Tentang
Dosen pembimbing:
Christina Khaidir, M. Pd
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan ..........................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan matematika pada zaman Mesir Kuno?
2. Apa saja cabang matematika yang berkembang pada zaman Mesir
Kuno?
3. Siapa saja ilmuwan matematika pada zaman Mesir Kuno?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan perkembangan matematika pada zaman Mesir Kuno.
2. Untuk mengetahui cabang matematika pada zaman Mesir Kuno.
3. Untuk mengetahui ilmuwan yang termasuk pada zaman Mesir Kuno.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hermanto, Mesir Kuno dan Amerika Tengah, Jurnal Universitas Islam 45 Bekasi,
Vol. 1. No. 3. 2009, hal. 3.
2
Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat dan Logika, (JogJakarta: Ar-ruzz Media,
2009), hal. 28.
2
Aristoteles, seorang ilmuwan Yunani terkemuka menegaskan bahwa
matematika lahir di Mesir karena pada masa Fir‟aun para pendeta
diizinkan untuk mempelajari matematika secara mendalam. Disamping itu
ilmuwan Yunani Hirudut mengatakan bahwa geometri lahir di Mesir
pada awalnya kemudian pindah ke Yunani.3 Hal ini dikarenakan matematika
Mesir hanya terdiri dari metode-metode praktis untuk mengukur tanah
setelah meluapnya sungai Nil tanpa mengembangkan geometri ilmiah,
kemudian orang Yunani lah yang mengembangkan geometri secara ilmiah
dengan berpikir rasional.
3
Alib Hashim Hasan, Perkembangan Sistem Bilangan Pada Masa Sebelum Islam,
Jurnal Kaunia, Vol. I. No. 2. 2005, hal. 126.
4
David M. Burton, The History of Mathematics: an Introduction, (New York: McGraw-
Hill Companies, Inc., 2011), hal. 1
3
1. Sistem Penulisan Angka Hieroglif
Pada 2700 S.M., bangsa Mesir Kuno telah mengembangkan sebuah
sistem tulisan yang menghiasi dinding-dinding batu pada kuil dan
bangunan-bangunan lainnya.5 Hieroglif adalah gambar kecil yang
mewakili kata-kata. Sangat mudah untuk melihat bagaimana mereka akan
menunjukkan kata “burung” oleh gambar burung kecil tetapi tanpa
pengembangan lebih lanjut, system tulisan ini tidak bisa mewakili
banyak kata. Masalah ini diadopsi oleh orang Mesir kuno adalah dengan
berbicara menggunakan kata-kata.Misalnya, untuk menggambarkan
Dengan kalimat “Aku mendengar anjing menggonggong” mungkin
diwakili oleh : ”Mata”, “telinga”, “kulit pohon” + “kepala mahkota”,
“anjing”. Simbol yang sama mungkin berarti sesuatu yang berbeda
dalam konteks yang berbeda, jadi “mata” mungkin berarti “melihat”
sementara “telinga” mungkin berarti “suara”.
Orang Mesir memiliki system bilangan basis 10 hieroglif. Dengan
ini berarti bahwa mereka memiliki symbol terpisah untuk satuan,
puluhan, ratusan, ribuan, puluhribuan, ratusribuan, dan jutaan.
Berikut ini adalah angka hieroglif :
5
Wahyudin, Hakikat, Sejarah, dan Filsafat Islam, ( Bandung : Mandiri, 2013), Hal. 64
4
Berikut penjelasan simbol yang digunakan sebagai berikut :
1= batang lurus.
10=tulang rumit.
100=gulungan kertas.
1.000=bunga teratai.
10.000=telunjuk.
100.000= ikan burbot.
1.000.000= orang keheranan
Misalnya untuk membuat bilangan 276, ada lima belas simbol yang
diperlukan: dua simbol “ratusan”,tujuh simbol “puluhan”, dan enam
simbol “satuan”. Bilangan tersebut di perlihatkan sebagai berikut :
Misalnya untuk membuat bilangan 279 ada lima belas simbol yang
diperlukan yaitu dua simbol “ratusan”, tujuh simbol “ puluhan” dan
enam simbol “satuan”. Bilangan tersebut si perhatikan sebagai berikut :
5
Contoh tulisan bilangan 276 dalam hieroglif terlihat pada batu
ukiran dari Karnak, berasal sekital 1500 SM dan sekarang berada di
pamerkan di Louvre, Paris. Dalam penulisan bilangan pecahan Mesir
kuno hanya berlaku pecahan tunggal dalam bentuk 1/n dimana 1
mewakili lambang “mulut” yang berarti “bagian” dan “n” adalah
bilangan bulat yang diwakili dalam angka hieroglif. Berikut beberapa
contoh :
= 46,206
6
Penjumlahan pada sistem bilangan mesir pada dasarnya
sama saja dengan sistem penjumlahan pada masa kini, tetapi berbeda
simbolnya. Contohnya sebagai berikut :
456 +265 = 721
b. Perkalian
1) Perkalian Doubling
Perkalian dalam sistem doubling dikerjakan dari
pengulangan pelipat gandaan bilangan dengan unsur pengalinya
kemudian menjumlahkannya. Contohnya 13 x 12 = ?Buatlah garis
untuk memisahkan dua kolom.Isi kolom ke bawah di sebelah kiri,
dimulai dengan nomor 1.Gandakan dan tulis 2 dibawahnya, lalu
gandakan 2 itu sehingga mendapatkan angka 4, terus digandakan
sampai angkanya tidak melebihi yang dikalikan.Isilah kolom
kanan, tuliskan nomor yang ingin anda kalikan (dalam hal ini,
adalah 12). Dibawah 12, gandakan dan tulis 24. Gandakan lagi 24
dan tulis 48, Terus sampai sebanyak kolom kiri.
2) Perkalian Having
7
Perkalian dalam sistem halving berbeda dengan doubling
untuk mempermudah langsung saja pada contoh. Contohnya 13 x
12 = ?Buatlah garis untuk memisahkan dua kolom. Isi kolom di
sebelah kiri, dimulai dengan membagi angka yang dikali (dalam
hal ini 13) dibagi dengan 2 maka hasilnya 6 (untuk 0,5 tidak di
tulis). Isilah kolom kanan, tulislah nomor yang ingin anda kalikan
(dalam hal ini adalah 12). Dibawah 12, gandakan dan tulis 24.
Gandakan lagi 24 dan tulis 48.Terus sampai sebanyak kolom kiri.
8
Sekarang cari angka dikolom kanan yang kalau
ditambahkan akan menghasilkan angka yang dibagi (dalam soal
ini, adalah 98). Maka angkanya 14 + 28 + 56 = 98, lalu garis
bawahi nomor di kolom kiri diseberang nomor ini. Maka yang di
garis bawahi di kolom kiri adalah (2 + 4 + 8) dan kamu dapat
mendapatkan 14, yang adalah jawaban tepat dari 98 : 7 = 14
9
Sistem bilangan ini dapat dibentuk dari beberapa simbol.Angka
9999 hanya memiliki 4 simbol hieratic sebagai pengganti 36 simbor
heiroglif.Salah satu perbedaan utama antara angka keramat dan sistem
bilangan kita adalah angka keramat tidak membentuk sistem posisi
sehingga angka tertentu dapat ditulis dalam urutan apapun. Berikut ini
adalah salah satu contoh orang Mesir yang menulis 2765 dalam angka
hieratic.
Berikut ini cara kedua orang Mesir dalam menulis 2765 dalam angka
hieratic dengan urutan terbalik.
10
papirus, seperti misalnya dalam papyrus Rhind dan papyrus Moskow,
sementara hieroglif terus digunakan ketika dipahat pada batu.
11
tahun 1890 di Nekropolis oleh Goleischev, seorang ahli filologi di
Universitas Kairo.
12
menyatakan rumus volume piramida dengan alas persegi yaitu a2x h.
Kita, tidak tahu bagaimana orang orang mesir menemukan rumus ini,
mungkin dengan hanya mencoba coba dan suatu kesalahan.
13
Piramida Khufu disebut Segitiga Emas (The Golden Triangle). Dengan
mengukur batang menurut garis dari jaringan geometri
diheptagonal.Proyek Piramida Cherpen dan Khufu menggunakan metode
pengukuran dan nilai esoteric yang berbeda.
14
Moskow dan Rhind terdapat 26 soal bersifat geometris. sebagian besar
dari soal-soal tersebut berasal dari rumus-rumus pengukuran yang
diperlukan untuk menghitung luas tanah dan isi lumbung padi-padian.
Luas sebuah lingkaran dipandang sama dengan kuadrat 8/9 kali garis
tengahnya.Orang Mesir Kuno telah menemukan nilai phi yaitu 3,16.
Phytagoras sudah tahu tentang luas sisi miring ini sejak 2500 tahun
yang lalu. Tapi tahukah anda bahwa ia memperoleh pengetahuan itu dari
orang Mesir Kuno? Saat masih muda, Pythagoras berguru kepada Thales
(salah satu orang paling bijaksana di Athena), dan sang guru
menyarankan Phytagoras muda pergi ke Mesir untuk belajar matematika.
15
kecerdasannya dan ilmu yang dimilikinya, Thales telah mampu
mengukur tinggi piramida dengan prinsip kesebangunan. Sementara
untuk bidang astronomi Thales telah bisa meramalkan waktu peredaran
matahari.
16
methode perkalian silang (crossmultiplying). Eudoxus adalah anak
Arsghnes, dia lahir di Cnidus, Asia kecil (sekarang Turki).
Eudoxus telah melakukan perjalanan untuk menuntut berbagai
ilmu dan dia pun sampai di Yunani. Rasa bosan yang dirasakan oleh
Eudoxus ketika di Yunani maka ia memutuskan meninggalkan Yunani
dan melakukan perjalanan ke Mesir. Di negara Mesir beberapa tahun
Eudoxus mempelajari ilmu astronomi dengan pendeta- pendeta Helipolis.
Setelah dirasa ilmu pengetahuan yang dimilikinya cukup lalu Eudoxus
kembali ke daerah Cnidus yang merupakan kampung halamannya.
17
sebuah bola terhadap silinder, teori dan rumus dari prinsip hydrostatic
dan peralatan untuk menaikkan air ‘Archimedes Screw’ atau Sekrup
Archimedes.
Nama Archimedes menjadi terkenal setelah ia melompat dari bak
mandinya dan berlari-lari telanjang setelah membuktikan bahwa mahkota
raja tidak terbuat dari emas murni, ia mendefinisikan perbandingan
antara keliling lingkaran dan jari-jari lingkaran yang dikenal sebagai pi
sebesar 3.1429, saat tewas Archimedes sedang mengerjakan persoalan
geometri dengan menggambarkan lingkaran-lingkaran di atas tanah.
Archimedes dari Syaracusa belajar di kota Alexandria, Mesir. Pada
waktu itu yang menjadi raja di Syaracusa adalah Hieron II, sahabat
Archimedes.Dia mengaplikasikan prinsip fisika dan matematika. Dan
juga menemukan perhitungan π (pi) dalam menghitung luas lingkaran. Ia
adalah ahli matematika terbesar sepanjang zaman dan di zaman kuno.
Tiga karya Archimedes membahas geometri bidang datar, yaitu
pengukuran lingkaran, kuadratur dari parabola dan spiral.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peradaban di sekitar sungai Nil adalah satu cabang matematika lahir. Pada
waktu para pendeta Mesir melakukan pengukuran terhadap pasang surutnya
sungai Nil dan meramalkan timbulnya banjir. Melalui pengamatan inilah ahli
matematika mulai mengembangkan geometri. Aristoteles menyatakan bahwa
tempat kelahiran matematika adalah Mesir
Sistem Bilangan Mesir Orang Mesir memiliki system penulisan yang
didasarkan pada hieroglif dari sekitar 3000 SM. Hieroglif adalah gambar kecil
yang mewakili kata-kata. Orang Mesir memiliki system bilangan basis 10
hieroglif. Dengan ini berarti bahwa mereka memiliki symbol terpisah untuk
satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluh ribuan, ratusribuan, dan jutaan.
Salah satu ilmuwan pada zaman mesir kuno adalah Thales. Yang mana
Thales telah mampu mengukur tinggi piramida dengan prinsip kesebangunan.
Sementara untuk bidang astronomi Thales telah bisa meramalkan waktu
peredaran matahari.
B. Saran
Daribeberapa penjelasan diatas pemakalah menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu
Pemakalah mengharap kepada para pembaca saran dan kritikan yang sifatnya
membangun.
19
DAFTAR PUSTAKA
Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika Hakikat dan Logika,. JogJakarta: Ar-
ruzz Media.
Hasan, Alib Hashim. 2005. Perkembangan Sistem Bilangan Pada Masa Sebelum
Islam, Jurnal Kaunia, Vol. I. No. 2.
Hermanto. 2009. Mesir Kuno dan Amerika Tengah, Jurnal Universitas Islam 45
Bekasi, Vol. 1. No. 3.
20