi suatu ironi bahwa umat Islam takut akan Syariat Islam yang notabene
ajaran agamanya sendiri. Mereka menjadi phobia atau takut bila hukum Islam diberlakukan karena
frame yang ada dikepala mereka adalah hukum rajam bagi penzina, hukum cambuk bagi penjudi,
hukum potong tangan bagi pencuri.7 Ditambah lagi pada zaman sekarang ini kita digiring untuk
takut kepada pakaian Islam itu sendiri, misalnya cadar atau niqab.
Dari penjelasan diatas, maka telah jelas bahwa Barat secara historis hingga saat ini masih
menyimpan permusuhan terhadap umat Islam. Bahkan merancang strategi untuk menghancurkan
dunia Islam atau negara Islam, walaupun tidak semuanya bangsa Barat berperilaku demikian.
Referensi tersebut, bisa menjadi bukti atas kebencian Barat terhadap umat Islam yang tak pernah
redam. Maka dari itu, Barat berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi secara global dan
memanfaatkan era globalisasi untuk mendemonologi Islam agar pencitraan Islam menjadi buruk.

5
Lihat www.republika.co.id " Antara Konspirasi dan Kesalahpahaman".
6
Muhammad Asad, Hak dan Bathil Pertentangan (Jakarta; Gema Insani Press, 1977), hal. 28
7
Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hal. 53.

4
Meskipun dalam pembahasan sebelumnya Isla menanggapi globalisasi dengan positif, tetapi umat
Islam pun harus berhati-hati dalam menghadapi Barat. Sebagai umat Islam kita harus menyaring
pertukaran budaya maupun bidang lainnya supaya tidak terjerumus dalam kemunafikan Barat.

2.3 Pembaratan Dunia Islam


Westernisasi sendiri berasal dari kata Western yang artinya Barat. Westernisasi berarti proses
pembaratan, pengambilalihan, atau peniruan budaya Barat. Jadi, westernisasi adalah suatu kesatuan
paham yang membentuk suatu gaya hidup yang masuk ke dalam sistem secara totalitas, atau dengan
pengertian yang hampir sama bahwa westernisasi adalah proses transformasi nilai-nilai yang berasal
dari Barat ke dalam masyarakat lain. Tentunya nilai yang ditransformasikan di sini adalah nilai-nilai
way of life, tidak hanya transformasi teknologi dan ilmu semata. Sebagai contoh budaya pakaian dalam
pemikahan, gaya hidup dan budaya ulang tahun. Hal inilah yang membedakan antara modernitas dan
westernisasi, walaupun secara sederhana di antara kedua term tersebut hampir memiliki kemiripan
sehingga terdapat bias makna. Para intelektual muslim mengalami pergeseran saat itu yakni, paska
Perang Dunia I, orientasi sosial dan intelektual bergeser ke arah sekular dan westernisasi yang tidak
terbendung. Bagi strata berpendidikan Islam terserap dalam ideologi sekular, semisal yang terjadi
dalam periode waktu perang antar kelompok kelompok yang mempunyai pengaruh kuat di Mesir atau
Fertile Crescent yang tidak lain adalah sekularis muslim.
Pembaratan atau westernisasi dalam pengertiannya yang paling luas ialah mendorong kaum
muslimin dan bangsa arab untuk menerima pemikiran-pemikiran barat, menanamkan prinsip-prinsip
pendidikan barat dalam jiwa kaum Islam, sehingga mereka tumbuh dalam kehidupan dan pemikiran
barat dan nilai-nilai keislaman menjadi kering dalam jiwa mereka.8
Menurut Antony Black kehadiran westernisasi yang sebenarnya baru dimulai sejak tahun 1700-
an, muncul sebuah hubungan baru antara Islam yang di bawah pemerintahan Utsmani dengan Barat.
Pada awalnya proses westernisasi waktu itu berjalan dengan lamban, selama abad kedelapan belas
interaksi antara peradaban Islam dengan Barat sangat terbatas. Dalam bidang fiqih tampak tidak ada
perubahan Sehingga dapat dipahami bahwa politik Utsmani mempertahankan pola pikir dan
kebiasaan yang tradisional. Hanya beberapa birokrat kesekretariatan yang menguasai bidang
administrasi mulai terbuka terhadap kebiasaan dan ide-ide Barat.9 Pembaratan dalam dunia Islam
identik dan tidak dapat dipisahkan dari Istilah Sekulerisme.
Istilah sekularisme sering digunakan untuk menjelaskan pemisahan antara kehidupan
bermasyarakat dan segala yang berhubungan dengan pemerintahan dari masalah keagamaan, atau
secara sederhana sekularisme adalah pemisahan antara agama dan politik. Sekularisme dalam Islam
sering diperbandingkan dengan Islamisme.10 dan para sekularis cenderung untuk mengambil sikap
berlawanan dengan Islam dalam hal politik dan nilai sosial. Di antara sarjana barat dan intelektual
muslim, ada beberaapa perdebatan mengenai sekularisme termasuk di dalamnya mengenai
pemahaman dalam kehidupan politik dan dan campur tangan agama dalam pemerintahan yang sah.
Meski Islam tak mengenal paham adanya pemisahan antara agama dan negara, dalam
perjalanan sejarah, banyak negara berpenduduk Muslim menganut sekularisme. "Sekularisme atau
proses sekularisasi berasal dari pengalaman sejarah Eropa," ungkap Esposito. Sekularisme memang

8
Anwar al Jundy, Pembaratan didunia Islam, (Bandung; Rosdakarya, 1991), hal. 3.
9
Antony Black, Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, terj. Abdullah Ali (Jakarta: Serambi,
2006), hal. 196.
10
http//www.id.wikipedia.co.id/Islam dan Sekulerisme, (Diakses pada tanggal 6 April 2021).

5
berawal dan berakar dari sejarah Kristen di Barat."11 Ensiklopedi Islam mendefinisikan sekularisme
sebagai suatu aliran atau sistem doktrin dan praktik yang menolak segala bentuk yang diimani dan
diagungkan oleh agama atau keyakinan harus terpisah sama sekali dari masalah kenegaraan
(urusanduniawi).
Secara bahasa, sekuler berasal dari bahasa Latin, saeculum yang bermakna ganda, yakni 'ruang'
dan 'waktu'. Istilah ruang merujuk pada pengertian dunia atau duniawi, sedangkan waktu
mengandung pengertian sekarang atau kini. Kata secular akhirnya berkembang menjadi sebuah istilah
yang bermakna atau bersifat duniawi atau kebendaan. Sekularisme berkembang di dunia Barat pada
era modern. Pada masa itu, negara-negara di Eropa, khususnya, memisahkan hal-hal yang
menyangkut masalah agama dan nonagama. Pemicunya adalah ketidakserasian antara hasil
penemuan sains atau ilmu pengetahuan dengan doktrin Kristen.
Pada abad ke-17 dan 18 M, di Barat, berkembang periode sekularisme moderat. Pada masa itu,
agama dipandang sebagai masalah individu yang tak berkaitan dengan masalah negara. Memasuki
abad ke-19, berkembang sekularisme ekstrem, ditandai dengan munculnya pemikiran materialisme
historis Marxisme. Pada zaman ini, agama benar-benar menjadi urusan pribadi tanpa campur tangan
negara. Bahkan, negara memusuhi agama dan orang-orang beragama.
Zia Gokalp (1875-1924) seorang sosiolog terkemuka dan politikus nasional Turki yang pertama
kali memopulerkan istilah "sekuler" di dunia Islam. Ia menggulirkan perlunya pemisahan antara
masalah ibadah serta keyakinan dan muamalah. Sehingga, terjadi pemisahan antara kekuasaan
spiritual khalifah dan kekuasaan duniawi sultan di Kesultanan Turki Usmani.
Sekularisme semakin merebak di dunia Islam pada era imperialisme atau penjajahan. Saat itu,
negara-negara Islam harus berupaya agar mampu bertahan serta menjaga kemerdekaan atau
memperolehnya kembali pada penguasa-penguasa asing. "Penguasaan budaya sekuler Eropa,
khususnya sains (sebagai dasar keahlian militer), dijadikan alat untuk mencapai modernisasi," papar
Esposito yang juga guru besar Studi Islam pada Universitas Georgetown, Amerika Serikat. Akibatnya,
sejumlah negara berpendaduk Muslim lebih memilih menerapkan sekularisme dalam mengatur
warganya, contohnya Turki. Di dunia Islam, para ulama dan ilmuwan Muslim memiliki pandangan yang
berbeda tentang westernisasi, sekularisme dan sekularisasi. Ulama dan filsuf terkemuka dari Mesir,
Sayyid Qutub, mendefinisikan sekularisme sebagai pembangunan struktur kehidupan tanpa dasar
agama. Sehingga, Sayyid Qutub memandang westernisasi dan sekularisme bertentangan dengan Islam.
Bahkan, menurutnya, sekularisme adalah musuh Islam yang paling berbahaya. Namun, ada pula tokoh
Islam yang membedakan sekularisme dan sekularisasi, salah satunya Prof Nurcholis Madjid. Dalam
perkembangannya, masyarakat Muslim ternyata kurang cocok dengan sistem negara sekuler.

11
Lihat http//www.republika.co.id/Sekulerisme didunia Islam, (Diakses pada tanggal 6 April 2021).

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Uraian diatas dari pembahasan makalah yang berjudul “Upaya-Upaya Pelenyapan
Peradaban Islam" maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa:
Pelenyapan peradaban Islam atau lebih tepat kemunduran peradaban Islam disebabkan
beberapa faktor yang sangat berpengaruh. Pertama, pelenyapan karya karya Ulama dimana Islam
akan tumbuh dan berkembang sangat ditentukan oleh knowledge atau ilmu pengetahuan, maka
ketika dilenyapkan manuskrip, kitab-kitab karya ulama ini menjadikan Islam sulit tumbuh dan
berkembang, Kedua, demonology Islam diman Islam dicitrakan atau dipandang sebagai agama yang
merusak, kejam dan hal negative lainnya, Ketiga. Pembaratan Dunia Islam, Islam diajak untuk
meninggalkan Budaya serta meninggalkan hal hal yang berbau agama sehingga menimbulkan
pemisahan antra agama dengan budaya, politik, pemerintahan dan dikenal dengan Istilah Sekulerisme.
Islam dijadikan sebagai agama yang berkiblat kepada barat, sehingga semua yang datang dari barat
itu adalah suatu kebenaran.

7
DAFTAR PUSTAKA

Antony Black, Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, terj. Abdullah Ali (Jakarta:
Serambi, 2006)
Anwar al Jundy, Pembaratan didunia Islam, (Bandung; Rosdakarya, 1991)
Asep Syamsul, Demonology Islam: upaya barat membasmi kekuatan barat, (Perpustakaan NasionaL;
KDT, 2008)
Http//www.republika.co.id "Antara Konspirasi dan Kesalahpahaman".
http//www.republika.co.id/Sekulerisme didunia Islam
http://www.id.wikipedia.co.id/Islam dan Sekulerisme
Muhammad Asad, Hak dan Bathil Pertentangan (Jakarta; Gema Insani Press, 1977)
Romli, Isu-isu Dunia Islam, (Yogyakarta; Dinamika, 1996)
Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta; Perdana Publishing, 2010)
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Riau: Yayasan Pusaka, 2013)
Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta; Raja Grafindo, 2007)

Anda mungkin juga menyukai